DATA SUBYEKTIF ( S )
1. Identitas/Biodata
Nama Istri : Ny. NISA Nama suami : Tn. Lutfi
Umur : 24 Th Umur : 33 Th
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : D3 Pendidikan : S1
Suku/bangs : Sunda/Indonesia Suku/bangs : Sunda/Indonesia
a a
Pekerjaan : Guru Pekerjaan : PNS
Alamat : Kp. Kadupinang
2. Status kesehatan
a. Keluhan utama / alasan kunjungan
Ingin segera memiliki keturunan
b. Status perkawinan
- Perkawinan ke : 1
- Umur kawin istri: 21 tahun
- Umur kawin suami: 30 tahun
- Lama kawin: 3 tahun
c. Riwayat kehamilan dan nifas yang lalu
Pasien mengatakan belum pernah hamil atau keguguran sebelumnya
d. Riwayat kesehatan yang lalu
Istri :
- Diabetes Melitus: tidak ada
- Hipertensi: tidak ada
- Asma: tidak ada
- Jantung: tidak ada
- Hepatitis: tidak ada
- TBC: tidak ada
- Lain-lain: tidak ada
Suami :
- Diabetes Melitus: tidak ada
- Hipertensi: tidak ada
- Asma: tidak ada
- Jantung: tidak ada
- Hepatitis: tidak ada
- TBC: tidak ada
Mandi : 2x / hari
Penggunaan cairan pembersih vagina : tidak
Pola istirahat
Siang : 2 jam
Malam : ± 8 jam/hari
Pola seksual : 4-5 kali/minggu
Merokok
Istri : tidak
Suami : ya
Mengkonsumsi minuman alkohol
Istri : tidak
Suami : tidak
g. Data psikososial
Ibu mengatakan merasa cemas dengan keadaannya sekarang karena
setelah sampai saat ini belum mempunyai anak. Hubungan dengan suami
dan anggota keluarga baik.
Kepala
- Warna rambut: hitam
- Kulit kepala: bersih
- Rontok/tidak : tidak rontok
Muka : tidak pucat, terlihat cemas
Mata
- Conjungtiva: merah muda
- Sklera: putih
Hidung
- Kebersihan: bersih
- Polip: tidak ada
Telinga: tidak ada kelainan
Mulut
- Carries gigi: tidak ada
- Lidah: bersih
Leher
- Pembesaran kelenjar limfe: tidak ada
- Pembesaran kelenjar thyroid: tidak ada
Abdomen
- Bentuk: simetris
- Pembesaran abdomen: tidak ada
- Bekas lika operasi : tidak ada
- Massa abnormal : tidak ada
Genetalia: tidak ada kelainan, tidak ada keputihan, tidak ada condiloma
Anus: tidak ada varises, tidak ada haemorroid
Ekstremitas: tidak ada kelainan
3. Pemeriksaan Dalam:
- Tidak ada kelainan vagina
- Tidak ada kelainan servik
- Bentuk uterus retro fleksi
4. Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan
ANALISA (A)
1. Diagnosa: NY. N usia 24 tahun dengan infertilitas primer
Dasar:
- Data subyektif : Pasien mengatakan belum pernah memiliki anak
setelah menikah 3 tahun yang lalu
- Data obyektif:
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV : Tensi : 120/80 mmHg Suhu : 36,2˚C
Nadi : 82 x/menit RR : 23 x/menit
- Inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi : tidak ada kelainan
- Pemeriksaan dalam : uterus retrofleksi
2. Masalah: Cemas
Dasar:
- Data subyektif: pasien mengatakan sangat cemas karena belum hamil
- Data obyektif: Inspeksi: muka terlihat cemas
-
3. Kebutuhan
- Dukungan spiritual, emosional dan sosial
- Penkes tentang gizi
- Konseling tentang teknik berhubungan
- Cara mengatasi cemas
4. Diagnosa potensial:
- Gangguan psikologi (stress/depresi)
- Perceraian pada pasangan suami istri
5. Identifikasi kebutuhan segera: Kolaborasi dengan SpOG
PENATALAKSANAAN (P)
1. Melakukan pendekatan pada pasien dan suami
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasien bahwa bentuk uterusnya
retrofleksi sehingga sperma yang masuk sulit bertemu dengan sel telur dan
tidak terjadi kehamilan.
3. Menjelaskan pada pasien makanan-makanan apa saja yang dapat
meningkatkan kesuburan yaitu makanan yang banyak mengandung protein
seperti daging serta mengandung vitamin E boleh di bantu dengan
mengkonsumsi vitamin E yang tersedia di apotik.
4. Menjelaskan kepada pasien tentang pentingnya olah raga untuk kebugaran
tubuh.
5. Menjelaskan posisi berhubungan yang tepat sesuai dengan masalah yang
dihadapi pasien saat ini yaitu saat berhubungan bokong istri harus diganjal
bantal agar sperma yang masuk bisa sampai ke mulut rahim. Atau dengan
posisi Doggy Style (dari arah belakang) sehingga sperma tidak akan keluar
lagi. Setelah itu jangan langsung tidur/berdiri, namun tetap berada dalam
posisi sujud sekitar 20-30 menit.
6. Memberikan pengetahuan tentang menentukan kapan masa subur terjadi.
7. Memberitahukan kepada pasutri supaya mereka mempunyai harapan yang
realistis pada setiap sesi pengobatan
8. Yakinkan pasien bahwa semua masalah pasti ada penyelesaiannya.
9. Memberi dukungan kepada pasutri dalam menghadapi masalah ini supaya
pasutri tidak merasa berkecil hati karena tidak memiliki anak
10. Menganjurkan ibu untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan
11. Ajarkan ibu untuk berlapang dada dan membina hubungan yang baik
dengan keluarga.
12. Menganjurkan ibu datang lagi bila masih ada keluhan.
13. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis Kandungan.