OLEH :
NENI NURAENI
215491517019
UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
JAKARTA
2022
LEMBAR PERSETUJUAN
Disusun oleh:
Neni Nuraeni
215491517019
Menyetujui,
Dosen
Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semua
umat, Tuhan seluruh alam dan Tuhan dari segala hal yang telah memberi rahmat
dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan PKL Individu yang
berjudul “ Pentingnya anggota keluarga memiliki JKN “
Saya menyadari bahwa penulisan laporan ini tidak akan terselesaikan
tanpa adanya Rahmat ALLAH SWT, dukungan, bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini dengan rendah hati dan rasa
hormat yang besar saya mengucapkan “Alhamdulillah‟ beserta terimakasih yang
sebesar- besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional Dr. Retno Widowati,
M.Si.
2. Ka. Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Nasional Dr. Vivi Silawati, S.ST, SKM, MKM.
3. Dewi Kurniati,S.SiT.,M.Keb selaku pembimbing Stase Komunitas yang
telah banyak memberikan masukannya.
4. Seluruh dosen dan staf karyawan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Nasional yang telah mendidik dan memfasilitasi proses pembelajaran di
Kampus.
5. Teman-teman satu kelompok yang telah bersama-sama menyelesaikan tugas
ini
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa penyusunan laporan
Individu ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca demi perbaikan selanjutnya dan mudah-mudahan
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
iv
2.3 Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Komunitas ..................... 14
LAMPIRAN ...................................................................................................... 34
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran I : Varney
2. Lampiran II : Satuan Acara Penyuluhan
3. Lampiran III : Alur pembuatan BPJS
4. Lampiran V : Surat Pernyataan
5. Lampiran VI : Leaflet
6. Lampiran V : Dokumentasi
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Penulis
1. Mendapatkan pengalaman menerapkan manajemen kebidanan dalam
memberikan asuhan kebidanan sehingga nantinya pada saat bekerja di
lapangan dapat dilakukan secara sistematis yang pada akhirnya
2
meningkatkan mutu pelayanan yang akan memberikan dampak
menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
2. Belajar menerapkan langsung pada masyarakat di lapangan
perkembangan ilmu pengetahuan yang diperolehnya di dalam kelas.
1.3.2 Bagi Mahasiswa
Agar tetap mempertahankan dan meningkatkan asuhan kebidanan
telah ada, dan selalu menerapkan teori-teori yang telah didapatkan
dan disesuaikan dengan kondisi lapangan. Sehingga tetap tercermin
citra bidan yang profesional.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
4
3 Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu.
4 Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
5
3) Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah
memisahkan diri
4) The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk
mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena
mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita
5) The extended family (keluarga luas/besar)
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu
rumah seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-
nenek), keponakan, dll)
6) The single-parent family (keluarga duda/janda)
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal
ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan
(menyalahi hukum pernikahan)
7) Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota
tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa
berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
8) Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal
bersama dalam satu rumah
9) Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan
yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll)
6
b. Non-tradisional :
1) The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari
hubungan tanpa nikah
2) The stepparent family
Keluarga dengan orangtua tiri
3) Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan
saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang
sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas
kelompok/ membesarkan anak bersama
4) The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan
5) Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana
pasangan suami-istri (marital partners)
6) Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena
beberapa alasan tertentu
7) Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga
bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya,
berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya .
8) Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan
satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga
bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.
9) Foster family
7
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam
waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan
bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
10) Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental .
11) Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi
berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
a. Peran Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan inProfesiidu dalam posisi dan
situasi tertentu. Peranan inProfesiidu dalam keluarga didasari oleh harapan
dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan
yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut:
1) Peranan ayah :
Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga,
sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
2) Peranan ibu :
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-
anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarganya.
8
3) Peranan anak :
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
b. Fungsi Keluarga
1) Fungsi biologis : Meneruskan keturunan, Memelihara dan membesarkan
anak , Memenuhi kebutuhan gizi keluarga, Memelihara dan merawat
anggota keluarga
2) Fungsi Psikologis : Memberikan kasih sayang dan rasa aman,
Memberikan perhatian di antara anggota keluarga, Membina
pendewasaan kepribadian anggota keluarg, Memberikan identitas
keluarga
3) Fungsi sosialisasi : Membina sosialisasi pada anak, Membentuk norma-
norma tingkah laku sesuai dengan tingkatperkembangan anak dan
Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4) Fungsi ekonomi : Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga, Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan keluarg, Menabung untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan keluarga di masa yang akan datang (pendidikan, jaminan
hari tua).
5) Fungsi pendidikan :
a) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,
ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan
minat yang dimilikinya.
b) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
c) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
6) Fungsi religious
a) Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan
mengajak anak dan anggota lain dalam kehidupan beragama dan
tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada
9
kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain
setelah di dunia ini.
7) Fungsi rekreasi
keluarga dalam fungsi rekreasi ini adalah tidak selalu harus pergi ke
tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana
yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat mencapai
keseimbangan kepribadian masing-masing.
8) Fungsi perlindungan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-
tindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindung
dan merasa aman.
9) Fungsi perasaan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara intitusif merasakan
perasaan dan suasana anak dan anggota lain dalam berkomunikasi
dan interaksi antar semua anggota keluarga, sehingga saling
pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam
keluarga.
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:
10
2.1.7 Tahap – Tahap Kehidupan
Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik,
namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama.
1. Pasangan baru (keluarga baru)
Keluarga baru dimulai saat masing-masing inProfesiidu laki-laki dan perempuan
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis)
keluarga masing-masing :
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak
2. Kieluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran
anak pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :
a. Persiapan menjadi orang tua
Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan
sexual dan kegiatan keluarga
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
3. Keluarga dengan anak pra-sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat
anak berusia 5 tahun :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal,
privasi dan rasa
aman
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain
juga harus
terpenuhi
d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar
keluarga (keluarga
11
lain dan lingkungan sekitar)
e. Pembagian waktu untuk inProfesiidu, pasangan dan anak (tahap yang paling
repot)
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
4. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir
pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota
keluarga maksimal, sehingga
keluarga sangat sibuk :
a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk
kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga
5. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir
sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah
orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi
tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri
menjadi lebih dewasa :
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat
remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya
b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada
saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah
anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal
bersama orang tua :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
12
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
7. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir
saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal:
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-
anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan
8. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu
pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi keduanya
meninggal :
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
2) Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan
3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
5) Melakukan life review (merenungkan hidupnya)
13
Hubungan-hubungan inProfesiidu dalam sebuah komunitas akan
membangun dan mendukung terbentuknya suatu sistem kepercayaan atau
keyakinan baik tentang arti kekuarga , konsep sehat , maupun sakit. Keyakinan
mereka ini akan di cerminkan daklam perilaku keluarga maupun di kelompok
tertentu.Hal ini merupakan dasar pemikiran mereka dalam pemeliharaan
kesehatan maupun perawatan ketika sakit. Masyarakat adalah sekelompok
manusia yang terbesar yang mempunyai kebiasaaan, tradisi, sikap dan
perasaan persatuan yang sama. Kebidanan komunitas adalah upaya
memberikan asuhan kebidanan pada masyarakat baik inProfesiidu, keluaraga,
kelompok dan masyarakat yang terfokus pada pelayanan Kesehatan ibu dan anak
(KIA), Keluarga berencana (KB), Kesehatan Reproduksi termasuk usia wanita.
Pelaksanaan pelayanan kebidanan komunitas di dasarkan pada 4 konsep
utama dalam pelayanan kebidanan yaitu manusia, masyarakat, lingkungan,
kesehatan dan pelayanan kebidanan yang mengacu pada konsep paradigma
kebidanan dan paradigma sehat sehingga di harapkan tercapainya taraf
kesejahteraan hidup masyarakat.
14
kebidanan komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan untuk pemecahan
terhadap masalah kesehatan ibu dan anak balita didalam keluarga dan masyarakat.
15
2.4 Konsep Dasar Jaminan Kesehatan Nasional
16
Keadaan atau kondisi sakit tentunya akan berdampak pada aspek sosial dan
ekonomi kehidupan seseorang. Sebagai ilustrasi sederhana jika seseorang
menderita sakit, ini akan menjadi risiko individu di mana ia harus melakukan
pembiayaan sendiri dengan jumlah yang tidak dapat diprediksi dan akan
berdampak pada perekonomian keluarga.
Jika hal itu diubah menjadi resiko kelompok dengan mekanisme asuransi
sosial yang bersifat wajib dengan prinsip gotong-royong dan iuran yang
terjangkau maka dampak manfaatnya akan lebih luas dan berkelanjutan.
Populasi kunci sebagai bagian dari masyarakat dengan asumsi berisiko tinggi
dalam permasalahan kesehatan akan sangat terbantu dengan adanya mekanisme
ini, di mana proteksi sosial ekonomi serta akses dalam masalah kesehatan lebih
terjaga walaupun masih tetap diperlukan perbaikan perbaikan dalam menuju
manfaat layanan kesehatan paripurna.
17
4) Prinsip Kepersertaan Bersifat Wajib
Kepersertaan bersifat wajib dimaksudkan agar seluruh rakyat menjadi
peserta sehingga dapat terlindungi. Meskipun kepersertaan bersifat
wajib, penerapannya tetap disesuaikan dengan kemampuan ekonomi
rakyat dan pemerintah serta kelayakan penyelenggaraan program.
BPJS adalah salah satu lembaga sosial yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program-program seperti jaminan sosial yang ada di Indonesia.
Menurut UU No. 24 Tahun 2011 BPJS akan mengganti sejumlah lembaga-
lembaga jaminan sosial yang ada, seperti lembaga asuransi kesehatan PT Askes
Indonesia akan diganti menjadi BPJS Kesehatan. BPJS adalah badan hukum
publik milik negara yang non-profit dan bertanggung jawab kepada Presiden.
Terdapat dua BPJS, yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
1. Pertanggungjawaban BPJS
BPJS Kesehatan wajib membayar fasilitas kesehatan atas pelayanan yang
diberikan kepada peserta paling lambat 15 (lima belas) hari sejak dokumen klaim
diterima lengkap. Besaran pembayaran kepada fasilitas kesehatan ditentukan
berdasarkan kesepakatan antara BPJS Kesehatan dan asosiasi fasilitas kesehatan
di wilayah tersebut dengan mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan. Apabila terjadi ketidaksepakatan atas besaran pembayaran,
Menteri Kesehatan memutuskan besaran pembayaran atas program JKN yang
diberikan.
Asosiasi fasilitas kesehatan ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
Dalam JKN, peserta dapat meminta manfaat tambahan berupa manfaat yang
bersifat non medis seperti akomodasi. Misalnya: peserta yang menginginkan
kelas perawatan yang lebih tinggi dari haknya, dapat meningkatkan haknya
dengan mengikuti asuransi kesehatan tambahan, atau membayar sendiri selisih
antara biaya yang dijamin oleh BPJS Kesehatan dan biaya yang harus dibayar
akibat peningkatan kelas perawatan, yang disebut dengan Iuran biaya tambahan.
Ketentuan tersebut tidak berlaku bagi peserta Penerima Bantuan Iurna (PBI)
18
2. Undang – Undang (UU) Republik Indonesia:
• UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
• UU No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial.
3.2 Peraturan Presiden (Perpres) Republik Indonesia :
• Perpres RI No. 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan
Kesehatan
• Perpres RI No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan.
• Perpres RI No. 111 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden
No. 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan.
• Perpres RI No. 108 Tahun 2013 tentang Bentuk dan Isi Laporan engelolaan
Program Jaminan Sosial
• Perpres RI No. 109 Tahun 2013 tentang Penahapan Kepersertaan Program
Jaminan Sosial
• Perpres RI No. 107 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan Tertentu
berkaitan dengan Kegiatan
• Perpres RI No. 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana
Kapitasi JKN
• Perpres RI No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Perpres No.
12 Tahun 2013
• Perpres RI No. 28 Tahun 2016 tentang Perubahan Ketiga atas Perpres No.12
Tahun 2013
3. Kepesertaan
Perpres RI No. 111 Tahun 2013 Pasal 6 menyatakan: Kepesertaan Jaminan
Kesehatan bersifat wajib dan mencakup seluruh penduduk Indonesia. Di
dalamUU SJSN diamanatkan bahwa seluruh penduduk wajib menjadi peserta
jaminan kesehatan termasuk Warga Negara Asing (WNA) yang tinggal di
Indonesia lebih dari enam bulan. Untuk menjadi peserta harus membayar iuran
jaminan kesehatan.
Bagi yang mempunyai upah/gaji, besaran iuran berdasarkan
persentase upah/gaji yang dibayar oleh pekerja dan pemberi kerja. Bagi yang
tidak mempunyai gaji/upah besaran iurannya ditentukan dengan nilai nominal
19
tertentu, sedangkan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu membayar iuran
maka iurannya ditanggung oleh pemerintah.
a. Kepesertaan Mandiri
Peserta mandiri adalah bukan penerima bantuan iuran, yang termasuk dalam
kategori ini adalah:
1) Pekerja Penerima Upah
Pekerja penerima upah adalah setiap orang yang bekerja pada pemberi
kerja dengan menerima upah atau gaji:
• Pegawai Negeri Sipil
• Anggota TNI/ Polri
• Pejabat Negara
• Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri
• Pegawai Swasta
• Pekerja yang tidak termasuk di atas yang menerima upah.
Pekerja penerima upah dapat menyertakan anggota keluarga yang lain
sepertiyang dijelaskan dalam Perpres No. 12 tahun 2013, Pasal 5, yaitu:
• Suami/istri yang sah dari peserta.
• Anak kandung/anak tiri dan atau anak angkat yang sah dari peserta.
Dengan kriteria:
- Tidak atau belum menikah atau mempunyai penghasilan sendiri.
- Belum berusia 21 tahun atau 25 tahun yang masih melanjutkan
20
pendidikan formal. Bagi pekerja yang mengalami Pemutusan Hubungan
Kerja (PHK) atau disabilitas tetap terdapat mekanisme yang telah diatur
yaitu: Bagi pekerja yang dalam masa enam bulan tidak mampu kembali
bekerja akan dimasukkan dalam kategori PBI sedangkan yang dalam
jangka waktu enam bulan dapat bekerja kembali dapat memperpanjang
status dan melanjutkan pembayaran iuran
2) Pekerja Bukan Penerima Upah
Pekerja bukan penerima upah adalah setiap orang yang bekerja atau
berusaha atas risiko sendiri. Termasuk WNA yang bekerja di Indonesia
paling singkat enam bulan.
• Notaris/Pengacara/LSM dan sebagainya
• Dokter praktik swasta/Bidan swasta dan sebagainya
• Pedagang/Penyedia Jasa dan sebagainya
• Petani/Peternak/Nelayan dan sebagainya
• Pekerja Mandiri lainnya
3) Bukan pekerja
• Investor
• Pemberi kerja
• Penerima pensiun
• Veteran
• Perintis kemerdekaan
• Bukan pekerja yang tidak termasuk kriteria di atas
b. Bayi yang baru lahir
Bayi dapat didaftarkan terhitung sejak terdeteksi adanya denyut jantung bayi
dalam kandungan, yang dibuktikan dengan melampirkan surat keterangan dokter
atau bidan. Surat keterangan dokter paling sedikit mengandung informasi
mengenai deteksi denyut jantung, usia bayi dalam kandungan, dan hari perkiraan
lahir. Mengisi formulir daftar isian peserta seperti pendaftaran perorangan
dan diserahkan ke kantor BPJS terdekat. Iuran pertama dilakukan paling cepat
setelah bayi dilahirkan dalam keadaan hidup dan paling lambat 30 hari kalender
setelah perkiraan lahir.
21
4. Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional
Manfaat adalah faedah jaminan yang menjadi hak peserta dan anggota
keluarganya. JKN terdiri dari dua jenis, yaitu: Manfaat medis berupa layanan
kesehatan yang tidak terikat dengan besaran iuran yang dibayarkan dan manfaat
non medis meliputi akomodasi dan ambulans. Ambulans hanya diberikan untuk
pasien rujukan dari fasilitas kesehatan dengan kondisi tertentu yang diatur oleh
BPJS Kesehatan.
Manfaat JKN mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Termasuk pelayanan obat dan medis habis pakai sesuai dengan
kebutuhan medis. Manfaat pelayanan preventif dan promotif meliputi:
• Penyuluhan kesehatan perorangan
• Imunisasi dasar
• Keluarga berencana
• Skrining kesehatan
Meskipun manfaat yang dijamin dalam JKN bersifat komprehensif, masih ada
manfaat yang tidak dijamin meliputi:
a. Pelayanan di luar prosedur
b. Pelayanan di luar fasilitas kesehatan yang tidak bekerja sama dengan BPJS
c. Pelayanan bertujuan kosmetik
d. General check-up/pengobatan alternatif
e. Pengobatan untuk mendapatkan keturunan
f. Pelayanan kesehatan saat bencana
g.Percobaan bunuh diri penyakit yang timbul akibat kesengajaan untuk menyiksa
diri/bunuh diri/narkoba.
22
5) Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
6) Tranfusi darah sesuai kebutuhan medis
7) Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pertama
8) Rawat inap tingkat pertama sesuai indikasi
23
2.5 Manajemen Kebidanan
24
Penggunaan SOAP dalam asuhan ibu hamil cacatan SOAP ditulis satu
kali setiap kunjungan. Sementara bagi ibu dengan intrapartum, SOAP dibuat
lebih dari satu catatan untuk satu orang perhari.Langkah-langkah
pendokumentasian SOAP :
1) Subyektif (S) :Informasi atau data yang diperoleh dari apa yang dikatakan
klien.
2) Obyektif (O) : Data yang diperoleh dari apa yang dilihat dan dirasakan
oleh bidan sewaktu melakukan pemeriksaan dan hasil laboratorium.
3) Analisa (A) :Kesimpulan yang dibuat berdasarkan data subyektif dan
obyektif
4) Penatalaksanaan (P) :Perencanaa, pelaksanaan dan evaluasi sesuai dengan
kesimpulan yang telah dibuat. Pendokumentasian dianggap penting
karena metode SOAP merupakan kemajuan informasi yang sistematis
yang mengorganisasi penemuan dan kesimpulan untuk menjadi suatu
rencana asuhan. Metode ini merupakan penyaringan inti sari dari proses
penatalaksanaan kebidanan untuk tujuan penyediaan dan
pendokumentasian asuhan. SOAP merupakan urut-urutan yang dapat
membantu dalam mengorganisir pikiran dan memberikan asuhan yang
menyeluruh.
25
BAB III
26
Analisa :
Dari hasil interprestasi data pada Tn. M penulis mendapatkan diagnosa
kebidanan pada Tn. M usia 43 Tahun, masalah bagaimana mendaftar agar
memiliki jaminan sosial , Asuhan yang diberikan dilakukan pemeriksaan kepada
Tn M dan dilakukan pendataan . Dari hasil yang didapat penulis langsung
melakukan tindakan yaitu penyuluhan mengenai jaminan kesehatan nasional
Perencanaan:
yang bisa dilakukan adalah informasikan kepada Tn. M tentang hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan, memberitahu kepada Tn. M penyuluhan
mengenai Jaminan Kesehatan Naional yang akan diikutksertakan serta manfaat
nya. Pelaksanaan yang telah dilakukan, yaitu menginformasikan kepada Tn. M
tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, m e ng ingatkan kepada Tn. M
tentang manfaat jaminan kesehatan. melakukan pendokumentasian. Evaluasi yang
telah didapatkan dari Tn. M, yaitu : telah mengetahui hasil pemeriksaan yang
telah dilakukan, akan memenuhi persyaratan untuk mendaftar agar memiliki
jaminan kesehatan.
27
BAB IV
PEMBAHASAN
28
secara keseluruhan normal. Dengan demikian penulis melakukan pengumpulan
data objektif menggunakan metode yang sesuai dengan teori sehingga tidak
ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek.
4.2 Analisa Data
Di dalam menganalisa data ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalammelihat
perkembangan kesehatan keluarga, yaitu:
1. Keadaan kesehatan normal dari setiap anggota keluarga.
2. Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan.
3. Karakteristik keluarga.
Setelah dilakukan pengkajian data subjektif dan objektif, langkah berikutnya
yaitu menganalisa data yaitu menentukan masalah yang dialami oleh keluarga
Tn.M Masalah kesehatan yang dialami keluarga Tn. M yaitu tidak memiliki bpjs .
Dengan demikian analisa data dilakukan sesuai dengan teori sehingga
disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.
4.3 Perumusan Masalah
Setelah analisa data, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah
kesehatan dalam keluarga Tn M. Bagian rumusan masalah berisi tentang masalah
masalah yang hendak dipecahkan yaitu:
1. Berikan ibu penyuluhan manfaat jaminan sosial
2. Beritahu ibu untuk melakukan pengecekan dan kelengkapan data
3. Memberitahukan alur pendaftaran bpjs bagi bayi
Dilakukan intervensi terhadap Tn. M yaitu konseling Jaminan kesehatan
dan penyuluhan . Selain itu dilakukannya. Penentuan perumusan masalah sudah
sesuaiteori sehingga tidak ditemukan kesenjang antara teori dengan praktik.
29
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
BPJS adalah salah satu lembaga sosial yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program-program seperti jaminan sosial yang ada di Indonesia.
Menurut UU No. 24 Tahun 2011 BPJS akan mengganti sejumlah lembaga-
lembaga jaminan sosial yang ada, seperti lembaga asuransi kesehatan PT Askes
Indonesia akan diganti menjadi BPJS Kesehatan. BPJS adalah badan hukum
publik milik negara yang non-profit dan bertanggung jawab kepada Presiden.
Terdapat dua BPJS, yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas penulis mengajukan beberapa saran, antara lain :
1. Untuk Penulis
Mendapatkan pengalaman menerapkan asuhan kebidanan pada keluarga yang
tidak memiliki jaminan Kesehatan sehingga nantinya pada saat bekerja di
lapangan dapat dilakukan secara sistematis yang pada akhirnya meningkatkan
mutu pelayanan yang akan d i b e r i k a n perkembangan ilmu pengetahuan
yang diperolehnya di dalam kelas.
2. Untuk Keluarga Binaan
Sebagai bahan masukan dan dapat menjadi suatu pengetahuan bagi keluarga
Tn M dalam menjalankan program yang telah disusun secara bersama dan
terus dikembangkan guna mewujudkan keluarga yang sehat, sejahtera dan
terwujudnya keluarga yang sehat
3. Untuk Institusi Pendidikan
Agar lebih memperbanyak literatur - literatur khususnya buku - buku
kebidanan menurut Varney sehingga mahasiswa dapat lebih memahami dan
dapat menerapkan asuhan
30
kebidanan pada pasien. Dapat menyatukan persepsi dalam penyusunan asuhan
kebidanan dengan SOAP.
4. Untuk Mahasiswa
Agar tetap mempertahankan dan meningkatkan asuhan kebidanan telah ada,
dan selalu menerapkan teori-teori yang telah didapatkan dan disesuaikan
dengan kondisi lapangan. Sehingga tetap tercermin citra bidan yang profesional.
31
DAFTAR PUSTAKA
PULASI_KUNCI_2016.pdf
32
- PMK No: 71 Tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional,
Tahun 2013
- Presentasi Pelayanan Adminduk Dinas Kependudukan dan catatan sipil DKI,
Tahun 2016
- Undang Undang Republik Indonesia Nomor 24 , Tahun 201
33
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
I. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS (Biodata)
Nama : Tn. M
Umur : 43 Th
34
B. ANAMNESA (DATA SUBYEKTIF)
Pada tanggal 15 juni 2022 Pukul 10.00 WIB
1. Keluhan Utama : Tn M mengatakan tidak ada keluhan,
3. Pola Eliminasi
a. BAK : ≥ 6 kali sehari, warna jernih, lancar
b. BAB : 2 kali sehari, lembek, warna
kecokelatan
35
C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBYEKTIF)
• Suhu : 36,6 0C
• Pernafasan : 23 x/menit
• Nadi : 83 x/menit
Sistematis :
36
• Mulut : normal, tidak ada kelainan, tidak ada labioskizis,
tidak ada labiopalatoskizis, refleks rooting +,
refleks sucking +
37
B. Masalah : Tidak memiliki jkn
A. Diagnosa : Tn M Usia 43 th
Tidak Ada
38
kekebalan tubuh bayi terhadap berbagai macam jenis
penyakit yang mungkin dapat menyerang saat usia bayi
masih rawan terkena penyakit, selain untuk kekebalan
tubuh, ASI eksklusif juga bisa membuat perasaan bayi
menjadi nyaman, aman dan meningkatkan tingkat
emosional antara ibu dan bayi
3. Lakukan pendokumentasian
39
3. Memberitahu ibu agar menyusui bayinya sesering
mungkin, bila tidak keluar bisa dirangsang dan
mengajarkan cara perawatan payudara
7. Melakukan pendokumentasian
VII. EVALUASI
40
1. Telah dilakukan Pemeriksaan Fisik pada Bayi
41
LAMPIRAN 2 : SAP
3. Metode
- Ceramah
- Tanya jawab
- Leaflet
- Lembar balik
42
5. Proses Kegiatan penyuluhan
penutup
43
LAMPIRAN 3
MATERI PENYULUHAN
44
6. Pertanggungjawaban BPJS
BPJS Kesehatan wajib membayar fasilitas kesehatan atas pelayanan yang
diberikan kepada peserta paling lambat 15 (lima belas) hari sejak dokumen klaim
diterima lengkap. Besaran pembayaran kepada fasilitas kesehatan ditentukan
berdasarkan kesepakatan antara BPJS Kesehatan dan asosiasi fasilitas kesehatan
di wilayah tersebut dengan mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan. Apabila terjadi ketidaksepakatan atas besaran pembayaran,
Menteri Kesehatan memutuskan besaran pembayaran atas program JKN yang
diberikan.
Asosiasi fasilitas kesehatan ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
Dalam JKN, peserta dapat meminta manfaat tambahan berupa manfaat yang
bersifat non medis seperti akomodasi. Misalnya: peserta yang menginginkan
kelas perawatan yang lebih tinggi dari haknya, dapat meningkatkan haknya
dengan mengikuti asuransi kesehatan tambahan, atau membayar sendiri selisih
antara biaya yang dijamin oleh BPJS Kesehatan dan biaya yang harus dibayar
akibat peningkatan kelas perawatan, yang disebut dengan Iuran biaya tambahan.
Ketentuan tersebut tidak berlaku bagi peserta Penerima Bantuan Iurna (PBI)
45
Jaminan Sosial
• Perpres RI No. 107 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan Tertentu
berkaitan dengan Kegiatan
• Perpres RI No. 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana
Kapitasi JKN
• Perpres RI No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Perpres No.
12 Tahun 2013
• Perpres RI No. 28 Tahun 2016 tentang Perubahan Ketiga atas Perpres No.12
Tahun 2013
8. Kepesertaan
Perpres RI No. 111 Tahun 2013 Pasal 6 menyatakan: Kepesertaan Jaminan
Kesehatan bersifat wajib dan mencakup seluruh penduduk Indonesia. Di
dalamUU SJSN diamanatkan bahwa seluruh penduduk wajib menjadi peserta
jaminan kesehatan termasuk Warga Negara Asing (WNA) yang tinggal di
Indonesia lebih dari enam bulan. Untuk menjadi peserta harus membayar iuran
jaminan kesehatan.
Bagi yang mempunyai upah/gaji, besaran iuran berdasarkan
persentase upah/gaji yang dibayar oleh pekerja dan pemberi kerja. Bagi yang
tidak mempunyai gaji/upah besaran iurannya ditentukan dengan nilai nominal
tertentu, sedangkan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu membayar iuran
maka iurannya ditanggung oleh pemerintah.
46
a. Kepesertaan Mandiri
Peserta mandiri adalah bukan penerima bantuan iuran, yang termasuk dalam
kategori ini adalah:
4) Pekerja Penerima Upah
Pekerja penerima upah adalah setiap orang yang bekerja pada pemberi
kerja dengan menerima upah atau gaji:
• Pegawai Negeri Sipil
• Anggota TNI/ Polri
• Pejabat Negara
• Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri
• Pegawai Swasta
• Pekerja yang tidak termasuk di atas yang menerima upah.
Pekerja penerima upah dapat menyertakan anggota keluarga yang lain
sepertiyang dijelaskan dalam Perpres No. 12 tahun 2013, Pasal 5, yaitu:
• Suami/istri yang sah dari peserta.
• Anak kandung/anak tiri dan atau anak angkat yang sah dari peserta.
Dengan kriteria:
- Tidak atau belum menikah atau mempunyai penghasilan sendiri.
- Belum berusia 21 tahun atau 25 tahun yang masih melanjutkan
pendidikan formal. Bagi pekerja yang mengalami Pemutusan Hubungan
Kerja (PHK) atau disabilitas tetap terdapat mekanisme yang telah diatur
yaitu: Bagi pekerja yang dalam masa enam bulan tidak mampu kembali
bekerja akan dimasukkan dalam kategori PBI sedangkan yang dalam
jangka waktu enam bulan dapat bekerja kembali dapat memperpanjang
status dan melanjutkan pembayaran iuran
5) Pekerja Bukan Penerima Upah
Pekerja bukan penerima upah adalah setiap orang yang bekerja atau
berusaha atas risiko sendiri. Termasuk WNA yang bekerja di Indonesia
paling singkat enam bulan.
• Notaris/Pengacara/LSM dan sebagainya
• Dokter praktik swasta/Bidan swasta dan sebagainya
• Pedagang/Penyedia Jasa dan sebagainya
47
• Petani/Peternak/Nelayan dan sebagainya
• Pekerja Mandiri lainnya
6) Bukan pekerja
• Investor
• Pemberi kerja
• Penerima pensiun
• Veteran
• Perintis kemerdekaan
• Bukan pekerja yang tidak termasuk kriteria di atas
b. Bayi yang baru lahir
Bayi dapat didaftarkan terhitung sejak terdeteksi adanya denyut jantung bayi
dalam kandungan, yang dibuktikan dengan melampirkan surat keterangan dokter
atau bidan. Surat keterangan dokter paling sedikit mengandung informasi
mengenai deteksi denyut jantung, usia bayi dalam kandungan, dan hari perkiraan
lahir. Mengisi formulir daftar isian peserta seperti pendaftaran perorangan
dan diserahkan ke kantor BPJS terdekat. Iuran pertama dilakukan paling cepat
setelah bayi dilahirkan dalam keadaan hidup dan paling lambat 30 hari kalender
setelah perkiraan lahir.
48
• Keluarga berencana
• Skrining kesehatan
Meskipun manfaat yang dijamin dalam JKN bersifat komprehensif, masih ada
manfaat yang tidak dijamin meliputi:
a. Pelayanan di luar prosedur
b. Pelayanan di luar fasilitas kesehatan yang tidak bekerja sama dengan BPJS
c. Pelayanan bertujuan kosmetik
d. General check-up/pengobatan alternatif
e. Pengobatan untuk mendapatkan keturunan
f. Pelayanan kesehatan saat bencana
g.Percobaan bunuh diri penyakit yang timbul akibat kesengajaan untuk menyiksa
diri/bunuh diri/narkoba.
49
LAMPIRAN 4
(Yayah Khoeriah ) ( )
50
LAMPIRAN 5 : LEAFLET
51
LAMPIRAN 6 : DOKUMENTASI
52