Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KOMUNITAS DI ANTANG RT/RW 001/009

JALAN UJUNG BORI LAMA KEC. MANGGALA

KOTA MAKASSAR

“ PENTINGNYA MENGGUNKAKAN KELUARGA

BERENCANA (KB) ”

DISUSUN OLEH :

NAMA : MILA WANTI BUABANGGA

NIM : 183145106022

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY

TAHUN 2021/2022
FORMAT PENGESAHAN

Judul / Pelaksana : Penyuluhan Tentang Pentingnya KB

Nama lengkap : Mila wanti buabangga

Nim : 18 3145 106 022

Program : DIII Kebidanan

No Hp : 082250177721

Alamat Surel ( Email ) : milawanti@gmail.com

Mengetahui

Pembimbing Institusi Mahasiswa

Misrawati.,S.ST.,M.Keb Mila Wanti Buabangga


NIDN:09 05068608 NIM : 183145106022

Ketua Prodi DIII Kebidanan

Fadjriah Ororella, S.ST.,M.Kes.,Keb


NIDN : 09 170988 02

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu‘alaikum Wr. Wb Pujisyukur kehadirat Allah subahanahu

wata’ala yang melimpahkan berkah dan rahmat-Nya kepada kita semua sehingga

laporan komunitas mahasiswa kebidanan Universitas Megarezky Makassar dapat

tersusun dengan baik.

Adapun laporan ini merupakan petunjuk pelaksanaan praktik kebidanan

komunitas program study DIII Kebidanan Universitas Megaresky Makassar agar

praktik kebidanan komunitas dapat berjalan sesuai dengan program yang telah

ditentukan dalam kurikulum pemandu institusi yang didalamnya telah terperinci

kegiatan – kegitan praktik kebidanan komunitas sebagai acuan dari pada

kompetensi tenaga bidan profesional.

Demikian harapan kami agar laporan ini digunakan sesuai dengan harapan

dalam menunjang kesuksesan program praktik kebidanan komunitas, program

study DII Kebidanan Universitas Megarezky Makassar.

Makassar, 26 Februari 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN....................................................................................... i

FORMAT PENGESAHAN.........................................................................ii

KATA PENGANTAR.................................................................................iii

DAFTAR ISI................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................1

B. Tujuan Praktik Kebidanan Komunitas...............................................3

C. Manfaat Praktik Kebidanan Komunitas.............................................4

BAB II TARGET DAN LUARAN............................................................5

A. Target .................................................................................................5

B. Luaran Kegiatan.................................................................................5

BAB III METODE PELAKSANAAN........................................................7

A. Tahap Pertama....................................................................................7

B. Tahap Kedua.......................................................................................7

C. Tahap Ketiga.......................................................................................7

iv
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................8

A. Pengkajian..........................................................................................8

B. Diagnosa Kebidanan...........................................................................10

C. Perencaan Intervensi...........................................................................10

D. Keluarga Berencana............................................................................11

BAB V PENUTUP.......................................................................................26

A. Kesimpulan.........................................................................................26

B. Saran ..................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan

kesehatan yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga yang

berkualitas pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh

bidan sesuai dengan kewenangan yang diberikannya dengan maksud untuk

meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga

berkualitas bahagia dan sejahtera.

Komunitas ialah kelompok sosial yang ditentukan oleh batas –

batas wilayah dan merupakan pelayanan kebidanan professional yang

ditunjukan kepada masyarakat untuk mencapai promontif, preventif /

pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan

pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dengan melibatkan individu,

keluarga, dan kelompok masyarakat sebagai mitra dalam perencanaan,

pelaksanan, dan evaluasi pelayanan kebidanan.

Mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas termasuk pada Praktik

Kebidanan II kegawatdaruratan maternal yang bertujuan untuk

menerapkan asuhan kebidanan komunitas dengan menggerakan, dan

meningkatkan peran serta individu, keluarga dan kelompok masyarakat

sehingga semua kalangan ikut berperan aktif dalam rangka mencegah dan

meningkatkan derajat kesehatan mereka yang dilaksanakan di Antang,

Kecamatan Manggala, Kota Makassar.

1
2

Kegiatan yang dilakukan meliputi pengumpulan data dengan cara

wawancara,observasi dan survey lapangan secara langsung, kami

melakukan pengumpulan data dengan pendekatan langsung kepada

masyarakat. Setiap mahasiwa memiliki 3-4 KK binaan yang selanjutnya

akan dibina oleh mahasiswa terkait. Kegiatan berikutnya kami langsung

melakukan pengolahan data dengan cara mentabulasikan data tersebut ke

dalam kelompok-kelompok yang menjadi sasran utama kami yaitu

kesehatan ibu dan anak. Setelah kami mentabulasi kami mengumpulkan

beberapa masalah yang terdapat di komunitas tersebut, masalah yang kami

temukan selanjutnya kami prioritaskan dan kami berusaha untuk

menetukan akar permasalahan segingga apapun masalah yang ditrmukan

dapat dilaksanakan dengan melibatkan masyarakat itu sendiri yang

dijadikan fokus utama untuk menemukan kasus dari suatu penyakit

maupun kebersihan suatu keluarga agar tidak memperpanjang dampak dari

permasalahan tersebut sehingga tujuan dari kebidanan komunitas ini bisa

terwujud dengan sesuai yang diharapkan.

Maka dari itu kebidanan komunitas sangat diperlukan untuk

mengetahui permasalahan yang sedang terjadi di masyrakat agar dapat

diselesaikan berdasarkan prioritas dari masalah tersebut. Sehimgga dengan

diadakan kegitan praktik kerja lapangan ini, mahasiswa kebidanan dapat

belajar dan menemukan permasalahan yang terjadi di masyarakat,

kemudian melakukan pengkajian dan analisis data untuk menemukan

prioritas masalah, dan terakhir melakukan itervensi dan evaluasi


3

berdasarkan masalah prioritas tersebut. Adpun tujuan dalam praktik kerja

lapangan asuhan kebidanan kominitas ini iyalah pencegahan dan

peningkatan kesehatan masyrakat melalui pelayanan kebidanan langsung

terhadap individu, keluarga dan kelompok dalam kontes komunitas, kedua

perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat yang

mempengaruhi individu keluarga dan masyarakat.

B. TUJUAN PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS

1. Tujuan Umum

Adapun tujuan dari praktik kebidanan komunitas ini secara umum

ialah untuk memberikan asuhan kebidanan komunitas kepada

masyarakat Di kelurahan bitowa jln. Ujung bori lama

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi permasalahan kesehatan, melakukan pengkajian

dan analisis data untuk ada di masyarakat.

b. Mencari prioritas masalah dari setiap individu, keluarga ataupun

kelompok binaan dalam konteks komunitas

c. Melakukan pengkajian dan analisis data dari permasalahan yang

telah ditemukan.

d. Membuat rencana tindakan lanjut berdasarkan prioritas maslah.

e. Melakukan intervensi serta evaluasi dari masalah yang telah

ditemukan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan

individu, kluarga maupun kelompok binaan.


4

C. MANFAAT PARAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS

Adapun manfaat dari praktek kerja lapangan in adalah :

1. Bagi mahasiswa untuk memberikan pembelajaran serta pengalaman

kepada mahasiswa kebidanan untuk dapat berinterkasi dengan

masyrakat yang selanjutnya dapat memeberikan pelayanan dan asuhan

kebidanan berdasarkan masalah yang ditemukan.

2. Bagi masyarakat setempat

a. Mendapatkan informasi serta pengetahuan mengenai permasalahan

yang terjadi pada dirinya keluarga maupun lingkungan

masayarakat.

b. Dapat berpatisipasi secara aktif dalam kegiatan praktik kerja

lapangan yang diadakan mahasiswa kebidanana.

3. Bagin institusi

a. Sebagai fasilitator dalam mengembangkan ilmu yang telah

diajarkan sehingga dapat diamalakan di masyarakat.

b. Menjadi wahana untuk menjadikan pembelajaran dan evaluasi

dalam konteks komunitas.


BAB II

TARGET DAN LUARAN

A. TARGET

Kontribusi mendasar dari kegiatan ini adalah untuk memberi

pemahaman kepada ibu mengenai alat kontrasepsi dan tujuan alat

kontrasepsi.

B. LUARAN KEGIATAN

Target luaran dari kegiatan ini adalah dilaksanakkannya

penyuluhan KB secara langsung

No Jenis luaran Partisipasi Mitra Target


1 Dilakukan Mitra diharapkan ibu 1. Ibu mampu memahami

penyuluhan menegerti dan paham pentingnya KB

manfaat dan tentang pentingnya 2. Ibu mampu mengetahui

pentingnya KB KB jenis - jenis KB.

3. Ibu mampu mengetahui

efek samping dari KB

4. Ibu mampu mengetahui

kekurangan dan

kelebihan KB

5
6

IMPLEMENTASI

Tanggal 06 Maret 2021, Jam 10.00 WITA

1. Kurangnya pengetahuan tentang ber-KB

Memberikan penyuluhan tentang pentingnya KB dan manfaat efek

samping dari KB

Hasil : Ibu bersedia melakukan dan mau menggunakan KB


BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. TAHAP PERTAMA

Tahap pertama merupakan perencanaan kegiatan yang akan

dilakukan. Proses perencanaan meliputi identifikasi kebutuhan, identifikasi

potensi dan kelemahan yang ada, perorganisasia kegiatan. Perencanaan

disusun oleh tim kelompok komunitas lanjutan dan bekerja sama dengan

kader dari Desa setempat.

B. TAHAP KEDUA

Tahap kedua merupakan pelaksanaan kegiatan. Kegiatan

dilaksanakan bersama kader sesuai yang telah direncanakan. Sedangkan

dosen pembimbing akan bertindak sebagai fasilitator.

C. TAHAP KETIGA

Pada tahap ketiga, dilaksanakan kegiatan penyuluhan pada ibu

yang menjadi sasaran penyuluhan sesuai dengan perencanaan yang telah

direncanakan oleh kelompok komunitas lanjutan.

7
BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL

A. Pengkajian

Pengkajian yang dilakukan di RT 001 menggunakan beberapa

tahap yang meliputi pengumpulan data, pengolahan data dan analisa.

Sebelum pengkajian, mahasiswi melakukan pendekatan kepada lurah

ketua RT 001 kader, dan masyarakat. Setelah hubungan interpersonal yang

baik terjalin antara mahasiswa dan masyarakat desa, maka dilanjutkan

dengan pengumpulan data dimulai dengan winshled survey, winshled

survey dilakukan oleh mahasiswa dibantu oleh kepala Desa, ketua RT, dan

Kader. Dalam kegiatan winshled survey ini mahasiswa berkeliling di RT

001 untuk mengidentifikasi adanya masalah kesehatan pada masyarakat.

Untuk melengkapi data, kemudian dilakukan pertemuan sekaligus

silahturahmi antara mahasiswa dan masyarakat desa dan didapatkan

kesepakatan untuk membentuk kelompok kerja kesehatan.

Proses pengumpulan data juga dilakukan dengan menggunakan

metode kuosioner pada kelompok balita, remaja, dewasa, lansia, dan

kesehatan lingkungan.

Pengumpulan data dengan metode kuesioner dilakukan pada

sampel sebanyak 10 Kepala Keluarga dengan melakukan pengkajian

berdasarkan konsep kebidanan komunitas. Pengkajian menggunkan sub

sistem yang terdiri dari pelayanan kesehatan, sosial, transformasi,

keaamanan, ekonomi, dan pendidikan serta beberapa pengkajian yang

8
9

berfokus pada kesehatan ibu hamil, nifas, bayi baru lahir dan KB, remaja,

lansia.

Dari hasil pengkajian yang dilakukan dengan winshled survey,

penyebaran kuesioner dapat diidentifikasi adanya beberapa faktor yang

sangat berpenaruh , antara lain :

1. Kekuatan

Dalam pelaksanaan pengkajian dan pengumpulan data di RT 001

mahasiswa mendapatkan dukungan dari kepala Desa, RT kader, dan

masyarakat desa hal ini terlihat dari peran aktif masyarakat dalam

mengsisi kuosioner yang dibagikan.

2. Kelemahan

Banyaknya jumlah warga RT 001, serta beberapa rumah warga

yang sering kosong atau dengan jumlah anggota keluarga yang tidak

lengkap dirumah menjadi kendala bagi mahasiswa untuk mengkaji

seluruh anggota keluarga. Hal ini menyebabkan pengkajian tidak dapat

dilakukan secara langsung anggota keluarga

3. Kesempatan

Adanya izin dari Kepala Desa, Ketua RT dan adanya kerja sama

dengan kader memudahkan mahasiswa untuk melengkapi data

pengkajian. Selain itu RT 001 jarang dilakukan implementasi dibidang

kesehatan secara langsung ke masyarakat (Seperti Penyuluhan

Kesehatan) sehingga masyarakat tampak antusias terhadap kegiatan

yang dilakukan oleh mahasiswa.


10

4. Ancaman

Jumlah anggota keluarga yang tidak lengkap karena adanya

kesibukan sehingga dibutuhkan metode khusus dalam pengumpulan

data untuk mendapatkan hasil yang dapat menggambarkan kondisi

kesehatan masyarakat di RT 001 yang sebenarnya.

B. Diagnosa Kebidanan

Setelah melakukan pengkajian data selama 3 hari mahasiswa

melakukan pengolahan data dan dilanjutkan dengan menganalisa data.

Berdasarkan hasil analisa data teridintifikasi masalah kebidanan komunitas

yang ditemukan di RT 001 yang tidak menggunaka KB.

C. Perencanaan Intervensi

Setelah didapatkan satu msalah kebidanan komunitas yang

ditemukan di RT 001, masalah tersebut kemudian didiskusikan bersama

kader pada tanggal 26 Februari 2021 untuk memyusun kegiatan

perencanaan dan penanggung jawab setiap kegiatan. Selain itu , disepakati

pula prioritas masalah dari setiap masalah kebidanan komunitas yang akan

di intervensi.

Bentuk-bentuk kegiatan yang akan dilakukan meliputi penyuluhan

tentang manfaat dan pentingnya munisasi pada bayi.


11

Pada tahap perencanaan dapat diidentifikasi faktor – faktor yang

mempengaruhi penyusunan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah

kebidanan komunitas yang ada adapun faktor – faktor tersebut yaitu :

1. Kekuatan

Dukungan dan peran aktif kader, kepala desa, ketua RT dan

masyarakat menjadi salah satu kekuatan dalam penyusunan rencana

kebidanan. Di samping itu terdapat kesepakatan dari kader dan

masyarakat untuk mengatasi masalah kebidanan komunitas yang ada di

desa.

2. Kelemahan

Keterbats waktu dari masing – masing anggota dan masyarakat

mempengaruhi dalam penentuan jadwal pelaksanaan kegiatan

perencanaan/intervensi kebidanan komunitas sehingga kegiatan

perencanaan intervensi dilakukan tidak sesuai dengan prioritas masalah.

D. Keluarga Berencana

1. Pengertian Keluarga Berencana

  Keluarga berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak

dan usia ideal melahirkan mengatur kehamilan, melalui promosi,

perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk

mewujudkan keluarga yang berkualitas.


12

Menurut WHO [World Health Organization] Expert Committe

1970) Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu individu

atau pasangan suami istri untuk:

a. Mendapatkan objektif-objektif tertentu

b. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan

c. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan

d. Mengatur interval di antara kehamilan

e. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur

suami istri

f. Menentukan jumlah anak dalam keluarga

Secara garis besar definisi ini mencakup beberapa komponen

dalam pelayanan kependudukan atau KB yang dapat diberikan

sebagai berikut:

1. Komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE)

Kegiatan yang dilakukan oleh bidan untuk meningkatkan

pengetahuan, sikap dan praktek KB serta membina kelestarian

hubungan antara bidan terhadap kelien.

2. Konseling

Kegiatan yang dilakukan melalui percakapan dua arah

untuk memberikan informasi selengkap mungkin mengenai

konsekuensi pilihannya, baik ditinjau dari segi medis klinis

maupun hal-hal lain yang non-medis agar tidak menyesal

kemudian.
13

3. Pelayanan Kontrasepsi (PK)

Pelayanan yang diberikan kepada Pasangan Usia Subur

dalam pemberian dukungan informasi tentang alat kontrasepsi

dan pemantapan penerimaan gagasan KB.

4. Pelayanan Infertilitas

Pelayanan yang diberikan kepada Pasangan Usia Subur

yang sudah menikah lebih dari satu tahun tetapi belum

mempunyai keturunan.

5. Pendidikan Seks (sex education)

Pendidikan yang diberikan kepada remaja sehingga remaja

bisa tahu apa itu seks dan dampaknya, sebelum remaja itu

masuk ke dalam pergaulan bebas.

6. Konsultasi pra-perkawinan dan konsultasi perkawinan

Konsultasi yang diberikan kepada Wanita Usia Subur dan

Pasangan Usia Subur untuk mengetahui keadaan kesehatannya.

7. Konsultasi genetik

Dengan adanya program KB, maka orang akan

mempunyai anak yang relatif sedikit dibandingkan puluhan

tahun yang lalu dan akan mengurangi kelainan genetik pada

anak yang dilahirkan sehingga tidak membebani orang tua dan

masyarakat.
14

8. Tes keganasan

Tes yang dilakukan untuk mengetahui, mencegah ada

tidaknya permasalahan kesehatan dalam tubuh seseorang.

9. Adopsi

Kegiatan yang dilakukan oleh pasangan suami istri yang

tidak mempunyai anak maupun mempunyai anak untuk

mengasuh anak- anak yang terlantar yang tidak mempunyai

orang tua.

2. Tujuan Program Keluarga Berencana (KB)

Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan

kekutan sosial ekonomi suatu keluarga  dengan cara

pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan

sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan lain

meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan,

peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.

3. Jenis – jenis Alat Kontrasepsi

a. Metode kontrasepsi sederhana tanpa alat atau obat

1) Senggama terputus (Coitus Interuptus)

Penarikan penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi,

dengan demikian semen (air mani) sengaja dikeluarkan di luar

liang senggama untuk mencegah air mani memasuki area

vertilisasi. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa refleks

ejakulasi datangnya dapat disadari oleh sebagian besar pria.


15

Efektifitas senggama terputus sangat rendah, ditemui 20-

25 kehamilan dari 100 wanita. Sebab kegagalan kemungkinan

adanya sel mani pada cairan yang keluar dari batang zakar

keluar liang senggama. Dilihat dari keuntungan senggama

terputus pemakai tidak memerlukan pertolongan dan

pemeriksaan petugas medis, tidak perlu ada obat-obatan yang

harus dibeli dan tidak ada efek sampingnya (Saifuddin, 2003).

Keuntungan tidak memerlukan alat atau murah, tidak

menggunakan zat kimiawi, selalu tersedia setiap saat, tidak

mempunyai efek samping. Kerugian angka kegagalan cukup

tinggi, kenikmatan seksual berkurang bagi suami istri, sehingga

dapat mempengaruhi perkawinan. Kontra-indikasi ejakulasi

prematur pada pria (Hartanto, 2004).

2) Pantang Berkala

Pantang berkala adalah suatu cara kontrasepsi yang

menghindarkan terjadinya pembuahan pada masa subur wanita

adalah saat sel telur dapat dibuahi oleh sel mani.

Pantang Berkala ada tiga cara, yaitu:

a) Cara kalender

b) Cara pengukuran suhu basal

c) Penilaian terhadap getah serviks


16

Dengan mengenal tanda-tanda tersebut, seorang

wanita dapat menentukan masa suburnya. Efektifitas

dari pemakaian cara kalender di dapati 15 kehamilan

tiap 100. Dari suatu penelitian di laporkan 2-3%

kehamilan pada metode penilaian getah serviks.

Dilihat dari keuntungan pemakaian pantang

berkala sangat murah dan kontra-indikasinya haid yang

tidak teratur dan suhu yang tidak teratur (Prawirohardjo,

2005).

b. Metode Kontrasepsi sederhana dengan alat atau obat

1) Kondom

Kondom adalah suatu karet yang tipis, berwarna atau

tidak berwarna dipakai untuk menutupi penis yang tegang

sebelum dimasukkan ke dalam vagina sehingga mani

tertampung di dalam dan tidak masuk vagina.

Dengan demikian pembuahan dapat dicegah.

Pemakaian kondom sangat efektif bila dipakai dengan benar

setiap kali melakukan senggama. Angka kegagalan teoritis

3%, praktis 5- 20%.

Keuntungan metode kondom adalah sangat murah,

mudah didapat, tidak perlu resep dokter, mudah dipakai

sendiri, dapat mencegah penularan penyakit, efek samping

tidak ada, mudah dibawa, dapat digunakan sewaktu-waktu.


17

Kerugian metode kondom adalah mengganggu

kenyamanan bersengggama, selalu memakai kondom baru,

harus ada persediaan, tingkat kegagalannya cukup tinggi

bila terlambat memakainya, alergi terhadap karet, sobek

bila memasukkan tergesa-gesa (Saifuddin, 2003).

2) Diafragma

Diafragma adalah alat kontrasepsi yang terbuat dari

karet berbentuk mangkok, dipakai untuk menutupi servik.

Gunanya mencegah masuknya mani ke dalam rongga

rahim.

Keuntungan sangat efektif (bila dipakai dengan

benar), aman, diawasi sendiri oleh pemakai, hanya dipakai

bila diperlukan, tidak mempengaruhi laktasi. Kerugian

adalah memerlukan tingkat motivasi yang tinggi dari

pemakai, wanita perlu memegang atau manipulasi

genetalianya sendiri, suami tidak nyaman saat senggama,

beberapa wanita mengeluh perihal “kebasahan atau becek”

yang disebabkan oleh spermisidnya. (Hartanto, 2004)

Kontra-indikasinya adalah kelainan anatomis dari

vagina, infeksi traktus urinarius yang berulang-ulang, alergi

terhadap latex atau spermisid (Hartanto, 2004).


18

3) Intravak (Tisu KB)

Tisu KB adalah alat kontrasepsi wanita yang

digunakan dalam vagina sebelum bersenggama yang

berbentuk kertas tipis dan mengandung obat prematisit.

Efektifitas intravak selama 4 jam dalam vagina setelah

bersenggama di ulang, agar menjadi lebih aman dan

hasilnya pasti, serta efek sampingnya adalah iritasi di

dinding vagina dan meningkatkan pengeluaran cairan

vagina (Hartono, 1991).

4) Crem, Jelly dan tablet atau cairan berbusa

Crem, Jelly dan tablet atau cairan berbusa disebut juga

spermisida adalah suatu bahan kimia yang menghentikan

gerak atau cairan di dalam vagina, sehingga tidak dapat

membuahi sel telur. Bahan kimia ini berbentuk tablet, foam

(busa) atau crem yang harus di tempatkan didalam vagina

setinggi mungkin dekat cervix. Foam dan crem juga

bertindak sebagai penghalang spermatozoa yang masuk

kedalam cervix. Obat-obat tersebut dapat sebagai tunggal

untuk kontrasepsi, tetapi akan lebih baik atau berhasil

apabila disamping itu suami memakai kondom. Semprotan

(douche) jangan dilakukan segera setelah selesai melakukan

persetubuhan (Prawirohardjo, 2005).


19

5) Kontrasepsi sistemik atau hormonal

a) Pil

Pil adalah kontrasepsi hormonal pertama kali

dikembangkan pada saat ini, sekitar 80-100 jiwa wanita

di dunia memakai pil. Pil berisi gabungan hormon

estrogen dan hormon progesteron atau hanya terdiri

hormon progesteron saja.

Ada dua macam pil KB menurut kandungan

hormonnya yaitu pil kombinasi dan pil mini. Cara kerja

Pil KB menekan ovulasi yang akan mencegah lepasnya

sel telur wanita dari indung telur, mengendalikan lendir

mulut rahim sehingga sel sperma tidak dapat masuk ke

dalam rahim, menipiskan lapisan endometrium atau

selaput lendir di vagina (BKKBN, 2001).

Keuntungan menggunakan pil KB adalah

kesuburan akan segera kembali, mengurangi rasa kejang

atau nyeri perut waktu haid, terlindung dari penyakit

radang panggul, mudah menggunakannya, mencegah

anemia atau kekurangan darah, mengurangi resiko

kanker kandungan. Cocok sekali digunakan untuk

menunda kehamilan pertama dari Pasangan Usia Subur

muda, tidak mengurangi produksi ASI terutama pil yang

hanya mengandung progesteron saja atau excluton


20

Kerugian memerlukan disiplin yang tinggi

dari si pemakai, dapat meningkatkan resiko clamedia,

untukpemakaiannya harus dibawah pengawasan petugas

medis, tidak dianjurkan pada wanita berumur 30 tahun

karena akan mempengaruhi keseimbangan metabolisme

tubuh (Prawiro hardjo, 2003).

Kontra-indikasi mengidap kanker liver atau hati,

tumor, jantung, darah tinggi, varises, perdarahan vagina

yang tidak diketahui penyebabnya, migrain atau sakit

kepala sebelah. Efek samping terjadi bercak-bercak

darah (spotting) diantara masa haid pada awal

pemakaian pil, pusing dan mual pada pemakaian

minggu pertama, kloasma atau flek-flek pada wajah,

perubahan berat badan (BKKBN, 2001).

b) Susuk (Implant)

Susuk atau implant juga dikenal sebagai Alat

Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) yaitu kontrasepsi

yang di susupkan dibawah kulit. Efektifitas AKBK

sangat tinggi dan kegagalan teoritis 0,2 %, dalam

praktek 1-3 %. Efektifitas termasuk paling tinggi

dibandingkan semua cara KB yang di pulihkan

kesuburannya.
21

Cara kerjanya menghambat terjadinya ovulasi,

menyebabkan endometrium atau selaput lendir tidak

siap untuk nidasi atau menerima pembuahan,

mempertebal lendir serviks atau rahim, menipiskan

lapisan endometrium atau selaput lendir (BKKBN,

2001).

Keuntungan susuk adalah tidak menekan produksi

ASI, praktis, tidak ada faktor lupa, masa pakai jangka

panjang, khasiat kontrasepsi ini berakhir setelah

pengangkatan, artinya kesuburan akan segera pulih.

Kerugian AKBK adalah impalnt harus dipasang dan di

angkat oleh petugas kesehatan yang terlatih (Syaifudin,

2003).

Kontra-indikasi hamil atau diduga hamil,

perdarahan pada vagina yang tidak diketahui sebabnya,

menderita sakit jantung, diabetes, darah tinggi, kanker,

varises. Efek samping gangguan siklus haid, terdapat

bercak darah yang cukup banyak selama menstruasi,

hematoma atau pembengkakan dan nyeri, perubahan

berat badan, pusing dan mual (BKKBN, 2001).


22

c) Suntikan

Merupakan kontrasepsi yang terpopuler,

kontrasepsi suntikan yang digunakan adalah long yaitu

Norestis Enantat (NETEN) dengan nama dagang

Noristrat dan Depomedroksi Progesteron Acetat

(DMPA) dengan nama dagang depoprovera.

Daya guna teoritis suntikan Medroksi Progesteron

Acetat (150 mg setiap 3 bulan) ialah 0,3-0,5 kehamilan

atau 100 tahun wanita, sedang daya guna pemakaian

ialah 5-10 kehamilan atau 100 tahun wanita. Kontra-

indikasi suntikan kurang lebih sama dengan kontrasepsi

hormonal lainnya (Hartanto, 2003).

Cara kerjanya mencegah lepasnya sel telur dari

indung telur wanita, mengentalkan lendir mulut rahim,

sehingga spermatozoa (sel mani) tidak masuk ke dalam

rahim, menipiskan endometrium atau selaput lendir

sehingga tidak siap untuk kehamilan (BKKBN, 2001).

Keuntungan praktis, efektif dan aman, tidak

mempengaruhi ASI (cocok bagi ibu yang menyusui),

tidak terbatas usia. Kontra-indikasi hamil, perdarahan di

vagina yang tidak diketahui sebabnya, tumor, penyakit

jantung, liver atau hati, darah tinggi, kencing manis

(BKKBN, 2001).
23

Efek samping gangguan siklus haid, depresi,

keputihan, jerawat, rambut rontok, perubahan berat

badan, mual dan muntah, perubahan libido atau

dorongan seksual, pusing atau sakit kepala atau migrain

(Depkes, 1999).

d) Kontrasepsi AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

Kontrasepsi ini lebih dikenal dengan nama IUD

(IntraUteri Device). Suatu alat yang dimasukkan

dalam rahim. Secara umum dapat dikelompokkan

menjadi golongan AKDR yang tidak mengandung bahan

aktif dan mengandung bahan aktif.

Keuntungan dari AKDR adalah praktis ekonomis,

mudah di kontrol, aman untuk jangka panjang dan

kembalinya kesuburan sangat tinggi saat akan di

lepas, tidak dipengaruhi faktor lupa. Kontra-indikasi

yaitu infeksi alat-alat panggul, kehamilan, radang mulut

rahim, gangguan perdarahan tumor jinak rahim,

kecurigaan kanker pada alat kelamin (Syaifudin, 2003).

Efek samping terjadi perubahan yang lebih banyak

dan lama pada masa menstruasi, spotting atau keluar

bercak darah setelah 1-2 hari pemasangan, kram atau

nyeri selama menstruasi, keputihan (BKKBN, 2001).


24

e) Kontrasepsi Mantap

Kontrasepsi Mantap pada saat ini masih

merupakan kebijakan pelayanan kesehatan. Kontrasepsi

Mantap dilakukan dalam keadaan dimana kesehatan ibu

tidak mengijinkan lagi untuk hamil dan melahirkan,

sedang kontrasepsi yang lain tidak cocok. Jadi semata-

mata dilakukan atas indikasi medis. Kendati demikian,

hal tersebut hanya dilakukan atas permintaan dan ijin

pasangan yang bersangkutan secara sukarela tanpa

paksaan dari pihak lain. Sebelum dilaksanakan

hendaknya diberi pengertian bahwa pengembalian

kesuburan adalah kecil.

Ada dua macam Kontrasepsi Mantap :

(1) Tubektomi

Adalah Kontrasepsi Mantap pada istri, cara ini

di persiapkan melalui tindakan operasi kecil dengan

cara mengikat dan memotong saluran telur (tuba)

pada istri. Dengan demikian telur di ovarium tidak

dapat mencapai rongga rahim, sehingga tidak terjadi

pembuahan.

Keuntungan efektifitas langsung setelah

sterilisasi, permanen, tidak ada efek samping

jangka panjang, tidak menggangu hubungan


25

seksual. Kontra-indikasi penyakit jantung, paru-

paru, peritonitis akut atau radang akut penyakit

perut, hernia umbilikalis (BKKBN, 2001).

(2) Vasektomi

Adalah Kontrasepsi Mantap pada suami, cara

ini di persiapkan melalui tindakan operasi kecil

dengan cara mengikat dan memotong saluran

sperma (Vardeperens). Sehingga sperma tidak

dapat melewati, dan air mani tidak mengandung

sperma, dengan demikian tidak terjadi pembuahan

(Prawirohardjo, 2003).

Keuntungan tidak ada mortalitas (kematian),

morbiditas (komplikasi) penyakit lain kecil sekali.

Kontra- indikasi peradangan pada alat kelamin

pria, kencing manis, kelainan mekanisme

pembekuan darah. Efek samping timbul rasa nyeri,

abses pada bekas luka, hematoma atau

membengkaknya kantung biji zakar karena

perdarahan (BKKBN, 2001).


BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kegiatan praktik komunitas di Dusun Mangempang,Desa

Moncongloe Lappara , Kecamatan Moncongloe telah dilakukan selama 2

minggu. Kegiatan praktik komunitas lanjutan diawali dengan pendekatan

melalui kader kemudian melakukan pendataan pada 10 KK. Dengan

menggunakan metode penyuluhan dengan metode tatap muka. Hasil

pengkajian ini mendapatkan satu masalah yang harus di selesaikan yaitu

tentang imunisasi dimana ibu tidak bersedia anaknya diberikan imunisasi.

Proses komunitas lanjutan yang dilakasanakan mahasiwa

kebidanan meliputi : pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

Mahasiswa melibatkan kader untuk melakukan pendataan.

B. SARAN

Semoga dengan melakukan penyuluhan secara daring Ibu mampu

memahami manfaat dan pentingnya imunisasi pada bayi. Tiap kader bisa

menjadi perwakilan untuk melaporkan masalah kesehatan yang ada di

masyarakat ke tingkat yang lebih tinggi ( Puskesmas ) kemudian adanya

sosialisasi pada masyarakat mengenai peran kader salah satunya promosi

kesehatan..

26
DAFTAR PUSTAKA

EndifcdancArjatmo. 2017. Sistem Imun Imunisasi Dan PenyakitImun. Jakarta.

Salemba Medika.

Kusumoningtyas. 2016. Hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi Anjuran

dengan minat melakukan Imunisasi Anjuran pada Balita.

Safitra dan Ahid. 2017. Komunita., http://id.scribd.com diakses tanggal 21

sepetember 2017.

Triana. 2016. Faktor yang Berhubungan Dengan Pemberian Imunisasi Dasar

Lengkap Pada Bayi. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalans.

Widyanigrum. 2014. Laporan asuhan kebidanan.

http://widyanigrum58.blogspot.com, diakses Tangga l0 sepetember 2014

Mawaddah dan Fitriani. 2017. Praktek Kebidanan Komunitas,

http://fitrianimawaddah.blogspot.com, diakses tanggal 13 januari 2017

Widjaya dan Depkes RI. 2006 .Imunologi Diagnosa Dan Prosedur Laboratorium.

Jakarta. FKUl

Anda mungkin juga menyukai