Anda di halaman 1dari 32

PEMBINAAN DUKUN BAYI

RIZKIA TAUHIDILAH, S.Tr.Keb, MKM


LATAR BELAKANG
• Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan barometer pelayanan kesehatan
di suatu negara. Bila angka kematian tersebut masih tinggi artinya
pelayanan kesehatan ibu belum optimal, begitu juga sebaliknya.
Secara umum terjadi penurunan kematian ibu selama periode 1991-
2015 dari 390 menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup. Namun tidak
berhasil mencapai target MDGs yang harus dicapai yaitu sebesar 102
per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 dan memperlihatkan
angka kematian ibu tiga kali lipat dibandingkan target MDGs.
• Pemerintah telah mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan nomor 741 tahun
2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/ Kota.
Didalamnya terdapat empat indikator pelayanan kesehatan ibu, yaitu: cakupan
kunjungan ibu hamil K4 (minimal empat kali selama kehamilan), cakupan
komplikasi kebidanan yang ditangani, cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, dan cakupan
pelayanan nifas atau pasca persalinan.
“Ada korelasi yang signifikan antara pertolongan persalinan dengan
kematian ibu” (Hasil Penlitian WHO, 2002-2003)
Hasil penelitian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di 97 negara pada tahun 2002-
2003 menyimpulkan korelasi yang signifikan antara mutu pertolongan persalinan
dengan kematian ibu. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa semakin tinggi
jumlah persalinan yang dilakukan oleh dukun bayi akan semakin merugikan dan
membahayakan keselamatan ibu dan bayi.
• Proses persalinan ibu merupakan salah satu yang berkontribusi besar terhadap
tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia. Komplikasi atau
kegawatdaruratan yang terjadi dalam proses persalinan dan satu minggu pertama
masa nifas diperkirakan menyumbang 60% dari seluruh kematian ibu. Analisis
kematian ibu pada tahun 2010 membuktikan bahwa kematian ibu terkait erat
dengan penolong persalinan dan tempat/fasilitas.
• Pada tahun 2019 terdapat 90,95% persalinan yang ditolong tenaga kesehatan.
Sementara ibu hamil yang menjalani persalinan dengan ditolong oleh tenaga
kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan sebesar 88,75%. Dengan demikian
masih terdapat sekitar 2,2% persalinan yang ditolong tenaga kesehatan namun
tidak dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan menurut hasil Riskesdas 2018 sebesar 93,1%.
DUKUN BAYI
• Dukun bayi adalah seorang anggota masyarakat, pada umumnya seorang
perempuan yang mendapat kepercayaan serta memiliki keterampilan menolong
persalinan secara tradisional, dan memperoleh keterampilan tersebut secara
turun temurun, belajar secara praktis, atau cara lain yang menjurus ke arah
peningkatan keterampilan tersebut serta melalui petugas kesehatan
• Dukun bayi kebanyakan merupakan orang yang cukup dikenal di desa, dihormati,
dianggap sebagai orang tua yang dapat dipercaya, dan sudah berpengalaman.
Selain melakukan perawatan kehamilan, menolong persalinan, serta merawat ibu
dan bayinya sesudah persalinan, dukun bayi umumnya dipercaya dapat
memberikan kekuatan spiritual melalui doa-doa, mantra, dan ritual-ritual adat
yang dilakukannya, sehingga memberikan rasa nyaman dan aman pada ibu yang
akan melahirkan.
• Dukun bayi tidak memiliki teknik septic dan anti septic dalam
menolong persalinan.
• Pengetahuan yang dimiliki dukun bayi mengenai kehamilan,
persalinan, serta nifas sangat terbatas. Dukun bayi tidak mengenal
keadaan patologis dan kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru
lahir.
Pembinaan
• suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang, masyarakat, pemerintah
dalam rangka meningkatkan keterampilan dan mempersempit
kewenangan sesuai dengan fungsi dan tugasnya
Kemitraan
• kerjasama yang didasarkan atas kesepakatan-kesepakatan bersama
antara beberapa pihak yang terkait.
Kemitraan Bidan dan Dukun Bayi
• Kemitraan bidan dan dukun adalah bentuk kerja sama bidan dengan dukun yang
saling menguntungkan dengan prinsip keterbukaan, kesetaraan, dan kepercayaan
untuk menyelamatkan ibu dan bayi, menempatkan bidan sebagai penolong
persalinan dan mengalihfungsikan dukun dari penolong persalinan menjadi mitra
dalam merawat ibu dan bayi pada masa nifas, dengan berdasarkan kesepakatan
antara bidan dan dukun, serta melibatkan seluruh unsur/elemen masyarakat
yang ada.
Tujuan Kemitraan Bidan dan Dukun
1. Meningkatkan akses ibu dan bayi terhadap pelayanan kebidanan berkualitas.
2. Meningkatkan persalinan oleh tenaga kesehatan.
3. Manfaat kemitraan bidan dan dukun.
4. Meningkatkan mutu ketrampilan dukun bayi dalam memberikan pelayanan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
5. Meningkatkan kerja sama antara bidan dan dukun.
6. Meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan.
PERAN BIDAN DAN DUKUN BAYI
5 Program pembinaan dukun bayi
a. Fase I : Pendaftaran dukun
1. Semua dukun yang berpraktek didaftar dan diberikan tanda terdaftar.
2. Dilakukan assesment mengenai pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka
dalam penanganan kehamilan dan persalinan
b. Fase II : Pelatihan
3. Dilakukan pelatihan sesuai dengan hasil assesment
4. Diberikan sertifikat
5. Dilakukan penataan kembali tugas dan wewenang dukun dalam pelayanan
kesehatan ibu.
6. Yang tidak dapat sertifikat tidak diperkenankan praktek.
c. Fase III : Pelatihan oleh tenaga terlatih
7. Persalinan hanya boleh ditolong oleh tenaga terlatih.
8. Pendidikan bidan desa diprioritaskan pada anak/keluarga dukun.
Tujuan Pelatihan Dukun Bayi
• Meningkatkan keterampilan dukun dalam upaya melayani ibu hamil, bersalin,
hipus dan bayi yang dilahirkan sesuai dengan persyaratan kesehatan. Melalui
pelatihan dukun diharapkan akan menghasilkan dukun yang antara lain:
1. Memperoleh pengetahuan dasar dalam persalinan ibu hamil, pertolongan
persalinan normal, ibu nifas, perawatan bayi baru lahir.
2. Mengenal kelahiran ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi yang dilahirkan untuk
dirujuk ke bidan.
3. Memahami keluarga berencana dan penyakit-penyakit yang sering timbul
pada masa ibu hamil.Hanya bekerja sama dengan bidan dalam memberi
pelayanan kesehatan ibu dan bayi.
Prinsip Pelatihan
• Waktu pelatihan dilakukan selama dalam seminggu pemberian
dilakukan berulang-ulang.
• Bahasa yang digunakan bahasa yang mudah dimengerti
• Pelatihan lebih banyak digunakan alat-alat bantu : Slide, Lefleat, Vidio
• Metode yang diberikan adalah : demonstrasi dan simulasi dalam
pelatihan dukun.
Kurikulum pelatihan dukun
A. Standar dan fisiologi sistem reproduksi secara umum.
B.Pemeliharaan kesehatan ibu hamil :
• Pengenalan tanda-tanda bahaya.
• Pemeliharaan ibu hamil dan janin di dalam rahim
• Pengenalan tanda kehamilan dengan resiko tinggi
• Asuhan pada ibu hamil dan Nasehat pada ibu hamil
Pemberitahuan Ibu hamil untuk bersalin
di tenaga kesehatan (promosi bidan
SIAGA).
• Memberikan penjelasan kepada dukun bayi bahwa bila menemukan
seorang Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas wanita tersebut dianjurkan
untuk memeriksakan diri kepada bidan/tenaga kesehatan.
Pengenalan tanda-tanda bahaya
kehamilan, persalinan dan nifas serta
rujukannya
• Memberitahukan kepada dukun • Tanda-tanda bahaya pada
bayi bahwa ada tanda bahaya kehamilan:
yang harus diketahuinya bila 1. Perdarahan pervaginam
menemukan seorang Ibu hamil 2. Sakit kepala yang hebat.
Ibu bersalin, Ibu nifas dan 3. Penglihatan kabur
bagaimana merujuknya.
4. Bengkak pada muka atau tangan.
• Rujukannya kelainan-kelainan 5. Nyeri abdomen/perut yang hebat.
pada kehamilan: Persiapan - Kerja
sama dengan kader/keluarga 6. Pergerakan bayi berkurang
dalam persiapan (transportasi). 7. Ketuban Pecah Sebelum Waktunya
Tanda bahaya masa nifas
• Demam
• Pendarahan
• Sakit Kepala yang hebat
• Pembengkakan di betis, payudara
• Sesak Nafas
• Depresi postpartum
Bila dukun bayi menemukan salah satu dari tanda bahaya diatas segera merujuk ke
Bidan/Puskesmas terdekat
Pengenalan dini tetanus neonotorium BBL serta
rujukannya.
• Rahang dan otot wajah bayi mengencang pada hari ke 2–3 pasca kelahiran
• Mulut bayi terasa kaku seakan terkunci dan bayi tidak bisa menyusui
• Spasme atau kaku otot tubuh menyeluruh yang menyebabkan tubuh bayi
menegang atau tampak melengkung ke belakang
• Kejang yang dipicu oleh suara, cahaya, atau sentuhan
Bila dukun bayi menemukan salah satu dari tanda diatas segera merujuk ke
Bidan/Puskesmas terdekat.

Anda mungkin juga menyukai