Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KUNJUNGAN UTAMA ANC DAN ULANG


(Mata Kuliah Askeb Kehamilan)

Dosen Pengampu :
Ernawati S.ST., M.Kes.,M.Keb

Disusun Oleh :

KELOMPOK II

PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA DAN PRODI PENDIDIKAN


PROFESIBIDAN PROGRAM PROFESI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nyasehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
"Kunjungan Utama ANC Dan Ulang" ini tepat pada waktunya. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah bekerja sama
dengan memberikan bantuan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan penulis berharap agar
makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Bagi penulis sebagai
penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Surakarta, 23 Agustus 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A...Latar Belakang......................................................................................1
B...Rumusan masalah.................................................................................2
C...Tujuan................................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN
A...Pengertian Pelayanan Antenatal........................................................... 3
B...Kunjungan Ibu Hamil K1 (Awal)..........................................................4
C...Faktor yang mempengaruhi kunjungan (ANC).................................... 5
D...Kehamilan Resiko Tinggi..................................................................... 7
E... Tujuan Antenatal Care (ANC).............................................................. 7
F....Resiko dari Antenatal Care................................................................... 8
G...Kunjungan Ulang Pemeriksaan Kehamilan..........................................9
BAB 3 PENUTUP
A...Kesimpulan...........................................................................................12
B...Saran..................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................13

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah jumlah kematian ibu selama masa
kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan,
dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab- sebab lain seperti
kecelakaan dan terjatuh, di setiap 100.000 kelahiran hidup. Secara global, AKI
digunakan sebagai indikator untukmengukur keberhasilan upaya kesehatan
ibu di suatu negara atau wilayah. Di Indonesia, terdapat hampir 20.000
kejadian kematian ibu akibat komplikasi pada saat hamil maupun melahirkan
setiap tahunnya. Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2015 oleh Badan Pelaksana Survei (BPS), AKI di
Indonesia adalah 305 kematian per100.000 kelahiran hidup. Angka ini cukup
tinggi karena melebihi target yang telah ditentukan, yaitu 102 kematian per
100.000 kelahiran hidup. Penyebab kejadian kematian ibu terbanyak setiap
tahunnya adalah sama, yaitu akibat perdarahan. Diikuti oleh hipertensi dan
infeksi serta penyebab lainnya seperti kondisi penyakit kanker, jantung,
tuberkulosis, atau penyakit lain yang diderita ibu. Sedangkan, abortus dan
partus lama menyumbang angka yang sangat kecil sebagai penyebab AKI
(Mardiana, 2019).
Antenatal care atau pelayanan antenatal yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang terlatih dan profesional dapat mencegah dan mendeteksi
komplikasi pada janin dan ibu hamil lebih awal sehingga tidak terjadi hal
yang tidak diinginkan dikemudian hari. Di Indonesia, pelayanan antenatal
dilakukan paling sedikit 4 kali kunjungan selama masa kehamilan ibu sesuai
dengan kebijakan pemerintah yang didasarkan atas ketentuan WHO.
Antenatal Care atau dikenal dengan ANC merupakan suatu pemeriksaan yang
sangat penting untuk ibu hamil, diketahui bahwa ANC sendiri terdiri K1 dan

1
K4. Pentingnya pemeriksaan K1 erat kaitannya dengan besar peranan ibu
dalam mewujudkan sasaran pembangunan kesehatan, sehingga perlu terjalin
kesinergisan dari peran pemerintah dengan masyarakat untuk menurunkan
angka kematian ibu atau dikenal dengan Mother Mortality Rate (MMR) dan
angka kematian bayi (AKB) yang masih cukup tinggi (Hanifah et al., 2018).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Antenatal Care?
2. Apa yang dilakukan ibu hamil pada kujungan awal?
3. Apa saja Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan antenatal care
(ANC) ibu hamil?
4. Apa saja resiko kunjungan pada kunjungan Antenatal Care?
5. Apa tujuan dari ANC ?
6. Apa sajadari antenatal care?
7. Apa saja manfaat kunjungan ulang pemeriksaan kehamilan pada Antenatal
Care?

C. Tujuan
1. Agar mengetahui apa pengertian dari antenatal care.
2. Agar mengetahui apa saja yang dilakukan ibu hamil pada kunjungan awal.
3. Agar mengetahui apa saja Faktor - faktor yang mempengaruhi kunjungan
antenatal care (ANC) ibu hamil.
4. Agar dapat memahami mengenai resiko dari Antenatal Care
5. Agar mengetahui mengenai tujuan dari ANC
6. Agar mengetaui apa saja Resiko dari anatenatal care
7. Agar mengeatahui apa saja manfaat kunjungan ulang pemeriksaan
kehamilan pada Antenatal Care?

2
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pelayanan Antenatal


Pelayanan Antenatal (Antenatal Care) adalah pelayanan kesehatan
yang diberikan kepada ibu selama hamil yang sesuai dengan pedoman
pelayananantenatal yang ditentukan. Pelaksana Antenatal care adalah
tenaga kesehatan yang terdiri dari tenaga medis (dokter) dan tenaga
paramedis (bidan, PKE, perawat yang sudah mendapat pelatihan ANC,
perawat bidan mahir). Dalam melakukan ANC, dapat dilakukan
dibeberapa tempat yaitu puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu,
pondok bersalin, rumah bersalin, dan praktik swasta.Asuhan antenatal
terfokus untuk mempersiapkan kelahiran, tanda- tanda bahaya, dan
memastikan kesiapan menghadapi komplikasi kehamilan.Asuhan antenatal
yang merupakan upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetrik
untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian
kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan (Norma et al., 2012).
Antenatal care bertujuan untuk memantau dan meningkatkan
kesejahteraan ibu dan bayi janin. Strategi WHO untuk menurunkan
kehamilan risiko tinggi melalui perawatan rutin untuk semua wanita,
perawatan tambahan untuk wanita dengan penyakit penyerta dalam
kategori sedang dan komplikasi, perawatan obstetrik dan neonatal khusus
untuk wanita dengan penyakit penyerta yang berat dan komplikasi.
antenatal caremerupakan perawatan selama kehamilan yang cukup efektif
untuk menjalankan program WHO tersebut (Sari Priyanti et al., 2020).
Menurut penelitian Yeoh et al, 2016 bahwa 26% ibu dengan
kehamilan risiko tinggi tidak pernah melakukan kunjungan pemeriksaan
kehamilan sedangkan 80% wanita hamil tanpa komplikasi kehamilan
melakukan pemeriksaan kehamilan yang teratur. Wanita hamil yang tidak

3
pernah melakukan kunjungan antenatal mengalami komplikasi kehamilan
yaitu korioamnionitis dan solusio plasenta serta 9,18 kali berisiko
melahirkan bayi dengan berat badan rendah, 12,05 kali berisiko terjadi
kematian janin dan 10,03 kali berisiko dengan kematian neonatal (Sari
Priyanti et al., 2020).

B. Kunjungan Ibu Hamil K1 ( Awal )


Untuk menggambarkan pencapaian pelayanan kesehatan ibu hamil
terhadap pelayanan ANC, digunakan indikator cakupan kunjungan
pertama ibu hamil yang memeriksakan kehamilan kepada tenaga
kesehatan minimal 1 kali pada trimester pertama (K1 ideal) dan cakupan
kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilan kepada tenaga
kesehatan minimal 4 kali sesuai kriteria 1-1-2 (minimal 1 kali pada
trimester 1, minimal 1 kali pada trimester 2, minimal 2 kali pada trimester
3) atau disebut juga K4 (Mardiana, 2019).
Pada kunjungan pertama dilakukan anamnase mengenai riwayat
kehamilan, penyakit yang diderita pada kehamilan sekarang, riwayat
penyakit keluarga, pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus kebidanan,
pemeriksan laboratorium (Hb, urin, dan lain- lain), pemeriksaan obstetrik,
pemberian imunisasi TT, pemberian obat dan vitamin, perawatan payudara,
dan penyuluhan kesehatan berkaitan dengan kehamilan. Penyuluhan yang
dilakukan adalah dengan tema (Norma et al., 2012) :
1. Gizi dan KB postpartum
2. Kebersihan perorangan
3. Imunisasi TT, kunjungan ulang
4. Pentingya meminta pertolonganpersalinan kepada tenagaterlatih
5. Perawatan bayi baru lahir, danlain-lain.Pemeriksaan K1 sewaktu hamil
dalam pemanfaatan antenatal care (ANC) pada umumnya meliputi 7 T

4
yaitu: timbang, tensi, TT, tablet Fe, Tfu, temu wicara, tingkatkan
pengetahuan.

C. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Antenatal Care


(ANC) Ibu Hamil
Kunjungan ANC oleh ibu hamil dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Pembagian faktor yang memengaruhi perilaku seseorang dalam
memanfaatkan pelayanan kesehatan berdasarkan teori Lawrence Green
(1984), yaitu berasal dari faktor perilaku (behavior cause) dan faktor di luar
perilaku (non-behavior causes).Faktor predisposisi adalah faktor yang
mempermudah terjadinya perubahan perilaku seseorang. Faktor ini
mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi
dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat
sosial ekonomi, dan sebagainya. Faktor predisposisi yang memengaruhi
kepatuhan ibu hamil dalam melakukankunjungan ANC mencakup hal-hal
sebagai berikut (Rachmawati et al., 2017) :
1. Usia
2. Tingkat pendidikan
3. Status pekerjaan
4. Paritas ibu hamil
5. Jarak kehamilan
6. Pengetahuan ibu hamil
7. Sikap ibu hamil
Faktor pemungkin adalah faktor yang memfasilitasi perilaku atau
tindakan. Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau
fasilitas kesehatan bagi masyarakat seperti, rumah sakit, poliklinik,
posyandu, dokter atau bidan praktik swasta. Faktor pemungkin yang

5
memengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam melakukan kunjungan ANC
mencakup hal-hal berikut:
1. Jarak tempat tinggal
2. Penghasilan keluarga
3. Media informasi
Sedangkan, faktor penguat adalah faktor yang mendorong atau
memperkuat terjadinya perilaku kesehatan. Faktor ini mencakup faktor
sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama dan para petugas
kesehatan. Faktor penguat yang memengaruhi kepatuhan ibu hamil
dalam melakukan kunjungan ANC mencakupi :
1. Dukungan suami
2. Dukungan keluarga
3. Faktor petugas kesehatan
Standar minimal pelayanan antenatal meliputi “7T”, yang terdiri dari:
1. Timbang berat badan
2. Ukur tekanan darah;
3. Ukur tinggi fundus uteri;
4. Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toksoid);
5. Pemberian tablet zat besi;
6. Test terhadap PMS, HIV/AIDS dan malaria;
7. Temu wicara/konseling
Tanda-tanda bahaya selama kehamilan meliputi :
1. Bengkak/edema pada muka atau tangan;
2. Nyeri abdomen hebat
3. Berkurangnya gerak janin
4. Perdarahan per vaginam
5. Sakit kepala hebat
6. Pengelihatan kabur

6
7. Demam
8. Muntah-muntah hebat
9. Keluar cairan per vaginam secara tiba-tiba

D. Kehamilan Resiko Tinggi


Kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya bahaya dan
komplikasi yang lebih besar baik pada ibu maupun pada janin yang
dikandungnya selama masa kehamilan, melahirkan ataupun nifas bila
dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan nifas normal. Menurut
penelitian bahwa umur reproduksi sehat pada seorang wanita berkisar
antara 20 – 30 tahun, artinya melahirkan setelah umur 20 tahun dan jarak
persalinan sebaiknya 2 – 3 tahun dan berhenti melahirkan mati yang
berumur 0-4 bulan mulai dari dilakukannya survey cepat penelitian.
Penelitian ini menggunakan metode survei cepat. dengan rancangan multi
stage cluster (Rachmawati et al., 2017).

E. Tujuan Antenatal Care (ANC)


Antenatal care bertujuan untuk memantau dan meningkatkan
kesejahteraan ibu dan janin.Strategi WHO untuk menurunkan kehamilan
risiko tinggi melalui perawatan rutin untuk semua wanita, perawatan
tambahan untuk wanita dengan penyakit penyerta dalam kategori sedang
dan komplikasi, perawatan obstetrik dan neonatal khusus untuk wanita
dengan penyakit penyerta yang berat dan komplikasi. antenatal care
merupakan perawatan selama kehamilan yang cukup efektif untuk
menjalankan program WHO tersebut. Menurut penelitian Yeoh et al, 2016
bahwa 26% ibu dengan kehamilan risiko tinggi tidak pernah melakukan
kunjungan pemeriksaan kehamilan sedangkan 80% wanita hamil tanpa
komplikasi kehamilan melakukan pemeriksaan kehamilan yang teratur

7
(Hanifah et al., 2018).
Wanita hamil yang tidak pernah melakukan kunjungan antenatal
mengalami komplikasi kehamilan yaitu korioamnionitis dan solusio
plasenta serta 9,18 kali berisiko melahirkan bayi dengan berat badan
rendah, 12,05 kali berisiko terjadi kematian janin dan 10,03 kali berisiko
dengan kematian neonatal. Jumlah kunjungan antenatal memiliki
hubungan signifikan terhadap berat badan bayi lahir rendah, wanita
dengan kunjungan kehamilan lebih 6 kali kunjungan antenatal memilki
berat badan lahir 727,26 g lebih berat dari ibu dengan 1-3 kunjungan
kehamilan dan 325,88 g lebih berat daripada mereka yang memiliki 4-5
kunjungan. Berdasarkan latar belakang tersebut maka pada penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis faktor risiko kunjungan antenatal care
(Utami & Setyawati, 2019).

F. Resiko dari Antenatal Care


Pendidikan merupakan suatu proses melalui pengajaran atau
pelatihan yang mamou meningkatkan perkembangan mental, emosional
dan intelektual individu. Dengan tingginya pendidikan, ibu hamil akan
lebih mudah menghadapi dan mengatasi setiap perubahan psikologis
maupun fisiologis selam kehamilan karena tingginya pemahaman terhadap
informasi kesehatan yang didapat serta akan meningkatkan juga keinginan
dalam melakukan pemeriksaan kehamilan demi kesehatan ibu dan bayi
dalam kandungan. Pekerjaan secara umum didefinisikan sebagai suatu
aktifitas individu di luar pekerjaan rumah tangga untuk memperoleh uang
yang digunakan untuk menunjang kebutuhan rumah tangga (Dharmayanti
et al., 2019).
Pekerjaan bukan faktor risiko yang signifikan terhadap frekuensi
kunjungan ANC. Pekerjaan menunjang kemampuan ibu hamil untuk dapat

8
melakukan pemeriksaan kehamilan baik dari segi biaya maupun waktu.
Dan itu semua resiko dari perekonomian yang menjadi pemicu utama dari
risiko tidak berlangsung nya ANC dengan baik di kehidupan
bermasyarakat maupun di keluarga.Selain itu resiko yang di timbulkan
dari ANC tersebut di pengaruhi dari beberapa faktor misalnya faktor dari
Dukungan keluarga dan dukungan suami juga tidak berpengaruh
signifikan pada penelitian ini. Meskipun lebih dari q50% keluarga kurang
mendukung dan sebagian besar suami kurang mendukung dalam
kunjungan ANC. Kurang mendukunganya keluarga dalam kunjungan ANC
dilihat dari aspek mendampingi ibu qhamil melakukan kunjungan ANC
qserta kurang dalam memberikan informasi tentang kehamilan (Sari
Priyanti et al., 2020).

G. Kunjungan Ulang Pemeriksaan Kehamilan


Minat kunjungan ulang adalah adalah keputusan pasien untuk tetap
melakukan ANC. Wanita usia reproduktif masih memiliki banyak
kesempatan untuk memperoleh kehamilan dan biasanya kehamilan yang
terjadi memang sudah direncanakan sehingga cenderung dijaga dengan
baik. Ibu yang menikah dan hamil pada usia reproduktif akan sering
melakukan pemeriksaan antenatal care untuk memastikan kondisi ibu dan
janin dalam keadaan baik. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Agus Y dkk yangmenyatakan bahwa usia ibu hamil berhubungan
dengan antenatal care. Sebaliknya bagi ibu hamil yang tidak
merencanakan kehamilannya biasanya akan jarang melakukan
pemeriksaan kehamilan apalagi pada ibu hamil yang tidak mengalami
keluhan apapun dan apabila ada keluhan dianggap karena bawaan bayi.
Hal ini yang menyebabkan tingkat AKI dan AKB meningkat (Dharmayanti
et al., 2019).

9
Manfaat daar Kunjungan Ulang bagi ibu hamil sendiri menurut
Mufdilah,2009 yaitu :
1. Menjaga agar kehamilan tetap sehat

2. Memantau kemungkinan adanya resiko

3. Merencanakan penatalaksanaan yang optimal selama kehamilan

hingga nifas
4. Menurunkan morbilitas dan mortalitas ibu dan janin Perinatal

Kepatuhan kunjungan Antenatal Care (ANC) apabila tidak


ditangani dengan serius akan membawa dampak negatif bagi ibu hamil
maupun janin dalam kandungannya. Adapun faktor – faktor yang
mempengaruhi tingkat kunjungan ulang yaitu (Rachmawati et al., 2017) :
1. Usia
Semakin matang usia sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan
jiwa, semakin dewasa seseorang maka cara berfikir semakin matang
dan teratur malakukan Antenatal Care
2. Pendidikan
Semakin tinggi pendidikann maka Ibu akan rutin melakkukan
pemeriksaan kehamilan. Karena informasi yang didapat dan
kemampuan penanngkapan informasi berbeda. Bagi ibu hamil yang
memiliki pendidikan yang rendah lebih sedikit menangkap informasi
dan lebih sering patuh terhadap mitos yang berkembang.
3. Paritas
Paritas ibu yang baru pertama kali hamil (primipara) merupakan hal
yang sangat baru sehingga termotivasi dalam memeriksakan
kehamilannya ke tenaga kesehatan.
4. Jarak

10
Didaerah dengan jarak antara tempat pelayanan kesehatan dan rumah
yang jauh bagi ibu hamil akan lebih jarang melakukan pemeriksaan
karena jarak tempuh yanng jauh sehingga memerlukan waktu yang
banyak
5. Biaya
Bagi masyarakat yang memiliki ekonomi cukup mereka juga akan
memeriksakan kehamilan sebutuh mereka saja karena biaya yang
cukup tinggi di daerah tertentu apalagi bagi mereka yang tidak
memiliki jamnan kesehatan.
Pada keadaan ini bidan sangat berperan karena pemantauan ibu hamil
harus dilakukan oleh bidan setempat sehingga apabila ada ibu hamil
bidan harus mengetahui untuk mencegah terjadinya hal hal yang tidak
diinginkan. Dalam hal ini bidan harus melakukan kunjungan rumah
untuk mengetahui keadaan ibu hamil

11
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Antenatal Care atau dikenal dengan ANC merupakan suatu
pemeriksaan yang sangat penting untuk ibu hamil, diketahui bahwa ANC
sendiri terdiri K1 dan K4. Pentingnya pemeriksaan K1 erat kaitannya
dengan besar peranan ibu dalam mewujudkan sasaran pembangunan
kesehatan, sehingga perlu terjalin kesinergisan dari peran pemerintah
dengan masyarakat untuk menurunkan angka kematian ibu. Kepatuhan ibu
hamil dalam melakukan kunjungan antenatal care (ANC) dipengaruhi oleh
faktor usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, paritas, pengetahuan, sikap,
jarak tempat tinggal, penghasilan keluarga, sarana media informasi,
dukungan suami, dukungan keluarga, serta dukungan dari petugas
kesehatan.

B. Saran
Diharapkan dari makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
penulis dan pembaca lain,dan dapat mengembangkan atau mengamati
variabel sikap, perilaku, maupun dukungan suami ataupun
mengembangkan faktor lain yang mempengaruhi pemeriksaan kehamilan
(antenatal care). Agar lebih meningkatkan supervisi terhadap cakupan
pelayanan kesehatan Ibu hamil terutama cakupan kunjungan K4. Agar
dapat mengoptimalkan lagi kinerja tenaga pelaksana dalam melakukan
kegiatan antenatal care. Agar dapat memperjelas lagi pembagian dana
untuk kegiatan antenatal care. Agar dapat memperbaiki isi SOP sesuai
dengan kondisi puskesmas. Agar dapat segera menerapkan pendataan
indeks keluarga sehat agar dalam memudahkan pendataan termasuk
pendataan Ibu hamil.Agar dapat memaksimalkan kerja sama lintas
program ataupun lintas sektor.

12
DAFTAR PUSTAKA

Dharmayanti, I., Azhar, K., Tjandrarini, D. H., & Hidayangsih, P. S. (2019).


Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan Berkualitas Yang Dimanfaatkan Ibu
Hamil Untuk Persiapan Persalinan Di Indonesia. Jurnal Ekologi Kesehatan,
18(1), 60–69. https://doi.org/10.22435/jek.18.1.1777.60-69
Hanifah, A., Pratomo, H., & Hoang, G. (2018). Husband’s support for their wives
in antenatal care visit. Kesmas, 13(1), 8–16.
https://doi.org/10.21109/kesmas.v13i1.1565
Mardiana, D. (2019). Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care di Puskesmas.
Higeia Journal of Public Health Research and Development, 3(3), 369–381.
Norma, E., Febriani, I., Zahro, F., & Utari, R. (2012). Cakupan Kunjungan
Pertama Ibu Hamil Pada Pelayanan Antenatal Care. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, 2(1),
97181.
Rachmawati, A. I., Puspitasari, R. D., & Cania, E. (2017). Faktor-faktor yang
Memengaruhi Kunjungan Antenatal Care ( ANC ) Ibu Hamil. Majority,
7(November), 72–76.
Sari Priyanti, Dian Irawati, & Agustin Dwi Syalfina. (2020). Frekuensi Dan Faktor
Risiko Kunjungan Antenatal Care. Jurnal Ilmiah Kebidanan (Scientific
Journal of Midwifery), 6(1), 1–9. https://doi.org/10.33023/jikeb.v6i1.564
Utami, K., & Setyawati, I. (2019). Perbedaan Kunjungan Pertama Ibu Hamil
Berdasarkan Usia di Poskesdes Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Gunungsari
Kabupaten Lombok Barat. Indonesian Journal of Midwifery (IJM), 2(2), 90–
94. https://doi.org/10.35473/ijm.v2i2.288
Lincetto O, Mothebesoane-anoh S, Gomez P, Munjanja S.Antenatal care:
opprotunities for Africa’s newborns. Int J Sci Tech Res. 2013; 2(2):51–62.
Departemen Kesehatan RI. Pedoman pelayanan antenatal. Jakarta: Direktorat
Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI; 2012.
Notoatmodjo S. Promosi kesehatan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;
2012.

13

Anda mungkin juga menyukai