FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2021/2022 Konseling yang diberikan bidan kepada pendamping persalinan keluarga pasien dalam mempersiapkan Kondisi psikologis wanita hamil pada umumnya mengalami perubahan ketika dibandingkan sebelum hamil. Tiba-tiba sedih, gembira, bahkan sampai menangis tanpa sebab yang jelas. Perubahan psikologis juga disebabkan karena adanya perubahan fisik terutama bentuk perut yang semakin membesar, asupan gizi yang meningkat, keterbatasan untuk bergerak. Perubahan kondisi tersebut seringkali membuat ibu hamil merasa kurang nyaman dalam menjalani kehidupan. Untuk mengurangi kecemasan itu dibutuhkan pendampingan dan bantuan, salah satu diantaranya bisa melalui proses layanan bimbinga dan konseling Islam. Bimbingan dan konseling Islami adalah merupakan suatu usaha mem- bantu individu dalam menanggulangi penyimpangan fitrah beragama yang dimilikinya sehingga ia kembali menyadari peranannya sebagai khalifah di muka bumi dan berfungsi untuk menyembah/mengabdi kepada Allah sehingga akhirnya tercipta kembali hubungan yang baik dengan Allah, dengan manusia dan alam semesta.5Tujuan dari pelayanan bimbingan dan konseling Islami adalah untuk meningkatkan dan menumbuhsuburkan kesadaran manusia tentang eksistensinya sebagai makhluk dan khalifah Allah di muka bumi ini, sehingga setiap aktivitas dan tingkah lakunya tidak keluar dari tujuan hidupnya yakni untuk menyembah atau mengabdi kepada Allah. Minimnya layanan bimbingan dan konseling Islam yang diberikan oleh petugas kesehatan dari Puskesmas atau bidan desa menyebabkan antusias warga khususnya ibu hamil menginginkan diadakannya layanan bimbingan dan konseling Islam khususnya ibu hamil, keluarga ibu hamil, kader Posyandu, dan masyarakat pada umumnya agar mampu mengatasi masalah yang dialami baik untuk diri sendiri, keluarga, maupun saudara terdekat. Budaya masyarakat Indonesia yang sebagian besar beragama Islam me- miliki perilaku dan sifat religius yang tinggi dalam melaksanakan kehidupan sehari-hari. Cara pandang, persepsi dan konsep hidupnya semua dipengaruhi oleh ajaran Islam. Budaya yang religius harus tetap dipertahankan dalam meng- hadapi problematika di era globalisasi yang serba glamour, gemerlap bersifat semu dan bisa dinikmati sesaat. Untuk mengupayakan agar kehidupan masya- rakat tetap sejahtera dan memiliki mental yang sehat, maka dibutuhkan layanan bimbingan dan konseling Islam. Layanan yang tidak hanya mengupayakan mental yang sehat saja, tetapi juga bisa memberikan tuntunan untuk menuju arah kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam agar mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Bimbingan dan konseling Islam adalah proses pemberian bantuan yang terarah, kontinu dan sistematis kepada setiap individu agar ia dapat me- ngembangkan potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam al-Qur’an dan Hadis ke dalam diri, sehingga ia dapat hidup selaras dan sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan Hadis.6 Jika nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur’an dan Hadis diinternalisasikan dalam kehidupan sehari-hari, maka fitrah beragama manusia untuk memelihara alam seisinya bisa tercapai dan berkembang dengan optimal. Demikian juga peranan sebagai khalifah yang melaksanakan hubungan langsung dengan Allah. Konseling Kehamilan dengan Pendekatan Rasional Emotif Rasional Emotif Terapi WS Winkel menyatakan bahwa Rasional Emotif Terapi adalah konseling yang menekankan kebersamaan dan interaksi antara berpikir dan akal sehat, berperasaan dan berprilaku serta sekaligus menekankan bahwa satu perubahan yang mendalam cara berperasaan dan berprilaku, maka orang yang mengalami gangguan dalam alam perasaanya harus dibantu untuk menuju kembali cara berpikirnya dan memanfaatkan akal sehat.Gunarsa mengungkapkan bahwa Rasional Emotif adalah berusaha memperbaiki melalui pola berpikir dan menghilangkan pola berpikir yang irasional. Terapi dilihatnya sebagai usaha untuk mendidik kembali. Jadi terapi bertindak sebagai mendidik dengan antara lain membarikan tugas yang harus dilakukan pasien serta mengajarkan strategi tertentu untuk memperkuat proses berpikirny Teknik Emotif ( Afektif ) 1) Assertive adaptive, teknik yang digunakan untuk melatih, mendorong dan membiasakan klien untuk secara terus- menerus menyesuaikan dirinya dengan tingkah laku yang diinginkan. 2) Bermain peran, teknik untuk mengekspersikan berbagai jenis perasaan yang menekan (perasaan-perasaan negatif) melalui suatu suasana yang dikondisikan sedemikian rupa. 3) Imitasi, teknik untuk menirukan secara terus menerus suatu model tingkah laku tertentu dengan maksud menghadapi dan menghilangkan tingkah laku negatif. Teknik Behavioristik 1) Reinforcement, teknik untuk mendorong klien kea rah tingkah laku yang lebih rasional dan logis dengan jalan memberikan pujian verbal (reward) ataupun hukuman. 2) Social modeling, teknik untuk membentuk tingkah laku baru pada klien, 3) Life models (model dari kehidupan nyata), teknik yang digunakan untuk digunakan untuk menggambarkan perilaku-perilaku tertentu khususnya situasi interpersonal yang kompleks dalam bentuk percakapan sosial, interaksi dengan memecahkan masalah. Teknik Kognitif 1) Home work assigments, teknik yang dilaksanakan dalam bentuk tugas-tugas rumah untuk melatih, membiasakan diri, dan menginternalisasikan sistem nilai tertentu yang menuntut pola tingkah laku yang diharapkan. 2) Latihan assertive, teknik untuk melatih keberanian klien dalam mengekspresikan tingkah laku tertentu yang diharapkan melalui bermain peran, latihan, atau meniru model sosial Kunjungan ibu hamil trimester 1,2,dan 3 Minimal 1 kali pada trimester ke-1 (kehamilan < 14 minggu); minimal 1 kali pada trimester ke-2 (kehamilan 14 – 28 minggu); minimal 2 kali pada trimester ke-3 ( >28 minggu sampai kelahiran). Program kesehatan ibu di Indonesia menganjurkan agar ibu hamil melakukan paling sedikit empat kali kunjungan untuk pemeriksaan selama kehamilan, menurut jadwal 1-1-2 yaitu paling sedikit sekali kunjungan dalam trimester pertama, paling sedikit sekali kunjungan dalam trimester kedua, dan paling sedikit dua kali kunjungan dalam trimester ketiga (Kemenkes, 2012). Selain untuk ibu hamil sebaiknya melakukan kunjungan ANC minimal sebanyak 4 kali Program kesehatan ibu di Indonesia menganjurkan agar ibu hamil melakukan paling sedikit empat kali kunjungan untuk pemeriksaan selama kehamilan, menurut jadwal 1-1-2 yaitu paling sedikit sekali kunjungan dalam trimester pertama, paling sedikit sekali kunjungan dalam trimester kedua, dan paling sedikit dua kali. Kunjungan 1/K1 (Trimester 1) K1/ kunjungan baru ibu hamil yaitu ibu hamil yang pertama kali pada masa kehamilan. Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika ibu hamil mengalami terlambat dating bulan. Adapun tujuan pemeriksaan pertama pada antenatal care adalah sebagai berikut : a) Mendiagnosis dan menghitung umur kehamilan; b) Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin terjadi pada masa kehamilan, persalinan dan nifas; c) Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini mungkin; d) Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak; e.Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-hari, keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas serta laktasi. Pada kunjungan pertama juga merupakan kesempatan untuk memberikan informasi bagi ibu hamil supaya dapat mengenali factor resiko ibu dan janin. Informasi yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : I. Kegiatan fisik yang dapat dilakukan dalam batas normal; II. Kebersihan pribadi khususnya daerah genetalia, karena selama kehamilan akan terjadi peningkatan secret di vagina; III. Pemilihan makanan sebaiknya yang bergizi dan serat tinggi; IV. Pemakaian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan tenaga kesehatan; V. Wanita perokok atau peminum harus menghentikan kebiasaannya. Minimal 1 kali pada trimester ke-1 (kehamilan < 14 minggu) Kunjungan 2/K2 (Trimester 2) Pada periode ini, ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan 1 bulan sekali sampai umur kehamilan 28 minggu. Adapun tujuan pemeriksaan kehamilan di trimester II antara lain : a. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya; b. Penapisan pre-eklamsi gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan; c. Mengulang perencanaan persalinan. Kunjungan 3 dan 4/ K3 dan K4 (Trimester 3) Pada periode ini sebaiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan dilakukan setiap 2 minggu jika tidak mengalami keluhan yang membahayakan dirinya atau kandungannya. Tujuan kunjungan pemeriksaan kehamilan trimester III yaitu : a. Mengenali adanya kelainan letak janin; b. Memantapkan rencana persalinan; c. Mengenali tanda-tanda persalinan. Sedangkan menurut Manuaba (2000, dalam Wagiyo & Putrono, 2016) mengemukakan bahwa untuk mengetahui perkembangan janin maka pemeriksaan kehamilan dilakukan sesuai dengan standar pemeriksaan kehamilan. Pemeriksaan kehamilan pertama dapat dilakukan setelah mengetahui adanya keterlambatan haid atau menstruasi. Idealnya pemeriksaan ulang dapat dilakukan pada setiap bulan sampai usia kehamilan 7 bulan, kemudian setiap 2 minggu sekali setelah usia
kehamilan mencapai 9 bulan sampai pada proses persalinan.
Merupakan kunjungan pertama kali pada masa kehamilan. Idealnya, pemeriksaan kehamilan dilakukan trimester 1 sedini mungkin, yakni saat Bunda mengalami telat haid atau menstruasi. Pemeriksaan pertama bertujuan untuk: Mendiagnosis dan menghitung umur kehamilan Mengenali dan menangani hal-hal yang memungkinkan menghambat pada masa kehamilan Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini mungkin Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-hari, keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas serta laktasi Kunjungan pertama juga merupakan kesempatan Bunda untuk memperoleh informasi tentang faktor resiko ibu dan janin. Informasi yang diperoleh meliputi Kegiatan fisik yang dapat dilakukan dalam batas normal Kebersihan pribadi khususnya daerah genetalia karena selama kehamilan terjadi peningkatan cairan atau secret pada area kewanitaan Pemilihan makanan sebaiknya yang bergizi dan mengandung serat yang tinggi Pemakaian obat harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan tenaga kesehatan Wanita perokok dan peminum harus menghentikan kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman keras Pada periode ini, ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan 1 bulan sekali sampai umur kehamilan 28 minggu. Adapun tujuan pemeriksaan kehamilan trimester 2, antara lain: Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatanya Penapisan pre-eklamsi gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan Mengulang perencanaan persalinan Pada periode ini sebaiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan yang dilakukan setiap 2 minggu jika tidak mengalami keluhan yang membahayakan diri dan kandungannya. tujuan kunjungan pemeriksaan kehamilan trimester 3 antara lain: Mengenali adanya kelainan letak janin Memantapkan rencana persalinan Mengenali tanda-tanda persalinan Selama melakukan kunjungan antenatal care, penyedia kesehatan harus memberikan pelayanan sesuai dengan 10 T. Mengutip Depkes RI, standar 10 T tersebut, yakni: 1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan 2. Tekanan darah 3. Tinggi fundus uterus 4. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin 5. Tetanus toxoid 6. Tablet besi 7. Tes laboratorium 8. Tatalaksana kasus 9. Temu wicara atau konseling 10. Tempat pelayanan antenatal care, tanda bahaya kehamilan, tanda-tanda persalinan, nasehat untuk ibu hamil, dan lain-lain.