Anda di halaman 1dari 8

RESUME

MATA KULIAH :
Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan

Dosen Pengampu: Ajeng Maharani Pratiwi SST.,M.Kes

Di Susun Oleh :

Nama: Angela Clara


NIM :(SB19004)

PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2021/2022
 Konseling yang diberikan bidan kepada pendamping persalinan keluarga pasien
dalam mempersiapkan
Kondisi psikologis wanita hamil pada umumnya mengalami perubahan
ketika dibandingkan sebelum hamil. Tiba-tiba sedih, gembira, bahkan sampai
menangis tanpa sebab yang jelas. Perubahan psikologis juga disebabkan karena
adanya perubahan fisik terutama bentuk perut yang semakin membesar, asupan
gizi yang meningkat, keterbatasan untuk bergerak. Perubahan kondisi tersebut
seringkali membuat ibu hamil merasa kurang nyaman dalam menjalani
kehidupan.
Untuk mengurangi kecemasan itu dibutuhkan pendampingan dan bantuan,
salah satu diantaranya bisa melalui proses layanan bimbinga dan konseling
Islam. Bimbingan dan konseling Islami adalah merupakan suatu usaha mem-
bantu individu dalam menanggulangi penyimpangan fitrah beragama yang
dimilikinya sehingga ia kembali menyadari peranannya sebagai khalifah di muka
bumi dan berfungsi untuk menyembah/mengabdi kepada Allah sehingga
akhirnya tercipta kembali hubungan yang baik dengan Allah, dengan manusia
dan alam semesta.5Tujuan dari pelayanan bimbingan dan konseling Islami
adalah untuk meningkatkan dan menumbuhsuburkan kesadaran manusia
tentang eksistensinya sebagai makhluk dan khalifah Allah di muka bumi ini,
sehingga setiap aktivitas dan tingkah lakunya tidak keluar dari tujuan hidupnya
yakni untuk menyembah atau mengabdi kepada Allah. Minimnya layanan
bimbingan dan konseling Islam yang diberikan oleh petugas kesehatan dari
Puskesmas atau bidan desa menyebabkan antusias warga khususnya ibu hamil
menginginkan diadakannya layanan bimbingan dan konseling Islam khususnya
ibu hamil, keluarga ibu hamil, kader Posyandu, dan masyarakat pada umumnya
agar mampu mengatasi masalah yang dialami baik untuk diri sendiri, keluarga,
maupun saudara terdekat.
Budaya masyarakat Indonesia yang sebagian besar beragama Islam me-
miliki perilaku dan sifat religius yang tinggi dalam melaksanakan kehidupan
sehari-hari. Cara pandang, persepsi dan konsep hidupnya semua dipengaruhi
oleh ajaran Islam. Budaya yang religius harus tetap dipertahankan dalam meng-
hadapi problematika di era globalisasi yang serba glamour, gemerlap bersifat
semu dan bisa dinikmati sesaat. Untuk mengupayakan agar kehidupan masya-
rakat tetap sejahtera dan memiliki mental yang sehat, maka dibutuhkan layanan
bimbingan dan konseling Islam. Layanan yang tidak hanya mengupayakan
mental yang sehat saja, tetapi juga bisa memberikan tuntunan untuk menuju
arah kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam agar mencapai kebahagiaan di
dunia dan akhirat.
Bimbingan dan konseling Islam adalah proses pemberian bantuan yang
terarah, kontinu dan sistematis kepada setiap individu agar ia dapat me-
ngembangkan potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal
dengan cara menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam al-Qur’an
dan Hadis ke dalam diri, sehingga ia dapat hidup selaras dan sesuai dengan
tuntunan al-Qur’an dan Hadis.6 Jika nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur’an
dan Hadis diinternalisasikan dalam kehidupan sehari-hari, maka fitrah beragama
manusia untuk memelihara alam seisinya bisa tercapai dan berkembang dengan
optimal. Demikian juga peranan sebagai khalifah yang melaksanakan hubungan
langsung dengan Allah.
Konseling Kehamilan dengan Pendekatan Rasional Emotif
Rasional Emotif Terapi WS Winkel menyatakan bahwa Rasional Emotif Terapi
adalah konseling yang menekankan kebersamaan dan interaksi antara
berpikir dan akal sehat, berperasaan dan berprilaku serta sekaligus
menekankan bahwa satu perubahan yang mendalam cara berperasaan
dan berprilaku, maka orang yang mengalami gangguan dalam alam
perasaanya harus dibantu untuk menuju kembali cara berpikirnya dan
memanfaatkan akal sehat.Gunarsa mengungkapkan bahwa Rasional Emotif
adalah berusaha memperbaiki melalui pola berpikir dan menghilangkan pola
berpikir yang irasional. Terapi dilihatnya sebagai usaha untuk
mendidik kembali. Jadi terapi bertindak sebagai mendidik dengan
antara lain membarikan tugas yang harus dilakukan pasien serta
mengajarkan strategi tertentu untuk memperkuat proses berpikirny
Teknik Emotif ( Afektif )
1) Assertive adaptive, teknik yang digunakan untuk melatih,
mendorong dan membiasakan klien untuk secara terus-
menerus menyesuaikan dirinya dengan tingkah laku yang
diinginkan.
2) Bermain peran, teknik untuk mengekspersikan berbagai
jenis perasaan yang menekan (perasaan-perasaan negatif)
melalui suatu suasana yang dikondisikan sedemikian rupa.
3) Imitasi, teknik untuk menirukan secara terus menerus
suatu model tingkah laku tertentu dengan maksud
menghadapi dan menghilangkan tingkah laku negatif.
Teknik Behavioristik
1) Reinforcement, teknik untuk mendorong klien kea rah
tingkah laku yang lebih rasional dan logis dengan jalan
memberikan pujian verbal (reward) ataupun hukuman.
2) Social modeling, teknik untuk membentuk tingkah laku
baru pada klien,
3) Life models (model dari kehidupan nyata), teknik yang
digunakan untuk digunakan untuk menggambarkan
perilaku-perilaku tertentu khususnya situasi interpersonal
yang kompleks dalam bentuk percakapan sosial, interaksi
dengan memecahkan masalah.
Teknik Kognitif
1) Home work assigments, teknik yang dilaksanakan dalam
bentuk tugas-tugas rumah untuk melatih, membiasakan
diri, dan menginternalisasikan sistem nilai tertentu yang
menuntut pola tingkah laku yang diharapkan.
2) Latihan assertive, teknik untuk melatih keberanian klien
dalam mengekspresikan tingkah laku tertentu yang
diharapkan melalui bermain peran, latihan, atau meniru
model sosial
 Kunjungan ibu hamil trimester 1,2,dan 3
Minimal 1 kali pada trimester ke-1 (kehamilan < 14 minggu);
minimal 1 kali pada trimester ke-2 (kehamilan 14 – 28 minggu);
minimal 2 kali pada trimester ke-3 ( >28 minggu sampai kelahiran).
Program kesehatan ibu di Indonesia menganjurkan agar ibu hamil
melakukan paling sedikit empat kali kunjungan untuk pemeriksaan selama
kehamilan, menurut jadwal 1-1-2 yaitu paling sedikit sekali kunjungan
dalam trimester pertama, paling sedikit sekali kunjungan dalam trimester
kedua, dan paling sedikit dua kali kunjungan dalam trimester ketiga
(Kemenkes, 2012). Selain untuk ibu hamil sebaiknya melakukan
kunjungan ANC minimal sebanyak 4 kali
Program kesehatan ibu di Indonesia menganjurkan agar ibu hamil melakukan
paling sedikit empat kali kunjungan untuk pemeriksaan selama kehamilan,
menurut jadwal 1-1-2 yaitu paling sedikit sekali kunjungan dalam trimester
pertama, paling sedikit sekali kunjungan dalam trimester kedua, dan paling sedikit
dua kali.
Kunjungan 1/K1 (Trimester 1) K1/ kunjungan baru ibu hamil yaitu ibu hamil
yang pertama kali pada masa kehamilan. Pemeriksaan pertama kali yang ideal
adalah sedini mungkin ketika ibu hamil mengalami terlambat dating bulan.
Adapun tujuan pemeriksaan pertama pada antenatal care adalah
sebagai berikut :
a) Mendiagnosis dan menghitung umur kehamilan;
b) Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin terjadi pada
masa kehamilan, persalinan dan nifas;
c) Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini
mungkin;
d) Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak; e.Memberikan
nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-hari, keluarga berencana,
kehamilan, persalinan, nifas serta laktasi. Pada kunjungan pertama juga
merupakan kesempatan untuk memberikan informasi bagi ibu hamil
supaya dapat mengenali factor resiko ibu dan janin. Informasi yang dapat
diberikan adalah sebagai
berikut :
I. Kegiatan fisik yang dapat dilakukan dalam batas normal;
II. Kebersihan pribadi khususnya daerah genetalia, karena selama
kehamilan akan terjadi peningkatan secret di vagina;
III. Pemilihan
makanan sebaiknya yang bergizi dan serat tinggi;
IV. Pemakaian obat
harus dikonsultasikan dahulu dengan tenaga kesehatan;
V. Wanita perokok atau peminum harus menghentikan kebiasaannya.
Minimal 1 kali pada trimester ke-1 (kehamilan < 14 minggu)
Kunjungan 2/K2 (Trimester 2) Pada periode ini, ibu hamil dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan 1 bulan sekali sampai umur kehamilan 28 minggu. Adapun
tujuan pemeriksaan kehamilan di trimester II antara lain :
a. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya;
b. Penapisan pre-eklamsi gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran
perkemihan;
c. Mengulang perencanaan persalinan.
Kunjungan 3 dan 4/ K3 dan K4 (Trimester 3) Pada periode ini sebaiknya ibu hamil
melakukan pemeriksaan kehamilan dilakukan setiap 2 minggu jika tidak mengalami
keluhan yang membahayakan dirinya atau kandungannya. Tujuan kunjungan
pemeriksaan kehamilan trimester III yaitu :
a. Mengenali adanya kelainan letak janin;
b. Memantapkan rencana persalinan;
c. Mengenali tanda-tanda persalinan. Sedangkan menurut Manuaba (2000, dalam
Wagiyo & Putrono, 2016) mengemukakan bahwa untuk mengetahui
perkembangan janin maka pemeriksaan kehamilan dilakukan sesuai dengan
standar pemeriksaan kehamilan. Pemeriksaan kehamilan pertama dapat dilakukan
setelah mengetahui adanya keterlambatan haid atau menstruasi. Idealnya
pemeriksaan ulang dapat dilakukan pada setiap bulan sampai usia
kehamilan 7 bulan, kemudian setiap 2 minggu sekali setelah usia

kehamilan mencapai 9 bulan sampai pada proses persalinan.


Merupakan kunjungan pertama kali pada masa kehamilan. Idealnya,
pemeriksaan kehamilan dilakukan trimester 1 sedini mungkin, yakni saat Bunda
mengalami telat haid atau menstruasi.
Pemeriksaan pertama bertujuan untuk:
 Mendiagnosis dan menghitung umur kehamilan
 Mengenali dan menangani hal-hal yang memungkinkan menghambat pada masa
kehamilan
 Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini
mungkin
 Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak
 Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-hari, keluarga berencana,
kehamilan, persalinan, nifas serta laktasi
Kunjungan pertama juga merupakan kesempatan Bunda untuk memperoleh informasi
tentang faktor resiko ibu dan janin. Informasi yang diperoleh meliputi
 Kegiatan fisik yang dapat dilakukan dalam batas normal
 Kebersihan pribadi khususnya daerah genetalia karena selama kehamilan terjadi
peningkatan cairan atau secret pada area kewanitaan
 Pemilihan makanan sebaiknya yang bergizi dan mengandung serat yang tinggi
 Pemakaian obat harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan tenaga kesehatan
 Wanita perokok dan peminum harus menghentikan kebiasaan merokok dan
mengonsumsi minuman keras
Pada periode ini, ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan 1 bulan
sekali sampai umur kehamilan 28 minggu. Adapun tujuan pemeriksaan kehamilan
trimester 2, antara lain:
 Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatanya
 Penapisan pre-eklamsi gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan
 Mengulang perencanaan persalinan
Pada periode ini sebaiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan yang dilakukan
setiap 2 minggu jika tidak mengalami keluhan yang membahayakan diri dan
kandungannya.
tujuan kunjungan pemeriksaan kehamilan trimester 3 antara lain:
 Mengenali adanya kelainan letak janin
 Memantapkan rencana persalinan
 Mengenali tanda-tanda persalinan
Selama melakukan kunjungan antenatal care, penyedia kesehatan harus
memberikan pelayanan sesuai dengan 10 T. Mengutip Depkes RI, standar 10 T
tersebut, yakni:
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2. Tekanan darah
3. Tinggi fundus uterus
4. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
5. Tetanus toxoid
6. Tablet besi
7. Tes laboratorium
8. Tatalaksana kasus
9. Temu wicara atau konseling
10. Tempat pelayanan antenatal care, tanda bahaya kehamilan, tanda-tanda
persalinan, nasehat untuk ibu hamil, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai