Anda di halaman 1dari 19

PERAN BIDAN DALAM KONTEKS

NASIONAL DAN GLOBAL

Ruang Lingkup Praktik Kebidanan


Dosen Pengampuh:
Eka Afrika.,SST.,M.Kes
Disusun Oleh
Kelompok 2-V.C

DELA GUSTIANA
DESI PERMATASARI
DEVI ANGGRAINI
DEWI ANJANI
DEWI TIARA SUCI
ERIYANTI
EVY CUCU CAHAYA
FITRI FARIDATUL AULIA NASUTION

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN KHUSUS


UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG
2021
Latar Belakang

Kebidanan merupakan bentuk dari sintesa


berbagai disiplin ilmu (ilmu kedokteran,
keperawatan, social, perilaku, budaya, ilmu
kesehatan masyaraka, ilmu manajemen). Bila
kita melihat keadaan sekitar, tak jarang kita
melihat keadaan seorang wanita yang sedang
hamil tidak semua orang bias diberikan
pelayanan oleh seorang bidan. Karena setiap
pemberi pelayanan kesehatan seperti bidan
mempunyai batas dalam melakukan
tindakan.
Pengertian Bidan
Bidan adalah seorang yang telah mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan bidan yang telah diakui
pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang
telah berlaku, dicatat (registrasi), diberi izin secara sah untuk
menjalankan praktek (Sari dan Rury, 2012).

Bidan mempunyai tugas penting dalam konsultasi dan


pendidikan kesehatan baik bagi wanita sebagai pusat
keluarga maupun masyarakat umumnya, tugas ini meliputi
antenatal, intranatal, postnatal, asuhan bayi baru lahir,
persiapan menjadi orang tua, gangguan kehamilan dan
reproduksi serta keluarga berencana. Bidan juga dapat
melakukan praktek kebidanan pada Puskesmas, Rumah sakit,
klinik bersalin dan unit-unit kesehatan lainnya di masyarakat
(Nazriah, 2009).
Macam –Macam Peran
Peran bidan sebagai petugas kesehatan yaitu sebagai
komunikator, motivator, fasilitator, dan konselor bagi
masyarakat (Potter dan Perry, 2007). Macam-macam peran
tersebut yaitu:

1. Komunikator
Komunikatoror adalah orang yang memberikan informasi
kepada orang yang menerimanya. Komunikator merupakan
orang ataupun kelompok yang menyampikan pesan atau
stimulus kepada orang atau pihak lain dan diharapkan pihak lain
yang menerima pesan (komunikan) tersebut memberikan
respon terhadap pesan yang diberikan (Putri ,2016).
Proses dari interaksi komunikator ke komunikan disebut juga dengan
komunikasi. Selama proses komunikasi, tenaga kesehatan secara fisik dan
psikologis harus hadir secara utuh, karena tidak cukup hanya dengan
mengetahui teknik komunikasi dan isi komunikasi saja tetapi juga penting
untuk mengetahui sikap, perhatian, dan penampilan dalam berkomunikasi.

2. Sebagai motivator

Motivator adalah orang yang memberikan motivasi kepada orang lain.


Sementara motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak agar
mencapai suatu tujuan tertentu dan hasil dari dorongan tersebut diwujudkan
dalam bentuk perilaku yang dilakukan (Notoatmodjo, 2007). Menurut
Saifuddin (2008) motivasi adalah kemampuan seseorang untuk melakukan
sesuatu, sedangkan motif adalah kebutuhan, keinginan, dan dorongan untuk
melakukan sesuatu.Peran tenaga kesehatan sebagai motivasi tidak kalah
penting dari peran lainnya. Seorang tenaga kesehatan harus mampu
memberikan motivasi, arahan, dan bimbingan dalam meningkatkan kesadaran
pihak yang dimotivasi agar tumbuh ke arah pencapaian tujuan yang diinginkan
(Mubarak, 2012).
3. Sebagai Fasilitator

Fasilitator adalah orang atau badan yang memberikan kemudahan dalam


menyediakan fasilitas bagi orang lain yang membutuhkan. Tenaga Kesehatan
dilengkapi dengan buku KIA dengan tujuan agar mampu memberikan penyuluhan
mengenai kesehatan ibu dan anak (Putri, 2016). Tenaga kesehatan juga harus
membantu klien untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal agar sesuai
dengan tujuan yang diharapkan.

4. Sebagai konselor

Konselor adalah orang yang memberikan bantuan kepada orang lain dalam
membuat keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman
terhadap fakta-fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan klien (Depkes
RI, 2008). Proses dari pemberian bantuan tersebut disebut juga konseling. Tujuan
umum dari pelaksanaan konseling adalah membantu ibu hamil agar mencapai
perkembangan yang optimal dalam menentukan batasan-batasan potensi yang
dimiliki, sedangkan secara khusus konseling bertujuan untuk mengarahkan
perilaku tidak sehat menjadi perilaku sehat, membimbing ibu hamil belajar
membuat keputusan dan membimbing ibu hamil mencegah timbulnya masalah
selama proses kehamilan (Simatupang, 2008).
Ruang Lingkup Kebidanan
Lingkup praktik kebidanan terkait erat dengan peran, fungsi,
kompetensi dan memiliki kewenangan untuk
melaksanakannya. Beberapa definisi tentang praktik
kebidanan:

1. Definisi secara umum Ruang lingkup praktik kebidanan


dapat diartikan sebagai luas area praktik dari suatu profesi.

2. Definisi secara khusus Ruang lingkup praktik kebidanan


digunakan untuk menentukan apa yang boleh atau tidak
boleh dilakukan oleh seorang bidan.
3. Menurut ICM dan IBI

● Asuhan mandiri atau otonomi pada anak perempuan, remaja puteri dan wanita
dewasa sebelumnya, selama kehamilan dan selanjutnya.
● Bidan menolong persalinan atas tanggung jawab sendiri dan merawat BBL.
● Pengawasan kepada kesehatan masyarakat di posyandu (tindak pencegahan),
penyuluhan dan pendidikan kesehatan pada ibu, keluarga dan masyarakat
termasuk : (persiapan menjadi orang tua, menentukan KB, mendeteksi kondisi
abnormal pada ibu dan bayi).
● Konsultasi dan rujukan.
● Pelaksanaan pertolongan gawat darurat primer dan sekunder pada saat tidak
ada pertolongan medis.
Kerangka Kerja Dalam Pelayanan

1. KEPMENKES RI No.900/Menkes/SK/II/2002.
2. Standar Pelayanan Kebidanan.
3. Kode etik profesi bidan.
4. KEPMENKES No.369/Menkes/SK/II/2007.
Lingkup Praktik Kebidanan
1. Lingkup pelayanan kebidanan kepada anak.
2. Lingkup pelayanan kebidanan pada wanta hamil.
3. Lingkup pelayanan keluarga berencana.Lingkup
pelayanan kesehatan masyarakat.
Ruang Lingkup 24 Standar
Kebidanan
Ruang lingkup standar kebidanan meliputi 24 standar
yang dikelompokkan sebagai berikut:

1. Standar pelayanan umum ( 2 standar ).


2. Standar pelayanan antenatal ( 6 standar ).
3. Standar pertolongan persalinan ( 4 standar ).
4. Standar pelayanan nifas ( 3 standar ).
5. Standar penanganan gawat darurat obstetri
neonatal ( 9 standar )
Standar kebidanan yang kita bahas yaitu standar kebidanan 5 sampai 8 yang
meliputi standar pelayanan antenatal dan pertolongan persalinan, meliputi

1. Standar Pelayanan 5 : Palpasi Abdominal.

a. Tujuan :Memperkirakan usia kehamilan, pemantauan pertumbuhan janin,


penentuan letak, posisi dan bagian bawah janin.

b. Pernyataan standar :Bidan melakukan pemeriksaan abdomen dengan


seksama dan melakukan partisipasi untuk memperkirakan usia kehamilan. Bila
umur kehamilan bertambah, pemeriksaan posisi, bagian terendah, masuknya
kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan
rujukan tepat waktu.

c. Hasil :
● Perkiraan usia kehamilan yang lebih baik.
● Diagnosis dini kehamilan letak, dan merujuk nya sesuai kebutuhan.
● Diagnosis dini kehamilan ganda dan kelainan lain serta merujuk nya sesuai
dengan kebutuhan.
d. Persyaratan :
● Bidan telah di didik tentang prosedur palpasi abdominal yang benar
● Alat, misalnya meteran kain, stetoskop janin, tersedia dalam kondisi baik.
● Tersedia tempat pemeriksaan yang tertutup dan dapat diterima
masyarakat
● Menggunakan KMS ibu hamil/buku KIA , kartu ibu untuk pencatatan.
● Adanya sistem rujukan yang berlaku bagi ibu hamil yang memerlukan
rujukan
● Bidan harus melaksanakan palpasi abdominal pada setiap kunjungan
antenatal.

2. Standar 6 : Pengelolaan Anemia Pada Kehamilan


Tujuan :Menemukan anemia pada kehamilan secara dini, dan melakukan
tindak lanjut yang memadai untuk mengatasi anemia sebelum persalinan
berlangsung.
b. Pernyataan standar :
● Ada pedoman pengolahan anemia pada kehamilan
● Bidan mampu mengenali dan mengelola anemia pada kehamilan dengan
memberikan penyuluhan gizi untuk mencegah anemia.
● Alat untuk mengukur kadar HB yang berfungsi baik.
● Tersedia tablet zat besi dan asam folat Obat anti malaria (di daerah
endemis malaria) Obat cacing
● Menggunakan KMS ibu hamil/ buku KIA , kartu ibu.

c. Proses yang harus dilakukan bidan :


Memeriksa kadar HB semua ibu hamil pada kunjungan pertama dan pada
minggu ke-28. HB dibawah 11gr%pada kehamilan termasuk anemia , dibawah
8% adalah anemia berat. Dan jika anemia berat terjadi, misalnya wajah pucat,
cepat lelah, kuku pucat kebiruan, kelopak mata sangat pucat, segera rujuk ibu
hamil untuk pemeriksaan dan perawatan selanjutnya. sarankan ibu hamil
dengan anemia untuk tetap minum tablet zat besi sampai 4-6 bulan setelah
persalinan.
3. Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi Pada Kehamilan
a. Tujuan :
Mengenali dan menemukan secara dini hipertensi pada kehamilan dan melakukan tindakan yang
diperlukan.

b. Pernyataan standar:
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenal tanda serta
gejala pre-eklampsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuk nya

c. Hasilnya :
● Ibu hamil dengan tanda preeclampsia mendapat perawatan yang memadai dan tepat waktu
● penurunan angka kesakitan dan kematian akibat eklampsi

d. Persyaratan :

1. BIdan melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur, pengukuran tekanan darah.

2. Bidan mampu :

○ Mengukur tekanan darah dengan benar , mengenali tanda-tanda preeclampsia

○ Mendeteksi hipertensi pada kehamilan, dan melakukan tindak lanjut sesuai dengan
ketentuan.
4. Standar 8 Persiapan Persalinan

a. Pernyataannn standar :
Bidanmemberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester
ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang
menyenangkan akan di rencanakan dengan baik.

b. Persyaratan :
● Semua ibu harus melakukan 2 kali kunjungan antenatal pada trimester terakhir kehamilan
● Adanya kebijaksanaan dan protokol nasional/setempat tentang indikasi persalinan yang harus
dirujuk dan berlangsung di rumah sakit
● bidan terlatih dan terampil dalam melakukan pertolongan persalinan yang aman dan bersih.
● peralatan penting untuk melakukan pemeriksaan antenatal tersedia
● Perlengkapan penting yang di perlukan untuk melakukan pertolongan persalinan yang bersih
dan aman tersedia dalam keadaan DTT/steril
● perlengkapaniapan transportasi untuk merujuk ibu hamil dengan cepat jika terjadi gawat
darurat ibu dan janin
● menggunakan KMS ibu hamil/buku KIA kartu ibu dan partograf.
● sistem rujukan yang efektif untuk ibu hamil yang mengalami komplikasi selama kehamilan
Kesimpulan
Ruang lingkup praktik kebidanan adalah batasan dari
kewenangan bidan dalam menjalankan praktiknya yang
berkaitan dengan upaya pelayanan kebidanan dan jenis
pelayanan kebidanan. Dimana semua layanan yang
diberikan oleh seorang bidan didasarkan pada
pengetahuan, keterampilan, dan kewenangan bidan
dalam memberikan pelayanan kebidanan.
Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai