FITRI YANI
NURUL SARTIKA
TA. 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama 4-6 minggu.
Periode nifas merupakan masa kritis bagi ibu, diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat
kehamilan terjadi setelah persalinan, yang mana 50% dari kematian ibu tersebut terjadi dalam
24 jam pertama setelah persalinan. Selain itu, masa nifas ini juga merupakan masa kritis bagi
bayi, sebab dua pertiga kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60%
kematian bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir. Masa post partum atau nifas
adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhirnya ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas berlangsung selama 6
minggu.
Seorang ibu mulai berfikiran tentang proses melahirkan yang menakutkan dan timbul
kekhawatiran. Bila hal tersebut tidak segera di tangani maka akan menyebabkan penyempitan
pembuluh darah sehingga aliran darah yang membawa oksigen ke rahim menjadi berkurang
kemudian terjadi penurunan kontraksi yang akan menyebabkan panjangnya lama persalinan
(Guyton, 2008). Kejadian seperti ini menyebabkan makin lamanya proses persalinan
sehingga janin dapat mengalami kegawatan (fetal distress) (Yanti, 2010). Dampak yang
ditimbulkan antara lain infeksi post partum, ruptur uteri, dan cincin retraksi yang sangat
membahayakan ibu dan janin sehingga meningkatkan resiko kematian ibu dan neonatus.
Beberapa hal yang menyebabkan tingginya angka kematian ibu berpangkal pada
kompleksnya permasalahan yang melatar belakangi yaitu, terlalu muda atau terlalu tua untuk
melahirkan, tidak melakukan pemeriksaan kehamilan dengan teratur, banyaknya persalinan
yang di tolong oleh tenaga non professional, masih terdapat persalinan yang di lakukan di
rumah dan paritas yang tinggi. Ada tiga hal yang berpengaruh terhadap proses terjadinya
kematian ibu yang biasanya di awali dari komplikasi persalinan dan nifas yang tidak di
tangani atau di ketahui secara dini. Proses yang paling dekat terhadap kejadian kematian ibu,
disebut sebagai determinan dekat yaitu kehamilan itu sendiri dan kompikasi yang terjadi
dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas. Wanita yang hamil memiliki risiko untuk
mengalami komplikasi, baik komplikasi kehamilan maupun komplikasi persalinan,
sedangkan wanita yang tidak hamil tidak memiliki risiko tersebut.
Salah satu tenaga kesehatan yang berperan penting dalam melayani masyarakat adalah
bidan. Secara umum makna seorang bidan sebenarnya sudah sejak lama menjadi pendamping
perempuan terutama perempuan yang sedang dalam masa hamil, bersalin dan nifas,
kemudian juga menjadi sahabat bagi bayi baru lahir dan juga janin. Bidan adalah seseorang
yang telah menyelesaikan program pendidikan Kebidanan yang diakui secara sah dan
mempunyai dan memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan juga memiliki izin yang sah untuk
melakukan praktik kebidanan di negaranya. Secara umum, tugas seorang bidan yaitu sebagai
tenaga kesehatan profesional yang membantu wanita mulai dari sejak masa kehamilan hingga
melahirkan. Seperti antara lain melakukan pemeriksaan selama masa kehamilan, termasuk
memantau kesehatan fisik dan psikis ibu hamil. Profesi bidan sudah banyak tersebar di
berbagai wilayah di Indonesia. Bidan juga sudah mulai banyak dipercaya untuk membantu
persalinan karena pendampingan mereka yang fokus terhadap individu ibu hamil disertai
tindakan medis yang minimal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan bagaimana Tentang kode etik
dan kewenangan bidan dalam asuhan kebidanan nifas dengan kekurangan nutrisi dan gizi
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana Tentang kode etik dan kewenangan bidan dalam asuhan
kebidanan nifas dengan kekurangan nutrisi dan gizi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bidan
Bidan adalah seorang yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang
telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang telah berlaku, dicatat
(registrasi), diberi izin secara sah untuk menjalankan Praktek.
Definisi bidan menurut Ikatan Bidan Indonesia atau IBI (2006) adalah seorang wanita
yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan yang telah diakui pemerintah dan lulus
ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku dan diberi izin secara sah untuk melaksanakan
praktek, Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dan kebidanan di masyarakat, bidan
diberi wewenang oleh pemerintah sesuai dengan wilayah pelayanan yang diberikan.
Wewenang tersebut berdasarkan peraturan Menkes RI.Nomor 900/Menkes ISK/VII/2002
tentang registrasi dan praktek bidan.
Adapun Peran Bidan adalah salah satu petugas kesehatan yang dapat memberikan
pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya, bidan telah
diakui sebagai sebuah profesi dan untuk dapat dikatakan sebagai seseorang yang bekerja
professional, maka bidan harus dapat memahami sejauh mana peran dan fungsinya sebagai
seorang bidan. Bidan dalam menjalankan profesinya mempunyai peran yaitu pelaksana,
pengelola, pendidik dan peneliti.
Peran yang diharapkan adalah sebagai pelaksana, pengelola, pendidik dan peneliti yaitu :
1. Sebagai Pelaksana,
Sebagai pelaksana bidan memiliki tiga kategori tugas yaitu tugas mandiri, tugas
kolaborasi dan tugas ketergantungan:
Merupakan tugas yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang
kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari proses
kegiatan pelayanan kesehatan
Sebagai pengelola bidan memiliki 2 tugas yaitu tugas pengembangan pelayanan dasar
kesehatan dan tugas partisipasi dalam tim.
Sebagai pendidik bidan mempunyai 2 tugas yaitu sebagai pendidik dan penyuluh
kesehatan bagi klien serta pelatih dan pembimbing kader
Bidan adalah salah satu profesi yang amat sangat penting bagi proses persalinan dari
seorang ibu selain dokter. Bidan membantu para ibu hamil ketika akan melahirkan anaknya,
sehingga bayi tersebut bisa lahir secara normal. Sebagai profesi yang banyak dibutuhkan
orang, maka tentu saja bidan memiliki banyak tanggung jawab dan juga peran yang sangat
penting baik bagi bayi yang baru lahir, maupun bagi orangtua, terutama ibu yang baru saja
menjalani proses persalinan. Tanggung jawab tersebut bisa berupa dukungan secara moril
bagi ibu atau dukungan informatif, sehingga sang ibu, dan juga ayah bisa memahami hal hal
apa saja yang harus dilakukan selama mengasuh anaknya yang baru lahir. Salah satu masa-
masa atau periode yang cukup penting setelah kelahiran adalah masa nifas.
Masa nifas atau yang juga dalam istilah kedokteran disebut sebagai masa puerperium
merupakan masa setelah plasenta dilahirkan dan alat-alat kandungan sudah kembali normal
seperti sebelum hamil. Masa nifas ini biasanya terjadi selama kurang lebih 6 minggu. Masa
nifas ini sangat penting untuk dihadapi dengan baik, karena apabila tidak dihadapi dengan
baik, bisa saja sang ibu mengalami berbagai masalah, seperti sepsis puerpuralis.
Pada masa nifas, bidan memiliki peran dan juga tanggung jawab yang besar untuk
memantau kondisi dari ibu, dan juga anak yang baru lahir tentunya. Berikut ini adalah
beberapa peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas :
Tugas dan juga tanggung jawab dari bidan pada masa nifas yang pertama adalah
untuk memberikan dukungan kepada sang ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan
juga psikologis. Selama masa nifas, ibu yang baru menjalani persalinan biasanya sering
mengalami rasa sakit berupa ketegangan fisik dan pikiran yang membebani.
Tugas dari bidan adalah untuk selalu mendukung dan memberikan motivasi kepada
sang ibu, agar bisa melewati masa tersebut dengan baik. Membantu ibu agar mampu
mengurangi ketegangan-ketegangan yang dirasakan selama masa nifas itu berlangsung.
b. Menjadi promotor atau penghubung antara bayi dengan ibunya dan keluarganya
Bidan juga memiliki tugas yang penting untuk menjadi seorang promotor. Ini berarti
bidan juga memiliki tugas dan juga tanggung jawab yang berperan sangat penting untuk
mendekatkan hubungan antara bayi dengan ibunya dan dengan keluarganya. Hal ini
nantinya akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan komunikasi sosial dan
interpersonal antara bayi, dengan lingkungan sekitarnya, termasuk meningkatkan
hubungan ibu dan anak.
Saat ini, masih ada ibu yang mungkin merasa takut untuk menyusui anaknya, karena
bayak hal. Maka dari itu, bidan sangat berperan penting dalam hal ini. Bidan dituntut
untuk mampu mendorong dan memotivasi sang ibu agar dapat memberikan ASI kepada
anaknya yang baru lahir, sekaligus memberikan informasi kepada sang ibu mengenai
fakta dan juga mitos yang sering muncul di kalangan masyarakat mengenai program ASI
yang diberikan kepada anak.
Bidan dituntut untuk mampu bertanggung jawab dan juga berperan dalam menyusun
rencana dan juga rancangan program kesehatan bagi ibu dan juga bayinya, terutama
selama masa nifas. Hal ini dilakukan untuk membantu menghindari terjadinya berbagai
macam komplikasi, yang dapat menyebabkan kondisi kesehatan si ibu menjadi menurun.
Karena itu, bidan harus mampu untuk menyusun rancangan program kesehatan, mulai
dari asupan gizi yang baik dan optimal, hingga kegiatan fisik, seperti olahraga yang
mampu meningkatkan daya tahan tubuh sang ibu.
e. Mendeteksi adanya komplikasi dan gangguan kesehatan lain dan memberikan rujukan
Bidan pada masa nifas juga memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan
rujukan kesehatan kepada ibu. Bidan dituntut mampu untuk mendeteksi gangguan
kesehatan yang mungkin muncul pada ibu dan membantu untuk mencarikan solusinya.
Salah satunya adalah dengan cara memberikan rujukan ke dokter atau tenaga medis
lainnya yang lebih berpengalaman dan juga lebih paham akan kondisi kesehatan yang
dialami selama masa nifas setelah melahirkan.
f. Memberikan edukasi mengenai kesehatan, serta cara hidup sehat yang mendukung
pertumbuhan sang bayi
Penting bagi bidan, terutama dalam masa nifas untuk memberikan edukasi kepada
ibu, dan juga keluarga mengenai kesehatan, gaya hidup sehat, yang tentu saja dapat
mendukung perkembangan bayi. Bidan harus memahami bagaimana cara hidup sehat
yang baik dan benar dan harus mampu untuk memberikan edukasi kepada ibu dan ayah,
agar dapat mendukung kebutuhan dari sang bayi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bidan adalah salah satu profesi yang amat sangat penting bagi proses persalinan dari
seorang ibu selain dokter. Bidan membantu para ibu hamil ketika akan melahirkan anaknya,
sehingga bayi tersebut bisa lahir secara normal. Sebagai profesi yang banyak dibutuhkan
orang, maka tentu saja bidan memiliki banyak tanggung jawab dan juga peran yang sangat
penting baik bagi bayi yang baru lahir, maupun bagi orangtua, terutama ibu yang baru saja
menjalani proses persalinan. Tanggung jawab tersebut bisa berupa dukungan secara moril
bagi ibu atau dukungan informatif, sehingga sang ibu, dan juga ayah bisa memahami hal hal
apa saja yang harus dilakukan selama mengasuh anaknya yang baru lahir. Salah satu masa-
masa atau periode yang cukup penting setelah kelahiran adalah masa nifas.
Masa nifas atau yang juga dalam istilah kedokteran disebut sebagai masa puerperium
merupakan masa setelah plasenta dilahirkan dan alat-alat kandungan sudah kembali normal
seperti sebelum hamil. Masa nifas ini biasanya terjadi selama kurang lebih 6 minggu. Masa
nifas ini sangat penting untuk dihadapi dengan baik, karena apabila tidak dihadapi dengan
baik, bisa saja sang ibu mengalami berbagai masalah, seperti sepsis puerpuralis.
DAFTAR PUSTAKA
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC
Berry David. 2003. Pokok-Pokok Pikiran dalam Sosiologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Hidayat, A.A.A. 2004. Pengantar konsep dasar keperawatan. Edisi 1 Jakarta : Salemba
Medika
Ikatan Bidan Indonesia, (IBI). 2006. Manajemen Pelayanan Kebidanan Mandiri. Sari Husaha.
Jakarta