Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah
dicapai oleh pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi.
Evaluasi merupakan sub sistem yang sangat di butuhkan dalam setiap sistem
pendidikan, karena evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh perkembangan
atau kemajuan hasil pendidikan. Dalam setiap pembelajaran, pendidik harus
berusaha mengetahui hasil dari proses pembelajaran yang ia lakukan. Pentingnya
diketahui hasil ini karena dapat menjadi salah satu patokan bagi pendidik untuk
mengetahui sejauh mana proses pembelajaran yang dia lakukan dapat
mengembangkan potensi peserta didik. Dengan evaluasi, maka maju dan
mundurnya kualitas pendidikan dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula, kita
dapat mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk berubah
menjadi lebih baik ke depan.
Dengan melakukan evaluasi, guru dapat mengukur tingkat keberhasilan
proses pembelajaran yang dilakukannya, pada tiap kali pertemuan, setiap catur
wulan, setiap semester, setiap bulan, bahkan selama berada pada satuan
pendidikan tertentu. Dengan demikian setiap kali membahas proses pembelajaran,
maka berarti kita juga membahas tentang evaluasi.
Untuk dapat melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan benar, maka
guru dipersyaratkan mengetahui berbagai dimensi yang terkait dengan evaluasi,
terutama berkaitan dengan hakikat evaluasi, tujuan evaluasi, prinsip-prinsip
evaluasi, jenis-jenis evaluasi dan prosedur evaluasi di dalam proses pembalajaran.

1
B. Rumusan Masalah

Dalam penjelasan di dalam latar belakang kita sudah mengetahui pentingnya


evaluasi dalam pembelajaran, adapun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian dari Evaluasi?
2. Mengetahui tujuan evaluasi?
3. Bagaimana dari fungsi evaluasi?
4. Apa saja syarat-syarat evaluasi ?
5. Mengetahui apa saja yang termaksud dalam objek-objek dalam evaluasi?
6. Apa saja jenis-jenis dari evaluasi?
7. Bagaimana pendekatan evaluasi ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi
Kata evaluasi merupakan penyaduran bahasa dari kata evaluation dalam
bahasa inggris, yang lazim diartikan dengan penaksiran atau penalian. Kata
kerjanya adalah evaluate, yang berarti menaksir atau menilai, sedangkan orang
yang menilai atau menaksir disebut sebagai evaluator. Sejumlah ahli
mengemukakan pemaham evaluasi secara etimologi seperti Grounlund,
Nurkancana, dan Raka Joni. Menurut Grounlund (1976), “Evaluasi is a sistem
atic process of determining the extent to which instructional objectives by pupil”.
Di sisi lain Nurkancana (1983) menyatakan bahwa evaluasi dilakukan berkenaan
dengan proses kegiatan untuk menentukan nilai sesuatu. Sementara, Raka Joni
(1975), mengartikan evaluasi sebagai suatu proses mempertimbangankan sesuatu
barang atau gejala dengan pertimbangan pada patokan-patokan tertentu. Patokan
tersebut mengandung pengertian baik-tidak baik, memadai tidak memadai,
memenuhi syarat/tidak memenuhi syarat, dengan perkataan lain menggunakan
Value Judgment.
Dengan mendasarkan pada pengertian diatas, maka dapat dikemukaan
bahwa evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai seseorang dengan
menggunakan patokan-patokan tertentu untuk mencapai tujuan. Sementara itu,
evaluasi hasil belajar pembelajaran adalah suatu proses menentukan nilai prestasi
belajar pembelajaran dengan menggunakan patokan-patokan terntentu agar
mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Agar evaluasi yang dilakukan dapat memberikan manfaat sebagaimana
yang diharapkan, maka evaluasi harus dilakukan berdasarakan prinsip-prinsip
yang tepat. Arikunto (2007:24) mengemukakan bahwa ada satu prinsip umum dan
penting dalam evaluasi, yaitu adanya triangulasi atau hubungan erat tiga
komponen, yaitu antara: Tujuan, Kegiatan Pembelajaran atau KBM, dan Evaluasi.

3
Dari ketigas tersebut dapat kita pahami bahwa kegiatan pembelajarab yang
dirancang dalam bentuk rencana mengejar yang disusun oleh guru mengecu pada
tujuan yang hendak dicapai. Demikian pula tujuan yang dirumuskan hendaknya
didasarkan pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan, sehingga anatar kegaiatan
pembelajaran dan tujuan yang dirumuskan memiliki arah yang sama.
Evaluasi merupakan kegaiatan pengumpulan data untuk mengukur
sejauhmana tujuan yang telah dicapai. Karena itu didalam menyusun evaluasi
hendakanya memperhatian secara seksama rumusan tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan dan harus dapat mengukur sejauhmana proses pembelajaran telah
dilakukan.
Evaluasi pembelajaran tidak lepas dari kegiatan belajar. Belajar adalah
kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam
penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini berarti keberhasilan
pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada keberhasilan proses belajar
siswa di sekolah dan lingkungan sekitarnya.
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam
seluruh aspek tingkah laku. Sehingga belajar dapat didefinisikan sebagai suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungan.
Jadi, pada dasarnya belajar merupakan tahapan perubahan perilaku peserta
didik yang relatif positif dan mantap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan
yang melibatkan proses kognitif, dengan kata lain belajar merupakan kegiatan
berproses yang terdiri dari beberapa tahap. Tahapan dalam belajar tergantung pada
fase-fase belajar, salah satu tahapannya adalah yang dikemukakan oleh Witting,
yaitu :
1. Tahap equistiion, yaitu tahapan perolehan informasi
2. Tahap storage, yaitu tahapan penyimpanan informasi.
3. Tahap retrieval, yaitu tahapan pendekatan kembali informasi.

4
Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat
maupun jenisnya. Karena itu, sudah tentu setiap perubahan dalam diri seseorang
merupakan perubahan dalam arti belajar. Demikian pula perubahan tingkah laku
seseorang yang berada dalam keadaan mabuk, perubahan yang terjadi dalam
aspek-aspek kematangan, perabahan dan perkembangan tidak termasuk perabahan
dalam pengertian belajar. Slameto memberikan ciri-ciri tentang perabahan tingkah
laku yang terjadi dalam belajar sebagai berikut :
1. Terjadi secara sadar
2. Bersifat kontinyu dan fungsional
3. Bersifat positif dan aktif
4. Bukan bersifat sementara
5. Bertujuan dan terarah
6. Mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Dalam surat Al-Isra’ ayat 36

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai


pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. “(QS. Al-Isra’ ayat 36)
Dengan demikian, belajar dapat diartikan sebagai suatu perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari pengalaman yang lalu.

B. Tujuan Evaluasi
Tujuan umum evaluasi pembelajaran adalah untuk menghimpun bahan-
bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf
perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik setelah
meraka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Serta

5
menghimpun informasi yang dijadikan dasar untuk mengetahui taraf kemejuan,
taraf perkembangan, taraf pencapaian kegiatan belajar peserta didik. Tujuan
khusus evaluasi pembelajaran adalah :
1. Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program
pendidikan.
2. Untuk mencari dan menemukan faktor penyebab keberhasilan dan
ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidiakan
sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara
perbaikannya.
3. Untuk mengetahui kemajuan hasil belajar peserta didik.
4. Mengetahui potensi yang dimiliki siswa.
5. Mengetahui hasil belajar siswa
6. Mengadakan seleksi.
7. Mengetahui kelemahan atau kesulitan belajar siswa
8. Memberikan bantuan pemilihan jursan
9. Memberikan motivasi belajar
10. Mengetahui efektifitas guru
11. Mengetahui efisiensi mengajar guru
12. Memberikan bukti untuk laporan kepada orang tua atau masyarakat.

C. Fungsi Evaluasi
Fungsi evaluasi pembelajaran sangat diperlukan dalam pendidikan antara
lain memberi informasi yang dipakai sebagai dasar untuk:
1. Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah dicapai
oleh peserta didiknya.
2. Memberikan petunjuk tentang sejauh manakah program pengajaran yang
telah ditentukan telah dapat dicapai (Sudijono, 2006:12).
3. Membuat kebijaksanaan dan keputusan.
4. Menilai hasil yang dicapai para belajar.
5. Memperbaiki materi dan program pendidikan.

6
D. Syarat-Syarat Evaluasi
Langkah pertama yang perlu ditempuh guru dalam menilai prestasi belajar
siswa adalah menyusun alat evaluasi(test instrument ) yang sesuai dengan
kebutuhan, dalam artian tidak menyimpang dari indicator dan jenis prestasi yang
diharapkan. Persyaratan pokok penyusunan alat evaluasi yang baik dalam
perspektif psikologi belajar ( The Psychology of learning) meliputi dua macam
Cross, 1974; Barlow, 1985; Butler, 1990), yaitu sebagai berikut:
1. Reliabilitas
Secara sederhana, reliabilitas (reliability) berarti hal tahan uji atau dapat
dipercaya.Sebuah alat evaluasi dipandang reliable atau tahan uji apabila
memiliki konsistensi atau keajegan hasil.
2. Validitas
Validitas berarti keabsahan atau kebenaran. Sebuah alat evaluasi dipandang
valid atau abash apabila dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.

Syarat-syarat umum yang harus dipenuhi dalam mengadakan kegiatan


evaluasi dalam proses pendidikan menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:194-198)
terurai sebagai berikut
1. Kesahihan
Kesahihan menggantikan kata validitas (validity) yang dapat diartikan
sebagai ketepatan evaluasi mengevaluasi apa yang seharusnya di evaluasi.
untuk memperoleh hasil evaluasi yang sahih, dibutuhkan insturmen yang
memiliki/memenuhi syarat-syarat kesahihan suatu instrumental evaluasi.
Kesahihan instrument evaluasi diperoleh melalui hasil pemikiran dan hasil
pengalaman.
2. Keterandalan
Keterandalan evaluasi berhubungan dengan masalah kepercayaan,
yakni tingkat kepercayaan bahwa suatu instrument evaluasi mampu
memberikan hasil yang tepat. Gronlund dalam Dimyati dan Mudjiono
(2006:196) mengemukakan bahwa, “keterandalan menunjukkan kepada
konsistensi (keajegan) pengukuran yakni bagaimana keajegan skor tes atau

7
hasil evaluasi lain yang berasal dari pengukuran yang satu ke pengukuran
yang lain”. Dengan kata lain, keterandalan dapat kita artikan sebagai tingakat
kepercayaan keajegan hasil evaluasi yang diperoleh dari suatu instrument
evaluasi.
3. Kepraktisan
Kepraktisan evaluasi dapat diartikan sebagai kemudahan-kemudahan
yang ada pada instrument evaluasi baik dalam mempersiapkan,
menggunakan, menginterpretasi/ memperoleh hasil, maupun kemudahan
dalam menyimpanya.

Sementara menurut Arikunto dan Jabar (2010:8-9) evaluasi memiliki ciri-


ciri dan persyaratan sebagai berikut :
1. Proses kegiatan penelitian tidak menyimpang dari kaidah-kaidah yang
berlaku bagi penelitian pada umumnya.
2. Dalam melaksanakan evaluasi, peneliti harus berpikir secara sistematis yaitu
memandang program yang diteliti sebagai sebuah kesatuan yang terdiri dari
beberapa komponen atau unsur yang saling berkaitan satu sama lain dalam
menunjang kinerja dari objek yang dievaluasi.
3. Agar dapat mengetahui secar rinci kondisi dari objek yang dievaluasi, perlu
adanya identifikasi komponen yang berkedudukan sebagai faktor penentu
bagi keberhasilan program.
4. Menggunakan standar, Kiteria, atau tolak ukur sebagai perbandingan dalam
menentukan kondisi nyata dari data yang diperoleh dan untuk mengambil
kesimpulan.
5. Kesimpulan atau hasil penelitian digunakan sebagai masukan atau
rekomendasi bagi sebuah kebijakan atau rencana program yang telah
ditentukan.
6. Agar informasi yang diperoleh dapat menggambarkan kondisi nyata secara
rinci untuk mengetahui bagian mana dari program yang belum terlaksana,
maka perlu ada identifikasi komponen yang dilanjutkan dengan identifikasi
subkomponen, sampai pada indikator dari program evaluasi.

8
7. Standar, kriteria, atau tolak ukur diterapkan pada indicator, yaitu bagian yang
paling kecil dari program agar dapat dengan cermat diketahui letak
kelemahan dari proses kegiatan.
8. Dari hasil penelitian harus dapat disusun sebuah rekomendasi secara rinci dan
akurat sehingga dapat ditentukan tindak lanjut secara tepat.

E. Objek-Objek dalam Evaluasi


Objek Evaluasi pendidikan ialah segala sesuatu yang bertalian dengan
kegiatan atau proses pendidikan, yang dijadikan titik pusat perhatian atau
pengamatan, karena pihak penilai (evaluator) ingin memperoleh informasi tentang
kegiatan atau proses pendidikan tersebut. Siswa atau mahasiswa sudah merupakan
objek yang populer bagi evaluasi pendidikan. Penting sekali menentukan dan
mengetahui apa yang akan dievaluasi. Hal ini akan menolong menentukan apa
informasi yang dikumpulkan dan bagaimana menganalisisnya dan akan membantu
pemfokusan evaluasi.
Menurut Prof. Dr. Suharsimi arikunto, objek evaluasi adalah hal-hal yang
menjadi puast perhatian untuk dievaluasi. Apapun yang ditentukan oleh evaluator
atau penilai untuk dievaluasi, itulah yang disebut dengan objek evaluasi. Seperti
pada waktu evaluator ingin menilai berat badan siswa, maka yang menjadi objek
adalah berat badan siswa, sedangkan angka yang menunjukkan barapa berat badan
siswa adalah hasil evaluasi. Maka yang menjadi objek evaluasi semua unsur atau
komponen yang ada dalam transformasi tersebut, agar diperoleh gambaran yang
menyeluruh tentang mutu dan kebenaran kinerja transformasi yang dijadikan
objek evaluasi adalah semua aspek terkait dalam kinerja transformasi seperti :
1. Masukan Mentah
Masukan mentah adalah merupakan individu yang belajar dan ini akan
mempunyai peranan yang besar dalam berhasil tidaknya dalam belajar. Untuk
melihat segi segi dari masukan yang ikut berperan dalam belajar ini ialah
menyangkut segi kejasmanian, dan segi psikologis. Walaupun keduanya di
bedakan tetapi tidak berarti di pisahkan karena keduanya tetap merupakan

9
suatu kesatuan, satu dengan yang lain tidak dapat dipisahkan, kedua segi
tersebut dibedakan agar dapat melihat permasalahannya dengan lebih rinci.
2. Masukan instrumental
Masukan instrumental adalah masukan pendukung yang meliputi guru,
materi, sarana pendidikan, pengelolaan manajemen atau pengaturan dan
fasilitas yang memungkinkan atau kelompok melakukan kegiatan belajar.
3. Masukan lingkungan
Dalam upaya meningkatkan dan memperluas jangkauan pelayanan
terhadap penerimaan pelayanan, maka para pengelola program pelatihan
keterampilan berusaha mendayagunakan semua sarana prasarana dan fasilitas
yang ada, baik di lingkungan pemukiman maupun lingkungan desa.
Lingkungan disini merupakan segala sesuatu yang memberi dukungan atau
hambatan bagi terwujudnya potensial dari individu, untuk mengembangkan
bakat, minat, aspirasi dan kreativitas.
4. Proses transformasi
Dalam proses transformasi, selain siswa sebagai bahan yang diolah,
masih ada 2 masukan lain. Yang pertama berfungsi membantu atau
memperlancar terjadinya proses, sedangkan yang kedua berupa lingkungan
yang berpengaruh terhadap terjadinya proses.
5. Keluaran, hasil transformasi itu sendiri
Komponen keluaran merupakan kualitas dan kuantitas peserta didik
hasil pendidikan dan penyuluhan kesehatan lingkungan dan pemukiman.
Kualitas dan kuantitas yang dimaksudkan disini ditujukan pada aspek
perubahan pola hidup dan perilaku hidup sehat yang terjadi pada para peserta
didik, baik aspek kognitif, apektif maupun psikomotor.

10
F. Jenis-Jenis Evaluasi
1. Jenis evaluasi berdasarkan tujuannya
a. Pre-test dan Post-test
Kegiatan pre-test dilakukan guru secara rutin pada setiap akan
memulai penyajian baru. Tujuannya ialah untuk mengidentifikasi taraf
pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan.
Sedangkan post-test adalah kebalikan dari pre-test, yakni kegiatan
evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir penyajian
materi.Tujuannya adalah untuk mengetahui taraf pengetahuan siswa atas
materi yang telah diajarkan.
b. Evaluasi Diagnostik
Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan
pelajaran. Evaluasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi atau menelaah
kelemahan-kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.
c. Evaluasi selektif
Evaluasi selektif adalah evaluasi yang digunakan untuk memilih
siswa yang paling tepat atau sesuai dengan kriteria program kegiatan
tertentu.
d. Evaluasi penempatan
Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk
menempatkan siswa dalam program pendidikan tertentu yang sesuai
dengan karakteristik siswa.
e. Evaluasi formatif
Evaluasi jenis ini dapat dipandang sebagai “ulangan” yang dilakukan
pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Evaluasi ini
bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatan proses belajar dan
mengajar.
f. Evaluasi sumatif
Ragam penilaian sumatif dapat dianggap sebagai “ulangan umum”
yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar
siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran, atau disebut

11
juga dengan evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan
kemajuan belajar siswa.Evaluasi ini lazim dilakukan pada setiap akhir
semester atau akhir tahun ajaran.Hasilnya dijadikan bahan laporan resmi
mengenai kinerja akademik siswa dan bahan penentu naik atau tidaknya
siswa ke kelas yang lebih tinggi.
g. Ujian Nasional (UN)
Ujian Nasional (UN) pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif,
yaitu sebagai alat penentu kenaikan status siswa.

2. Jenis evaluasi berdasarkan sasaran


a. Evaluasi Konteks
Adalah evaluasi yang ditujukan untuk mengukur konteks program
baik mengenai rasional tujuan, latar belakang program, maupun
kebutuhan-kebutuhan yang muncul dalam perencanaan.
b. Evaluasi Input
Adalah evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik
sumber daya maupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.
c. Evaluasi Proses
Adalah evaluasi yang ditujukan untuk melihat proses pelaksanaan,
baik mengenai kalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor
pendukung dan faktor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan,
dan sejenisnya.
d. Evaluasi Hasil atau Produk
Adalah evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang
dicapai sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki,
dimodifikasi, ditingkatkan atau dihentikan.
e. Evaluasi Outcom atau Lulusan
Adalah evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa
lebih lanjut, yakni evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.

12
3. Jenis evalusi berdasarkan lingkup kegiatan pembelajaran
a. Evaluasi Program Pembelajaran
Adalah evaluasi yang mencakup terhadap tujuan pembelajaran, isi
program pembelajaran, strategi belajar mengajar, aspe-aspek program
pembelajaran yang lain.
b. Evaluasi Proses Pembelajaran
Adalah evaluasi yang mencakup kesesuaian antara peoses
pembelajaran dengan garis-garis besar program pembelajaran yang di
tetapkan, kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran,
kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
c. Evaluasi Hasil Pembelajaran
Adalah evaluasi hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa
terhadap tujuan pembelajaran yang ditetapkan, baik umum maupun
khusus, ditinjau dalam aspek kognitif, afektif, psikomotorik.

4. Jenis evaluasi berdasarkan objek dan subjek evaluasi


a. Berdasarkan objek :
1) Evaluasi Input
Adalah evaluasi terhadap siswa mencakup kemampuan kepribadian,
sikap, keyakinan.
2) Evaluasi Transformasi
Adalah evaluasi terhadap unsur-unsur transformasi proses
pembelajaran anatara lain materi, media, metode dan lain-lain.
3) Evaluasi Output
Adalah evaluasi terhadap lulusan yang mengacu pada ketercapaian
hasil pembelajaran.
b. Berdasarkan subjek :
1) Evaluasi Internal
Adalah evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah sebagai
evaluator, misalnya guru.

13
2) Evaluasi Eksternal
Adalah evaluasi yang dilakukan oleh orang luar sekolah sebagai
evaluator, misalnya orangtua, masyarakat.

G. Pendekatan Evaluasi Pembelajaran


Pendekatan evaluasi merupakan sudut pandang seseorang dalam menelaah
atau mempelajari evaluasi. Dilihat dari komponen pembelajaran, pendekatan
evaluasi dapat dibagi dua, yaitu pendekatan tradisional dan pendekatan system.
1. Pendekatan Tradisional
Pendekatan ini berorientasi pada praktik evaluasi yang telah berjalan
selama ini disekolah yang ditunjukan pada perkembangan aspek intelektual
peserta didik.
2. Pendekatan Sistem
Sistem adalah totalitas dari berbagai komponen yang saling
berhubungan dan ketergantungan.
a. Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Pendekatan ini sering juga disebut penilaian norma absolut. Jika ingin
menggunakan pendekatan ini, berarti guru harus membandingkan hasil
yang diperoleh peserta didik dengan sebuah patokan atau kriteria yang
secara absolut atau mutlak telah ditetapkan oleh guru.
b. Penilaian Acuan Norma (PAN)
Pendekatan ini membandingkan skor setiap peserta didik dengan teman
satu kelasnya. Makna nilai dalam bentuk angka maupun kualifikasi
memiliki sifat relatif.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Evaluasi pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai pembelajaran
yang dilaksanakan, dengan melalui kegiatan pengukuran dan penilaian
pembelajaran. Pengukuran yang dimaksud di sini adalah proses membandingkan
tingkat keberhasilan pembelajaran dengan ukuran keberhasilan pembelajaran yang
telah ditentukan secara kuantitatif, sedangkan penilaian yang dimaksud di sini
adalah proses pembuatan keputusan nilai keberhasilan pembelajaran secara
kualitatif. Evaluasi merupakan sarana untuk mendapatkan informasi yang
diperoleh dari proses pengumpulan dan pengolahan data.
Terdapat beberapa teknik, jenis-jenis, dan syarat-syarat penyusunan
evaluasi pembelajaran yang dapat di lakukan dan diperhatikan oleh pendidik
dalam melakukan evaluasi pembelajaran.

B. Saran
Dalam melakukan Evaluasi Pembelajaran, sebaiknya diperhatikan syarat-
syarat dalam penyusunan evaluasi pembelajaran tersebut serta memilih teknik
evaluasi pembelajaran yang sesuai agar hasil yang diinginkan sesuai.

15
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. (2010). Evaluasi Pembelajaran Prinsip,Teknik,Prosedur.


Bandung: Remaja Rosdakarya
Arikunto, Suharsimi. (1995). Dasar-dasar Evaluasi Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara
Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung:
Alfabeta.
Cahyadi, Asep. (2013). Pengertian Evaluasi Pembelajaran. (online).
(http://cahyadinasep.blogspot.com/2013/03/pengertian-tujuan-fungsi-
prinsip-dan.html diakses April 2014).
Daryanto. (2010). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta
Fadli, Hadri. (2013). Makalah Evaluasi Pendidikan. (online).
(http://fadlimapel25.blogspot.com/2013/10/makalah-prinsip-prinsip-
dan-langkah.html diakses April 2014).
Josua, Andi. (2011). Prosedur Evaluasi Pembelajaran. (online).
(http://andijosua.blogspot.com/2011/03/prosedur-evaluasi-
pembelajaran.html diakses April 2014).
Sudijono, Anas. (1996). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. PT. Raja
Grafindo Persada
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Thoha, M. Chabib. (1996). Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.

16
BAB I...................................................................................................... 1
PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.........................................................................2
BAB II..................................................................................................... 3
PEMBAHASAN......................................................................................... 3
A. Pengertian Evaluasi......................................................................3
B. Tujuan Evaluasi............................................................................. 5
C. Fungsi Evaluasi............................................................................. 6
D. Syarat-Syarat Evaluasi..................................................................7
E. Objek-Objek dalam Evaluasi.........................................................9
F. Jenis-Jenis Evaluasi.....................................................................11
1. Jenis evaluasi berdasarkan tujuannya.....................................11
2. Jenis evaluasi berdasarkan sasaran.........................................12
3. Jenis evalusi berdasarkan lingkup kegiatan pembelajaran......13
4. Jenis evaluasi berdasarkan objek dan subjek evaluasi............13
G. Pendekatan Evaluasi Pembelajaran............................................14
BAB III................................................................................................... 15
PENUTUP.............................................................................................. 15
A. Kesimpulan................................................................................. 15
B. Saran.......................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 16

17

Anda mungkin juga menyukai