PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi
Secara harfiah kata evaluasi bersal dari bahasa inggris, evaluation, dalam bahasa arab Al-Taqdir,
dalam bahas indonesia berarti penilaian. Akar katanya adalah value, dalam bahasa arab, Al-Qimah,
dalam bahasa indonesia berarti nilai. Dengan demikian secara harfiah, evaluasi pendidikan dapat
diartikan sebagai penilaian dalam (bidang) pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan kegiatan pendidikan.
1. Menurut Paulson (1976) dalam bukunya “A Strategy for Evaluation Design” mengemukakan
bahwa “Evaluation as a process of examining certain objects or events in the light of specific value
standards for the purpose of making adaptive decisions”. (Evaluasi adalah proses pengujian
berbagai objek atau peristiwa tertentu dengan menggunakan ukuran-ukuran nilai khusus dengan
tujuan untuk menentukan keputusan-keputusan yang sesuai. Berdasarkan pengertian ini, evaluasi
program adalah kegiatan pengujian terhadap sesuatu fakta atau kenyataan sebagai bahan untuk
pengambilan keputusan.
2. Menurut Ralph Tayler evaluasi adalah proses yang menentukan sejauhmana tujuan pendidikan
dapat dicapai.
3. Menurut Edwin Wandt dan Gerald W Brown, evaluation refer to the act or process to
determining the value the something. Artinya, suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan
nilai dari sesuatu.
4. Menurut H.M Sukardi mengatakan bahwa evaluasi merupakan proses memahami, memberi arti,
mendapatkan, dan mengomunikasikan suatu informasi bagi keperluan pengambil keputusan.
Lembaga Administrasi Negara mengemukakan batasan mengenai evaluasi pendidikan sebagai
berikut:
1. Proses atau kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang
telah ditentukan;
2. Usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik bagi penyempurnaan pendidikan.
Dapat disimpulkan bahwa, evaluasi pendidikan adalah suatu tindakan atau kegiatan yang
dilaksanakan dengan maksud untuk suatu proses yang berlangsung dalam rangka menentukan nilai
dari segala sesuatu dalam dunia pendidikan. Atau singkatnya evaluasi pendidikan adalah kegiatan
atau proses penentuan nilai pendidikan, sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya.
Dalam evaluasi selalu mengandung proses, proses evaluasi harus tepat terhadap tipe yang biasanya
dinyatakan dalam bahasa prilaku. Dikarenakan tidak semua prilaku dapat dinyatakan dengan alat
evaluasi yang sama, maka evaluasi menjadi salah satu hal yang sulit dan menantang, yang harus
disadari oleh para guru. Menurut undang-undang republik indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional pasal 57 ayat (1), evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu
pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilatas penyelenggara pendidikan kepada pihak-
pihak yang berkepentingan,diantarannya terhadap peserta didik,lembaga dan program pendidikan.
C. Jenis-Jenis Evaluasi
1. Evaluasi Formatif
Fungsi Evaluasi Formatif yaitu untuk memperbaiki proses belajar mengajar kearah yang lebih
baik, memperbaiki program satuan pelajaran yang telah digunakan. Tujuannya adalah untuk
mengetahui hingga dimana penguasaan murid tentang bahan yang telah diajarkan dalam suatu
program satuan pelajaran. aspek-aspek yang dinilai yaitu yang berkenaan dengan hasil kemajuan
belajar murid meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap dan penguasaan terhadap bahan pelajaran
yang telah disajikan. Waktu pelaksanaan yaitu setiap pelaksanaan satuan program belajar mengajar
2. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dlaksanakan untuk keperluan memberikan angka kemajuan
belajar murid atau siswa yang sekaligus dapat digunakan untuk pemberian laporan kepada orang
tua, dalam satu catur wulan, semester akhir tahun atau akhir dari suatu program bahan pengajaran
dari suatu unit pendidikan. Dan untuk memperbaiki situasi proses belajar mengajar kearah yang
lebih baik serta untuk kepentingan penilaian selanjutanya. Tujuannya untuk mengetahui taraf hasil
belajar yang dicapai oleh murid setelah menyelesaikan program bahan pengajaran dalam satu catur
wulan, semester, akhir tahun atau akhir suatu program bahan pengajaran pada suatu unit
pendidikan tertentu. aspek-aspek yang dinilai adalah kemajuan belajar yang meliputi pengetahuan,
keterampilan, sikap dan pengasaan murid tentang materi pelajaran yang sudah diberikan.
Sedangkan waktu pelaksanaannya adalah akhir catur wulan, semester atau akhir tahun.
Fungsi dari Evaluasi Placement adalah untuk mengetahui keadaan anak termasuk keadaan seluruh
pribadinya agar anak tersebut dapat ditempatkan pada posisinys ysng tepat. Tujuannya yaitu untuk
menempatkan anak didik pada kedudukan yang sebenarnya, berdasarkan bakat, minat,
kemampuan, kesanggupan serta keadaan-keadaan lainnya, sehingga anak tidak mengalami
hambatan dalam mengikuti setiap program/bahan yang disajikan guru. aspek-aspeknya yaitu
mengenai keadaan fisik, psikis, bakat, kemampuan atau pengetahuan, keterampilan sikap dan lain-
lain serta aspek yang dianggap perlu bagi kepentingan pendidikan nak selanjutnya.
Penilaian ini sebaiknya dilaksanakan sebelum anak mengikuti proses belajar mengajar yang
permulaan atau anak tersebut baru akan mengikuti pendidikan disuatu tingkat tertentu.
4. Evaluasi Diagnostik
Fungsi Evaluasi Diagnostik ini berfungsi untuk mengetahui masalah-masalah apa yang diderita
atau yang mengganggu anak didik, sehingga ia mengalami kesulitan, hambatan atau gangguan
ketika mengikuti program tertentu dan bagaimana usaha untuk memecahkannya. tujuan dari
evaluasi diagnostik ini untuk mengatasi atau membantu pemecahan kesulitan,hambatan yang
dialami anak didik waktu mengikuti kegiatan belajar mengajar pada suatu bidang studi atau
keseluruhan program pengajaran.
Aspek-aspek dari evaluasi ini yaitu dari hasil belajar, latar belakang kehidupan anak, keadaan
keluarga lingkungan dan lain-lain. Pelaksanaannya dapat dilaksanakan setiap saat sesuai dengan
kebutuhan.
D. Karakteristik Dan Fungsi Evaluasi
hal ini terjadi misalnya seorang guru melakukan penilaian terhadap kemampuan yang tidak tampak
dari siswa. Apa yang dilakukan adalah ia lebih banyak menafsir melalui beberapa aspek
penampilaan,keterampilan,reaksi mereka terhadap suatu stimulus yang diberikan secara terencana.
dikarenakan evaluasi tidak dilakukan secara kontinu maka hanya merupakan sebagian fenomena
saja.atau dengan kata lain,apa yang dievaluaasi hanya sesuai dengan pertanyaan item yang
direncanakan oleh seorang guru.
ini berarti, hasil penilaian tergantung pada tolak ukur yang digunakan oleh guru.disamping
itu,evaluasipun tergantung dengan tingkat ketelitan alat ukur yang digunakan. Sebagai contoh,jika
kita mengukur objek dengan penggaris yang mempunyai ketelitian setengah milimeter akan
memperoleh hasil pengukuran yang kasar. Sebaliknya, jika seorang guru mengukur dengan
menggunakan alat mikrometer yang biasanya mempunyai ketelitian 0,2 milimeter maka hasil
pengukuran yang dilakukan akan memperoleh hasil ukur yang lebih teliti.
Disamping karakteristik, evaluasi juga mempunyai fungsi yang bervariasi didalam proses belajar
mengajar, yaitu sebagai berikut:
a). Sebagai alat guna mengetahu apakah peserta didik telah menguasai pengetahuan,nilai-
nilai,keterampilan yang telah diberikan oleh seorang guru.
b). Untuk mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar.
d). Sebagai sarana umpan balik bagi seorang guru,yang bersumber dari siswa.
f). Sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada orang tua siswa.
Demikian bervariasinya fungsi evaluasi,maka sanggat penting bagi para guru agar ketika
merencanakan kegiatan evaluasi, sebaiknya perlu mempertimbangkan lebih dahulu fungsi dan
karakteristik evaluasi yang manakah, yang hendak dibuat untuk para siswa.
E. Prinsip-Prinsip Evaluasi
Prinsip tidak lain aadalah pernyataan yang mengandung kebenarn hampir sebagian besar,jika tidak
dikatakan benar untuk semua kasus. Hal ini sesuai dengan pendapat Cross yamg mengatakan
bahwa a principle is a statement that holds in most,it not all cases. Keadaan prinsip seorang guru
mempunyai arti penting, karena dengan memahami prinsip evaluasi dapat menjadi petunjuk atau
keyakinan bagi dirinya atau guru lain guna merealisasi evaluasi dengan cara benar.
Dalam bidang pendidikan, beberapa prinsip evaluasi dapat dilihat seperti berikut ini:
1. Evaluasi harus masih dalam kisi-kisi kerja tujuan yang telah ditentukan.
2. Evaluasi sebaiknya dilaksanakan secara komprehensif.
3. Evaluasi diselenggarakan dalam proses yang kooperatif antara guru dan peserta didik.
Mengingat luasnya cakupan bidang pendidikan, dapat diidentifikasi bahwa evaluasi pendidikan
pada prinsipnya dapat dikelompokkan ke dalam tiga cakupan penting, yaitu evaluasi pembelajaran,
evaluasi program, dan evaluasi sistem.hal ini sesuai dengan pasal 57 ayat 2, UURI No.20 tahun
2003, evaluasi dilakukan terhadap pesera didik,lembaga,dan program pendidikan pada jalur formal
dan non formal untuk semua jenjang satuan dan jenis pendidikan.
Evaluasi pembelajaran merupakan inti bahasan evaluasi yang kegiatannya dalam lingkup kelas
atau dalam lingkup proses belajar mengajar. Evaluasi pembelajaran kegiatannya termasuk kegiatan
evaluasi yang dilakukan oleh seorang guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada
siswa. Bagi seorang guru, evaluasi pembelajaran adalah media yang tidak terpisahkan dari
kegiatan mengajar, karena melalui evaluasi seorang guru akan mendapatkan informasi tentang
pencapaian hasil belajar. Disamping itu, dengan evaluasi seorang guru juga akan mendapatkan
informasi entang materi yang telah ia gunakan, apakah dapat diterima oleh para siswanya , atau
tidak.
Evaluasi program mencakup pokok bahasan yang lebih luas. Cakupannya bisa dimulai dari
evaluasi kurikulum sampai pada evaluasi program dalam suaatu bidang studi. Sesuai dengan
cakupan yang lebih luas maka yang menjadi objek evaluasi program juga dapat
bervariasi,termasuk diantaranya kebijakan program,implementasi rogram,dan efektifitas program.
Secara garis besar evaluasi pembelajaran dibedakan menjadi tiga macam luasan, yaitu pencapaian
akademik,kecakapan,dan penyesuaian personal sosial.
1. Pencapaian Akademik
Secara definitif, pencapaian akademik diartikan sebagai pencapaian siswa dalam semua cakupan
mata pelajaran. Evaluasi pencapaian akademik, mencakup semua instrumen evaluasi yang
direncanakan secara sistematis guna menentukan derajat dimana seorang siswa dapat mencapai
tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya oleh para guru.
Secara definitif, evaluasi kecakapan (aptitude) tidak lain adalah mencari informasi yang berkaitan
erat dengan kemampuan atau kapasitas belajar peserta didik yang di evaluasi. Instrumen evaluasi
kecakapan yang diperoleh dari siswa dapat digunkan para guru untuk memprediksi prospek
keberhasilan siswa di masa yang akan datang, jika ia belajar secara intensif dengan fasilitas
pembelajaran yang baik.
Cakupan lain yang juga perlu diketahui oleh seorang guru terhdap para siswanya adalah evaluasi
yang berkaitan erat dengan tingkat adaptasi atau penyesuaian siswa secara personalitas atau secara
bersama dengan teman di kelas atau sekolah. Evaluasi penyesuaian personal sosial tidak sama
dengan evalusi pribadi siswa. Personaalits dapat dimaknai lebih luas. Personalits dalam hal ini
merupakan keseluruhan dari siswa. Personalitas merupakan semua karakteristik psikologi yang
dimiliki siswa dan hubungannya dengan siswa lain.
Suatu evaluasi perlu memenuhi beberapa syarat sebelum diterapkan kepada siswa yang kemudian
direfleksikan dalam bentuk tingkah laku. Evaluasi yang baik, harus mempunyai syarat seperti
berikut:
1. Valid
2. Andal
3. Objektif
4. Seimbang
5. Membedakan
6. Norma
7. Fair
8. Praktis
disamping kedelapan persyaratan yang perlu ada dalam kegiatan evaluasi, ada beberapa tujuan
mengapa evaluasi dilakukan oleh setiap guru. Selain untuk melengkapi penilaian, secara luas
evaluasi dibatasi sebagai alat penilaian terhadap faktor-faktor penting suatu program termasuk
situasi,kemampuan,pengetahuan,dan perkembangan tujuan. Minimal terdapat enam tujuan
evaluasi dalam kaitannya dengan belajar mengajar. Keenam tujuan evaluasi adalah sebagai
berikut:
(a). Menilai ketercapaian (attainment) tujuan.
Ada keterkaitan antara tujuan belajar,metode evaluasi,dan cara belajar siswa,cara evaluasi
biasanya akan menentukan cara belajar siswa. sebaliknya tujuan evaluasi akan menentukan metode
evaluasi yaang digunakan oleh seorang guru.
(c). Sebagai sarana (means) untuk mengetahui apa yang siswa telah ketahui
setiap orang masuk kelas dengan membawa pengalamannya masing-masing. Siswa juga mungkin
memiliki karkteristik yang bervariasi, misalnya dari keluarga ekonomi menengah atau atas,
keluarga yang pecah, keluarga yang telah memiliki keterampilan khusus. Hal yang penting
diketahui oleh guru adalah ada asumsi hasil akhirnya mengarah pada suatu hal yang sama.
Pengalaman lalu tersebut kemudian digunakan sebagai awal dalam proses belajar mengajar
melalui evaluasi pretes pada para siswa.
evaluasi juga harus dapat memotivsi belajar siswa,guru harus menguasai berbagai macam teknik
motivasi. Hasil evaluasi akan menstimulasi tindakan siswa. Rating evaluasi yang baik akan daapat
menimbulkan semanggat atau dorongan untuk mempertahankan atau meningkatkan yang akhirnya
memotivasi belajar siswa secara kontinu.
informasi diperlukan jika bimbingan dan konseling yang efektif diperlukan, informasi yang
berkaitan dengan problem pribadi seperti data kemampuan,kualitas pribadi,adaptasi
sosial,kemampuan membaca,dan skor hasil belajar.
Keterkaitan evaluasi dengan intruksional adalah sanggat erat. Hal ini karena evaluasi merupakan
salah satu bagian dari intruksional. Disamping itu, antara intruksional dengan kurikulum juga
saling berkait seperti intruksional dapat berfungsi sebagai salah satu komponen penting suatu
kurikulum. Beberapa guru sering mengubah prosedur evaluasi dan metode mengajar dengan
mudah menuru kepentingan mereka,sedangkan untuk melakukan perubahan kurikulum perlu
pertimbangan yang lebih luas.
H. Metode Evaluasi
Tipe evaluasi dapat dibedakan menjadi dua macam bentuk, yaitu tes dan non tes. Tipe evaluasi
yang pertama adalah tes yang biasanya direalisasikan dengan tes tertulis. Tes ini digunakan
utamanya untuk memperoleh data, baik data kuantitatif maupun data kualitatif. Tes tertulis juga
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tes objektif dan tes esai. Tes tertulis digunakan untuk
mengumpulkan data kuantitatif pengetahuan secara komprehensif dan fakta penggunaannya.
Disamping itu, tes tertulis juga dapat digunakan untuk menganalisis dan mensintesiskan informasi
tentang siswa.
Tes objektif pada umumnya disebut juga sebagai alat evaluasi guna mengungkap atau menghafal
kembali dan mengenal materi yang telah diberikan. Tes ini biasanya diberikan dengan item
pertanyaan menghafal yang diantarannya sebagai jawaban bebas,melengkapi,daan identifikasi
(Cross 1973:19). Pertanyaan pengenalan (recognition question) dibedakan menjadi tiga macam
bentuk tampilan, yaitu soal benar-salah,pilihan ganda dan menjodohkan.
Pertanyaan esai pada umumnya dapat dibedakan kedalam dua jawaban berbeda yaitu jawaban
terbatas dan jawaban luas. Evaluasi yang dibuat dengan menggunakan pertanyaan esai biasanya
digunakan untuk menerankan,mengontraskan,menunjukan hubungan,memberikan
pembuktian,menganalisis perbedaan,menarik kesimpulan,dan mengeneralisasi pengetahuan pesert
didik.
Bentuk kedua suatu evaluasi adalah alat non tes. alat non tes ini digunakan untuk mengevaluasi
tampilan dan aspek-aspek belajar efektif dari siswa. Alat non tes kadang ada yang menggunakan
pengukuran,tetapi ada pula yang tidak menggunakan pengukuran, sebagai contoh,
observasi,bentuk laporan, teknik audio visual,dan teknik sosiometri.
Alat evaluasi lain yang termasuk nontes adalah angket dan kuesioner. angket banyak digunakan
dalam proses penelitian guna mengeksplorasi informasi atas dasar pilihan siswa. Dalam bidang
evaluasi angket sering digunakan untuk menentukan kondisi tertentu dn fakta tentng siswa. Alat
ini boleh dipertimbangkan secara individual atau gruu.
Diantara kegunaan yang dapat dipetik dari kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan adalah:
1. terbukanya kemungkinan bagi evaluator guna memperoleh informsi tentang hsil-haasil yaang
telah dicapai dalam rangka pelaksanaan program pendidikan.
2. terbukannya kemungkinan untuk dapat diketahuinya relevansi antara program pendidikan yang
telah dirumuskan, dengan tujuan yang hendak dicapai.
3.terbukannya kemungkinan untuk dapat dilakukannya usaha perbaikan,penyesuaian,dan
penyempurnaan program pendidikan yang dipandang lebih berdaya guna dan berhasil
guna,sehingga tujuan yang dicita-citakan, akan dapat dicapai dengan hasil yang sebaik-baiknya.
Klasifikasi atau penggolongan evaluasi dalam bidang pendidikan sangat beragam. Sangat
beragamnya pengklasifikasian atas evaluaasi pendidikan itu disebabakan karena sudut pandang
yang saling berbeda dalam melakukan pengklasifikasian tersebut.
Salah satu cara pengklasifikasian terhadap evaluasi pendidikan itu adalah dengan jalan
membedakan evaluasi pendidikan tersebut atas tiga kategori,yaitu :
1. klasifikasi evaluasi pendidikan dengan mendasarkan diri pada fungsi yang dimiliki oleh evaluasi
dalam proses pendidikan.
Dilihat dari segi fungsi yang dimiliki oleh evaluasi, maka evaluasi pendidikan dapat dibedakan
menjadi tiga golongan,yaitu:
2. klasifikasi evaluasi pendidikan yang didasarkan pada pemanfaatan informasi yang bersumber
dari kegiatan evaluasi untuk kepentingan pengambilan keputusan pendidikan.
Dalam kaitannya dengan pengmbilan keputusan pendidikan, evaluasi dalam bidang pendidikan
dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan,yaitu:
a). Evaluasi pendidikan yang mendasarkan diri pada banyaknya orang yang terlibat dalam
pengambilan keputusan pendidikan.
Evaluasi pendidikan yang didasarkan pada banyaknya orang yang terlibat dalam pengambilan
keputusan pendidikan, dapat dibedakan menjadi dua golongan,yaitu:
(1). Evaluasi pendidikan dalam rangka, pengambilan keputusan pendidikan yang bersifat
individual.
(2). Evaluasi pendidikan dalam rangka pengambilan keputusan pendidikan yang bersifat
institusional ( kelembagaan )
b). Evaluasi pendidikan yang mendasarkan diri pada jenis atau macamnya keputusan pendidikan.
Berdasarkan klasifikasi ini, maka evaluasi pendidikan dapat dibedakan menjadi empat
golongan,yaitu:
(1). Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam rangka pengambilan keputusan yang bersifat
didaktif.
(3). Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam rangka pengambilan keputusan-keputusan yang
bersifat administratif.
(4). Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan dalam rangka pengambilan keputusan-keputusan yang
berkaitan dengan kegiatan penelitian ilmiah ( riset ).
c). Evaluasi pendidikan yang dilatar belakangi oleh pertanyaan: kapan,atau pada bagian manakah
evaluasi itu seharusnya dilaksanakan.
Dari segi ini evaluasi pendidikan dapat dibedakan menjadi dua golongaan yaitu: evaluasi formatif
dan evaluasi sumatif.
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan ditengah-tengah atau pada saat
berlangsungnya proses pembelajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap kali sutuan program pelajaran
atau subpokok bahasan dapat diselesaikan,dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta
didik telah terbentuk, sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan.
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilaksanakan setelah sekumpulan program pelajaran selesai
diberikan ( berakhir ), dengan kata lain: evaluasi yang dilaksanakan setelah seluruh unit pelajaran
selesai diajarkan. Adapun tujuan utama dari evaluasi sumatif ini adalah untuk menentukan nilai
yang melambangkan keberhasilan peserta didik, setelah mereka menempuh program pengajaran
dalam jangka waktu tertentu.
Yang dimaksud dengan obyek atau sasaran evaluasi pendidikan ialah segala sesuatu yaang
bertalian dengan kegiatan atau proses pendidikan,yang di Jadikan titik pusat perhatian dan
pengamatan, karena pihak penilai ( evaluator ) ingin memperoleh informasi tentang kegiatan atau
proses pendidikan tersebut.
Salah satu cara untuk mengenal atau mengetahui obyek dari evaluasi pendidikan adalah dengan
jalan menyorotinnya dari tiga segi, yaitu dari segi input,transformasi,output, dimana input kita
anggap sebagai “bahan mentah yang akan diolah”, transformasi kita anggap sebagai “dapur tempat
mengolah bahan mentah”,dan output kita anggap sebagai “hasil pengolahan yang dilakukan
didapur dan siap untuk dipakai”.
Dalam dunia pendidikan, khusunya dalam proses pembelajaran disekolah, input atau bahan mentah
yang siap untuk diolah, tidak lain adalah para calon peserta didik,seperti: calon mrid,calon
siswa,calon mahasiswa,dan sebagainnya.ditilik dari segi input ini, maka obyek dari evaluasi
pendidikan meliputi tiga aspek yaitu:
1. Aspek kemampuan
Jika diibaratkan bahwa seorang ibu ruma tangga ingin membuat rendang daging sapi, sudah barang
tentu ibu rumah tangga tersebut akan memilih dan membeli daging yang cocok atau sesuai untuk
dimasak menjadi rendang. Demikian pula hal nya dalam dunia pendidikan disekolah, untuk dapat
diterima sebagai calon peserta didik dalam rangka mengikuti program pendidikan tertentu, maka
para calon peserta didik dalam rangka mengikuti program pendidikan tertentu, maka para calon
peserta didik itu harus memiliki kemampuan yang sesuai atau memadai, sehingga dalam mengikuti
proses pembelajaran pada program pendidikan tertentu itu nantinya, peserta didik tidak akan
mengalami banyak hambatan atau kesulitan.
Sehubungan dengan itu maka bekal kemampuan yang dimiliki oleh para calon peserta didik perlu
untuk dievaluasi terlebih dahulu, guna mengetahui sampai sejauh mana kemampuan yang dimiliki
oleh masing-masing calon peserta didik dalam mengikuti program pendidikan tertentu. Adapun
alat yang biasa dipergunakan dalam rangka mengevaluasi kemampuan peserta didik itu adalah tes
kemampuan ( aptitude test ).
2. Aspek kepribadian
Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri seseorang, dan menampakan bentuknya dalam
tingkah laku. Sebelum mengikuti program pendidikan tertentu, para peserta didik perlu terlebih
dahulu di evaluasi kepribadiannya masing-masing, sebab baik buruknya kepribadian mereka
secara psikologis akan dapat mempengaruhi keberhasilan mereka dalam mengikuti program
pendidikan tertentu. Evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui atau mengungkap kepribadian
seseorang adalah dengan jalan menggunakan tes kepribadian ( personality test ).
3. Aspek sikap
Sikap, pada dasarnya adalah merupakan bagian dari tingkah laku manusia, sebagai gejala atau
gambaran kepribadian yang memancar keluar. Namun karena sikap ini merupakan sesuatu yang
paling menonjol dan sangat dibutuhkan dalam pergaulan, mka diperolehnya informasi mengenai
sikap seseorang adalah penting sekali. Karena itu maka aspek sikap tersebut perlu dinilai atau
dievaluasi terlebih dahulu bagi para calon peserta didik sebelum mengikuti program pendidikan
tertentu. Untuk menilai sikap tersebut digunakan alat berupa tes sikap ( attitude scale ), sebab tes
tersebut berbentuk skala.
Selanjutnya, apabila disoroti dari segi transformasi, maka obyek dari evaluasi pendidikan itu
meliputi: kurikulum atau materi pelajaran,metode mengajar dan teknik penilaian,sarana atau media
pendidikan,sistem administrasi,guru dan unsur-unsur personal lainnya yang terlibat dalam proses
pendidikan.
Subyek atau pelaku evaluasi pendidikan ialah orng yang melakukan pekerjan evaluasi dlam bidang
pendidikan. Berbicara tentang subyek evaluasi pendidikan disekolah, kirannya perlu dikemukakan
disini, bahwa mengenai siapa yang disebut sebagai subyek evaluasi pendidikan itu akan sanggat
bergantung pada, ataau ditentukan oleh suatu aturan yang menetapkan pembagian tugas untuk
melakukan evaluasi tersebut. Jadi suyek evaluasi pendidikan itu dapat berbeda-beda orangnya.[61]
Dalam kegiatan evaluasi pendidikan dimana sasarannya adalah prestasi belajar, maka subyek
evaluasinnya adalah guru atau dosen yang mengasuh mata pelajaran tertentu. Jika evalusi yang
dilakukan itu adalah sikap peserta didik, maka subyek evaluasinnya adalah guru atau petugas yang
sebelum melaksanakan evaluasi tentang sikap itu, terlebih dahulu telah memperoleh pendidikan
atau pelatihan mengenai cara-cara menilai sikap seseorang.
Secara umum, ruang lingkup dari evaluasi dalam bidang pendidikan disekolah mencakup tiga
komponen utama,yaitu:
Evaluasi atau penilaian terhadap program pengajaran akan mencakup tiga hal, yaitu: evaluasi
terhadap tujuan pengajaran, evaluasi terhadap isi program pengajaran, evaluasi terhadap strategi
belajar mengajar.
a). Kesesuaian antara proses belajar mengajar yang berlangsung, dengan garis-garis besar program
pengajaran yang telah ditentukan.
g). Komunikasi dua arah antara guru dan murid selama proses pembelajaran berlangsung.
i). Pemberian tugas-tugas kepada siswa dalam rangka penerapan teori-teori yang diperoleh
didalam kelas.
j). Upaya menghilangkan dampak negatif yang timbul sebagai akibat dari kegiatan-kegiatan yang
dilakukan di sekolah.
a). Evaluasi mengenai tingkat penguasaan peserta didik terhadap tujuan-tujuan khusus yang ingin
dicapai dalam unit-unit program pengajaran yang bersifat terbatas.
b). Evaluasi mengenai tingkat pencapaian peserta didik terhdap tujuan-tujuan umum pengajaran.
Kedudukan evaluasi dalam belajar dari pembelajaran sungguh sangat penting, dan bahkan
dapat dipandang sebagai bagian yang tak terpisalikan dengan keseluruhan proses belajar dan
pembelajaran. Penting karena dengan evaluasi atom diketahui apakah belajar dan pembelajaran
tersebut telah mencapai tujuan ataukah belum. Dengan evaluasi juga akan diketahui faktor-faktor
apa saja yang menjadikan penyebab belajar dan pembelajaran tersebut berhasil dart faktor-faktor
apa saja yang menjadikan penyebab belajar dan pembelajaran tidak atau belum berhasil. Tidak
hanya itu, dengan evaluasi juga diketahui dimanakah letak kegagalan dan kesuksesan belajar dan
pembelajaran. Padahal dikehuinya hal tersebut, akan dapat dijadikan sebagai titik tolak dalam
mengadakan perbaikan belajar duo pembelajaran.
Evaluasi juga punya kedudukan yang tak terpisahkan dari belajar dan pembelajaran secara
keseluruhan, karena strategi belajar dan pembelajaran, proses belajar dan pembelajaran
menempatkan evaluasi sebagai salah satu langkahnya. Hampir semua ahli prosedur sistem
instruksional menempatkan evaluasi ini sebagai langkah-langkahnya. Perhatikan pula langkah-
langkah pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli berikut, pasti kita akan tahu betapa tidak
dapat terpisahkan evaluasi tersebut dengan keseluruhan proses belajar dan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA