Anda di halaman 1dari 5

A.

 Jenis Lingkungan Pendidikan

Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak didik, namun
merupakan faktor yang sangat menentukan yaitu pengaruhnya yang sangat besar terhadap anak
didik, sebab bagaimanapun anak tinggal dalam satu lingkungan yang disadari atau tidak pasti
akan mempengaruhi anak. Pada dasarnya lingkungan mencakup lingkungan fisik, lingkungan
budaya, dan lingkungan sosial.

Lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan
(pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga, dll) dinamakan lingkungan
pendidikan.

Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam interaksi
dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanya berbagai sumber daya pendidikan yang
tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal.

Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup di dalam lingkungan
masyarakat tertentu tempat ia mengalami pendidikan. Menurut Ki Hajar Dewantara lingkungan
tersebut meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah an lingkungan masyarakat, yang
disebut Tripusat Pendidikan.

1)   Keluarga

Keluarga merupakan pengelompokkan primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang karena
hubungan sedarah. Keluarga itu dapat berbentuk keluarga inti ( ayah, ibu, dan anak ). Faktor –
faktor lain dalam keluarga itu ikut pula mempengaruhi tumbuh kembangnya anak, seperti
kebudayaan, tingkat kemakmuran, keadaan perumahannya, dan sebagainya. Dengan kata lain,
tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh keseluruhan situasi dan kondisi keluarganya.

Pendidikan keluarga, terdapat beberapa ketentuandalam UU RI No.2 Tahun 1989 tentang


Sisdiknas yang menegaskan fungsi dan peranan keluarga dalam pencapaian tujuan pendidikan
yakni membangun manusia dalam keluarga dan yang memberi keyakinan agama, nilai budaya,
nilai moral, dan keterampilan (Pasal 10 Ayat 2).

Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasana kehidupan keluarga merupakan tempat yang sebaik-
baiknya untuk melakukan pendidikan individual maupun pendidikan sosial.
Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama
dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab
memelihara, merawat, melindungi dan mendidik anak agar tumbuh.

Lingkungan keluarga sungguh-sungguh merupakan pusat pendidikan yang penting dan


menentukan, karena itu tugas pendidikan adalah mencari cara, membantu para ibu dalam tiap
kelurga agar dapat mendidik anak- anaknya dengan optimal.

Pada umumnya ibu bertanggiung jawab untuk mengasuh anak, oleh karena itu pengaruh
hubungan antara ibu dan anak perlu mendapat perhatian, utamanya pengaruh pengawasan
berlebihan ini menjadi dua, yakni memanjakan dan mendominasi anak. Anak yang dimanjakan
akan lebih bersifat tidak penurut, agresif, dan suka menentang. Sebaliknya, anak yang di asuh
oleh ibu yang suka mendomilisi akan berkembangnya menjadi anak yang penurut, dan selalu
terganting kepada orang lain (kurang inisiatif).

Di samping hubungan antara ibu dan anak, komposisi keluarga juga mempunyai pengaruh
terhadap perkembangan, utamanya proses sosialisasi. Beberpa penelitian menujukkan bahwa
banyaknya anggota keluarga dan urutan kelahiran seoarang anak mempunyai pengaruh terhadap
perhatian. Beberapa hasil penelitian telah memberi gambaran bahwa ayah mempunyai arti yang
berbeda-beda di mata anak.

Akhirnya perlu ditegaskan lagi bahwa disamping pendidikan keluarga itu, keluarga juga
seyogianya ikut mendukung program-program lingkungan pendidikan lainnya ( kelompok
bermain, penitipan anak, sekolah, kursus/kelompok belajar, organisasi pemuda seperti pramuka.
Palang merah remaja, dan lain – lain).

Pendidikan keluarga berfungsi:

a.    Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak.

b.    Menjamin kehidupan emosional anak.

c.    Menanamkan dasar pendidikan moral.

d.    Memberikan dasar pendidikan sosial.

e.    Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.


f.     Memberikan dasar pendidikan sosial.

g.    Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.

2)   Sekolah

Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama dalam
hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu dikirimkan anak ke
sekolah.

Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan.
Semakin maju suatu masyarakat semakin penting peran sekolah dalam mempersiapkan generasi
muda sebelum masuk dalam proses pembangunan masyarakat. Sekolah bertanggung jawab atas
pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan
sekolah sebagai lembaga terhadap pendidikan, diantaranya sebagai berikut :

a.    Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta


menanamkan budi pekerti yang baik.

b.    Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau
tidak dapat diberikan di rumah.

c.    Sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca, menulis,


berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya mengembangkan kecerdasan dan
pengetahuan.

Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan benar atau salah, dan
sebagainya.

Suatu alternatif yang mungkin dilakukan sesuai situasi dan kondisi sekolah antara lain :

a.    Pengajaran yang mendidik.

b.    Peningkatan dan pemantapan pelaksanaan program bimbingan dan penyuluhan ( BP ) di


sekolah.

c.    Pengembangan perpustakaan sekolah menjadi suatu pusat/sumber belajar ( PSB )


d.    Peningkatan dan pemantapan program pengelolaan sekolah.

3)   Masyarakat

Masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang ketiga setelah pendidikan di lingkungan


keluarga dan pendidikan di sekolah. Bila dilihat ruang lingkup masyarakat, banyak dijumpai
keanekaragaman bentuk dan sifat masyarakat . Namun justru keanekaragaman inilah dapat
memperkaya budaya bangsa Indonesia.

Lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat adalah salah satu unsur pelaksana
asas pendidikan seumur hidup. Pendidikan yang diberikan di lingkungan keluarga dan sekolah
sangat terbatas, di masyarakatlah orang akan meneruskannya hingga akhir hidupnya. Segala
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di lingkungan pendidikan keluarga dan di
lingkungan sekolah akan dapat berkembang dan dirasakan manfaatnya dalam masyarakat.

Tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan sebenar-benarnya masih belum jelas, tidak
sejelas tanggung jawab pendidikan di lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Hal ini 
disebabkan faktor waktu, hubungan, sifat, dan isi pergaulan yang terjadi di dalam masyarakat.
Waktu pergaulan terbatas, hubungannya hanya pada waktu-waktu tertentu, sifat pergaulan nya
bebas, dan isisnya sangat kompleks dan beraneka ragam. Meskipun demikian, masyarakat
mempunyai peran yang besar dalam pelaksaan pendidikan nasional. Peran masyarakat itu antara
lain menciptakan suasana yang dapat menunjang pelaksaan pendidikan nasional, ikut
menyelenggarakan pendidikan non pemerintah ( swasta ), membantu pengadaan tenaga, biaya,
sarana dan prasarana, menyediakan lapangan kerja, membantu pengembangan profesi baik
secara langsung maupun tidak langsung

Kaitan antara masyrakat dan pendidikan dapat ditinjau, dari segi yakni:

a.    Masyarakat  sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang dilembagakan ( jalur sekolah dan
jalur sekolah ) maupun yang tidak dilembagakan  ( jalur luar sekolah ).

b.    Lembaga – lembaga kemasyarakatan atau kelompok sosial dimasyarakat, baik langsung


maupun tak langsung, ikut mempunyai peran dan fungsi edukatif.
c.    Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang dirancang ( by design )
maupun yang dimanfaatkan ( utility ).

DAFTAR PUSTAKA

Tirtarahardja, 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Ihsan, Drs. H. Fuad. 1995. Dasar-Dasar Pendidkan. Jakarta: Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai