Anda di halaman 1dari 4

JURNAL TRIPUSAT PENDIDIKAN

NAMA : WULANDARI

NIM : 200202011

Pengertian Tripusat Pendidikan (keluarga, sekolah dan masyarakat)

1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana


belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi
pengajaran khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih
mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan.
Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan
melewati generasi.
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah usaha kebudayaan yang
bermaksud memberi bimbingan dalam garis kodrat pribadinya dan
pengaruh-pengaruh lingkungannya mendapat kemajuan hidup lahir batin.
Pendidikan berlangsung dalam tiga lingkungan pendidikan yang disebut
Tripusat Pendidikan yaitu Lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Bagi taman siswa, di samping siswa yang tetap tinggal di asrama (Wisna
Priya dan Wisnu Rini) yang dikelola secara kekeluargaan dengan
menerapkan sistem Among.
2. Lingkungan Pendidikan Keluarga (Informal) Lingkungan keluarga
merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga
inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan. Keluarga
juga dikatakan sebagai lingkungan yang utama, karena sebagian besar dari
kehidupan anak adalah di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang banyak
diterima oleh anak adalah di dalam keluarga

3. Lingkungan pendidikan sekolah (formal) Pendidikan di sekolah merupakan


lanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Berhasil baik atau tidaknya
pendidikan di sekolah tergantung pada pengaruh pendidikan di dalam
keluarga (Purwanto, 2011:79). Pendidikan di sekolah adalah pendidikan
yang diperoleh oleh seseorang di sekolah secara teratur, sistematis,
bertingkat, dan dengan mengikuti syaratrat yang jelas dan ketat (mulai dari
taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi) (Hasbullah, 2009:46).
4. Lingkungan pendidikan masyarakat (non formal) Masyarakat adalah
sekumpulan orang yang saling tolong menolong dalam kehidupannya sesuai
dengan sistem yang yang menentukan bagaimana hubungan mereka dengan
bagian yang lainnya dalam rangka merealisir tujuan-tujuan tertentu dan
menghubungkan mereka dengan sebagian lainnya dengan beberapa ikatan
spiritual maupun materiil (Ahmad, 1989:44). Sedangkan menurut Yusuf
(2013:6) mengemukakan bahwa ada tiga ciri yang membedakan masyarakat
dengan kelompok lainnya. Pertama, pada masyarakat mesti terdapat
sekumpulan individu yang jumlahnya cukup besar. Kedua, individu-individu
harus mempunyai hubungan yang melahirkan kerjasama diantara mereka.
Ketiga, hubungan individu itu minimal harus diikat oleh nilai-nilai umum
bersifat permanen.

Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan ketiga


setelah keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini
telah mulai ketika anak-anak lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar
dari pendidikan sekolah (Hasbullah, 2009:55). Oleh karena itu, masyarakat
memiliki peran penting di dalam dunia pendidikan, dimana masyarakat
adalah sebagai kesatuan yang memiliki tujuan yang sama termasuk dalam
bidang pendidikan, yang mana para orang tua menginginkan anak-anak
mereka mendapat pendidikan yang tinggi dan mumpuni, sehingga dengan
turut sertanya masyarakat dalam proses perkembangan pendidikan anak
mereka masyarakat akan merasa terikat dan memiliki rasa tanggung jawab
dalam perkembangan sekolah.

A. Peran Tripusat Pendidikan


Peserta didik yang berprestasi belajar akan mempunyai wwasan
pengetahuan yang luas dan menciptakan SDM yang bermutu dan profesional.
Karena prestasi belajar adalah faktor yang paling dominan dalam meningkatkan
pendidikan di Indonesia. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
diantaranya dari faktor lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan
masyarakat.
Lingkungan keluarga menurut Hibana Rahman (2002 : 38), lingkungan
yang alami anak dalam berinteraksi dalam anggota keluarga, baik interaksi
secara langsung maupun tidak langsung. Suasana keluarga akan berpengaruh
bagi perkembangan kepribadian anak.
Lingkungan sekolah merupakan pusat pendidikan kedua setelah
keluarga dimana anak mendapatkan pendidikan formal yang mempunya peran
penting dalam mencerdaskan dan membimbing moral perilaku anak. Pendidikan
berperan dalam membuka tabir wawasan dan cakrawala pandang yang luas
untuk mencapai kemajuan, penalaran dan kemauan untuk mengembangkan diri.
Selain itu pendidikan akan mencegah pengaruh negatif nilai-nilai baru yang
datang setiap saat dalam arus informasi yang sangat terbuka.
Lingkungan masyarakat merupakan pusat pendidikan ketiga setelah
lingkungan keluarga dan sekolah. Lingkungan masyarakat menurut Purwanto
(2002 : 61) adalah “manusia-manusia lain di sekitar individu, yang
mempengaruhi individu yang bersangkutan”. Masyarakat merupakan lembaga
pendidkan yang ketiga setelah keluarga dan sekolah yang mempunyai sifat dan
fungsi yang berbeda karena keanekaragaman budaya, bentuk kehidupan sosial
serta adanya norma-norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut.
Berlangsungnya proses pendidikan disekolah tidak lepas dari pengaruh
masyarakat , pengaruh masyarakat yang dimaksud adalah pengaruh sosial
budaya dan partisipasinya yang tercermin dalam proses belajar baik yang
berkaitan dengan pola aktifitas pendidikan maupun anak didik di dalam peroses
pendidikan.

B. Pengaruh Tripusat Pendidikan terhadap perkembangan peserta didik


Perkembangan peserta didik, seperti juga tumbuh kembang anak pada
umumnya, dipengaruhi oleh berbagai faktor yakni hereditas, lingkungan, proses
perkembangan dan anuggerah. Khusus untuk faktor lingkungan, peranan
tripusat pendidikan itulah yang paling menentukan, baik secara sendiri-sendiri
ataupun secara bersama-sama.

Setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberikan kontribusi yang besar


dalam ketiga kegiatan pendidikan, yakni:
1. Pembimbing dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya
2. Pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan
3. Pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan

Kontribusi itu akan berada bukan hanya antar individu, tetapi juga faktor pusat
pendidikan itu sendiri yang bervariasi diseluruh wilayah Nusantara. Namun
kecenderungan umum, utamanya pada masyarakat modern, kontribusi keluarga
pada aspek penguasaan pengetahuan dam pemahiran keterampilan makin
mengecil dibandingkan dengan kontribusi sekolah masyarakat.
Gambar tersebut melukiskan setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberikan
kontribusi yang besar dalam tiga kegiatan pendididkan yakni:
 Pembinaan dalam upaya pematapan pribadi yang berbudaya  
 Pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan
 Pengajaran dalam upaya penguasan pengetahuan
Setiap pusat pendidikan perlu ditingkatkan kontribusinya terhadap perkembangan
peserta didik, keserasian antara kotribusi itu, serta kejasama yang erat dan harmonis
antar tripusat tersebut. Dengan kontribusi pusat pendidikan yang saling memperkuat
dan melengkapi itu akan member perluang mewujudkan sumber manusia terdidik yang
bermutu.

Anda mungkin juga menyukai