Anda di halaman 1dari 6

Nama : SHOFIYAH

Jurusan : Pendidikan Bahasa Aran

Mata Kuliah : Ilmu Pendidikan

NIM : 23020210058

PENGERTIAN, FUNGSI DAN JENIS


LINGKUNGAN PENDIDIKAN
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manuia.
Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut
ukuran normatif. Disisi lain proses perkembangan dan pendidikan manusia tidak hanya
terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan formal
( sekolah ) saja. Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga,
sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkunga itu sering disebut sebagai tripusat
pendidikan. Dengan kata lain proses perkembangan pendidikan manusia untuk mencapai
hasil yang maksimal tidak hanya tergantung tentang bagaimana sistem pendidikan formal
dijalankan. Namun juga tergantung pada lingkungan pendidikan yang berada diluar
lingkungan formal.

1. Pengertian Lingkungan Pendidikan

Lingkungan secara umum diartikan sebagai kesatuan ruang dengan segala benda,
daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakungya, yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mehluk hidup lainnya.
Lingkungan dibedakan menjadi lingkungan alam hayati, lingkungan alam non hayati,
lingkungan buatan dan lingkungan sosial.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik scara aktif dapat mengembangkan potensi
dirinya supaya memiliki kekuatan spritual keagamaan, emosional, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.
Jadi, lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai berbagai faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap praktek pendidikan. Lingkungan pendidikan sebagai berbagai
lingkungan tempat berlangsungnya proses pendidikan, yang merupakan bagian dari
lingkungan sosial. 2. Jenis Lingkungan Pendidikan

Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup di dalam
lingkungan masyarakat tertentu tempat ia mengalami pendidikan. Menurut Ki Hajar
Dewantara lingkungan tersebut meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolahan,
lingkungan masyarakat, yang disebut tripusat pendidikan atau lingkungan pendidikan.
1. Keluarga
Keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah kecil
orang karena hubungan searah. Keluarga itu dapat berbentuk keluarga inti ( ayah, ibu, dan
anak ). Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasana kehidupan keluarga merupakan tempat yang
sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan individual maupun pendidikan sosial.
Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama
dialamai oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung
jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh adn berkembang
dengan baik.
Pendidikan keluarga berfungsi:
• Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak
• Menjamin kehidupan emosional anak
• Menanamkan dasar pendidikan moral
• Memberikan dasar pendidikan sosial.
• Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.

2.Sekolah

Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga,
terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu
anak dikirimkan ke sekolah-sekolah formal. Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja
dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Semakin maju suatu masyarakat semakin penting
peran sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk dalam proses
pembangunan masyarakat. Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama
mereka diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga
terhadap pendidikan, diantaranya sebagai berikut;

1) Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta


menanamkan budi pekerti yang baik.

2) Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau
tidak dapat diberikan di rumah.

3) Sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca, menulis,


berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya mengembangkan kecerdasan dan
pengetahuan.

4) Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan benar atau salah,
dan sebagainya.

Suatu alternatif yang mungkin dilakukan sesuai situasi dan kondisi sekolah antara lain :

1)   Pengajaran yang mendidik.

2)  Peningkatan dan pemantapan pelaksanaan program bimbingan dan penyuluhan (BP) di


sekolah.
3)   Pengembangan perpustakaan sekolah menjadi suatu pusat/sumber belajar (PSB).

4)   Peningkatan dan pemantapan program pengelolaan sekolah.

3.    Masyarakat

Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan di luar lingkungan


keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah dimulai beberapa
waktu ketika anak-anak telah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan
sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas. Corak
dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali, ini meliputi
segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertian-pengertian
(pengetahuan), sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan. Kaitan
antara masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari tiga sisi, yaitu :

1)   Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan.

2)   Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan/atau kelompok sosial di masyarakat.

3)   Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar baik yang dirancang (by design),
maupun yang dimanfaatkan (utility).

Paling sedikit dapat dibedakan menjadi enam tipe sosial-budaya sebagai berikut :

1)      Tipe masyarakat berdasarkan sistem berkebun yang amat sederhana.

2)      Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau sawah dengan
tanaman pokok padi.

3)      Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan sistem bercocok tanam di ladang atau sawah.

4)      Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan sistem bercocok tanam di sawah dengan
tanaman pokok padi.

5)      Tipe masyarakat perkotaan.

6)      Tipe masyarakat metropolitan.

Selain tipe masyarakat di atas yang dapat mempengaruhi karakteristik seseorang, terdapat
juga lembaga kemasyarakatan kelompok sebaya dan kelompok sosial seperti remaja masjid,
pramuka, dsb. Kelompok teman sebaya mempunyai fungsi terhadap anggotanya antara lain :

1)      Mengajar berhubungan dan menyesuaikan diri dengan orang lain.


2)      Memperkenalkan kehidupan masyarakat yang lebih luas.

3)      Menguatkan sebagian dari nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan masyarakat orang
dewasa.

4)      Memberikan kepada anggota-anggotanya cara-cara untuk membebaskan diri dari


pengaruh kekuatan otoritas.

5)      Memberikan pengalaman untuk mengadakan hubungan yang didasarkan pada prinsip
persamaan hak.

6)      Memberikan pengetahuan yang tidak bisa dibrikan oleh keluarga secara memuaskan

(pengetahuan mengenai cita rasa berpakaian, musik, jenis tingkah laku tertentu, dan lain-
lain).

7)  Memperluas cakrawala pengalaman anak, sehingga ia menjadi orang yang lebih


kompleks.

Dengan demikian organisasi tersebut menyediakan program pendidikan bagi anak-anaknya,


yakni :

1) Mengajarkan keyakinan serta praktik-praktik keagamaan dengan cara memberikan

pengalaman-pengalaman yang menyenangkan bagi mereka

2) Mengajarkan bagi mereka tingkah laku dan prinsip-prinsip moral yang sesuai dengan

keyakinan-keyakinan agamanya

3)  Memberikan model-model bagi perkembangan watak

Fungsi Lingkungan Pendidikan Terhadap Proses Pendidikan Manusia

Setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberikan kontribusi yang besar dalam ketiga
kegiatan pendidikan, yakni:

a.    Pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya

b.    Pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan


c.    Pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan.

Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik


dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanya berbagai sumber daya
pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Terdapat
hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antara lingkungan yang satu dengan
lingkungan yang lain. Lingkungan keluarga sebagai dasar pembentukan sikap dan sifat
manusia. Lingkungan sekolah sebagai bekal keterampilan dan ilmu pengetahuan, sedangkan
lingkungan masyarakat merupakan tempat praktek dari bekal yang diperoleh di keluarga dan
sekolah sekaligus sebagai tempat pengembangan kemampuan diri.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Proses mencapai tujuan pendidikan untuk menghasilkan manusia yang unggul baik
secara pribadi maupun penguasaan ilmu pengetahuan tidak hanya tergantung tentang
bagaimana sistem pendidikan dijalankan oleh lingkungan pendidikan formal. Namun juga
dipengaruhi oleh lingkungan keluarga serta lingkungan masyarakat. Hubungan dari ketiganya
disebut sebagai tripusat pendidikan. Pendidikan tidak dapat berdiri sendiri, namun ada
hubungan saling mempengaruhi diantara lingkungan pendidikan.

B. Saran

Melihat kenyataan bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan yang maksimal diperlukan
sebuah hubungan timbal balik yang yang erat maka diperlukan sebuah koordinasi antar
lingkungan pendidikan. Dalam menentukan kurikulum lingkungan formal (sekolah) baiknya
untuk mepertimbangankan faktor lingkungan keluarga dan masyarakat. Bahkan kalau
memungkinkan melibatkan keluarga anak didik dan tokoh masyarakat dalam merumuskan
kurikulum pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

    La Sulo, Sulo Lipu. 1990. Penelaahan Kurikulum Sekolah. Ujung Pandang:  FIP IKIP   
Ujung Pandang.

Ardhana, Wayan. (Ed.). 1986. Dasar-Dasar Kependidikan. Malang: FIP IKIP Malang. Munib
Achmad, dkk. 2007. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang. UPT MKK UNNES

Anda mungkin juga menyukai