Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Lingkungan mempunyai peranan penting dalam keberhasilan pendidikan. Hal
ini dikarenakan perkembangan peserta didik sangat dipengaruhi oleh keadaan
lingkungannya. Lingkungan dapat memberikan pengaruh positif dan pengaruh negatif
terhadap pertumbuhan dan perkembangan jiwa, perasaan, sertakepribadian peserta didik.
Dikatakan memberi pengaruh positif apabila memberikan dorongan terhadap
keberhasilan proses pendidikan, dan dikatakan memberi pengaruh negatif apabila
lingkungan menghambat keberhasilan proses pendidikan.
Di sisi lain, lingkungan pendidikan sangat dibutuhkan dalam proses pendidikan
sebab lingkungan pendidikan berfungsi menunjang terjadinya proses belajar mengajar
secara aman, nyaman, tertib, dan berkelanjutan. Dengan suasana seperti itu, maka proses
pendidikan dapat berjalan secara optimal sehingga dapat mencapai tujuan dari pendidikan
itu sendiri. Mengingat pentingnya peranan lingkungan dalam keberhasilan proses
pendidikan, maka pemahaman berkenaan dengan lingkungan pendidikan menjadi hal
yang tidak dapat disepelekan. Oleh sebab itu, pada makalah ini akan diberikan pemaparan
terkait pengertian lingkungan pendidikan, tripusat pendidikan, dan pengaruh tripusat
pendidikan terhadap perkembangan peserta didik.

1.2. Rumusan Masalah


a. Apa hakikat lingkungan pendidikan?
b. Apa yang dimaksud tripusat pendidikan dan apa saja yang termasuk ke dalamnya?
c. Bagaimana pengaruh tripusat pendidikan terhadap perkembangan peserta didik?

1.3. Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetahui hakikat dari lingkungan pendidikan.
b. Untuk memahami maknadan cakupan dari tripusat pendidikan.
c. Untuk mengetahui pengaruh tripusat pendidikan terhadap perkembangan peserta
didik.

Page | 1
1.4. Manfaat Penulisan
a. Sebagai bentuk pemenuhan tugas mata kuliah Pengantar Pendidikan.
b. Sebagai salah satu sumber pembelajaran mengenailingkungan pendidikan.

1.5. Metode Penulisan


Penyusunan makalah ini dilakukan dengan metode studi pustaka, yakni teknik
pengumpulan data dan informasi dengan melakukan telaah terhadap berbagai sumber
bacaan tertulis baik digital maupun cetak seperti buku, literatur, artikel, serta sumber-
sumber lain yang berkaitan dengan masalah yang hendak dipecahkan. Berbagai informasi
yang diperoleh dari metode ini dijadikan sebagai dasar referensi untuk kemudian
dikembangkan menyesuaikan keadaan saat ini.

Page | 2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. HakikatLingkungan Pendidikan


Lingkungan secara umum diartikan sebagai kesatuan ruang dengan segala benda,
daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang
memengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lainnya. Pada dasarnya lingkungan yang dimaksud di sini mencakup lingkungan fisik,
lingkungan budaya dan lingkungan sosial. Sementara itu, pendidikan dapat diartikan
sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan,emosional,pengendalian
diri,kepribadian,kecerdasan,akhlak mulia,serta keterampilan yang diperlukan dirinya
untuk berbaur di tengah masyarakat (Burhanuddin, 2013).
Lingkungan Pendidikan sebagaimana yang diutarakan Sudiyono dalam
Wartono (2013) adalah suatu institusi atau kelembagaan di mana pendidikan itu
berlangsung. Lingkungan tersebut memiliki andil besar dalam memengaruhi proses
pendidikan. Di sisi lain Triwiyanto (2014) mengemukakan bahwa pendidikan tidak
mungkin lepas dari pengaruh lingkungan, sementara lingkungan terdiri atas gejala-gejala
yang saling mempengaruhi. Ia berpendapat bahwa lingkungan memiliki daya kemampuan
untuk memengaruhi individu manusia dalam tingkah laku dan proses kognitif dalam
pendidikan.

2.2. Tripusat Pendidikan


Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik tidak dapat dipisahkan dengan
keberadan lingkungan. Artinya, lingkungan adalah salah satu faktor yang memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Mengutip pernyataan Ki Hajar Dewantara
dalam Anonim (2012) bahwasanya lingkungan tersebut meliputi lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat yang disebut tripusat pendidikan. Setiap
pribadi manusia akan selalu berada dan mengalami perkembangan dalam tiga lingkungan
pendidikan tersebut.

Page | 3
Di dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada
pasal 13 ayat 1 disebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non
formal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Keluarga disebut
juga sebagai salah satu dari satuan pendidikan informal, sekolah sebagai lembaga
pendidikan formal, dan masyarakat sebagai lembaga pendidikan non formal. Ketiga
bentuk lembaga pendidikan tersebut akan berpengaruh besar terhadap perkembangan dan
pembinaan kepribadian peserta didik.
a. Keluarga
Darajat (2011) berpendapat dalam bukunya bahwa lingkungan keluarga
merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama karena didalam
keluargalah anak pertama kali mendapatkan didikan dan bimbingan. Dalam keluarga
pendidikan berlangsung dengan sendirinya dengan tatanan yang berlaku didalamnya,
tanpa harus diumumkan dan dituliskan terlebih dahulu serta kehidupan keluarga
selalu mempengaruhi perkembangan budi pekerti akhlak setiap manusia. Dalam
lingkungan keluarga diletakkan dasar-dasar pengalaman melalui rasa kasih sayang
dan penuh kecintaan, kebutuhan, kewibawaan dan nilai-nilai kepatuhan. Oleh sebab
itu, penghayatan terhadap pendidikan di lingkungan keluarga mempunyai arti sangat
penting.
Keluarga merupakan bagian dari lembaga pendidikan informal. Selain itu
keluargamerupakan lingkungan pendidikan yang bersifat kodrati.Orang tua
bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar
tumbuh dan berkembang dengan baik.Keberhasilan mencetak generasi sangat
ditentukan oleh sejauh mana peran keluarga dalam menyiapkan faktor-faktor yang
dapat mendorong keberhasilan pendidikan di dalam keluarga. Agar keluarga mampu
menjalankan fungsinya dalam mendidik anak, maka sebelum membangun keluarga
perlu dipersiapkan syarat-syarat pendukungnya. Contohnya memberikan syarat yang
bersifat psikologis, seperti saling mencintai, kedewasaan yang ditandai oleh batas
usia tertentu dan kecukupan bekal ilmu dan pengalaman untuk memikul tanggung
jawab. Dengan memperhatikan persyaratan tersebut, maka diharapkan akan tercipta
keluarga yang mampu menjalakan tugasnya mendidik anak-anaknya dengan baik.
b. Sekolah
Menurut Choiriyah (2015) sekolah memegang peranan penting dalam
pendidikan karena pengaruhnya yang besar pada perkembangan jiwa anak. Selain

Page | 4
keluarga, sekolah pun mempunyai fungsi sebagi pusat pendidikan untuk
pembentukan pribadi anak. Melalui sekolah, pemerintah mendidik bangsanya untuk
menjadi seorang ahli yang sesuai dengan bidang dan bakat anak sehingga berguna
bagi dirinya, nusa, dan bangsanya.
Sekolah disediakan atau dibangun khusus untuk tempat pendidikan. Maka dari
itu,sekolah sebagai tempat atau lembaga pendiidkan kedua setelah keluarga
mempunyai fungsi melanjutkan pendidikan keluarga dengan guru sebagi pengganti
orang tua yang harus ditaati. Dalam perkembangan fisik dan psikologi, anak akan
memperoleh pengalaman-pengalaman baru dalam hubungan sosialnya dengan anak-
anak lain yang berbeda status sosial, suku, agama, jenis kelamin, dan kepribadian
hingga mencapai kedewasaan dalam hubungan sosialnya dengan masyarakat luas.
c. Masyarakat
Burhanuddin (2013) memaparkan dalam konteks pendidikan, masyarakat
merupakan lingkungan sama seperti keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami
dalam masyarakat ini telah dimulai beberapa saat setelah anak lepas dari asuhan
keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti
pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas. Corak dan ragam pendidikan
yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali, ini meliputi segala
bidang,baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertian-pengertian,
sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.
Ia juga menjelaskan bahwa masyarakat sebagai lembaga pendidikan non
formal juga menjadi bagian yang penting. Masyarakat yang terdiri dari sekelompok
atau beberapa individu dengan latar belakang yang beragam akan memengaruhi
pendidikan dan perkembangan peserta didik yang tinggal disekitarnya. Tanggung
jawab masyarakat terhadap pendidikan anak-anak menjelma dalam beberapa perkara
dan cara yang dipandang sebagai metodependidikan masyarakat yang utama.

2.3. Pengaruh Tripusat Pendidikan terhadap Perkembangan Peserta Didik.


Sebagai lingkungan tempat perkembangan dan pendidikan anak, dapat
dipastikan bahwaketiga lingkungan yang tergabung dalam tripusat pendidikan tersebut
berperan besar dalam menunjang proses pengembangan dan pendidikan agar anak dapat
mencapai kematangan dalam berpikir dan berprilaku.
a. Pengaruh Keluarga

Page | 5
Gustina (2009) menjelaskan bahwa keluarga mempunyai peranan penting
dalam pembentukan pribadi dan perkembangan anak dalam rangka mencapai
kemandirian dan perkembangan optimal dalam kehidupannya. Karena keluarga
sebagai lingkungan pendidikan primer dan utama amat besar peranannya, maka
keluarga itu mempunyai fungsi-fungsi tertentu. Fungsi keluarga dalam proses
pendidikan anak antara lain:
1. Fungsi edukatif.
Dalam keluarga, anak pertama kali memperoleh pengalaman yang sangat
penting bagi perkembangannya, karena itu kelurga disebut lingkungan pendidikan
pertama karena keluarga meletakkan dasar-dasar pertama bagi perkembangan
anak.
2. Fungsi sosialisasi.
Dalam hal ini keluarga sebagai suatu lembaga sosial mempunyai peranan
penting bagi masyarakat yaitu membentuk pribadi seseorang dimana personalitas
seseorang itu nantinya akan dapat mempengaruhi corak dari suatu masyarakat.
Keluarga merupakan penghubung anak dengan kehidupan sosialnya, interaksi dan
sosialisasi dimulai dalam keluarga, baru kemudian cerminan sosialisasi dalam
keluarga akan tercermin dalam interaksinya di sekolah dan di masyarakat.
3. Fungsi protektif.
Dalam keluarga anak mendapat perlindungan yang melindunginya dari
tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan norma-norma sosial dan kaidah agama
dan dari ketidakmampuannya bergaul dengan lingkungan.
4. Fungsi religius.
Keluarga wajib memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai religius kepada
anak dimulai dari semenjak dalam kandungan sampai keliang kubur. Dengan iklim
religius ini terciptalah wahana sosialisasi dan pengalaman keagamaan yang turut
membentuk kepribadian anak dalam keluarga yang menjadi pribadi yang matang
beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt.
b. Pengaruh Sekolah
Burhanuddin (2013) berpendapat bahwa tidak semua tugas mendidik dapat
dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan
dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu anak dikirimkan ke sekolah-
sekolah formal. Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk

Page | 6
melaksanakan pendidikan. Semakin maju suatu masyarakat semakin penting peran
sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk dalam proses
pembangunan masyarakat.
Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka
diserahkan kepadanya. Karena itu terdapat pengaruh sekolah sebagai lembaga
terhadap pendidikan, diantaranya sebagai berikut:
1. Sekolah membantu orang tua mengajarkan kebiasaan-kebiasaan baik serta
menanamkan budi pekerti yang baik.
2. Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar
atau tidak dapat diperoleh di rumah.
3. Sekolah mengajarkan peserta didik berbagai kecakapan seperti membaca, menulis,
berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya mengembangkan kecerdasan
dan pengetahuan.
4. Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, ajaran mengenai benar
atau salah, serta kemampuan bersosialisasi dan bergaul.
c. Pengaruh Masyarakat
Di masyarakat terdapat norma-norma sosial budaya yang harus diikuti oleh
warganya dan norma-norma itu berpengaruh dalam pembentukan kepribadian
warganya dalam bertindak dan bersikap. Norma-norma masyarakat yang berpengaruh
tersebut merupakan aturan-aturan yang ditularkan oleh generasi tua kepada generasi
mudanya. Penularan-penularan yang dilakukan dengan sadar dan bertujuan ini sudah
merupakan proses pendidikan masyarakat.
Contoh tentang sopan santun orang timur yang mengajarkan atau menentukan
cara memberi atau menerima sesuatu dari orang lain dengan tangan kanan. Dalam
masyarakat primitif tidak ada pendidikan formal yang tersendiri. Setiap anak harus
belajar dari lingkungan sosialnya dan harus menguasai sejumlah kelakuan yang
diharapkan daripadanya pada saatnya tanpa adanya guru tetentu yang bertanggung
jawab atas kelakuanya (Choiriyah, 2015).

Page | 7
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
a.
Lingkunganpendidikandapatdiartikansebagaisuatuinstitusiataukelembagaandimanapen
didikanituberlangsung. Lingkunganpendidikanmemilikiandilbesardalammemengaruhi
proses
pendidikankarenamemilikidayakemampuanuntukmemengaruhiindividumanusiadalamt
ingkahlakudan proses kognitifdalampendidikan.
b. Ki Hajar Dewantara mengemukakan pernyataan bahwa lingkungan pendidikan terdiri
atas lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat yang
kemudian disebut sebagai tripusat pendidikan. Ketiga bentuk lingkungan pendidikan
tersebut memiliki berpengaruh besar terhadap perkembangan dan pembinaan
kepribadian peserta didik.
c. Pengaruh tripusat pendidikan terhadap perkembangan peserta didik ialah
lingkungankeluargasebagaidasarpembentukansikapdansifatmanusia,
lingkungansekolahsebagaibekalketerampilandanilmupengetahuan,
sedangkanlingkunganmasyarakatmerupakantempatpraktikdaribekal yang diperoleh di
keluargadansekolahsekaligussebagaitempatpengembangankemampuandiri.

3.2. Saran
Sebagai manusia terdidik serta bakal calon pendidik, sudah sepatutnya kita memahami
betul tentang seluk-beluk lingkungan pendidikan mulai dari makna hingga pengaruhnya
terhadap proses pendidikan peserta didik. Hal ini tak lain dimaksudkan untuk
mengoptimalkan proses belajar mengajar sehingga menghasilkan pembelajaran yang
berkualitas.

Page | 8
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. TripusatPendidikandanPengaruhnyaTerhadapPerkembanganPesertaDidik.


Diakses dari http://www.pendidikanekonomi.com/2012/12/tripusat-pendidikan-dan-
pengaruhnya.html?m=1, (pada tanggal 7 April 2019).

Burhanuddin, Afid. 2013. Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan. Diakses
darihttps://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/08/pengertian-fungsi-dan-jenis-
lingkungan-pendidikan/, (pada tanggal 3 April 2019).

Choiriyah, Siti. 2015. Peran Lingkungan Pendidikan dalam Pendidikan Islam. Surabaya: UIN
Sunan Ampel.

Darajat, Zakiah. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Gustina. 2009. “Lingkungan Keluarga Sebagai Wahana Sosialisasi dan Interaksi Edukatif”.
Jurnal Ta’dib. 12(2): 126-134.

Triwiyanto, Teguh. 2014. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Wartono. 2013. “Membentuk Lingkungan Pendidikan yang Islami”. Jurnal Pendidikan Islam.
2(1): 397-407.

Anonim, 2015. Hakikat Pancasila Sebagai Dasar Negara Pandangan Hidup Kepribadian
Bangsa Indonesia dan Perjanjian Luhur.Diakses dari
https://artikelpengertianmakalah.blogspot.com/2015/05/hakikat-pancasila-sebagai
dasar-negara.html?m=1, (Pada tanggal 26 April 2019).
Argastya. 2011. “Perkembangan Nilai-Nilai Integritas dan Identitas Nasional dari Perspektif
Pendidikan”. Jurnal UNIPMA. 1(2): 154.

Page | 9
Asmaroini, Ambiro Puji. 2017. “Menjaga Eksistensi Pancasila dan Penerapannya Bagi
Masyarakat di Era Globalisasi”. Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan. 1(2): 56.
Hardiman, Budi F. 2003. Melampaui Positivisme dan Modernitas. Yogyakarta: Kanisius.

Page | 10

Anda mungkin juga menyukai