Anda di halaman 1dari 16

LINGKUNGAN PENDIDIKAN

Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas Pengantar Ilmu Pendidikan


yang diampu oleh Lutfia Hadiyanti, S. Pd., M. Pd.

Disusun Oleh:

1. Rossa Amelia Purwanto (1601421037)


2. Aminah Choirunnida’ (1601421055)
3. Nabila Rizki Utami (1601421064)
4. Jihan Meylly Hasanah (1601421068)
5. Salsabilla Rizkytanova R. (1601421080)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


TAHUN 2022
PRAKATA

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Puji syukur atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah mencurahkan rahmatnya
kepada kita semua, sehingga kami kelompok 5, dapat menyelesaikan makalah Pengantar Ilmu
Pendidikan Ini dengan tepat waktu.
Makalah ini berjudul “Lingkungan Pendidikan”, yang bertujuan untuk menambah dan
memperluas wawasan tentang apa saja yang berkaitan dengan lingkungan pendidikan bagi
pembaca dan kami penulis.
Kami dari kelompok 4 mengucapkan terima kasih kepada Ibu Lutfia Hadiyanti, S. Pd., M.
Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan. Ucapan terima kasih juga
kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Sebagai penulis, menyadari bawasanya tulisan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kritik dan saran yang membangun kami harapkan, demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 20 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL……………………………………………………………..i
PRAKATA…………………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………..1
1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………1
1.3 Tujuan………………………………………………………….…….1
BAB II ISI…………………………………………………………………….……..2
2.1 Pengertian Lingkungan Pendidikan……………………………………2-3
2.2 Tujuan Lingkungan Pendidikan………………………………………….3
2.3 Jenis Lingkungan Pendidikan………………………………………….3-5
2.4 Fungsi dan Peran Lingkungan Pendidikan……………………………6-10
BAB III PENUTUP.………………………………………………………………..11
3.1 Simpulan…………………………………………………………………11
3.2 Saran……………………………………………………………………...12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pendidikan adalah hal mutlak yang wajib dimiliki oleh semua individu,setiap
individu wajib berusaha untuk mendapatkan pendidikan. Pendidikan dapat diperoleh
melalui jalur formal, non formal dan informal. Pendidikan dalam lingkungan keluarga
(non formal) memiliki peranan yang sangat penting. Ini karena setiap individu
mendapatkan pendidikan yang pertama dan utama berasal dari lingkungan keluarga.
Selain dari keluarga pendidikan dapat diperoleh pula dari lingkungan formal, dalam hal
ini sekolah atau Lembaga formal lainnya yang berkompeten dalam bidang pendidikan.
Dalam lingkungan formal ini setiap individu akan mendapatkan pendidikan yang lebih
luas mengenai pedoman dan etika moral kemanusiaan untuk bekalnya dalam menghadapi
pergaulan di masyarakat. Lingkungan ketiga yang menjadi penentu sukses tidaknya
pendidikan individu adalah lingkungan masyarakat (informal), lingkungan ini menuntut
pengaplikasian pendidikan yang telah didapat oleh seorang individu baik dari lingkungan
keluarga maupun dari lingkungan formal.
Ketiga penanggung jawab pendidikan di atas dituntut melakukan kerja sama, baik
secara lansung maupun tidak langsung, dengan menopang kegiatan yang sama secara
sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Artinya, pendidikan yang dilakukan oleh orang tua
terhadap peserta didik juga dilakukan oleh sekolah dengan memperkuatnya serta dikontrol
oleh masyarakat sebagai lingkungan sosial peserta didik. Tak bisa dipungkiri bahwa ke
tiga pengembang pendidikan harus saling sinergis sehingga dapat melahirkan generasi
yang mampu menyongsong masa depan dengan hal-hal yang sifatnya positif serta
diharapkan mampu menjadi insan yang bukan hanya berguna untuk dirinya, keluarganya
tetapi berguna bagi bangsa dan negara.
1.2. Rumusan Masalah
• Apakah pengrtian dari Lingkungan Pendidikan ?
• Apakah Tujuan dari Lingkungan Pendidikan ?
• Apa saja jenis Lingkungan Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara ?
• Bagaimana fungsi dan peran keluarga, sekolah dan masyarakat dalam pendidikan?
1.3. Tujuan
• Untuk mengetahui pengertian dari Lingkungan Pendidikan
• Untuk mengetahui tujuan dari lingkungan pendidikan
• Untuk mengetahui jenis pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara
• Untuk mengetahui fungsi dan peran keluarga, sekolah dan masyarakat dalam
pendidikan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Lingkungan pendidikan


Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik. Dalam lingkunganlah
anak didik hidup dan berinteraksi dalam mata rantai kehidupan yang disebut ekosistem.
Saling ketergantungan antara lingkungan biotik dan abiotik tidak dapat dihindari. Itulah
hukum alam yang harus dihadapi oleh anak didik sebagai makhluk hidup yang tergolong
kelompok biotik.
Menurut Sartain (seorang ahli psikologi Amerika) dalam buku M. Ngalim Purwanto
menjelaskan bahwa lingkungan ialah meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia ini yang
dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan
atau life processes kita kecuali gen-gen dan bahkan gen-gen dapat pula dipandang sebagai
menyiapkan lingkungan bagi gen yang lain.
Menurut Zakiah Daradjat, dalam arti yang luas lingkungan mencakup iklim dan
geografis, tempat tinggal, adat istiadat, pengetahuan, pendidikan dan alam. Dengan kata
lain, lingkungan adalah segala sesuatu yang tampak dan terdapat dalam alam kehidupan
yang senantiasa berkembang. Ia adalah seluruh yang ada, baik manusia maupun benda
buatan manusia, atau hal-hal yang mempunyai hubungan dengan seseorang. Sejauh
manakah seseorang berhubungan dengan lingkungannya, sejauh itu pula terbuka peluang
masuknya pengaruh pendidikan kepadanya. Selanjutnya, dia juga menjelaskan bahwa
pengetahuan tentang lingkungan, bagi para pendidik merupakan alat untuk dapat mengerti,
memberikan penjelasan dan mempengaruhi anak secara lebih baik. Misalnya, anak manja
biasanya berasal dari lingkungan keluarga yang anaknya tunggal atau anak yang yang nakal
di sekolah umumnya di rumah mendapat didikan yang keras atau kurang kasih sayang dan
mungkin juga karena kurang mendapat perhatian gurunya.
Dijelaskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pengertian pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Sebagaimana disampaikan oleh C. Clark yang dikutip dari
Sudjana (2008:39) bahwa hasil belajar siwa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan
siwa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan.
Jadi, dari beberaa penjelasan tentang pengertian lingkungan dan pendidikan, kami
dapat simpulkan bahwa Lingkungan Pendidikan adalah segala sesuatu yang mencakup
iklim, geografis, adat istiadat, tempat tinggal atau istiadat dan lainnya yang dapat
memberikan penjelasan serta mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan, perkembangan
anak untuk menjadi manusia yang lebih baik yang mempunyai nilai tinggi. Sejauh manakah
seseorang berhubungan dengan lingkungan, sejauh itu pula terbuka peluang masuknya
pengaruh pendidikan kepadanya.Tetapi keadaan itu tidak selamanya bernilai pendidikan,
artinya mempunyai nilai positif bagi perkembangan seseorang karena bisa saja merusak
perkembangannya.
Nasution dalam bukunya menjelaskan bahwa Segala sesuatu yang dipelajari individu
harus dipelajari dari anggota masyarakat lainnya, secara sadar apa yang diajarkan oleh
orang-orang tua, saudara-saudara, anggota keluarganya yang lain dan di sekolah
kebanyakan oleh gurunya. Dengan tak sadar ia belajar dengan mendapat informasi secara
insidental dalam berbagai situasi sambil mengamati kelakuan orang lain, membaca buku,
menonton televisi, mendengar percakapan orang dan sebagainya atau menyerap kebiasaan-
kebiasaan dalam lingkungannya.

2.2 Tujuan Lingkungan Pendidikan


Secara umum tujuan lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam
interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanya berbagai sumber daya
pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Perlu pula
dikemukakan bahwa pelaksanaan pendidikan dilakukan melaui tiga kegiatan yakni
membimbing, mengajar, dan atau melatih ( ayat 1 pasal 1 UU RI No. 1/1989). Tiga aspek
tersebut dibedakan sebagai berikut :
1) Membimbing, terutama berkaitan dengan pemantapan jati diri dan pribadi dari segi-
segi prilaku umum ( aspek pembudayaan ),
2) Mengajar, terutama berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan,
3) Melatih, terutama berkenaan dengan ketrampilan dan kemahiran aspek teknologi.

2.3 Jenis-Jenis Lingkungan Pendidikan


Berkaitan dengan pendidikan anak, maka lembaga yang sangat berpengaruh dalam
perkembangan kepribadian seorang anak dikenal istilah Tripusat pendidikan (Tiga Pusat
Pendidikan) yang menerangkan bahwa pendidikan berlangsung di tiga lingkungan yaitu,
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Ketiganya memiliki peran di dalam proses pendidikan,
serta saling mengisi dan memerkuat satu dengan yang lainnya.
1) Lingkungan Keluarga
Secara etimologi, menurut Ki Hajar Dewantara keluarga adalah rangkaian
perkataan “kawula” dan “warga”. Kawula tidak lain artinya dari pada ‘Abdi’ yakni
‘hamba’ sedangkan warga berarti ‘anggota’. Sebagai abdi di dalam keluarga
wajiblah seseorang menyerahkan segala kepentingannya kepada keluarganya.
Sebaliknya, sebagai warga atau anggota ia berhak sepenuhnya pula untuk ikut
mengurus segala kepentingan di dalam keluarganya.
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama,
karena sebelumnya manusia mengenal lembaga pendidikan lain, lembaga
pendidikan keluarga sudah ada. Dalam kajian antropologis, disebutkan bahwa
manusia mengenal pendidikan sejak manusia baru lahir. Pendidikan yang dimaksud
adalah keluarga. Di lingkungan keluarga pula anak akan mendapat nasehat atau
stimulus-stimulus yang dapat memacunya untuk rajin belajar.
Menurut Hakim (2005:17) Lingkungan keluarga merupakan lingkungan
utama dan pertama dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang. Hal ini
karena sebagian besar waktu seorang anak berada di rumah. Dengan adanya
hubungan yang harmonis di antara sesama anggota keluarga, tersedianya tempat
dan peralatan belajar yang cukup memadai, keadaan ekonomi keluarga yang cukup,
suasana lingkungan rumah yang tenang, adanya perhatian yang besar dari orang tua
terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya.
Sedangkan menurut Wirowidjojo (dalam Slameto, 2003:61) keluarga adalah
lembaga pendidikan yang utama dan pertama. Keluarga yang sehat besar artinya
untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan
dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara, dan dunia. Maka dari itu cara
orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajar anak.
2) Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah adalah lingkungan kedua setelah lingkungan keluarga.
Eferett Reimer berpendapat, sebagaimana yang dikutip oleh M. Sodomo, sekolah
merupakan lembaga yang menghendaki kehadiran penuh kelompok-kelompok
umur tertentu dalam ruang-ruang kelas yang dipimpin oleh guru-guru untuk
mempelajari kurikulum yang bertingkat.
Menurut Tu’u (2004:18) sekolah merupakan wahana kegiatan dan proses
pendidikan, pembelajaran dan latihan. Di sekolah nilai-nilai etik, moral, mental,
spiritual, perilaku, disiplin, ilmu pengetahuan dan ketrampilan ditabur, ditanam,
disiram, ditumbuhkan dan dikembangkan. Oleh karena itu, sekolah menjadi
wahana yang sangat dominan bagi prestasi belajar.
Hadari Nawawi berpendapat bahwa sekolah merupakan organisasi kerja atau
sebagai wadah kerjasama sekolompok orang untuk mencapai suatu tujuan. Dalam
Ensiklopedi Indonesia dijelaskan bahwa sekolah adalah tempat anak didik
mendapatkan pelajaran yang diberikan oleh para guru. Pelajaran yang diberikan
secara paedagogik dan didaktif, tujuannya untuk mempersiapkan anak didik
menurut bakat dan kecakapan masing-masing agar mampu berdiri sendiri dalam
masyarakat.
Jadi jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi dalam
lingkungan sekolah dapat mempengaruhi perkembangan potensi dan pola pikir
anak dengan pendidikan yang terencana dan sistematis.
Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan di atas jelas bahwa sekolah
adalah suatu lembaga atau organisasi yang melakukan kegiatan pendidikan
berdasarkan kurikulum tertentu yang melibatkan sejumlah orang (pendidik dan
peserta didik) yang harus bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Pendidikan
dalam lingkungan sekolah, biasa juga disebut dengan jalur pendidikan formal. Jalur
pendidikan ini memiliki jenjang yang terendah (sekolah Dasar) sampai yang
tertinggi (Perguruan Tinggi) termasuk juga Madrasah dan Pesantren.
Diselenggarakan sekolah disebabkan oleh perkembangan dan kemajuan
masyarakat yang pesat, sehingga menimbulkan differensiasi dan spesialisasi yang
meluas. Kondisi masyarakat itu menuntut anak-anak untuk mempersiapkan diri
secara baik, agar dapat memasuki kehidupan masyarakat dengan berbagai
spesialisasi lapangan kerja yang memerlukan pengetahuan, keterampilan dan
keahlian kerja dari yang paling sederhana sampai yang bersifat profesional.
3) Lingkungan Masyarakat
Masyarakat, secara umum yang biasa juga disebut society yang merupakan
kelompok manusia yang hidup dalam satu tempat atau lingkungan, daerah yang
bekerjasama dalam suatu ikatan kaidah/ diikat oleh suatu aturan/ikatan hukum
tertentu dibawah pimpinan yang disepakati dan berkeinginan untuk mencapai
tujuan bersama.
Menurut Ari H Gunawan, Masyarakat berfungsi sebagai penerus budaya dari
generasi ke generasi selanjutnya secara dinamis, sesuai situasi dan kondisi serta
kebutuhan masyarakat, melalui pendidikan dan interaksi sosial. Dengan demikian
pendidikan dapat diartikan sebagai sosialisasi, seperti bayi yang harus
menyesuaikan diri dengan saat-saat minum asi, kemudian anak menyesuaikan diri
dengan program belajar di sekolah, menyesuaikan diri dengan norma serta nilai-
nilai dlam masyarakat, dan sebgainya.
Setiap anak harus belajar dari pengalaman di lingkungan sosialnya, dengan
menguasai sejumlah keterampilan yang bermanfaat untuk merespons kebutuhan
hidupnya. Dengan demikian dalam masyarakat yang telah maju, banyak kebiasaan
dan bahas, ilmu pengetahua, seni dan budaya, nilai-nilai sosialdan sebagainya.
Kebutuhan manusia yang diperlukan dari masyarakat tidak hanya menyangkut
bidang material, melainkan juga bidang spiritual; termasuk ilmu pengetahuan,
pengalaman, keterampilan dan sebagainya. Dengan demikian, dapat ditarik suatu
pemahaman bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan pendidikan manusia
membutuhkan adanya lingkungan masyarakat sebagai ingkungan pendidikan
2.4 Fungsi dan Peran Lingkungan Pendidikan
1. Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam
masyarakat, karena dalam keluarga manusia dilahirkan, berkembang menjadi dewasa.
Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan di dalam keluarga akan selalu
mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak, budi pekerti dan kepribadian tiap-
tiap manusia. Pendidikan yang diterima dalam keluarga inilah yang akan digunakan
oleh anak sebagai dasar untuk mengikuti pendidikan selanjutnya di sekolah. Tugas
dan tanggung jawab orang tua dalam keluarga terhadap pendidikan anak-anaknya
lebih bersifat pembentukan watak dan budi pekerti, latihan ketrampilan dan
pendidikan kesosialan, seperti tolong menolong, bersama-sama menjaga kebersihan
rumah, menjaga kesehatan dan ketentraman rumah tangga, dan sejenisnya.
Hasbullah dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Ilmu Pendidikan
menjelaskan fungsi sekolah keluarga dalam pendidikan, yaitu :
a. Pengalaman pertama Masa kanak-kanak
Pendidikan keluarga memberikan pengalaman pertama yang
merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi anak. Suasana
pendidikan keluarga sangat penting diperhatikan, sebab dari sinilah
keseimbangan jiwa didalam perkembangan individu selanjutnya. Keluarga
tidak hanya mempunyai kewajiban untuk memeliharan eksistensi anak
untuk menjadikannya kelak sebagai seorang pribadi, akan tetapi keluarga
juga mempunyai kewajiban untuk memberikan pendidikan anak sebagai
individu yang tumbuh dan berkembang.
b. Menjamin kehidupan emosional anak
Suasana di dalam keluarga merupakan suasana yang diliputi
dengan kasih rasa cinta dan simpati yang sewajarnya, suasana yang aman
dan tentram, suasana percaya mempercayai. Oleh karena itu, melalui
pendidikan keluarga ini, kehidupan emosional atau kebutuhan akan rasa
kasih sayang dapat dipenuhi atau dapat berkembang dengan baik.
c. Menanamkan dasar pendidikan moral
Di dalam keluarga juga merupakan penanaman utama dasardasar
moral bagi anak, yang biasanya tercermin dalam sikap dan
perilaku orang tua sebagai teladan yang dapat dicontoh anak. Memang
biasanya tingkah laku, cara berbuat dan berbicara akan ditiru oleh
anak. Teladan ini melahirkan gejala identifikasi positif, yakni
penyamaran diri dengan orang yang ditiru dan hal ini penting sekali
dalam pembentukan kepribadian.
d. Memberikan dasar pendidikan sosial
Di dalam kehidupan keluarga, merupakan basis yang sangat
penting dalam peletakan dasar-dasar pendidikan sosial anak.
Perkembangan benih-benih kesadaran sosial pada anak-anak dapat
dipupuk sedini mungkin, terutama lewat kehidupan keluarga yang
penuh rasa tolong-menolong, gotong royong secara kekeluargaan,
menolong saudara atau tetangga yang sakit, bersama-sama menjaga
ketertiban, kedamaian, keberhasilan, dan keserasian dalam segala hal.

Peran lingkungan keluarga dalam Pendidikan :


Keluarga merupakan pusat pendidikan yang paling berpengaruh
dibandingkan yang lain, waktu yang dihabiskan seorang anak di rumah
lebih banyak dibandingkan dengan waktu yang dihabiskan di tempat lain,
kedua orang tua merupakan figur yang paling berpengaruh terhadap anak.
Dari hasil penelitian bahwa bila orang tua berperan dalam pendidikan,
anak akan menunjukan peningkatan prestasi belajar, diikuti dengan
perbaikan sikap, stabilitas sosio-emosional, kedisiplinan, serta aspirasi
anak untuk belajar sampai ke jenjang paling tinggi, bahkan akan
membantu anak ketika ia telah bekerja dan berkeluarga. Keberhasilan
keluarga dalam menanamkan nilai- nilai kebijakan pada anak sangat
tergantung pada jenis pola asuh yang diterapkan orang tua pada anaknya.
Beberapa macam contoh pola asuh :
a. Pola asuh otoriter , yaitu mempunyai ciri, kekuasan orang tua
dominan, anak tidak diakui sebagai pribadi, control terhadap
tingkah laku anak sangat ketat, orang tua menghukum anak
juka tidak patuh.
b. Pola asuh demokratis, kerjasama antara orang tuaanak, anak
diakui sebagai pribadi, ada bimbingan dan pengarahan dari
orang tua, control orang tua tidak kaku.
c. Pola asuh permisif, mempunyai ciri, dominasi oleh anak,
sikap longgar atau kebebasan dari orangt tua, kontrol
dan perhatian orang tua sangat kurang
2. Lingkungan Sekolah
Dilihat dari sisi perkembangan anak, sekolah berfungsi dan bertujuan untuk
memfasilitasi proses perkembangan anak secara menyeluruh sehingga dapat
berkembang secara optimal sesuai dengan harapan-harapan dan norma-norma
yang berlaku di masyarakat. Sebenarnya sekolah berfungsi dan berperan dalam
mengembangkan segenap aspek perilaku.
Sekolah sengaja disediakan atau dibangun khusus untuk tempat pendidikan,
maka dari itu, sekolah sebagai tempat atau lembaga pendidkan kedua setelah
keluarga, lebih – lebih mempunyai fungsi melanjutkan pendidikan keluarga
dengan guru sebagi pengganti orang yang harus ditaati. Dalam perkembangan
fisik dan psikologi anak, selanjutnya anak itu memperoleh pengalaman-
pengalaman baru dalam hubungan sosialnya dengan anak – anak lain yang
berbeda status sosial, kesukuan, agama, jenis kelamin, dan kepribadian. Lambat
laun ia membebaskan diri dari ikatan rumah tangga untuk mencapai kedewasaan
dalam hubungan sosialnya dengan masyarakat luas.
Suwarno juga menjelaskan tentang fungsi sekolah dalambukunya Pengantar
Umum Pendidikan yang dikutip dari buku DasarDasar Ilmu Pendidikan, adalah
sebagai berikut:
a. Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan
b. Spesialisasi, artinya sekolah mempunyai fungsi sebagai lembaga
sosial yang spesialisasinya dalam bidang pendidikan dan pengajaran
c. Efisiensi, karena sekolah sebagai lembaga sosial yang berspesialisasi
di bidang pendidikan dan pengajaran, maka pelaksanaan pendidikan
dan pengajaran dalam masyarakat menjadi lebih efisien
d. Sosialisasi, yaitu proses membantu perkembangan individu menjadi
makhluk sosial, makhluk yang yang dapat beradaptasi dengan baik di
masyarakat. Karena, bagaimanapun pada akhirnya dia berada di
masyarakat
e. Konservasi dan penyampaian budaya, yaitu memelihara warisan budaya
yang hidup dalam masyarakat dengan jalan menyampaikan warisan
kebudayaan kepada generasi muda
f. Transisi dari rumah ke masyarakat, ketika berada di keluarga,
kehidupan anak serba menggantungkan diri pada orang tua, maka
memasuki sekolah ia akan mendapat kesempatan untuk melatih berdiri
sendiri dan tanggung jawab sebagai persiapan sebelum ke masyarakat.
Sekolah dalam hubungannya dengan keluarga, memiliki peranan dalam
hal mendidik, memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang sudah
dimiliki sebelumnya. Menurut Karsidi, beberapa usaha yang dilakukan terkait
dengan tiga hal ini :
a. Membuat anak didik belajar bergaul dengan semua warga sekolah
b. Membuat anak didik belajar menaati peraturan-peraturan sekolah
c. Mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna
bagi agama, bangsa dan negara.
Hubungannya dengan kehidupan masyarakat, menurut Suwarno peran
sekolah antara lain:
a. Sebagai lembaga untuk mempersiapkan anak di dalam kehidupannya
b. Sekolah merupakan refleksi atau cerminan kehidupan masyarakat, sehingga
sekolah tidak melepaskan diri dari kenyataan-kenyataan di dalam masyarakat
c. Sebagai evaluator kondisi di masyarakat dan selanjutnya melakukan
pembinaan
d. Sebagai lingkungan pengganti keluarga dan pendidik sebagai pengganti orang
tua
e. Sebagai lembaga yang menerima hak waris untuk mendidik anak, jika anak
tidak mempunyai keluarga.
3. Lingkungan Masyarakat
Masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang ketiga setelah pendidikan di
lingkungan keluarga dan pendidikan di lingkungan sekolah. Bila dilihat ruang lingkup
masyarakat, banyak dijumpai keanekaragaman bentuk dan sifat masyarakat. Namun
justru keanekaragaman inilah dapat memperkaya budaya Indonesia. Lembaga
pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat adalah salah satu unsur pelaksana
asas pendidikan seumur hidup. Pendidikan yang diberikan di lingkungan keluarga dan
sekolah sangat terbatas, di masyarakatlah orang akan meneruskanya hingga akhir
hidupnya. Segala pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh di lingkungan
pendidikan keluarga dan di lingkungan sekolah akan dapat berkembang dan dirasakan
manfaatnya dalam masyarakat.
Dalam konteks pendidikan masyarakat merupakan lembaga atau
lingkungan ketiga setelah keluarga dan sekolah. Pendidikan yang telah dialami
masyarakat ini, telah mulai ketika anak-anak beberapa waktu setelah lepas dari
asuhan keluarga yang berada diluar pendidikan sekolah. Corak dan ragam
pendidikan yang dialami dalam masyarakat meliputi segala bidang baik
pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengetahuan, sikap, dan minat,
maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.
Adapun beberapa peran dari masyarakat terhadap pendidikan adalah
sebagai berikut: (Hasbullah, 2013: 100-101)
a. Masyarakat berperan serta dalam mendirikan dan membiayai
sekolah.
b. Masyarakat sebagai pengawas pendidikan agar sekolah terus
membantu dan mendukung cita-cita dan kebutuhan masyarakat.
c. Masyarakat berpartisipasi dalam menyediakan sumber-sumber
belajar, seperti gedung museum, perpustakaan, panggung-
panggung kesenian,kebun binatang dan sebagainya.
d. Masyarakat menyediakan sumber belajar yang dapat didatangkan
ke sekolah. Di dalam masyarakat, banyak orang-orang yang
mempunyai keahlian khusus seperti petani, peternak, saudagar,
polisi, dokter dan sebagainya. Berbagai macam profesi tersebut
dapat dijadikan sebagai narasumber dalam suatu kegiatan
workshop/ seminar dalam upaya menambah wawasan dan
pengetahuan peserta didik.
e. Masyarakat sebagai sumber pelajaran atau laboratorium tempat
belajar. Peran masyarakat disini adalah memberikan bahan
pelajaran dalam wujud aspek alami industri, perumahan,
transportasi, perkebunan,
Pendidikan kemasyarakatan merupakan suatu hal yang turut berperan dalam
memperluas dan mempercepat tujuan pendidikan yakni mencerdaskan kehidupan bangsa,
sehingga harkat dan martabat manusia dapat terangkat.Peran masyarakat selain
menciptakan suasana yang dapat menunjang pendidikan nasional, ikut menyelenggarakan
pendidikan nonpemerintah (swasta), membantu pengadaan tenaga, biaya, sarana dan
prasarana, juga mampu menyediakan lapangan kerja, agar pendidikan kemasyarakatan
dapat mengembangkan fungsi dan peranannya dengan maksimal, maka bantuan
pemerintah dibutuhkan dalam mengaplikasikan tujuan yang hendak dicapai.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Lingkungan Pendidikan adalah segala sesuatu yang mencakup iklim, geografis,
adat istiadat, tempat tinggal atau istiadat dan lainnya yang dapat memberikan
penjelasan serta mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan, perkembangan anak
untuk menjadi manusia yang lebih baik yang mempunyai nilai tinggi. Jenis-jenis
lingkungan Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara atau bisa disebut dengan
Tripusat pendidikan (Tiga Pusat Pendidikan) yaitu terdapat lingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat.
Secara umum tujuan lingkungan pendidikan adalah membantu peserta
didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanya berbagai
sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang
optimal.
Fungsi Pendidikan di lingkungan keluarga yaitu sebagai pengalaman pertama
masa kanak-kanak,menjamin kehidupan emosional anak,menanamkan dasar
pendidikan moral,dan memberikan dasar pendidikan social.Keluarga berperan
penting dalam pendidikan, anak akan menunjukan peningkatan prestasi belajar,
diikuti dengan perbaikan sikap, stabilitas sosio-emosional, kedisiplinan, serta aspirasi
anak untuk belajar sampai ke jenjang paling tinggi, bahkan akan membantu anak
ketika ia telah bekerja dan berkeluarga.
Fungsi Pendidikan di lingkungan sekolah yaitu mengembangkan kecerdasan
pikiran dan memberikan pengetahuan,spesialisasi,efisiensi,sosialisasi,konservasi dan
penyampaian budaya, transisi dari rumah ke masyarakat. Peran sekolah dalam
hubungannya dengan keluarga, memiliki peranan dalam hal mendidik, memperbaiki
dan memperhalus tingkah laku anak didik yang sudah dimiliki sebelumnya.
Sedangkan peran sekolah dalam hubungannya dengan masyarakat yaitu sebagai
lembaga untuk mempersiapkan anak di dalam kehidupannya,sebagai refleksi atau
cerminan kehidupan masyarakat ,sebagai evaluator kondisi di masyarakat dan
selanjutnya melakukan pembinaan,sebagai lingkungan pengganti keluarga dan
pendidik sebagai pengganti orang tua,sebagai lembaga yang menerima hak waris
untuk mendidik anak, jika anak tidak mempunyai keluarga.
Fungsi dan peran masyarakat dalam Pendidikan yaitu masyarakat berperan serta
dalam mendirikan dan membiayai sekolah,masyarakat sebagai pengawas pendidikan
agar sekolah terus membantu dan mendukung cita-cita dan kebutuhan
masyarakat.,masyarakat berpartisipasi dalam menyediakan sumber-sumber belajar,
seperti gedung museum, perpustakaan, panggungpanggung kesenian,kebun binatang
dan sebagainya.masyarakat menyediakan sumber belajar yang dapat didatangkan ke
sekolah,masyarakat sebagai sumber pelajaran atau laboratorium tempat belajar. Peran
masyarakat disini adalah memberikan bahan
pelajaran dalam wujud aspek alami industri, perumahan, transportasi, perkebunan,
3.2 SARAN
Penulis berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan dan memberi
manfaat bagi para pembaca, sehingga pembaca dapat mengetahui mengenai
lingkungan Pendidikan, jenis,peran serta fungsinya.
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, M.Ngalim Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Cet. XVIII; Bandung: Remaja
Rosdakarya,2005
Soemanto, W. (2003). Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Jakarta:
Rineka Cipta.
http://lib.unnes.ac.id/2699/1/3466.pdf. Diakses pada tanggal 23 Maret 2022 pukul 15.47
https://smk1sumenep.sch.id/?editorial=peran-sekolah-dan-fungsi-sekolah-penjelasan-
terlengkap#:~:text=Sekolah%20bertugas%20untuk%20mengembangkan%20pribadi,fungsi%20k
eluarga%20dalam%20pendidikan%20moral. Diakses pada tanggal 23 Maret 2022 pukul 18.50.
Hasbullah. 2013. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai