Disusun Oleh:
Page 1
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Makalah ini ditulis guna memenuhi tugas perkuliahan mata kuliah ”Analisis
Kebutuhan Anak” Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Attanwir Bojonegoro.
Makalah ini merupakan hasil penulisan yang ditulis berdasarkan ketentuan-ketentuan
penulisan karya ilmiah di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Attanwir
Bojonegoro.
Ungkapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
memberikan segenap motivasi demi terselesaikannya makalah ini, khususnya kepada:
1. NILA DWI SUSANTI, M.Pd dosen pengampu mata kuliah Analisis Kebutuhan
Anak, yang senantiasa memberikan bimbingan kepada penulis, sehingga penulisan
makalah ini bisa terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itulah, dengan kerendahan hati, penulis selalu mengharap saran dan kritik
dari pembaca demi tercapainya kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat, khususnya bagi
penulis dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin.
Penulis
Page 2
DAFTAR ISI
Page 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Keluarga Fisiologis, Psikologis, Spiritual, dan
Transendensi?
2. Apa saja Kebutuhan Anak Berdasarkan Lingkungan Sekolah?
3. Apa yang Dimaksud dengan Kebutuhan Anak Berdasarkan Lingkungan
Masyarakat?
C. TUJUAN
1. Siswa dapat mengerti tentang maksud Keluarga Fisiologis, Psikologis, Spiritual,
dan Transendensi.
2. Siswa dapat Mengetahui apa saja Kebutuhan Anak Berdasarkan Lingkungan
Sekolah.
3. Siswa dapat Mengetahui apa saja Kebutuhan Anak Berdasarkan Lingkungan
Masyarakat.
Page 4
BAB II
PEMBAHASAN
1
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2002), h. 142
2
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), cet ke-1, hlm. 290
3
Mohamad Surya, Psikologi Guru: Konsep Dan Aplikasinya, (Bandung: ALFABETA CV, 2014), h. 34
4
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, loc.cit.
Page 5
Sedangkan Pendidikan atau dalam bahasa arab tarbiyah dari sudut
pandang etimologi berasal dari tiga kelompok kata yaitu:
5
Jasa Ungguh Muliawan, Pendidikan Islam Integratif, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2005), cet. ke-1, h. 99.
6
Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 126
7
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, op.cit., h. 63
Page 6
yang kita kenal dengan Tri Pusat Pendidikan yaitu:8
1. Lingkungan Keluarga.
Keluarga merupakan suatu soaial terkecil dalam kehidupan umat
manusia sebagai makhluk sosial, ia merupakan unit pertama dalam
masyarakat. Disitulah terbentuknya tahap awal proses sosialiasi dan
perkembangan individu.9
2. Lingkungan Sekolah.
Kegiatan pendidikan pada mulanya dilaksanakan dalam lingkungan
keluarga dengan menempatkan ayah dan ibu sebagai pendidikan utama,
dengan semakin dewasanya anak semakin banyak hal- hal yang
dibutuhkannya untuk dapat hidup di dalam masyarakat secara layak dan wajar.
Sebagai respon dalam memenuhi kebutuhan tersebut muncullah usaha untuk
mendirikan sekolah di lingkungan keluarga.
3. Lingkungan Masyarakat
Dari lahir sampai mati manusia hidup sebagai anggota masyarakat.
Hidup dalam masyarakat berarti adanya interaksi sosial dengan orang-orang di
sekitar dan dengan demikian mengalami pengaruh dan mempengaruhi orang
lain. Interaksi sosial sangat utama dalam tiap masyarakat.
dan sekolah, mempunyai sifat dan fungsi yang berbeda dengan ruang lingkup
8
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 1995), hlm. 66
9
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, op.cit., h. 147
10
Hasbullah, Dasar – Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), cet. Ke-10, h.55
Page 7
Masyarakat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menempati suatu
daerah, diikat oleh pengalaman-pengalaman yang sama, memiliki sejumlah
persesuaian dan sadar akan kesatuannya, serta dapat bertindak bersama untuk
mencukupi krisis kehidupannya.11
B. Fungsi Lingkungan Pendidikan.
Sebagaimana yang telah dijelaskan, lingkungan sangat menunjang
terhadap suatu kegiatan, termasuk dalam kegiatan pendidikan. Karena tidak ada
satupun tempat kegoatan yang tidak memerlukan tempat dimana kegatan tersebut
dilaksanakan.
11
Hasbullah, Dasar – Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), cet. Ke-10, hlm. 55
12
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), h. 165
Page 8
Secara keseluruhan rumah memeperlihatkan fungsinya yang
bermacam-macam, seperti tempat ibadah, tempat tinggal anggota keluarga,
dan temapt menyelenggarakan kegiatan pendidikan. Dengan demikian secra
normative, keluarga dengan rumah sebagai tempat tinggalnya dapat
dipergunakan sebagai lingkungan pendidikan yang pertama.
Page 9
madrasah yaitu darasa di dalam al-Qur’an dijumpai sebanyak enam kali
sebagai berikut:
a. Mempelajari sesuatu (Q.S., Al-An’am [6]: 105)
b. Mempelajari taurat (Q.S., Al-A’raf [7]: 169)
c. Perintah Agar Mereka (Ahli Kitab) Menyembah (Q.S., Ali Imran [3]: 79)
d. Pertanyaan Kepada Kaum Yahudi (Q.S., Al – Qalam [68]: 37)
e. Informasi Tentang Allah Tidak Pernah Memberikan Kepada Suatu Kitab
Yang Mereka Pelajari (Q.S., Saba’ [34]: 44)
f. Informasi Tentang Al-Qur’an Ditujukan Sebagai Bacaan Semua Orang
dalam (Q.S., Al-An‘am: 156)
BAB III
KESIMPULAN
Page
10
DAFTAR ISI
Nata, Abuddin. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Cet ke-1 (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group)
ALFABETA CV)
Muliawan, Jasa Ungguh. 2005. Pendidikan Islam Integratif. Cet. Ke-1. (Yogyakarta:
Pustaka Belajar)
Ahmadi, Abu dan Uhbiyati, Nur. 1995. Ilmu Pendidikan. (Jakarta: PT RINEKA
CIPTA)
Hasbullah. 2012. Dasar – Dasar Ilmu Pendidikan. Cet ke-10. (Jakarta: Rajawali Pers)
Nata, Abuddin. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. (Jakarta: Gaya Media Pratama)
Page
11