Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN PENDIDIKAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan

Dosen Pengampu:

Wardatus Sholeha M. Pd.

Disusun oleh:

Salsabila Fardisa Nuris (T201810065)

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

NOVEMBER 2019

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
Nabi Muhammad SAW, yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
Ilmu Pendidikan ini.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Jember, 3 November 2019

Penulis

ii
Daftar Isi

Daftar Isi...........................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................1

1.3 Tujuan................................................................................................................2

1.4 Manfaat..............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3

2.1 Pengertian Lingkungan Pendidikan..................................................................3

2.2 Fungsi Lingkungan Pendidikan Terhadap Proses Pendidikan Manusia............4

2.3 Hubungan Timbal Balik Antara Lingkungan Pendidikan.................................4

2.3.1 Pengaruh Keluarga terhadap Sekolah dan Masyarakat...........................4

2.3.2 Pengaruh Sekolah terhadap Keluarga dan Masyarakat...........................5

2.3.3 Pengaruh Masyarakat terhadap Keluarga dan Sekolah...........................6

BAB III PENUTUP..........................................................................................................10

3.1 Kesimpulan....................................................................................................10

3.2 Saran..............................................................................................................10

Daftar Pustaka..................................................................................................................11

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan tidak mungkin lepas dari pengaruh lingkungan, sementara lingkungan
terjadi dari gejala-gejala yang saling memengaruhi. Hal ini sangat berkaitan, apalagi
dalam konteks lingkungan pendidikan. Maka, tidak mengherankan jika diantara keduanya
memiliki pengaruh dan timbal balik.

Sebelum itu, pada dasarnya Pendidikan adalah upaya yang sengaja untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan murid. Menurut Sindhunata (2000:197), untuk
mewujudkan upaya itu, proses belajar menjadi hal yang penting. Menurut kaum
konstruktivisme, seperti yang diungkapkan Suparno (1997:61), belajar dalam pengertian
ini merupakan proses aktif pelajar mengonstruksikan baik teks, dialog, pengalaman fisis.
Faktor pendidikan yang saling memengaruhi dan berhubungan satu sama lain, yaitu
faktor pendidikan, pendidik, anak didik, alat-alat, dan alam sekitar.

Lickona (2012:558) memberikan contoh-contoh terkait dengan lingkungan


pendidikan, terutama keteribatan sekolah, orang tua, dan masyarakat yang bekerja sama
untuk memperbaiki kualitas pendidikan. Di Wisconsin, Departemen Instruksi Publik
meluncurkan kampanye di seluruh negara bagian tahun 1987, yang disebut Tahun
Pendidikan Keluarga. Terdapat tiga tujuan, yaitu :

1. Mendidik para guru tentang peranan mereka dalam mempromosikan keterlibatan


orang tua dalam pendidikan secara lebih besar;
2. Berbagi informasi dengan sekolah mengenai bagaimana mereka dapat
meningkatkan komuikasi rumah-sekolah;
3. Mendapatkan informasi secara langsung dari orang tua mengenai peranan mereka
dalam pendidikan anak mereka;

Lingkungan pendidikan merupakan tempat manusia berinteraksi timbal balik


sehingga kemampuannya dapat terus dikembangkan ke arah yang lebih baik lagi.
Terdapat tiga yang paling utama, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat (biasa disebut
tri pusat pendidikan).

1.2. Rumusan Masalah


a. Apa itu Lingkungan Pendidikan?
b. Apa Fungsi Lingkungan Pendidikan Terhadap Proses Pendidikan Manusia?
c. Bagaimana hubungan timbal balik antara lingkungan pendidikan?

1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dalam mata
kuliah Ilmu Pendidikan, selain itu ada beberapa tujuan diantaranya :

a. Mampu memahami pengertian lingkungan pendidikan


b. Mengetahui dan memahami hubungan antara lingkungan pendidikan

1.4 Manfaat
a. Dapat menjadikan makalah ini sebagai sarana pembelajaran di mata kuliah Ilmu
Pendidikan.
b. Sebagai pendengar atau pembaca manfaatnya yaitu mampu mengetahui materi
yang dipaparkan didalam makalah ini.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan pada hakikatnya merupakan sesuatu yang ada diluar
diri individu,walaupun ada juga yang mengatakan bahwa ada lingkungan yang
terdapat dalam individu. Lingkungan pendidikan meliputi:
1. Lingkungan phisik (keadaan iklim, keadaan alam).
2. Lingkungan budaya (bahasa, seni,ekonomi, politik, pandangan hidup, keagamaan
dan lainnya).
3. Lingkungan sosial/ masyarakat (keluarga, kelompok bermain, organisasi).

Ki Hajar Dewantara mengemukakan istilah Tri Pusat Pendidikan yang berisi :

1. Lingkungan Pendidikan Keluarga
Menurut Ki Hajar Dewantara, suasana kehidupan keluarga merupakan tempat
yang sebaik- baiknya untuk melakukan pendidikan individual maupun pendidikan
sosial. Peran orang tuadalam keluarga sebagai penuntun, pengajar, dan pemberi
contoh. Lingkungan keluarga merupakan pusat pendidikan yang penting dan
menentukan, karena itu tugas keluarga adalah mendidik anak-anaknya dengan
optimal. Anak-anak yang biasa turut serta mengerjakan segala pekerjaan didalam
keluarga, dengan sendirinya berfaedah bagi pendidikan watak dan budi pekerti
seperti kejujuran, keberanian, ketenangan, dan sebagainya. Keluarga juga membina
dan mengembangkan perasaan sosial anak seperti hidup hemat, menghargai
kebenaran, tenggang rasa, menolong orang lain, hidup damai, dan sebagainya.
2. Lingkungan Pendidikan Sekolah

Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan


pendidikan. Seiring perkembangan zaman, keluarga tidak mungkin lagi
memenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi generasi muda terhadap iptek. Semakin
maju suatu masyarakat semakin penting peranan sekolah dalam mempersiapkan
generasi muda sebelum masuk dalam proses pembangunan masyarakat itu. Dengan
kata lain, sekolah sebagai pusat pendidikan adalah sekolah yang mencerminkan
masyarakat yang maju karena pemanfaatan secara optimal ilmu pengetahuan dan
teknologi, tetapi tetap berpijak pada ciri keIndonesiaan. Dengan demikian,
pendidikan di sekolah seyogianya secara seimbang dan serasi menjamah aspek
pembudayaan, penguasaan pengetahuan, dan pemilikan keterampilan peserta didik.

3
3. Lingkungan Pendidikan Masyarakat

Kaitan antara masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari tiga segi, yakni:

a. Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang dilembagakan


(jalur sekolah dan jalur luar sekolah) maupun yang tidak dilembagakan (jalur
luar sekolah).
b. Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan/atau kelompok sosial di masyarakat,
baik langsungmaupun tak langsung, ikut mempunyai peran dan fungsi
edukatif.
c. Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang dirancang (by
design) maupun yang dimanfaatkan (utility). Manusia dalam bekerja dan
hidup sehari-hari akan selalu berupaya memperoleh manfaat dari
pengalaman hidupnya itu untuk meningkatkan dirinya. Dengan kata lain,
manusia berusaha mendidik dirinya sendiri dengan memanfaatkan sumber-
sumber belajar yang tersedia di masyarakatnya dalam bekerja, bergaul, dan
sebagainya.
2.2 Fungsi Lingkungan Pendidikan Terhadap Proses Pendidikan Manusia
Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik
dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanya berbagai
sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang
optimal. Terdapat hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antara
lingkungan yang satu dengan lingkungan yang lain. Lingkungan keluarga sebagai
dasar pembentukan sikap dan sifat manusia. Lingkungan sekolah sebagai bekal
keterampilan dan ilmu pengetahuan, sedangkan lingkungan masyarakat merupakan
tempat praktek dari bekal yang diperoleh dikeluarga dan sekolah sekaligus sebagai
tempat pengembangan kemampuan diri.
2.3 Hubungan Timbal Balik Antara Lingkungan Pendidikan
2.3.1 Pengaruh Keluarga terhadap Sekolah dan Masyarakat

Keluarga sebagai satuan organisasi terkecil di masyarakat mendapat peranan


sangat penting karena membentuk kepribadian dan watak anggota keluarganya.
Sedangkan masyarakat terdiri dari keluarga-keluarga. Dari satuan terkecil itu
terbentuklah gagasan untuk terus mewariskan standar watak dan kepribadian yang
baik dan diakui oleh semua golongan masyarakat, salah satu institusi yang
mewariskan kepribadian dan watak kepada masyarakat adalah sekolah. Sekolah
tidak akan terus berdiri jika tidak di dukung oleh masyarakat, maka dari itu kedua
sistem sosial ini saling mendukung dan melengkapi terbentuk perubahan sosial.

4
Sebagai salah satu wujud sekolah sebagai bagian dari masyarakat maka terbentuklah
sekolah masyarakat (community school). Sekolah ini bersifat life centered. Yang
menjadi pokok pelajaran adalah kebutuhan manusia, masalah-masalah dan proses-
proses sosial dengan tujuan untuk memperbaiki kehidupan dalam masyarakat.
Masyarakat dipandang sebagai laboratorium dimana anak belajar, menyelidiki dan
turut serta dalam usaha-usaha masyarakat yang mengandung unsur pendidikan.
Menurut Oqbum fungsi keluarga itu adalah sebagai berikut :

1. Fungsi kasih sayang
2. Fungsi ekonomi
3. Fungsi pendidikan
4. Fungsi perlindungan/penjagaan
5. Fungsi rekreasi
6. Fungsi status keluarga
7. Fungsi agama
2.3.2 Pengaruh Sekolah terhadap Keluarga dan Masyarakat
Semakin luas penyebaran produk sekolah yang diikuti peningkatan kualitas
akan membawa pengaruh positif bagi perkembangan masyarakat. Sekolah
merupakan lembaga investasi manusiawi. Manusia adalah subyek perubahan,
perkembangan, dan kemajuan sehingga kualitas manusia berpengaruh dalam
memajukan segi-segi kehidupannya. Pengaruh pendidikan sekolah terhadap
perkembangan masyarakat, yaitu:
2.3.2.1 Mencerdaskan kehidupan masyarakat
Andil lembaga persekolahan dalam peningkatan kecerdasan
anak didiknya dipandang sebagai kontribusi pendidikan persekolahan
didalam mencerdaskan kehidupan masyarakat atau bangsa. Tingkatan
kecerdasan masyarakat menentukan ketepatan dan kecepatan
penyelesaian masalah dan tantangan kehidupan. Masyarakat yang
memiliki kecerdasan memadai akan menyelesaikan masalah yang sulit
dengan sederhana. Sebaliknya tanpa kecerdasan tinggi suatu tantangan
atau masalah yang sederhana akan dihadapi sebagai sesuatu yang sulit.
2.3.2.2 Membawa pengaruh pembaharuan bagi perkembangan masyarakat
Pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi disatu pihak dan
masalah-masalah kehidupan di lain pihak, mendukung lahirnya
pemikiran-pemikiran dan pengetahuan yang inovatif untuk dijadikan

5
perbaikan kehidupan dimasyarakat. Program pendidikan
dipersekolahan selain menjamin upaya peningkatan kecerdasan juga
mengupayakan transformasi dari pengetahuan, pemikiran, praktek-
praktek baru yang fungsional dan relevan dengan jenis dan tingkatan
dari masing-masing sekolah. Isi atau arah program pendidikan
yang demikian disebut sebagai transformasi pembaruan yang pada
akhirnya akan berfungsi dan menjalar ditengah-tengah masyarakat.
2.3.2.3 Mencetak warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi kepentingan 
kerja dilingkungan masyarakat.
Untuk terjun didunia kerja, seseorang memerlukan persiapan
tertentu yang diperlukan olehlapangan kerja. Kesiapan itu meliputi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Hal tersebut tidak terlepas dari
peran lembaga pendidikan (sekolah), kualitas, dan kuantitas sistem
lembaga pemberi kerja dimasyarakat sedikit banyak dipengaruhi oleh
produk-produk (output) sistem pendidikan persekolahan itu sendiri.
2.3.2.4 Melahirkan sikapsikap positif dan konstruktif bagi warga masyarakat, 
sehingga tercipta integrasi sosial yang harmonis ditengah-tengah
masyarakat. 
Sikap-sikap positif dan konstruktif yang diperlukan
didalam hidup bernegara atau bermasyarakat ditanamkan sejak awal,
yaitu di sekolah dasar sampai ketingkat perguruantinggi. Orientasi
tersebut senantiasa menjadi perhatian dari lembaga pendidikan formal
(persekolahan). Hal ini berkaitan dengan falsafah hidup dari suatu
bangsa atau masyarakat, yang sudah tentu mendambakan
keharmonisan dan keutuhan (integrasi) sosial dari
kehidupan berbangsa atau bernegara.
2.3.3 Pengaruh Masyarakat terhadap Keluarga dan Sekolah

Masyarakat yang dimaksud adalah orang tua atau wali peserta didik, anggota
keluarga yang lain atau semua orang yang tinggal disekitar lingkungan sekolah.
Masyarakat merupakan tempat anak hidup dan belajar kemudian menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari baik dalam keluarga maupun di sekolah. Masyarakat
sebagai lembaga pendidikan ketiga sesudah keluarga dan sekolah, mempunyai sifat
dan fungsi yang berbeda. Setiap masyarakat memiliki karekteristik tersendiri dan
memiliki norma-norma. Dimana norma-norma tersebut sangat berpengaruh dalam
pembentukan kepribadian warga dalam bertindak dan bersikap.

6
Identitas dan perkembangan masyarakat tersebut sedikit banyak akan
berpengaruh terdapat sekolah. Hal ini dikarenakan sekolah merupakan institusi yang
dilahirkan dari, oleh dan untuk masyarakat.Pengaruh identitas suatu masyarakat
terhadap program-program pendidikan, dibuktikan dengan berbedanya orientasi dan
tujuan pendidikan, misalnya kurikulum, yang dimana kurikulum ini selalu berubah-
berubah sesuai dengan perkembangan masyarakat.

Berlangsungnya proses pendidikan di sekolah tidak lepas dari pengaruh


masyarakat, pengaruh masyarakat yang dimaksud adalah pengaruh sosial budaya dan
partisipasinya. Pengaruh sosial budaya biasanya tercermin dalam proses belajar
baik yang berkaitan dengan pola aktifitas pendidikan maupun anak didik di dalam
proses pendidikan. Nilai sosial budaya masyarakat bisa menjadi penghambat dan
pendukung terhadap proses pendidikan. Oleh karena itu usaha pembaharuan
terhadap proses pendidikan disekolah, mesti memperhitungkan pengaruh sosial
budaya dari masyarakat lingkungannya. Pengaruh dan peranan masyarakat terhadap
sekolah dapat kita simpulkan sebagai berikut:

1. Sebagai arah dalam menentukan tujuan.


2. Sebagai masukan dalam menentukan proses belajar-mengajar.
3. Sebagai sumber belajar.
4. Sebagai pemberi dana dan fasilitas lainnya.
5. Sebagai laboratorium guna pengembangan dan penelitian sekolah.

Penjelasan pengaruh masyarakat terhadap proses pendidikan :

a) Pendidikan sebagai persiapan untuk hidup dimasyarakat
Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu hidup bersama
dalam masyarakat. Hidup di masyarakat merupakan manifestasi bakat
sosial anak. Maka anak harus dipersiapkan oleh lembaga pendidikan
untuk bisa hidup serasi dengan masyarakat.
b) Pendidikan membina agen pembangunan masyarakat.
Pembangunan pada hakekatnya adalah suatu usaha untuk
menjadikan masyarakat yang lebih maju. Jika masyarakat ingin menjadi
agen bagi pembangunan, maka masyarakat itu akan bersifat statis.
Sedangkan untuk mencetak individu yang bersifat statis dibutuhkan peran
aktif pendidikan dalam mempersiapakan anak didiknya, yang mana kelak
anak-anak harus dapat melaksanakan pembaharuan masyarakat
bangsanya.

7
c) Pendidikan dan kesadaran kebangsaan Indonesia.
Pendidikan di Indonesia harus mengobarkan semangat kebangsaan,
cinta tanah air, serta menanamkan kesadaran kebangsaan kepada anak
didik. Sebab apabila kesadaran ini tidak ditumbuhkan atau dipupuk maka
generasi muda Indonesia akan terpecah-belah.
d) Pendidikan dan pelestarian Pancasila.
Pancasila adalah dasar negara Republik Indonesia yang menjadi
pandangan hidup warga Indonesia yang diwariskan oleh nenek moyang.
Mengingat pancasila merupakan pandangan hidup maka kita harus
menanamkan kepada generasi muda akan pentingnya nilai pancasila.
Pelestarian nilai pancasila dapat dilakukan melalui jalur pendidikan
meliputi pendidikan keluarga, pendidikan sekolah dan pendidikan
masyarakat; melalui jalur media massa dan jalur organisasi politik.
e) Pendidikan dan kesejahteraan masyarakat.
Pendidikan sangat erat kaitannya dengan terwujudnya masyarakat
yang adil, makmur dansejahtera. Hal ini dibuktikan dalam UUD 1945
tentang tujuan dari pendidikan di Indonesia:
1. Pasal yang terdapat didalam batang tubuh UUD 1945 yang
mengatur tentang pendidikan pasal 31 ayat 1 Setiap
warga negara berhak mendapatkan pengajaran. Pasal 31 ayat 2
Pemerintah berusaha menyelenggarakan suatu sistem
pendidikan nasional yang diatur dengan undang-undang
berdasarkan pasal ini. Disusunlah sebuah undang-undang
organik yang mengatur pendidikan dan pengajaran
Indonesia yaitu UU. No. 4 tahun 1950, No. 12 tahun 1954,
yang disebut Undang-undang Pendidikan dan Pengajaran
(UUDP).
2. Pasal 3 dari UUDP menyebutkan bahwa tujuan pendidikan
dan pengajaran nasional Indonesia adalah membentuk manusia
sosial yang cukup dan warga negara yang demokratisserta
bertanggung jawab untuk kesejahteraan masyarakat
masyarakat dan tanah air. Rumusantujuan pendidikan itu
terdiri atas dua bagain yaitu:
a. Tujuan individual yaitu membentuk manusia susila yang
cukup.

8
b. Tujuan kemasyarakatan yaitu membentuk warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab atas
kesejahteraan masyarakat dan tanah air. Dengan demikian
maka setiap warga negara Indonesia harus susila, cakap,
demokratis dan bertanggung jawab atas kesejahteraan
masyarakat.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai
pihak, khususnya keluarga, sekolah, dan masyarakat sebagai lingkungan pendidikan
yang dikenal sebagai tripusat pendidikan. Fungsi dan peranan tripusat pendidikan
tersebut baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama merupakan faktor penting
dalam mencapai tujuan pendidikan yaitu membangun manusia Indonesia seluruhnya
serta menyiapkan SDM pembangunan.

Keluarga bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik


anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik. Sekolah bertanggung jawab atas
pendidikan atas pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan kepadanya. Karena
itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga terhadap pendidikan. Pendidikan
yang dialami dalam masyarakat, telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu
setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah.
Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas.

3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini saya harapkan kesediaan para pembaca untuk
memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun yang nantinya akan
berguna dalam penyempurnaan makalah saya ke depannya. Saya menyadari
dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan karena kemampuan saya
yang terbatas.

10
Daftar Pustaka

Tim Dosen FIP – IKIP Malang. 2003. Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan.Surabaya :


Usaha Nasional

Tirtarahardja, Umar, La sula. 2000. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Burhanuddin, H. 2019. Pengantar Pedagogik : Dasar-dasar Ilmu Mendidik. Jakarta: PT


Asdi Mahasatya

Siswoyo, Dwi, dkk. 2011. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta : UNY Press

11

Anda mungkin juga menyukai