Makalah
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu: Prasetyawan Aji Sugiharto, S.Pd., M.Pd.
Oleh:
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga makalah ini bisa terselesaikan untuk tugas
mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dengan judul “ PKN Sebagai Disiplin
Ilmu ” tanpa ada suatu halangan yang berarti.
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan dengan judul ”PKN Sebagai Disiplin Ilmu” makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, maka dari itu masih perlu dikembangkan agar menjadi
lebih baik.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing
dalam penulisan makalah secara baik serta benar semoga setelah ini kami dapat
menerapkan pada makalah yang akan kami tulis ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca serta
sebagai penambah wawasan ilmu pengetahuan tentang materi yang kami tulis ini.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
PKN SEBAGAI DISIPLIN ILMU..........................................................................1
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
A. Latar Belakang............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................5
C. Tujuan Masalah..........................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
A. Simpulan....................................................................................................17
B. Saran..........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perjalanan sejarah bangsa Indonesia menunjukkan betapa pendidikan
formal secara tradisional telah disiapkan melalui salah satu tugasnya yaitu
mempersiapkan warga negara yang sesuai dengan cita-cita nasional melalui
disiplin ilmu-ilmu sosial dalam kurikulum. Upaya itu nampak dari lahirnya
berbagai nama untuk pendidikan kewarganegaraan sejalan dengan
perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik bangsa Indonesia. Hal
ini ditunjukkan dengan lahirnya berbagai kebijakan di bidang pendidikan,
khususnya tentang pendidikan kewarganegaraan, sebagai tindak lanjut dari
Dekrit Presiden 1959 untuk kembali kepada UUD 1945, diantaranya dengan
instruksi pembaharuan buku-buku di perguruan tinggi.
Selama masa orde baru, kurikulum telah berubah beberapa kali, yang
berakibat berubahnya pula kurikulum pendidikan kewarganegaraan yang
diawali dengan kurikulum 1962 ke kurikulum 1968, kemudian menjadi
kurikulum 1975, dan selanjutnya kurikulum tahun 1984 sebagai
penyempurnaan terhadap kurikulum 1975, terakhir kurikulum tahun 1994
sebagai kelanjutan kurikulum 1984. Kurikulum tahun 1994 ini kemudian
dilengkapi sehingga lahir kemudian kurikulum 1994 Edisi Revisi (Kurikulum
Suplemen 1994). Perubahan Pendidikan Kewargaan Negara (PKN) yang
bernama Pendidikan Moral Pancasila (PMP) menjadi Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn) juga terjadi dalam era orde baru.
Keadaan masa lalu menunjukkan betapa rapuhnya suatu
pembangunan, termasuk pembinaan warganegara, yang hanya mengandalkan
faktor keamanan, ekonomi atau faktor teknologi belaka tanpa memikirkan
secara sungguhsungguh individu-individu warganegara sebagai sumber daya
manusia yang akan terlibat dalam keseluruhan sistem yang dibentuk dengan
berbagai pendekatan tersebut. Pendekatan-pendekatan yang dianut dalam
pembangunan bangsa dan warga negara masa lalu secara nyata telah
menunjukkan kegagalan-kegagalannya, terutama bagi kemajuan dan
4
5
6
7
pengetahuan sosial (IPS) berdasarkan konsep awal (social studies) pada tataran
konseptual dan praktis oleh Barr dkk (1977-1978) dikelompokkan dalam tiga
tradisi pedagogis, yakni sebagai 1) proses transmisi pendidikan
kewarganegaraan (citizenship transmission), 2) pengembangan ilmu-ilmu
sosial (social science) dan 3) sebagai cara berpikir kritis melalui penemuan.
Tradisi citizenship transmission merupakan tradisi tertua dari pendidikan ilmu
pengetahuan sosial (IPS) yang isinya menekankan pada esensi mendapatkan
pengetahuan sebagai “self evident truth” atau kebenaran yang diyakini sendiri.
Karenanya tugas guru menurut tradisi ini adalah menyampaikan pengetahuan
yang telah diyakini kebenarannya itu dengan cara kelangsungan hidup
masyarakat yang diyakini dapat dipertahankan. Sedangkan tardisi social
science merupakan tradisi yang dimotori oleh para sejarahwan dan ahli-ahli
ilmu sosial dengan tujuan utama mengembangkan para siswa agar dapat
menguasai pengetahuan, ketrampilan dan metode dari disiplin ilmu-ilmu sosial
sebagai sarana untuk menjadi warga negara yang efektif. (Ine Kusuma &
Markum Susatim, 2010: 43- 44). Tiga Tradisi Social Studies (Barr, Barth, and
Shermis (1977) yaitu Social studies as citizenship transmission, Social studies
as social science, Social studies as reflective inquiry.
1. Sebagai Transmisi kewarnegaraan
Pendidikan IPS terintegrasi dengan nama Pendidikan Kewargaan
Negara/Studi Sosial. Pendidikan kewarganegaraan sebagai suatu bentuk
pendidikan IPS khusus. Konsep pendidikan IPS tersebut kemudian
memberi inspirasi terhadap Kurikulum 1975, yang memang dalam banyak
hal mengadopsi inovasi yang dicoba melalui Kurikulum PPSP. Di dalam
Kurikulum 1975 pendidikan IPS menampilkan empat profil, yakni:
a. Pendidikan Moral Pancasila menggantikan Pendidikan Kewargaan
Negara sebagai suatu bentuk pendidikan IPS khusus yang mewadai
tradisi citizenship transmission.
b. Pendidikan IPS terpadu untuk Sekolah Dasar.
9
Pendidikan
Kewarganegarraan
17
18
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Nawawi. 2011. Pentingnya Pendidikan Moral Bagi Generasi Penerus.
Insania. Vol 16. No 2. Tahun 2011.