Anda di halaman 1dari 10

ASSALAMUALAIKUM

SRI WAHYUNI
MARIA ULPAH

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
AL MAARIF BUNTOK
Tahun 2016

PENDIDIKAN IPS TAHUN 1945-1964


Pada kurun waktu tahun 1945-1964 istilah IPS
di Indonesia belum dikenal. Namun,
pembelajaran yang memiliki karateristik sama
dengan IPS merujuk kepada definisi social
studies menurut Edgar Wesley (1937) yang
menaytakan bahwa social studies are the
social sciences simplified for pedagogical
purposes yang artinyaPendidikan IPS adalah
ilmu ilmu sosial yang disederhanakan untuk
tujuan pendidikan. Kenyataan ini dapat dilihat
dari adanya mata pelajaran yang serupa
dengan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

KURIKULUM 1947
Kurikulum yang ada saat itu masih dipengaruhi
sistem pendidikan kolonial Belanda dan
Jepang, sehingga hanya meneruskan yang
pernah digunakan sebelumnya. Rentjana
Pelajaran 1947 boleh dikatakan sebagai
pengganti sistem pendidikan kolonial Belanda.
Keadaan kehidupan berbangsa saat itu masih
dalam semangat juang mempertahankan
kemerdekaan
Republik
Indonesia,
dapat
dikatakan
bahwa
pendidikan
di
awal
kemerdekaan haruslah membangun semangat
kebangsaan dan semangat patriotisme.

Konsep pendidikan yang essensial saat itu untuk


SR (Sekolah Rakyat) adalah membaca, menulis
dan berhitung. Mata pelajaran ilmu bumi diajarkan
pada kelas 3, sejarah mulai diajarkan pada kelas
4, ilmu alam baru diajarkan pada kelas 5 dan
kelas 6. Mata pelajaran pada tingkat menengah
seperti bahasa, ilmu pasti,pengetahuan alam,
pengetahuan sosial, dan ekonomi. Siswa yang
naik kelas III dikelompokan, kelas III A (kelompok
sosial dan ekonomi) dan kelas III B (Kelompok Ilmu
Pasti dan Pengetahuan Alam). Pada tahun 1947,
pendidikan ilmu pengetahuan sosial dijabarkan
dalam beberapa mata pelajaran yakni ilmu bumi
dan sejarah. Rentjana Pelajaran 1947 mulai
dilaksanakan pada tahun 1950. Untuk lebih jelas
lihat tabel berikut:

KURIKULUM 1952
Pada tahun 1952 diberi nama Rentjana Pelajaran
Terurai 1952. Kurikulum ini sudah mengarah
pada suatu sistem pendidikan nasional, yang
paling menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum
1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus
memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan
dengan kehidupan sehari-hari. Kurikulum ini
lebih merinci setiap mata pelajaran dengan
merinci silabus setiap mata pelajaran. Kurikulum
ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang
disebut Rencana Pelajaran Terurai 1952.

Silabus mata pelajarannya jelas sekali. Seorang guru


mengajar satu mata pelajaran. Pada masa itu juga
dibentuk Kelas Masyarakat, yaitu sekolah khusus
bagi lulusan SR 6 tahun yang tidak melanjutkan ke
SMP. Kelas masyarakat mengajarkan keterampilan,
seperti pertanian, pertukangan, dan perikanan.
Tujuannya agar anak tak mampu sekolah ke jenjang
SMP, bisa langsung bekerja. Pendidikan Ips pada
tahun 1952 tidak begitu banyak karena berfokus
untuk mengajarkan keterampilan pada peserta didik,
sehingga untuk pendidikan IPS dimasukkan kedalam
Kelompok Pengetahuan Sosial. Dengan mata
pelajarannya yaitu ilmu bumi dan sejarah.

KURIKULUM 1964
Dalam struktur kurikulum
pendidikan dasar tahun
1964 dikenal adanya dua
kelompok mata pelajaran
yakni kelompok dasar
dan kelompok cipta. Mata
pelajaran kelompok dasar
ini terdiri atas sejarah
Indonesia dan geografi
Indonesia. Mata pelajaran
kelompok cipta ini terdiri
atas sejarah dunia dan
geografi dunia.

Berbeda dengan kurikulum pendidikan ilmu-ilmu


sosial pada pendidikan dasar, pada kurikulum
pendidikan menengah istilah yang digunakan untuk
struktur kurikulum adalah kelompok dasar dan
kelompok khusus.
Mata pelajaran pada kelompok dasar meliputi sejarah
Indonesia dan geografi Indonesia. Sedangkan
kelompok khusus adalah kelompok mata pelajaran
yang merupakan pendalaman pada jurusan tertentu,
seperti jurusan lmu sosial mempelajari mata
pelajaran sejarah dunia, geografi dunia dan ekonomi.
Jadi untuk kurikulum 1964 pada pendidikan
menengah mata pelajaran sejarah, ekonomi dan
geografi merupakan perwakilan pendidikan ilmu-ilmu
sosial. Dari bahasan di depan, jelas bahwa pendidikan
ilmu-ilmu sosial dalam Kurikulum 1964 mendominasi
pemikiran kurikulum saat itu.

Anda mungkin juga menyukai