Disusun oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan
terimakasih atas bantuan dari pihak pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikiran dan tenaganya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat membantu dan menambah
pengetahuan dan wawasan serta pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak SD kita telah mempelajari dan mengenal pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) yang sering kita terapkan dalam kehidupan sehari–hari. Setiap saat kita
diwajibkan untuk saling berkomunikasi atau berinteraksi satu sama lainnya. Itu adalah
salah satu contoh nyata dari penerapan Ilmu Sosial di sekitar kita.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut.
1. Ilmu-ilmu alamiah (natural sciences), meliputi: fisika, kimia, biologi, dan
juga matematika.
2. Ilmu-ilmu social (social sciences), meliputi: ekonomi, sejarah, sosiologi,
antropologi, psikologi, geografi, dan lainnya.
3. Ilmu-ilmu budaya (humanities), meliputi: ilmu bahasa, kesusastraan,
kesenian, dann sebagainya.
Dari uraian ilmu pengetahuan diatas dapat dikatakan bahwa ilmu-ilmu social
pada awalnya juga berinduk pada filsafat yang seiring dengan perkembangan iptek
mulai memisahkan diri dari ilmu-ilmu alamiah dan ilmu-ilmu budaya. Ilmu sosial
akhirnya terpecah-pecah ke dalam cabang ilmu yang berbeda fokus dan metode
kajiannya yang dalam perjalannya dari satu ilmu sosial yang satu lahirlah geografi,
sejarah, antropologi, ilmu politik, ilmu hikum, psikologi, ilmu ekonomi dan
lainnya. Jika kita lihat macam ilmu sosial tersebut, maka akan kita dapat lihat suatu
persamaan dalam hal pengkajiannya tentang manusia pada umumnya. Namun
dalam hal tinjauannya masing-masing cabang ilmu sosial di atas meninjau dari
sudut yang berbeda satu sama lainnya untuk memperoleh stuktur ilmunya masing-
masing.
2.2 Pengertian Fakta, Konsep, dan Generalisasi
Setiap ilmu sosial merupakan suatu disiplin ilmu yang merupakan suatu batang
tubuh atau struktur ilmu pengetahuan tentang suatu bidang. Setiap ilmu sosial
memandang manusia dari sudut pandang dan menggunakan metode kerja yang berbeda
untuk memperoleh struktur ilmunya. Pengetahuan tentang tindakan manusia ini
membentuk suatu dasar bagi materi ilmu pengetahuan sosial (IPS).
a. Fakta
Fakta adalah informasi atau data yang ada atau terjadi dalam kehidupan dan
dikumpulkan oleh para ahli ilmu sosial yang terjamin kebenarannya. Namun, fakta
mempunyai kekuatan menjelaskan yang terbatas. Fakta merujuk pada suasana yang
khusus dan keberlakuannya terbatas (kurang berlaku umum).
Fakta sangat penting dalam struktur atau susunan ilmu karena fakta tersebut
membantu membentuk konsep dan generalisasi. Dari beberapa fakta yang khusus saling
berkaitan maka terbentuk suatu konsep atau pengertian. Jadi, fakta dan konsep memiliki
hubungan yang sangat erat.
b. Konsep
Konsep dinyatakan dalam sejumlah bentuk: konkrit atau abstrak; luas atau
sempit; satu kata atau frase. Beberapa konsep adalah konsep konkrit, misalnya
berkaitan dengan tempat, objek, lembaga, atau kejadian.
c. Generalisasi
Gene-
ralisasi
Konsep
Fakta
Gambar no 1. Struktur ilmu pengetahuan (dimodifikasi dari model dari Savage and
Amstrong)
Pada bagian dasar mencerminkan sejumlah besar fakta, membawakan sejumlah konsep
dan mengungkapkan generalisasi. Konsep dan generalisasi mempunyai keberlakuan
atau penerapan lebih luas yang membantu seseorang yang mampu memahami konsep
dan generalisasi itu untuk mengerti dan memperkirakan kejadian-kejadian yang akan
datang. Karena mempunyai keberlakuan yang lebih luas, Generalisasi dan konsep lebih
bersifat umum dari fakta. Hal utama yang harus diingat adalah fakta, konsep, dan
generalisasi semuanya sangat penting.
2.3 Konsep Dasar Geografi, Sejarah, Antropologi, Sosiologi, dan Psikologi sosial
Menurut Dorothy J. Skeel (1979:18), “Konsep adalah sesuatu yang tergambar dalam
pikiran-suatu pemikiran, gagasan atau suatu pengertian.Sedangkan James G. Womack
(1970:30) mengemukakan bahwa Konsep studi social (IPS) yaitu suatu kata atau
ungkapan yang berhubungan dengan sesuatu yang menonjol, sifat yang melekat.
Pemahaman dan penggunaan konsep yang tepat bergantung pada penguasaan sifat yang
melekat tadi, pengertian umum kata yang bersangkutan. Konsep memiliki pengertian
denotative dan juga pengertian konotatif.
Berdasarkan dua acuan konsep tersebut dapat kita simpulkan bahwa; Konsep IPS
tentu saja adalah suatu pengertian yang mencitrakan suatu fenomena atau benda yang
berkaitan dengan IPS. Konsep tentang fenomena atau benda yang berkenaan dengan
IPS itu memiliki pengertian denotatif dan konotatif. Pengertian denotatif adalah
pengertian berdasarkan arti katanya yang dapat digali dalam kamus, sedangkan
pengertian konotatif adalah pengertian yang tingkatnya lebih tinggi dan luas. Pengertian
konotatif ini, merupakan pengertian yang berperan kunci atau menonjol pada suatu
konsep.
a. Geografi
Berkenaan dengan konsep dasar yang dikembangkan pada geografi paling tidak,
kita dapat mempelajari dua kelompok konsep dasar yang dikemukakan oleh Getrude
Whipple (James, P.E.:115). Rincian konsep dasar itu sebagai berikut:
Pada tingkat sekolah dasar dan pendidikan dasar konsep dasar itu dapat kita mulai
dari arah (mata angin), jarak, peta perbedaan waktu, sungai, gunung, dan demikian
seterusnya secara bertahap serta berkesinambungan.
b. Sejarah
Secara objektif, suatu peristiwa ataupun pengalaman hidup di masa lampau, tidak
dapat diulang kembali.Namun dengan menerapkan suatu metode, peristiwa atau
pengalaman tersebut dapat di rekontruksi, disusun kembali.
Sejarah sebagai bidangi lmu social, memiliki konsep dasar yang menjadi karakter
dirinya, dan yang dapat dibina pada diri kita masing-masing terutama pada diri peserta
didik. Konsep-konsep dasar itu adalah:
1. Waktu
2. Dokumen
3. Alur peristiwa
4. Kronologi
5. Peta
6. Tahap-tahap peradaban
7. Ruang
8. Evolusi
9. Revolusi
Bahwa waktu merupakan konsep dasar pada sejarah, peristiwa itu tidak dapat
dikatakan sebagai fenomena dan fakta sejarah jika tidak dinyatakan waktu
terjadinya, terutama waktu yang menunjukan waktu masa lampau.Waktu terutama
waktu yang telah lampau, menjelaskan sifat, bobot dan warna peristiwa yang
bersangkutan. Peristiwa sejarah, dapat dinyatakan sebagai sejarah apabila terkait
dengan waktu ini.
Konsep yang paling melekat dengan waktu adalah ruang meskipun secara
karakteristik konsep ruang lebih mendekat dengan geografi. Sejarah
mengungkapkan kapan terjadinya sedang geografi merupakan petunjuk dimana
peristiwa itu terjadi.
c. Antropologi
Menurut E.A. Hoebel (Fairchild, H.P. dkk.: 1982:12), “Antropologi adalah suatu
studi tentang manusia dengan kerjanya” Sedangkan Koentjaningrat (1990:11) juga
secara singkat mengemukakan “Antropologi berarti ilmu tentang manusia”. Dua
ungkapan diatas menyatakan bahwa antropologi adalah studi atau ilmu tentang
manusia. Namun, kita dapat menafsirkan pernyataan itu selanjutnya, khusus yang
dikemukakan Hoebel tentang kerjanya, yang dapat kita artikan sebagai kerja dalam
arti kegiatan pikiran dan pemikiran yang berarti budaya serta kebudayaannya.Oleh
karena itu, pengertian antropologi di sini lebih tepat dikatakan antropologi budaya,
yang oleh Hoebel dikemukakan bahwa “Antropologi budaya itu tidak lain adalah
studi tentang perilaku manusia” (Fairchild, dkk.: 1982:12)
d. Sosiologi
Sosiologi yaitu studi ilmiah tentang fenomena yang timbul dari hubungan kelompok
umat manusia. Studi tentang manusia dan lingkungan insaninya dalam hubungan
satu sama lain. Aliran sosiologi yang berbeda menentukan penekanan yang
bervariasi berkenaan dengan factor-faktor yang berhubungan, sebagian menekankan
hubungan di antara mereka sendiri seperti interaksi, asosiasi dan seterusnya, sedang
kan aliran yang lain menekankan pada umat manusia dalam hubungan sosialnya,
memfokuskan perhatian kepada hubungan social dalam berbagai peranan dan
fungsinya.
1. Interaksi social
2. Sosialisasi
3. Kelompok social
4. Perlapisan social
5. Proses social
6. Perubahan social
7. Mobilisasi sosial
8. Modernisasi
9. Patologi social
10. Dan konsep-konsep lain yang dapat digali sendiri dari kenyataan dan proses
kehidupan sehari-hari.
e. Psikologi Sosial
Psikologi social sebagai salahsatu bidang ilmu sosial, menurut Harold A. Phelps
(Fairchild, H.P., dkk.: 1982:290).Psikologi social adalah suatu studi ilmiah tentang
proses mental manusia sebagai makhluk social. Dengan demikian, objek yang
dipelajari oleh psikologi social itu seperti telah dikemukakan tadi, meliputi perilaku
manusia dalam konteks social yang terungkap pada perhatian, minat, kemauan,
sikap mental, reaksi emosional, hargadiri, kecerdasan, penghayatan, kesadaran, dan
demikian seterusnya.
4. Keterampilan.
Dari rumusan tujuan tersebut dapat di rinci sebagai berikut (Awan Mutakin, dalam
puskur, 2006: 4).
b) Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang
di adaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat di gunakan untuk memecahkan
masalah-masalah sosial.
c) Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan
untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat.
d) Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu
membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.
g) Fasilitator di dalam suatu lingkungan yang terbuka dan tidak bersifat
menghakimi.
h) Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya dan
mengembangkan kemampuan siswa menggunakan penalaran dalam mengambil
keputusan pada setiap persoalan yang di hadapinya.
i) Menekankan perasaan, emosi, dan derajat penerimaan atau penolakan siswa
terhadap materi pembelajaran ips yang di berikan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
IPS merupakan bidang studi yang cara pandangnya bersifat terpadu, artinya
bahwa IPS merupakan perpaduan dari sejumlah mata pelajaran sejarah, geografi,
sosiologi, antropologi, dan psikologi sosial. Adapun perpaduan ini disebabkan
mata pelajaran-mata pelajaran tersebut mempunyai kajian yang sama yaitu
manusia.
3.2 Saran
Dengan pengajaran IPS, diharapkan siswa dapat memiliki sikap peka dan
tanggap untuk bertindak secara rasional dan bertanggungjawab dalam
memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupannya.
Fakih S., dan Bunyamin Maftuh. (1998). Konsep Dasar IPS. Jakarta.