Anda di halaman 1dari 20

TUGAS KELOMPOK 1

PETUNJUK
1. Bacalah Wacana dan pahami isinya
2. Pada wacana dapat berupa topik, bentuk amanat (isi atau konsep),
peristiwa, situasi, adegan (kejadian) dan sebagainya, yang harus
dianalisis oleh kelompok.
3. Buat alasan untuk memperkuat atau memperlemah wacana tersebut
dengan kajian buku, jurnal atau karya ilmiah lainnya.
4. Buku atau jurnal yang digunakan terbitan di atas tahun 2015. Untuk
buku asing (berbahasa Inggris) tahun bebas. Bisa Unduh di internet
5. Kelompok minimal (dapat nilai terendah) dapat 10 buku atau jurnal.
Dapat juga minimal (dapat nilai terendah) dapat 5 buku bahasa asing.
6. Tugas dikumpul dalam bentuk softcopy perbaikan wacana, cover dan
identitas buku atau jurnal

KONSEP DASAR METODE PENELITIAN KUANTITATIF

Konsep dasar metode penelitian kuantitatif, berisi uraian tentang:


A. Pengertian metode penelitian kuantitatif
B. Jenis-jenis penelitian kuantitatif
C. Masalah, rumusan masalah, dan variabel penelitian

A. Pengertian Metode Penelitian Kuantitatif


1. Pengertian Penelitian
Ada beberapa definisi penelitian yang telah dikemukan oleh beberapa
Ahli. Kerlinger berpendapat penelitian adalah investigasi yang sistematis,
terkontrol, empiris dan kritis dari suatu proposisi hipotesis mengenai

1
hubungan tertentu antar fenomena. Pendapat lain bahwa penelitian
merupakan refleksi dari keinginan untuk mengetahui sesuatu berupa fakta-
fakta atau fenomena alam. Perhatian atau pengamatan awal terhadap fakta
atau fenomena merupakan awal dari kegiatan penelitian yang menimbulkan
suatu pertanyaan atau masalah.
Berdasarkan pengertian atau definisi penelitian pendidikan secara
khusus dapat dikemukakan suatu proses sistematis dan obyektif yang
meliputi pengumpulan, mengolah, analisis data untuk membantu
pengambilan keputusan dalam dunia pendidikan. Suatu investigasi yang
sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis mengenai suatu fenomena yang
menjadi perhatian pengambilan keputusan tersebut.
Penelitian (kegiatan) ilmiah adalah proses yang sistematis. Maknanya
penelitian dilakukan dengan urutan dan prosedur tertentu yang bersifat tetap
dan para peneliti mengikuti cara seperti itu dalam penelitiannya. Prosedur
penelitian merupakan pedoman peneliti untuk melakukan penelitian dengan
cara yang benar. Peneliti tidak dapat melakukan penelitian hanya dengan
cara mengumpulkan data dan menganalisisnya, tetapi penelitian harus
berawal dari penemuan permasalahan dan berlanjut kepada tahap-tahap
selanjutnya. Proses penelitian ilmiah secara umum harus memenuhi tahapan
perumusan masalah, telaah teoretis, verifikasi data, dan kesimpulan. Tahap-
tahap ini berlaku untuk pendekatan kuantitatif.

2. Pengertian Penelitian Kuantitatif


Pendekatan kuantitatif merupakan salah satu upaya pencarian ilmiah
(scientific inquiry) yang didasari oleh filsafat positivisme logikal (logical
positivism) yang beroperasi dengan aturan-aturan yang ketat mengenai
logika, kebenaran, hukum-hukum, dan prediksi. Fokus penelitian kuantitatif
diidentifikasikan sebagai proses kerja yang berlangsung secara ringkas,
terbatas dan memilah-milah permasalahan menjadi bagian yang dapat diukur

2
atau dinyatakan dalam angka-angka. Penelitian ini dilaksanakan untuk
menjelaskan, menguji hubungan antar variabel, menentukan kausalitas dari
variabel, menguji teori dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai
prediktif (untuk meramalkan suatu gejala).
Penelitian kuantitatif menggunakan instrumen (alat pengumpul data)
yang menghasilkan data numerikal (angka). Analisis data dilakukan
menggunakan teknik statistik untuk mereduksi dan mengelompokan data,
menentukan hubungan serta mengidentifikasikan perbedaan antar kelompok
data. Kontrol, instrumen, dan analisis statistik digunakan untuk menghasilkan
temuan-temuan penelitian secara akurat. Dengan demikian kesimpulan hasil
uji hipotesis yang diperoleh melalui penelitian kuantitatif dapat diberlakukan
secara umum.
Pendekatan kuantitatif seperti penjelasan di atas mementingkan
adanya variabel-variabel sebagai obyek penelitian dan variabel-variabel
tersebut harus didefinisikan dalam bentuk operasionalisasi variabel masing-
masing. Penelitian kuantitatif memerlukan adanya hipotesis dan
pengujiannya yang kemudian akan menentukan tahapan-tahapan berikutnya,
seperti penentuan teknik analisa dan formula statistik yang akan digunakan.
Pendekatan ini lebih memberikan makna dalam hubungannya dengan
penafsiran angka.
Situasi yang sebaiknya memilih penelitian kuantitatif sebagai
pendekatan antara lain:
a. Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas. Masalah
adalah penyimpangan atau jarak yang terjadi antara harapan dengan
kenyataan, aturan dengan pelaksanaan, antara teori dengan praktek, antara
rencana dengan impelementasi atau tantangan dengan kemampuan.
Masalah ini harus ditunjukkan dengan data, baik hasil pangamatan sendiri
maupun pencermatan dokumen. Misalnya penelitian kuantitatif untuk menguji

3
efektivitas pembelajaran dalam meningkatkan prestasi belajar siswa SD,
maka data prestasi belajar siswa SD tersebut sebagai masalah harus
ditunjukkan.
b. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi.
Penelitian kuantitatif cocok digunakan untuk mendapatkan infomasi yang luas
tetapi tidak mendalam. Bila populasi terlalu luas, maka penelitian dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Misalnya
penelitian tentang disiplin kerja guru di Kabupaten Bekasi. Peneliti dapat
mengambil sampel yang representatif, tidak berarti harus semua guru di
kabupaten Bekasi menjadi sumber data penelitian.
c. Bila ingin diketahui sejauh mana pengaruh perlakuan (treatment) terhadap
subyek tertentu. Untuk kepentingan ini metode eksperimen paling cocok
digunakan. Contoh penelitian, untuk mengetahui pengaruh penggunaan
media pembelajaran audio-visual terhadap prestasi belajar siswa SD.
d. Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian
dapat berbentuk dugaan mengenai hubungan antar variabel (hipotesis
asosiatif) ataupun perbedaan skor variabel antar kelompok (hipotesis
komparatif). Misalnya peneliti ingin mengetahui perbedaan antara disiplin
kerja guru SD kelompok laki-laki dengan guru SD kelompok perempuan.
Hipotesis komparatif yang diuji adalah: “Terdapat perbedaan disiplin kerja
guru SD laki-laki dengan guru SD perempuan”. Contoh lain misalnya peneliti
ingin mengetahui hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja guru.
Hipotesis asosiatif yang diuji dalam penelitian ini adalah: “Terdapat hubungan
antara motivasi kerja dengan kinerja guru”.
e. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena
yang empiris dan dapat diukur. Misalnya ingin mengetahui motivasi belajar
siswa SD pada sekolah tertentu, maka dilakukan pengukuran pada sekolah
yang bersangkutan.

4
f. Bila peneliti ingin menguji terhadap adanya suatu keraguan tentang
kebenaran pengetahuan, teori, dan produk atau kegiatan tertentu. Misalnya
peneliti ingin mengetahun variabel yang lebih efektif apakah pembelajaran
menggunakan metode diskusi atau penugasan. Dalam hal ini, peneliti harus
mengukur hasil belajar siswa yang menggunakan metode diskusi dan hasil
belajar siswa yang menggunakan metode penugasan. Pada tahap
selanjutnya hasil pengukuran tersebut dibandingkan

B. Jenis-jenis Penelitian Kuantitatif


Jenis-jenis metode penelitian kuantitatif menurut para ahli diantaranya
adalah:
1. Metode Deskriptif
Menurut Whitney, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan
interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah
dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku salam masyarakat serta
situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan kegiatan, sikap,
pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh
dari suatu fenomena. Penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang
berusaha menggambarkan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa
adanya.
Penelitian deskriptif atau description research adalah penelitian yang
dilakukan untuk menyelidiki keadaan suatu objek tertentu, dimana setelahnya
hasil penelitian akan dipaparkan dalam sebuah laporan penelitian. Menurut
Arikunto, penelitian deskriptif adalah penelitian yang paling sederhana karena
pada penelitian deskriptif ini peneliti tidak melakukan apa-apa terhadap objek
yang diteliti. Seorang peneliti hanya melkukan pengamatan terhadap objek
penelitian dan kemudian memaparkan hasil penelitiannya dalam laporan
penelitian.
Jenis-jenis penelitian deskriptif, yakni:

5
a. Penelitian Deskriptif Murni (survei)
Penelitian deskriptif murni adalah penelitian yang memaparkan secara
murni hasil dari objek yang diamati. Selanjutnya data yang diperoleh
dikelompokkan terhadap klasifikasi tertentu dan kemudian baru diambil
kesimpulan. Sebagai contoh dari penelitian deskriptif ini adalah penelitian
terhadap prestasi siswa dalam sebuah sekolah dasar dimana peneliti akan
memaparkan segala sesuatu yang berhubungan dengan siswa dan sekolah
mulai dari jumlah siswa, prestasi siswa, guru-guru dan lingkungan sekolah
yang mungkin mempengaruhi prestasi belajar siswa dan kemudian disusun
dalam sebuah laporan penelitian.
b. Penelitian Deskriptif Hubungan (korelasi)
Penelitian yang selanjutnya adalah penelitian hubungan atau
penelitian korelasi. Penelitian hubungan ini adalah penelitian yang dilakukan
seorang peneliti dengan maksud untuk mengetahui tingkat hubungan antara
dua variable atau lebih tentu saja dengan tanpa melakukan perubahan
terhadap objek. Penelitian hubungan atau korelasi ini terbagi menjadi 2 jenis,
yakni:
(1) Penelitian korelasi sejajar, contoh: penelitian hubungan antara usia
dengan daya tangkap siswa SD.
(2) Penelitian korelasi sebab-akibat, contoh: penelitian hubungan antara
tingkat pendidikan orang dengan tingkat penghasilannya.
c. Penelitian Deskriptif Komparasi
Penelitian komparasi atau perbandingan adalah penelitian yang
menekankan pada perbandingan 2 objek atau lebih dengan situasi dan
kondisi yang berbeda dengan maksud mengetahui adakah perbedaan dan
menentukan mana kondisi yang lebih baik. Contoh, penelitian yang dilakukan
seorang guru untuk membandingkan prestasi hasil belajar siswa SD yang
berasal dariTK dan tidak TK
d. Penelitian Deskriptif Penelusuran (racer study)

6
Penelitian penelusuran ini adalah penelitian yang dilakukan seorang
peneliti yang mencoba menelusuri peristiwa dimasa lalu dan mencari
akibatnya pada masa sekarang. Sebagai contoh adalah seorang peneliti
yang mencoba meneliti tentang kebijakan suatu sekolah dalam meningkatkan
prestasi siswa pada masa lalu dan mencari apakah berdampak positif pada
para alumni sekolah di masa sekarang
2. Metode Komparatif
Metode Komparatif adalah metode yang digunakan dalam penelitian
yang diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua variable ada
perbedaan dalam suatu aspek yang diteliti. Dalam penelitian ini tidak ada
manipulasi dari peneliti. Penelitian dilakukan secara alami, dengan
mengumpulkan data dengan suatu instrument. Hasilnya dianalisis secara
statistik untuk mencari perbedaan variable yang diteliti.
3. Metode Korelasi
Metode Korelasi adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk
menggambarkan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti.
Penelitian dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua
atau lebih fakta tersebut berdasarkan kerangka pemikiran tertentu.
Correlational research is a research study that involves collecting data in
order to determine whether and to what degree a relationship exists between
two or more quantifiable variables. Penelitian korelasi adalah suatu penelitian
yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada
hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini
dilakukan, ketika kita ingin mengetahui tentang ada tidaknya dan kuat
lemahnya hubungan variabel yang terkait dalam suatu objek atau subjek
yang diteliti. Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting, karena
dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat
mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian korelasional
merupakan salah satu bagian penelitian ex-postfacto karena biasanya

7
peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari
keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan
dalam koefesien korelasi.
Penelitian korelasi mempunyai tiga karakteristik penting untuk para
peneliti yang hendak menggunakannya. Tiga karakteristik tersebut,
diantaranya adalah: (1). penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan
peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti
dalam penelitian eksperimen, (2) memungkinkan variabel diukur secara
intensif dalam setting (lingkungan) nyata, dan (3) memungkinkan peneliti
mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.
Disamping itu, penelitian korelasi dilakukan untuk menjawab tiga
pertanyaan penelitian tentang dua variabel atau lebih. Pertanyaan tersebut
yaitu: (1) adakah hubungan diantara dua variabel? (2) Bagaimanakah arah
hubungan tersebut? (3) Berapa besar/ jauh hubungan tersebut dapat
diterangkan?
Penelitian korelasional bertujuan untuk menentukan ada tidaknya
hubungan, kearah mana hubungan tersebut (positif/negatif), dan seberapa
jauh hubungan ada antara dua variabel atau lebih (yang dapat diukur).
Misalnya hubungan antara kecerdasan dengan kreativitas, semangat dengan
pencapaian, tinggi badan dengan umur, nilai bahasa Inggris dengan nilai
statistika, dan sebagainya. Tujuan dari suatu penyelidikan korelasi adalah
untuk menetapkan atau mengungkapkan suatu hubungan atau menggunakan
hubungan-hubungan dalam membuat prediksi (prakiraan).
Dalam penelitian korelasional, para peneliti biasanya hanya mendasarkan
pada penampilan variabel sebagaimana adanya, tanpa mengatur kondisi
atau memanipulasi variabel tersebut. Oleh karena itu, peneliti hendaknya
mengetahui cukup banyak alasan yang kuat guna mempertahankan hasil
hubungan yang ditemukan.
Penelitian korelasi lebih tepat, jika dalam penelitian peneliti memfokuskan

8
usahanya dalam mencapai informasi yang dapat menerangkan adanya
fenomena yang kompleks melalui hubungan antar variabel. Sehingga, peneliti
juga dapat melakukan eksplorasi studi melalui teknik korelasi parsial, di mana
peneliti mengeliminasi salah satu pengaruh variabel agar dapat dilihat
hubungan dua variabel yang dianggap penting.
Dibidang pendidikan, studi korelasi biasanya digunakan untuk melakukan
penelitian terhadap sejumlah variabel yang diperkirakan mempunyai peranan
yang signifikan dalam mencapai proses pembelajaran. Sebagai contoh,
misalnya tentang pencapaian hasil belajar dengan motivasi internal, belajar
strategi, intensitas kehadiran mengikuti kuliah, dan lain sebagainya.
Seorang peneliti tepat menggunakan penelitian korelasi ketika peneliti
mempunyai beberapa alasan penting, di antaranya sebagai berikut:
(1) Ada kebutuhan informasi bahwa ada hubungan antarvariabel dimana
koefisien korelasi dapat mencapainya.
(2) Penelitian korelasi perlu diperhitungkan kegunaannya apabila variabel
yang muncul itu kompleks, dan peneliti tidak mungkin dapat melakukan
kontrol dan memanipulasi variabel-variabel tersebut.
(3) Dalam penelitian memungkinkan dilakukan pengukuran beberapa variabel
dan hubungan yang ada dalam setting yang realistis. Alasan penting lain
adalah bahwa penelitian korelasi tepat dilakukan, jika salah satu tujuan
penelitian adalah mencapai formula prediksi, yaitu keadaan yang
menunjukkan adanya asumsi hubungan antarvariabel.
Macam-macam Penelitian Korelasional
a. Penelitian Hubungan
Penelitian hubungan dilakukan dalam suatu usaha memperoleh
pemahaman faktor-faktor atau variabel yang berhubungan dengan variabel
yang kompleks. Variabel yang diketahui tidak berhubungan dapat dieliminasi
dari perhatian atau pertimbangan selanjutnya. Dengan kata lain, peneliti
mencoba mengidentifikasi variabel yang berhubungan dengan variabel terikat

9
dan menyingkirkan pengaruhnya yang tidak akan bercampur dengan variabel
bebas.
b. Penelitian Prediksi
Jika dua variabel mempunyai hubungan yang signifikan, skor pada satu
variabel dapat digunakan untuk memprediksi skor pada variabel yang lain.
Variabel yang menjadi dasar pembuatan prediksi diacu sebagai prediktor,
dan variabel yang diprediksikan diacu sebagai kriteria. Studi prediksi sering
dilakukan untuk memudahkan pengambilan kesimpulan mengenai individu
atau membantu pemilihan individu. Studi prediksi juga dilakukan untuk
menguji hipotesis teorietis menengenai variabel yang dipercaya menjadi
prediktor suatu kriteria, dan untuk menentukan validitas prediktif instrumen
pengukuran individual.
Rancangan Penelitian Korelasional. Menurut Shaughnessy dan
Zechmeinte dalam Emzir, penelitian korelasional mempunyai berbagai jenis
rancangan.
a. Korelasi Bivariat
Rancangan penelitian korelasi bivariat adalah suatu rancangan
penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara dua
variabel. Hubungan antara dua variabel diukur. Hubungan tersebut
mempunyai tingkatan dan arah. Arah hubungan diindikasikan oleh simbol “-“
dan “+”. Suatu korelasi negatif berarti bahwa semakin tinggi skor pada suatu
variabel, semakin rendah pula skor pada variabel lain atau sebaliknya.
Korelasi positif mengindikasikan bahwa semakin tinggi skor pada suatu
variabel, semakin tinggi pula skor pada variabel lain atau sebaliknya.
Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar merupakan contoh
korelasi positif. Hubungan antara stres dan sehat merupakan contoh korelasi
negatif.
b. Regresi dan Prediksi
Jika terdapat korelasi antara dua variabel dan kita mengetahui skor

10
pada salah satu variabel, skor pada variabel kedua dapat diprediksikan.
Regresi merujuk pada seberapa baik kita dapat membuat prediksi ini.
Sebagaimana pendekatan koefisien korelasi baik -1,00 maupun +1,00,
prediksi kita dapat lebih baik. Sebagai contoh, terdapat hubungan antara
stres dan kesehatan. Jika kita mengetahui skor stres kita maka kita akan
memprediksi skor kesehatan kita dimasa yang akan datang.
c. Regresi Jamak (Multiple Regresion)
Regresi jamak merupakan perluasan regresi dan prediksi sederhana
dengan penambahan beberapa variabel. Kombinasi beberapa variabel ini
memberikan lebih banyak kekuatan kepada kita untuk membuat prediksi
yang akurat. Apa yang kita prediksikan disebut variabel kriteria (criterion
variable). Apa yang kita gunakan untuk membuat prediksi, variabel-variabel
yang sudah diketahui disebut variabel prediktor (predictor variables). Sebagai
contoh, jika kita tidak hanya mengetahui skor stres kita, tetapi juga
mengetahui skor perilaku kesehatan (seberapa baik saya memerhatikan diri
sendiri) dan bagaimana kesehatan kita selama ini (baik yang secara umum
sehat atau sakit), kita akan memprediksikan secara tepat status kesehatan
kita. Dengan demikian, terdapat tiga variabeln prediktor, stres, perilaku
kesehatan, dan status kesehatan sebelumnya, dan satu variabel kriteria,
yaitu kesehatan di masa yang akan datang.
d. Analisis Faktor
Prosedur statistik ini mengidentifikasi pola variabel yang ada. Sejumlah
besar variabel dikorelasikan dan terdapatnya antarkorelasi yang tinggi
mengindikasikan suatu faktor penting yang umum. Sebagai contoh, kita dapat
mengukur sejumlah besar aspek kesehatan fisik, emosi, mental, dan spiritual.
Setiap pertanyaan akan memberikan kita suatu skor. Korelasi yang tinggi
(baik positif maupun negatif) antara beberapa skor ini akan
mengidentifikasikan faktor penting yang bersifat umum.
e. Analisis Sistem (System Analysis)

11
Desain ini melibatkan penggunaan prosedur matematik yang kompleks/rumit
untuk menentukan proses dinamik, seperti perubahan sepanjang waktu, jerat
umpan balik serta unsur dan aliran hubungan. Sebagai contoh, sistem
analisis digunakan untuk menggambar atau membuat diagram perbedaan
antara SD yang berhasil dan SD yang tidak berhasil. Beberapa unsur dari
sistem ini adalah harapan guru terhadap performansi siswa, usaha
pengajaran, dan performansi siswa. Masaing-masing unsur ini saling
memengaruhi dan berubah sepanjang waktu.
Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Korelasi yang dapat diterangkan
sebagai berikut.
a. Berguna dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan bidang
pendidikan, ekonomi, sosial, karena dengan penelitian ini peneliti
dimungkinkan untuk mengukur beberapa variabel dan hubungannya secara
simultan.
b. Dengan penelitian korelasi, dimungkinkan beberapa variabel yang
mempunyai kontribusi pada suatu variabel tertentu dapat diselidiki secara
intensif.
c. Penelitian korelasi pada umumnya melakukan studi tingkah laku dengan
setting yang realistis.
d. Peneliti dapat melakukan analisis prediksi tanpa memerlukan sampel yang
besar.
d. kelemahan penelitian korelasional, peneliti hanya mengidentifikasi apa
yang terjadi dengan tanpa melakukan manipulasi dan mengontrol variabel. Di
samping itu, dengan penelitian tersebut peneliti tidak dapat membangun
hubungan sebab akibat.
4. Metode Survei
Metode penelitian survei adalah satu bentuk teknik penelitian di mana
informasi dikumpulkan dari sejumlah sampel berupa orang, melalui
pertanyaan-pertanyaan. Metode penelitian survei merupakan metode yang

12
digunakan sebagai kategori umum penelitian yang menggunakan kuesioner
dan wawancara, sedangkan pendapat lain metode penelitian survei
merupakan satu metode penelitian yang teknik pengambilan datanya
dilakukan melalui pertanyaan – tertulis atau lisan.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut metode survey adalah
penelitian di mana informasi dikumpulkan dari sejumlah sampel berupa orang
melalui pertanyaan-pertanyaan, yang menggunakan kuesioner dan atau
wawancara.
5. Metode Ex Post Facto
Metode Ex post Facto adalah metode yang digunakan dalam
penelitian yang meneliti hubungan sebab akibat yang tidak dimanipulasi oleh
peneliti. Adanya hubungan sebab akibat didasarkan atas kajian teoritis,
bahwa suatu variable tertentu mengakibatkan variable tertentu.

6. Metode True Experiment


Dikatakan true experiment (eksperimen yang sebenarnya/betul-betul)
karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang
mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal
(kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama
dari true experimental adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk
eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random (acak)
dari populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan
sampel yang dipilih secara random.
7. Metode Quasi Experiment
Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true
experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai
kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol
variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen[7].
8. Metode subjek Tunggal

13
Eksperimen subjek tunggal (single subject experimental), merupakan
eksperimen yang dilakukan terhadap subjek tunggal.

C. Masalah, Rumusan Masalah dan Variabel Penelitian


1. Pengertian Masalah
Menurut Sugiyono pada dasarnya penelitian bertujuan untuk
mendapatkan data yang digunakan untuk memecahkan masalah. Oleh
karena itu setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari
masalah. Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang
seharusnya dengan yang benar-benar terjadi.
Sumber-sumber masalah dapat berupa pengaduan, penyimpangan
antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan, atau terdapat
penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan.
2. Pengertian rumusan masalah
Sugiyono menyatakan rumusan masalah adalah suatu pernyataan
yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Fungsi rumusan
masalah
a. Sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau
sebagai penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapat dilakukan.
b. Sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian. Peneliti
dapat mengembangkan rumusan masalah sampai di lapangan.
c. Sebagai penentu jenis data jenis apa dan analisisnya yang digunakan oleh
peneliti.
d. Dapat menentukan populasi dan sampel.
3. Kriteria perumusan masalah
Rumusan masalah merupakan suatu yang penting, bahkan dianggap
kegiatan perumusan masalah merupakan kegiatan separuh dari penelitian.
Ada beberapa kriteria perumusan masalah:
a. berbentuk kalimat tanya atau interogratif baik pertanyaan yang

14
memerlukan jawaban deskriptif maupun yang memerlukan jawaban
eksplanatoris, yaitu yang menghubungan dua atau lebih variabel.
b. bermanfaat dalam upaya pengembangan teori atau memberi sumbangsih
teori yang terarti, baik sebagai bentuk teori baru atau pengembangan teori
yang telah ada.
c. Hendaknya dirumuskan dalam konteks kebijakan pragmatis yang sedang
aktual.
d. Rumusan masalah hendaknya jelas dan padat, berisi implikasi adanya
data untuk memecahkan masalah, berorientasi pada teori, merupakan dasar
membuat hipotesis, dan dasar bagi judul penelitian.
4. Variabel Penelitian
a. Pengertian Variabel Penelitian
Istilah variabel dapat diartikan bermacam – macam. Dalam tulisan ini
variable diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabeL penelitian itu
sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan
diteliti. Kalau ada pertanyaan tentang apa yang akan di teliti, maka
jawabannya berkenaan dengan variabel penelitian. Jadi variabel penelitian
pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Secara teoritis variabel dapat
didefiisikan sebagai atribut seseorang, atau objek yang mempunyai “Variasi”
antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain.
Dinamakan variabel karena ada variasinya. Variabel penelitian adalah
kondisi-kondisi atau serenteristik-serenteristik yang oleh
peneliti dimanipulasikan, dikontrol atau diobservasi dalam suatu penelitian.
Sedang Direktorat Pendidikan Tinggii Depdikbud menjelaskan bahwa yang
dimaksud variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan penelitian. Dari kedua pengerian tersebut dapatlah dijelaskan

15
bahwa variabel penelitian itu meliputi faktor-faktor yang berperan dalam
peristiwa atau gejala yang kan diteliti.
Variabel dalam sesuatu penelitian ditentukan oleh landasan
teoritisnya, dan ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Karena itu apabila
landasan teoritisnya berbeda, variabel-variebel penelitiannya juga akan
berbeda. Jumlah variabel yang dijadikan objek pengamatan akan ditentukan
oleh sofistikasi rancangan penelitiannya. Makin sederhana sesuatu
rancangan penelitian, akan melibatkan variabel-variabel yang makin sedikit
jumlahnya, dan sebaliknya
b. Menurut Fungsinya variabel dapat dibedakan :
(1) Variabel Tergantung (Dependent Variabel), yaitu kondisi atau karakteristik
yang berubah atau muncul ketika penelitian mengintroduksi, pengubah atau
mengganti variabel bebas. Menurut fungsinya variabel ini dipengaruhi oleh
variabel lain, karenanya juga sering disebut variabel yang dipengaruhi atau
variabel terpengaruhi. Variabel ini sering disebut sebagai variabel output,
Kriteria, Konsekuen. Atau dalam bahasa Indonesia sering disebut Variabel
terikat. Dalam SEM (Structural Equation Modeling) variabel dependen disebut
variabel Indogen.
(2). Variabel Bebas ( Independent Variabel), Adalah kondisi-kondisi atau
karakteristik-karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasi dalam rangka untuk
menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi. Karena
fungsi ini sering disebut variabel pengaruh, sebab berfungsi mempengaruhi
variabel lain, jadi secara bebas berpengaruh terhadap variabel lain. Variabel
ini juga sering disebut sebagai variabel Stimulus, Prediktor, antecendent.
Dalam SEM (Structural Equation Modeling) variabel independen disebut
variabel eksogen.
(3). Variabel Intervening, adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi
hubungan antara variabel independen dengan Variabel dependen menjadi
hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel

16
ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak di antara variabel
independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung
mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen. Variabel
Intervening juga merupakan variabel yang berfungsi menghubungkan
variabel satu dengan variabel yang lain. Hubungan itu dapat menyangkut
sebab akibat atau hubungan pengaruh dan terpengaruh.
(4). Variabel Moderator, adalah variabel yang karena fungsinya ikut
mempengaruhi variabel tergantung serta meperjelas hubungan bebas
dengan variabel tergantung.
(5). Variabel kendali, Yaitu yang membatasi (sebagai kendali) atau mewarnai
variabel mederator. Variabel ini berfungsi sebagai kontrol terhadap variabel
lain terutama berkaitan dengan variabel moderator jadi juga seperti variabel
moderator dan bebas ia juga ikut berpengaruh terhadap variabel
tergantung. (6). Variabel Rambang, yaitu variabel yang fungsinya dapat
diabaikan atau pengaruhnya hampir tidak diperhatikan terhadap variabel
bebas maupun tergantung. (Nurbuko dan Achmadi, 2004: 119-120).
Merumuskan definisi operasional variabel-variabel. Setelah variabel –
variabel diidetifikasikan dan diklasifikasikan, maka variabel-variabel tersebut
perlu didefinisikan secara operasional. Penyusunan Definisi operasional ini
perlu, karena definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data
mana yang cocok digunakan. Definisi Operasional adalah definisi yang
didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapa diamati
(diobservasi). Konsep dapat diamati atau diobservasi ini penting, karena hal
yang dapat diamati itu membuka kemungkinan bagi orang lain selain peneliti
untuk melakukan hal yang serupa, sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti
terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain.
Cara menyusun definisi operasional dapat dikelompokkan menjadi tiga
macam, yaitu:
(1). Definisi Pola I, yaitu disusun berdasarkan atas kegiatan-kegiatan

17
(operations) yang harus dilakukan agar hal yang didefinisikan itu terjadi.
Contoh : Hasil belajar IPA adalah kemampuan yang diperoleh siswa dalam
pembelajaran IPA yang mencakup ranah sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Definisi pola ini, yang menekankan operasi atau manipulasi
apa yang harus dilakukan untuk menghasilkan keadaan atau hal yang
didefinisikan, terutama berguna untuk mendefinisikan variabel bebas.
(2). Definisi Pola II, yaitu definisi yang disusun atas dasar bagaimana hal
yang didefinisikan itu beroperasi. Contoh : Siswa cerdas adalah siswa yang
tinggi kemampuannya dalam memecahkan masalah, tinggi kemampuannya
dalam menggunakan bahasa dan bilangan.
(3). Definisi Pola III, yaitu definisi yang dibuat berdasarkan atas bagaimana
hal yang didefinisikan itu nampaknnya. Contoh : siswa cerdas adalah
siswa yang mempunyai ingatan baik, mempunyai perbendaharaan
kata luas, mempunyai kemampuan berpikir baik, mempunyai kemampuan
berhitung baik. Seringkali dalam membuat definisi operasional pola III ini
peneliti menunjuk kepada alat yang digunakan untuk mengambil datanya.
Setelah definisi operasional variabel-variabel peneliitian selesai
dirumuskan, maka prediksi yang terkandung dalam hipotesis telah
dioperasionalkan. Jadi peneliti telah menyusun prediksi tentang kaitan
berbagai variabel penelitiannya itu secara operasional, dan siap diuji melalui
data empiris. Penelitian ilmiah adalah mencari hubungan antara berbagai
variabel. Hubungan yang paling dasar adalah hubungan antara dua variabel
bebas dan variabel terikat (Independent variabel dengan dependent
variabel). Jenis-jenis hubungan variabel penelitian:
a. Hubungan Simetris, variabel-variabel dikatakan mempunyai hubungan
simetris apabila variabel yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh
variabel lainnya. Terdapat 4 kelompok hubungan simetris :
(1). Kedua variabel merupakan indikator sebuah konsep yang sama.
(2). Kedua variabel merupakan akibat daru suatu faktor yang sama.

18
(3). Kedua variabel saling berkaitan secara fungsional, dimana yang satu
berada yang lainnya pun pasti disana.
(4). Hubungan yang bersifat kebetulan semata-mata.
b. Hubungan timbal balik, hubungan timbal balik adalah hubungan di mana
suatu variabel dapat menjadi sebab dan akibat dari variabel lainnya. Perlu
diketahui bahwa hubungan timbal balik bukanlah hubungan, dimana tidak
dapat ditentukan variabel yang menjadi sebab dan variabel yang menjadi
akibat.
c. Hubungan Asimetris (tidak simetri), satu variabel atau lebih mempengaruhi
variabel yang lainnya. Ada enam tipe hubungan tidak simetris, yakni :
(1). Hubungan antara stimulus dan respons. Hubungan yang demikian itulah
merupakan salah satu hubungan kausal yang lazim dipergunakan oleh
para ahli.
(2). Hubungan antara disposisi dan respons. Disposisi adalah kecenderungan
untuk menunjukkkan respons tertentu dalam situasi tertentu. Bila
“Stimulus” datangnya pengaruh dari luar dirinya, sedangkan “Disposisi”
berada dalam diri seseorang.
(3). Hubungan antara diri indiviidu dan disposisi atau tingkah laku. Artinya ciri
di sini adalah sifat individu yag relatif tidak berubah dan tidak
dipengaruhi lingkungan.
(4). Hubungan antara prekondisi yang perlu dengan akibat tertentu.
(5). Hubungan Imanen antara dua variabel.
(6). Hubungan antara tujuan (ends) dan cara (means)
5. Pengukuran Variabel Penelitian
Pengukuran adalah penting bagi setiap penelitian, karena dengan
pengukuran itu penelitian dapat menghubungkan konsep yang abstrak
dengan realitas. Untuk dapat melakukan pengukuran, maka seseorang
peneliti harus memikirkan bagaimana ukuran yang paling tepat untuk suatu
konsep. Ukuran yang tepat akan memberikan kepada penelii untuk

19
merumuskan lebih tepat dan lebih cermat konsep penelitiannya. Proses
pengukuran mengandung 4 kegiatan pokok sebagai berikut :
a. Menentukan indikator untuk dimensi-dimensi variabel penelitian.
b. Menentukan ukuran masing-masing dimensi. Ukuran ini dapat berupa item
(pertanyaan) yang relevan dengan dimensinya.
c. Menentukan ukuran yang akan digunakan dalam pengukuran, Apakah
tingkat ukuran nominal, ordinal interval atau ratio dan
d. Menguji tingkat validitas dan reliabilitas sebagai kriteria alat pengukuran
yang baik.. Alat pengukur yang baik, apabila alat pengukur itu dapat
mengungkapkan realita itu dengan tepat. Oleh karena itu dalam pengukuran
gejala yang demikian itu yang dianut adalah berdasarkan indikator-indikator
konsep tersebut. Jadi kalau akan mengukur intelegensi harus mencari apa
yang menjadi indikator perbuatan yang intelegen tersebut.

20

Anda mungkin juga menyukai