Anda di halaman 1dari 110

TUGAS METODELOGI PENELITIAN

Dosen Pengampu : Sri Lastuti, M.Pd.

Disusun Oleh :

Kelas 6 G

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)


TAMAN SISWA BIMA

TAHUN AJARAN 2023

1
BAB 1

JENIS-JENIS PENELITIAN
A. Penelitian Kualitatif

1.Pengertian Penelitian Kualitatif

penelitian kualitatif merupakan jenis-jenis penelitian yang bersifat


deskriptif berupa bahasa tertulis atau lisan dari orang dan pelaku yang dapat
diamati dan cenderung menggunakan analisis yang mendalam. Proses dan makna
yang ditonjolkan dalam penelitian kualitatif ini memiliki landasan teori yang
dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di
lapangan. Peran dari landasan teori teramat penting demi menambahkan gambaran
umum secara luas mengenai latar penelitian dan sebagai bahan sebuah pembahasan
dari hasil penelitian. Penelitian kualitatif memiliki objek penelitian yang cukup
terbatas. Dalam penelitian kualitatif, peneliti harus ikut serta dalam kondisi atau
peristiwa yang diteliti, hal ini karena hasil dari penelitian kualitatif membutuhkan
analisis yang mendalam daripeneliti.

Jenis-jenis penelitian ini melibatkan peneliti di dalam peristiwa atau situasi


yang sedang diteliti. Oleh sebab itu, diperlukan kedalaman analisis oleh peneliti
ketika melakukan riset dan proses menemukan hasil penelitian. Karena secara
umum, penelitian kualitatif ini nantinya bertujuan memeroleh data utama dari
wawancara dan observasi. . Pendekatan kualitatif ini dilakukan untuk menjelaskan
dan menganalisis fenomena individu atau kelompok, peristiwa, dinamika sosial,
sikap, keyakinan, dan persepsi.

Penelitian kualitatif merupakan filsafat postpositivisme, di mana peneliti


akan meneliti suatu kondisi objek yang alamiah dan peneliti menjadi instrumen
kuncinya. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian kualitatif
dilakukan secara triangulasi atau gabungan dan analisis datanya bersifat induktif
atau kualitatif.

2.tahapan penelitian kualitatif adalah sebagai berikut :

 Pengumpulan data

Proses pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan


dengan berbagai cara dengan terjun langsung ke lapangan. Hal ini dapat dilakukan

2
melalui observasi atau observasi, kuesioner, wawancara mendalam dengan subjek
survei, survei dokumenter, dan diskusi kelompok terfokus.

 Reduksi data dan klasifikasi data

Langkah ini menyaring data mentah. Peneliti memilih data yang paling
relevan untuk digunakan untuk mendukung penelitian mereka. Data kualitatif dapat
diperoleh dari wawancara dan observasi. Oleh karena itu, pengurutan diperlukan
untuk memudahkan klasifikasi data. Oleh karena itu, data yang disaring
dikategorikan sesuai kebutuhan. Misalnya, dalam survei, data dikategorikan
berdasarkan informan atau kategori lokasi survei.

 Tampilan data

Setelah mereduksi dan mengklasifikasikan data, pindah ke tampilan data.


Dalam fase proses ini, peneliti merancang baris dan kolom matrik data kualitatif
dan menentukan jenis dan format data yang akan dimasukkan ke dalam bidang
metrik. Misalnya, data ditampilkan dalam deskripsi, bagan, diagram alur, diagram,
dan sebagainya. Data diatur agar mudah dibaca.

 Menarik kesimpulan

Setelah melalui tiga proses, langkah terakhir adalah menarik kesimpulan. Isi
kesimpulan harus mencakup semua informasi relevan yang ditemukan dalam
penelitian. Selain itu, bahasa yang digunakan untuk menjelaskan kesimpulan harus
tidak berbelit-belit dan mudah dipahami.

3. Penelitian kualitatif ini juga dibagi-bagi berdasarkan jenis-jenis


penelitian lagi, di antaranya sebagai berikut.

1. Fenomenologi 
Penelitian fenomenologi ini artinya peneliti yang melakukan
penelitian akan melakukan pengumpulan data melalui observasi partisipan
untuk dapat mengetahui fenomena esensial partisipan apa yang ada di
dalam hidupnya atau sepanjang pengalaman hidupnya.
2. Penelitian Grounded Theory
Jenis penelitian selanjutnya adalah penelitian grounded theory yang
mana peneliti dapat menggeneralisasi apa saja yang ia amati atau ia analisis

3
secara induktif. Teori abstrak mengenai proses, tindakan, atau interaksi
dapat dilakukan dan didapat berdasarkan pandangan partisipan yang diteliti.
3. Penelitian Etnografi
Di dalam jenis-jenis penelitian etnografi, peneliti akan melakukan
studi terhadap budaya suatu kelompok dalam kondisi yang alamiah dan
dilakukan melalui proses observasi dan atau wawancara.
4. Penelitian Studi Kasus
Penelitian studi kasus di dalam jenis-jenis penelitian kualitatif ini
akan mengenal lebih dalam atau memahami secara mendalam mengenai
alasan suatu fenomena atau kasus tersebut bisa terjadi. Kemudian dari situ
akan dikembangkan menjadi riset selanjutnya. Jenis penelitian ini nantinya
akan dijadikan bahan untuk menguji hipotesis.
5. Penelitian Narrative Research
Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan sebuah studi terhadap
seseorang individu atau lebih untuk dapat mendapatkan data mengenai
sejarah perjalanan kehidupannya yang kemudian disusun menjadi laporan
naratif yang kronologis. Biasanya, penelitian ini mengangkat pola mengenai
bagaimana situasi atau kondisi tersebut bisa terjadi dan bagaimana upaya
untuk menjaga atau memperbaiki situasi yang terjadi tersebut dengan data
yang valid dan disusun secara ilmiah.

b. Penelitian Kuantitatif

1.Pengertian Penelitian Kuantitatif

penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang merupakan investasi


sistematis mengenai sebuah fenomena atau situasi dengan mengumpulkan data
yang dapat diukur menggunakan teknik statistik, matematika, atau komputasi.
Peneliti memiliki tujuan untuk mengembangkan dan menggunakan berbagai model
sistematis, berbagai teori, dan hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam
yang sedang terjadi. Pada intinya, penelitian kuantitatif merupakan suatu proses
pengukuran.

Proses pengukuran yang dilakukan dapat memberikan hubungan antara


pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari adanya hubungan-hubungan
kuantitatif. Biasanya penelitian kuantitatif ini digunakan dan diterapkan baik dalam
ilmu alam maupun ilmu fisika.

4
Berbeda dengan penelitian kualitatif yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, penelitian kuantitatif ini berlandaskan filsafat positivisme yang
dipakai untuk meneliti sekumpulan populasi atau sampel tertentu. Pengumpulan
data yang dilakukan biasanya menggunakan alat ukur atau instrumen penelitian
dan analisis data yang bersifat kuantitatif atau statistik.

2. jenis-jenis penelitian Kuantitatif yaitu :

 Metode Survei
Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode penelitian survei
yang artinya metode penelitian kuantitatif yang digunakan untuk
mendapatkan suatu data yang terjadi, baik pada masa lampau atau saat ini
mengenai keyakinan, pendapat, karakteristik, dan hubungan variabel yang
dapat digunakan untuk menguji beberapa hipotesis.
Biasanya, hipotesis yang diuji bisa berupa variabel sosiologis dan
atau psikologis dari sampel yang diambil dari populasi tertentu.Teknik
pengumpulan data yang digunakan melalui pengamatan yang diambil dari
wawancara atau kuesioner dan dari hasil penelitian yang cenderung
digeneralisasikan.
 Metode Eksperimen
Di dalam metode eksperimen, metode penelitian kuantitatif yang
digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel independen
yang berupa treatment atau perlakuan terhadap hasil atau variabel dependen
dan kondisi yang tak terkendalikan. Agar kondisi hasil atau variabel
dependen dapat dikendalikan, maka di dalam penelitian eksperimen bisa
menggunakan kelompok kontrol. Salah satu cara yang sering dilakukan
pada metode eksperimen ini adalah melakukan penelitian di laboratorium.

3.Ciri - Ciri Penelitian Kuantitatif

 Memiliki dua atau lebih variabel yang diukur pengaruhnya.


 Masalah penelitiannya menanyakan tentang ada atau tidaknya pengaruh antar
variabel.
 Menggunakan sampel dan prinsip keterwakilan
 Bersifat objektif
 Relatif singkat 

a. Penelitian Eksperimen

5
1.Pengertian Penelitian Eksperimen

penelitian eksperimen adalah suatu kegiatan pengumpulan data, pengolahan


data, analisis, dan penyajian yang dilakukan dengan metode percobaan yang
bersistem dan terencana untuk membuktikan kebenaran suatu teori dan lain
sebagainya. Tujuan dilakukannya penelitian eksperimen ini adalah untuk
mengetahui sebab-akibat yang tercipta antarvariabel.

Pada proses penelitian eksperimen, peneliti akan meneliti mengenai


bagaimana pengaruh suatu perlakuan terhadap sebuah variabel dan kemudian akan
dibandingkan dengan variabel yang lain dengan perlakuan yang berbeda. Ada
empat faktor utama di dalam penelitian eksperimen, yaitu hipotesis, variabel
independen, variabel dependen, dan subjek. Sementara itu, hipotesis di dalam
penelitian eksperimen merupakan keputusan pertama yang ditetapkan oleh peneliti
yang sudah diuji. Kemudian berdasarkan hipotesis itu, selanjutnya dapat digunakan
untuk menentukan variabel independen dan variabel dependen serta menentukan
subjek yang digunakan untuk penelitian.

Penelitian eksperimen yang mungkin dilakukan, misalnya penelitian yang


dilakukan pada bidang pendidikan yang biasanya memiliki tujuan menilai sesuatu
atau membuktikan mengenai pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi
belajar siswa dengan metode baru, dibandingkan dengan metode tradisional. Atau
"Pengaruh Cooperative Learning Model Terhadap Konsep Siswa Mata Pelajaran
Ekonomi".

i. Metode Penelitian Eksperimen


 Metode penelitian eksperimen dengan kelompok pembanding

Metode penelitian eksperimen ini melibatkan kelompok pembanding atau


kelompok kontrol untuk mendapatkan hasilnya. Pada metode eksperimen dengan
kelompok pembanding ini, ada dua variabel yang diteliti dan diberikan perlakuan
berbeda. Setelah mendapatkan perlakuan berbeda, peneliti harus melakukan
penelitian terhadap hasil yang diperoleh dari dua eksperimen berbeda.

 Metode penelitian eksperimen tanpa kelompok pembanding

Metode penelitian eksperimen ini tidak melibatkan kelompok pembanding


atau kelompok kontrol. Dalam metode penelitian eksperimen ini, peneliti hanya
menggunakan satu variabel yang diberikan suatu tindakan atau perlakuan. Karena

6
penelitian ini tidak melibatkan kelompok pembanding, maka metode penelitian ini
lebih bias.

 Karakteristik dari Penelitian Eksperimen


 Variabel bebas yang dimanipulasi

Penelitian eksperimen memiliki karakteristik variabel bebas yang


dimanipulasi ini maksudnya penelitian menggunakan tindakan yang dimanipulasi
terhadap suatu variabel. Peneliti melakukan tindakan itu berdasarkan pertimbangan
ilmiah, sehingga harus bisa dipertanggungjawabkan.

 Variabel lain yang dikontrol

Penelitian eksperimen juga memiliki karakteristik berupa variabel lain yang


berpengaruh dikontrol agar konstan. Maksudnya, peneliti harus melakukan kontrol
supaya bisa memindahkan pengaruh variabel lain yang kemungkinan bisa
mempengaruhi variabel terikat.

 Observasi langsung oleh peneliti

Karakteristik penelitian eksperimen lainnya adalah observasi langsung oleh


peneliti. Maksudnya, peneliti bisa melakukan observasi langsung dengan melihat
dan mencatat hal-hal yang terjadi serta menimbulkan perbedaan hasil eksperimen
di antara variabel penelitian.

 Langkah-langkah Metode Penelitian Eksperimen


 Tahapan persiapan

Tahap persiapan sebagai langkah awal penelitian eksperimen ini mencakup


perancangan eksperimen, mulai dari desain metode penelitian yang akan
digunakan, variabel, tata cara dan lainnya. Selain itu, tahap persiapan ini juga
menentukan studi pustaka dan pembuatan instrumen penelitian.

 Tahap pelaksanaan penelitian

Tahap pelaksanaan penelitian sebagai langkah kedua penelitian eksperimen


ini setidaknya terbagi menjadi dua, yakni pretest dan prost-test. Pretest merupakan
tahapan untuk melakukan suatu hal tanpa diberi perlakuan atau studi kontrol.

7
Sedangkan, post-test merupakan tahapan untuk melakukan sesuatu hal dengan
diberi perlakuan sesuai dengan rancangan eksperimen.

 Tahap pengolahan dan analisis

Tahap pengolahan analisis data dalam penelitian eksperimen ini merupakan


langkah menginterpretasikan hasil eksperimen yang telah dilakukan. Awalnya, data
penelitian eksperimen ini terlebih dahulu disajikan melalui tabel atau chart.
Kemudian, peneliti mengolah dan menganalisis data dari penelitian eksperimen
dengan mengaplikasikan teknik pengolahan data yang akan digunakan, seperti
penggunaan rumus statistik untuk menentukan pengaruh dan lainnya.

 Contoh Penelitian Eksperimen

Berikut ini, beberapa contoh penelitian eksperimen yang menggunakan dua


variabel dan tanpa variabel pembanding “Pengaruh Kecerdasan Emosional
Terhadap Kinerja Karyawan”

b. Penelitian Deskriptif
1. Pengertian Penelitian Deskriptif

  Penelitian deskriptif dilakukan menggunakan metode penelitian yang dalam


proses pengumpulan datanya memungkinkan peneliti untuk dapat menghasilkan
deskripsi mengenai fenomena sosial yang diteliti. Selanjutnya, melalui data
deskriptif yang didapat, peneliti dapat mengidentifikasi bagaimana fenomena
tersebut terjadi.

Tujuan utama dilakukannya penelitian deskriptif ini sebenarnya ada tiga,


yang pertama adalah mendeskripsikan, kemudian menjelaskan, dan memvalidasi
data atau temuan dari penelitian. Meskipun di dalam penelitian deskriptif ini
memungkinkan untuk melibatkan berbagai variabel, tetapi hanya ada satu variabel
yang digunakan untuk menjelaskan masalah.

2. Ciri-ciri penelitian deskriptif ini di antaranya adalah


 memiliki metode penelitian yang berupa mendeskripsikan suatu variabel,
 memiliki hubungan sebab-akibat, hasil penelitiannya disajikan sesuai data,
 kemudian data tersebut dapat dikumpulkan pada periode tertentu, dan
penelitian memiliki wilayah yang fleksibel atau bisa dilakukan di manapun.

8
3. kriteria tersendiri yang membedakan dengan jenis-jenis penelitian
yang lain. Kriteria tersebut di antaranya adalah di bawah ini.

 Jenis masalah yang dirumuskan harus layak.


 Tujuan dilakukannya penelitian tidak boleh terlalu luas, harus benar-benar
terfokus.
 Data yang disajikan di dalam penelitian merupakan data berdasarkan fakta
yang diambil melalui referensi atau hasil observasi.
 Jenis-jenis penelitian deskriptif ini harus memiliki pembanding untuk
melakukan validasi data.
 Tempat dan waktu dilakukannya penelitian deskriptif harus jelas.
 Hasil penelitian pada penelitian deskriptif harus dijelaskan dan disajikan
secara mendetail dan harus disajikan dalam gambaran mengenai objek
penelitian.

Contoh yang biasa dilakukan pada penelitian deskriptif ini misalnya, pada
penelitian mengenai bagaimana motivasi perilaku membuat insta stories di
Instagram. Di dalam penelitian ini, peneliti bisa merancang berbagai variabel,
tetapi hanya satu variabel saja yang digunakan untuk melakukan penelitian, yaitu
mengenai motivasi.

4. Langkah-langkah dalam Penelitian Deskriptif

 Melakukan identifikasi permasalahan yang spesifik dan signifikan dalam


mencari solusi menggunakan metode penelitian deskriptif.

 Langkah kedua dalam penelitian ini adalah melakukan perumusan dan


membatasi permasalahan secara spesifik.

 Melakukan studi pustaka dengan menggunakan sumber-sumber berdasarkan


permasalahan yang diteliti.

 Menentukan kerangka berpikir dan hipotesis penelitian sesuai dengan


tujuan penelitian merupakan langkah keempat dalam penelitian ini.

 Langkah selanjutnya adalah untuk menentukan metode yang akan


digunakan dalam penelitian, selanjutnya mengumpulkan, mengorganisasi
dengan teknik statistika.

9
 Langkah yang terakhir dalam menerapkan metode deskriptif adalah
membuat laporan penelitian berdasarkan sistematika.

b. Penelitian Campuran

i. Pengertian Penelitian Campuran

Penelitian campuran ini sama seperti namanya, yakni menggunakan dua


jenis penelitian. Dua jenis-jenis penelitian yang biasanya digunakan adalah
penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Kedua penelitian tersebut digunakan
di dalam satu penelitian.

Penggunaan dua jenis-jenis penelitian ini dianggap akan mendapatkan hasil


pemahaman yang lebih lengkap dan mendetail mengenai sebuah masalah yang
akan diteliti oleh peneliti. Jenis penelitian ini juga biasanya melibatkan berbagai
asumsi filosofis, asumsi mengenai aplikasi pendekatan-pendekatan kualitatif dan
kuantitatif, serta pencampuran kedua pendekatan tersebut. Tercampurnya
pendekatan atau penelitian kualitatif dan kuantitatif di dalam satu penelitian akan
menjadi lebih kompleks daripada hanya sekadar mengumpulkan suatu data, karena
kemudian, hasil analisis akan mengumpulkan dan menganalisis dua jenis data.

Dilakukannya penelitian campuran yang mengolaborasikan antara


penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif ini berfungsi untuk mengeksplorasi
pandangan partisipan melalui penelitian kualitatif yang kemudian digunakan untuk
menganalisis suatu sampel yang luas dengan penelitian kuantitatif.

Penelitian campuran atau yang juga disebut penelitian gabungan atau mixed


methods ini pada dasarnya terdiri atas penggabungan, perpaduan, hubungan, dan
kelekatan dari kedua penelitian yang digunakan. Penelitian ini jika dilihat dari
sejarahnya sudah mulai dikenal sejak tahun 1950-an ketika Campbell dan Fiske
menggunakan metode multimethods.

2.Alasan dilakukan jenis-jenis penelitian campuran ini di antaranya adalah


yang akan dijelaskan di bawah ini.

a. Untuk dapat lebih memahami berbagai masalah penelitian dengan


mentriangulasi data kuantitatif yang berupa angka-angka dan data kualitatif
yang berupa perincian-perincian deskriptif.

10
b. Jenis-jenis penelitian campuran atau penelitian gabungan ini dilakukan
untuk mengeksplorasi suatu pandangan partisipan secara kualitatif dan
kemudian dapat dianalisis kembali berdasarkan sampel yang luas yakni
secara kuantitatif.
c. Agar hasil yang didapatkan kompleks
d. Terakhir, dilakukannya penelitian campuran atau penelitian gabungan ini
guna untuk mengungkap berbagai kecenderungan dan hak-hak dari suatu
kelompok atau individu-individu yang tertindas.

Sementara itu, tujuan keseluruhan penelitian campuran atau penelitian


gabungan yang terdapat pada jenis-jenis penelitian ini adalah meneliti secara
keseluruhan mengenai informasi yang meliputi berbagai unsur penelitian, baik
kualitatif dan kuantitatif dan ada alasan rasional mengapa dilakukan penelitian
campuran seperti yang sudah dijelaskan di atas.

3. Untuk membedakan jenis-jenis penelitian campuran dengan jenis-jenis


penelitian yang lain, maka diperlukan karakteristik atau ciri-ciri seperti di
bawah ini.

 Peneliti harus mengungkapkan atau memberi kerangka dan alasan


yang jelas mengapa memilih desain penelitian campuran atau
penelitian gabungan.
 Metode penelitian menggabungkan antara penelitian kualitatif dan
kuantitatif sehingga datanya disajikan berupa data numerik dan data
berupa teks atau kata-kata dan gambar.
 Penentuan prioritas pada penelitian ini tergantung pada tujuan
penelitian yang akan dilakukan.
 Penggunaan jenis-jenis penelitian di dalam jenis-jenis penelitian
campuran ini memungkinkan adanya data pengurutan di dalam
penggunaan kedua jenis data.

4. Tujuan metode penelitian campuran

1. Untuk lebih memahami isu atau masalah penelitian dengan memvalidasi


data yang bersifat subjektif dengan penelitian kuantitatif yang berupa
statistik.

11
2. Untuk mendapatkan data yang berupa statistik, yang kemudian
ditindaklanjuti guna memperoleh penjelasan yang lebih mendalam tentang
hasil statistik yang didapatkan sebelumnya.

3. Untuk mengeksplorasi suatu pandangan partisipan yang diperoleh dengan


cara menganalisis berdasarkan sampel yang lebih luas.

5. Strategi metode penelitian campuran

 Strategi metode campuran sekuensial

Strategi ini merupakan prosedur di mana peneliti berusaha menggabungkan


atau memperluas penemuan yang diperoleh dari 1 metode dengan penemuan dari
metode lainnya guna mendapatkan penjelasan yang memadai.

 Strategi metode campuran konkuren

Jika dalam strategi sekuensial peneliti berusaha menggabungkan untuk


memperoleh penjelasan, pada strategi ini peneliti berupaya menyatukan untuk
memperoleh data yang nantinya dianalisis dengan komprehensif.

 Strategi metode campuran transformatif

Pada strategi ini, peneliti menggunakan kacamata teoritis sebagai perspektif


yang di dalamnya terdiri dari data kualitatif dan kuantitatif. Perspektif inilah yang
menyediakan kerangka kerja pada topik penelitian, metode untuk pengumpulan
data, dan hasil atau perubahan yang diinginkan.

12
BAB 2

PROSEDUR PENELITIAN

A.PROSEDUR PENELITIAN

Prosedur penelitian yaitu langkah-langkah yang dipakai untuk mengumpulkan


data guna menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan di dalam penelitian ini,
dengan pembahasannya tentang lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain
penelitian (tahap persiapan, tahap pelaksanaandan tahap pelaporan) dan justifikasi,
definisi operasional, instrument penelitian, proses pengembangan instrument, teknik
pengumpulan data dan alasan rasionalnya , dan analisis data

 Lokasi dan subjek penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada orang tua yang mempunyai anak usia dini
dalam wilayah Kelurahan Bojongherang RW 10 Kecamatan Cianjur.
Penelitimengambil subjek penelitian terhadap 3 orang tua dari keluarga yang berbeda
khususnya keluarga yang memiliki anak usia dini. Penentuan subjek penelitian
dilakukan secara purvosive, yaitupemilihan subjek penelitian tesebut bersifat selektif
dengan maksud atau tujuan tertentu dimana peneliti memilih responden yang
dianggap dapat mewakili dan terpercaya untuk menjadi sumber data yang mantap

13
dan berdasarkan pertimbangan untukmenemukan jawaban mengenai bagaimana peran
orang tua dalam meningkatkan kemampuan komunikasi anak melalui metode
bercakap-cakap.

Penentuan keluarga sebagai subjek penelitian tersebut didasarkan atas :

 Keluarga yang memiliki anak usia dini dengan rentang usia 4 - ≤ 5 tahun.
 Keluarga yang menerapkan metode bercakap-cakap dalam mengembangkan
kemampuan komunikasi anak. Keluarga yang bertempat tinggal di wilayah
Kelurahan Bojongherang RW 10 Cianjur.
 Keluarga yang bersedia diwawancarai/diobservasi.
 DesainPenelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap yaitu:
1.TahapPersiapan
Tahap persiapan merupakan tahap awal dalam melakukan penelitian.
Langkah yang dilakukan pada tahap ini yaitu penyusunan proposal yang
berisi rancangan penelitian, pada langkah ini peneliti dibimbing oleh dosen
pendamping yang kemudian disetujui dan selanjutnya dapat dikembangkan
oleh penulis baik sesuai dengan teori maupun metode penelitian yang
digunakan. Setelah proposal disetujui, berdasarkan masalah yang ditemukan
maka penulis memilih orang tua yang tinggal di wilayah Kelurahan
Bojongherang RW 10 Kecamatan Cianjur untuk menjadi responden dalam
penelitian ini, keluarga yang diteliti terbagi dari 3 keluarga yang berbeda
yaitu keluarga 1 adalahkeluarga yang memiliki ayah atau ibu yang bekerja
dengan anak, keluarga 2 adalah keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan
anak dengan ayah yang bekerja sedangkan ibu menjadi ibu rumah tanggaelu,
sedangkan keluarga 3 adalah keluarga yang memiliki ayah atau ibu saja
(single parent) dengan anak. Pada tahap persiapan ini juga penulis
mempersiapkan lembar pedoman wawancara dan pedoman observasi serta
mempersiapkan surat izin penelitian dari instansi terkait demi kelancaran
penelitian.

2.Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan adalah tahap penggalian informasi data secara mendalam dari
pihak-pihak yang terkait. Dengan pegangan pedoman wawancara dan pedoman
observasi yang dibuat pada tahap persiapan penulis mengenal objek lebih dalam.
Dalam pedoman wawancara dan pedoman observasi peneliti menggunakan
pertanyaan-pertanyaan dan panduan observasi yang sesuai dengan tujuan dan

14
pernyataan penelitian yang disetujui oleh dosen pembimbing setelah data yang
diperlukan terkumpul maka dilaksanakan analisis data.

3.Tahap Pelaporan

Pada tahap pelaporan ini penulis melakukan kegiatan triangulasi data merupakan
pengecekan atau pemeriksaan dari data yang diperoleh agar memperoleh keabsahan
data. Hal ini dilakukan dengan mengecek kebenaran informasi yang didapat dari
informan kepada orang lain ataupihak-pihak yang ada kaitannya dengan informan.
Tujuannya yaitu untuk membandingkan informasi yang didapat agar ada jaminan
tentang kebenarannya. Pada tahap ini juga dilakukan perbandingan antara hasil
observasi dengan wawancara serta membandingkannya dengan informasi yang
didapatkan dari orang lain yang dekat dengan responden. Penulis menyusun laporan
hasil pengumpulan data yaitu hasil observasi dan wawancara.

1.Metode Penelitian

Metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif yaitu metode yang
digunakan untuk menggambarkan keadaan yang sedang berlangsung dan bersifat
aktual dan memaparkan suatu fenomena tentang suatu masalah. Penggunaan metode
deskriptif pada prinsipnya mempunyai tujuan untuk memecahkan dan menganalisa
masalah-masalah atau fenomena yang ada pada saat itu. Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif menurut Lexy
J. Moeleong (2005: 6) adalah: Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dikarenakan penulis


ingin meneliti masalah dalam peran orang tua dalam meningkatkan kemampuan
komunikasi anak melalui metode bercakap-cakap pada keluarga anak usia. Gejala
sosial sering tidak bisa dipahami berdasarkan apa yang diucapkan dan yang dilakukan
orang. Setiap ucapan dan Tindakan orang sering mempunyai makna tertentu dan
untuk memahami makna dibalik data yang tampak diperlukan pendekatan kualitatif
sebagai Teknik yang tepat. Keikutsertaan langsung dalam penelitian merupakan
fenomena yang penulis anggap menarik, dengan dibantu oleh teknik pengumpulan
wawancara mendalam dan observasi partisipatif berperan serta untuk ikut merasakan

15
apa yang dirasakan oleh orang tersebut, memahami dan mendalami perasaan orang
lain mengenai suatu hal yang belum dipahami penulis sebelumnya.

Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dalam


menginterpretasikan istilah- istilah yang digunakan didalam penelitian ini, maka
diuraikan dalam penjelasan:

1. Peran Orang Tua

Menurut Norcholis Madjid dalam Jeffy (2011:58) peran orangtua adalah peran
tingkah laku, tauladan atau teladan, dan pola-pola hubungannya dengan anak yang
dijiwai dan disemangati oleh nilai-nilai keagamaan menyeluruh. Peran orangtua
menurut Stainback dan susan dalam Jeffy (2011;58) antara lain :

Peran sebagai fasilitator, orangtua bertanggung jawab menyediakan diri untuk terlibat
dalam membantu belajar anak di rumahmengembangkan keterampilan belajar yang
baik, memajukan pendidikan dalam keluarga dan menyediakan sarana alat belajar
seperti tempat belajar, penerang yang cukup, buku-buku pelajaran dan alat-alat tulis.

Peran sebagai motivator, orangtua akan memberikan motivasi kepada anak


dengan cara meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas rumah,
mempersiapkan anak untuk menghadapi ulangan, mengendalikan stress yang
berkaitan dengan sekolah, mendorong anak untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan
sekolah dan memberi penghargaan terhadap prestasi belajar anak dengan memberikan
hadiah maupun kata-kata pujian

2. Komunikasi

Komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy (1993:22) adalah proses


penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain. Pikiran tersebut
bisa merupakan informasi, gagasan, opini, dll yang muncul dari pikirannya sendiri

3. Metode Bercakap-cakap

Metode bercakap-cakap menurut Moeslihatoen (Nurbiana Dhieni & Nany Kusniaty,


2011:217) mengatakan bercakap-cakap merupakan salah satu bentuk komunikasi
antarpribadi. Berkomunikasi merupakan proses dua arah. Untuk terjadinya
komunikasi dalam percakapan diperlukan keterampilan mendengar dan keterampilan
berbicara Untuk bercakap- cakap secara efektif, belajar Mendengar kan dan belajar
berbicara sama pentingnya.

4. Anak Usia Dini

16
“Anak Usia Dini adalah anak usia 0-6 tahun yang merupakan masa
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat berpengaruh bagi kehidupan
selanjutnya” (Direktorat PAUD, 2002). Usia dini merupakan masa yang sangat rawan
bagi seseorang, yaitu pada usia ini pendidikan akan sangat berpengaruh yaitu sebagai
pondasi bagi anak untuk memasuki usia selanjutnya dan masa yang akan datang.
Anak usia dini pada penelitian ini yaitu anak yang bertempat tinggal di lingkungan
kelurahan Bojongherang RW 10 Kecamatan Cianjur, dengan rentang usai dari 4
sampai 5 tahun.

5. Keluarga

Keluarga menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1992 adalah “unit terkecil


dalam masyarakat yang terdiri dari suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya,
ibu dan anaknya”. Keluarga dalam penelitian ini adalah 3 Keluarga, yaitu keluarga 1
adalah keluarga inti yang memiliki ayah dan ibu yang bekerja dengan anak. Keluarga
2 adalah keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak dengan ayah yang bekerja
sedangkan ibu menjadi ibu rumah tangga. Keluarga 3 adalah keluarga inti namun
kedua orang tuanya telah bercerai yang ada hanya ibu (single parent) dengan anak.

 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrument atau alat penelitian


adalah peneliti itu sendiri. Peneliti kualitatif sebagai human instrumen,berfungsi
menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, dan membuat
kesimpulan atas temuannya. Dalam penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan
dicari dari objek penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya, serta
hasil yang diharapkan belum jelas. Rancangan penelitian masih bersifat sementara
dan akan berkembang setelah peneliti memasuki objek penelitian. Selain itu dalam
memandang realitas, penelitian kualitatif berasaumsu bahwa realitas itu bersifat
holistik, dinamis, dan tidak dapat dipisah-pisahkan, sehingga variabelnya akan
muncul lebih dari satu. Dengan demikian dalam penelitian kulaitatif ini belum dapat
dikembangkan instrument penelitian sebelum maslaah yang diteliti jelas. Oleh karena
itu dalam penelitian kualitatif “the reasearcher is key instrument”. Jadi peneliti adalah
merupakan instrument kunci dalam penelitian kualitatif. Berdasarkan pernyataan
tersebut dapat dipahami bahwa dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah
peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka
kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan
dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan
melalui observasi partisipatif dan wawancara. Peneliti terjun langsung kelapangan

17
dan melakukan pengumpulan data, menganalisis data serta
membuat kesimpulan.

 Proses Pengembangan Istrumen

Dalam proses pengembangan instrumen, peneliti melakukan beberapa tahapan,


yaitu:
1. Membuat kisi-kisi penelitian

2. Menjabarkan kisi-kisi penelitian ke dalam pedoman wawancara dan pedoman


observasi
3. Mengkonsultasikan kepada pembimbing tentang pedoman wawancara dan
observasi
4. Melakukan penelitian lapangan.

 TeknikPengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu:

1. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu


dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan pewawancara. Maksud mengadakan wawancara, seperti ditegaskan oleh
Lincoln dan Guba dalam buku Lexy J. Moloeng (2005:186), antara lain:
mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan,
kepedulian, dan lain-lain yang dipandang ahli. Melalui diskusi tersebut, maka
wawasan peneliti akan berkembang, sehingga dapat meredukasi data-data yang
memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan. Data yang diperoleh
dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan
rinci. Seperti yang dikemukakan, makin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data
akan makin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis
data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mencarinya bila diperlukan Dalam
mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yanga akan dicapai. Temuan
merupakan tujuan utama dari penelitian kualitatif. Oleh karena itu, jika peneliti
melakukan penelitian kemudia menemukan segala sesuatu yang dipandang asing,

18
tidak dikenal dan belum memiliki pola, maka itula yang harus dijadikan perhatian
peneliti dalam melakukan reduksi data.

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.


Jika dalam penelitian kuantitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk
tabel, grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut,
maka data akan terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan
semakin mudah difahami. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan
dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan
sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam buku Sugiyono (2012:341)
menyatakan bahwa “the most frequent form of display data for qualitative research
data in the past has been narative text”, Yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
Fenomena sosial bersifat kompleks dan dinamis, sehingga apa yang ditemukan pada
saat memasuki lapangan dan setelah berlangsung agak lama dilapangan akan
mengalami perkembangan data. Untuk itu maka peneliti harus selalu menguji apa
yang telah ditemukan pada saat memasuki lapangan yang masih bersifat hipotetik itu
berkembang atau tidak. Bila setelah lama memasuki lapangan ternyata hipotesis yang
dirumuskan selalu didukung oleh data pada saat dikumpulkan di lapangan, maka
hipotesis tersebut terbukti, dan akan berkembang menjadi teori yang grounded. Teori
grounded dalam Sugiyono (2012:342) adalah teori yang ditemukan secara induktif,
berdasarkan data-data yang ditemukan di lapangan, dan selanjutnya diuji melalui
pengumpulan data yang terus- menerus. Bila pola-pola yang ditemukan telah
didukung oleh data selama penelitian, maka pola tersebut sudah menjadi pola yang
baku yang tidak lagi berubah. Pola tersebut selanjutnya disajikan pada laporan akhir
penelitian

3. Conclusion Drawing/ Verification

Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman
dalam Sugiyono (2012:345) adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan
awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung
oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan

19
yang kredibel. Dengan demikian kesimpulan kualitatif mungkin dapat terjawab
rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak karena
seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian
kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di
lapangan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan
temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi
atau gambaran suatu obyek yang seb lumnya masih remang-remang atau gelap
sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif,
hipotesis atau teori

H. Teknik Analisis Data

 Data Reduction (Reduksi Data)

Menurut Sugiyono (2012:339) reduksi data merupakan proses berfikir


sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang
tinggi. Bagi peneliti yang baru melakukan reduksi data, mereka dapat mendiskusikan
penelitiannya kepada teman atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui diskusi
tersebut, maka wawasan penelitian akan berkembang, sehingga dapat meredukasi
data-data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan. Data
yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat
secara teliti dan rinci. Seperti yang dikemukakan, makin lama peneliti ke lapangan,
maka jumlah data akan makin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera
dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema
dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mencarinya bila
diperlukan Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yanga
akan dicapai. Temuan merupakan tujuan utama dari penelitian kualitatif.
Oleh karena itu, jika peneliti melakukan penelitian kemudia menemukan segala
sessuatu yang dipandang asing, tidak dikenal dan belum memiliki pola, maka itula
yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data

 Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.


Jika dalam penelitian kuantitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk
tabel, grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut,
maka data akan terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan
semakin mudah difahami. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan

20
dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan
sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam buku Sugiyono (2012:341)
menyatakan bahwa “the most frequent form of display data for qualitative research
data in the past has been narative text”, Yang paling sering igunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
Fenomena sosial bersifat kompleks dan dinamis, sehingga apa yang ditemukan pada
saat memasuki lapangan dan setelah berlangsung agak lama dilapangan akan
mengalami perkembangan data. Untuk itu maka peneliti harus selalu menguji apa
yang telah ditemukan pada saat memasuki lapangan yang masih bersifat hipotetik itu
berkembang atau tidak. Bila setelah lama memasuki lapangan ternyata hipotesis yang
dirumuskan selalu didukung oleh data pada saat dikumpulkan di lapangan,
maka hipotesis tersebut terbukti, dan akan berkembang menjadi teori yang grounded.
Teori grounded dalam Sugiyono adalah teori yang ditemukan secara induktif,
berdasarkan data-data yang ditemukan di lapangan, dan selanjutnya diuji melalui
pengumpulan data yang terus- menerus. Bila pola-pola yang ditemukan telah
didukung oleh data selama penelitian, maka pola tersebut sudah menjadi pola yang
baku yang tidak lagi berubah. Pola tersebut selanjutnya disajikan pada laporan akhir
penelitian.

Conclusion Drawing/ Verification Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif


menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2012:345) adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan
yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan
yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Dengan demikian
kesimpulan kualitatif mungkin dapat terjawab rumusan masalah yang dirumuskan
sejak awal, tetapi mungkin juga tidak karena seperti telah dikemukakan bahwa
masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara
dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan. Kesimpulan dalam
penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu
obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti
menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

21
BAB 3

Menentukan Topik Penelitian Dan Membuat Judul Penelitian

B. Cara Menentukan Topik Penelitian


1. Amati fenovena sosial yang berkembang di kehidupan dan perkembangan di
lingkungan atau sosial anda.
2. Temukan masalah di lingkungan anda, dan cari solusi dari masalah itu, lalu tentukan
permasalahan dan solusinnya.
3. Baca artikel jurnal ilmiah dan lihat bagian belakang, bagian penutup maka perhatikan
kesimpulan dan saran, Temukan bagian penelitian lebih lanjut atau saran penelitian.
4. Perhatikan passioan anda, anda ingin melakukan penelitian apa.
5. Modivikasi dari penelitian orang lain. Bukan copy paste tapi modifikasi.

C. Cara membuat judul penelitian


1. Temukan minat anda sendiri terlebih dahulu
2. Mulailah menanyakan pada orang-orang atau memperhatikan hal disekitar anda
3. Cari tahu lebih lanjut mengenai minat, topik yang anda pilih di internet
(Googling)
4. Cari tahu apakah topik penelitian ini memang penting
5. Seberapa signifikan penelitian anda terhadap bidang kajian anda
6. Cari tahu apakah judul yang anda teliti ini bisa memecahkan suatu masalah
7. Keterkaitan penelitian anda dengan penelitian sebelumnya.
8. Membuat perencanaan kerja yang masuk akal
9. indari sikap suka menunda-nunda

22
BAB III

MEMBUAT TOPIK PENELITI DAN MEMBUAT JUDUL PENELITI

A. Pengertian topik peneliti


Adalah pedoman perjalanan riset dengan jaminan setengah dari penelitian
berhasil yang terkadang peneliti mengutarakan topik penelitian sedemikian
rupa sehingga memberikan kesan berlaras dua dalam pembuatanya di utarakan
dengan baik dan harus mudah di pahami dalam judul penelitian.

B. Langkah-langkah membuat topik peneliti dan membuat judul peneliti


1. Kenali perrion atau ketertarikan anda.
2. Membaca referensi artikel atau berita terkini.
3. Lakukan studi pendahuluan. Kita bisa melakukan cara pengamatan
terhadap objek penelitian atau melakukan wawancara. Dari kegiatan
tersebut, anda akan mengetahui permasalahan apa saja yang perlu dibahas
dalam penelitian yang akan dilakukan
4. Mencari bahan literatur. Pencarian bahan referensi atau literatur dapat di
lakukan di perpustakaan
5. Pahami permasalahn inti yang akan dikaji
6. Membuat judul yang menarik.
a. Cara Menentukan Topik Penelitian
6. Amati fenovena sosial yang berkembang di kehidupan dan perkembangan di
lingkungan atau sosial anda.
7. Temukan masalah di lingkungan anda, dan cari solusi dari masalah itu, lalu
tentukan permasalahan dan solusinnya.
8. Baca artikel jurnal ilmiah dan lihat bagian belakang, bagian penutup maka
perhatikan kesimpulan dan saran, Temukan bagian penelitian lebih lanjut atau
saran penelitian.
9. Perhatikan passioan anda, anda ingin melakukan penelitian apa.
10. Modivikasi dari penelitian orang lain. Bukan copy paste tapi modifikasi.

b. Bagaimana cara membuat judul penelitian


Judul penelitian harus berpatokan pada masalah.
Jadi urutan untuk membuat judul yaitu
 Topik

23
 Masalah
 Identifikasi masalah
 Judul

Menentukan topik
Menentukan topik adalah hal pertama yang harus dilakukan oleh
penelitian. Penelitian harus fokus mencari topik apa yang akan dia
kaji.

Ada banyak topik di lingkungan pendidikan sd


Misal : motivasi belajar, media pembelajaran, lingkungan kelas,
lingkungan sekolah, profesionalitas guru, seperangkat pembelajaran
dll.

Menentukan masalah
Setelah menentukan topik, maka amati melalui kegiatan observasi atau
dengan wawancara studi kasus. Baca : teknik pengumpulan data dari
hasil pengamatan nanti peneliti harus bisa menentukan masalah. Tapi
kalau memang tidak ada masalah. Masalah adalah ketimbangan antara
harapan dengan kondisi yang ada di lapangan. Misal harapanya media
pembelajaran dapat meningkatkan motivasi anak ternyata setelah guru
menggunakan media pembelajaran motivasi anak untuk belajar tidak
meningkat, malah rame saat belajar di kelas.

Mengedentifikasi masalah
Sebenarnya sama dengan menentukan masalah, hanya saja pada
identifikasi masalah peneliti menuliskan masalah-masalah dengan
terperinci.
Misal :
a. Menurunya konsentrasi siswa dalam belajar
b. Pengaruh profesionalitas guru dalam mengajar di kelas terhadap rasa
hormat siswa kepada guru
c. Kurangya perhatian orang tua terhadap perkembangan anak

Batasan masalah

24
Adalah upaya untuk membatasi ruang lingkungkup masalah yang terlalu
luas. Dalam hal ini penulis harus membuat batasan-batasan masalah pada
penelitian yang dituliskan pada penegasan istilah.

Menuliskan judul

Ada yang bilang kalau judul itu harus panjang dan spesifik, ada yang
bilang bahwa judul harus pendek dan hlistik. Semuanya boleh digunakan.
Namun untuk penelitian kualitatif, judul lebih baik di buat dengan singkat
dan holistik ( menyeluruh )dan di lanjutkan dengan pembuatan masalah

c. Cara membuat judul penelitian


10. Temukan minat anda sendiri terlebih dahulu
11. Mulailah menanyakan pada orang-orang atau memperhatikan hal disekitar
anda
12. Cari tahu lebih lanjut mengenai minat, topik yang anda pilih di internet
(Googling)
13. Cari tahu apakah topik penelitian ini memang penting
14. Seberapa signifikan penelitian anda terhadap bidang kajian anda
15. Cari tahu apakah judul yang anda teliti ini bisa memecahkan suatu
masalah
16. Keterkaitan penelitian anda dengan penelitian sebelumnya.
17. Membuat perencanaan kerja yang masuk akal
18. Hindari sikap suka menunda-nunda.

25
BAB 4
Latar Belakang Masalah
A. Pengertian Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah adalah menceritakan hal hal yang melatarbelakangi mengapa
peneliti memilih judul penelitiannya. Dalam latar belakang masalah ini, peneliti seolah-olah
sebagai detektif yang sedang mengamati situasi lingkungan tempat kejadian perkara. Untuk
memunculkan berbagai alasan mengapa memilih judul tersebut, maka seorang peneliti dalam
hal ini dapat mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, akan tetapi belum
efektif pada pelaksanaannya.
Latar belakang Masalah dapat juga mengacu pada krisis ideologi, ekonomi, sosial,
politik, budaya, pertahanan dan keamanan. Latar belakang ditutup dengan kalimat kunci yang
menekankan pentingnya masalah tersebut untuk segera diteliti dan dampaknya jika penelitian
itu ditunda-tunda untuk tidak diteliti.
Contohnya, dalam membuat makalah kamu harus menjelaskan mengapa kamu harus
membuat karya ilmiah itu. Kalau dalam proposal acara, mengapa kamu harus mengadakan
acara itu. Dengan begitu, para pembaca akan paham dengan maksud dan tujuan kamu menulis
karya ilmiah. Selain itu tulis latar belakang dengan sebaik mungkin sehingga meningkatkan
minat pembaca karya ilmiah mu.
Biasanya, latar belakang juga membahas penelitian sebelumnya yang topiknya serupa.
Dari situ kamu bisa juga menulis apa saja yang belum dibahas dalam penelitian sebelumnya,
dan apa saja perbedaan yang ada antara penelitian sebelumnya dan penelitian kamu.
Dalam karya ilmiah, tidak ada patokan seberapa panjang latar belakang penelitian mu,
hal ini bergantung pada seberapa panjang masalah yang akan dijabarkan.
Yang menjadi pertanyaan, berapa halaman jumlah latar belakang masalah?
Jawabannya yaitu proporsional, tergantung jumlah halaman seluruh proposal penelitian atau
laporan penelitian.
Perlu digaris bawahi bahwa jangan sampai latar belakang masalah yang ada pada
proposal atau yang ada pada Bab 1 pada laporan penelitian jumlahnya lebih banyak dari bab-
bab lainnya, kecuali bab terakhir, yaitu kesimpulan dan saran.

Beberapa hal yang terdapat dalam latar belakang ialah:


a. Kondisi ideal mencakup keadaan yang dicita-citakan atau diharapkan terjadi, kondisi
ideal ini biasa dituangkan dalam bentuk visi dan misi yang ingin diraih.
b. Kondisi aktual merupakan kondisi yang terjadi saat ini, biasa menceritakan perbedaan
situasi antara kondisi saat ini dengan kondisi yang dicita-citakan terjadi.
c. Solusi merupakan saran singkat atau penawaran penyelsaian terhadap masalah yang
dialami sebelum melangkah lebih lanjut ke pokok bahasan.
Selain itu, latar belakang bisa pula mengandung perbandingan dan penyempurnaan
atas tulisan mengenai topik yang sama sebelumnya.
B. Isi Dan Komponen Latar Belakang Masalah

26
1. Isi latar belakang masalah
Secara garis besar, isi dari latar belakang dalam karya tulis ilmiah adalah:
a. Data atau fakta yang ada
Hal ini akan menjadi acuan dalam penulisan latar belakang. Dengan data atau
fakta yang kamu peroleh, kamu harus menjabarkan masalah apa yang akan kamu bahas.
Tentu saja data ini nantinya akan dibandingkan dengan teori-teori yang ada atau standar
keilmuan. Jika berbeda, disitulah letak permasalahannya.
b. Analisis
Berisi analisis terhadap permasalahan yang ada sampai jelas.
c. Mengapa harus diteliti?
Dari analisis tersebut seharusnya bisa menghasilkan sebuah kesimpulan awal
mengapa proyek tersebut bisa dan harus diteliti lagi?
Kemudian menurut Sugiyono 1999:302 yang menyebutkan bahwa latar belakang
masalah berisi tentang sejarah/alur/peristiwa yang sedang terjadi pada proyek penelitian.
Namun dalam proyek penelitian tersebut benar-benar ada masalah atau penyimpangan-
penyimpangan yang bisa dilihat dari standar keilmuan atau peraturan yang ada.
Karena adanya penyimpangan atau ketidakberesan tersebutlah kemudian sebuah
proyek penelitian bisa untuk diteliti. Dalam latar belakang masalah juga terdapat analisis
sehingga sebuah masalah menjadi lebih jelas dan dapat diterima baik oleh pembaca.
Melalui analisis ini juga, peneliti harus mampu menjelaskan tentang penyimpangan
atau ketidaksesuaian yang terjadi dan mengapa harus diteliti lebih jauh lagi.
Sedangkan menurut Huesin Umar, 2001:238 menyebutkan bahwa isi latar belakang
masalah adalah sebuah informasi tentang suatu masalah dan atau peluang yang dapat
dipermasalahkan agar ditindak lanjuti lewat penelitian, termasuk hal-hal yang
melatarbelakanginya.
2. Komponen Latar Belakang Masalah
Dalam menuliskan latar belakang, ada beberapa komponen yang harus dipenuhi
oleh penulis. Dari komponen ini diharapkan akan meningkatkan minat pembaca penelitian
kamu. Selebihnya dari latar belakang lah akan ditentukan apakah kamu mampu dalam
menyajikan atau menyampaikan sebuah logika. Selain itu di sini bisa terlihat apakah kamu
mampu dalam menyampaikan pikiran kamu melalui sebuah tulisan. Berikut adalah
beberapa komponen dari latar belakang yaitu:
a. Menuliskan bidang atau permasalahan yang diminati dengan jelas
b. Menetapkan konteks dengan memberikan tulisan singkat dari bahan literatur terdahulu
yang penulis pilih. Namun, harus dipastikan untuk memilih literatur yang sesuai dengan
permasalahan yang akan kamu bahas.
c. Tuliskan hipotesis dari masalah yang kamu bahas dalam latar belakang.
d. Alasan dalam memilih permasalahan atau topik penelitian.
C. Cara membuat latar belakang masalah

27
Dalam penulisan karya ilmiah, tidak jarang banyak penulis yang kebingungan dalam
menulis latar belakang. Latar belakang mencakup banyak informasi, dan membutuhkan uraian
yang panjang, hal ini bisa menghilangkan minat pembaca karya ilmiah mu.
Supaya karya ilmiah kamu tidak membosankan. Coba tulislah sebuah cerita yang
membangun tentang topik pilihanmu. Namun, pastikan cerita yang kamu tulis tidak melebar
ke topik yang lainnya, sehingga pembaca akan mengerti cerita dan masalah yang akan kamu
bahas.
Untuk menulis latar belakang yang efektif, kamu harus menghindari beberapa
kesalahan umum. Simak beberapa kesalahan umum dalam menulis latar belakang di bawah
ini:
a. Menuliskan latar belakang haruslah sistematis, jangan menulisnya secara acak
Kalau kamu membahas tema tidak secara kronologis, nantinya akan membuat para
pembaca kebingungan. Tulislah latar belakangmu dengan teratur dan rapi
Pada penulisan penelitian, terdapat perbedaan cara penulisan latar belakang antara
kuantitatif dan kualitatif, dimana logika induktif digunakan pada penelitian kualitatif
sedangkan logika deduktif dapat digunakan untuk penelitian kuantitatif.
b. Jangan menulis secara ambigu
Hal ini bisa terjadi jika kamu hanya menjelaskan topikmu secara setengah-setengah.
Bagaimana untuk menghindari hal ini? Coba saja posisikan bahwa dirimu adalah seorang
pembaca yang belum paham sama sekali tentang topikmu. Dengan begitu, kamu akan bisa
menulis latar belakangmu secara jelas.
c. Pusatkan tema yang kamu bahas
Jangan membahas topik yang tidak relevan dengan penelitian. Fokuskan pada
aspek-aspek penting dalam penelitian seperti, tulis perbedaan atau kesenjangan yang ada
dengan literatur sebelumnya, tuliskan hal-hal baru yang akan kamu bahas dalam penelitian
dan jelaskan mengapa penelitian kamu sangat penting untuk dilakukan. Dengan begitu,
pembaca akan tertarik dengan karya ilmiahmu.
Selain ketiga hal di atas, kesalahan yang paling sering dilakukan adalah menulis
latar belakang terlalu panjang atau terlalu pendek. Cobalah untuk menuliskan poin-poin
penting dalam penelitian mu, namun tuliskan secara ringkas, tidak perlu bertele-tele.

Lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut:

Misalkan saja judul penelitiannya adalah: ‘Ideologi dan Kebudayaan dalam Anime
Attack on Titan.’
Latar belakang yang ditulis harus berisi jawaban dari pertanyaan: Mengapa ideologi
dan kebudayaan? Mengapa anime Attack on Titan? Selain itu tuliskan dengan jelas objek
yang diteliti, permasalahan yang akan dibahas, dan solusi dari permasalahan tersebut.
Jangan lupa untuk menuliskan penelitian terdahulu jika memang ada, lalu tuliskan juga
perbedaan antara penelitian terdahulu dan penelitian mu sekarang.
1. Cara membuat latar belakang masalah skripsi dengan metode kualitatif

28
Terdapat tiga tahapan yang perlu dilakukan dalam cara membuat latar belakang
skripsi kualitatif, diantaranya:

a. Memberikan penjelasan secara mendetail dan runtut mengenai fenomena yang dijadikan
sebagai dasar topik permasalahan. Penjelasan fenomena ini juga dibarengi dengan
adanya bukti data maupun fakta yang relevan.
b. Menjelaskan mengenai metode analisis yang akan digunakan dalam proses pemecahan
permasalahan yang ada. Hal ini dibarengi dengan penjelasan mengenai temuan
penelitian terdahulu, teori, dan pendapat para ahli untuk dijadikan sebagai
perbandingan. Ketiga hal tersebut menjadi alasan akan pembaharuan atau novelty dari
penelitian skripsi ini.
c. Memaparkan kesimpulan mengenai pentingnya penelitian untuk dilakukan dalam
membantu memecahkan masalah. Berikan penjelasan secara padat dan dalam garis
besar mengenai manfaat yang dihasilkan dari adanya penelitian tersebut.
2. Cara membuat latar belakang masalah skripsi dengan metode kuanlitatif
Berbeda dengan cara membuat latar belakang skripsi kualitatif, pada metode
kuantitatif perlu untuk melakukan penyusunan kerangka terlebih dahulu. Akan lebih baik
lagi jika kamu dapat membuat gagasan pokok dari setiap paragraf yang dituliskan. Kamu
bisa menyesuaikan jumlah gagasan pokok maupun paragraf sesuai dengan arahan dan juga
kebutuhan dari topik skripsi yang ada. Berikut ini merupakan cara membuat latar belakang
skripsi dengan kuantitatif diantaranya:
a. Tentukan terlebih dahulu mengenai topik permasalahan yang ingin diangkat dan judul
yang akan diajukan.
b. Tuliskan ide pokok untuk setiap paragraf yang digunakan sebagai kerangka pemikiran.
c. Tuliskan judul skripsi yang akan digunakan pada bagian paragraf paling akhir sebagai
penutup latar belakang.

D. Contoh latar belakang masalah


1. Contoh Latar belakang makalah
Judul: Pemanfaatan Internet untuk Transaksi Jual Beli

Dewasa ini, perkembangan teknologi dan internet sudah semakin canggih. Dengan
adanya internet, hampir semua aktivitas bisa dilakukan, seperti bercengkrama dengan
teman yang ada di benua lain, memesan taksi, hingga melakukan jual beli. Tidak hanya
jual beli antar kota saja, namun bisa sampai mencakup antar negara dengan cara yang
mudah dan biaya yang murah.
Dengan begitu, tidak sedikit perusahaan-perusahaan yang turut menawarkan
berbagai produk dan jasanya lewat internet. Mulai dari menyediakan jasa pengiriman

29
barang, kebutuhan sandang pangan, dan sebagainya. Ketika sebuah barang atau jasa sudah
dipasarkan melalui internet, maka semua pengguna internet di dunia bisa melihat produk
tersebut.
Dalam melakukan transaksi jual beli ini, sudah ada platform yang bernama E-
Commerce. Di Indonesia sendiri, E-Commerce sudah merebak sejak tahun 2010. Bahkan,
Indonesia telah dinobatkan sebagai negara dengan adopsi E-Commerce tertinggi di dunia
pada tahun 2019.
Pengguna internet mulai dari usia 16-65 tahun pernah bertransaksi melalui E-
Commerce. Hingga saat ini, sudah banyak sekali pilihan E-Commerce di Indonesia, mulai
dari Bukalapak, Shopee, Tokopedia, Lazada. Dsb. Bertransaksi melalui E-Commerce jadi
lebih mudah bagi kedua belah pihak, pihak pembeli maupun penjual.
Dengan adanya E-Commerce, para penjual tidak perlu mengeluarkan uang terlalu
banyak seperti yang biaya sewa toko, pegawai, dll. Dari sisi pembeli, pembeli tidak perlu
repot-repot datang ke toko untuk berbelanja. Melalui E-Commerce, transaksi jual beli
menjadi lebih mudah dan cepat untuk para pengguna internet di seluruh dunia.

2. Latar belakang proposal


Judul: Proposal Kegiatan dalam Memperingati 17 Agustus di RW 13

17 Agustus adalah hari kemerdekaan negara kita, negara Indonesia. Sudah


sepatutnya, sebagai warga negara Indonesia kita turut berbangga dan memeriahkan hari
kemerdekaan Indonesia.
Dengan ikut meramaikan hari kemerdekaan Indonesia, diharapkan semakin besar
rasa nasionalisme untuk negeri ini. Hal ini akan membangkitkan ingatan kita akan besarnya
jasa para pahlawan yang bersatu melawan penjajah tanpa memandang suku, ras, maupun
agama yang dianut.
Maka dari itu, sangat diharapkan bagi warga RW 13 untuk ikut memeriahkan hari
kemerdekaan Indonesia. Mengingat bahwa acara 17 Agustus memang diadakan setiap
tahunnya di RW 13.
Berbagai acara akan digelar dalam memperingati hari kemerdekaan ini seperti,
gotong royong, upacara bendera, dan juga lomba-lomba untuk anak-anak hingga orang
dewasa. Dari acara ini diharapkan bisa semakin mempererat hubungan antar warga RW 13.
3. Latar belakang jurnal
Judul: Polisemi Verba Toru dalam Kalimat Bahasa Jepang

Polisemi adalah suatu kata atau frasa yang memiliki makna lebih dari satu. Polisemi
dalam bahasa Jepang disebut Tagigo. Polisemi tidak hanya terdapat pada satu kelas kata
saja, tetapi hampir semua kelas kata memiliki polisemi.
Salah satunya adalah verba toru yang memiliki beberapa arti seperti mengambil,
memiliki, mendapatkan, dan sebagainya yang akan dijabarkan penjelasannya di dalam
penelitian ini. Kata yang berpolisemi, jika dilihat di dalam kamus, makna pertama yang
30
tertulis merupakan makna yang sebenarnya, sedangkan makna kedua dan selanjutnya
adalah makna perluasan.
Kepemilikan makna yang lebih dari satu inilah yang sering menimbulkan
kekeliruan dalam menerjemahkan frasa atau kalimat. Hal yang sering terjadi dalam
penerjemahan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang ataupun sebaliknya yaitu
penggunaan aturan bahasa Jepang yang tidak sesuai. Tidak jarang penerjemahannya
menggunakan aturan bahasa Indonesia.
Masalah seperti ini mungkin disebabkan oleh kurangnya pengetahuan makna dasar
dari suatu kata, maupun makna perluasannya. Selain itu, mungkin para pembelajar bahasa
Jepang tidak meninjau kembali perubahan dan perbedaan makna dari suatu kata atau frasa.
Untuk mengurangi kesalahan dalam penerjemahan bahasa Indonesia ke dalam
bahasa Jepang atau sebaliknya, maka penulis ingin menjelaskan perubahan dan perbedaan
makna dari suatu kata yang berpolisemi.
Salah satu kata yang ingin dianalisis oleh penulis yaitu verba toru. Selain itu,
penulisan dari penelitian ini bertujuan untuk memberitahu bahwa verba toru tidak hanya
memiliki arti ‘mengambil’ tetapi memiliki banyak makna. Hasil dari penulisan makalah ini
diharapkan dapat menjadi muatan dalam pelajaran bahasa Jepang.
Selain itu, secara teoritis dapat menambah pemahaman dan pengetahuan tentang
verba toru yang memiliki banyak makna. Dan juga, penulisan dari makalah ini diharapkan
dapat mengurangi kesalahan dalam menerjemahkan bahasa Jepang ke dalam bahasa
Indonesia maupun sebaliknya.
4. Latar belakang skripsi
Judul: Globalisasi Budaya dalam Perluasan Sister Group AKB48 di Mancanegara

Kesuksesan Jepang yang sangat membawa berpengaruh bagi dunia adalah budaya
populer Jepang, atau yang dikenal sebagai Japanese Pop Culture. Budaya populer Jepang
mulai menyebar luas ke masyarakat dunia pada akhir dekade 1980.
Budaya populer Jepang meliputi anime, manga, idol group dan J-pop (Japanese
Pop). Berkembangnya budaya populer Jepang tidak terlepas dari peran media untuk
menyebarluaskan informasi mengenai budaya populer Jepang ke kancah dunia, media
tersebut diantaranya adalah media cetak koran, majalah; media elektronik seperti TV dan
radio ; media interaktif yaitu internet; hingga media alternatif seperti film layar lebar.
Sejak tahun 2000 hingga saat ini, budaya pop Jepang yang sedang populer di
kalangan masyarakat Jepang maupun luar Jepang adalah idol group.
Idol group merupakan salah satu unsur dalam pop culture Jepang. Melalui pop
culture nya Jepang berusaha untuk menarik masyarakat dunia untuk lebih mengenal
negaranya hingga akhirnya Jepang dapat menggunakan budaya tersebut sebagai bentuk
soft power. AKB48 adalah salah satu idol grup wanita yang meraih popularitas tinggi di
Jepang.
Sejak debut pertamanya di tahun 2005, AKB48 semakin menyita antusias
penggemarnya hingga di berbagai negara.
31
Hingga akhirnya terbentuknya grup saudari nya atau yang biasa dikenal dengan
sister group di Sakae, Nagoya pada tahun 2008 dengan nama SKE48. Sister group seperti
itu akhirnya bermunculan juga di daerah lain bahkan hingga ke negara lain, seperti di
Indonesia dengan nama JKT48, di Taiwan dengan nama TPE48, di Filipina dengan nama
MNL48, dan di Thailand dengan nama BNK48.
Budaya populer idol group Jepang mulai terkenal karena adanya agensi terkenal di
Jepang yang menaungi idol group pria yang dibentuk oleh Johnny Kitagawa, yaitu
Johnny’s Associates, yang beberapa idol group-nya seperti Arashi dan Hey! Say! JUMP
pernah melakukan tur konser di beberapa negara Asia.
Kemudian, budaya idol group Jepang di mancanegara semakin berpengaruh setelah
48 group (perusahaan yang menaungi idol group AKB48) membentuk sister group atau
grup saudari di sejumlah negara Asia. Oleh karena itu, dengan adanya sister group AKB48
yang tersebar di mancanegara, penulis ingin meneliti globalisasi budaya Jepang dalam
perluasan sister group AKB48, serta pengaruh dan dampak dengan adanya sister group
tersebut.
Masalah penelitian dalam makalah ini adalah pengaruh dan dampak globalisasi
dalam memperluas budaya Jepang melalui sister group AKB48 di mancanegara. Variabel
utama yang diteliti dalam makalah ini adalah pengaruh dan dampak globalisasi budaya.
Unit analisis dalam penelitian ini adalah sister group AKB48.
Berdasarkan masalah penelitian yang telah dipaparkan di atas, tujuan penelitian ini
adalah menganalisis dan melihat pengaruh dan dampak globalisasi dalam penyebaran
budaya Jepang melalui sister group AKB48.

32
BAB 5
A. IDENTIFIKASI MASALAH PENELITIAN

Penelitian dianggap penting dan dapat dilakukan jika terdapat permasalahan


penelitian. Masalah diartikan sebagai suatu situasi dimana suatu fakta yang terjadi sudah
menyimpang dari batas-batas toleransi yang diharapkan. Masalah penelitian juga dapat
diartikan sebagai suatu persoalan atau kesenjangan yang mungkin dapat menuntun
peneliti untuk mencari jawaban atau solusinya. Adanya kesenjangan tersebut
menimbulkan pertanyaan lebih lanjut, yaitu mengapa kesenjangan terjadi, dan dari
pertanyaan inilah permasalahan penelitian dapat dikembangkan. Pertanyaan selanjutnya
ialah, apakah setiap kesenjangan dapat dikembangkan menjadi permasalahan penelitian?
Jawabannya ternyata tidak semuanya. Ada kondisikondisi lain yang perlu dipenuhi. Dari
uraian di atas dapat dirangkum adanya suatu kondisi problematik tertentu, yang
menandakan suatu penelitian dapat dikembangkan, yaitu:
1. Adanya kesenjangan dari yang seharusnya (teori maupun fakta empirik temuan
penelitian terdahulu) dengan kenyataan sekarang yang dihadapi.
2. Dari kesenjangan tersebut dapat dikembangkan pertanyaan, mengapa kesenjangan
itu terjadi.
3. Pertanyaan tersebut memungkinkan untuk dijawab, dan jawabannya lebih dari satu
kemungkinan.
Sebelum menetapkan berbagai identifikasi masalah, kesenjangan atau problematik
yang akan dibahas diuraikan dulu sebagai latar belakang masalah.

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Latar belakang suatu penelitian memiliki peranan untuk:


1. Menjelaskan situasi dan kondisi yang melatar belakangi terjadinya
masalah tersebut.
2. Menguraikan kesenjangan-kesenjangan antara harapan dengan
kenyataan, teori dengan praktek, rencana dengan pelaksanaan dan
kesenjangan lainnya yang ada.
3. Menceritakan apa yang mendorong seorang peneliti untuk melakukan
penelitian terhadap suatu permasalahan.
4. Menjelaskan tentang alasan-alasan penting dan bagaimana menariknya
masalah untuk diteliti dalam jangkauan kemampuan akademik, biaya,
tenaga, dan waktu peneliti.
Identifikasi masalah perlu memperhatikan apakah masalah/fokus yang
dipilih cukup:
1. Esensial Pentingnya nilai penelitian menduduki urutan paling utama di antara
masalah-masalah yang ada.

33
2. Urgen Masalah tersebut dianggap mendesak (urgen) untuk dipecahkan.
3. Bermanfaat Memiliki kegunaan atau kebermanfaatan jika masalah penelitian
dipecahkan.
Permasalahan dalam penelitian sering disebut problema atau metode dan secara
umum dikelompokkan ke dalam 3 jenis yaitu problema deskriptif, problema
komparatif dan problema korelatif.
1. Problema deskriptif: problema untuk mengetahui status variabel dan
mendeskripsikan fenomena tersebut, sehingga lahirlah penelitian deskriptif
(termasuk survey), penelitian historis, dan filosofis.
2. Problema komparatif: problema untuk membandingkan dua fenomena/variabel
atau lebih. Disini peneliti berusaha mencari
persamaan dan perbedaan fenomena, selanjutnya mencari arti atau manfaat dari
persamaan dan perbedaan tersebut
3. Problema Asosiatif/korelatif: problema untuk mencari hubungan antara dua
fenomena atau variabel. Problema korelasi ada dua macam, yaitu korelasi sejajar,
dan korelasi sebab akibat.

Ketiga jenis permasalahan ini biasanya dijadikan dasar peneliti dalam merumuskan judul
penelitian. Secara lebih operasional, permasalahan penelitian adalah: Suatu rumusan
kalimat interogatif mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih yang belum
terjawab dengan teori atau penelitian yang ada. Berdasarkan pengertian tersebut diketahui
bahwa rumusan permasalahan penelitian harus berupa kalimat yang isinya
“mempertanyakan kesenjangan” yang ditemukan atau yang ingin dibuktikan peneliti, baik
dalam kalimat tanya maupun dalam kalimat positif. Namun, walaupun rumusan kalimat
interogatif bukan suatu keharusan, disarankan kepada peneliti untuk menggunakan
kalimat tanya. Saran ini didasarkan atas pertimbangan, bahwa dengan kalimat tanya akan
lebih mudah diperoleh sifat-sifat tajam dan spesifik tentang inti masalah yang
dipersoalkan, sebagai sifat yang amat penting dalam perumusan masalah penelitian.

34
2. SUMBER-SUMBER MASALAH PENELITIAN
Masalah penelitian merupakan masalah atau isu yang menuntun pada keharusan
dilaksanakannya penelitian tersebut. Masalah ini bisa muncul dari berbagai sumber.
Ia bisa bersumber dari pengalaman yang pernah dirasakan peneliti dalam
kehidupan pribadi atau tempat kerjanya. Ia juga bisa berasal dari perdebatan
ekstensif dalam literature-literatur. Ia juga bisa muncul dari perdebatan kebijakan
di pemerintahan atau antara para eksekutif kenamaan. Intinya, sumber-sumber
masalah penelitian bisa jadi sangat beragam. Berbagai sumber, dari mana
permasalahan penelitian dapat digali, diidentifikasi dan dikembangkan, antara lain
dari:
1. Pengalaman Pribadi Setiap orang dapat mengidentifikasi secara unik masalah dari
pengalaman pribadinya dalam keseharian, juga pengalaman akademik selama
belajar, dan mengerjakan tugas ataupun laporan. 1.6 Studi Mandiri dan Seminar
Proposal Penelitian .
2. Lanjutan atau Perluasan Penelitian Peneliti dapat mengambil permasalahan
penelitian dari hasil penelitian sebelumnya, yang biasanya tercantum pada saran
untuk mengembangkan atau melanjutkan penelitian tersebut.
3. Sumber Kepustakaan: buku Teks, Jurnal, Laporan Penelitian Membaca buku teks,
jurnal maupun laporan penelitian, selain dapat memperkaya khasanah
pengetahuan, juga dapat dijadikan sebagai sumber bahan identifikasi masalah yang
memberi rekomendasi untuk melakukan penelitian lanjutan.
4. Forum Pertemuan Ilmiah dan Diskusi Hasil pertemuan ilmiah dan diskusi dengan
orang yang lebih berpengalaman atau para pakar di bidangnya dapat membuka
wawasan dan pandangan lain untuk memperoleh identifikasi masalah yang
direncanakan sebagai bahan untuk menyusun skripsi atau tesis.
5. Observasi atau pengalaman langsung dalam praktek Hasil observasi dan
pengalaman langsung juga merupakan sumber yang masalah yang potensial
dijadikan dalam merencanakan suatu penelitian.
6. Perubahan Paradigma dalam pendidikan Paradigma pendidikan yang selalu
berubah dan berkembang dari masa ke masa dalam berbagai hal seperti kurikulum,
media dan metode pembelajaran dapat dijadikan sumber berbagai identifikasi
masalah untuk penelitian.
7. Fenomena Pendidikan dalam kelas, luar kelas dan di Masyarakat Fenomena
pendidikan yang terjadi baik dalam kelas, luar kelas maupun dalam masyarakat
dapat mendorong peneliti untuk menjadikannya sebagai sumber masalah yang
dapat diangkat dalam suatu penelitian.
8. Deduksi dari teori Terdapatnya deduksi dari teori yang sudah ada ataupun
merupakan cabang studi yang sedang dikembangkan.

35
Hal-hal yang dapat dipermasalahkan dalam penelitian adalah masalah atau peluang,
dimana pendefinisiannya harus jelas baik keluasannya maupun kedalamannya. Masalah
diartikan sebagai suatu situasi dimana suatu fakta yang terjadi sudah menyimpang dari
batas-batas toleransi yang diharapkan.
Peluang merupakan suatu kondisi eksternal yang menguntungkan jika dapat diraih
dengan usaha-usaha tertentu, tetapi juga dapat menjadi ancaman bila peluang itu dapat
dimanfaatkan oleh pesaing.
 Cara pertama dalam membuat identifikasi masalah adalah dengan melakukan
identifikasi masalah secara umum.
1. Identifikasi masalah secara umum ini dilakukan dengan cara mengajukan beberapa
pertanyaan umum atau secara luas mengenai permasalahan dari penelitian yang
dilakukan. pertanyaan yang diajukan secara umum ini nantinya dapat dipersempit lagi
untuk mendapatkan jawaban yang lebih fokus dan tidak terlalu luas atas masalah yang
diteliti. Melakukan identifikasi masalah secara umum juga dapat membantu untuk
menggali masalah dengan lebih dalam
2. Memahami Sifat Masalah .Memahami sifat masalah adalah cara kedua dalam membuat
identifikasi masalah. Dengan memahami sifat masalah secara mendalam, maka peneliti
akan dapat melakukan penelitian dan mencari solusi dari permasalahan dengan lebih
tepat.Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk memahami sifat masalah, misalnya
seperti membaca berbagai literatur, atau melakukan berbagai diskusi. Diskusi yang
dilakukan salah satunya adalah dengan pihak akar rumput atau grass root, untuk
mengetahui kondisi sebenarnya dari masalah yang akan diteliti.
3. Mengumpulkan Literatur. Membaca berbagai literatur menjadi cara yang bisa dilakukan
untuk memahami sifat masalah. Sebelum membaca literatur, langkah yang harus
dilakukan adalah mengumpulkan literatur. Cari dan kumpulkanlah literatur yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti. Mengumpulkan literatur akan membantu
peneliti untuk mendapatkan ide-ide baru, mengetahui penelitian terkait, mempersempit
masalah, hingga menentukan desain dari penelitian yang dilakukan.
4. Mengembangkan Ide-Ide. Berbagai ide baru diperlukan dalam membuat identifikasi
masalah. Ide baru ini diperlukan agar penelitian yang dilakukan menghasilkan penelitian
yang baru dan lain dari penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Mengembangkan
ide-ide penelitian ini bisa dilakukan dengan cara melakukan diskusi untuk mendapatkan
informasi baru. Diskusi bisa dilakukan dengan orang yang pernah melakukan penelitian
yang sama sebelumnya.Melakukan diskusi ini dapat membuat peneliti mendapatkan
sudut pandang baru akan masalah yang akan diteliti berikutnya.
5. Menyusun Ulang Masalah Penelitian
Cara terakhir dalam membuat identifikasi masalah adalah dengan menyusun
ulang masalah penelitian dengan cara membaca kembali masalah penelitian. Membaca
dan menyusun ulang masalah penelitian akan membantu peneliti untuk lebih memahami
masalah yang akan diangkat atau diteliti dalam penelitian yang dilakukannya.

36
 Perbedaan Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah

Saat melakukan penelitian, kadang identifikasi masalah keliru dianggap sebagai rumusan
masalah. Hal ini kemungkinan disebabkan karena saat membuat keduanya, ada pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan untuk memahaminya. Padahal sebenarnya identifikasi masalah
yang dilakukan sebelum memulai penelitian itu berbeda dengan rumusan masalah.
1. Cara Melakukan.
Perbedaan pertama yang bisa diketahui dari identifikasi masalah dengan rumusan
masalah adalah pada langkah melakukan keduanya.Identifikasi masalah dilakukan
sebagai langkah awal dalam melakukan penelitian. Identifikasi masalah menjadi langkah
awal dalam penelitian karena langkah ini akan membantu menentukan masalah apa yang
akan diteliti dalam penelitian tersebut. Sedangkan membuat rumusan masalah dilakukan
setelah proses identifikasi masalah selesai. Rumusan masalah yang dibuat akan menjadi
fokus penelitian dan akan menentukan arah penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
2. Isi
Identifikasi masalah dan rumusan masalah bisa berisi pertanyaan, namun isi
keduanya berbeda. Dalam identifikasi masalah, pertanyaan yang dibuat berisi tentang
pertanyaan atas hubungan antar variabel atau pembeda satu hal dengan hal lain dalam
masalah yang ingin diteliti. Hal ini berbeda dengan isi pertanyaan dari rumusan masalah.
Rumusan masalah berisi pertanyaan penelitian, yaitu masalah yang akan menjadi
pertanyaan dari masalah yang akan diteliti oleh peneliti.
3. Bentuk
Perbedaan ketiga dari identifikasi masalah dengan rumusan masalah adalah
bentuknya. Identifikasi masalah berbentuk pengenalan masalah, yang bisa didapatkan
dari studi literatur atau melalui diskusi yang dilakukan. Pada identifikasi masalah juga
bisa berisi pertanyaan untuk membandingkan dua variabel yang berbeda dalam
penelitian. Rumusan masalah berbentuk pertanyaan, bisa lebih dari dua pertanyaan,
dengan masalah yang researchable atau dapat diteliti dan dicari solusinya.
4. Tujuan
Perbedaan lain dari identifikasi masalah dan rumusan masalah adalah tujuannya.
Tujuan dari identifikasi adalah mengenalkan masalah atau mengelompokkan masalah,
menentukan kualitas penelitian, hingga menentukan apakah suatu masalah dapat menjadi
hal yang diteliti. Rumusan masalah memiliki tujuan yang berbeda dengan identifikasi
masalah. Tujuan dari rumusan masalah adalah untuk mengarahkan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti, serta menemukan solusi dari masalah yang sudah ditemukan dari
identifikasi masalah yang dilakukan sebelumnya
3. PERUMUSAN MASALAH
Perumusan masalah adalah pengarah tujuan dari sebuah tulisan ilmiah agar fokus
terhadap pembahasan hal tertentu. Solusi untuk memudahkan penulis dalam meneliti karena
fokus penelitian yang sudah dipersempit, rumusan suatu masalah digunakan untuk

37
menghindari adanya fokus penelitian yang bisa melebar dan tidak sesuai dengan tujuan awal
pembuatan.

38
BAB 6

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN


A. Pengertian Tujuan.

Tujuan penelitian adalah kalimat yang menunjukan indikasi kearah mana


penelitian dilakukan atau data data serta informasi apa yang akan di capai dari penelitian
itu. Bentuk kalimat dari tujuan penelitian adalah sebuah pernyataan yang konkrit. Jadi
bukan kalimat tanya.

Perlu diketahui bahwa tujuan penelitian ini ada tiga macam bentuknya. Penelitian
biasanya bertujuan untuk menemukan ilmu yang baru, mengembangkan pengetahuan
yang sudah ada dan yang terakhir yaitu  menguji pengetahuan yang ada.

Sementara beberapa ahli mengatakan bahwa Tujuan penelitian itu dapat dibedakan


menjadi;

1. Eksploratif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menemukan suatu pengetahuan


baru yang belum pernah ada.

2. Verifikatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguji suatu teori yang sudah
ada. Sehingga ditemukan suatu hasil penelitian yang dapat menggugurkan atau
memperkuat pengetahuan atau teori yang suadh ada.

3. Development atau pengembangan yaitu penelitian yang memiliki tujuan untuk


mengembangkan penwlitian yang sudah ada.

Ada juga yang membagi tujuan penelitian menjadi umum dan khusus, jadi ada dua yaitu
tujuan umum dan tujuan khusus, berikut penejelasannya:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum adalah tujuan penelitian secara keseluruhan dari apa yang ingin dicapai
oleh peneliti di dalam penelitian tersebut. Berikut adalah tujuan umum yang biasanya
ada di dalam penelitian:

 Untuk membuktikan atau menguji tentang kebenaran dari berbagai


pengetahuan yang sudah ada.

 Untuk memperoleh pengetahuan atau penemuan baru.

 Sebagai pengembangan dari pengetahuan mengenai suatu bidang keilmuan


yang sudah ada, sehingga intinya semua penelitian dilakukan pasti memiliki
tujuan tertentu.

39
2. Tujuan Khusus

Sementara itu, tujuan khusus adalah tujuan yang lebih spesifik. Biasanya di dalam
tujuan khusus ini menggunakan kata-kata operasional sehingga lebih jelas untuk
dicapai. Tujuan khusus pada hakikatnya menjelaskan mengenai tujuan umum. Berikut
adalah tujuan umum di dalam suatu penelitian:

 Mengembangkan studi, yang mana biasanya peneliti akan mengembangkan


berbagai teori mengenai pandangan ilmiah tertentu sehingga studi yang
dilakukan lebih luas. Akhirnya, penelitian tersebut menjadi sarana
memecahkan masalah yang terjadi.

 Penelitian bertujuan eksploratif atau menggali suatu hal atau permasalahan


yang sedang diteliti.

 Sebagai sarana untuk mencari dan menemukan berbagai pengetahuan yang


dapat dimanfaatkan langsung di dalam kehidupan, atau yang juga biasa
disebut sebagai applied research.

 Menguji atau memverifikasi suatu topik atau permasalahan yang hasilnya


dapat memperkuat teori atau pandangan tertentu, atau bahkan dapat menolak
hasil teori atau pandangan tertentu.

B. Cara Membuat Tujuan Penelitian dan Skripsi

Untuk membuat tujuan baik penelitian maupun skripsi, tentu memiliki cara yang
berbeda-beda, tergantung jenis penelitian apa yang dilakukan. Ada tiga tujuan penelitian
yang mungkin akan dilakukan oleh peneliti, yaitu penelitian kualitatif, penelitian
kuantitatif, dan juga penelitian metode campuran.

Berikut adalah cara membuat tujuan penelitian tergantung dengan jenis penelitiannya.

1. Tujuan Penelitian Kualitatif

Creswell (2018) menyarankan penulisan tujuan penelitian kualitatif harus berisi


informasi tentang inti dari peristiwa atau fenomena yang diteliti, partisipan yang
terlibat dalam penelitian, dan tempat di mana proses penelitian berlangsung. Selain
itu, tujuan penelitian kualitatif yang baik harus menggunakan diksi yang sesuai
dengan penelitian kualitatif. Berikut ini beberapa tips untuk menulis tujuan penelitian
kualitatif yang bisa kamu ikuti:

40
a. Gunakan diksi atau kata-kata seperti tujuan, maksud, tujuan penelitian, atau
objektif untuk menegaskan bahwa tujuan penelitian yang kamu tulis
mengendalikan seluruh penelitian yang kamu lakukan.

b. Tulis pernyataan sebagai kalimat atau paragraf yang terpisah dan gunakan bahasa
penelitian seperti “tujuan (objektif atau maksud) dari penelitian ini adalah
untuk…”.

c. Fokuskan tujuan penelitian pada sebuah peristiwa, konsep, atau ide. Batasi
penelitian pada satu ide yang akan dieksplor atau dipahami. Dengan begitu kamu
menunjukkan kepada pembaca bahwa tujuan penelitiannya tidak bercabang dan
mendalam. Tidak menghubungkan dua variabel atau membandingkan dua grup
atau lebih seperti yang sering dilakukan pada penelitian kuantitatif. Selain itu,
kamu juga

d. Gunakan kata kerja tindakan seperti memahami, mengembangkan,


mengeksplorasi, menemukan, dan sebagainya. Untuk menunjukkan bagaimana
proses pembelajaran dilakukan.

e. Menggunakan kata maupun frasa yang sifatnya netral atau bahasanya tidak
langsung. Contohnya “pengalaman partisipan” lebih baik daripada “pengalaman
sukses dari partisipan”.

f. Pilih definisi kerja yang umum tentang fenomena, peristiwa, atau gagasan utama
dalam penelitianmu. Terutama jika ada istilah yang sulit dipahami oleh pembaca
luas.

g. Menyebutkan strategi penelitian yang dilakukan dalam proses pengumpulan data,


analisis data, serta penelitian.

h. Sebutkan partisipan dari penelitian secara lengkap dan sejelas mungkin

i. Deskripsikan tempat dilakukan penelitian sedetail mungkin sampai pembaca


dapat langsung mengetahui di mana tempat tersebut.

j. Terakhir, gunakan bahasa yang menunjukkan batas dari partisipan, lokasi


penelitian, peristiwa. atau fenomena yang diteliti.

2. Tujuan Penelitian Kuantitatif

Tujuan penelitian kuantitatif, menurut Creswell (2018) berbeda jauh dengan


tujuan penelitian kualitatif dari segi bahasa serta lebih fokus untuk menghubungkan
atau membandingkan variabel yang ada.

41
a. Maka dari itu, penulisannya harus berisi variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian sekaligus hubungan di antara mereka, partisipan yang terlibat, lokasi
dilakukannya penelitian dengan menggunakan diksi yang berhubungan dengan
penelitian kuantitatif. Berikut ini tips yang bisa kamu perGunakan diksi atau kata-
kata seperti tujuan, maksud, dan sasaran. Misalnya kamu bisa menulis “Tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah untuk…”

b. Tunjukkan grand teori, model, atau kerangka konsep yang digunakan dalam


penelitian. Tulis ke dalam bagian yang berbeda dengan deskripsi yang tidak
terlalu detail.

c. Tunjukan variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian tersebut, jika ada
tambahkan variabel lain.

d. Gunakan diksi atau kata-kata yang menghubungkan variabel bebas dengan


variabel terkait untuk menunjukkan bahwa kedua memiliki saling terkait satu
sama lain. Misalnya “hubungan antara…” atau “perbandingan antara…”

e. Susun setiap variabel dalam tujuan penelitian dari kiri ke kanan dengan variabel
di bagian kiri dan variabel terikatnya di bagian kanan.

f. Sebutkan jenis strategi yang digunakan dalam penelitian, contohnya survei atau
riset.

g. Jelaskan partisipan dan lokasi tempat dilakukannya penelitian.

h. Deskripsikan setiap variabel kunci secara umum.

3. Tujuan Penelitian Gabungan

Untuk tujuan penelitian gabungan, sebaiknya masukkan maksud penelitian secara


keseluruhan, informasi tentang rangkaian penelitian kuantitatif dan kualitatif, dan alasan
untuk menggabungkan kedua rangkaian tersebut untuk mempelajari rumusan masalah
penelitian (Creswell, 2018).

Semua pernyataan ini harus dijelaskan di awal dalam bab pendahuluan agar dapat
memberikan petunjuk utama yang dapat membantu pembaca memahami mana bagian
kuantitatif dan kualitatif dalam penelitian yang kamu lakukan. Adapun tips untuk menulis
tujuan penelitian gabungan adalah sebagai berikut:

Mulai dengan diksi atau kata-kata yang jelas mengenai tujuan penelitian. Contohnya
“maksud dilakukannya penelitian ini…” atau “tujuan dari penelitian ini adalah…”

Jelaskan tujuan penelitiannya dari perspektif konten agar pembaca memahami maksud
dari penelitiannya.

42
Sebutkan jenis desain penelitian gabungan yang kamu gunakan. Jelaskan alasan kamu
memilih meCara Menulis Manfaat Penelitian

Saat menulis manfaat penelitian sebaiknya kamu menyertakan tiga pokok utama yang
perlu diaplikasikan dalam penelitian, yaitu:

a. Diuraikan secara sistematis dan dengan cara yang jelas. Oleh karena itu, sangat
disarankan menyusun manfaat penelitian setelah hasil penelitian tercapai agar
sesuai dengan hasil yang didapatkan, bukan pendapat pribadi kamu sebagai
peneliti.

b. Manfaat penelitian harus rasional dan memecahkan masalah utama penelitian


lewat tindakan yang kamu pilih. Uraian manfaat penelitian sebaiknya disesuaikan
dengan kenyataan hasil penelitian yang didapatkan.

c. Paparkan semua hasil penelitian secara jelas karena manfaat penelitian bukan
sebuah hipotesis.

d. Manfaat penelitian harus bisa diaplikasikan secara langsung atau dikembangkan


oleh penelitian berikutnya. Maka dari itu, kamu harus menulis manfaat penelitian
seefektif mungkin.

C. Contoh Tujuan Penelitian

Berikut adalah gambaran dari contoh tujuan penelitian dari berbagai jenis penelitian.

1. Tujuan Penelitian Kualitatif

 Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui kemungkinan


adanya latar belakang sosial masyarakat yang menyebabkan siswa sering
membolos.

 Mengetahui adanya kemungkinan latar belakang pengangguran yang memicu


siswa membolos.

2. Tujuan Penelitian Kuantitatif

 Mengetahui perbandingan dari hasil belajar antara siswa yang berada di SMA
negeri dan juga SMA swasta.

 Mengetahui motivasi belajar siswa di SMA negeri dan SMA swasta.

3. Tujuan Penelitian Sosial

 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui fenomena kenakalan remaja
yang salah gaul karena meniru gaya orang dewasa yang tidak sesuai usianya.

43
 Untuk mengetahui faktor kontrol sosial dari masyarakat sekitar mengenai
fenomena kenakalan remaja.

4. Tujuan Penelitian Deskriptif

 Untuk mengetahui motivasi berkembangnya jual beli online di kalangan


mahasiswa.

 Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh media sosial terhadap perkembangan


jual beli online di kalangan mahasiswa.

Contoh 1
Rumusan Masalah : Adakan kesamaan cara mengajar antara guru senior dengan
guru baru?
Tujuan Penelitian adalah : Membandingkan cara mengajar guru senior dan guru
baru
Contoh 2
Rumusan masalah : Adakah hubungan antara panjang rambut dengan
keterampilan membaca siswa?
Tujuan Penelitiannya adalah : Menidentifikasi hubungan antara panjang rambut
dengan keterampilan membaca siswa
Contoh 3
Rumusan masalah : Adakah pengaruh metode pembelajaran Role Playing
Terhadap Hasil Belajar Siswa?
Tujuan Penelitian : Mendeskripsikan pengaruh metode pembelajaran Role Playing
terhadap hasil belajar siswa.

 MANFAAT PENELITIAN
A. Pengertian Manfaat Penelitian.

Manfaat penelitian ini berisikan uraian manfaat yang dihasilkan dari di


laksanakannya penelitian itu. Jadi tinggal kita fikirkan saja,kira-kira manfaat apa yang
dapat kita peroleh jika kita melakukan penelitian tersebut. Kemudian yang perlu kita
ketahu bahwa manfaat penelitian itu dapat kita bagi menjadi dua yaitu manfaat secara
teoritis dan manfaat secara praktis

Manfaat penelitian penting untuk dipahami oleh peneliti, pasalnya manfaat penelitian
diartikan sebagai kontribusi dari penelitian Anda. Pengertian penelitian adalah kegiatan
pengumpulan, pengolahan, analisis serta penyajian data secara sistematis dan obyektif,
untuk memecahkan masalah atau menguji hipotesis.

44
Menurut Nazir, manfaat penelitian adalah untuk menyelidiki keadaan dari, alasan untuk,
dan konsekuensi terhadap suatu set keadaan khusus. Penelitian tersebut dilakukan untuk
meningkatkan pemahaman kita.

 Manfaat Teoritis

Manfat teoritis ini berlatar dari tujuan penelitian varifikatif, untuk mengecek teori
yang sudah ada. Apakah akan memperkuat atau menggugurkan teori tersebut.
Manfaat teoritis ini muncul berlatarkan ketidak puasaan atau keraguan terhadap teori
yang sudah ada sehingga dilakukan penyelidikan kembali secara empiris.

 Manfaat Praktis

Sementara manfaat praktis adalah manfaat yang berguna untuk memecahkan masalah
praktis. Jadi misalnnya ada masalah njilai siswa yang rendah maka manfaat praktisnya
dalah meningkatkan nilai siswa.

B. Cara Menulis Manfaat Penelitian.

Saat menulis manfaat penelitian sebaiknya kamu menyertakan tiga pokok utama
yang perlu diaplikasikan dalam penelitian, yaitu:

a. Diuraikan secara sistematis dan dengan cara yang jelas. Oleh karena itu, sangat
disarankan menyusun manfaat penelitian setelah hasil penelitian tercapai agar sesuai
dengan hasil yang didapatkan, bukan pendapat pribadi kamu sebagai peneliti.

b. Manfaat penelitian harus rasional dan memecahkan masalah utama penelitian lewat
tindakan yang kamu pilih. Uraian manfaat penelitian sebaiknya disesuaikan dengan
kenyataan hasil penelitian yang didapatkan.

c. Paparkan semua hasil penelitian secara jelas karena manfaat penelitian bukan sebuah
hipotesis.

d. Manfaat penelitian harus bisa diaplikasikan secara langsung atau dikembangkan oleh
penelitian berikutnya. Maka dari itu, kamu harus menulis manfaat penelitian seefektif
mungkin.

C. Contoh Manfaat Penelitian


 Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini dapat menjadi landasan dalam pengembangan media
pembelajaran atau penerapan media pembelajaran secara lebih lanjut. Selain itu
juga menjadi sebuah nilai tambah khasanah pengetahuan ilmiah dalam bidang
pendidikan di Indonesia.

45
 

 Manfaat Praktis

1. Bagi siswa

Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika


siswa kelas IV SD negri jomblang 01 Kota Semarang 2015/2016 dengan
penerapan media.

2. Bagi guru

Penerapan media papan lempar dalam pembelajaran dapat memfasilitasi siswa


dalam belajar dan mempelajari materi dengan mudah dan bermakna.

3. Bagi sekolah

Hasil dari penelitian penerapan media papan lempar ini memberikan


referensi dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan proses belajar mengajar
yang dilakukan oleh guru. Serta sekolah dapat mendukung guru untuk
menciptakan media yang lebih bervariasi lagi.

4. Bagi peneliti

Peneliti mampu menerapkan media yang sesuai dalam materi pembelajaran


tertentu. Serta peneliti mempunyai pengetahuan dan wawasan mengenai materi
dan media pembelajaran yang sesuai.

 PERBEDAAN TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Berdasarkan uraian mengenai tujuan dan manfaat penelitian di atas, bisa


disimpulkan bahwa keduanya merupakan hal yang terkait satu sama lain. Ketika Grameds
menyelesaikan sebuah penelitian, kamu telah memberikan kontribusi untuk banyak orang
serta bidang keilmuan yang kamu pelajari. Lalu, apa perbedaan diantara keduanya?

Tujuan penelitian merupakan penjelasan tegas mengenai mengapa kamu melakukan penelitian
dengan topik yang sudah kamu pilih. Dengan kata lain tujuan penelitian merupakan jawaban dari
rumusan masalah. Sementara itu, manfaat penelitian merupakan keuntungan yang dapat
diperoleh oleh berbagai pihak dari penelitian yang telah kamu lakukan. Manfaat penelitian bisa
ditulis di bagian tujuan penelitian karena keduanya saling berhubungan.

 Contoh Tujuan dan Manfaat Penelitian

46
Untuk contoh tujuan dan manfaat penelitian, kita coba gunakan judul “Peningkatan
Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia Media Permainan Katla Pada Siswa Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama Negeri 12 Jakarta”

Dari judul ini kita bisa menulis tujuan dan manfaat penelitian seperti berikut ini:

- Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang dipaparkan di atas, tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui peningkatan penguasaan kosakata Bahasa Indonesia melalui
penggunaan permainan Katla dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa Kelas
VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 12 Jakarta.

- Manfaat Penelitian

Setelah penulis melakukan penelitian dan didukung dengan data-data yang akurat
sehingga kebenaran penelitiannya dapat diterima, maka harapan penulis hasil penelitian
ini dapat menjadi pengembangan teoritis bagi peneliti selanjutnya dan berguna bagi
masyarakat, khususnya lembaga tempat penelitian dilakukan. Penulis berharap hasil
penelitian ini dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis, diantaranya sebagai berikut:

- Manfaat Teoretis

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi rujukan untuk pengembangan ilmu


pengetahuan mengenai peningkatan kosakata bahasa Indonesia dengan memanfaatkan
permainan Katla di Sekolah Menengah Pertama.

- Manfaat Praktis

a. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran
khususnya peningkatan kosakata bahasa Indonesia yang dimiliki oleh siswa

b. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat membantu guru untuk memperdalam
penguasaan kosakata bahasa Indonesia siswa

c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman untuk
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di kelas khususnya dalam peningkatan
kosakata bahasa Indonesia siswa.

47
BAB 7

CARA MENYUSUN KAJIAN PUSTAKA


A. kajian pustaka

Kajian pustaka adalah kegiatan mencari referensi yang relevan dengan penelitian
yang akan dilakukan untuk dikutip atau dijadikan dasar dari sebuah ide penelitian.
Referensi itu dapat berupa jurnal penelitian, paper, disertasi, skripsi, buku, dan bahkan
situs internet yang bisa dipercaya. Referensi penting karena tidak semua pernyataan
dalam penelitian bisa dibuat oleh pemikiran pribadi, selain itu juga sebagai bukti bahwa
pernyataan yang di buat di dalam penelitian terbukti secara empiris.

Berikut adalah cara menyusun kajian pustaka dengan baik dan benar beserta contoh.
Langsung saja kita simak yang pertama:

1. Memilih Sumber Pustaka

Sumber pustaka, seperti yang sudah dijelaskan tadi, dapat berupa skripsi, tesis,
disertasi, makalah, paper, jurnal penelitian, buku, situs internet yang kredibel, dll.
Memilih sumber pustaka yang baik penting untuk menghasilkan kutipan atau ide yang
tepat. Dalam memilih sumber pustaka, terdapat beberapa kriteria sumber pustaka sebagai
berikut:

1. Sesuai dengan topik penelitian yang akan dilakukan.


2. Isi mudah dipahami oleh peneliti.
3. Pernyataan dalam sumber tersebut harus bisa dibuktikan secara empiris.
4. Sumber pustaka harus terorganisir supaya lebih mudah dalam mencari informasi yang
dibutuhkan.
5. Sesuai dengan perkembangan zaman dan sesuai dengan teori terbaru.
6. Berhubungan dengan penelitian.
7. Sumber tersebut harus terpercaya.

2. Menelusuri Sumber Pustaka

Setelah ditemukan beberapa sumber pustaka yang sesuai dengan penelitian yang
dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah menelusuri isi di dalam sumber pustaka
untuk mencari kutipan. Caranya adalah dengan melihat daftar isi terlebih dahulu
kemudian membaca secara keseluruhan bagian sumber pustaka yang dianggap penting.

3. Membaca Sumber Pustaka

Jauh lebih baik jika kita mengambil sumber pustaka dengan cara membaca dan
memahami isi sumber pustaka tersebut supaya tidak asal mengutip. Tujuan lainnya

48
adalah untuk membentuk kerangka teori di dalam pikiran supaya mempermudah
penulisan karya ilmiah.

4. Mencatat Hasil Interpretasi Terhadap Sumber Pustaka

Catatlah hal-hal yang dianggap penting di dalam sumber pustaka, kemudian


menulis ulang yang kita baca sesuai pemahaman, dan memeriksanya kembali untuk
memastikan keakuratan kajian pustaka yang akan dibuat.

5. Penyajian Kajian Pustaka

Setelah semua sumber pustaka didapatkan, maka langkah selanjutnya adalah


menulis kajian pustaka. Pada umumnya, kajian pustaka berada di BAB II suatu karya
ilmiah. Kajian pustaka terdiri dari beberapa subbab yang menjabarkan semuanya yang
berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Penyajian kajian pustaka dapat
berupa deskriptif dan dapat pula disertai dengan analisis. Perbedaannya yaitu dalam
deskriptif hanya menguraikan dengan asumsi analisis akan diuraikan di bab selanjutnya.
Sedangkan bila berisi analisis, maka dijabarkan tentang pendapat penulis akan kajian
pustaka tersebut apakah akan mengkritik, menolak, menerima, atau yang lainnya.

 Langkah-Langkah Menyusun Kajian Pustaka

Kajian pustaka dalam sebuah penelitian ilmiah berarti menempatkan dan


menyimpulkan teori-teori dan konsep-konsep yang nantinya dapat memberikan kerangka
kerja dalam menjelaskan suatu topik dalam sebuah penelitian. Banyak cara dan model
membuat kajian pustaka, Creswell mengemukakan beberapa model sesuai dengan
pendekatan penelitian yang dilakukan. Untuk pendekatan kualitatif, model pertama,
peneliti menempatkan kajian pustaka pada bagian pendahuluan, ini dimaksudkan agar
kajian pustaka dapat menjelaskan latar belakang secara teoritis masalah-masalah
penelitian. Model kedua, menempatkan kajian pustaka pada bab terpisah seperti halnya
pada pendekatan kuantitatif, model ketiga Kajian pustaka ditempatkan pada bagian akhir
penelitian bersamaan dengan literatur terkait.

Untuk pendekatan kuantitatif selain menyertakan sejumlah besar teori dan konsep
pada bagian pendahuluan juga memperkenalkan masalah atau menggambarkan secara
detail literatur dalam bagian khusus dengan judul seperti tinjauan pustaka, kajian teori
atau kajian pustaka, dan pada bagian akhir penelitian meninjau kembali literatur terkait
dan membandingkan dengan temuan penelitian.

Berikut ini adalah sintesis dari langkah-langkah melakukan kajian pustaka


menurut Donald Ary dan Creswell sebagai berikut:

49
Mulailah dengan mengidentifikasi kata kunci topik penelitian untuk mencari
materi, referensi, dan bahan pustaka yang terkait. Membaca abstrak laporan-laporan hasil
penelitian yang relevan, bisa didapatkan dari sumber perpustakaan, jurnal, buku, dan
prosiding. Membuat catatan hasil bacaan dengan cara membuat peta literatur (literature
map) urutan dan keterkaitan topik penelitian dan referensi bibliografi secara lengkap.
Membuat ringkasan literatur secara lengkap berdasarkan peta literatur, sesuai dengan
urutan dan keterkaitan topik dari setiap variabel penelitian. Membuat kajian pustaka
dengan menyusunnya secara tematis berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep penting
yang berkaitan dengan topik dan variabel penelitian.

Pada akhir kajian pustaka, kemukakan pandangan umum tentang topik penelitian
yang dilakukan berdasarkan literatur yang ada, dan jelaskan orisinalitas dan pentingnya
topik penelitian yang akan dilakukan di banding dengan literatur yang sudah ada.

Langkah-langkah di atas dapat digunakan untuk menulis kajian pustaka berbagai jenis
metode/pendekatan penelitain. Selain itu juga dapat mempersempit ruang lingkup penelitian
yang di ajukan sehingga rumusan masalah dan langkah penelitian lebih jelas dan dapat dilakukan
dengan baik.

Kesimpulan Langkah awal yang sangat menentukan dalam sebuah penelitan adalah
menentukan topik penelitian yang benar-benar mendesak untuk diteliti. Selain itu akses terhadap
partisipan/sampel, sumber-sumber lain, dan memiliki ketersediaan literatur penting untuk
dipertimbangkan. Kajian pustaka tidak hanya membantu memverifikasi masalah-masalah
penelitian, tetapi juga membantu merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, dan penyusunan
instrument penilitian. Langkah-langkah penting dalam melakukan kajian pustaka adalah
mengidentifikasi kata kunci topik penelitian untuk mencari literatur yang berkaitan seperti jurnal,
buku-buku, dan penelitian lain yang relevan dengan penelitian yang akan di lakukan. Selanjutnya
membuat peta literatur yang mencerminkan keterkaitan teori-teori dan konsep-konsep, kemudian
mencatat bibliografi sumber literatur secara lengkap, setelah itu membuat kajian pustaka dengan
mendeskripsikan literatur yang ada dalam sebuah tulisan yang sesuai dengan kaidah penulisan
ilmiah.

50
BAB 8

VARIABEL PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

Variabel penelitian dapat diartikan sebagai sebuah konsep dalam suatu penelitian.
Konsep ini kemudian menjadi hal yang harus diamati atau diteliti oleh seorang
peneliti.Menurut Effendi (1982, h. 42), variabel penelitian sebagai sebuah konsep yang
mengandung variasi nilai. Sementara Sugiyono (2016, h. 38) mendefinisikan variabel
penelitian sebagai suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel
penelitian sudah pasti memiliki sifat beragam (bervariasi). Variasi nilai pada variabel
penelitian ini merujuk pada ragam karakteristik—berbeda  antar satu dengan lainnya.

Kita ambil contoh sebuah penelitian berjudul “pengaruh Minat baca terhadap


prestasi belajar siswa” dalam penelitian tersebut variabel penelitiannya adalah minat
baca dan prestasi belajar siswa. Tinggi rendahnya minat baca serta hasil prestasi belajar
siswa pasti bervariasi karena berbeda antar satu siswa dengan yang lainnya. Selain
bervariasi, variabel penelitian juga harus dapat diukur. Mengingat penelitian kuantitatif
mengharuskan hasil penelitiannya bersifat objektif, terukur dan dapat selalu terbuka
untuk diuji. Penggunaan istilah variabel penelitian memang lebih dikenal dalam jenis
penelitian kuantitatif—jenis penelitian yang hasilnya diperoleh melalui perhitungan
matematis.

Pada penelitian yang lebih bersifat deskriptif, penelitian kualitatif, variabel biasa
dikenal dengan istilah konsep dan sifatnya sulit terukur. Variabel penelitian pun menjadi
hal penting yang sangat mendasar dalam penelitian. Hal ini mengingat variabel penelitian
merupakan tahapan awal dari penulisan suatu penelitian dalam menentukan hal yang
ingin diteliti. Suatu penelitian tentunya tidak mungkin ada tanpa variabel penelitian.

B. Tujuan Variabel Penelitian

Variabel berguna untuk menyiapkan alat serta metode sebaik mungkin, agar lebih
ringkas ketika digunakan untuk mengumpulkan data, dan menganalisanya secara tepat.
Selain itu, variabel juga berperan penting dalam hipotesis yang menjadi dasar penelitian.

51
C.Jenis Variabel penelitian

Terdapat beragam jenis variabel penelitian. Jenis variabel penelitian dapat


beragam tergantung dengan penelitian yang kita lakukan. Dasar pembedanya pun
bermacam-macam mulai dari sifatnya, hubungan antar variabelnya, tipe skala
pengukuran, dan lain sebagainya.

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai variabel penelitian kita bisa menyimak jenis-jenis
variabel penelitian apa saja yang biasa dikenal dalam penelitian 

 Jenis Variabel Penelitian Berdasarkan Hubungan antar Variabel

Berdasarkan sifat hubungan antar variabelnya, variabel penelitian dibedakan menjadi


dua yaitu:

1. Variabel bebas (independent variable)

Variabel bebas berarti variabel yang memiliki pengaruh atas perubahan yang
terjadi pada variabel lainnya. Suatu perubahan yang terjadi pada suatu variabel dianggap
disebabkan oleh variabel bebas ini.

Contohnya penelitian dengan judul “pengaruh minat baca terhadap prestasi


belajar siswa” variabel bebasnya adalah minat baca karena variabel tersebut berdiri
sendiri dan dianggap mempengaruhi perubahan yang terjadi pada variabel lainnya yaitu
prestasi belajar siswa. Variabel jenis ini juga biasa  disebut dengan istilah variabe

2. Variabel terikat (dependent variable)

Berkebalikan dengan variabel bebas, variabel terikat berarti variabel yang


dipengaruhi oleh variabel lainnya. Variabel ini keberadaannya dianggap merupakan suatu
akibat dari adanya variabel bebas. Contoh masih dengan judul penelitian yang sama
dengan sebelumnya, berarti variabel terikatnya adalah “prestasi belajar siswa” karena
hasil prestasi siswa dianggap dipengaruhi oleh minat baca siswanya. Dalam menjelaskan
hubungan antar variabel bebas dan terikat terdapat tiga istilah yang dikenal yaitu
hubungan simetris, timbal balik, dan asimetris. Hubungan simetris berarti suatu variabel
tidak memiliki hubungan pengaruh/dipengaruhi oleh variabel lain.

Dua variabel dalam hubungan simetris mempunyai kecenderungan arah yang


sama. Contohnya terdapat penelitian dengan judul “pengaruh pola makan pada tinggi
badan dan berat badan anak”.Hubungan simetris dari variabel yang ada pada penelitian
ini adalah pada tinggi badan dan berat badan. Keduanya saling berhubungan tetapi tidak
saling mempengaruhi. Hubungan timbal balik berarti suatu variabel dapat menjadi
penyebab sekaligus akibat bagi variabel lainnya. Contohnya variabel kualitas pendidikan

52
dengan tingkat ekonomi nasional. Kedua variabel tersebut memiliki pengaruh satu sama
lain.

Semakin tinggi kualitas pendidikan maka semakin tinggi pula ekonomi suatu
negara. Berlaku juga sebaliknya, apabila ekonomi suatu negara tinggi maka kualitas
pendidikannya akan tinggi pula. Hubungan asimetris berkebalikan dengan hubungan
simetris yang berarti satu variabel memiliki pengaruh atas variabel lainnya. Contohnya
seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya mengenai variabel minat baca dan variabel
prestasi belajar siswa.

 Jenis Variabel Penelitian Berdasarkan Sifat

Menurut sifatnya terdapat dua jenis variabel penelitian, yaitu:

1. Variabel dinamis.

Sesuai dengan namanya, variabel penelitian ini berarti jenis variabel yang sifatnya
dapat berubah-ubah—naik/turun hingga karakteristiknya. Contoh variabel ini adalah
minat belajar, prestasi belajar siswa, minat baca, kinerja pegawai, dan lain sebagainya.

2. Variabel statis.

Berkebalikan dengan variabel dinamis, variabel statis berarti variabel yang


sifatnya tetap dan tidak dapat diubah atau dalam kondisi normal sifat dalam variabel
tersebut sulit untuk diubah. Contohnya seperti jenis kelamin, status sosial, asal daerah,
dan lain sebagainya.

 Jenis Variabel Penelitian Berdasarkan Urgensi

Jenis variabel selanjutnya adalah berdasarkan urgensi atau penting tidaknya sebuah
instrumen dalam pengumpulan data penelitian. Jenis variabel penelitiannya yaitu:

1. Variabel konseptual

Konseptual berarti variabel dalam jenis ini tersembunyi dan tidak terlihat melalui
fakta yang ada. Meski begitu, variabel konseptual dapat terlihat melalui indikator yang
ada. Contoh dari variabel konseptual adalah minat baca, motivasi belajar, bakat, 

2. Variabel faktual

Variabel faktual merupakan variabel yang dapat terlihat melalui fakta yang ada.
Contohnya seperti suku daerah, umur, gender, pendidikan, agama dan lain sebagainya.

Mengingat sifatnya yang faktual, kesalahan variabel dalam jenis ini merupakan hal yang jarang
terjadi. Apabila pada akhirnya ditemukan kesalahan biasanya penyebabnya adalah responden
yang tidak jujur.

53
 Jenis Variabel Penelitian Berdasarkan Tipe Skala Pengukur

1. Variabel nominal

Terdapat beberapa nama dalam menyebut variabel nominal seperti variabel


kategori atau variabel diskrit. Variabel nominal berarti variabel yang hanya dapat
dikelompokkan menjadi beberapa kategori saja.

Karena hanya dapat dikelompokkan ke dalam kategori yang relatif sedikit, variabel nominal
menjadi variabel dengan variasi yang paling sedikit. Contoh variabel ini adalah: gender, agama,
suku daerah dan lain sebagainya.

2. Variabel kontinum

Variabel kontinum berarti variabel yang memiliki jenjang atau tingkatan.


Terdapat beberapa jenis variabel lainnya dalam variabel kontinum, yaitu: variabel
ordinal, variabel interval, dan variabel rasio. Variabel ordinal berarti variabel dengan
tingkatan atau urutan tertentu contohnya variabel peringkat atau skor dari suatu
kejuaraan. Sementara variabel interval merupakan variabel dengan jarak atau skala
tertentu Contohnya adalah variabel skala penilaian siswa. Ketiga adalah adalah variabel
rasio yaitu variabel yang menunjukkan adanya perbandingan contoh adalah variabel berat
badan seperti berat badan dua orang masing-masing yaitu 40 dan 80kg yang artinya orang
pertama memiliki berat badan setengah dari orang kedua. 

 Cara Menentukan Variabel Penelitian

Dalam menentukan variabel penelitian yang secara umum menyangkut X dan Y,


kadang kita bingung bagaimana menentukannya. Nah, disini akan dibantu sedikit untuk
menjelaskan hal tersebut.

1. Temukan Masalah Utama

Masalah utama ini yang nantinya dikembangkan menjadi variabel Y (terikat).


Nah, untuk contohnya seperti “Evaluasi Teknik Pengajaran dalam Siswa SMA”.

2. Temukan Faktor

Kemudian, variabel yang kedua adalah yang berkaitan dengan variabel bebas.
Nah, hal-hal yang mempengaruhi sebuah masalah utama. Misalnya, faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pengajaran siswa SMA adalah Nilai Ujian, Nilai Keatifan,
Tingkat Pemahaman dan lain sebagainya.

3. Mempersiapkan Teori Penelitian Variabel

54
Langkah selanjutnya, yaitu mempersiapkan teori penelitian variabel untuk
mendukung variabel terikat dan bebas untuk diangkat. Nah, biasanya harus didukung
oleh jurnal, skripsi atau penelitian-penelitian sebelumnya.

4. Persiapan Penelitian

Terakhir, menyiapkan kebutuhan dalam penelitian, mulai dari rencana, dokumen,


dana, lokasi dan keperluan lainnya.

BAB 9

TEKNIK SAMPLING

A. Pengertian Sampling

Sebelum membahas lebih jauh mengenai sampling, kita perlu tahu dulu nih
pengertian dari populasi dan sampel. Jadi, populasi merupakan keseluruhan subjek
penelitian sedangkan sampel adalah sebagian dari subjek yang mewakili populasi.

Sebagai contoh, ketika kamu ingin mengetahui rata-rata uang jajan anak-anak
kelas 12 di sekolah Matahari. Maka, populasinya adalah keseluruhan anak-anak kelas 12
di sekolah Matahari. Sementara itu, sampelnya yakni hanya sebagian dari anak-anak
kelas 12 di sekolah Matahari.

Teknik Sampling dibentuk sebagai cara untuk menentukan sampel yang


jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data penelitian.
Hal tersebut bisa dilakukan dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi
agar nantinya bisa mendapatkan sampel yang representatif untuk penelitian lebih
lanjut.

Lalu, kenapa sih kita perlu yang namanya teknik sampling? Kenapa gak meneliti
seluruh anggota populasinya saja?

Alasannya karena lebih praktis sekaligus menghemat waktu, biaya, dan tenaga.
Dengan demikian, teknik sampling adalah suatu teknik yang dilakukan untuk
pengambilan sampel dari populasi. Jenis sampling sendiri dibagi menjadi dua yaitu
sampling non probabilitas dan probabilitas.

 Alasan Pemilihan Sampel

Untuk suatu alasan maka populasi dapat dianggap sebagai data, tetpi jugadapat dipilih
sampel. Beberapa alasan dipilihnya sampel sebagai data, sebagai berikut:

55
a) Objek Penelitian yang Homogen

Apabila menghadapi objek penelitian yang hamper homogen atau 100% homogen, maka
cukup mengambil data yang diperlukan dengan sampel. Contohnya: darah dalam tubuh
seseorang, tingkat salinitas dll.

b) Objek Penelitian yang Mudah Rusak

Populasi yang mudah rusak tidak mungkin diambil keseluruhan karena akan merusak
seluruh objek yang diteliti, oleh karena itu digunakan sampel.

c) Penghematan Biaya dan Waktu

Biaya dan waktu yang dikeluarkan untuk mengambil populasi sebagai objek penelitian
lebih besar, jika dibandingkan dengan sampel.

d) Masalah Ketelitian

Objek yang diteliti lebih banyak pada populasi dibanding sampel, maka keakuratan juga
sangat terpengaruh. Semakin banyak objek yang diteliti semakin kurang pula ketelitian yang
dihasilkan. Contoh: pada perhitungan jumlah stomata adaksial pada tumbuhan teratai
semakin luas penampang maka tingkat ketelitian peneliti dalam menghitung semakin kurang
akurat.

e) Ukuran Populasi

Berdasarkan ukurannya dapat dibedakan menjadi populasi terhingga dan populasi


takterhingga. Untuk populasi tak hingga (objeknya sangat banyak) penelitian tidak mungkin
dilakukan. Untuk populasi terhingga namun objeknya sangat besar sehingga penelitian
sanagat sulit dilakukan. Dengan demikian maka menggunakan penelitia nsampel.

f) Faktor Ekonomis

Manfaat yang digunakan dari hasil penelitian dipertimbangkan dengan biaya, waktu, dan
tenaga yang telah dikeluarkan dalam penelitian. apabila hasil penelitian tidak sepadan dengan
biaya, waktu, dan tenaga maka sebagai alternatifnya menggunakan sampel.

B. Deskripsi Teknik Sampling


1) Definisi Teknik Sampling

Teknik sampling adalah cara yang berkenaan dengan pengukuran keadaanataupun atribut
dari entitas tertentu, seperti keluarga, areal, produksi, usaha tani, guru, penyakit, dan
sebagainya. Atribut serta objek yang menjadi tujuan penelitian disebutsifat (characteristic)
(Nazir, 2005). Bila memiliki keragaman nilai, maka sifattersebut dinamakan variabel
penelitian. Jadi dapat disimpulkan teknik samplingadalah cara-cara yang dilakukan untuk

56
mengambil sampel data dari suatu populasisehingga didapatkan data yang dapat mewakili
populasi.

2) Desain Survei

Tujuan dari teknik sampling yakni untuk mengadakan estimasi dan mengujihipotesis
tentang parameter populasi dengan menggunakan keterangan yangdiperoleh dari sampel.
Keterangan yang diperoleh dikuasi dan tergantung dua hal, antara lain: jumlah unit sampling
yang dimasukkan dalam sampel dan teknik yangdigunakan dalam memilih sampel. Pemilihan
hal di atas bertumpu kepada berapa banyak keterangan yang ingin diperoleh (Nazir, 2005).
Desain sampling sangat banyak, menurut C. W. Churchman, et. al. dibagimenjadi dua yakni
desain sampling tetap dan desain sampling skuesial. Dalam desainsampling tetap dibentuk
mengikuti aturan tertentu dan tidak berubah-ubah selama penarikan sampel berlaku, terbagi
menjadi sampel tak terbatas dan sampel dengan batasan. Sedangkan dalam desain sampling
skuesial dimulai dari penarikan sampel kecil secara random dan dianalisis untuk menentukan
perlu atau tidaknya penarikan sampel yang lebih besar, dapat dilakukan dengan cara menarik
sampel secara bertingkah dan mengamati satu per satu anggota populasi (Nazir, 2005).

3) Step sebelum Survei

Sebelum mengumpulkan data perlu melakukan langkah berikut: (Nazir, 2005)

a. menentukan tujuan teknik, tujuan harus dijelaskan seterang mungkin sehingga sasaran
tidak meleset dan lebih mendetail apa yang akan dikerjakan
b. menetapkan populasi yang akan diteknik, memberikan definisi sejelas mungkin
mengenai populasi tersebut
c. memilih data yang relevan, data yang dikumpulkan relevan dengan tujuan
d. penelitian (tidak perlu terlalu banyak karena nantinya akan dianalisis)
e. menentukan derajat ketetapan
f. menentukan teknik mengumpulkan keterangan, teknik mengumpulkan data harus sesuai
dengan biaya serta waktu yang tersedia, sesuai dengan tenaga serta presisi yang
diinginkan (beberapa teknik mengumpulkan data, yaitu: interview dan schedule atau
questionnaire)
g. mencari frame untuk menetapkan sampel, mengambil sampel terhadap populasi maka
harus ada list, peta atau bahan lain yang digunakan sebagai frame
h. menentukan unit sampel, pembagian populasi atas unit sampling harus tegas dimana tiap
elemen populasi harus ada dalam unit sampling
i. membuat interview guide, questionnaire atau schedule, sesuai dengan
teknikpengumpulan data dimana pertanyaan harus jelas
j. mengadakan training, suksesnya survey bergantung pada cara interview dansupervisor
melakukan tugas lapangan.
C. Macam-Macam Teknik Pengambilan Sampel 

57
Seperti yang telah dijelaskan bahwa teknik pengambilan sampel terbagi menjadi
dua, yakni probability sampling dan non probability sampling. Berikut ini adalah
macam teknik pengambilan sampel.

 Probability Sampling (sampel acak)

Probability sampling adalah metode pengambilan sampel dengan mengasumsikan


seluruh sampel memiliki kesempatan yang setara untuk menjadi objek penelitian. Teknik ini
merupakan teknik pengambilan sampel penelitian kuantitatif. Sampel acak (probability
sampling) adalah cara atau teknik pengambilan sampel dimana teknik tersebut
menggunakan kaidah peluang dalam penentuan elemen sampelnya. Teknik ini
memberikan kesempatan yang sama untuk setiap elemen populasi untuk menjadi sampel
(contoh).
 Misalkan jika suatu populasi memiliki elemen populasi sebanyak 50 sedangkan yang
akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai
kemungkinan 25/50 untuk bisa dipilih menjadi sampel.
Probability sampling ini terbagi menjadi lima jenis, yaitu:

a) Pengambilan Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling) 

Sampel acak atau probability sampling adalah suatu teknik pengambilan sampel
yang menggunakan kaidah peluang dalam proses penentuan sampel. Untuk dapat
menerapkan kaidah peluang dalam proses penentuan sampel maka diperlukan suatu
kerangka sampel (sampling frame). Kerangka sampel adalah suatu daftar yang berisi
kumpulan elemen-elemen populasi beserta informasinya. Elemen-elemen populasi dapat
berupa benda atau makhluk hidup yang bersifat nyata dan dapat diidentifikasi untuk
dijadikan objek sampel.

 Contoh, jika objek penelitian adalah mahasiswa pada suatu perguruan tinggi,
katakanlah perguruan tinggi A, maka dibutuhkan suatu daftar nama mahasiswa dari
perguruan tinggi beserta karakteristik yang dibutuhkan untuk selanjutnya dilakukan
penarikan sampel. Selain nama karakteristik yang dibutuhkan bisa berupa jenis
kelamin umur, tinggi badan, nim, berat badan, nilai semester, alamat, dan lain
sebagainya yang dapat bermanfaat untuk penelitian.

Pada dasarnya untuk menjaga agar peluang terpilihnya suatu sampel secara acak
maka digunakan tabel angka random (TAR) untuk menentukan sampel pertama. Angka
yang terpilih adalah angka dari salah suatu elemen populasi yang sudah terdaftar pada
kerangka sampel.

Langkah-langkah memilih sampel seharusnya mengikuti kaidah berikut:

1) Siapkan kerangka sampel

58
2) Siapkan tabel angka random
3) Menentukan metode pemilihan sampel yang akan digunakan
b) Pengambilan Sampel Acak Sistematis (Systematic Random Sampling) 

Pengambilan sampel acak sistematis (systematic random sampling) ialah suatu


metode pengambilan sampel, dimana hanya unsur pertama saja dari sampel dipilih secara
acak, sedangkan unsur-unsur selanjutnya dipilih secara sistematis menurut pola tertentu.
Sampel sistematis seringkali menghasilkan kesalahan sampling (sampling error) yang
lebih kecil, disebabkan anggota sampel menyebar secara merata di seluruh propinsi. 
Ada pendapat bahwa pengambilan sampel dengan metode ini tidak acak, karena
yang diambil secara acak unsur pertama saja, sedangkan unsur selanjutnya diurutkan
berdasarkan interval yang sudah tertentu dan tetap. Karena itu, untuk dapat
mempergunakan metode ini, harus dipenuhi beberapa syarat yakni (1) populasi harus
besar, (2) harus teredia daftar kerangka sampel, (3). populasi harus bersifat homogen.

 Langkah-langkah pengambilan sampel: 

1. Tentukan populasi dan susun sampling frame


2. Tetapkan jumlah sampel yang akan diteliti menggunakan pertimbangan
metodologis
3. Tentukan K (kelas interval)
4. Tentukan angka atau nomor awal diantara kelas interval tersebut secara acak
5. Mulailah mengambil sampel dimulai dari angka atau nomor awal yang terpilih,
dan nomor interval berikutnya hingga memenuhi jumlah sampel.

 Contoh Sampel acak Sistematis adalah pengambilan sampel pada setiap orang ke-10
yang datang ke puskesmas. Jadi setiap orang yang datang di urutan 10,20,30 serta
seterusnya maka itulah yg dijadikan sampel penelitian.

c) Pengambilan Sampel Acak Berstrata (Stratified Random Sampling)

Stratified random sampling yaitu metode pengambilan sampel yang digunakan


pada populasi yang memiliki susunan bertingkat atau berlapis-lapis. Teknik ini
digunakan bila populasi memiliki anggota/unsur yang tidak bersifat homogen dan
berstrata secara proporsional sehingga  setiap strata harus terwakili dalam sampel.
Stratified random sampling atau Sampel Acak Berstrata merupakan suatu teknik
pengambilan sampel dengan memperhatikan tingkatan atau strata dalam populasi.
Teknik ini mengolah kerangka sampel yang sebelumnya belum di stratifikasi atau belum
dikelompokkan berdasarkan tingkatan tingkatan tertentu, tinggi, sedang, dan rendah.

 Contohnya: misalnya penelitian masyarakat terhadap partisipasi pemilihan umum


yang dikelompokan berdasarkan usia peemilih. tingkatan dari klompook tersebut
59
akan ditentukan dari usia yang paling rendah hingga keyang paling tinggi atau
sebaliknya.
 Langkah-langkah pengambilan sampel: 

1. Tentukan populasi dan daftar anggota populasi


2. Bagi populasi berdasarkan strata yang dikehendaki
3. Tentukan jumlah sampel dalam setiap strata
4. Pilih sampel dari setiap strata secara acak
5. Menentukan kerangka sampel dan kumpulan semua peristiwa yang dapat
terjadi.

d) Pengambilan Sampel Acak Berdasar Area (Cluster Random Sampling) 

Pengambilan sampel acak berdasarkan area atau cluster random sampling adalah
salah satu metode pengambilan sampel yang digunakan dimana populasi tidak terdiri
dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok individu atau cluster. Sehingga
unit yang terpilih menjadi sampel bukan individu, namun kelompok individu yang telah
tertata. Cluster sampel ini harus dipilih secara random dari populasi cluster juga.
Teknik sampling ini digunakan untuk penelitian mengenai suatu hal terhadap
bagian-bagian yang berbeda di dalam sebuah instansi bila objek yang akan diteliti sangat
luas.

 Contohnya: misanya peneliti ingin tingkat partisipasi masyarakat kota yogyakarta


teerhadap program pemerintah daearah, mmaka peneliti akan menentukan sampel
dari wilayah-wilayah yang tersebar dikota yogyakarta baik pada tingkat
kecamatan, desa, hingga dusun.
 Langkah langkah :

1. Tentukan populasi cluster yang akan diteliti


2. Tentukan berapa cluster atau kelompok individu yang akan diambil sebagai
sampel
3. Pilih cluster sampel secara acak
4. Teliti setiap individu dalam cluster sampel tersebut.

e) Area Sampling atau sampel wilayah Bertingkat (Multistage Sampling) 

Multistage sampling disebut juga sebagai teknik sampling acak bertingkat. Secara
singkat, multistage sampling adalah penggunaan beberapa metode random sampling
secara bersamaan dalam suatu penelitian secara efektif dan efisien. Dalam hal ini, salah
satu kunci yang perlu diketahui adalah adanya beberapa metode sampling berbeda yang
digunakan.

60
Ada beberapa syarat yang harus diketahui dan dipenuhi sebelum menggunakan
multistage sampling sebagai teknik pengambilan sampel. Dengan terpenuhinya beberapa
syarat tersebut, maka hasil dari pengambilan sampel akan cenderung lebih maksimal.
 Populasi sample cukup homogen
 Jumlah populasi yang sangat besar
 Populasi menempati daerah atau domain yang sangat luas
 Tidak tersedia kerangka sampel yang bisa memuat unit-unit yang terkecil atau
ultimate sampling unit
Untuk menerapkan multistage sampling dalam proses pengambilan sampel, ada
beberapa langkah yang harus dilakukan. Beberapa langkah yang dimaksud diantaranya
adalah sebagai berikut:
 Menetapkan populasi
 Menetapkan tingkatan
 Menghitung besar sampel
 Mengambil secara acak sejumlah unsur yang ada pada setiap tingkatan
 Mengambil sampel secara acak sesuai besar sampel di tingkat terakhir
 Non-Probability Sampling

Kebalikan dari Teknik pengambilan sampel secara acak, teknik non probability
sampling peneliti memilih anggota untuk penelitian secara acak. Metode pengambilan
sampel ini bukan proses seleksi tetap atau standar. Dalam teknik yang satu ini, tidak
semua elemen populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dimasukkan dalam
sampel.

a) Purposive Sampling 
Dalam teknik ini, seorang peneliti bisa memberikan penilaian terhadap siapa yang
sebaiknya berpartisipasi di dalam sebuah penelitian. Seorang peneliti dapat secara tersirat
memilih subjek yang dianggap representatif terhadap suatu populasi.
Teknik pengambilan sampel jenis ini umumnya digunakan oleh media ketika akan
meminta pendapat dari publik mengenai suatu hal. Media tersebut akan memilih siapa
subjek yang dianggap dapat mewakili publik.
Kelebihan dari purposive sampling yaitu waktu dan juga biaya yang digunakan
lebih efektif. Sedangkan, kelemahannya ketika seorang peneliti salah memilih subjek
yang representatif.
b) Snowball Sampling 
Snowball sampling adalah metode pengambilan sampel yang peneliti terapkan
ketika subjek sulit dilacak. Misalnya, akan sangat menantang untuk mensurvei orang-
orang yang tidak memiliki perlindungan atau imigran ilegal. Dalam kasus seperti itu,
menggunakan teori bola salju, peneliti dapat melacak beberapa kategori untuk
mewawancarai dan mendapatkan hasil.

61
Peneliti juga menerapkan metode pengambilan sampel ini dalam situasi di mana
topiknya sangat sensitif dan tidak didiskusikan secara terbuka. Hal ini dilakukan secara
terus-menerus sampai dengan terpenuhinya jumlah anggota sampel yang diingini oleh
peneliti.
Kelebihan dari pengambilan beruntun ini adalah bisa mendapatkan responden yang
kredibel di bidangnya. Sementara kekurangan adalah memakan waktu yang cukup lama
dan belum tentu mewakili keseluruhan variasi yang ada.

c) Accidental Sampling 

Teknik pengambilan sampel ini ini bergantung pada kemudahan akses ke subjek
seperti survei pelanggan di mal atau orang yang lewat di jalan yang sibuk. Biasanya
disebut sebagai convenience sampling, karena kemudahan peneliti dalam melakukan dan
berhubungan dengan subjek. Peneliti hampir tidak memiliki kewenangan untuk memilih
elemen sampel, dan ini murni dilakukan berdasarkan kedekatan dan bukan keterwakilan.

Metode pengambilan sampel non-probabilitas ini digunakan ketika ada batasan


waktu dan biaya dalam mengumpulkan umpan balik. Dalam situasi dimana terdapat
keterbatasan sumber daya seperti pada tahap awal penelitian, digunakan convenience
sampling.

 misalnya penelitin dilakukan pada opulasi pelanggan toko A, penneliti cukup


menunggu didepan toko A, lalu menetapkaan samapel kepada siapapun orang yang
melakaukan transaksi jual-beli ditoko A tanpa melihat umur, gender, profesi, daan
lain sebagainya

Kelebihan dari teknik sampling ini adalah karena pengambilan sesaat sehingga
memudahkan pemilihan anggota sampel. Kekurangan teknik ini adalah belum tentu
responden memiliki karakteristik yang dicari oleh peneliti.

d) Quota Sampling

Apabila ingin menggunakan metode quota sampling, maka seorang peneliti harus
menetapkan standard sebelumnya. Sehingga ia bisa memilih sampel yang akan digunakan
untuk merepresentasikan populasi. Proporsi dari karakteristik yang ada dalam sampel harus
sama dengan populasi yang ada.
 Misal peneliti menetapkan penelitian dilakukan setiap hari selama satu minggu
dengan menetapkan jumlah sampel penelitian sebanyak 100 orang. Apabila peneliti
pada hari itu telah memenuhi kuota dengan memperoleh 100 orang maka selesai
tugas peneliti untuk mencari sampel penelitian

62
Kelebihan dari pengambilan menurut jumlah ini adalah praktis karena jumlah sudah
ditentukan dari awal. Sementara kekurangan dari teknik ini adalah bias, belum tentu
mewakili seluruh anggota populasi. 

e) Teknik Sampel Jenuh 

Teknik sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Sampling Jenuh berbeda dengan sensus karena sensus
populasinya besar sedangkan sampling jenuh menggunakan populasi yang relatif kecil
meskipun keduanya sama sama menggunakan seluruh populasi untuk dijadikan sample.

Kelebihan dari Teknik sampling jenuh adalah mudah, praktis, murah dan tidak
memerlukan waktu untuk pengumpulan data sampel. Sementara kelemahan dari Teknik
sampel jenuh adalah tidak cocok untuk populasi dengan anggotanya yang besar sehingga
hanya cocok untuk kelompok populasi kecil.

 Contoh Teknik sampel jenuh; Misalnya akan diteliti sebuah kinerja guru di salah
satu sekolah swasta di Yogtakarta. Karena jumlah guru hanya ada 35 maka seluruh
guru dijadikan sample.
f) Sampling Sistematis atau Systematic Sampling 

Teknik sampling sistematis merupakan teknik sampling yang menggunakan nomor


urut dari populasi baik yang berdasarkan nomor yang ditetapkan sendiri oleh peneliti
maupun nomor identitas tertentu, ruang dengan urutan yang seragam atau pertimbangan
sistematis lainnya. 

 Contohnya dengan mengambil sampel dari populasi karyawan yang berjumlah 125.
Karyawan ini diurutkan dari 1–125 berdasarkan absensi. Peneliti bisa menentukan
sampel yang diambil berdasarkan nomor genap 2, 4, 6, dan seterusnya atau nomor
ganjil 1, 2, 3, dan seterusnya, atau bisa juga mengambil nomor kelipatan 2, 4, 8, 16,
dan seterusnya.
e. Langkah-Langkah Pengambilan Sampling

Langkah-langkah pengambilan sampel dapat dilakukan dengan mengikuti beberapa


langkah menurut Sanjaya (2015, hlm. 231) di bawah ini.

a) Menentukan Target Populasi

Terkadang disebut batasan populasi, maksudnya perlu diperjelas dahulu target


populasi yang dapat memengaruhi penelitian yang akan kita lakukan. Karena pada
akhirnya, penarikan anggota sampel harus sesuai dengan target populasi dalam penelitian.

63
b) Mendaftar Seluruh Elemen Unit Populasi

Terkadang populasi terdiri dari banyak elemen atau unit yang berbeda-beda. Oleh
karena itu perlu didaftar satu per satu sehingga diketahui mana yang termasuk populasi
yang diinginkan, mana yang tidak. Karakteristik populasi juga harus dipastikan, apakah
sampel homogen atau heterogen, memiliki strata (berbeda tingkat) atau tidak.

c) Menentukan Sumber Informasi

Mencari sumber informasi yang akurat dan sesuai dengan kebutuhan populasi
penelitian tidak boleh dikesampingkan. Misalnya, jika sumber populasi adalah guru SD di
Jawa Barat, maka sumber populasinya adalah Dinas Pendidikan Jawa Barat.

d) Menentukan Jumlah Anggota Sampel yang Akan Diambil

Penentuan ini sangat tergantung pada peneliti dan jenis penelitiannya sendiri. Sebab,
tidak ada ketentuan umum yang mengatur masalah ini. Namun biasanya para peneliti
sepakat semakin banyak sampel maka hasilnya akan lebih baik. Hanya saja anggota
sampel yang proporsional biasanya jauh lebih penting.

e) Menentukan Teknik Sampling yang Akan Digunakan

Setelah jumlah sampel telah ditentukan, maka selanjutnya adalah menentukan teknik
sampling yang akan digunakan sesuai dengan karakteristik populasi dan kebutuhan
penelitian.

f. Tujuan Teknik Pengambilan Sampling

Teknik sampel yang digunakan akan berhubungan dengan cara-cara dari pengambilan suatu
sampel. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan beberapa tujuan, diantaranya yaitu:
 Untuk mendapatkan data yang lebih akurat, namun masih ada kaitannya dengan
populasi yang menjadi sasaran suatu penelitian.
 Bertujuan untuk memberikan informasi yang berhubungan dengan populasi yang ingin
diteliti.
 Dapat dijadikan sebagai pedoman atau acuan didalam mengambil suatu keputusan.

g. Syarat Sampling Yang Baik


 Representatif

Karakteristik sampel yang diambil berkaitan dengan tujuan/ hampir sama/


mewakilidengan karakteristik populasinya.

64
 Memadai

Ukuran sampelnya cukup untuk meyakinkan kestabilan ciri-cirinya.

BAB 10
A. PENGUMPULAN DATA DENGAN METODE PENGEMBANGAN
 Metode pengembangan
Metode pengembangan ini tentang langkah-langkah dalam penelitian
pengembangan atau prosedur pengembangan Research and Development (R&D) melalui
model Borg and Gall meliputi : penelitian dan pengumpulan informasi awal,
perencanaan, pengembangan format produk awal, uji coba awal, revisi produk, uji coba
lapangan, revisi produk, uji lapangan, revisi produk akhir, desiminasi dan implementasi
(Setyosari 2010: 292).

B. Model Penelitian dan Pengembangan

Terdapat tiga model pengembangan yaitu model pengembangan teoritik,


konseptual, dan prosedural. Model pengembangan yang digunakan pada penelitian ini
adalah model prosedural. Model prosedural deskriptif adalah model deskriptif yang
menggambarkan alur atau langkah-langkah prosedural yang harus diikuti untuk
menghasilkan produk tertentu (Setyosari, 2010:200). Metode penelitian yang digunakan
adalah metode Research and Development (R&D) yaitu metode penelitian dan
pengembangan yang digunakan untuk menghasilkan dan menguji keefektifan produk
tertentu (Sugiyono, 2013:407). Penelitian pengembangan adalah suatu proses yang
dipakai unuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan.
Langkah proses penelitian pengembangan menunjukkan suatu siklus, yang
diawali dengan adanya kebutuhan, permasalahan yang membutuhkan pemecahan dengan
menggunakan suatu produk tertentu. Langkah-langkah dalam penelitian pengembangan
menurut Borg and Gall dalam Setyosari (2010:292) meliputi: penelitian dan
pengumpulan informasi awal, perencanaan, pengembangan format produk awal, uji coba
awal, revisi produk, uji coba lapangan, revisi produk, uji lapangan, revisi produk akhir,
desiminasi dan implementasi.
C. Prosedur Penelitian dan Pengembangan
Secara prosedural langkah-langkah penelitian pengembangan Research and
Development (R&D) menurut Borg and Gall adalah sebagaimana pada gambar berikut:

65
Gambar 3.1 Langkah-langkah penelitian dan Pengembangan model Borg and Gall

1. Penelitian dan pengumpulan informasi awal


Penelitian dan pengumpulan informasi awal diperoleh dari wawancara dan
observasi dengan guru kelas V SD Yamastho Surabaya, bahwa penggunaan alat bantu
pembelajaran atau media pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik, guru hanya
menggunakan media yang monoton yakni media visual seperti gambar sehingga pada
pembelajaran siswa cenderung kurang aktif, bosan dan gaduh. Hal tersebut berdampak
pada pembelajaran yang dilakukan siswa dikelas.
2. Perencanaan
Tahap selanjutnya setelah peneliti mengetahui permasalahan diatas langkah
selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah menentukan jenis pengembangan serta
menentukan tujuan yang ingin dicapai. Peneliti melakukan pengembangan media maket
ekosistem untuk pembelajaran siswa di kelas V SD, untuk menunjang keaktifan siswa di
kelas.

3. Pengembangan produk awal


Pengembangan format produk awal dilakukan dengan membuat desain produk
dan dilakukan validasi oleh para ahli, yakni ahli materi, media, serta pembelajaran.
Desain media berbentuk maket tiga dimensi dimana pada maket tersebut terdapat
komponen ekosistem tiga dimensi. Isi dari media maket ekosistem ini mengacu pada
Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator yang terdapat pada buku guru dan materi terdapat
pada buku siswa di Kurikulum 2013. Media disusun dengan berbagai komponen tiga
dimensi, sehingga dapat menanamkan konsep secara langsung pada siswa melalui
kekonkretan maket ekosistem tiga dimensi.

66
4. Uji coba awal (uji coba skala kecil)
Tahap berikutnya adalah melakukan uji coba awal. Uji coba awal dapat dilakukan
pada kelompok kecil, yaitu 6 siswa kelas V SD Yamastho Surabaya. Selama proses uji
coba produk peneliti mengisi lembar observasi oleh peneliti terkait penggunaan media
pembelajaran. Selain itu siswa juga diminta mengisi angket respon terhadap media yang
dikembangkan.
5. Revisi Produk
Hasil uji coba pada tahap awal digunakan untuk merevisi produk awal. Revisi
produk yang dilakukan berdasarkan hasil uji coba awal untuk memperoleh informasi dan
masukan untuk perbaikan-perbaikan sesuai dengan masukan yang diperoleh pada saat uji
coba awal. Hasil uji coba awal tersebut diperoleh data kualitatif tentang produk yang
dikembangkan.
6. Uji Coba Lapangan (Uji Coba Skala Besar)
Tahap selanjutnya setelah revisi produk yang dilakukan oleh peneliti, berdasarkan
hasil uji coba skala kecil adalah uji coba lapangan, pada uji coba lapangan ini subjek uji
coba dilakukan dalam skala yang lebih besar berjumlah 32 siswa kelas V, uji coba
dilakukan di SD Yamastho Surabaya. Hasil dari uji coba ini merupakan data kuantitatif
yang kemudian dianalisis sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, sehingga diperoleh
data untuk melakukan revisi lebih lanjut.

7. Revisi Produk
Revisi produk dilakukan berdasarkan hasil uji coba lapangan. Hasil uji coba
lapangan dengan melibatkan kelompok subjek yang lebih besar dimaksudkan untuk
menentukan keberhasilan produk dalam mencapai tujuan yang diinginkan dan
mengumpulkan informasi untuk meningkatkan produk untuk perbaikan berikutnya.

D. Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat penelitian dan pengembangan yang dilakukan peneliti yakni di SD
Yamastho Surarabaya yang berlokasi di Rungkut lor gang 9 No. 39 Surabaya. Peniliti
akan melakukan penelitian pada bulan April sampai dengan Mei pada pembelajaran
semester genap.

E. Teknik Pengumpulan Data


1. Langkah-Langkah dan Teknik yang Dilakukan dalam Pengumpulan Data
Teknik yang dilakukan peneliti dalam mengumpulkan data berdasarkan fakta
yang sedang terjadi dilapangan. Berikut adalah langkah-langkah yang dilakuka peneliti
dalam pengumpulan data.
a. Wawancara

67
Teknik wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data tentang pentingnya
dilakukan pengembangan media pembelajaran Maket Ekosistem, kepada siswa kelas V
SD materi rantai makanan dan jaring-jaring makanan dalam ekosistem, dengan
menggunakan daftar pertanyaan yang berisi tentang pembelajaran di kelas V SD.
b. Angket atau Kuisioner
Angket kuisioner yang digunakan oleh peniliti adalah angket validasi ahli yang
terdiri dari angket validasi ahli pembelajaran, angket validasi ahli media, angket validasi
ahli materi, serta angket respon siswa.
c. Observasi
Teknik observasi yang dilakukan oleh peneliti yakni dengan mengamati faktor
penghambat, dan faktor pendukung pada saat pelaksaan uji coba media Maket Ekosistem
di lapangan.

d. Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan pada penelitian pengembangan ini adalah foto pada
saat uji coba media, dan video pada saat proses penggunaan media, serta kefektifan siswa
setelah menggunakan media Maket Ekosistem dengan menggunakan alat bantu kamera.
2. Kualifikasi dan Jumlah Petugas dalam Pengumpulan Data
Jumlah petugas yang terlibat dalam pengumpulan data ini terdiri dari dosen ahli
media, dosen ahli materi, dan ahli pembelajaran di kelas V SD, serta siswayang
berjumlah 32 siswa di SD Yamastho Surabaya. Adapun keterangan lebihjelas dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.1 Validator Penelitian Pengembangan

NO VALIDATOR PENELITIAN KRITERIA BIDANG AHLI


1 Dosen media pembelajaran Minimal lulus s2 Ahli media pembelajaran
2 Dosen materi pembelajaran Minimal lulus s2 Ahli materi
3 Guru mata pelajaran kelas V SD Minimal lulus s1 Ahli pembelajaran di kelas V
SD
4 Siswa sd kelas V Siswa SD Responden

3. Jadwal dan waktu pengumpulan data


Pengumpulan data yang akan dilakukan peneliti pada bulan April sampai bulan
Mei yakni pada pembelajaran semester genap di SD Yamastho Surabaya.

F. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
penelitian dalam kegiatanya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis
dan dipermudah. Instrumen penelitian pngembangan yang digunakan untuk pengumpulan
data pada pengembangan media pembelajaran Maket Ekosistem adalah sebagai berikut:

68
1. Wawancara
Teknik wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data tentang pentingnya dilakukan
pengembangan media pembelajaran Maket Ekosistem, kepada guru kelas V SD materi
rantai makanan dan jaring-jaring makanan dalam ekosistem, dengan menggunakan daftar
pertanyaan yang berisi tentang pembelajaran di kelas V SD, metode mengajar yang
digunakan, respon siswa terhadap pembelajaran yang diberikan oleh guru, kesulitan yang
dihadapi guru saat pembelajaran, media yang digunakan guru saat ini, serta media yang
cocok digunakan. Daftar pertanyaan analisis kebutuhan digunakan sebagai langkah awal
dalam penelitian pengembangan ini untuk memperoleh data mengenai kebutuhan media
yang diharapkan oleh Sekolah Dasar. Adapun wawancara selanjutnya yang dilakukan
oleh peneliti adalah pada saat uji coba produk di lapangan.
2. Angket dan Kuisioner
Angket atau kuisioner adalah metode pengumpulan data, instrumennya disebut sesuai
dengan nama metodenya. Angket atau kuisioner berbentuk lembaran, dimana pada
lembaran tersebut berisikan pertanyaan yang dijawab oleh responden berdasarkan
kejadian yang terjadi dilapangan. Bentuk kuisioner yang digunakan peneliti adalah
sebagai berikut:
a. Angket Validasi
Angket validasi dalam penelitian digunakan untuk mengumpulkan data tentang
ketepatan desain media, ketepatan materi, dan ketertarikan media pembelajaran yang
dikembangkan. Pemberian angket dilakukan saat uji coba produk. Selanjutnya angket
yang digunakan dianalisis untuk kelayakan dan dijadikan untuk merevisi media Maket
Ekosistem untuk memperoleh produk yang lebih baik. Berikut adalah kisi-kisi instrumen
yang digunakan:

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Validasi Ahli Materi

NO Aspek Penilaian Indikator Jumlah Jumlah


Pertanyaan No. Item

69
1 Pembelajaran a. Media dapat 3 3
digunakan untuk
pembelajaran
kelompok kecil dan
kelompok besar
3
b. Penggunaan judul
menarik
dan memotivasi siswa
untuk belajar
1
c. Penggunaan media
melibatkan partisipasi
aktif
siswa
2 Kurikulum a. Media relevan 2 3
dengan
materi yang harus
dipelajari siswa
3
b. Materi yang
disajikan
sesuai dengan
kurikulum
yang berlaku
1
c. Tujuan dan manfaat
pembelajaran
disampaikan
dengan jelas
3 a. Isi materi sesuai 3 2
dengan
Kompetensi dasar (KD)
dan Indikator
2
b. Bahasa yang
digunakan
sesuai dengan
pemahaman
siswa

70
4 a. Media mudah 3 1
dioperasikan/digunakan
JUMLAH 9
(Diadopsi dari Sa’adun Akbar, 2013)

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Validasi Ahli Media

NO Aspek Penilaian Indikator Jumlah Jumlah


Pertanyaan No.Item
1 Tampilan Media a. Kombinasi warna pada media 1 7
b. Ukuran media 1
c. Media jelas dan mudah 1
dipahami
d. Tampilan media menarik 4
e. Media dapat digunakan sebagai 1
alternatif pembelajaran
f. Media tahan lama dan tidak 2
mudah rusak
g. Media mudah dibawa dan 1
dipindahkan
2 Media dalam a. Kesesuaian media dengan tujuan 3 2
pembelajaran pembelajaran
b. Kemampuan media untuk 3
mengulang apa yang telah
dipelajar
3 Keterlibatan a. Media yang dikembangkan 2 3
siswa dalam dapat
menggunakan membuat siswa ikut dalam proses
media pembelajaran
b. Media dapat digunakan oleh 3
guru
dan siswa
c. Media dapat memotivasi siswa 3
Jumlah Total 12
(Diadopsi dari Sa’adun Akbar, 2013)

71
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Validasi Ahli Pembelajaran Kelas V di SD Yamastho
Surabaya

No Aspek penilaiyan Indicator Jumlah Jumlah


Pertanyaan No. Item
1 Kriteria a. Kombinasi warna dan 2 3
penampilan ukuran dalam media
media 2
b. Komponen yang terdapat
pada media sesuai
2
c. Media kuat dan tidak
mudah rusak
2 Penyajian a. Penyampaian materi pada 2 2
materi pada media sudah sesuai dengan
media kompetensi
Dasar (KD) dan Indikator
3
b. Materi yang disajikan jelas
3 Ketertarikan a. Media yang dikembangkan 2 4
Media dapat digunakan sebagai
Pembelajaran alternative pembelajaran
2
b. Tampilan media menarik
4
c. Media mudah dipahami
1
d. Media aman digunakan
4 Keterlibatan a.Media yang dikembangkan 3 3
siswa dapat
menggunakan membuat siswa aktif dalam
media proses
pembelajaran

72
(Diadopsi dari Sa’adun dan Akbar, 2013)

b. Angket Respon Siswa


Angket ini digunakan untuk mengumpulkan beberapa pendapat siswa mengenai media
Maket Ekosistem, berikut ini adalah instrumen respon siswa yang dibuat oleh peneliti.
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Angket Respon Siswa

No Aspek Penilaian Indikator Jumlah Jumlah


pertanyaan No. Item
1 Tampilan media a. Warna 2 3
b. Bentuk dan 2
Ukuran

2 Pengoperasian media a. Kemudahan 3 1


pengoperasian
media
3 Manfaat media a. Mempermudah 1 2
pembelajaran
1
b. Pemahaman
siswa
4 Antusias menggunakan a. Ingin belajar 2 2
media menggunakan
media
media
b. Memotivasi 1
siswa untuk
mengikuti
kegiatan belajar
Jumlah total 8

73
3. Observasi
Observasi dalam sebuah penelitian merupakan pengamatan secara langsung
dengan menggunakan alat indera yakni penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan
serta pengecapan. Peneliti melakukan observasi dilapangan menggunakan lembar
observasi, lembar observasi ini berisi catatan di lapangan mengenai faktor pendukung dan
penghambat pembelajaran siswa, serta kesulitan siswa saat menggunakan media Maket
Ekosistem pada saat pembelajaran berlangsung. Peneliti mengisi lembar observasi
tersebut pada saat pelaksanaan uji coba di sekolah.
4. Dokumentasi
Dokumentasi yang dihasilkan pada penelitian pengembangan ini berupa foto proses
penggunaan media Maket Ekosistem serta video proses pembelajaran dengan
menggunakan media Maket Ekosistem dengan menggunakan alat bantu yakni kamera
telepon genggam dan kamera digital. Adapun alat dokumentasi tersebut digunakan pada
saat pelaksanaan uji coba produk di lapangan oleh guru dan siswa.

G. Teknik Analisis Data


Setelah data terkumpul, yang dilakukan selanjutnya adalah menganalisis data.
Data yang telah terkumpul dari hasil pengumpulan data harus segera diolah dan dimaknai
sehingga segera dapat diketahui apakah tujuan penelitian sudah tercapai atau tidak.
Analisis data merupakan pekerjaan yang sangat kritis dalam proses penelitian.
Penggunaan teknik analisis data dalam penelitian hendaknya disesuaikan dengan
rancangan penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini menggunakan teknik
analisis data deskriptif kualitatif dan analisis kuantitatif.
A. Analisis Deskriptif Kualitatif
Analisis data kualitatif bersifat induktif dan berkelanjutan. Tujuan akhir analisis
data kualitatif adalah memperoleh makna, menghasilkan pengertianpengertian, konsep-
konsep dan pengembangan hipotesis atau teori baru. Analisis data kualitatif adalah proses
mencari serta menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan, dan bahan-bahan lainnya sehingga mudah dipahami agar dapat
diinformasikan kepada orang lain. Miles and Huberman (1984) dalam Sugiyono (2013:
337) mengemukakan Langkah-langkah analisis ditunjukkan:
a. Pengumpulan Data (data collection)
Data ini diperoleh selama penelitian, yaitu berupa catatan lapangan peneliti saat
melakukan observasi berkenaan dengan media pembelajaran Maket Ekosistem serta
aktivitas yang dilakukan oleh siswa, baik factor pendukung, penghambat, kesulitan saat
proses pembelajaran berlangsung.Penelitian ini data diambil oleh peneliti selama proses
penggunaan media pembelajaran Maket Ekosistem oleh guru dan siswa.
b. Reduksi Data (data reduction)
Mereduksi data sama dengan merangkum, memilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada
hal-hal yang penting. Data yang telah terkumpul dari hasil observasi kemudian
dirangkum untuk menemukan pokok-pokok atau focus masalah.
74
c. Penyajian Data (display data)
Data disajikan dalam uraian singkat atau dalam bentuk tabel dan penjelasan yang bersifat
deskriptif. Hal ini untuk memudahkan dalam memahami apa yang terjadi dan untuk
merencanakan kegiatan selanjutnya. Peneliti menyajikan data deskriptif dari hasil
observasi dan angket.

B. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif diperoleh dari data pengumpulan angket. Data angket akan
dianalisis untuk mendapatkan gambaran tentang media pembelajaran yang digunakan.
Adapun analisis kuantitatif yang digunakan ada dua, yaitu :
a. Analisis Data Angket Validitas Ahli
Validitas merupakan suatu derajat ketepatan instrumen (alat ukur), maksudnya apakah
instrumen yang digunakan betul-betul tepat untuk mengukur apa yang akan diukur.
Pengembangan media pembelajaran Maket Ekosistem ini, menggunakan validitas untuk
menguji kelayakkan dan kesesuaian media dengan KI dan KD. Apakah media tersebut
sudah sesuai dan layak digunakan untuk pembelajaran. Jawaban angket validitas ahli
menggunakan skala Likert. Menurut Sugiyono (2013: 134) skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial. Angket validitas ahli berisi kisi kisi mengenai kriteria dari media
pembelajaran yang dikembangkan. Adapun dalam pengukuran skala Likert variabel yang
akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kategori skor dalam skala Likert
menurut Putra (2014: 182) dijelaskan pada tabel berikut ini.
Tabel 3.6 Kategori Skor dalam Skala Likert

NO SKOR Keterangan
1 4 Sangat Baik/ Sangat Setuju
2 3 Baik/ Setuju
3 2 Tidak Baik/ Tidak Setuju
4 1 Sangat Tidak Baik/ Sangat Tidak Setuju

Uji angket validitas ahli pada media pembelajaran Maket Ekosistem ini dapat dilakukan
dengan membandingkan jumlah skor ideal yang telah diberikan oleh validator (ƩR) dengan
jumlah skor ideal yang telah ditetapkan di dalam angket validasi media pembelajaran (N)
(Arifin, 2010: 137). Rumusnya sebagai berikut:

Keterangan :

75
P = Persentase skor yang dicari (hasil dibulatkan hingga mencapai bilangan bulat)

P=∑R

N x 100%

46

ƩR = Jumlah jawaban yang diberikan oleh validator/ pilihan yang terpilih

N = Jumlah skor maksimal atau ideal

Kriteria validasi atau tingkat ketercapaian yang digunakan dalampengembangan media


dijelaskan pada tabel sebagai berikut.

Tabel 3.7 Tingkat Pencapaian dan Kualifikasi

NO Tingkat Kualifikasi Keterangan


Pencapaian
(%)
1 81 - 100% Sangat baik Sangat layak, tidak
perlu direvisi
2 61 - 80% Baik Layak, tidak perlu revisi
3 41 - 60% Cukup Baik Kurang layak perlu
direvisi
4 21 - 40% Kurang baik Tidak layak, perlu revisi
5 <20% Sangat kurang baik Sangat tidak layak, perlu
revisi

(Sumber: Arikunto, 2010: 35)

Pengembangan media pembelajaran dinilai valid dan sangat valid atau baik dan sangat baik
oleh para ahli dan guru jika memperoleh skor ≥ 81% dan ≥ 61%.

b. Analisis Data Angket Respon Siswa


Data analisis angket respon siswa dianalisis menggunakan data kuantitatif buntuk
memeperoleh informasi mengenai respon siswa dan kelayakan tentang media yang
dikembangkan. Jawaban dari angket respon siswa diukur dengan menggunakan skala
Guttman. Skala pengukuran tipeGuttman, akan didapat jawaban yang tegas, yaitu “ya-
tidak”; “benar-salah”; “pernah-tidak pernah”; “positif-negatif” dan lain-lain. Angket
respon siswa tersebut dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda, ataupun dalam bentuk
cheklist.
Berikut ini adalah kategori penilaian skala Guttman.

76
Tabel 3.8 Kategori Penilaian Skala Guttman

NO SKOR SIMBOL KETERANGAN


1 1 YA
2 0 TIDAK

Basmallah (2013: 154) mengatakan bahwa persentase rata-rata tiapkomponen dihitung


menggunakan rumus:

Keterangan :

P = Persentase respon siswa

ƩX = Jumlah skor setiap kriteria yang dipilih siswa (ya atau tidak)

N = Jumlah skor ideal

Kriteria validasi atau tingkat ketercapaian yang digunakan dalam pengembangan media
dijelaskan pada tabel sebagai berikut.

Tabel 3.9 Tingkat Pencapaian dan Kualifikasi

NO Tingkat Kualifikasi Keterangan


Pencapaian
(%)
1 81 - 100% Sangat baik Sangat layak, tidak perlu
direvisi
2 61 - 80% Baik Layak, tidak perlu revisi
3 41 - 60% Cukup baik Kurang layak perlu direvisi
4 21 - 40% Kurang baik Tidak layak, perlu revisi
5 <20% Sangat kurang baik Sangat tidak layak, perlu
revisi

Media pembelajaran yang sedang dikembangkan mendapat respon positif dari siswa
apabila persentase yang diperoleh dari angket respon siswa mencapai skor ≥ 61 %

77
 MENGUMPULKAN DATA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN
A. Pendahuluan
Salah satu metode penelitian adalah eksperimen. Untuk dapat melaksanakan suatu
eksperimen yang baik, perlu dipahami terlebih dahulu segala sesuatu yang berkait dengan
komponen-komponen eksperimen. Baik yang berkaitan dengan jenis-jenis variabel,
hakekat eksperimen, karakteristik, tujuan, syarat-syarat eksperimen, langkah-langkah
penelitian eksperimen, dan bentuk-bentuk desain penelitian eksperimen.

B. Pembahasan
1. Variabel dalam Penelitian
Eksperimen Dalam penelitian eksperimen dikenal beberapa variabel. Variabel
adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kondisi, keadaan, faktor, perlakuan, atau
tindakan yang diperkirakan dapat memengaruhi hasil eksperimen. Variabel yang
berkaitan secara langsung dan diberlakukan untuk mengetahui suatu keadaan tertentu
dan diharapkan mendapatkan dampak/akibat dari eksperimen sering disebut variabel
eksperimental (treatment variable), dan variabel yang tidak dengan sengaja dilakukan
tetapi dapat memengaruhi hasil eksperimen disebut variabel noneksperimental.
Variabel eksperimental adalah kondisi yang hendak diteliti bagaimana pengaruhnya
terhadap suatu gejala. Untuk mengetahui pengaruh varibel itu, kedua kelompok, yaitu
kelompok eksperimental dan kontrol dikenakan variabel eksperimen yang berbeda
atau yang bervariasi.
Variabel noneksperimental sebagian dapat dikontrol, baik untuk kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol. Ini disebut variabel kontrol atau controlled
variabel. Akan tetapi, sebagian lagi dari variabel non-eksperimen ada di luar
kekuasaan eksperimen untuk dikontrol atau dikendalikan. Jenis variabel ini disebut
variabel ekstrane atau extraneous variabel. Dalam setiap eksperimen, hasil yang
berbeda pada kelompok eksperimen dan kontrol sebagian disebabkan oleh variabel
eksperimental dan sebagian lagi karena pengaruh variabel ekstrane. Oleh karena itu,
setiap peneliti yang akan melakukan eksperimen harus memprediksi akan munculnya
variabel pengganggu ini.
2. Pengertian Penelitian Eksperimen
Hakekat penelitian eksperimen (experimental research) adalah meneliti pengaruh
perlakuan terhadap perilaku yang timbul sebagai akibat perlakuan (Alsa 2004).
Menurut Hadi (1985) penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara
sengaja oleh peneliti. Sejalan dengan hal tersebut, Latipun (2002) mengemukakan
bahwa penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengan
melakukan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat manipulasi terhadap
perilaku individu yang diamati. Penelitian eksperimen pada prisipnya dapat

78
didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang
mengandung fenomena sebab akibat (causal-effect relationship) (Sukardi 2011:179).
Selanjutnya, metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan utuk
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan (Sugiyono 2011:72).

Berdasarkan definisi dari beberapa ahli tersebut, dapat dipahami bahwa penelitian
eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian
suatu treatment atau perlakuan terhadap subjek penelitian. Jadi penelitian eksperimen
dalam pendidikan adalah kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai pengaruh
suatu perlakuan/tindakan/treatment pendidikan terhadap tingkah laku siswa atau
menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh tindakan itu jika dibandingkan
dengan tindakan lain. Menurut Sukardi (2011:180), penelitian eksperimen dalam
bidang pendidikan dibedakan menjadi dua yaitu penelitian di dalam laboratorium dan
di luar laboratorium. Sehubungan dengan subjek dalam pendidikan adalah siswa,
penelitian yang paling banyak dilakukan adalah di luar laboratorium. Hal ini
dikarenakan terdapat beberapa keunggulan yang dimiliki oleh penelitian di luar
laboratorium, diantaranya: (a) variabel eksperimen dapat lebih kuat; (b) lebih mudah
dalam memberikan perlakuan; (c) dapat melakukan setting yang mendekati keadaan
sebenarnya; dan (d) hasil eksperimen lebih aktual.

Selain itu, penelitian eksperimen juga lebih cocok dilakukan dalam bidang
pendidikan. Hal ini dikarenakan dua alasan sebagai berikut: (1) metode pengajaran
yang lebih tepat disetting secara alami dan dikomparasikan di dalam keadaan yang
tidak bias; (2) penelitian dasar dengan tujuan menurunkan prinsip umum teoritis ke
dalam ilmu terapan yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh sekolah.

3. Karakteristik Penelitian Eksperimen


Menurut Ary (1985), ada tiga karakteristik penting dalam penelitian eksperimen,
antara lain:
(a) Variabel bebas yang dimanipulasi Memanipulasi
Variabel adalah tindakan yang dilakukan oleh peneliti atas dasar
pertimbangan ilmiah. Perlakuan tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara
terbuka untuk memperoleh perbedaan efek dalam variabel yang terkait.
(b) Variabel lain yang berpengaruh dikontrol agar tetap konstan
Menurut Gay (1982), control is an effort on the part of researcher to
remove the influence of any variable other than the independent variable that
ought affect performance on a dependent variable. Dengan kata lain,
mengontrol merupakan usaha peneliti untuk memindahkan pengaruh variabel
lain yang mungkin dapat mempengaruhi variabel terkait. Dalam pelaksanaan

79
eksperimen, group eksperimen dan group kontrol sebaiknya diatur secara
intensif agar karakteristik keduanya mendekati sama.
(c) Observasi langsung oleh peneliti
Tujuan dari kegiatan observasi dalam penelitian eksperimen adalah untuk
melihat dan mencatat segala fenomena yang muncul yang menyebabkan
adanya perbedaan diantara dua group.

4. Tujuan Penelitian Eksperimen


Tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu
perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibanding dengan
kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang berbeda. Misalnya, suatu
eksperimen dalam bidang pendidikan dimaksudkan untuk menilai/membuktikan
pengaruh perlakuan pendidikan (pembelajaran dengan metode problem solving)
terhadap prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematika pada siswa SMP
atau untuk mengujihipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh perlakuan tersebut jika
dibandingkan dengan metode konvensional. Selanjutnya, tindakan di dalam
eksperimen disebut treatment, dan diartikan sebagai semua tindakan, semua variasi
atau pemberian kondisi yang akan dinilai/diketahui pengaruhnya. Sedangkan yang
dimaksud dengan menilai tidak terbatas pada mengukur atau melakukan deskripsi
atas pengaruhtreatment yang dicobakan tetapi juga ingin menguji sampai seberapa
besar tingkat signifikansinya (kebermaknaan atau berarti tidaknya) pengaruh tersebut
jika dibandingkan dengan kelompok yang sama tetapi diberi perlakuan yang berbeda.

5. Syarat-syarat Penelitian Eksperimen


Sebuah penelitian dapat berjalan baik dan memberikan hasil yang akurat jika
dilaksanakan dengan mengikuti kaidah tertentu. Seperti halnya dengan penelitian
eksperimen, akan memberikan hasil yang valid jika dilaksanakan dengan mengikuti
syarat-syarat yang ada.
Berkaitan dengan hel tersebut, Wilhelm Wundt dalam Alsa (2004)
mengemukakan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh peneliti dalam melaksanakan
penelitian eksperimental, yaitu:
(1) peneliti harus dapat menentukan secara sengaja kapan dan di mana ia akan
melakukan penelitian;
(2) penelitian terhadap hal yang sama harus dapat diulang dalam kondisi yang sama;
(3) peneliti harus dapat memanipulasi (mengubah, mengontrol) variabel yang diteliti
sesuai dengan yang dikehendakinya;
(4) diperlukan kelompok pembanding (control group) selain kelompok yang diberi
perlakukan(experimental group).

6. Proses Penelitian Eksperimen


80
Langkah-langkah dalam penelitian eksperimen pada dasarnya hampir sama
dengan penelitian lainnya. Menurut Gay (1982 : 201) langkah-langkah dalam
penelitian eksperimen yang perlu ditekankan adalah sebagai berikut.
(a) Adanya permasalahan yang signifikan untuk diteliti.
(b) Pemilihan subjek yang cukup untuk dibagi dalam kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
(c) Pembuatan atau pengembangan instrumen.
(d) Pemilihan desain penelitian.
(e) Eksekusi prosedur.
(f) Melakukan analisis data.
(g) Memformulasikan simpulan.

7. Bentuk-bentuk Desain Penelitian Eksperimen


Menurut Sugiyono (2011:73) terdapat beberapa bentuk desain eksperimen, yaitu:
(1) pre-experimental (nondesign), yang meliputi oneshot case studi, one group
pretestposttest, intec-group comparison; (2)true-experimental, meliputi posttest only
control design, pretestcontrol group design; (3) factorial experimental; dan (4) Quasi
experimental, meliputi time series design dan nonequivalent control group design.
Penjelasan mengenai bentuk-bentuk desain tersebut adalah sebagai berikut.
(1) Preexperiments
Disebut preexperiments karena desain ini belum merupakan desain sungguh-
sungguh. Masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap
terbentuknya variabel dependen. Hasil eksperimen yang merupakan variabel
dependen itu ukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini
dikarenakan tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara
random. Dalam preexperimental design terdapat tiga alternatif desain sebagai
berikut.
(a) one-shot case study
Jenis one-shot case study dimaksudkan untuk menunjukkan kekuatan
pengukuran dan nilai ilmiah suatu desain penelitian. Adapun bagan dari one-
shot case study adalah sebagai berikut. Dengan X: kelompok yang akan diberi
stimulus dalam eksperimen dan O: kejadian pengukuran atau pengamatan.
Bagan tersebut dapat dibaca sebagai berikut: terdapat suatu kelompok yang
diberi perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya. Contoh: Pengaruh
penggunaan Komputer dan LCD (X) terhadap hasil belajar siswa (O).
(b) the one group pretest-posttest
Design Perbedaan dengan desain pertama adalah, untuk the one group pretest-
posttest design, terdapat pretest sebelum diberi perlakuan, hasil perlakuan
dapat diketahui dengan lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan
keadaan sebelum diberi perlakuan. Bentuk bagan desain tersebut adalah
sebagai berikut.
81
O1 X O2
Pretest Treatment Posttest

Pengaruh perlakuan: O1 – O2.

Desain ini mempunyai beberapa kelemahan, karena akan menghasilkan


beberapa ukuran perbandingan. Kelemahan tersebut antara lain disebabkan
oleh faktor historis (tidak menghasilkan perbedaan O1 dan O2), maturitation
(subjek penelitian dapat mengalami kelelahan, kebosanan, atau kelaparan dan
kadang enggan menjawab jika dinilai tidak sesuai dengan nilai yang berlaku),
serta pembuatan instrument penelitian. Kejelekannya yang paling fatal adalah
tidak akan menghasilkan apapun.
(c) The static-group comparison.
Penelitian jenis ini menggunakan satu group yang dibagi menjadi dua, yang
satu memperoleh stimulus eksperimen (yang diberi perlakuan) dan yang lain
tidak mendapatkan stimulus apapun sebagai alat kontrol. Masalah yang akan
muncul dalam desain ini adalah meyangkut resiko penyeleksian terhadap
subjek yang akan diteliti. Oleh karena itu, grup tersebut harus dipilih secara
acak. Adapun bagan desain penelitian ini adalah sebagai berikut. O1: hasil
pengukuran satu grup yang diberi perlakuan, dan O2: hasil pengukuran satu
grup yang tidak diberi perlakuan.

X 01
02

Pengaruh perlakuan: O1 – O2.

Ketiga bentuk desain preexperiment itu jika diterapkan untuk penelitian akan
banyak variabel luar masih berpengaruh dan sulit dikontrol, sehingga validitas
internal penelitian menjadi rendah.
(2) True experiments
Disebut sebagai true experiments karena dalam desain ini peneliti dapat
mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Jadi,
validitas internal (kualitas pelaksnaaan rancangan penelitian) menjadi tinggi.
Sejalan dengan hal tersebut, tujuan dari true experiments menurut Suryabrata
(2011 : 88) adalah untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat
dengan cara mengenakan perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan grup
kontrol yang tidak diberi perlakuan. True experiments ini mempunyai ciri utama
yaitu sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok
kontrol diambil secara random dari populasi tertentu. Atau dengan kata lain dalam

82
true experiments pasti ada kelompok kontrol dan pengambilan sampel secara
random.
Selanjutnya, jenis penelitian yang termasuk dalam true experiments adalah:
pretestposttes control group design, posttest-only control group design, extensions
of true experimental design, multigroup design, randomized block design, latin
square design, factorial design. Adapun penjelasan mengenai jenis-jenis penelitian
tersebut dapat dielaborasi sebagai berikut.

(a) Pretest-posttes control group design


Dalam desain ini terdapat dua grup yang dipilih secara random kemudian
diberi pretest untuk mengetahui perbedaan keadaan awal antara group
eksperimen dan group kontrol. Hasil pretest yang baik adalah jika nilai group
eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Bagan dari desain penelitian
tersebut adalah sebagai berikut.

R 01 X 02
R 03 04

Pengaruh perlakuan adalah: (O2 - O1) - (O4 - O3).

(b) Posttest-only control group design


Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara
random (R). Grup pertama diberi perlakuan (X) dan grup yang lain tidak.
Bagan penelitian ini adalah sebagai berikut.

R X 01
R 02

Pengaruh adanya perlakuan adalah (O1:O2).

Dalam penelitian, pengaruh perlakuan dianalisis dengan uji beda


menggunakan statistik test. Jika ada perbedaan yang signifikan antara grup
eksperimen dan grup kontrol maka perlakuan yang diberikan berpengaruh
secara signifikan.

(3) Factorial Design


Desain merupakan modifikasi dari design true experimental, yaitu dengan
memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi
perlakuan terhadap hasil. Semua grup dipilih secara random kemudian diberi

83
pretest. Grup yang akan digunakan untuk penelitian dinyatakan baik jika setiap
kelompok memperoleh nilai pretest yang sama.

(4) Quasiexperiments
Quasiexperiments disebut juga dengan eksperimen pura-pura. Bentuk desain
ini merupakan pengembangan dari trueexperimental design yang sulit
dilaksanakan. Desain ini mempunyai variabel kontrol tetapi tidak digunakan
sepenuhnya untuk mengontrol variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen. Desain digunakan jika peneliti dapat melakukan kontrol atas berbagai
variabel yang berpengaruh, tetapi tidak cukup untuk melakukan eksperimen yang
sesungguhnya. Dalam eksperimen ini, jika menggunakan random tidak
diperhatikan aspek kesetaraan maupun grup kontrol.

Bentuk-bentuk quasiexperiments antara lain:


(a) Time Series Design
Ciri desain ini adalah grup yang digunakan tidak dapat dipilih secara random.
Sebelum diberi perlakuan, grup diberi pretest sampai empat kali, dengan
maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan grup sebelum
diberi perlakuan. Jika hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya
berbeda-beda, berarti grup tersebut dalam kondisi tidak stabil dan tidak
konsisten. Setelah kondisi tidak labil maka perlakuan dapat mulai diberikan.
(b) Nonequivalent control group design
Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, tetapi
pada desain ini group eksperimen maupun group kontrol tidak dipilih secara
random.

8. Validitas Penelitian Eksperimen


Kata validitas berarti dapat diterima atau absah. Istilah ini mengandung
pengertian bahwa sesuatu yang dinyatakan valid atau absah berarti telah sesuai
dengan kebenaran yang diharapkan sehingga dapat diterima dalam suatu kriteria
tertentu. Validitas dalam penelitian eksperimen mengandung beberapa kelemahan
yang harus dipertimbangkan, antara lain:
(1) internal validity,
(2) eksternal validity,
(3)statistical conclution validity, dan
(4) construct validity.
Dalam setiap penelitian eksperimental yang berkaitan dengan validitas internal
mengandung beberapa kelemahan. Menurut Cambell dan Stanley dalam Ross dan
Morrison (2003 : 1024) ada beberapa kelemahan dalam validitas internal, antara lain:
history, maturation, testing, instrumentation, selection, statistical regretion,

84
experiment mortality, diffusion of treatments. Kelemahan-kelemahan tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut.
(a) History
Banyak kejadian di masa lampau yang dapat mempengaruhi validitas penelitian
eksperimental yang disebabkan oleh adanya interaksi antar individu.
(b) Maturation
Beberapa perubahan dapat terjadi pada dependent variable yang berfungsi dalam
kurun waktu dan bukannya kejadian yang spesifik ataupun kondisi tertentu.
Terutama berkaitan dnegan jangka waktu pengamatan yang memakan waktu
lama.
(c) Testing
Proses pengujian juga dapat menimbulkan distorsi yang akan mempengaruhi
hasilhasil eksperimen.
(d) Instrumentation Instrumen yang digunakan dalam penelitian eksperimen kadang
kala sudah tidak sesuai lagi dengan standar yang berlaku.
(e) Selection Peneliti kadang masih menggunakan unsur subjektifitas dalam memilih
orang yang akan dijadikan objek eksperimen yang baik.
(f) Statistical regretion Peneliti kadangkala dihadapkan pada kesulitan apabila hasil
yang diperoleh dalam penelitian menghasilkan skor yang ekstrim.
(g) Experiment mortality Dalam penelitian eksperimen seringkali terjadi perubahan
komposisi kelompok yang diobservasi. Ada anggota kelompok yang harus didrop
karena tidak sesuai dengan situasi pengetesan saat tertentu. Selain dipengaruhi
oleh validitas internal, eksperimen juga dipengaruhi oleh validitas eksternal,
antara lain:
(1) interaction of treatments and treatments
Kelemahan ini terjadi apabila pengalaman responden lebih dari satu treatment.
Seseorang yang dipilih sebagai objek eksperimen mungkin pernah mengalami
eksperimen yang sama maka pengamatan kedua terhadap si responden
tersebut akan menjadi bias.
(2) interaction of testing and treatment Dalam eksperimen pretest, responden
harus dipekekan agar mendorong eksperimen dengan alternatif yang berbeda.
(3) interaction of selection and treatment Hal ini menimbulkan pertanyaan dalam
membuat generalisasi antara beberapa kategori manusia antar grup. Sebab
diantara mereka telah terjadi hubungan original yang telah terbentuk
sebelumnya.
(4) interaction of setting and treatment Antara setting penelitian dengan treatment
yang dilakukan akan terjadi interaksi diantara keduanya. Dengan demikian
interaksi keduanya akan mendukung jalannya proses penelitian yang sedang
dilakukan.

85
(5) interaction of history and treatment Kadangkala terjadi hubungan sebab akibat
antara kejadian masa lalu dan masa sekarang yang merupakan kejadian tak
biasa dan berpotensi tidak dapat diukur dalam penelitian.
Selanjutnya, untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut, ada empat
strategi umum yang dapat digunakan untuk memperbaiki validitas eksternal,
antara lain:
(1) Menggunakan pilihan acak (randomly) untuk memilih orang, setting, atau
waktu yang digunakan dari populasi yangada agar generalisasi menjadi
lebih baik.
(2) Membuat agar grup individu, manusia ataupun settingnya dibuat
heterogen. Langkah ini ditempuh jika pendekatan random tidak dapat
digunakan.
(3) Individu, setting, dan waktu dikonsentrasikan agar memperoleh satu grup
modal populasi.
(4) Menggunakan terget populasi yang spesifik (individu, seting, waktu)
untuk memenuhi target yang ingin dicapai. Dalam setiap penelitian
eksperimen perlu diketahui persoalan-persoalan tentang internal maupun
eksternal validitas agar subjektifitas dalam penelitian dapat dihindari.

BAB 11
INTRUMEN PENGUMPULAN DATA
A.Pengertian Instrumen Pengumpulan Data

Dalam hal ini terdapat banyak para ahli yang mendifinisikan Instrumen pengumpulan
data antara lain :

Menurut suharsimi Arikunto mendifinisikan bahwa instrumen   pengumpulan data


adalah alat bantu  yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya  yang
disebut sistem, menurut Prajudio Atmosudirdjo adalah seperangkat komponen yang
terdiri dari dua atau lebih yang saling berhubungan dan saling ketergantungan  satu sama
lain  untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan menurut Ibnu Hajar  Instrumen
pengumpulan data adalah merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
imformasi kuantitatif tentang variabel yang karaktristik dan objektif 

86
Dari uraian beberapa pakar di atas , dapat kita mengambil suatu kesimpulan bahwa
instrumen pengumpulan data  adalah alat bantu yang di gunakan dalam sebuah penelitian
untuk mengumpulkan aneka ragam informasi yang diolah  secra kuantitatif dan disusun
secara sistematis

B.Jenis Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang dipergunakan dalam upaya pengumpulan data suatu penelitian itu
harus memperhatikan validitas dan reabilitas, karena sesungguhnya data yang baik adalah
data yang valid dan reliable. Menurut Sukidin,dkk berpendapat bahwa Instrumen Valid
adalah instrumen yang mampu mengukur apa yang seharusnya diukur misalnya bahwa
penggaris adalah alat yang valid untuk mengukur panjang.  Sedangkan instrumen reliable
adalah instrumen yang konsisten (tepat/akurat) dalam mengukur yang seharusnya diukur.

Menurut sutrisno Hadi, bahwa yang menjadi instrumen yang valid itu memenuhi
persyaratan sebagai berikut :

1. Pengukuran dengan alat pengukur yang lain sebagai prediktor,


2. Adanya standisasi group tertentu untuk mengadakan observasi sebagai sebuah kriterium,
3. Diselidiki ada atau tidaknya kecocokan antara hasil prediktor dengan hasil kreterium.

Menurut frop. Dr. Punaji Setyosari berpendapat bahwa validitas terbagi menjadi 2 yaitu:

a) Validitas logis, yakni di peroleh dengan usaha yang Sangat hati-hati sehingga secara logika
instrumen itu di capai menurut validitas yang di kehendaki
b) Validitas empiris, yaitu validitas yang di peroleh berdasarkan pengalaman.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat di katakan bahwa di dalam penyusunan
instrumen pengumpulan data suatu penelitian, data yang di hasilkan nanti harus
mempunyai kebenaran yang dapat di ukur serta mempunyai konsistensi kebenaran
terhadap suatu objek sehingga adanya relepansi antara hipotesa dan kenyataan yang di
peroleh melalui pengalaman secara optimal yang dengannya kesahihan penelitian dapat
di terima secara logis oleh akal. Berbicara tentang jenis-jenis instrumen pengumpulan
data sebenarnya tidak ubahnya dengan berbicara masalah evaluasi. Mengevaluasi tidak
lain adalah memperoleh data tentang setatus sesuatu dibandingkan  dengan standar atau
ukuran yang telah ditentukan, karena mengevaluasi adalah juga mengadakan pengukuran.

Jenis instrumen pengumpulan data di sebut juga alat evaluasi. Menurut Mulyasa,
secara garis besar terbagai menjadi 2 macam yaitu:

1. Tes

Tes yakni untuk mengumpulkan data yang sifatnya mengevaluasi. Tes bisa dilakukan
saat awal dan saat terakhir, untuk mengetahui adanya perubahan atau konsistensi

87
jawaban. Lembaran instrumen berupa tes ini berisi soal-soal tes yang terdiri dari butir-
butir soal,  baik itu yang ada pada angket, observasi atau wawancara. Contohnya adalah
tes formatif, baik yang bersifat objektif (multiple choice) ata Essay.

Dalam membicarakan tes ini akan disampaikan sekaligus alat ukur lain yang sifatnya
standar, ditinjau dari sasaran atau objek yang akan dievaluasi , maka dibedakan adanya
beberapa macam tes dan alat ukur lain.

 Tes kepribadian atau personality test, yaitu tes yang digunakan untuk mengungkapkan
kepribadian seseorang, yang diukur bisa kreativitas, disiplin, kemampuan khusus, dan
sebagainya.
 Tes bakat atau aptitude test , yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui
bakat seseorang.
 Tes intelegensi atau intelligenci test, yaitu tes yang digunakan untuk  mengadakan estimasi
atau perkiraan trhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas
kepada orang yag akan diukur intelegensinya.
 Tes sikap atau attitude test, yang sering juga disebut dengan skala sikap , yaitu alat yang
digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang.
 Tes minat atau measures , adalah alat untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu.
 Tes prestasi atau achievement test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur
pencapaian  seseorang setelah mempelajari sesuatu . berbeda dengan yang lain –lain sebelum
ini , tes prestasi diberikan sesudah orang yang dimaksud mempelajari hal-hal sesuai dengan
yang akan di teskan.

Dalam menggunakan tes sebagai pengumpul data , peneliti menggunakan instrument


berupa tes atau soal-soal tes. Soal tes terdiri atas banyak butir tes (item) yang masing-
masing mengukur satu jenis variable. Tolak ukur penggunaan suatu alat tes sebagai
instrument pengumpul data dalam suatu penelitian adalah :

a)    Objektif, yaitu hasil yang dicapai dapat mengganmbarkan keadaan yang sebenarnya tentang
tingkat kemampuan seseorang, baik berupa pengetahuan maupun keterampilan;

b)   Cocok yaitu alat tes yang digunakan sesuai dengan jenis data yang akan dikumpulkan untuk
menguji hipotesis dalam rangka menjawab masalah penelitian.

c)    Valid, yaitu memiliki derajat kesesuaian, terutama isi dengan kemampuan suatu kelompok
yang ingin di ukur.

d)   Reabel, yaitu derajat kekonsistenan skor yang diperoleh dari hasil tes menggunakan alat
tersebut. Kekonsistenan ini menunjukkan bahwa skor yang dihasilkan adalah skor sebenarnya.

2. Angket atau Kuesioner (Questionnaires)

88
Adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.

Kuesioner dipakai untuk menyebut metode maupun instrument. Jadi dalam menggunakan
metode angket atau kuesioner instrument yang dipakai adalah angket atau kuesioner. Kuesioner
dapat dibeda-bedakan atas beberapa jenis, tergantung pada sudut pandang :

a) Dipandang dari cara menjawab, maka ada :


 Kuesioner terbuka , yang memberikan kesempatan kepada responden untuk menjawab
dengan kalimatnya sendiri.
 Kuesioner tertutup , yang sudah disediakan jawabannya sehigga responden tinggal
memilih.
b) Dipandang dari jawaban yang diberikan ada :
 Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya.
 Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang orang lain.
c) Dipandang dari bentuknya maka ada :
 Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud sama dengan kuesioner tertutup.
 Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka.
 Check list, sebuah daftar , dimana responden tinggal membubuhkan tanda check (√)
pada kolom yang sesuai.
 Rating-scale (skala bertingkat), yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom
yang menunjukkan tingkat-tingkatan , misalnya mulai dari sangat setuju sampai
kesangat tidak setuju.
 Keuntungan kuesioner
 Tidak memerlukan hadirnya peneliti
 Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.
 Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing, dan menurut
waktu senggang responden.
 Dan dibuat standar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang
benar-benar sama.
 Kelemahan kuesioner.
 Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati
tidak dijawab, padahal sukar diulang untuk diberikan kembali kepadanya.
 Sering sukar dicari validitasnya.
 Sering tidak kembali , terutama jika dikirim lewat pos.
 Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama , bahkan kadang-kadang ada yang terlalu
lama sehingga terlambat.
3. Observasi.

Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yang kemudian digunakan untuk
menyebut jenis observasi, yaitu :

89
a) Observasi non-sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak   menggunakan
instrument pengamatan.
b) Observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai
instrument pengamatan.

Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan
diamati dalam proses observasi, obsevator (pengamat) tinggal memberikan tanda pada
kolom tempat peristiwa muncul. Dalam hal ini pengamat tidak dapat memperhatikan
variable yang terlalu banyak . dengan demikian pada akhir pengamatan dapat
disimpulkan di kelas mana partisipasi murid paling besar.

Adapun Muhammad Ali mengemukakan , instrument atau alat yang dapat digunakan
dalam melakukan observasi adalah sebaga berikut.

1) Daftar cek (check list) .semua gejala yang akan atau mungkin akan muncul pada suatu objek
yang menjadi objek penelitian didaftarkan secermat mungkin sesuai dengan masalah yang
diteliti, juga disediakan kolom cek yang digunakan selama mengadakan pengamatan.
Berdasarkan butir (item) yang ada pada daftar cek, gejala yang munvul dibubuhkan tanda cek
(√) pada kolom yang tersedia. Hal ini akan lebih memudahkan dalam pengamatan.
2) Daftar isian. Daftar isian memuat daftar butir (item) yang diamati, kolom tentang keadaan,
atau gejala tentang item-item tersebut. Kolom keadaan dikosongkan untuk selanjutnya pada
waktu pengamatan diisi oleh peneliti.
3) Skala penilaian (rating scale) rating scale biasanya untuk mengubah data kualitatif ke dalam
data kuantitatif atau bentuk angka-angka yang dimanifestasikan dalam bentuk skala, dengan
fungsi menentukan tingkat kategori sifat atau karaktristik sesuatu. Skala penilaian berfungsi
untuk menentukan kedudukan objek penelitian pada tingkat tertentu dalam skala yang
didasarkan pada kraktristik yang sudah ditentukan. Angka-angka yang menggambarkan
karaktristik itu (misalkan 5: baik sekali; 4:baik; 3:cukup: 2:kurang baik; 1:sangat kurang
baik), selanjutnya dicantumkan pada garis skala sehingga pencatatan dilakukan dengan cara
melingkari angka atau mengisi kolom pada sekala dengan gejala yang muncul.
4) Skala bertingkat (rating) atau rating scale adalah suatu ukuran subjektif yang dibuat berskala.
Walaupun bertingkat ini menghasilkan data yang kasar, tetapi cukup memberikan informasi
tertentu program atau orang. Instrument ini dapat dengan mudah memberikan gambaran
penampilan, terutama penampilan di dalam orang menjalankan tugas, yang menunjukkan
frekuensi munculnya sifat-sifat.

Di dalam menyusun skala, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana menentukan


variable sekala. Apa yang ditanyakan  harus apa yang dapat diamati responden. Misalnya
seseorang guru ditanya tentang jam kehadiran dan kepulangan kepada sekolah. Dia tidak
akan dapat menjawab jika ia sendiri selalu datang siang dan pulang awal

4. Wawancara

90
Wawancara adalah salah satu tekhnik pengumpukaan data dengan mengajukan
pertanyaan kepada resonden dengan mencatat atau merekam jawaban-jawaban
responden. Wawancara dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung dengan
sumber data. Wawancara langsung diadakan dengan orang yang menjadi sumber data dan
dilakukan tanpa perantara , baik tentang dirinya maupun tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan dirinya untuk mengumpulkan data yang diperlukan . adapun
wawancara tidak langsung dilakukan terhadap seseorang yang dimintai keterangan
tentang orang lain.

Tekhnik wawancara memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan


wawancara di antaranya adalah :

a) Wawancara dapat digunakan pada responden yang tidak membaca dan menulis;
b) Jika ada pertanyaan yang belum dipahami, pewawancara dapat segera menjelaskannya;
c) Pewawancara dapat segera mengecek kebenaran jawaban responden dengan mengajukan
pertanyaan pembambing, atau dengan melihat wajah atau gerak gerik responden.

Tekhnik wawancara juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya sebagai berikut.

 Karena wawancara dilakukan secara perseorangan ,pelaksanaannya menuntut banyak


waktu, tenaga, dan biaya apabila ukuran sampel cukup besar.
 Faktor bahasa , baik dari pewawancara maupun responden sangat memengaruhi hasil atau
data yang diproleh.
 Sering terjadi wawancara dilakukan secara bertele-tele.
 Wawancara menuntut kerelaan dan kesediaan responden untuk menerima dan menjalin
kerja sama yang baik dengan wawancara. Dan sebagainya.

Secara umum, terdapat dua macam pedoman wawancara:

a) Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara hanya memuat garis besar
yang akan ditanyakan. Tentu saja , kreativitas pewawancara sangat diperlukan , bahkan hasil
wawancara dengan jenis pedoman ini lebih banyak bergantung pada pewawancara. Jenis
wawancara ini sangat tepat untuk penelitian kasus.
b) Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci
sehingga menyerupai checklist. Pewawancara tinggal membubuhkan tanda √ (check) pada
nomor yang sesuai.
5. Dokumentasi

Dokumentasi adalah tekhnik pengumpulan data yang tidak langsung ditunjukkan


pada subjek penelitian, tetapi melalui dokumen. Dokumen adalah catatan tertulis yang
isinya merupakan prnyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk

91
keperluan pengujian suatu peristiwa dan berguna bagi sumber data, bukti,
informasi  kealamiahan yang sukar diperoleh , sukar ditemukan, dan membuka
kesempatan untuk lebih memperluas pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.
Tekhnik ini biasanya digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa data skunder
( data yang telah dikumpulkan oleh orang lain), secara prosedur , tekhnik ini sangat
praktis sebab menggunakan  benda-benda mati, yang seandainya terdapat kesalahan atau
kekurangjelasan bisa dilihat kembali data aslinya.

Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda mati yang berkaitan dengan suatu
peristiwa atau aktivitas tertentu. Ia bisa merupakan rekaman atau dokumen tertulis,
seperti surat-menyurat, rekaman gambar, dan benda-benda peninggalan yang berkaitan
dengan suatu peristiwa. Dokumen yang diteliti berupa dokumen resmi dan dokumen
pribadi. Dokumen pribadi adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang
tindakan, pengalaman, dan kepercayaan, yang bentuknya dapat berupa buku harian, surat
pribadi,autobiografi. Dokumen resmi dalam bentuk arsif terdiri atas dokumen internal ,
seperti memo pengumuman , aturan sutatu lembaga. Adapun dokumen eksternal adalah
bahan informasi dari lembaga social, majalah,berida yang disiarkan kepada media massa.

C .Cara Menyusun Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen memegang peranan penting dalam suatu penelitian.  Mutu penelitian


sangat dipengaruhi oleh Instrumen penelitian yang digunakan, karena kevalidan dan
kesahihan data yang diperoleh dalam suatu penelitian sangat ditentukan oleh tepat
tidaknya dalam memilih instrumen penelitian. Instrumen atau alat pengumpul data 
adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Data
tersebut dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian.

Untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian kita dapat menggunakan


istrumen yang telah tersedia dan dapat pula menggunakan instrumen  yang dibuat sendiri
(Idrus Austam, 1996). Penggunaan instrumen yang telah tersedia adalah instrumen yang
sudah ditetapkan atau dibakukan  untuk mengumpulkan data variabel penelitian yang
telah ditentukan. Akan tetapi jika istrumen baku belum tersedia untuk variabel tertentu
dalam penelitian tersebut maka peneliti dapat menyusun sendiri instrumen yang yang
akan digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian.

Menyusun instrumen  pengumpulan data penelitian dilakukan setelah peneliti


memahami betul  apa yang  menjadi variabel penelitian. Pemahaman Peneliti terhadap
variabel dan hubungan antar variabel akan mempermudah peneliti dalam menentukan dan
menyususn intrumen penelitian yang akan digunakan. Setelah memahami variabel
peneliti dapat menyusun  instrumen untuk dapat menjabarkan kedalam  bentuk sub
variabel, indikator, deskriptor dan  butir-butir pertanyaan dan angket dalam daftar cocok

92
atau pedoman observasi. Dengan demikian maka instrumen penelitan menajdi hal penting
untuk menjaga agar penelitian yang dilakukan tersebut bermutu dan berkualitas.

Hal yang terkait jika membicarakan tentang instrumen penelitian adalah tekhnik pengumpulan
data penelitian. Jika instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam penelitian
maka tekhnik pengumpulan data adalah merupakan cara atau prosedur yang ditempuh untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Kedua hal tersebut yaitu instrumen
penelitian dan tekhnik pengumpulan data adalah merupakan dua hal yang sangat mempengaruhi
kualitas data yang diperoleh peneliti dalam suatu penelitian. Sehingga kulaitas data yang
dikumpulkan mempengruhi kualitas dan keabsahan serta ketepatan kesimpulan yang diperoleh
peneliti setelah melakukan penelitian

Dalam menentukan tekhnik dan menyusun instrumen pengumpulan data , ada


beberapa hal yang perlu diperhatikan . Muhammad Ali mengemukakan  hal-hal berikut.

1.      Penentuan teknik dan penyusuna instrumen pengumpulan data harus didasarkan pada
pendekatan dan metode penelitian. Pendekatan penelitian pada dasarnya merupakan keseluruhan
cara serta kegiatan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian , dimulai dari perumusan
masalah sampai pada penarikan kesimpulan pada fase perencanaan , hal tersebut harus
dirumuskan seluruhnya agar kegiatan dapat terarah dan dapat menghasilkan kesimpulan yang
valid dan signifikan . keseluruhan unsur perencanaan dibuat dalam suatu model desain
penelitian. Karena  teknik  dan instrumen penelitian merupakan bagian penting dalam penelitian
yang berfungsi sebagai sarana untuk mengumpulkan data yang menentukan keberhasilan suatu
penelitian, penentuan dan penyusunan senantiasa berpedoman pada pendekatan dan metode
penelitian yang digunakan sehingga data yang terkumpul dapat dijadikan dasar untuk menguji
hipotesis.

2.      Penentuan tekhnik dan penyusunan pengumpulan data harus didasarkan jenis data yang
akan dikumpulkan. sebagaiman diketahui bahwa data sangat diperlukan dalam kegiatan
penelitian, yaitu untuk menguji hipotesis . pertimbangan dalam menentukan tekhnik dan
instrumen didasarkan atas tersedianya  data itu sendiri. Apabila data yang diperlukan dapat
diperoleh dengan menggunakan tekhnik dan instrument tertentu, teknik dan instrument itulah
yang dipilih untuk mengumpulkan data tersebut. Setiap jenis data hanya dapat dikumpulkan
melalui instrument yang cocok atau sesuai. Suatu jenis instrument mempunyai cirri,
ketepatgunaan (efisiensi), serta kehasilgunaan (evektifitas) untuk mengumpulkan suatu jenis data
yang diperlukan . oleh karena itu sebelum sutu teknik dan instrument di tetapkan untuk dijadikan
cara dan alat pengumpulan data , terlebih dahulu harus dipertimbangkan apakah hal tersebut
sesuai dengan jenis data yang akan dikumpulkan .

3. Berkenaan dengan instrument penelitian, harus dipahami bahwa tidak semua jenis instrument
penelitian dapat menggali seluruh data yang diperlukan untuk memecahkan suatu masalah dalam
kegiatan penelitian. Kadang-kadang, suatu jenis instrument tidak dapat digunakan untuk

93
mengumpulkan seluruh data yang diperlukan . oleh karena itu, perlu dipertimbangkan untuk
memodifikasi alat tersebut sehingga data yang diperlukan diharapkan dapat terhimpun dengan
baik. Selain hal tersebut , untuk mendapatkan sebuah instrumen penelitian yang baik atau
memenuhi standar .

ada dua syarat yang harus dipenuhi , yaitu

a. Reliabilitas
b. validitas .

sevilla menambahkan tiga syarat tambahan , yaitu

1. sensitivitas,
2. objektivitas , dan
3. visibilitas.
h. Reliabilitas adalah tingkat ketepatan, ketelitian, atau keakuratan sebuah instrument.
Reliabilitas menunjukkan apakah instrument tersebut secara konsisiten memberikan
hasil ukuran yang sama tentang sesuatu yang diukur pada waktu yang berlainan.
i. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen.
Instrument dikatakan sahih atau valid apabila memiliki validitas tinggi , demikian
pula sebalikknya. Sebuah instrument dikatakan sahih apabila mampu  mengukur apa
yang diinginkan atau mengungkapkan data dari variable yang diteliti secara tepat.
j. Sensitivitas instrument dimaksudkan sebagai kemampuan sebuah instrumen untuk
melakukan diskriminasi atau mempertajam perbedaan dalam derajat variasi-variasi
karaktristik yang diukur.
k. Objektivitas adalah tingkat yang pengukurannya bebas dari penilaian subjektif, bebas
dari pendapat, bebas dari bias dan perasaan orang yang menggunakan instrument
tersebut.

Visibilitas instrument berkenaan dengan aspek-aspek keterampilan, penggunaan


sumber daya dan waktu.

Penyusunan instumen penelitian bukanlah hal yang mudah karena instrumen yang
baik harus memenuhi beberapa syarat atau kreteria. Oleh sebab itu, dalam menyusun
sebuah instrumen , peneliti harus teliti dan hati-hati . berikut ini adalah beberapa langkah
praktis dalam membuat instrument penelitian.

1.    Tentukan variable-variabel yang digunakan dalam penelitian. Variable ini dapat tercermin
pada judul penelitian.

2.    Variable-variabel tersebut dicarikan jabarannya dalam bentuk subvariabel yang diketahui


dari teori atau penelitian terdahulu.

3.    Subvariabel dicarikan jabarannya dalam bentuk indicator-indikator, jika ada.

94
4.    Indicator dicarikan jabarannya dalam bentuk subindikator, jika ada.

5.    Jika asubindikator masih dapat dibagi lagi menjadi komponen kecil , komponen-komponen
ini dijadikan sebagai butir-butir pertanyaan seberapa detail peruses penjabaran suatu variable di
uraikan, bergantung pada seberapa luas dan dalam penelitian yang akan dilakukan. Selanjutnya ,
pertanyaan-pertanyaan disusun menurut hierarkinya agar mudah dipakai dalam analisis
berikutnya.

6.    Seluruh butir pertanyaan yang telah selesai, ditempatkan pada lembaran-lembaran


instrument.

Demikian gambaran umum pedoman dalam menentukan teknik dan menyusun


instrument pengumpulan data dalam penelitian.

BAB 12
ANALISIS DATA

A.Pengertian analisis data


Analisis data adalah proses pengolahan data dengan tujuan untuk menemukan informasi
yang berguna yang dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan untuk solusi suatu
permasalahan. Proses analisis ini meliputi kegiatan pengelompokkan data berdasarkan
karakteristiknya, melakukan pembersihan data, mentransformasi data, membuat model data
untuk menemukan informasi penting dari data tersebut. Tak lupa data yang sudah melalui proses
tersebut harus disajikan dalam bentuk yang menarik dan mudah dipahami oleh orang lain
biasanya dalam bentuk grafik atau plot. Penggunaan teknologi sekarang hampir menyentuh
segala aktivitas kita. Teknologi ini tentu berhubungan dengan data dimana akan terus bertambah
setiap waktu. Jika data dibiarkan menumpuk, maka data hanya akan menjadi hal yang sia-sia.

95
Padahal data bisa diolah dan dimanfaatkan untuk mendapatkan informasi yang berguna. Oleh
sebab itu, analisis data merupakan langkah dalam pengolahan data yang sangat penting. Adapun
analisis data memiliki berbagai macam pendekatan atau teknik yang dapat digunakan

B.Jenis Analisis Data


Saat melakukan penelitian, terdapat beberapa jenis analisis data yaitu analisis kualitatif
dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif adalah analisis secara sistematis yang tidak
menggunakan model matematika atau statistika. Dengan kata lain analisis ini dilakukan dengan
membaca tabel, grafik, atau data lainnya yang sudah tersedia yang diperoleh dari berbagai
sumber dengan teknik pengumpulan data tertentu. Tujuan analisis kualitatif adalah untuk
menemukan makna dari data-data tersebut. Analisis kuantitatif adalah analisis yang
menggunakan model matematika atau statistika dalam memproses datanya. Hasil analisis
biasanya berupa angka-angka yang akan disajikan dan diuraikan oleh peneliti. Adapun teknik
yang digunakan dalam analisis kuantitatif yaitu teknik analisis deskriptif dan teknik analisis
inferensial yang memiliki fungsinya masing-masing. 
C.Prosedur Analisis Data
Dalam melakukan analisis data tentu ada prosedur atau langkah-langkah yang harus
dilakukan. Langkah pertama tentunya mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penelitian.
Pastikan data yang digunakan sudah lengkap dan memiliki sumber yang jelas. Selanjutnya
lakukan identifikasi data dan kelompokkan berdasarkan karakteristiknya. Lakukan juga
normalisasi data agar data dalam bentuk yang sama untuk memudahkan proses analisis. Lalu
lakukan analisis data tersebut menggunakan metode atau teknik yang sesuai. Hasil analisis data
kemudian disajikan dalam bentuk yang menarik dan mudah dipahami. 

D. Tahapan Proses Analisis Data


Proses analisis data melibatkan pengumpulan semua informasi, memproses, menjelajahi,
dan menggunakannya untuk menemukan pola dan wawasan lainnya. Proses analisis data terdiri
dari:

1. Data Requirement Gathering

Cari tahu alasan Anda melakukan analisis ini, jenis analisis data apa yang ingin Anda
gunakan, dan data apa yang yang Anda rencanakan untuk dianalisis.

2. Data Collecting
Setelah identifikasi kebutuhan, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data Setelah
identifikasi kebutuhan, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data dari narasumber yang
meliputi studi kasus, survei, wawancara, kuesioner, dan observasi langsung. Pastikan Anda
menyusun data yang telah dikumpulkan untuk analisis.
3. Data cleaning

96
Tidak semua data yang dikumpulkan berguna. Jadi, bersihkan data-data yang menurut
Anda tidak berguna. Proses ini mencakup spasi, catatan duplikat dan kesalahan dasar.
Pembersihan data harus Anda lakukan sebelum mengirimkannya untuk dianalisis.

4. Data analysis

Pada tahap inilah Anda menggunakan software analisis data dan tools lainnya untuk
membantu Anda menafsirkan serta memahami data hingga sampai pada kesimpulan. 

5. Data interpretation

Setelah mendapatkan hasil, langkah selanjutnya adalah menafsirkan data dan membuat
tindakan terbaik berdasarkan temuan Anda.

6. Data visualization

Visualisasi data merupakan cara terbaik untuk menampilkan informasi Anda secara grafis
dengan cara yang dapat dibaca dan dipahami orang. Anda dapat menggunakan bagan, grafik,
map, poin, atau sejumlah metode lainnya. Visualisasi membantu Anda memperoleh informasi
penting dengan membandingkan kumpulan data dan mengamati hubungannya

Metode analisis data yang digunakan akan berbeda-beda tergantung pada metode
pengumpulan data yang digunakan. Prinsipnya adalah penggunaan prosedur dan teknik yang
tepat untuk menafsirkan hasil serta perencanaan teknik pengumpulan data. Hal ini bertujuan agar
analisis data yang dilakukan mudah dengan hasil akurat. Berikut ini ragam metode analisis data
yang umumnya digunakan:

E.Contoh Analisis Data

Berikut adalah contoh analisis data

adalah bab analisis data dari hasil penelitian, hal ini bertujuan untuk mengetahui hipotesis-
hipotesis dari BAB I, yaitu tentang ada tidaknya pengaruh bimbingan konseling Islam dengan
pendekatan cinta ala Maulana Rumi terhadap peningkatan aktualisasi diri dari Mahasiswa PBSB
13 Jurusan Dakwah. Kemudian mencari tahu bagaimana tingkat signifikansi pengaruh
bimbingan dan konseling Islam melalui pendekatan cinta ala Maulana Rumi terhadap
peningkatan aktualisasi diri dari mahasiswa PBSB dari jurusan dakwah.

Prosedur analisis data uji statistik dua sampel berkorelasi adalah:


1. Membuat Hipotesis dalam Uraian Kalimat
2. Membuat Hipotesis dalam Model Statistik
3. Menentukan Taraf Signifikan

97
4. Menentukan Uji yang Akan Digunakan
5. Kaidah Pengujian
6. Menghitung nilai t hitung dan t table
7. Membandingkan t hitung dan t table
8. Membuat Keputusan.

BAB 13

STATIKA PENELITIAN

A.Pengertian Statistika

Statistika adalah metode ilmiah untuk mengelola data berdasarkan angka dan
menginterpretasikannya. Dalam sudut pandang penelitian, terdapat beberapa peranan
statistika, yaitu: Untuk memahami keragaman nilai dari sejumlah sasaran pengamatan.
Memudahkan penelitan dengan tabel, grafik, bagan, dan sebagainya. Gambaran umum
terkait angka. Memudahkan dalam melakukan penarikan kesimpulan. Berdasarkan fase
dan tujuan analisis, statistika dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu statistika deskriptif
dan statistika inferensial. Dalam materi "Statistika" oleh Wayan Wangiyana, statistika
deskriptif berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran seperti adanya
terhadap objek yang diteliti menggunakan data sampel, populasi, tanpa melakukan
analisis dan membuat suatu generalisasi. Sedangkan statistika inferensial merupakan satu
di antara bentuk statistika yang prosesnya memungkinkan diambilnya kesimpulan secara
umum terhadap data yang diolah.

98
Statistika adalah ilmu yang berkaitan dengan data, sedangkan statistik adalah
sekumpulan data, informasi, atau hasil penerapan algoritma statistika pada sekumpulan
data. Dari kumpulan data, statistika dapat digunakan untuk menyimpulkan atau
mendeskripsikan data; ini dinamakan statistika deskriptif. Sebagian besar konsep dasar
statistika mengasumsikan teori probabilitas. Beberapa istilah statistika antara lain:
populasi, sampel, unit sampel, dan probabilitas.
Sugiono (2012) memaparkan bahwa salah satu bagian penting dari penelitian adalah pembuatan
kesimpulan dan pembahasan dari kumpulan data mengenai sebuah objek penelitian.

A. Ciri-Ciri Statistika

1. Bekerja dengan Angka

Di dalam penelitian ilmiah, statistika dapat difungsikan dalam penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif, yakni penelitian yang datanya dikumpulkan dalam bentuk angka-angka.
Menurut Ananda, R., & Fadhil, M., (2018) angka dalam statistik terdiri dari dua arti, yakni
angka yang menunjukkan jumlah serta angka yang menunjukkan nilai atau harga.

2. Bersifat Objektif

Apabila seorang peneliti menggunakan data statistik, itu artinya peneliti telah menutup peluang
terjadinya subjektivitas (Hadi, 2002), hal ini karena sebuah angka-angka bersifat objektif dan
pasti (apa adanya).
Ini mengindikasikan bahwa penelitian yang berbasis statistik akan menghasilkan hasil penelitian
yang sangat objektif dan terlepas dari subjektivitas peneliti.
Kendati demikian, objektif atau tidak sebuah hasil penelitian dengan pendekatan kuantitatif  juga
ditentukan oleh relevansi antara teknik yang digunakan dengan jenis data yang dianalisis.

3. Bersifat Universal

Maksudnya bahwa statistik dapat digunakan hampir pada semua bidang penelitian dalam
berbagai bidang disiplin ilmu.

B. Manfaat Statistik
 Menghitung besarnya anggota sampel yang diambil dari populasi, sehingga sampel dapat
lebih representatif dan dapat dipertanggung jawabkan.
 Dapat digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen.
 Bisa mendeskripsikan data sehingga data yang disajikan lebih komunikatif.
 Alat analisis data.
 Membantu penelitian dalam menggunakan sampel sehingga penelitian dapat bekerja
efisien dengan hasil yang sesuai dengan obyek yang ingin diteliti

99
 Membantu penelitian untuk membaca data yang telah terkumpul sehingga peneliti dapat
mengambil keputusan yang tepat
 Membantu peneliti untuk melihat ada tidaknya perbedaan antara kelompok yang satu
dengan kelompok yang lainnya atas obyek yang diteliti
 Membantu peneliti untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variabel yang satu
dengan variabel yang lainnya
 Membantu peneliti dalam menentukan prediksi untuk waktu yang akan datang
 Membantu peneliti dalam melakukan interpretasi atas data yang terkumpul
 Pemerintah menggunakan statistika untuk menilai hasil pembangunan masa lalu
 dan merencanakan masa mendatang
 Pimpinan menggunakannya untuk pengangkatan pegawai baru, pembelian peralatan baru,
peningkatan kemampuan karyawan, perubahan sistem kepegawaian, dsb.
 Para pendidik sering menggunakannya untuk melihat kedudukan siswa, prestasi belajar,
efektivitas metoda pembelajaran, atau media pembelajaran.
 Para psikolog banyak menggunakan statistika untuk membaca hasil pengamatan baik
melalui tes maupun obserbasi lapangan

C. Jenis-Jenis Statistika

Secara umum statistika dapat dibedakan menjadi dua, yakni Statistik Deskriptif dan Statistik
Inferensial. Di sini, statistik inferensial terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu Statistik
Parametrik dan Statistik non-Parametrik.

a. Pengertian Statistika Deskriptif

Statistik deskriptif (descriptive statistics) statistika yang mempelajari tata cara pengumpulan,


menyusun, menyajikan, dan menganalisis data penelitian yang berwujud angka-angka, agar
dapat memberikan gambaran yang teratur, ringkas dan jelas mengenai suatu gejala, keadaan dan
peristiwa sehingga dapat ditarik kesimpulan atau makna tertentu.
Statistik deskriptif ini hanya terkait dengan hal-hal yang sifatnya memberikan keterangan-
keterangan mengenai suatu data, keadaan atau sebuah fenomena.

100
Jenis pengukuran yang biasa diterapkan dalam statistika deskriptif meliputi tiga hal; Distribusi,
Tendensi Sentral, dan Dispersi (ukuran penyebaran data).

b. Pengertian Statistika Inferensial

Statistik inferensial (inferensial statistics) merupakan statistik yang digunakan untuk


mempelajari tata cara penarikan kesimpulan mengenai karakteristik populasi berdasarkan data
kuantitatif yang diperoleh dari sampel penelitian.
Penarikan simpulan mengenai karakteristik populasi dengan merujuk pada sampel yang diambil
dari populasinya disebut generalisasi. Di sisi lain, statistika inferensial membutuhkan pemenuhan
asumsi-asumsi.
Asumsi yang saya maksud, misalnya; sampel diambil secara acak dari populasi, dan asumsi-
asumsi lainnya. Statistik inferensial ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu statistik parametrik dan
statistik non-Parametrik.

1.) Definisi Statistika Parametrik

Merupakan statistik merupakan teknik analisis yang data yang menghendaki asumsi atau
pengujian karakteristik populasi, seperti normalitas distribusi maupun homogenitas data.

2.) Definisi Statistika non-Parametrik

Merupakan teknik analisis data yang tidak mempermasalahkan parameter-parameternya (tidak


mengacu pada parameter mean, median, modus, dan standar deviasi) karena data dalam statistika
non-Parametrik cenderung menggunakan data rangking.
Biasanya statistik non-Paramterik ini digunakan ketika peneliti dihadapkan pada sebuah data
yang berupa rangking atau peneliti dihadapkan pada data yang tidak berdistribusi normal (data
terlalu miring ke kiri atau ke kanan).
Kendati demikian, umumnya peneliti cenderung menghindari penggunaan analisis statistik non-
Parametrik ini karena dalam hal interpretasi data, statistik non-Paramterik ini cenderung lebih
susah dipahami.

D. Jenis Data

Secara umum data ada dua; Data Kuantitatif (data berbentuk angka) dan Data Kualitatif (data
berbentuk kata, kalimat, dan gambar).  Selanjutnya data kuantitatif ini terbagi lagi menjadi dua;
Data Diskret dan Data Kontinum.

1. Data Diskret

101
Data diskret ini merupakan data yang diperoleh dari menghitung, bukan mengukur. Selain itu,
data diskret juga diperoleh melalui cara kategorisasi atau klasifikasi dengan perbedaan kualitatif
sehingga data ini tidak mempunyai angka pecahan.
Contoh kasus 
Jenis kelamin yang diberi kategori sebagai berikut; perempuan diberi tanda 1, jenis kelamin
laki-laki diberi tanda 2.
Berdasarkan contoh kasus di atas, kedua data bersifat setara, maksudnya jenis kelamin laki-laki
tidak lebih tinggi dibandingkan jenis kelamin perempuan karena angka 1 dan angka 2 pada
dasarnya hanya sebuah tanda (tidak memiliki makna lain).

2. Data Kontinum

Berbeda dengan data diskret yang datanya hanya bersifat sebagai label, maka data kontinum
merupakan data yang digunakan untuk operasi hitung. Adapun pengertiannya, data kontinum ini
adalah data yang diperoleh dari hasil perhitungan atau pengukuran sehingga data tidak hanya
berupa bilangan bulat, tapi juga bisa berbentuk desimal.
Data kontinum terbagi menjadi tiga jenis tiga data, yakni ordinal, interval, dan rasio.

3. Data  Ordinal

Data ordinal adalah data yang diperoleh dengan cara kategorisasi atau klasifikasi yang berjenjang
dan bertingkat.
Beberapa buku mengklasifikasikan data ordinal ke dalam jenis data diskret, karena bentuk
datanya hampir mirip dengan data nominal, bedanya, jika data nominal diklasifikasikan dalam
beberapa kategori yang mutual exclusive dan exchausive, masing-masing kategori memiliki
kedudukan yang setara dan penempatannya berdasarkan penggolongan (lihat contoh kasus 1).
Adapun karakteristik dari data ordinal kedudukan masing-masing kategori memiliki perbedaan
jenjang dan urutan dalam atribut tertentu, serta tidak ada nilai nihil untuk nol mutlak.
Contoh kasus
Income seseorang dapat diklasifikasikan atau dikategorikan menjadi beberapa klasifikasi dan
dapat pula dibuat urutannya, sebagai berikut;

Nama Klasifikasi Urutan


A Sangat Tinggi 1
B Tinggi 2
C Sedang 3
D Kurang 4
E Kurang sekali 5

102
Pada contoh di atas jelas tampak adanya tingkatan atau urutan dari kategori, artinya seseorang
sudah dapat menyatakan bahwa A mempunyai pendapatan sangat tinggi, lebih baik dari B dan C
mendapatkan nilai income tinggi dan sedang.
Menurut Anwar (2009), ciri data ordinal adalah bentuk data berjenjang, tidak dapat dilakukan
operasi rumus matematika, dan jarak antara dua titik tidak diketahui.

4. Data Interval

Data interval adalah data yang jaraknya sama tetapi tidak mempunyai nol absolut atau dengan
kata lain bahwa data interval adalah data yang diperoleh dengan cara pengukuran, di mana jarak
antara dua titik diketahui.
Contoh kasus:
Misalnya, Jika Mata Kuliah A bernilai 1 sks diberikan waktu 50 menit, Mata Kuliah B bernilai 2
sks diberikan waktu 100 menit, dan Mata Kuliah C bernilai 3 sks diberikan waktu 150 menit.
Disederhanakan menjadi 50 – 100 – 150. Maka terlihat bahwa masing-masing data mempunyai
rentangan sebesar 50.

5. Data rasio

Merupakan data yang pengukurannya paling kompleks dan tentu dapat dipergunakan dalam
operasi hitung. Angka dalam data rasio merupakan angka yang sesungguhnya, bukan hanya
sebagai simol.
Anwar (2009) menyebut data rasio sebagai data yang jaraknya sama dan mempunya nol absolut
atau dengan ata lain data rasio adalah data yang diperoleh dengan pengukuran dan ada nol
absolut.
Contoh kasus;
Merupakan data yang pengukurannya paling kompleks dan tentu dapat
dipergunakan dalam operasi hitung. Angka dalam data rasio merupakan angka yang
sesungguhnya, bukan hanya sebagai simbol.
Anwar (2009) menyebut data rasio sebagai data yang jaraknya sama dan mempunya nol absolut
atau dengan kata lain data rasio adalah data yang diperoleh dengan pengukuran dan ada nol
absolut.
Contoh kasus;
Data mengenai berat badan adalah data yang sifatnya rasio, sebab dengan skala
ini kita dapat mengatakan bahwa data berat badan 80 kg adalah 10kg lebih berat dari
yang 70 kg, tetapi juga dapat mengatakan bahwa data 80 kg adalah 2x lebih berat dari
data 40 kg.
Berbeda dengan jenis data interval, data rasio mempunyai titik nol yang mutlak, selain itu
bilangan pada data rasio memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut.

103
1. Sebagai lambang untuk membedakan
2. Untuk mengurutkan peringkat, misalnya; makin besar bilangannya, peringkatnya main
tinggi.
3. Bisa memperlihatkan jarak perbedaan antara data objek yang satu dengan data objek yang
lain.
4. Rasio antara satu data dengan data yang lainnya dapat diketahui dan mempunyai arti
(titik nol merupakan titik mutlak

E. Skala Pengukuran

Pengukuran merupakan aturan-aturan pemberian angka untuk berbagai objek


sedemikian rupa sehingga angka ini mewakili kualitas atribut. Ada empat jenis skala
yang kerap digunakan untuk mengukur atribut yang dimaksud; skala nominal, skala
ordinal, skala interval, dan skala rasio.

1. Skala Nominal

Merupakan salah satu jenis pengukuran di mana angka dikenakan untuk objek dengan tujuan
identifikasi. Misalnya; nomor punggung pemain sepak bola.

2. Skala Ordinal

Skala ordinal merupakan salah satu jenis pengukuran di mana angka dikenakan terhadap data
berdasarkan urutan dari objek. Misalnya; angka 1 untuk mewakili mahasiswa tahun pertama,
angka 2 untuk mewakili mahasiswa tahun kedua, angka 3 untuk mewakili mahasiswa tahun
ketiga, dan seterusnya.

104
Di sisi lain, kita pun bisa menggantikan angka 1 dengan angka 10 untuk mewakili mahasiswa
tahun pertama, angka 20 untuk mewakili mahasiswa tahun kedua, dan seterusnya.
Kedua ilustrasi di atas, tetap mengindikasikan level kelas masing-masing kelompok mahasiswa
dan relative standing dari dua orang; siapa yang terlebih dahulu kuliah.

3. Skala Interval

Merupakan salah satu jenis pengukuran di mana angka-angka yang dikenakan memungkinkan
kita untuk membandingkan ukuran dari selisih antara angka-angka. Misalnya selisih antara 1 dan
2 yang setara dengan selirih antara 2 dan 3, selisih antara 2 dan 4 dua kali lebih besar dari selisih
antara 1 dan 2.

4. Skala Rasio

Skala rasio merupakan salah satu jenis pengukuran yang memiliki nol alamiah atau
nol absolute, sehingga memungkinkan kita membandingkan magnitude angka-angka absolute.
Contoh kasus;
seseorang yang memiliki berat 100kg boleh dikatakan dua kali lebih berat dibandingkan
seseorang yang memiliki berat 50kg, dan seseorang yang memiliki berat 150kg adalah tiga kali
lipat lebih berat dibandingkan seseorang yang 50 kg.

F. Metode Analisis Statistik

Metode analisis data adalah teknik atau cara yang diterapkan dalam melakukan analisis data.
Metode analisis diterapkan berdasarkan jenis data serta tujuan penelitian yang ingin dicapai.
Beberapa metode analisis statistik yang sering digunakan dalam penelitian yaitu antara lain:
 Analisis kualitatif digunakan untuk data kualitatif dan ketika penelitian membutuhkan
pendekatan secara subyektif.
 Analisis kuantitatif digunakan untuk data kuantitatif dan ketika penelitian membutuhkan
pendekatan secara objektif.
 Analisis regresi adalah metode yang digunakan untuk melihat pengaruh antara dua atau
lebih variabel. 
 Analisis inferensial menggunakan data sampel dari seluruh kumpulan data untuk
membuat prediksi terhadap kasus dalam suatu populasi.
 Analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menyajikan data secara
deskriptif atau narasi dengan apa adanya.
Contoh Penerapan Analisis Statistik
Analisis statistik dapat diterapkan di berbagai penelitian baik di bidang industri, pendidikan,
pemerintahan, kesehatan, dan masih banyak lainnya. Misalnya
Di bidang industri, analisis yang menggunakan formula atau rumus statistik dapat digunakan
untuk melihat trend pasar, preferensi konsumen, evaluasi teknik promosi produk, dan lainnya.

105
Di bidang kesehatan analisis statistik bisa digunakan untuk melihat perkembangan kasus covid
atau persebaran penyakit tertentu di suatu daerah.
Di bidang pendidikan, analisis statistik dapat diterapkan untuk melihat minat mahasiswa,
evaluasi sistem pembelajaran, tingkat mahasiswa yang lulus tepat waktu dan tidak, dan lainnya.
Di bidang pemerintahan contoh yang paling jelas dan dapat juga kamu pelajari hasil analisisnya
yaitu pada Badan Pusat Statistik. Disana ada banyak data statistik yang diolah mulai dari data
kependudukan, data ekspor impor, data ekonomi, data geografis, dan lain sebagainya. 
Contoh Soal Statistika

1. Nilai rata-rata sekelompok siswa yang berjumlah 40 orang adalah 62. Jika salah seorang
siswa dari kelompok itu memeroleh nilai 23 dan tidak dimasukan dalam perhitungan rata-rata
tersebut, maka nilai rata-rata ujian menjadi?

Jawaban:
X = Jumlah nilai/ Banyak siswa
Jumlah nilai = X. banyak siswa
Jumlah nilai = 62. 40 = 2.480
Jumlah nilai setelah dikurang 23 = 2.480-23 = 2.457
X = 2. 457/39 = 63
Jadi nilai rata rata ujian menjadi 63.

2. Diketahui data dari nilai ujian periklanan kelas Selasa pagi ruangan R.506 di Fakultas Ilmu
Komunikasi tahun 2008 yang diikuti oleh 65 mahasiswa adalah sebagai berikut:

Interval kelas (25-34) frekuensi (6)


Interval kelas (35-44) frekuensi (8)

Interval kelas (45-54), frekuensi (11)

Interval kelas (55-64), frekuensi (14)

Interval kelas (65-74), frekuensi (12)

Interval kelas (75-84), frekuensi (8)

Interval kelas (85-94), frekuensi (6)

Total = 65

Berapakah modus dari data di atas?

Jawaban:

F = 14, karena merupakan nilai frekuensi paling tinggi.

L0 = 50-0,5 = 54,5

106
C = 64-55 = 9

B1 = 14-11 = 3

B2 = 14-12 = 2

Modus = L0 + c (b1/b1 + b2)

= 54,5 + 9 x (3/3 + 2)

= 54,5 + 5,4

= 59,9

BAB 14

CARA MENYUSUN ABSTRAK PENELITIAN

A.Pengertian Abstrak Penelitian

Adalah rangkuman dari penelitian yang dilakukan. Abstrak memberikan


gambaran kepada pembaca mengenai isi karya tulis ilmiah secara ringkas. Abstrak dapat

107
diartikan sebagai ringkasan mengenai isi karya tulis ilmiah. Abstrak harus ditulis secara
akurat, mudah dibaca, jelas, dan padat.

Abstrak berisi pokok masalah, tujuan, metode, data, dan kesimpulan dalam bentuk
paragraf. Fungsi abstrak adalah memudahkan pembaca untuk memahami karya tulis
secara garis besar. Abstrak merupakan bagian penting dari suatu karya ilmiah karena ini
merupakan bagian yang pertama kali dibaca oleh pembaca atau penguji.

B.Tujuan Abstrak Penelitian

a) Tujuan pertama dari adanya abstrak adalah untuk memudahkan para pembaca dalam


memahami inti ataupun esensi yang ada di dalam sebuah karya ilmiah. Selain
itu, abstrak juga bisa menjadi salah satu pertimbangan untuk para pembaca, apakah
mereka akan melanjutkan membaca karya tulis ilmiah tersebut atau tidak.
b) Abstrak juga bisa dijadikan suatu pedoman bagi para pembaca dalam membaca
sebuah karya tulis ilmiah. Hal ini karena dalam abstrak terhadap rincian inforamasi,
analisis serta argumen dari penulis karya tulis ilmiah tersebut.
c) Adanya abstrak juga bisa mempermudah para pembaca untuk bisa mengingat poin
penting yang ada di dalam suatu karya tulis ilmiah.

C.Tahapan Menulis Abstrak :

 Latar Belakang

Kaidah yang harus dipenuhi saat membuat abstrak adalah dengan memasukkan
latar belakang dari permasalah serta latar belakang yang dihadapi oleh peneliti. Adanya
latar belakang membantu mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan penelitian
yang dilakukan.

 Metode

Menjabarkan secara ringkas dan padat jenis metode penelitian apa yang dilakukan
dalam penelitian. Hal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara dan langkah yang
sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.

 Hasil Penelitian

Menjabarkan hasil penelitian yang dilakukan menjadi kaidah yang harus


dijabarkn terkait dengan peneliti yang dilakukan. Jelaskan secara umum saja.

 Kesimpulan

108
Kesimpulan merupakan bagian yang tidak boleh dilewatkan. Kesimpulan ini
berisi interprestasi penulis mengenai penelitian yang dilakukan. Penulis harus mampu
memberikan kesimpulan dari serangkaian proses penelitian.

 Berikan Kata Kunci di Akhir Paragraf

Kata kunci pada penelitian berguna untuk memudahkan pencarian secara online,
kata kunci dapat dipilih dari kata-kata yang ada pada judul penelitian.

1. Beberapa hal yang perlu dipahami dalam membuat abstrak


 Jumlah Kata

Cara penulisan abstrak pertama dalam penulisan kata maksimal 150 kata. Jumlah
ini merupakan aturan umum yang perlu dipahami oleh setiap peneliti. 150 bukan jumlah
yang mutlak terpenuhi. Namun, aturan yang berlaku di indonesia saat ini jumlah yang
digunakan dalam penulisan abstrak adalah berkisar antara 100 sampai 150 kata.

 Jarak Antar Baris

Selanjutnya kita harus mengetahui spasi penulisan antar baris dalam cara
membuat abstrak spasi 1 (single spacing). Hal ini bertujuan untuk memadatkan abstrak
bahasa Indonesia dan abstrak bahasa Inggris dalam satu halaman.

 Penulisan Bahasa Asing

Penggunaan bahasa asing dalam abstrak harus dicetak miring dalam penulisannya.
Tidak hanya mencakup bahasa inggris saja tetapi juga bahasa ilmiah yang akan ditulis
dengan penulisan abstrak.

 Jumlah Paragraf

Setiap membuat abstrak terdiri dari tiga paragraf.

Pertama memuat : Juduk penelitian, rumusan masalah, latar belakang, dan tujuan
penelitian. Kedua memuat : Metode penelitian, teknik analisa data, landasan teori. Ketiga
memuat : Hasil atau kesimpulan yang diperoleh dari penelitian.

 Bahasa

Dalam penulisan abstrak bahasa yang digunakan adalah bahasa induk dan bahasa
global.

 Kata Kunci

109
Abstrak diberikan kata kunci yang terkait dengan penelitian yang dilakukan.
Jumlah kata kunci yang diberikan sekitar 3 sampai 5 kata yang dipisahkan dengan tanda
koma (,).

 Penulisan Singkat, Padat, dan Jelas

Penulisan abstrak yang akan dibuat perlu menulis abstrak dengan singkat, padat,
dan jelas. Tujuannya agar jumlah kata yang digunakan tidak boros. Serta, poin yang ingin
dibahas pada setiap paragraf tidak keluar dari penulisan abstrak yang baik dan benar.

2. Contoh Abstrak Penelitian

Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Energi

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh data observasi yang menunjukkan perolehan


hasil belajar siswa pada materi IPA sangat rendah. Untuk merespons hal itu maka peneliti
melakukan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa. Tujuan yang hendak dicapai pada penelitian antara lain: (1) Mengetahui pelaksaan
metode eksperimen dalam meningkatkan hasil belajar pada siswa, (2) Mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa dengan metode eksperimen pada siswa. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas dengan model Kemmis dan Mc. Taggart.

Penelitian ini dilakukan pada kelas 4 dengan jumlah siswa sebanyak 44 orang.
Penelitian ini engukur seluruh ranah yang ada pada hasil belajar, yaitu: kognitif, afektif,
dan psikomotor. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan pada setiap ranah di tiap
siklusnya. Dengan metode eksperimen siswa mendapatkan pengalaman belajar langsung
sehingga pembelajaran lebih menarik dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dari
data maka direkomendasikan kepada para guru untuk menggunakan metode eksperimen
dalam pembelajaran IPA di SD untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata Kunci : Hasil belajar, Metode Eksperimen

110

Anda mungkin juga menyukai