Disusun Oleh :
Kelas 6 G
1
BAB 1
JENIS-JENIS PENELITIAN
A. Penelitian Kualitatif
Pengumpulan data
2
melalui observasi atau observasi, kuesioner, wawancara mendalam dengan subjek
survei, survei dokumenter, dan diskusi kelompok terfokus.
Langkah ini menyaring data mentah. Peneliti memilih data yang paling
relevan untuk digunakan untuk mendukung penelitian mereka. Data kualitatif dapat
diperoleh dari wawancara dan observasi. Oleh karena itu, pengurutan diperlukan
untuk memudahkan klasifikasi data. Oleh karena itu, data yang disaring
dikategorikan sesuai kebutuhan. Misalnya, dalam survei, data dikategorikan
berdasarkan informan atau kategori lokasi survei.
Tampilan data
Menarik kesimpulan
Setelah melalui tiga proses, langkah terakhir adalah menarik kesimpulan. Isi
kesimpulan harus mencakup semua informasi relevan yang ditemukan dalam
penelitian. Selain itu, bahasa yang digunakan untuk menjelaskan kesimpulan harus
tidak berbelit-belit dan mudah dipahami.
1. Fenomenologi
Penelitian fenomenologi ini artinya peneliti yang melakukan
penelitian akan melakukan pengumpulan data melalui observasi partisipan
untuk dapat mengetahui fenomena esensial partisipan apa yang ada di
dalam hidupnya atau sepanjang pengalaman hidupnya.
2. Penelitian Grounded Theory
Jenis penelitian selanjutnya adalah penelitian grounded theory yang
mana peneliti dapat menggeneralisasi apa saja yang ia amati atau ia analisis
3
secara induktif. Teori abstrak mengenai proses, tindakan, atau interaksi
dapat dilakukan dan didapat berdasarkan pandangan partisipan yang diteliti.
3. Penelitian Etnografi
Di dalam jenis-jenis penelitian etnografi, peneliti akan melakukan
studi terhadap budaya suatu kelompok dalam kondisi yang alamiah dan
dilakukan melalui proses observasi dan atau wawancara.
4. Penelitian Studi Kasus
Penelitian studi kasus di dalam jenis-jenis penelitian kualitatif ini
akan mengenal lebih dalam atau memahami secara mendalam mengenai
alasan suatu fenomena atau kasus tersebut bisa terjadi. Kemudian dari situ
akan dikembangkan menjadi riset selanjutnya. Jenis penelitian ini nantinya
akan dijadikan bahan untuk menguji hipotesis.
5. Penelitian Narrative Research
Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan sebuah studi terhadap
seseorang individu atau lebih untuk dapat mendapatkan data mengenai
sejarah perjalanan kehidupannya yang kemudian disusun menjadi laporan
naratif yang kronologis. Biasanya, penelitian ini mengangkat pola mengenai
bagaimana situasi atau kondisi tersebut bisa terjadi dan bagaimana upaya
untuk menjaga atau memperbaiki situasi yang terjadi tersebut dengan data
yang valid dan disusun secara ilmiah.
b. Penelitian Kuantitatif
4
Berbeda dengan penelitian kualitatif yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, penelitian kuantitatif ini berlandaskan filsafat positivisme yang
dipakai untuk meneliti sekumpulan populasi atau sampel tertentu. Pengumpulan
data yang dilakukan biasanya menggunakan alat ukur atau instrumen penelitian
dan analisis data yang bersifat kuantitatif atau statistik.
Metode Survei
Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode penelitian survei
yang artinya metode penelitian kuantitatif yang digunakan untuk
mendapatkan suatu data yang terjadi, baik pada masa lampau atau saat ini
mengenai keyakinan, pendapat, karakteristik, dan hubungan variabel yang
dapat digunakan untuk menguji beberapa hipotesis.
Biasanya, hipotesis yang diuji bisa berupa variabel sosiologis dan
atau psikologis dari sampel yang diambil dari populasi tertentu.Teknik
pengumpulan data yang digunakan melalui pengamatan yang diambil dari
wawancara atau kuesioner dan dari hasil penelitian yang cenderung
digeneralisasikan.
Metode Eksperimen
Di dalam metode eksperimen, metode penelitian kuantitatif yang
digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel independen
yang berupa treatment atau perlakuan terhadap hasil atau variabel dependen
dan kondisi yang tak terkendalikan. Agar kondisi hasil atau variabel
dependen dapat dikendalikan, maka di dalam penelitian eksperimen bisa
menggunakan kelompok kontrol. Salah satu cara yang sering dilakukan
pada metode eksperimen ini adalah melakukan penelitian di laboratorium.
a. Penelitian Eksperimen
5
1.Pengertian Penelitian Eksperimen
6
penelitian ini tidak melibatkan kelompok pembanding, maka metode penelitian ini
lebih bias.
7
Sedangkan, post-test merupakan tahapan untuk melakukan sesuatu hal dengan
diberi perlakuan sesuai dengan rancangan eksperimen.
b. Penelitian Deskriptif
1. Pengertian Penelitian Deskriptif
8
3. kriteria tersendiri yang membedakan dengan jenis-jenis penelitian
yang lain. Kriteria tersebut di antaranya adalah di bawah ini.
Contoh yang biasa dilakukan pada penelitian deskriptif ini misalnya, pada
penelitian mengenai bagaimana motivasi perilaku membuat insta stories di
Instagram. Di dalam penelitian ini, peneliti bisa merancang berbagai variabel,
tetapi hanya satu variabel saja yang digunakan untuk melakukan penelitian, yaitu
mengenai motivasi.
9
Langkah yang terakhir dalam menerapkan metode deskriptif adalah
membuat laporan penelitian berdasarkan sistematika.
b. Penelitian Campuran
10
b. Jenis-jenis penelitian campuran atau penelitian gabungan ini dilakukan
untuk mengeksplorasi suatu pandangan partisipan secara kualitatif dan
kemudian dapat dianalisis kembali berdasarkan sampel yang luas yakni
secara kuantitatif.
c. Agar hasil yang didapatkan kompleks
d. Terakhir, dilakukannya penelitian campuran atau penelitian gabungan ini
guna untuk mengungkap berbagai kecenderungan dan hak-hak dari suatu
kelompok atau individu-individu yang tertindas.
11
2. Untuk mendapatkan data yang berupa statistik, yang kemudian
ditindaklanjuti guna memperoleh penjelasan yang lebih mendalam tentang
hasil statistik yang didapatkan sebelumnya.
12
BAB 2
PROSEDUR PENELITIAN
A.PROSEDUR PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada orang tua yang mempunyai anak usia dini
dalam wilayah Kelurahan Bojongherang RW 10 Kecamatan Cianjur.
Penelitimengambil subjek penelitian terhadap 3 orang tua dari keluarga yang berbeda
khususnya keluarga yang memiliki anak usia dini. Penentuan subjek penelitian
dilakukan secara purvosive, yaitupemilihan subjek penelitian tesebut bersifat selektif
dengan maksud atau tujuan tertentu dimana peneliti memilih responden yang
dianggap dapat mewakili dan terpercaya untuk menjadi sumber data yang mantap
13
dan berdasarkan pertimbangan untukmenemukan jawaban mengenai bagaimana peran
orang tua dalam meningkatkan kemampuan komunikasi anak melalui metode
bercakap-cakap.
Keluarga yang memiliki anak usia dini dengan rentang usia 4 - ≤ 5 tahun.
Keluarga yang menerapkan metode bercakap-cakap dalam mengembangkan
kemampuan komunikasi anak. Keluarga yang bertempat tinggal di wilayah
Kelurahan Bojongherang RW 10 Cianjur.
Keluarga yang bersedia diwawancarai/diobservasi.
DesainPenelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap yaitu:
1.TahapPersiapan
Tahap persiapan merupakan tahap awal dalam melakukan penelitian.
Langkah yang dilakukan pada tahap ini yaitu penyusunan proposal yang
berisi rancangan penelitian, pada langkah ini peneliti dibimbing oleh dosen
pendamping yang kemudian disetujui dan selanjutnya dapat dikembangkan
oleh penulis baik sesuai dengan teori maupun metode penelitian yang
digunakan. Setelah proposal disetujui, berdasarkan masalah yang ditemukan
maka penulis memilih orang tua yang tinggal di wilayah Kelurahan
Bojongherang RW 10 Kecamatan Cianjur untuk menjadi responden dalam
penelitian ini, keluarga yang diteliti terbagi dari 3 keluarga yang berbeda
yaitu keluarga 1 adalahkeluarga yang memiliki ayah atau ibu yang bekerja
dengan anak, keluarga 2 adalah keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan
anak dengan ayah yang bekerja sedangkan ibu menjadi ibu rumah tanggaelu,
sedangkan keluarga 3 adalah keluarga yang memiliki ayah atau ibu saja
(single parent) dengan anak. Pada tahap persiapan ini juga penulis
mempersiapkan lembar pedoman wawancara dan pedoman observasi serta
mempersiapkan surat izin penelitian dari instansi terkait demi kelancaran
penelitian.
2.Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan adalah tahap penggalian informasi data secara mendalam dari
pihak-pihak yang terkait. Dengan pegangan pedoman wawancara dan pedoman
observasi yang dibuat pada tahap persiapan penulis mengenal objek lebih dalam.
Dalam pedoman wawancara dan pedoman observasi peneliti menggunakan
pertanyaan-pertanyaan dan panduan observasi yang sesuai dengan tujuan dan
14
pernyataan penelitian yang disetujui oleh dosen pembimbing setelah data yang
diperlukan terkumpul maka dilaksanakan analisis data.
3.Tahap Pelaporan
Pada tahap pelaporan ini penulis melakukan kegiatan triangulasi data merupakan
pengecekan atau pemeriksaan dari data yang diperoleh agar memperoleh keabsahan
data. Hal ini dilakukan dengan mengecek kebenaran informasi yang didapat dari
informan kepada orang lain ataupihak-pihak yang ada kaitannya dengan informan.
Tujuannya yaitu untuk membandingkan informasi yang didapat agar ada jaminan
tentang kebenarannya. Pada tahap ini juga dilakukan perbandingan antara hasil
observasi dengan wawancara serta membandingkannya dengan informasi yang
didapatkan dari orang lain yang dekat dengan responden. Penulis menyusun laporan
hasil pengumpulan data yaitu hasil observasi dan wawancara.
1.Metode Penelitian
Metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif yaitu metode yang
digunakan untuk menggambarkan keadaan yang sedang berlangsung dan bersifat
aktual dan memaparkan suatu fenomena tentang suatu masalah. Penggunaan metode
deskriptif pada prinsipnya mempunyai tujuan untuk memecahkan dan menganalisa
masalah-masalah atau fenomena yang ada pada saat itu. Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif menurut Lexy
J. Moeleong (2005: 6) adalah: Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
15
apa yang dirasakan oleh orang tersebut, memahami dan mendalami perasaan orang
lain mengenai suatu hal yang belum dipahami penulis sebelumnya.
Menurut Norcholis Madjid dalam Jeffy (2011:58) peran orangtua adalah peran
tingkah laku, tauladan atau teladan, dan pola-pola hubungannya dengan anak yang
dijiwai dan disemangati oleh nilai-nilai keagamaan menyeluruh. Peran orangtua
menurut Stainback dan susan dalam Jeffy (2011;58) antara lain :
Peran sebagai fasilitator, orangtua bertanggung jawab menyediakan diri untuk terlibat
dalam membantu belajar anak di rumahmengembangkan keterampilan belajar yang
baik, memajukan pendidikan dalam keluarga dan menyediakan sarana alat belajar
seperti tempat belajar, penerang yang cukup, buku-buku pelajaran dan alat-alat tulis.
2. Komunikasi
3. Metode Bercakap-cakap
16
“Anak Usia Dini adalah anak usia 0-6 tahun yang merupakan masa
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat berpengaruh bagi kehidupan
selanjutnya” (Direktorat PAUD, 2002). Usia dini merupakan masa yang sangat rawan
bagi seseorang, yaitu pada usia ini pendidikan akan sangat berpengaruh yaitu sebagai
pondasi bagi anak untuk memasuki usia selanjutnya dan masa yang akan datang.
Anak usia dini pada penelitian ini yaitu anak yang bertempat tinggal di lingkungan
kelurahan Bojongherang RW 10 Kecamatan Cianjur, dengan rentang usai dari 4
sampai 5 tahun.
5. Keluarga
Instrumen Penelitian
17
dan melakukan pengumpulan data, menganalisis data serta
membuat kesimpulan.
TeknikPengumpulan Data
1. Wawancara (Interview)
18
tidak dikenal dan belum memiliki pola, maka itula yang harus dijadikan perhatian
peneliti dalam melakukan reduksi data.
Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman
dalam Sugiyono (2012:345) adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan
awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung
oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan
19
yang kredibel. Dengan demikian kesimpulan kualitatif mungkin dapat terjawab
rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak karena
seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian
kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di
lapangan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan
temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi
atau gambaran suatu obyek yang seb lumnya masih remang-remang atau gelap
sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif,
hipotesis atau teori
20
dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan
sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam buku Sugiyono (2012:341)
menyatakan bahwa “the most frequent form of display data for qualitative research
data in the past has been narative text”, Yang paling sering igunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
Fenomena sosial bersifat kompleks dan dinamis, sehingga apa yang ditemukan pada
saat memasuki lapangan dan setelah berlangsung agak lama dilapangan akan
mengalami perkembangan data. Untuk itu maka peneliti harus selalu menguji apa
yang telah ditemukan pada saat memasuki lapangan yang masih bersifat hipotetik itu
berkembang atau tidak. Bila setelah lama memasuki lapangan ternyata hipotesis yang
dirumuskan selalu didukung oleh data pada saat dikumpulkan di lapangan,
maka hipotesis tersebut terbukti, dan akan berkembang menjadi teori yang grounded.
Teori grounded dalam Sugiyono adalah teori yang ditemukan secara induktif,
berdasarkan data-data yang ditemukan di lapangan, dan selanjutnya diuji melalui
pengumpulan data yang terus- menerus. Bila pola-pola yang ditemukan telah
didukung oleh data selama penelitian, maka pola tersebut sudah menjadi pola yang
baku yang tidak lagi berubah. Pola tersebut selanjutnya disajikan pada laporan akhir
penelitian.
21
BAB 3
22
BAB III
23
Masalah
Identifikasi masalah
Judul
Menentukan topik
Menentukan topik adalah hal pertama yang harus dilakukan oleh
penelitian. Penelitian harus fokus mencari topik apa yang akan dia
kaji.
Menentukan masalah
Setelah menentukan topik, maka amati melalui kegiatan observasi atau
dengan wawancara studi kasus. Baca : teknik pengumpulan data dari
hasil pengamatan nanti peneliti harus bisa menentukan masalah. Tapi
kalau memang tidak ada masalah. Masalah adalah ketimbangan antara
harapan dengan kondisi yang ada di lapangan. Misal harapanya media
pembelajaran dapat meningkatkan motivasi anak ternyata setelah guru
menggunakan media pembelajaran motivasi anak untuk belajar tidak
meningkat, malah rame saat belajar di kelas.
Mengedentifikasi masalah
Sebenarnya sama dengan menentukan masalah, hanya saja pada
identifikasi masalah peneliti menuliskan masalah-masalah dengan
terperinci.
Misal :
a. Menurunya konsentrasi siswa dalam belajar
b. Pengaruh profesionalitas guru dalam mengajar di kelas terhadap rasa
hormat siswa kepada guru
c. Kurangya perhatian orang tua terhadap perkembangan anak
Batasan masalah
24
Adalah upaya untuk membatasi ruang lingkungkup masalah yang terlalu
luas. Dalam hal ini penulis harus membuat batasan-batasan masalah pada
penelitian yang dituliskan pada penegasan istilah.
Menuliskan judul
Ada yang bilang kalau judul itu harus panjang dan spesifik, ada yang
bilang bahwa judul harus pendek dan hlistik. Semuanya boleh digunakan.
Namun untuk penelitian kualitatif, judul lebih baik di buat dengan singkat
dan holistik ( menyeluruh )dan di lanjutkan dengan pembuatan masalah
25
BAB 4
Latar Belakang Masalah
A. Pengertian Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah adalah menceritakan hal hal yang melatarbelakangi mengapa
peneliti memilih judul penelitiannya. Dalam latar belakang masalah ini, peneliti seolah-olah
sebagai detektif yang sedang mengamati situasi lingkungan tempat kejadian perkara. Untuk
memunculkan berbagai alasan mengapa memilih judul tersebut, maka seorang peneliti dalam
hal ini dapat mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, akan tetapi belum
efektif pada pelaksanaannya.
Latar belakang Masalah dapat juga mengacu pada krisis ideologi, ekonomi, sosial,
politik, budaya, pertahanan dan keamanan. Latar belakang ditutup dengan kalimat kunci yang
menekankan pentingnya masalah tersebut untuk segera diteliti dan dampaknya jika penelitian
itu ditunda-tunda untuk tidak diteliti.
Contohnya, dalam membuat makalah kamu harus menjelaskan mengapa kamu harus
membuat karya ilmiah itu. Kalau dalam proposal acara, mengapa kamu harus mengadakan
acara itu. Dengan begitu, para pembaca akan paham dengan maksud dan tujuan kamu menulis
karya ilmiah. Selain itu tulis latar belakang dengan sebaik mungkin sehingga meningkatkan
minat pembaca karya ilmiah mu.
Biasanya, latar belakang juga membahas penelitian sebelumnya yang topiknya serupa.
Dari situ kamu bisa juga menulis apa saja yang belum dibahas dalam penelitian sebelumnya,
dan apa saja perbedaan yang ada antara penelitian sebelumnya dan penelitian kamu.
Dalam karya ilmiah, tidak ada patokan seberapa panjang latar belakang penelitian mu,
hal ini bergantung pada seberapa panjang masalah yang akan dijabarkan.
Yang menjadi pertanyaan, berapa halaman jumlah latar belakang masalah?
Jawabannya yaitu proporsional, tergantung jumlah halaman seluruh proposal penelitian atau
laporan penelitian.
Perlu digaris bawahi bahwa jangan sampai latar belakang masalah yang ada pada
proposal atau yang ada pada Bab 1 pada laporan penelitian jumlahnya lebih banyak dari bab-
bab lainnya, kecuali bab terakhir, yaitu kesimpulan dan saran.
26
1. Isi latar belakang masalah
Secara garis besar, isi dari latar belakang dalam karya tulis ilmiah adalah:
a. Data atau fakta yang ada
Hal ini akan menjadi acuan dalam penulisan latar belakang. Dengan data atau
fakta yang kamu peroleh, kamu harus menjabarkan masalah apa yang akan kamu bahas.
Tentu saja data ini nantinya akan dibandingkan dengan teori-teori yang ada atau standar
keilmuan. Jika berbeda, disitulah letak permasalahannya.
b. Analisis
Berisi analisis terhadap permasalahan yang ada sampai jelas.
c. Mengapa harus diteliti?
Dari analisis tersebut seharusnya bisa menghasilkan sebuah kesimpulan awal
mengapa proyek tersebut bisa dan harus diteliti lagi?
Kemudian menurut Sugiyono 1999:302 yang menyebutkan bahwa latar belakang
masalah berisi tentang sejarah/alur/peristiwa yang sedang terjadi pada proyek penelitian.
Namun dalam proyek penelitian tersebut benar-benar ada masalah atau penyimpangan-
penyimpangan yang bisa dilihat dari standar keilmuan atau peraturan yang ada.
Karena adanya penyimpangan atau ketidakberesan tersebutlah kemudian sebuah
proyek penelitian bisa untuk diteliti. Dalam latar belakang masalah juga terdapat analisis
sehingga sebuah masalah menjadi lebih jelas dan dapat diterima baik oleh pembaca.
Melalui analisis ini juga, peneliti harus mampu menjelaskan tentang penyimpangan
atau ketidaksesuaian yang terjadi dan mengapa harus diteliti lebih jauh lagi.
Sedangkan menurut Huesin Umar, 2001:238 menyebutkan bahwa isi latar belakang
masalah adalah sebuah informasi tentang suatu masalah dan atau peluang yang dapat
dipermasalahkan agar ditindak lanjuti lewat penelitian, termasuk hal-hal yang
melatarbelakanginya.
2. Komponen Latar Belakang Masalah
Dalam menuliskan latar belakang, ada beberapa komponen yang harus dipenuhi
oleh penulis. Dari komponen ini diharapkan akan meningkatkan minat pembaca penelitian
kamu. Selebihnya dari latar belakang lah akan ditentukan apakah kamu mampu dalam
menyajikan atau menyampaikan sebuah logika. Selain itu di sini bisa terlihat apakah kamu
mampu dalam menyampaikan pikiran kamu melalui sebuah tulisan. Berikut adalah
beberapa komponen dari latar belakang yaitu:
a. Menuliskan bidang atau permasalahan yang diminati dengan jelas
b. Menetapkan konteks dengan memberikan tulisan singkat dari bahan literatur terdahulu
yang penulis pilih. Namun, harus dipastikan untuk memilih literatur yang sesuai dengan
permasalahan yang akan kamu bahas.
c. Tuliskan hipotesis dari masalah yang kamu bahas dalam latar belakang.
d. Alasan dalam memilih permasalahan atau topik penelitian.
C. Cara membuat latar belakang masalah
27
Dalam penulisan karya ilmiah, tidak jarang banyak penulis yang kebingungan dalam
menulis latar belakang. Latar belakang mencakup banyak informasi, dan membutuhkan uraian
yang panjang, hal ini bisa menghilangkan minat pembaca karya ilmiah mu.
Supaya karya ilmiah kamu tidak membosankan. Coba tulislah sebuah cerita yang
membangun tentang topik pilihanmu. Namun, pastikan cerita yang kamu tulis tidak melebar
ke topik yang lainnya, sehingga pembaca akan mengerti cerita dan masalah yang akan kamu
bahas.
Untuk menulis latar belakang yang efektif, kamu harus menghindari beberapa
kesalahan umum. Simak beberapa kesalahan umum dalam menulis latar belakang di bawah
ini:
a. Menuliskan latar belakang haruslah sistematis, jangan menulisnya secara acak
Kalau kamu membahas tema tidak secara kronologis, nantinya akan membuat para
pembaca kebingungan. Tulislah latar belakangmu dengan teratur dan rapi
Pada penulisan penelitian, terdapat perbedaan cara penulisan latar belakang antara
kuantitatif dan kualitatif, dimana logika induktif digunakan pada penelitian kualitatif
sedangkan logika deduktif dapat digunakan untuk penelitian kuantitatif.
b. Jangan menulis secara ambigu
Hal ini bisa terjadi jika kamu hanya menjelaskan topikmu secara setengah-setengah.
Bagaimana untuk menghindari hal ini? Coba saja posisikan bahwa dirimu adalah seorang
pembaca yang belum paham sama sekali tentang topikmu. Dengan begitu, kamu akan bisa
menulis latar belakangmu secara jelas.
c. Pusatkan tema yang kamu bahas
Jangan membahas topik yang tidak relevan dengan penelitian. Fokuskan pada
aspek-aspek penting dalam penelitian seperti, tulis perbedaan atau kesenjangan yang ada
dengan literatur sebelumnya, tuliskan hal-hal baru yang akan kamu bahas dalam penelitian
dan jelaskan mengapa penelitian kamu sangat penting untuk dilakukan. Dengan begitu,
pembaca akan tertarik dengan karya ilmiahmu.
Selain ketiga hal di atas, kesalahan yang paling sering dilakukan adalah menulis
latar belakang terlalu panjang atau terlalu pendek. Cobalah untuk menuliskan poin-poin
penting dalam penelitian mu, namun tuliskan secara ringkas, tidak perlu bertele-tele.
Misalkan saja judul penelitiannya adalah: ‘Ideologi dan Kebudayaan dalam Anime
Attack on Titan.’
Latar belakang yang ditulis harus berisi jawaban dari pertanyaan: Mengapa ideologi
dan kebudayaan? Mengapa anime Attack on Titan? Selain itu tuliskan dengan jelas objek
yang diteliti, permasalahan yang akan dibahas, dan solusi dari permasalahan tersebut.
Jangan lupa untuk menuliskan penelitian terdahulu jika memang ada, lalu tuliskan juga
perbedaan antara penelitian terdahulu dan penelitian mu sekarang.
1. Cara membuat latar belakang masalah skripsi dengan metode kualitatif
28
Terdapat tiga tahapan yang perlu dilakukan dalam cara membuat latar belakang
skripsi kualitatif, diantaranya:
a. Memberikan penjelasan secara mendetail dan runtut mengenai fenomena yang dijadikan
sebagai dasar topik permasalahan. Penjelasan fenomena ini juga dibarengi dengan
adanya bukti data maupun fakta yang relevan.
b. Menjelaskan mengenai metode analisis yang akan digunakan dalam proses pemecahan
permasalahan yang ada. Hal ini dibarengi dengan penjelasan mengenai temuan
penelitian terdahulu, teori, dan pendapat para ahli untuk dijadikan sebagai
perbandingan. Ketiga hal tersebut menjadi alasan akan pembaharuan atau novelty dari
penelitian skripsi ini.
c. Memaparkan kesimpulan mengenai pentingnya penelitian untuk dilakukan dalam
membantu memecahkan masalah. Berikan penjelasan secara padat dan dalam garis
besar mengenai manfaat yang dihasilkan dari adanya penelitian tersebut.
2. Cara membuat latar belakang masalah skripsi dengan metode kuanlitatif
Berbeda dengan cara membuat latar belakang skripsi kualitatif, pada metode
kuantitatif perlu untuk melakukan penyusunan kerangka terlebih dahulu. Akan lebih baik
lagi jika kamu dapat membuat gagasan pokok dari setiap paragraf yang dituliskan. Kamu
bisa menyesuaikan jumlah gagasan pokok maupun paragraf sesuai dengan arahan dan juga
kebutuhan dari topik skripsi yang ada. Berikut ini merupakan cara membuat latar belakang
skripsi dengan kuantitatif diantaranya:
a. Tentukan terlebih dahulu mengenai topik permasalahan yang ingin diangkat dan judul
yang akan diajukan.
b. Tuliskan ide pokok untuk setiap paragraf yang digunakan sebagai kerangka pemikiran.
c. Tuliskan judul skripsi yang akan digunakan pada bagian paragraf paling akhir sebagai
penutup latar belakang.
Dewasa ini, perkembangan teknologi dan internet sudah semakin canggih. Dengan
adanya internet, hampir semua aktivitas bisa dilakukan, seperti bercengkrama dengan
teman yang ada di benua lain, memesan taksi, hingga melakukan jual beli. Tidak hanya
jual beli antar kota saja, namun bisa sampai mencakup antar negara dengan cara yang
mudah dan biaya yang murah.
Dengan begitu, tidak sedikit perusahaan-perusahaan yang turut menawarkan
berbagai produk dan jasanya lewat internet. Mulai dari menyediakan jasa pengiriman
29
barang, kebutuhan sandang pangan, dan sebagainya. Ketika sebuah barang atau jasa sudah
dipasarkan melalui internet, maka semua pengguna internet di dunia bisa melihat produk
tersebut.
Dalam melakukan transaksi jual beli ini, sudah ada platform yang bernama E-
Commerce. Di Indonesia sendiri, E-Commerce sudah merebak sejak tahun 2010. Bahkan,
Indonesia telah dinobatkan sebagai negara dengan adopsi E-Commerce tertinggi di dunia
pada tahun 2019.
Pengguna internet mulai dari usia 16-65 tahun pernah bertransaksi melalui E-
Commerce. Hingga saat ini, sudah banyak sekali pilihan E-Commerce di Indonesia, mulai
dari Bukalapak, Shopee, Tokopedia, Lazada. Dsb. Bertransaksi melalui E-Commerce jadi
lebih mudah bagi kedua belah pihak, pihak pembeli maupun penjual.
Dengan adanya E-Commerce, para penjual tidak perlu mengeluarkan uang terlalu
banyak seperti yang biaya sewa toko, pegawai, dll. Dari sisi pembeli, pembeli tidak perlu
repot-repot datang ke toko untuk berbelanja. Melalui E-Commerce, transaksi jual beli
menjadi lebih mudah dan cepat untuk para pengguna internet di seluruh dunia.
Polisemi adalah suatu kata atau frasa yang memiliki makna lebih dari satu. Polisemi
dalam bahasa Jepang disebut Tagigo. Polisemi tidak hanya terdapat pada satu kelas kata
saja, tetapi hampir semua kelas kata memiliki polisemi.
Salah satunya adalah verba toru yang memiliki beberapa arti seperti mengambil,
memiliki, mendapatkan, dan sebagainya yang akan dijabarkan penjelasannya di dalam
penelitian ini. Kata yang berpolisemi, jika dilihat di dalam kamus, makna pertama yang
30
tertulis merupakan makna yang sebenarnya, sedangkan makna kedua dan selanjutnya
adalah makna perluasan.
Kepemilikan makna yang lebih dari satu inilah yang sering menimbulkan
kekeliruan dalam menerjemahkan frasa atau kalimat. Hal yang sering terjadi dalam
penerjemahan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang ataupun sebaliknya yaitu
penggunaan aturan bahasa Jepang yang tidak sesuai. Tidak jarang penerjemahannya
menggunakan aturan bahasa Indonesia.
Masalah seperti ini mungkin disebabkan oleh kurangnya pengetahuan makna dasar
dari suatu kata, maupun makna perluasannya. Selain itu, mungkin para pembelajar bahasa
Jepang tidak meninjau kembali perubahan dan perbedaan makna dari suatu kata atau frasa.
Untuk mengurangi kesalahan dalam penerjemahan bahasa Indonesia ke dalam
bahasa Jepang atau sebaliknya, maka penulis ingin menjelaskan perubahan dan perbedaan
makna dari suatu kata yang berpolisemi.
Salah satu kata yang ingin dianalisis oleh penulis yaitu verba toru. Selain itu,
penulisan dari penelitian ini bertujuan untuk memberitahu bahwa verba toru tidak hanya
memiliki arti ‘mengambil’ tetapi memiliki banyak makna. Hasil dari penulisan makalah ini
diharapkan dapat menjadi muatan dalam pelajaran bahasa Jepang.
Selain itu, secara teoritis dapat menambah pemahaman dan pengetahuan tentang
verba toru yang memiliki banyak makna. Dan juga, penulisan dari makalah ini diharapkan
dapat mengurangi kesalahan dalam menerjemahkan bahasa Jepang ke dalam bahasa
Indonesia maupun sebaliknya.
4. Latar belakang skripsi
Judul: Globalisasi Budaya dalam Perluasan Sister Group AKB48 di Mancanegara
Kesuksesan Jepang yang sangat membawa berpengaruh bagi dunia adalah budaya
populer Jepang, atau yang dikenal sebagai Japanese Pop Culture. Budaya populer Jepang
mulai menyebar luas ke masyarakat dunia pada akhir dekade 1980.
Budaya populer Jepang meliputi anime, manga, idol group dan J-pop (Japanese
Pop). Berkembangnya budaya populer Jepang tidak terlepas dari peran media untuk
menyebarluaskan informasi mengenai budaya populer Jepang ke kancah dunia, media
tersebut diantaranya adalah media cetak koran, majalah; media elektronik seperti TV dan
radio ; media interaktif yaitu internet; hingga media alternatif seperti film layar lebar.
Sejak tahun 2000 hingga saat ini, budaya pop Jepang yang sedang populer di
kalangan masyarakat Jepang maupun luar Jepang adalah idol group.
Idol group merupakan salah satu unsur dalam pop culture Jepang. Melalui pop
culture nya Jepang berusaha untuk menarik masyarakat dunia untuk lebih mengenal
negaranya hingga akhirnya Jepang dapat menggunakan budaya tersebut sebagai bentuk
soft power. AKB48 adalah salah satu idol grup wanita yang meraih popularitas tinggi di
Jepang.
Sejak debut pertamanya di tahun 2005, AKB48 semakin menyita antusias
penggemarnya hingga di berbagai negara.
31
Hingga akhirnya terbentuknya grup saudari nya atau yang biasa dikenal dengan
sister group di Sakae, Nagoya pada tahun 2008 dengan nama SKE48. Sister group seperti
itu akhirnya bermunculan juga di daerah lain bahkan hingga ke negara lain, seperti di
Indonesia dengan nama JKT48, di Taiwan dengan nama TPE48, di Filipina dengan nama
MNL48, dan di Thailand dengan nama BNK48.
Budaya populer idol group Jepang mulai terkenal karena adanya agensi terkenal di
Jepang yang menaungi idol group pria yang dibentuk oleh Johnny Kitagawa, yaitu
Johnny’s Associates, yang beberapa idol group-nya seperti Arashi dan Hey! Say! JUMP
pernah melakukan tur konser di beberapa negara Asia.
Kemudian, budaya idol group Jepang di mancanegara semakin berpengaruh setelah
48 group (perusahaan yang menaungi idol group AKB48) membentuk sister group atau
grup saudari di sejumlah negara Asia. Oleh karena itu, dengan adanya sister group AKB48
yang tersebar di mancanegara, penulis ingin meneliti globalisasi budaya Jepang dalam
perluasan sister group AKB48, serta pengaruh dan dampak dengan adanya sister group
tersebut.
Masalah penelitian dalam makalah ini adalah pengaruh dan dampak globalisasi
dalam memperluas budaya Jepang melalui sister group AKB48 di mancanegara. Variabel
utama yang diteliti dalam makalah ini adalah pengaruh dan dampak globalisasi budaya.
Unit analisis dalam penelitian ini adalah sister group AKB48.
Berdasarkan masalah penelitian yang telah dipaparkan di atas, tujuan penelitian ini
adalah menganalisis dan melihat pengaruh dan dampak globalisasi dalam penyebaran
budaya Jepang melalui sister group AKB48.
32
BAB 5
A. IDENTIFIKASI MASALAH PENELITIAN
33
2. Urgen Masalah tersebut dianggap mendesak (urgen) untuk dipecahkan.
3. Bermanfaat Memiliki kegunaan atau kebermanfaatan jika masalah penelitian
dipecahkan.
Permasalahan dalam penelitian sering disebut problema atau metode dan secara
umum dikelompokkan ke dalam 3 jenis yaitu problema deskriptif, problema
komparatif dan problema korelatif.
1. Problema deskriptif: problema untuk mengetahui status variabel dan
mendeskripsikan fenomena tersebut, sehingga lahirlah penelitian deskriptif
(termasuk survey), penelitian historis, dan filosofis.
2. Problema komparatif: problema untuk membandingkan dua fenomena/variabel
atau lebih. Disini peneliti berusaha mencari
persamaan dan perbedaan fenomena, selanjutnya mencari arti atau manfaat dari
persamaan dan perbedaan tersebut
3. Problema Asosiatif/korelatif: problema untuk mencari hubungan antara dua
fenomena atau variabel. Problema korelasi ada dua macam, yaitu korelasi sejajar,
dan korelasi sebab akibat.
Ketiga jenis permasalahan ini biasanya dijadikan dasar peneliti dalam merumuskan judul
penelitian. Secara lebih operasional, permasalahan penelitian adalah: Suatu rumusan
kalimat interogatif mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih yang belum
terjawab dengan teori atau penelitian yang ada. Berdasarkan pengertian tersebut diketahui
bahwa rumusan permasalahan penelitian harus berupa kalimat yang isinya
“mempertanyakan kesenjangan” yang ditemukan atau yang ingin dibuktikan peneliti, baik
dalam kalimat tanya maupun dalam kalimat positif. Namun, walaupun rumusan kalimat
interogatif bukan suatu keharusan, disarankan kepada peneliti untuk menggunakan
kalimat tanya. Saran ini didasarkan atas pertimbangan, bahwa dengan kalimat tanya akan
lebih mudah diperoleh sifat-sifat tajam dan spesifik tentang inti masalah yang
dipersoalkan, sebagai sifat yang amat penting dalam perumusan masalah penelitian.
34
2. SUMBER-SUMBER MASALAH PENELITIAN
Masalah penelitian merupakan masalah atau isu yang menuntun pada keharusan
dilaksanakannya penelitian tersebut. Masalah ini bisa muncul dari berbagai sumber.
Ia bisa bersumber dari pengalaman yang pernah dirasakan peneliti dalam
kehidupan pribadi atau tempat kerjanya. Ia juga bisa berasal dari perdebatan
ekstensif dalam literature-literatur. Ia juga bisa muncul dari perdebatan kebijakan
di pemerintahan atau antara para eksekutif kenamaan. Intinya, sumber-sumber
masalah penelitian bisa jadi sangat beragam. Berbagai sumber, dari mana
permasalahan penelitian dapat digali, diidentifikasi dan dikembangkan, antara lain
dari:
1. Pengalaman Pribadi Setiap orang dapat mengidentifikasi secara unik masalah dari
pengalaman pribadinya dalam keseharian, juga pengalaman akademik selama
belajar, dan mengerjakan tugas ataupun laporan. 1.6 Studi Mandiri dan Seminar
Proposal Penelitian .
2. Lanjutan atau Perluasan Penelitian Peneliti dapat mengambil permasalahan
penelitian dari hasil penelitian sebelumnya, yang biasanya tercantum pada saran
untuk mengembangkan atau melanjutkan penelitian tersebut.
3. Sumber Kepustakaan: buku Teks, Jurnal, Laporan Penelitian Membaca buku teks,
jurnal maupun laporan penelitian, selain dapat memperkaya khasanah
pengetahuan, juga dapat dijadikan sebagai sumber bahan identifikasi masalah yang
memberi rekomendasi untuk melakukan penelitian lanjutan.
4. Forum Pertemuan Ilmiah dan Diskusi Hasil pertemuan ilmiah dan diskusi dengan
orang yang lebih berpengalaman atau para pakar di bidangnya dapat membuka
wawasan dan pandangan lain untuk memperoleh identifikasi masalah yang
direncanakan sebagai bahan untuk menyusun skripsi atau tesis.
5. Observasi atau pengalaman langsung dalam praktek Hasil observasi dan
pengalaman langsung juga merupakan sumber yang masalah yang potensial
dijadikan dalam merencanakan suatu penelitian.
6. Perubahan Paradigma dalam pendidikan Paradigma pendidikan yang selalu
berubah dan berkembang dari masa ke masa dalam berbagai hal seperti kurikulum,
media dan metode pembelajaran dapat dijadikan sumber berbagai identifikasi
masalah untuk penelitian.
7. Fenomena Pendidikan dalam kelas, luar kelas dan di Masyarakat Fenomena
pendidikan yang terjadi baik dalam kelas, luar kelas maupun dalam masyarakat
dapat mendorong peneliti untuk menjadikannya sebagai sumber masalah yang
dapat diangkat dalam suatu penelitian.
8. Deduksi dari teori Terdapatnya deduksi dari teori yang sudah ada ataupun
merupakan cabang studi yang sedang dikembangkan.
35
Hal-hal yang dapat dipermasalahkan dalam penelitian adalah masalah atau peluang,
dimana pendefinisiannya harus jelas baik keluasannya maupun kedalamannya. Masalah
diartikan sebagai suatu situasi dimana suatu fakta yang terjadi sudah menyimpang dari
batas-batas toleransi yang diharapkan.
Peluang merupakan suatu kondisi eksternal yang menguntungkan jika dapat diraih
dengan usaha-usaha tertentu, tetapi juga dapat menjadi ancaman bila peluang itu dapat
dimanfaatkan oleh pesaing.
Cara pertama dalam membuat identifikasi masalah adalah dengan melakukan
identifikasi masalah secara umum.
1. Identifikasi masalah secara umum ini dilakukan dengan cara mengajukan beberapa
pertanyaan umum atau secara luas mengenai permasalahan dari penelitian yang
dilakukan. pertanyaan yang diajukan secara umum ini nantinya dapat dipersempit lagi
untuk mendapatkan jawaban yang lebih fokus dan tidak terlalu luas atas masalah yang
diteliti. Melakukan identifikasi masalah secara umum juga dapat membantu untuk
menggali masalah dengan lebih dalam
2. Memahami Sifat Masalah .Memahami sifat masalah adalah cara kedua dalam membuat
identifikasi masalah. Dengan memahami sifat masalah secara mendalam, maka peneliti
akan dapat melakukan penelitian dan mencari solusi dari permasalahan dengan lebih
tepat.Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk memahami sifat masalah, misalnya
seperti membaca berbagai literatur, atau melakukan berbagai diskusi. Diskusi yang
dilakukan salah satunya adalah dengan pihak akar rumput atau grass root, untuk
mengetahui kondisi sebenarnya dari masalah yang akan diteliti.
3. Mengumpulkan Literatur. Membaca berbagai literatur menjadi cara yang bisa dilakukan
untuk memahami sifat masalah. Sebelum membaca literatur, langkah yang harus
dilakukan adalah mengumpulkan literatur. Cari dan kumpulkanlah literatur yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti. Mengumpulkan literatur akan membantu
peneliti untuk mendapatkan ide-ide baru, mengetahui penelitian terkait, mempersempit
masalah, hingga menentukan desain dari penelitian yang dilakukan.
4. Mengembangkan Ide-Ide. Berbagai ide baru diperlukan dalam membuat identifikasi
masalah. Ide baru ini diperlukan agar penelitian yang dilakukan menghasilkan penelitian
yang baru dan lain dari penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Mengembangkan
ide-ide penelitian ini bisa dilakukan dengan cara melakukan diskusi untuk mendapatkan
informasi baru. Diskusi bisa dilakukan dengan orang yang pernah melakukan penelitian
yang sama sebelumnya.Melakukan diskusi ini dapat membuat peneliti mendapatkan
sudut pandang baru akan masalah yang akan diteliti berikutnya.
5. Menyusun Ulang Masalah Penelitian
Cara terakhir dalam membuat identifikasi masalah adalah dengan menyusun
ulang masalah penelitian dengan cara membaca kembali masalah penelitian. Membaca
dan menyusun ulang masalah penelitian akan membantu peneliti untuk lebih memahami
masalah yang akan diangkat atau diteliti dalam penelitian yang dilakukannya.
36
Perbedaan Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah
Saat melakukan penelitian, kadang identifikasi masalah keliru dianggap sebagai rumusan
masalah. Hal ini kemungkinan disebabkan karena saat membuat keduanya, ada pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan untuk memahaminya. Padahal sebenarnya identifikasi masalah
yang dilakukan sebelum memulai penelitian itu berbeda dengan rumusan masalah.
1. Cara Melakukan.
Perbedaan pertama yang bisa diketahui dari identifikasi masalah dengan rumusan
masalah adalah pada langkah melakukan keduanya.Identifikasi masalah dilakukan
sebagai langkah awal dalam melakukan penelitian. Identifikasi masalah menjadi langkah
awal dalam penelitian karena langkah ini akan membantu menentukan masalah apa yang
akan diteliti dalam penelitian tersebut. Sedangkan membuat rumusan masalah dilakukan
setelah proses identifikasi masalah selesai. Rumusan masalah yang dibuat akan menjadi
fokus penelitian dan akan menentukan arah penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
2. Isi
Identifikasi masalah dan rumusan masalah bisa berisi pertanyaan, namun isi
keduanya berbeda. Dalam identifikasi masalah, pertanyaan yang dibuat berisi tentang
pertanyaan atas hubungan antar variabel atau pembeda satu hal dengan hal lain dalam
masalah yang ingin diteliti. Hal ini berbeda dengan isi pertanyaan dari rumusan masalah.
Rumusan masalah berisi pertanyaan penelitian, yaitu masalah yang akan menjadi
pertanyaan dari masalah yang akan diteliti oleh peneliti.
3. Bentuk
Perbedaan ketiga dari identifikasi masalah dengan rumusan masalah adalah
bentuknya. Identifikasi masalah berbentuk pengenalan masalah, yang bisa didapatkan
dari studi literatur atau melalui diskusi yang dilakukan. Pada identifikasi masalah juga
bisa berisi pertanyaan untuk membandingkan dua variabel yang berbeda dalam
penelitian. Rumusan masalah berbentuk pertanyaan, bisa lebih dari dua pertanyaan,
dengan masalah yang researchable atau dapat diteliti dan dicari solusinya.
4. Tujuan
Perbedaan lain dari identifikasi masalah dan rumusan masalah adalah tujuannya.
Tujuan dari identifikasi adalah mengenalkan masalah atau mengelompokkan masalah,
menentukan kualitas penelitian, hingga menentukan apakah suatu masalah dapat menjadi
hal yang diteliti. Rumusan masalah memiliki tujuan yang berbeda dengan identifikasi
masalah. Tujuan dari rumusan masalah adalah untuk mengarahkan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti, serta menemukan solusi dari masalah yang sudah ditemukan dari
identifikasi masalah yang dilakukan sebelumnya
3. PERUMUSAN MASALAH
Perumusan masalah adalah pengarah tujuan dari sebuah tulisan ilmiah agar fokus
terhadap pembahasan hal tertentu. Solusi untuk memudahkan penulis dalam meneliti karena
fokus penelitian yang sudah dipersempit, rumusan suatu masalah digunakan untuk
37
menghindari adanya fokus penelitian yang bisa melebar dan tidak sesuai dengan tujuan awal
pembuatan.
38
BAB 6
Perlu diketahui bahwa tujuan penelitian ini ada tiga macam bentuknya. Penelitian
biasanya bertujuan untuk menemukan ilmu yang baru, mengembangkan pengetahuan
yang sudah ada dan yang terakhir yaitu menguji pengetahuan yang ada.
2. Verifikatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguji suatu teori yang sudah
ada. Sehingga ditemukan suatu hasil penelitian yang dapat menggugurkan atau
memperkuat pengetahuan atau teori yang suadh ada.
Ada juga yang membagi tujuan penelitian menjadi umum dan khusus, jadi ada dua yaitu
tujuan umum dan tujuan khusus, berikut penejelasannya:
1. Tujuan Umum
Tujuan umum adalah tujuan penelitian secara keseluruhan dari apa yang ingin dicapai
oleh peneliti di dalam penelitian tersebut. Berikut adalah tujuan umum yang biasanya
ada di dalam penelitian:
39
2. Tujuan Khusus
Sementara itu, tujuan khusus adalah tujuan yang lebih spesifik. Biasanya di dalam
tujuan khusus ini menggunakan kata-kata operasional sehingga lebih jelas untuk
dicapai. Tujuan khusus pada hakikatnya menjelaskan mengenai tujuan umum. Berikut
adalah tujuan umum di dalam suatu penelitian:
Untuk membuat tujuan baik penelitian maupun skripsi, tentu memiliki cara yang
berbeda-beda, tergantung jenis penelitian apa yang dilakukan. Ada tiga tujuan penelitian
yang mungkin akan dilakukan oleh peneliti, yaitu penelitian kualitatif, penelitian
kuantitatif, dan juga penelitian metode campuran.
Berikut adalah cara membuat tujuan penelitian tergantung dengan jenis penelitiannya.
40
a. Gunakan diksi atau kata-kata seperti tujuan, maksud, tujuan penelitian, atau
objektif untuk menegaskan bahwa tujuan penelitian yang kamu tulis
mengendalikan seluruh penelitian yang kamu lakukan.
b. Tulis pernyataan sebagai kalimat atau paragraf yang terpisah dan gunakan bahasa
penelitian seperti “tujuan (objektif atau maksud) dari penelitian ini adalah
untuk…”.
c. Fokuskan tujuan penelitian pada sebuah peristiwa, konsep, atau ide. Batasi
penelitian pada satu ide yang akan dieksplor atau dipahami. Dengan begitu kamu
menunjukkan kepada pembaca bahwa tujuan penelitiannya tidak bercabang dan
mendalam. Tidak menghubungkan dua variabel atau membandingkan dua grup
atau lebih seperti yang sering dilakukan pada penelitian kuantitatif. Selain itu,
kamu juga
e. Menggunakan kata maupun frasa yang sifatnya netral atau bahasanya tidak
langsung. Contohnya “pengalaman partisipan” lebih baik daripada “pengalaman
sukses dari partisipan”.
f. Pilih definisi kerja yang umum tentang fenomena, peristiwa, atau gagasan utama
dalam penelitianmu. Terutama jika ada istilah yang sulit dipahami oleh pembaca
luas.
41
a. Maka dari itu, penulisannya harus berisi variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian sekaligus hubungan di antara mereka, partisipan yang terlibat, lokasi
dilakukannya penelitian dengan menggunakan diksi yang berhubungan dengan
penelitian kuantitatif. Berikut ini tips yang bisa kamu perGunakan diksi atau kata-
kata seperti tujuan, maksud, dan sasaran. Misalnya kamu bisa menulis “Tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah untuk…”
c. Tunjukan variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian tersebut, jika ada
tambahkan variabel lain.
e. Susun setiap variabel dalam tujuan penelitian dari kiri ke kanan dengan variabel
di bagian kiri dan variabel terikatnya di bagian kanan.
f. Sebutkan jenis strategi yang digunakan dalam penelitian, contohnya survei atau
riset.
Semua pernyataan ini harus dijelaskan di awal dalam bab pendahuluan agar dapat
memberikan petunjuk utama yang dapat membantu pembaca memahami mana bagian
kuantitatif dan kualitatif dalam penelitian yang kamu lakukan. Adapun tips untuk menulis
tujuan penelitian gabungan adalah sebagai berikut:
Mulai dengan diksi atau kata-kata yang jelas mengenai tujuan penelitian. Contohnya
“maksud dilakukannya penelitian ini…” atau “tujuan dari penelitian ini adalah…”
Jelaskan tujuan penelitiannya dari perspektif konten agar pembaca memahami maksud
dari penelitiannya.
42
Sebutkan jenis desain penelitian gabungan yang kamu gunakan. Jelaskan alasan kamu
memilih meCara Menulis Manfaat Penelitian
Saat menulis manfaat penelitian sebaiknya kamu menyertakan tiga pokok utama yang
perlu diaplikasikan dalam penelitian, yaitu:
a. Diuraikan secara sistematis dan dengan cara yang jelas. Oleh karena itu, sangat
disarankan menyusun manfaat penelitian setelah hasil penelitian tercapai agar
sesuai dengan hasil yang didapatkan, bukan pendapat pribadi kamu sebagai
peneliti.
c. Paparkan semua hasil penelitian secara jelas karena manfaat penelitian bukan
sebuah hipotesis.
Berikut adalah gambaran dari contoh tujuan penelitian dari berbagai jenis penelitian.
Mengetahui perbandingan dari hasil belajar antara siswa yang berada di SMA
negeri dan juga SMA swasta.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui fenomena kenakalan remaja
yang salah gaul karena meniru gaya orang dewasa yang tidak sesuai usianya.
43
Untuk mengetahui faktor kontrol sosial dari masyarakat sekitar mengenai
fenomena kenakalan remaja.
Contoh 1
Rumusan Masalah : Adakan kesamaan cara mengajar antara guru senior dengan
guru baru?
Tujuan Penelitian adalah : Membandingkan cara mengajar guru senior dan guru
baru
Contoh 2
Rumusan masalah : Adakah hubungan antara panjang rambut dengan
keterampilan membaca siswa?
Tujuan Penelitiannya adalah : Menidentifikasi hubungan antara panjang rambut
dengan keterampilan membaca siswa
Contoh 3
Rumusan masalah : Adakah pengaruh metode pembelajaran Role Playing
Terhadap Hasil Belajar Siswa?
Tujuan Penelitian : Mendeskripsikan pengaruh metode pembelajaran Role Playing
terhadap hasil belajar siswa.
MANFAAT PENELITIAN
A. Pengertian Manfaat Penelitian.
Manfaat penelitian penting untuk dipahami oleh peneliti, pasalnya manfaat penelitian
diartikan sebagai kontribusi dari penelitian Anda. Pengertian penelitian adalah kegiatan
pengumpulan, pengolahan, analisis serta penyajian data secara sistematis dan obyektif,
untuk memecahkan masalah atau menguji hipotesis.
44
Menurut Nazir, manfaat penelitian adalah untuk menyelidiki keadaan dari, alasan untuk,
dan konsekuensi terhadap suatu set keadaan khusus. Penelitian tersebut dilakukan untuk
meningkatkan pemahaman kita.
Manfaat Teoritis
Manfat teoritis ini berlatar dari tujuan penelitian varifikatif, untuk mengecek teori
yang sudah ada. Apakah akan memperkuat atau menggugurkan teori tersebut.
Manfaat teoritis ini muncul berlatarkan ketidak puasaan atau keraguan terhadap teori
yang sudah ada sehingga dilakukan penyelidikan kembali secara empiris.
Manfaat Praktis
Sementara manfaat praktis adalah manfaat yang berguna untuk memecahkan masalah
praktis. Jadi misalnnya ada masalah njilai siswa yang rendah maka manfaat praktisnya
dalah meningkatkan nilai siswa.
Saat menulis manfaat penelitian sebaiknya kamu menyertakan tiga pokok utama
yang perlu diaplikasikan dalam penelitian, yaitu:
a. Diuraikan secara sistematis dan dengan cara yang jelas. Oleh karena itu, sangat
disarankan menyusun manfaat penelitian setelah hasil penelitian tercapai agar sesuai
dengan hasil yang didapatkan, bukan pendapat pribadi kamu sebagai peneliti.
b. Manfaat penelitian harus rasional dan memecahkan masalah utama penelitian lewat
tindakan yang kamu pilih. Uraian manfaat penelitian sebaiknya disesuaikan dengan
kenyataan hasil penelitian yang didapatkan.
c. Paparkan semua hasil penelitian secara jelas karena manfaat penelitian bukan sebuah
hipotesis.
d. Manfaat penelitian harus bisa diaplikasikan secara langsung atau dikembangkan oleh
penelitian berikutnya. Maka dari itu, kamu harus menulis manfaat penelitian seefektif
mungkin.
Hasil dari penelitian ini dapat menjadi landasan dalam pengembangan media
pembelajaran atau penerapan media pembelajaran secara lebih lanjut. Selain itu
juga menjadi sebuah nilai tambah khasanah pengetahuan ilmiah dalam bidang
pendidikan di Indonesia.
45
Manfaat Praktis
1. Bagi siswa
2. Bagi guru
3. Bagi sekolah
4. Bagi peneliti
Tujuan penelitian merupakan penjelasan tegas mengenai mengapa kamu melakukan penelitian
dengan topik yang sudah kamu pilih. Dengan kata lain tujuan penelitian merupakan jawaban dari
rumusan masalah. Sementara itu, manfaat penelitian merupakan keuntungan yang dapat
diperoleh oleh berbagai pihak dari penelitian yang telah kamu lakukan. Manfaat penelitian bisa
ditulis di bagian tujuan penelitian karena keduanya saling berhubungan.
46
Untuk contoh tujuan dan manfaat penelitian, kita coba gunakan judul “Peningkatan
Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia Media Permainan Katla Pada Siswa Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama Negeri 12 Jakarta”
Dari judul ini kita bisa menulis tujuan dan manfaat penelitian seperti berikut ini:
- Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang dipaparkan di atas, tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui peningkatan penguasaan kosakata Bahasa Indonesia melalui
penggunaan permainan Katla dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa Kelas
VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 12 Jakarta.
- Manfaat Penelitian
Setelah penulis melakukan penelitian dan didukung dengan data-data yang akurat
sehingga kebenaran penelitiannya dapat diterima, maka harapan penulis hasil penelitian
ini dapat menjadi pengembangan teoritis bagi peneliti selanjutnya dan berguna bagi
masyarakat, khususnya lembaga tempat penelitian dilakukan. Penulis berharap hasil
penelitian ini dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis, diantaranya sebagai berikut:
- Manfaat Teoretis
- Manfaat Praktis
a. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran
khususnya peningkatan kosakata bahasa Indonesia yang dimiliki oleh siswa
b. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat membantu guru untuk memperdalam
penguasaan kosakata bahasa Indonesia siswa
c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman untuk
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di kelas khususnya dalam peningkatan
kosakata bahasa Indonesia siswa.
47
BAB 7
Kajian pustaka adalah kegiatan mencari referensi yang relevan dengan penelitian
yang akan dilakukan untuk dikutip atau dijadikan dasar dari sebuah ide penelitian.
Referensi itu dapat berupa jurnal penelitian, paper, disertasi, skripsi, buku, dan bahkan
situs internet yang bisa dipercaya. Referensi penting karena tidak semua pernyataan
dalam penelitian bisa dibuat oleh pemikiran pribadi, selain itu juga sebagai bukti bahwa
pernyataan yang di buat di dalam penelitian terbukti secara empiris.
Berikut adalah cara menyusun kajian pustaka dengan baik dan benar beserta contoh.
Langsung saja kita simak yang pertama:
Sumber pustaka, seperti yang sudah dijelaskan tadi, dapat berupa skripsi, tesis,
disertasi, makalah, paper, jurnal penelitian, buku, situs internet yang kredibel, dll.
Memilih sumber pustaka yang baik penting untuk menghasilkan kutipan atau ide yang
tepat. Dalam memilih sumber pustaka, terdapat beberapa kriteria sumber pustaka sebagai
berikut:
Setelah ditemukan beberapa sumber pustaka yang sesuai dengan penelitian yang
dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah menelusuri isi di dalam sumber pustaka
untuk mencari kutipan. Caranya adalah dengan melihat daftar isi terlebih dahulu
kemudian membaca secara keseluruhan bagian sumber pustaka yang dianggap penting.
Jauh lebih baik jika kita mengambil sumber pustaka dengan cara membaca dan
memahami isi sumber pustaka tersebut supaya tidak asal mengutip. Tujuan lainnya
48
adalah untuk membentuk kerangka teori di dalam pikiran supaya mempermudah
penulisan karya ilmiah.
Untuk pendekatan kuantitatif selain menyertakan sejumlah besar teori dan konsep
pada bagian pendahuluan juga memperkenalkan masalah atau menggambarkan secara
detail literatur dalam bagian khusus dengan judul seperti tinjauan pustaka, kajian teori
atau kajian pustaka, dan pada bagian akhir penelitian meninjau kembali literatur terkait
dan membandingkan dengan temuan penelitian.
49
Mulailah dengan mengidentifikasi kata kunci topik penelitian untuk mencari
materi, referensi, dan bahan pustaka yang terkait. Membaca abstrak laporan-laporan hasil
penelitian yang relevan, bisa didapatkan dari sumber perpustakaan, jurnal, buku, dan
prosiding. Membuat catatan hasil bacaan dengan cara membuat peta literatur (literature
map) urutan dan keterkaitan topik penelitian dan referensi bibliografi secara lengkap.
Membuat ringkasan literatur secara lengkap berdasarkan peta literatur, sesuai dengan
urutan dan keterkaitan topik dari setiap variabel penelitian. Membuat kajian pustaka
dengan menyusunnya secara tematis berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep penting
yang berkaitan dengan topik dan variabel penelitian.
Pada akhir kajian pustaka, kemukakan pandangan umum tentang topik penelitian
yang dilakukan berdasarkan literatur yang ada, dan jelaskan orisinalitas dan pentingnya
topik penelitian yang akan dilakukan di banding dengan literatur yang sudah ada.
Langkah-langkah di atas dapat digunakan untuk menulis kajian pustaka berbagai jenis
metode/pendekatan penelitain. Selain itu juga dapat mempersempit ruang lingkup penelitian
yang di ajukan sehingga rumusan masalah dan langkah penelitian lebih jelas dan dapat dilakukan
dengan baik.
Kesimpulan Langkah awal yang sangat menentukan dalam sebuah penelitan adalah
menentukan topik penelitian yang benar-benar mendesak untuk diteliti. Selain itu akses terhadap
partisipan/sampel, sumber-sumber lain, dan memiliki ketersediaan literatur penting untuk
dipertimbangkan. Kajian pustaka tidak hanya membantu memverifikasi masalah-masalah
penelitian, tetapi juga membantu merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, dan penyusunan
instrument penilitian. Langkah-langkah penting dalam melakukan kajian pustaka adalah
mengidentifikasi kata kunci topik penelitian untuk mencari literatur yang berkaitan seperti jurnal,
buku-buku, dan penelitian lain yang relevan dengan penelitian yang akan di lakukan. Selanjutnya
membuat peta literatur yang mencerminkan keterkaitan teori-teori dan konsep-konsep, kemudian
mencatat bibliografi sumber literatur secara lengkap, setelah itu membuat kajian pustaka dengan
mendeskripsikan literatur yang ada dalam sebuah tulisan yang sesuai dengan kaidah penulisan
ilmiah.
50
BAB 8
VARIABEL PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
Variabel penelitian dapat diartikan sebagai sebuah konsep dalam suatu penelitian.
Konsep ini kemudian menjadi hal yang harus diamati atau diteliti oleh seorang
peneliti.Menurut Effendi (1982, h. 42), variabel penelitian sebagai sebuah konsep yang
mengandung variasi nilai. Sementara Sugiyono (2016, h. 38) mendefinisikan variabel
penelitian sebagai suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel
penelitian sudah pasti memiliki sifat beragam (bervariasi). Variasi nilai pada variabel
penelitian ini merujuk pada ragam karakteristik—berbeda antar satu dengan lainnya.
Pada penelitian yang lebih bersifat deskriptif, penelitian kualitatif, variabel biasa
dikenal dengan istilah konsep dan sifatnya sulit terukur. Variabel penelitian pun menjadi
hal penting yang sangat mendasar dalam penelitian. Hal ini mengingat variabel penelitian
merupakan tahapan awal dari penulisan suatu penelitian dalam menentukan hal yang
ingin diteliti. Suatu penelitian tentunya tidak mungkin ada tanpa variabel penelitian.
Variabel berguna untuk menyiapkan alat serta metode sebaik mungkin, agar lebih
ringkas ketika digunakan untuk mengumpulkan data, dan menganalisanya secara tepat.
Selain itu, variabel juga berperan penting dalam hipotesis yang menjadi dasar penelitian.
51
C.Jenis Variabel penelitian
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai variabel penelitian kita bisa menyimak jenis-jenis
variabel penelitian apa saja yang biasa dikenal dalam penelitian
Variabel bebas berarti variabel yang memiliki pengaruh atas perubahan yang
terjadi pada variabel lainnya. Suatu perubahan yang terjadi pada suatu variabel dianggap
disebabkan oleh variabel bebas ini.
52
dengan tingkat ekonomi nasional. Kedua variabel tersebut memiliki pengaruh satu sama
lain.
Semakin tinggi kualitas pendidikan maka semakin tinggi pula ekonomi suatu
negara. Berlaku juga sebaliknya, apabila ekonomi suatu negara tinggi maka kualitas
pendidikannya akan tinggi pula. Hubungan asimetris berkebalikan dengan hubungan
simetris yang berarti satu variabel memiliki pengaruh atas variabel lainnya. Contohnya
seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya mengenai variabel minat baca dan variabel
prestasi belajar siswa.
1. Variabel dinamis.
Sesuai dengan namanya, variabel penelitian ini berarti jenis variabel yang sifatnya
dapat berubah-ubah—naik/turun hingga karakteristiknya. Contoh variabel ini adalah
minat belajar, prestasi belajar siswa, minat baca, kinerja pegawai, dan lain sebagainya.
2. Variabel statis.
Jenis variabel selanjutnya adalah berdasarkan urgensi atau penting tidaknya sebuah
instrumen dalam pengumpulan data penelitian. Jenis variabel penelitiannya yaitu:
1. Variabel konseptual
Konseptual berarti variabel dalam jenis ini tersembunyi dan tidak terlihat melalui
fakta yang ada. Meski begitu, variabel konseptual dapat terlihat melalui indikator yang
ada. Contoh dari variabel konseptual adalah minat baca, motivasi belajar, bakat,
2. Variabel faktual
Variabel faktual merupakan variabel yang dapat terlihat melalui fakta yang ada.
Contohnya seperti suku daerah, umur, gender, pendidikan, agama dan lain sebagainya.
Mengingat sifatnya yang faktual, kesalahan variabel dalam jenis ini merupakan hal yang jarang
terjadi. Apabila pada akhirnya ditemukan kesalahan biasanya penyebabnya adalah responden
yang tidak jujur.
53
Jenis Variabel Penelitian Berdasarkan Tipe Skala Pengukur
1. Variabel nominal
Karena hanya dapat dikelompokkan ke dalam kategori yang relatif sedikit, variabel nominal
menjadi variabel dengan variasi yang paling sedikit. Contoh variabel ini adalah: gender, agama,
suku daerah dan lain sebagainya.
2. Variabel kontinum
2. Temukan Faktor
Kemudian, variabel yang kedua adalah yang berkaitan dengan variabel bebas.
Nah, hal-hal yang mempengaruhi sebuah masalah utama. Misalnya, faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pengajaran siswa SMA adalah Nilai Ujian, Nilai Keatifan,
Tingkat Pemahaman dan lain sebagainya.
54
Langkah selanjutnya, yaitu mempersiapkan teori penelitian variabel untuk
mendukung variabel terikat dan bebas untuk diangkat. Nah, biasanya harus didukung
oleh jurnal, skripsi atau penelitian-penelitian sebelumnya.
4. Persiapan Penelitian
BAB 9
TEKNIK SAMPLING
A. Pengertian Sampling
Sebelum membahas lebih jauh mengenai sampling, kita perlu tahu dulu nih
pengertian dari populasi dan sampel. Jadi, populasi merupakan keseluruhan subjek
penelitian sedangkan sampel adalah sebagian dari subjek yang mewakili populasi.
Sebagai contoh, ketika kamu ingin mengetahui rata-rata uang jajan anak-anak
kelas 12 di sekolah Matahari. Maka, populasinya adalah keseluruhan anak-anak kelas 12
di sekolah Matahari. Sementara itu, sampelnya yakni hanya sebagian dari anak-anak
kelas 12 di sekolah Matahari.
Lalu, kenapa sih kita perlu yang namanya teknik sampling? Kenapa gak meneliti
seluruh anggota populasinya saja?
Alasannya karena lebih praktis sekaligus menghemat waktu, biaya, dan tenaga.
Dengan demikian, teknik sampling adalah suatu teknik yang dilakukan untuk
pengambilan sampel dari populasi. Jenis sampling sendiri dibagi menjadi dua yaitu
sampling non probabilitas dan probabilitas.
Untuk suatu alasan maka populasi dapat dianggap sebagai data, tetpi jugadapat dipilih
sampel. Beberapa alasan dipilihnya sampel sebagai data, sebagai berikut:
55
a) Objek Penelitian yang Homogen
Apabila menghadapi objek penelitian yang hamper homogen atau 100% homogen, maka
cukup mengambil data yang diperlukan dengan sampel. Contohnya: darah dalam tubuh
seseorang, tingkat salinitas dll.
Populasi yang mudah rusak tidak mungkin diambil keseluruhan karena akan merusak
seluruh objek yang diteliti, oleh karena itu digunakan sampel.
Biaya dan waktu yang dikeluarkan untuk mengambil populasi sebagai objek penelitian
lebih besar, jika dibandingkan dengan sampel.
d) Masalah Ketelitian
Objek yang diteliti lebih banyak pada populasi dibanding sampel, maka keakuratan juga
sangat terpengaruh. Semakin banyak objek yang diteliti semakin kurang pula ketelitian yang
dihasilkan. Contoh: pada perhitungan jumlah stomata adaksial pada tumbuhan teratai
semakin luas penampang maka tingkat ketelitian peneliti dalam menghitung semakin kurang
akurat.
e) Ukuran Populasi
f) Faktor Ekonomis
Manfaat yang digunakan dari hasil penelitian dipertimbangkan dengan biaya, waktu, dan
tenaga yang telah dikeluarkan dalam penelitian. apabila hasil penelitian tidak sepadan dengan
biaya, waktu, dan tenaga maka sebagai alternatifnya menggunakan sampel.
Teknik sampling adalah cara yang berkenaan dengan pengukuran keadaanataupun atribut
dari entitas tertentu, seperti keluarga, areal, produksi, usaha tani, guru, penyakit, dan
sebagainya. Atribut serta objek yang menjadi tujuan penelitian disebutsifat (characteristic)
(Nazir, 2005). Bila memiliki keragaman nilai, maka sifattersebut dinamakan variabel
penelitian. Jadi dapat disimpulkan teknik samplingadalah cara-cara yang dilakukan untuk
56
mengambil sampel data dari suatu populasisehingga didapatkan data yang dapat mewakili
populasi.
2) Desain Survei
Tujuan dari teknik sampling yakni untuk mengadakan estimasi dan mengujihipotesis
tentang parameter populasi dengan menggunakan keterangan yangdiperoleh dari sampel.
Keterangan yang diperoleh dikuasi dan tergantung dua hal, antara lain: jumlah unit sampling
yang dimasukkan dalam sampel dan teknik yangdigunakan dalam memilih sampel. Pemilihan
hal di atas bertumpu kepada berapa banyak keterangan yang ingin diperoleh (Nazir, 2005).
Desain sampling sangat banyak, menurut C. W. Churchman, et. al. dibagimenjadi dua yakni
desain sampling tetap dan desain sampling skuesial. Dalam desainsampling tetap dibentuk
mengikuti aturan tertentu dan tidak berubah-ubah selama penarikan sampel berlaku, terbagi
menjadi sampel tak terbatas dan sampel dengan batasan. Sedangkan dalam desain sampling
skuesial dimulai dari penarikan sampel kecil secara random dan dianalisis untuk menentukan
perlu atau tidaknya penarikan sampel yang lebih besar, dapat dilakukan dengan cara menarik
sampel secara bertingkah dan mengamati satu per satu anggota populasi (Nazir, 2005).
a. menentukan tujuan teknik, tujuan harus dijelaskan seterang mungkin sehingga sasaran
tidak meleset dan lebih mendetail apa yang akan dikerjakan
b. menetapkan populasi yang akan diteknik, memberikan definisi sejelas mungkin
mengenai populasi tersebut
c. memilih data yang relevan, data yang dikumpulkan relevan dengan tujuan
d. penelitian (tidak perlu terlalu banyak karena nantinya akan dianalisis)
e. menentukan derajat ketetapan
f. menentukan teknik mengumpulkan keterangan, teknik mengumpulkan data harus sesuai
dengan biaya serta waktu yang tersedia, sesuai dengan tenaga serta presisi yang
diinginkan (beberapa teknik mengumpulkan data, yaitu: interview dan schedule atau
questionnaire)
g. mencari frame untuk menetapkan sampel, mengambil sampel terhadap populasi maka
harus ada list, peta atau bahan lain yang digunakan sebagai frame
h. menentukan unit sampel, pembagian populasi atas unit sampling harus tegas dimana tiap
elemen populasi harus ada dalam unit sampling
i. membuat interview guide, questionnaire atau schedule, sesuai dengan
teknikpengumpulan data dimana pertanyaan harus jelas
j. mengadakan training, suksesnya survey bergantung pada cara interview dansupervisor
melakukan tugas lapangan.
C. Macam-Macam Teknik Pengambilan Sampel
57
Seperti yang telah dijelaskan bahwa teknik pengambilan sampel terbagi menjadi
dua, yakni probability sampling dan non probability sampling. Berikut ini adalah
macam teknik pengambilan sampel.
Sampel acak atau probability sampling adalah suatu teknik pengambilan sampel
yang menggunakan kaidah peluang dalam proses penentuan sampel. Untuk dapat
menerapkan kaidah peluang dalam proses penentuan sampel maka diperlukan suatu
kerangka sampel (sampling frame). Kerangka sampel adalah suatu daftar yang berisi
kumpulan elemen-elemen populasi beserta informasinya. Elemen-elemen populasi dapat
berupa benda atau makhluk hidup yang bersifat nyata dan dapat diidentifikasi untuk
dijadikan objek sampel.
Contoh, jika objek penelitian adalah mahasiswa pada suatu perguruan tinggi,
katakanlah perguruan tinggi A, maka dibutuhkan suatu daftar nama mahasiswa dari
perguruan tinggi beserta karakteristik yang dibutuhkan untuk selanjutnya dilakukan
penarikan sampel. Selain nama karakteristik yang dibutuhkan bisa berupa jenis
kelamin umur, tinggi badan, nim, berat badan, nilai semester, alamat, dan lain
sebagainya yang dapat bermanfaat untuk penelitian.
Pada dasarnya untuk menjaga agar peluang terpilihnya suatu sampel secara acak
maka digunakan tabel angka random (TAR) untuk menentukan sampel pertama. Angka
yang terpilih adalah angka dari salah suatu elemen populasi yang sudah terdaftar pada
kerangka sampel.
58
2) Siapkan tabel angka random
3) Menentukan metode pemilihan sampel yang akan digunakan
b) Pengambilan Sampel Acak Sistematis (Systematic Random Sampling)
Contoh Sampel acak Sistematis adalah pengambilan sampel pada setiap orang ke-10
yang datang ke puskesmas. Jadi setiap orang yang datang di urutan 10,20,30 serta
seterusnya maka itulah yg dijadikan sampel penelitian.
Pengambilan sampel acak berdasarkan area atau cluster random sampling adalah
salah satu metode pengambilan sampel yang digunakan dimana populasi tidak terdiri
dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok individu atau cluster. Sehingga
unit yang terpilih menjadi sampel bukan individu, namun kelompok individu yang telah
tertata. Cluster sampel ini harus dipilih secara random dari populasi cluster juga.
Teknik sampling ini digunakan untuk penelitian mengenai suatu hal terhadap
bagian-bagian yang berbeda di dalam sebuah instansi bila objek yang akan diteliti sangat
luas.
Multistage sampling disebut juga sebagai teknik sampling acak bertingkat. Secara
singkat, multistage sampling adalah penggunaan beberapa metode random sampling
secara bersamaan dalam suatu penelitian secara efektif dan efisien. Dalam hal ini, salah
satu kunci yang perlu diketahui adalah adanya beberapa metode sampling berbeda yang
digunakan.
60
Ada beberapa syarat yang harus diketahui dan dipenuhi sebelum menggunakan
multistage sampling sebagai teknik pengambilan sampel. Dengan terpenuhinya beberapa
syarat tersebut, maka hasil dari pengambilan sampel akan cenderung lebih maksimal.
Populasi sample cukup homogen
Jumlah populasi yang sangat besar
Populasi menempati daerah atau domain yang sangat luas
Tidak tersedia kerangka sampel yang bisa memuat unit-unit yang terkecil atau
ultimate sampling unit
Untuk menerapkan multistage sampling dalam proses pengambilan sampel, ada
beberapa langkah yang harus dilakukan. Beberapa langkah yang dimaksud diantaranya
adalah sebagai berikut:
Menetapkan populasi
Menetapkan tingkatan
Menghitung besar sampel
Mengambil secara acak sejumlah unsur yang ada pada setiap tingkatan
Mengambil sampel secara acak sesuai besar sampel di tingkat terakhir
Non-Probability Sampling
Kebalikan dari Teknik pengambilan sampel secara acak, teknik non probability
sampling peneliti memilih anggota untuk penelitian secara acak. Metode pengambilan
sampel ini bukan proses seleksi tetap atau standar. Dalam teknik yang satu ini, tidak
semua elemen populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dimasukkan dalam
sampel.
a) Purposive Sampling
Dalam teknik ini, seorang peneliti bisa memberikan penilaian terhadap siapa yang
sebaiknya berpartisipasi di dalam sebuah penelitian. Seorang peneliti dapat secara tersirat
memilih subjek yang dianggap representatif terhadap suatu populasi.
Teknik pengambilan sampel jenis ini umumnya digunakan oleh media ketika akan
meminta pendapat dari publik mengenai suatu hal. Media tersebut akan memilih siapa
subjek yang dianggap dapat mewakili publik.
Kelebihan dari purposive sampling yaitu waktu dan juga biaya yang digunakan
lebih efektif. Sedangkan, kelemahannya ketika seorang peneliti salah memilih subjek
yang representatif.
b) Snowball Sampling
Snowball sampling adalah metode pengambilan sampel yang peneliti terapkan
ketika subjek sulit dilacak. Misalnya, akan sangat menantang untuk mensurvei orang-
orang yang tidak memiliki perlindungan atau imigran ilegal. Dalam kasus seperti itu,
menggunakan teori bola salju, peneliti dapat melacak beberapa kategori untuk
mewawancarai dan mendapatkan hasil.
61
Peneliti juga menerapkan metode pengambilan sampel ini dalam situasi di mana
topiknya sangat sensitif dan tidak didiskusikan secara terbuka. Hal ini dilakukan secara
terus-menerus sampai dengan terpenuhinya jumlah anggota sampel yang diingini oleh
peneliti.
Kelebihan dari pengambilan beruntun ini adalah bisa mendapatkan responden yang
kredibel di bidangnya. Sementara kekurangan adalah memakan waktu yang cukup lama
dan belum tentu mewakili keseluruhan variasi yang ada.
c) Accidental Sampling
Teknik pengambilan sampel ini ini bergantung pada kemudahan akses ke subjek
seperti survei pelanggan di mal atau orang yang lewat di jalan yang sibuk. Biasanya
disebut sebagai convenience sampling, karena kemudahan peneliti dalam melakukan dan
berhubungan dengan subjek. Peneliti hampir tidak memiliki kewenangan untuk memilih
elemen sampel, dan ini murni dilakukan berdasarkan kedekatan dan bukan keterwakilan.
Kelebihan dari teknik sampling ini adalah karena pengambilan sesaat sehingga
memudahkan pemilihan anggota sampel. Kekurangan teknik ini adalah belum tentu
responden memiliki karakteristik yang dicari oleh peneliti.
d) Quota Sampling
Apabila ingin menggunakan metode quota sampling, maka seorang peneliti harus
menetapkan standard sebelumnya. Sehingga ia bisa memilih sampel yang akan digunakan
untuk merepresentasikan populasi. Proporsi dari karakteristik yang ada dalam sampel harus
sama dengan populasi yang ada.
Misal peneliti menetapkan penelitian dilakukan setiap hari selama satu minggu
dengan menetapkan jumlah sampel penelitian sebanyak 100 orang. Apabila peneliti
pada hari itu telah memenuhi kuota dengan memperoleh 100 orang maka selesai
tugas peneliti untuk mencari sampel penelitian
62
Kelebihan dari pengambilan menurut jumlah ini adalah praktis karena jumlah sudah
ditentukan dari awal. Sementara kekurangan dari teknik ini adalah bias, belum tentu
mewakili seluruh anggota populasi.
Teknik sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Sampling Jenuh berbeda dengan sensus karena sensus
populasinya besar sedangkan sampling jenuh menggunakan populasi yang relatif kecil
meskipun keduanya sama sama menggunakan seluruh populasi untuk dijadikan sample.
Kelebihan dari Teknik sampling jenuh adalah mudah, praktis, murah dan tidak
memerlukan waktu untuk pengumpulan data sampel. Sementara kelemahan dari Teknik
sampel jenuh adalah tidak cocok untuk populasi dengan anggotanya yang besar sehingga
hanya cocok untuk kelompok populasi kecil.
Contoh Teknik sampel jenuh; Misalnya akan diteliti sebuah kinerja guru di salah
satu sekolah swasta di Yogtakarta. Karena jumlah guru hanya ada 35 maka seluruh
guru dijadikan sample.
f) Sampling Sistematis atau Systematic Sampling
Contohnya dengan mengambil sampel dari populasi karyawan yang berjumlah 125.
Karyawan ini diurutkan dari 1–125 berdasarkan absensi. Peneliti bisa menentukan
sampel yang diambil berdasarkan nomor genap 2, 4, 6, dan seterusnya atau nomor
ganjil 1, 2, 3, dan seterusnya, atau bisa juga mengambil nomor kelipatan 2, 4, 8, 16,
dan seterusnya.
e. Langkah-Langkah Pengambilan Sampling
63
b) Mendaftar Seluruh Elemen Unit Populasi
Terkadang populasi terdiri dari banyak elemen atau unit yang berbeda-beda. Oleh
karena itu perlu didaftar satu per satu sehingga diketahui mana yang termasuk populasi
yang diinginkan, mana yang tidak. Karakteristik populasi juga harus dipastikan, apakah
sampel homogen atau heterogen, memiliki strata (berbeda tingkat) atau tidak.
Mencari sumber informasi yang akurat dan sesuai dengan kebutuhan populasi
penelitian tidak boleh dikesampingkan. Misalnya, jika sumber populasi adalah guru SD di
Jawa Barat, maka sumber populasinya adalah Dinas Pendidikan Jawa Barat.
Penentuan ini sangat tergantung pada peneliti dan jenis penelitiannya sendiri. Sebab,
tidak ada ketentuan umum yang mengatur masalah ini. Namun biasanya para peneliti
sepakat semakin banyak sampel maka hasilnya akan lebih baik. Hanya saja anggota
sampel yang proporsional biasanya jauh lebih penting.
Setelah jumlah sampel telah ditentukan, maka selanjutnya adalah menentukan teknik
sampling yang akan digunakan sesuai dengan karakteristik populasi dan kebutuhan
penelitian.
Teknik sampel yang digunakan akan berhubungan dengan cara-cara dari pengambilan suatu
sampel. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan beberapa tujuan, diantaranya yaitu:
Untuk mendapatkan data yang lebih akurat, namun masih ada kaitannya dengan
populasi yang menjadi sasaran suatu penelitian.
Bertujuan untuk memberikan informasi yang berhubungan dengan populasi yang ingin
diteliti.
Dapat dijadikan sebagai pedoman atau acuan didalam mengambil suatu keputusan.
64
Memadai
BAB 10
A. PENGUMPULAN DATA DENGAN METODE PENGEMBANGAN
Metode pengembangan
Metode pengembangan ini tentang langkah-langkah dalam penelitian
pengembangan atau prosedur pengembangan Research and Development (R&D) melalui
model Borg and Gall meliputi : penelitian dan pengumpulan informasi awal,
perencanaan, pengembangan format produk awal, uji coba awal, revisi produk, uji coba
lapangan, revisi produk, uji lapangan, revisi produk akhir, desiminasi dan implementasi
(Setyosari 2010: 292).
65
Gambar 3.1 Langkah-langkah penelitian dan Pengembangan model Borg and Gall
66
4. Uji coba awal (uji coba skala kecil)
Tahap berikutnya adalah melakukan uji coba awal. Uji coba awal dapat dilakukan
pada kelompok kecil, yaitu 6 siswa kelas V SD Yamastho Surabaya. Selama proses uji
coba produk peneliti mengisi lembar observasi oleh peneliti terkait penggunaan media
pembelajaran. Selain itu siswa juga diminta mengisi angket respon terhadap media yang
dikembangkan.
5. Revisi Produk
Hasil uji coba pada tahap awal digunakan untuk merevisi produk awal. Revisi
produk yang dilakukan berdasarkan hasil uji coba awal untuk memperoleh informasi dan
masukan untuk perbaikan-perbaikan sesuai dengan masukan yang diperoleh pada saat uji
coba awal. Hasil uji coba awal tersebut diperoleh data kualitatif tentang produk yang
dikembangkan.
6. Uji Coba Lapangan (Uji Coba Skala Besar)
Tahap selanjutnya setelah revisi produk yang dilakukan oleh peneliti, berdasarkan
hasil uji coba skala kecil adalah uji coba lapangan, pada uji coba lapangan ini subjek uji
coba dilakukan dalam skala yang lebih besar berjumlah 32 siswa kelas V, uji coba
dilakukan di SD Yamastho Surabaya. Hasil dari uji coba ini merupakan data kuantitatif
yang kemudian dianalisis sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, sehingga diperoleh
data untuk melakukan revisi lebih lanjut.
7. Revisi Produk
Revisi produk dilakukan berdasarkan hasil uji coba lapangan. Hasil uji coba
lapangan dengan melibatkan kelompok subjek yang lebih besar dimaksudkan untuk
menentukan keberhasilan produk dalam mencapai tujuan yang diinginkan dan
mengumpulkan informasi untuk meningkatkan produk untuk perbaikan berikutnya.
67
Teknik wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data tentang pentingnya
dilakukan pengembangan media pembelajaran Maket Ekosistem, kepada siswa kelas V
SD materi rantai makanan dan jaring-jaring makanan dalam ekosistem, dengan
menggunakan daftar pertanyaan yang berisi tentang pembelajaran di kelas V SD.
b. Angket atau Kuisioner
Angket kuisioner yang digunakan oleh peniliti adalah angket validasi ahli yang
terdiri dari angket validasi ahli pembelajaran, angket validasi ahli media, angket validasi
ahli materi, serta angket respon siswa.
c. Observasi
Teknik observasi yang dilakukan oleh peneliti yakni dengan mengamati faktor
penghambat, dan faktor pendukung pada saat pelaksaan uji coba media Maket Ekosistem
di lapangan.
d. Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan pada penelitian pengembangan ini adalah foto pada
saat uji coba media, dan video pada saat proses penggunaan media, serta kefektifan siswa
setelah menggunakan media Maket Ekosistem dengan menggunakan alat bantu kamera.
2. Kualifikasi dan Jumlah Petugas dalam Pengumpulan Data
Jumlah petugas yang terlibat dalam pengumpulan data ini terdiri dari dosen ahli
media, dosen ahli materi, dan ahli pembelajaran di kelas V SD, serta siswayang
berjumlah 32 siswa di SD Yamastho Surabaya. Adapun keterangan lebihjelas dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.1 Validator Penelitian Pengembangan
F. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
penelitian dalam kegiatanya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis
dan dipermudah. Instrumen penelitian pngembangan yang digunakan untuk pengumpulan
data pada pengembangan media pembelajaran Maket Ekosistem adalah sebagai berikut:
68
1. Wawancara
Teknik wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data tentang pentingnya dilakukan
pengembangan media pembelajaran Maket Ekosistem, kepada guru kelas V SD materi
rantai makanan dan jaring-jaring makanan dalam ekosistem, dengan menggunakan daftar
pertanyaan yang berisi tentang pembelajaran di kelas V SD, metode mengajar yang
digunakan, respon siswa terhadap pembelajaran yang diberikan oleh guru, kesulitan yang
dihadapi guru saat pembelajaran, media yang digunakan guru saat ini, serta media yang
cocok digunakan. Daftar pertanyaan analisis kebutuhan digunakan sebagai langkah awal
dalam penelitian pengembangan ini untuk memperoleh data mengenai kebutuhan media
yang diharapkan oleh Sekolah Dasar. Adapun wawancara selanjutnya yang dilakukan
oleh peneliti adalah pada saat uji coba produk di lapangan.
2. Angket dan Kuisioner
Angket atau kuisioner adalah metode pengumpulan data, instrumennya disebut sesuai
dengan nama metodenya. Angket atau kuisioner berbentuk lembaran, dimana pada
lembaran tersebut berisikan pertanyaan yang dijawab oleh responden berdasarkan
kejadian yang terjadi dilapangan. Bentuk kuisioner yang digunakan peneliti adalah
sebagai berikut:
a. Angket Validasi
Angket validasi dalam penelitian digunakan untuk mengumpulkan data tentang
ketepatan desain media, ketepatan materi, dan ketertarikan media pembelajaran yang
dikembangkan. Pemberian angket dilakukan saat uji coba produk. Selanjutnya angket
yang digunakan dianalisis untuk kelayakan dan dijadikan untuk merevisi media Maket
Ekosistem untuk memperoleh produk yang lebih baik. Berikut adalah kisi-kisi instrumen
yang digunakan:
69
1 Pembelajaran a. Media dapat 3 3
digunakan untuk
pembelajaran
kelompok kecil dan
kelompok besar
3
b. Penggunaan judul
menarik
dan memotivasi siswa
untuk belajar
1
c. Penggunaan media
melibatkan partisipasi
aktif
siswa
2 Kurikulum a. Media relevan 2 3
dengan
materi yang harus
dipelajari siswa
3
b. Materi yang
disajikan
sesuai dengan
kurikulum
yang berlaku
1
c. Tujuan dan manfaat
pembelajaran
disampaikan
dengan jelas
3 a. Isi materi sesuai 3 2
dengan
Kompetensi dasar (KD)
dan Indikator
2
b. Bahasa yang
digunakan
sesuai dengan
pemahaman
siswa
70
4 a. Media mudah 3 1
dioperasikan/digunakan
JUMLAH 9
(Diadopsi dari Sa’adun Akbar, 2013)
71
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Validasi Ahli Pembelajaran Kelas V di SD Yamastho
Surabaya
72
(Diadopsi dari Sa’adun dan Akbar, 2013)
73
3. Observasi
Observasi dalam sebuah penelitian merupakan pengamatan secara langsung
dengan menggunakan alat indera yakni penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan
serta pengecapan. Peneliti melakukan observasi dilapangan menggunakan lembar
observasi, lembar observasi ini berisi catatan di lapangan mengenai faktor pendukung dan
penghambat pembelajaran siswa, serta kesulitan siswa saat menggunakan media Maket
Ekosistem pada saat pembelajaran berlangsung. Peneliti mengisi lembar observasi
tersebut pada saat pelaksanaan uji coba di sekolah.
4. Dokumentasi
Dokumentasi yang dihasilkan pada penelitian pengembangan ini berupa foto proses
penggunaan media Maket Ekosistem serta video proses pembelajaran dengan
menggunakan media Maket Ekosistem dengan menggunakan alat bantu yakni kamera
telepon genggam dan kamera digital. Adapun alat dokumentasi tersebut digunakan pada
saat pelaksanaan uji coba produk di lapangan oleh guru dan siswa.
B. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif diperoleh dari data pengumpulan angket. Data angket akan
dianalisis untuk mendapatkan gambaran tentang media pembelajaran yang digunakan.
Adapun analisis kuantitatif yang digunakan ada dua, yaitu :
a. Analisis Data Angket Validitas Ahli
Validitas merupakan suatu derajat ketepatan instrumen (alat ukur), maksudnya apakah
instrumen yang digunakan betul-betul tepat untuk mengukur apa yang akan diukur.
Pengembangan media pembelajaran Maket Ekosistem ini, menggunakan validitas untuk
menguji kelayakkan dan kesesuaian media dengan KI dan KD. Apakah media tersebut
sudah sesuai dan layak digunakan untuk pembelajaran. Jawaban angket validitas ahli
menggunakan skala Likert. Menurut Sugiyono (2013: 134) skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial. Angket validitas ahli berisi kisi kisi mengenai kriteria dari media
pembelajaran yang dikembangkan. Adapun dalam pengukuran skala Likert variabel yang
akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kategori skor dalam skala Likert
menurut Putra (2014: 182) dijelaskan pada tabel berikut ini.
Tabel 3.6 Kategori Skor dalam Skala Likert
NO SKOR Keterangan
1 4 Sangat Baik/ Sangat Setuju
2 3 Baik/ Setuju
3 2 Tidak Baik/ Tidak Setuju
4 1 Sangat Tidak Baik/ Sangat Tidak Setuju
Uji angket validitas ahli pada media pembelajaran Maket Ekosistem ini dapat dilakukan
dengan membandingkan jumlah skor ideal yang telah diberikan oleh validator (ƩR) dengan
jumlah skor ideal yang telah ditetapkan di dalam angket validasi media pembelajaran (N)
(Arifin, 2010: 137). Rumusnya sebagai berikut:
Keterangan :
75
P = Persentase skor yang dicari (hasil dibulatkan hingga mencapai bilangan bulat)
P=∑R
N x 100%
46
Pengembangan media pembelajaran dinilai valid dan sangat valid atau baik dan sangat baik
oleh para ahli dan guru jika memperoleh skor ≥ 81% dan ≥ 61%.
76
Tabel 3.8 Kategori Penilaian Skala Guttman
Keterangan :
ƩX = Jumlah skor setiap kriteria yang dipilih siswa (ya atau tidak)
Kriteria validasi atau tingkat ketercapaian yang digunakan dalam pengembangan media
dijelaskan pada tabel sebagai berikut.
Media pembelajaran yang sedang dikembangkan mendapat respon positif dari siswa
apabila persentase yang diperoleh dari angket respon siswa mencapai skor ≥ 61 %
77
MENGUMPULKAN DATA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN
A. Pendahuluan
Salah satu metode penelitian adalah eksperimen. Untuk dapat melaksanakan suatu
eksperimen yang baik, perlu dipahami terlebih dahulu segala sesuatu yang berkait dengan
komponen-komponen eksperimen. Baik yang berkaitan dengan jenis-jenis variabel,
hakekat eksperimen, karakteristik, tujuan, syarat-syarat eksperimen, langkah-langkah
penelitian eksperimen, dan bentuk-bentuk desain penelitian eksperimen.
B. Pembahasan
1. Variabel dalam Penelitian
Eksperimen Dalam penelitian eksperimen dikenal beberapa variabel. Variabel
adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kondisi, keadaan, faktor, perlakuan, atau
tindakan yang diperkirakan dapat memengaruhi hasil eksperimen. Variabel yang
berkaitan secara langsung dan diberlakukan untuk mengetahui suatu keadaan tertentu
dan diharapkan mendapatkan dampak/akibat dari eksperimen sering disebut variabel
eksperimental (treatment variable), dan variabel yang tidak dengan sengaja dilakukan
tetapi dapat memengaruhi hasil eksperimen disebut variabel noneksperimental.
Variabel eksperimental adalah kondisi yang hendak diteliti bagaimana pengaruhnya
terhadap suatu gejala. Untuk mengetahui pengaruh varibel itu, kedua kelompok, yaitu
kelompok eksperimental dan kontrol dikenakan variabel eksperimen yang berbeda
atau yang bervariasi.
Variabel noneksperimental sebagian dapat dikontrol, baik untuk kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol. Ini disebut variabel kontrol atau controlled
variabel. Akan tetapi, sebagian lagi dari variabel non-eksperimen ada di luar
kekuasaan eksperimen untuk dikontrol atau dikendalikan. Jenis variabel ini disebut
variabel ekstrane atau extraneous variabel. Dalam setiap eksperimen, hasil yang
berbeda pada kelompok eksperimen dan kontrol sebagian disebabkan oleh variabel
eksperimental dan sebagian lagi karena pengaruh variabel ekstrane. Oleh karena itu,
setiap peneliti yang akan melakukan eksperimen harus memprediksi akan munculnya
variabel pengganggu ini.
2. Pengertian Penelitian Eksperimen
Hakekat penelitian eksperimen (experimental research) adalah meneliti pengaruh
perlakuan terhadap perilaku yang timbul sebagai akibat perlakuan (Alsa 2004).
Menurut Hadi (1985) penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara
sengaja oleh peneliti. Sejalan dengan hal tersebut, Latipun (2002) mengemukakan
bahwa penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengan
melakukan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat manipulasi terhadap
perilaku individu yang diamati. Penelitian eksperimen pada prisipnya dapat
78
didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang
mengandung fenomena sebab akibat (causal-effect relationship) (Sukardi 2011:179).
Selanjutnya, metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan utuk
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan (Sugiyono 2011:72).
Berdasarkan definisi dari beberapa ahli tersebut, dapat dipahami bahwa penelitian
eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian
suatu treatment atau perlakuan terhadap subjek penelitian. Jadi penelitian eksperimen
dalam pendidikan adalah kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai pengaruh
suatu perlakuan/tindakan/treatment pendidikan terhadap tingkah laku siswa atau
menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh tindakan itu jika dibandingkan
dengan tindakan lain. Menurut Sukardi (2011:180), penelitian eksperimen dalam
bidang pendidikan dibedakan menjadi dua yaitu penelitian di dalam laboratorium dan
di luar laboratorium. Sehubungan dengan subjek dalam pendidikan adalah siswa,
penelitian yang paling banyak dilakukan adalah di luar laboratorium. Hal ini
dikarenakan terdapat beberapa keunggulan yang dimiliki oleh penelitian di luar
laboratorium, diantaranya: (a) variabel eksperimen dapat lebih kuat; (b) lebih mudah
dalam memberikan perlakuan; (c) dapat melakukan setting yang mendekati keadaan
sebenarnya; dan (d) hasil eksperimen lebih aktual.
Selain itu, penelitian eksperimen juga lebih cocok dilakukan dalam bidang
pendidikan. Hal ini dikarenakan dua alasan sebagai berikut: (1) metode pengajaran
yang lebih tepat disetting secara alami dan dikomparasikan di dalam keadaan yang
tidak bias; (2) penelitian dasar dengan tujuan menurunkan prinsip umum teoritis ke
dalam ilmu terapan yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh sekolah.
79
eksperimen, group eksperimen dan group kontrol sebaiknya diatur secara
intensif agar karakteristik keduanya mendekati sama.
(c) Observasi langsung oleh peneliti
Tujuan dari kegiatan observasi dalam penelitian eksperimen adalah untuk
melihat dan mencatat segala fenomena yang muncul yang menyebabkan
adanya perbedaan diantara dua group.
X 01
02
Ketiga bentuk desain preexperiment itu jika diterapkan untuk penelitian akan
banyak variabel luar masih berpengaruh dan sulit dikontrol, sehingga validitas
internal penelitian menjadi rendah.
(2) True experiments
Disebut sebagai true experiments karena dalam desain ini peneliti dapat
mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Jadi,
validitas internal (kualitas pelaksnaaan rancangan penelitian) menjadi tinggi.
Sejalan dengan hal tersebut, tujuan dari true experiments menurut Suryabrata
(2011 : 88) adalah untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat
dengan cara mengenakan perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan grup
kontrol yang tidak diberi perlakuan. True experiments ini mempunyai ciri utama
yaitu sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok
kontrol diambil secara random dari populasi tertentu. Atau dengan kata lain dalam
82
true experiments pasti ada kelompok kontrol dan pengambilan sampel secara
random.
Selanjutnya, jenis penelitian yang termasuk dalam true experiments adalah:
pretestposttes control group design, posttest-only control group design, extensions
of true experimental design, multigroup design, randomized block design, latin
square design, factorial design. Adapun penjelasan mengenai jenis-jenis penelitian
tersebut dapat dielaborasi sebagai berikut.
R 01 X 02
R 03 04
R X 01
R 02
83
pretest. Grup yang akan digunakan untuk penelitian dinyatakan baik jika setiap
kelompok memperoleh nilai pretest yang sama.
(4) Quasiexperiments
Quasiexperiments disebut juga dengan eksperimen pura-pura. Bentuk desain
ini merupakan pengembangan dari trueexperimental design yang sulit
dilaksanakan. Desain ini mempunyai variabel kontrol tetapi tidak digunakan
sepenuhnya untuk mengontrol variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen. Desain digunakan jika peneliti dapat melakukan kontrol atas berbagai
variabel yang berpengaruh, tetapi tidak cukup untuk melakukan eksperimen yang
sesungguhnya. Dalam eksperimen ini, jika menggunakan random tidak
diperhatikan aspek kesetaraan maupun grup kontrol.
84
experiment mortality, diffusion of treatments. Kelemahan-kelemahan tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut.
(a) History
Banyak kejadian di masa lampau yang dapat mempengaruhi validitas penelitian
eksperimental yang disebabkan oleh adanya interaksi antar individu.
(b) Maturation
Beberapa perubahan dapat terjadi pada dependent variable yang berfungsi dalam
kurun waktu dan bukannya kejadian yang spesifik ataupun kondisi tertentu.
Terutama berkaitan dnegan jangka waktu pengamatan yang memakan waktu
lama.
(c) Testing
Proses pengujian juga dapat menimbulkan distorsi yang akan mempengaruhi
hasilhasil eksperimen.
(d) Instrumentation Instrumen yang digunakan dalam penelitian eksperimen kadang
kala sudah tidak sesuai lagi dengan standar yang berlaku.
(e) Selection Peneliti kadang masih menggunakan unsur subjektifitas dalam memilih
orang yang akan dijadikan objek eksperimen yang baik.
(f) Statistical regretion Peneliti kadangkala dihadapkan pada kesulitan apabila hasil
yang diperoleh dalam penelitian menghasilkan skor yang ekstrim.
(g) Experiment mortality Dalam penelitian eksperimen seringkali terjadi perubahan
komposisi kelompok yang diobservasi. Ada anggota kelompok yang harus didrop
karena tidak sesuai dengan situasi pengetesan saat tertentu. Selain dipengaruhi
oleh validitas internal, eksperimen juga dipengaruhi oleh validitas eksternal,
antara lain:
(1) interaction of treatments and treatments
Kelemahan ini terjadi apabila pengalaman responden lebih dari satu treatment.
Seseorang yang dipilih sebagai objek eksperimen mungkin pernah mengalami
eksperimen yang sama maka pengamatan kedua terhadap si responden
tersebut akan menjadi bias.
(2) interaction of testing and treatment Dalam eksperimen pretest, responden
harus dipekekan agar mendorong eksperimen dengan alternatif yang berbeda.
(3) interaction of selection and treatment Hal ini menimbulkan pertanyaan dalam
membuat generalisasi antara beberapa kategori manusia antar grup. Sebab
diantara mereka telah terjadi hubungan original yang telah terbentuk
sebelumnya.
(4) interaction of setting and treatment Antara setting penelitian dengan treatment
yang dilakukan akan terjadi interaksi diantara keduanya. Dengan demikian
interaksi keduanya akan mendukung jalannya proses penelitian yang sedang
dilakukan.
85
(5) interaction of history and treatment Kadangkala terjadi hubungan sebab akibat
antara kejadian masa lalu dan masa sekarang yang merupakan kejadian tak
biasa dan berpotensi tidak dapat diukur dalam penelitian.
Selanjutnya, untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut, ada empat
strategi umum yang dapat digunakan untuk memperbaiki validitas eksternal,
antara lain:
(1) Menggunakan pilihan acak (randomly) untuk memilih orang, setting, atau
waktu yang digunakan dari populasi yangada agar generalisasi menjadi
lebih baik.
(2) Membuat agar grup individu, manusia ataupun settingnya dibuat
heterogen. Langkah ini ditempuh jika pendekatan random tidak dapat
digunakan.
(3) Individu, setting, dan waktu dikonsentrasikan agar memperoleh satu grup
modal populasi.
(4) Menggunakan terget populasi yang spesifik (individu, seting, waktu)
untuk memenuhi target yang ingin dicapai. Dalam setiap penelitian
eksperimen perlu diketahui persoalan-persoalan tentang internal maupun
eksternal validitas agar subjektifitas dalam penelitian dapat dihindari.
BAB 11
INTRUMEN PENGUMPULAN DATA
A.Pengertian Instrumen Pengumpulan Data
Dalam hal ini terdapat banyak para ahli yang mendifinisikan Instrumen pengumpulan
data antara lain :
86
Dari uraian beberapa pakar di atas , dapat kita mengambil suatu kesimpulan bahwa
instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang di gunakan dalam sebuah penelitian
untuk mengumpulkan aneka ragam informasi yang diolah secra kuantitatif dan disusun
secara sistematis
Instrumen yang dipergunakan dalam upaya pengumpulan data suatu penelitian itu
harus memperhatikan validitas dan reabilitas, karena sesungguhnya data yang baik adalah
data yang valid dan reliable. Menurut Sukidin,dkk berpendapat bahwa Instrumen Valid
adalah instrumen yang mampu mengukur apa yang seharusnya diukur misalnya bahwa
penggaris adalah alat yang valid untuk mengukur panjang. Sedangkan instrumen reliable
adalah instrumen yang konsisten (tepat/akurat) dalam mengukur yang seharusnya diukur.
Menurut sutrisno Hadi, bahwa yang menjadi instrumen yang valid itu memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
Menurut frop. Dr. Punaji Setyosari berpendapat bahwa validitas terbagi menjadi 2 yaitu:
a) Validitas logis, yakni di peroleh dengan usaha yang Sangat hati-hati sehingga secara logika
instrumen itu di capai menurut validitas yang di kehendaki
b) Validitas empiris, yaitu validitas yang di peroleh berdasarkan pengalaman.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat di katakan bahwa di dalam penyusunan
instrumen pengumpulan data suatu penelitian, data yang di hasilkan nanti harus
mempunyai kebenaran yang dapat di ukur serta mempunyai konsistensi kebenaran
terhadap suatu objek sehingga adanya relepansi antara hipotesa dan kenyataan yang di
peroleh melalui pengalaman secara optimal yang dengannya kesahihan penelitian dapat
di terima secara logis oleh akal. Berbicara tentang jenis-jenis instrumen pengumpulan
data sebenarnya tidak ubahnya dengan berbicara masalah evaluasi. Mengevaluasi tidak
lain adalah memperoleh data tentang setatus sesuatu dibandingkan dengan standar atau
ukuran yang telah ditentukan, karena mengevaluasi adalah juga mengadakan pengukuran.
Jenis instrumen pengumpulan data di sebut juga alat evaluasi. Menurut Mulyasa,
secara garis besar terbagai menjadi 2 macam yaitu:
1. Tes
Tes yakni untuk mengumpulkan data yang sifatnya mengevaluasi. Tes bisa dilakukan
saat awal dan saat terakhir, untuk mengetahui adanya perubahan atau konsistensi
87
jawaban. Lembaran instrumen berupa tes ini berisi soal-soal tes yang terdiri dari butir-
butir soal, baik itu yang ada pada angket, observasi atau wawancara. Contohnya adalah
tes formatif, baik yang bersifat objektif (multiple choice) ata Essay.
Dalam membicarakan tes ini akan disampaikan sekaligus alat ukur lain yang sifatnya
standar, ditinjau dari sasaran atau objek yang akan dievaluasi , maka dibedakan adanya
beberapa macam tes dan alat ukur lain.
Tes kepribadian atau personality test, yaitu tes yang digunakan untuk mengungkapkan
kepribadian seseorang, yang diukur bisa kreativitas, disiplin, kemampuan khusus, dan
sebagainya.
Tes bakat atau aptitude test , yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui
bakat seseorang.
Tes intelegensi atau intelligenci test, yaitu tes yang digunakan untuk mengadakan estimasi
atau perkiraan trhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas
kepada orang yag akan diukur intelegensinya.
Tes sikap atau attitude test, yang sering juga disebut dengan skala sikap , yaitu alat yang
digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang.
Tes minat atau measures , adalah alat untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu.
Tes prestasi atau achievement test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur
pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu . berbeda dengan yang lain –lain sebelum
ini , tes prestasi diberikan sesudah orang yang dimaksud mempelajari hal-hal sesuai dengan
yang akan di teskan.
a) Objektif, yaitu hasil yang dicapai dapat mengganmbarkan keadaan yang sebenarnya tentang
tingkat kemampuan seseorang, baik berupa pengetahuan maupun keterampilan;
b) Cocok yaitu alat tes yang digunakan sesuai dengan jenis data yang akan dikumpulkan untuk
menguji hipotesis dalam rangka menjawab masalah penelitian.
c) Valid, yaitu memiliki derajat kesesuaian, terutama isi dengan kemampuan suatu kelompok
yang ingin di ukur.
d) Reabel, yaitu derajat kekonsistenan skor yang diperoleh dari hasil tes menggunakan alat
tersebut. Kekonsistenan ini menunjukkan bahwa skor yang dihasilkan adalah skor sebenarnya.
88
Adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.
Kuesioner dipakai untuk menyebut metode maupun instrument. Jadi dalam menggunakan
metode angket atau kuesioner instrument yang dipakai adalah angket atau kuesioner. Kuesioner
dapat dibeda-bedakan atas beberapa jenis, tergantung pada sudut pandang :
Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yang kemudian digunakan untuk
menyebut jenis observasi, yaitu :
89
a) Observasi non-sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan
instrument pengamatan.
b) Observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai
instrument pengamatan.
Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan
diamati dalam proses observasi, obsevator (pengamat) tinggal memberikan tanda pada
kolom tempat peristiwa muncul. Dalam hal ini pengamat tidak dapat memperhatikan
variable yang terlalu banyak . dengan demikian pada akhir pengamatan dapat
disimpulkan di kelas mana partisipasi murid paling besar.
Adapun Muhammad Ali mengemukakan , instrument atau alat yang dapat digunakan
dalam melakukan observasi adalah sebaga berikut.
1) Daftar cek (check list) .semua gejala yang akan atau mungkin akan muncul pada suatu objek
yang menjadi objek penelitian didaftarkan secermat mungkin sesuai dengan masalah yang
diteliti, juga disediakan kolom cek yang digunakan selama mengadakan pengamatan.
Berdasarkan butir (item) yang ada pada daftar cek, gejala yang munvul dibubuhkan tanda cek
(√) pada kolom yang tersedia. Hal ini akan lebih memudahkan dalam pengamatan.
2) Daftar isian. Daftar isian memuat daftar butir (item) yang diamati, kolom tentang keadaan,
atau gejala tentang item-item tersebut. Kolom keadaan dikosongkan untuk selanjutnya pada
waktu pengamatan diisi oleh peneliti.
3) Skala penilaian (rating scale) rating scale biasanya untuk mengubah data kualitatif ke dalam
data kuantitatif atau bentuk angka-angka yang dimanifestasikan dalam bentuk skala, dengan
fungsi menentukan tingkat kategori sifat atau karaktristik sesuatu. Skala penilaian berfungsi
untuk menentukan kedudukan objek penelitian pada tingkat tertentu dalam skala yang
didasarkan pada kraktristik yang sudah ditentukan. Angka-angka yang menggambarkan
karaktristik itu (misalkan 5: baik sekali; 4:baik; 3:cukup: 2:kurang baik; 1:sangat kurang
baik), selanjutnya dicantumkan pada garis skala sehingga pencatatan dilakukan dengan cara
melingkari angka atau mengisi kolom pada sekala dengan gejala yang muncul.
4) Skala bertingkat (rating) atau rating scale adalah suatu ukuran subjektif yang dibuat berskala.
Walaupun bertingkat ini menghasilkan data yang kasar, tetapi cukup memberikan informasi
tertentu program atau orang. Instrument ini dapat dengan mudah memberikan gambaran
penampilan, terutama penampilan di dalam orang menjalankan tugas, yang menunjukkan
frekuensi munculnya sifat-sifat.
4. Wawancara
90
Wawancara adalah salah satu tekhnik pengumpukaan data dengan mengajukan
pertanyaan kepada resonden dengan mencatat atau merekam jawaban-jawaban
responden. Wawancara dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung dengan
sumber data. Wawancara langsung diadakan dengan orang yang menjadi sumber data dan
dilakukan tanpa perantara , baik tentang dirinya maupun tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan dirinya untuk mengumpulkan data yang diperlukan . adapun
wawancara tidak langsung dilakukan terhadap seseorang yang dimintai keterangan
tentang orang lain.
a) Wawancara dapat digunakan pada responden yang tidak membaca dan menulis;
b) Jika ada pertanyaan yang belum dipahami, pewawancara dapat segera menjelaskannya;
c) Pewawancara dapat segera mengecek kebenaran jawaban responden dengan mengajukan
pertanyaan pembambing, atau dengan melihat wajah atau gerak gerik responden.
a) Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara hanya memuat garis besar
yang akan ditanyakan. Tentu saja , kreativitas pewawancara sangat diperlukan , bahkan hasil
wawancara dengan jenis pedoman ini lebih banyak bergantung pada pewawancara. Jenis
wawancara ini sangat tepat untuk penelitian kasus.
b) Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci
sehingga menyerupai checklist. Pewawancara tinggal membubuhkan tanda √ (check) pada
nomor yang sesuai.
5. Dokumentasi
91
keperluan pengujian suatu peristiwa dan berguna bagi sumber data, bukti,
informasi kealamiahan yang sukar diperoleh , sukar ditemukan, dan membuka
kesempatan untuk lebih memperluas pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.
Tekhnik ini biasanya digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa data skunder
( data yang telah dikumpulkan oleh orang lain), secara prosedur , tekhnik ini sangat
praktis sebab menggunakan benda-benda mati, yang seandainya terdapat kesalahan atau
kekurangjelasan bisa dilihat kembali data aslinya.
Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda mati yang berkaitan dengan suatu
peristiwa atau aktivitas tertentu. Ia bisa merupakan rekaman atau dokumen tertulis,
seperti surat-menyurat, rekaman gambar, dan benda-benda peninggalan yang berkaitan
dengan suatu peristiwa. Dokumen yang diteliti berupa dokumen resmi dan dokumen
pribadi. Dokumen pribadi adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang
tindakan, pengalaman, dan kepercayaan, yang bentuknya dapat berupa buku harian, surat
pribadi,autobiografi. Dokumen resmi dalam bentuk arsif terdiri atas dokumen internal ,
seperti memo pengumuman , aturan sutatu lembaga. Adapun dokumen eksternal adalah
bahan informasi dari lembaga social, majalah,berida yang disiarkan kepada media massa.
92
atau pedoman observasi. Dengan demikian maka instrumen penelitan menajdi hal penting
untuk menjaga agar penelitian yang dilakukan tersebut bermutu dan berkualitas.
Hal yang terkait jika membicarakan tentang instrumen penelitian adalah tekhnik pengumpulan
data penelitian. Jika instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam penelitian
maka tekhnik pengumpulan data adalah merupakan cara atau prosedur yang ditempuh untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Kedua hal tersebut yaitu instrumen
penelitian dan tekhnik pengumpulan data adalah merupakan dua hal yang sangat mempengaruhi
kualitas data yang diperoleh peneliti dalam suatu penelitian. Sehingga kulaitas data yang
dikumpulkan mempengruhi kualitas dan keabsahan serta ketepatan kesimpulan yang diperoleh
peneliti setelah melakukan penelitian
1. Penentuan teknik dan penyusuna instrumen pengumpulan data harus didasarkan pada
pendekatan dan metode penelitian. Pendekatan penelitian pada dasarnya merupakan keseluruhan
cara serta kegiatan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian , dimulai dari perumusan
masalah sampai pada penarikan kesimpulan pada fase perencanaan , hal tersebut harus
dirumuskan seluruhnya agar kegiatan dapat terarah dan dapat menghasilkan kesimpulan yang
valid dan signifikan . keseluruhan unsur perencanaan dibuat dalam suatu model desain
penelitian. Karena teknik dan instrumen penelitian merupakan bagian penting dalam penelitian
yang berfungsi sebagai sarana untuk mengumpulkan data yang menentukan keberhasilan suatu
penelitian, penentuan dan penyusunan senantiasa berpedoman pada pendekatan dan metode
penelitian yang digunakan sehingga data yang terkumpul dapat dijadikan dasar untuk menguji
hipotesis.
2. Penentuan tekhnik dan penyusunan pengumpulan data harus didasarkan jenis data yang
akan dikumpulkan. sebagaiman diketahui bahwa data sangat diperlukan dalam kegiatan
penelitian, yaitu untuk menguji hipotesis . pertimbangan dalam menentukan tekhnik dan
instrumen didasarkan atas tersedianya data itu sendiri. Apabila data yang diperlukan dapat
diperoleh dengan menggunakan tekhnik dan instrument tertentu, teknik dan instrument itulah
yang dipilih untuk mengumpulkan data tersebut. Setiap jenis data hanya dapat dikumpulkan
melalui instrument yang cocok atau sesuai. Suatu jenis instrument mempunyai cirri,
ketepatgunaan (efisiensi), serta kehasilgunaan (evektifitas) untuk mengumpulkan suatu jenis data
yang diperlukan . oleh karena itu sebelum sutu teknik dan instrument di tetapkan untuk dijadikan
cara dan alat pengumpulan data , terlebih dahulu harus dipertimbangkan apakah hal tersebut
sesuai dengan jenis data yang akan dikumpulkan .
3. Berkenaan dengan instrument penelitian, harus dipahami bahwa tidak semua jenis instrument
penelitian dapat menggali seluruh data yang diperlukan untuk memecahkan suatu masalah dalam
kegiatan penelitian. Kadang-kadang, suatu jenis instrument tidak dapat digunakan untuk
93
mengumpulkan seluruh data yang diperlukan . oleh karena itu, perlu dipertimbangkan untuk
memodifikasi alat tersebut sehingga data yang diperlukan diharapkan dapat terhimpun dengan
baik. Selain hal tersebut , untuk mendapatkan sebuah instrumen penelitian yang baik atau
memenuhi standar .
a. Reliabilitas
b. validitas .
1. sensitivitas,
2. objektivitas , dan
3. visibilitas.
h. Reliabilitas adalah tingkat ketepatan, ketelitian, atau keakuratan sebuah instrument.
Reliabilitas menunjukkan apakah instrument tersebut secara konsisiten memberikan
hasil ukuran yang sama tentang sesuatu yang diukur pada waktu yang berlainan.
i. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen.
Instrument dikatakan sahih atau valid apabila memiliki validitas tinggi , demikian
pula sebalikknya. Sebuah instrument dikatakan sahih apabila mampu mengukur apa
yang diinginkan atau mengungkapkan data dari variable yang diteliti secara tepat.
j. Sensitivitas instrument dimaksudkan sebagai kemampuan sebuah instrumen untuk
melakukan diskriminasi atau mempertajam perbedaan dalam derajat variasi-variasi
karaktristik yang diukur.
k. Objektivitas adalah tingkat yang pengukurannya bebas dari penilaian subjektif, bebas
dari pendapat, bebas dari bias dan perasaan orang yang menggunakan instrument
tersebut.
Penyusunan instumen penelitian bukanlah hal yang mudah karena instrumen yang
baik harus memenuhi beberapa syarat atau kreteria. Oleh sebab itu, dalam menyusun
sebuah instrumen , peneliti harus teliti dan hati-hati . berikut ini adalah beberapa langkah
praktis dalam membuat instrument penelitian.
1. Tentukan variable-variabel yang digunakan dalam penelitian. Variable ini dapat tercermin
pada judul penelitian.
94
4. Indicator dicarikan jabarannya dalam bentuk subindikator, jika ada.
5. Jika asubindikator masih dapat dibagi lagi menjadi komponen kecil , komponen-komponen
ini dijadikan sebagai butir-butir pertanyaan seberapa detail peruses penjabaran suatu variable di
uraikan, bergantung pada seberapa luas dan dalam penelitian yang akan dilakukan. Selanjutnya ,
pertanyaan-pertanyaan disusun menurut hierarkinya agar mudah dipakai dalam analisis
berikutnya.
BAB 12
ANALISIS DATA
95
Padahal data bisa diolah dan dimanfaatkan untuk mendapatkan informasi yang berguna. Oleh
sebab itu, analisis data merupakan langkah dalam pengolahan data yang sangat penting. Adapun
analisis data memiliki berbagai macam pendekatan atau teknik yang dapat digunakan
Cari tahu alasan Anda melakukan analisis ini, jenis analisis data apa yang ingin Anda
gunakan, dan data apa yang yang Anda rencanakan untuk dianalisis.
2. Data Collecting
Setelah identifikasi kebutuhan, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data Setelah
identifikasi kebutuhan, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data dari narasumber yang
meliputi studi kasus, survei, wawancara, kuesioner, dan observasi langsung. Pastikan Anda
menyusun data yang telah dikumpulkan untuk analisis.
3. Data cleaning
96
Tidak semua data yang dikumpulkan berguna. Jadi, bersihkan data-data yang menurut
Anda tidak berguna. Proses ini mencakup spasi, catatan duplikat dan kesalahan dasar.
Pembersihan data harus Anda lakukan sebelum mengirimkannya untuk dianalisis.
4. Data analysis
Pada tahap inilah Anda menggunakan software analisis data dan tools lainnya untuk
membantu Anda menafsirkan serta memahami data hingga sampai pada kesimpulan.
5. Data interpretation
Setelah mendapatkan hasil, langkah selanjutnya adalah menafsirkan data dan membuat
tindakan terbaik berdasarkan temuan Anda.
6. Data visualization
Visualisasi data merupakan cara terbaik untuk menampilkan informasi Anda secara grafis
dengan cara yang dapat dibaca dan dipahami orang. Anda dapat menggunakan bagan, grafik,
map, poin, atau sejumlah metode lainnya. Visualisasi membantu Anda memperoleh informasi
penting dengan membandingkan kumpulan data dan mengamati hubungannya
Metode analisis data yang digunakan akan berbeda-beda tergantung pada metode
pengumpulan data yang digunakan. Prinsipnya adalah penggunaan prosedur dan teknik yang
tepat untuk menafsirkan hasil serta perencanaan teknik pengumpulan data. Hal ini bertujuan agar
analisis data yang dilakukan mudah dengan hasil akurat. Berikut ini ragam metode analisis data
yang umumnya digunakan:
adalah bab analisis data dari hasil penelitian, hal ini bertujuan untuk mengetahui hipotesis-
hipotesis dari BAB I, yaitu tentang ada tidaknya pengaruh bimbingan konseling Islam dengan
pendekatan cinta ala Maulana Rumi terhadap peningkatan aktualisasi diri dari Mahasiswa PBSB
13 Jurusan Dakwah. Kemudian mencari tahu bagaimana tingkat signifikansi pengaruh
bimbingan dan konseling Islam melalui pendekatan cinta ala Maulana Rumi terhadap
peningkatan aktualisasi diri dari mahasiswa PBSB dari jurusan dakwah.
97
4. Menentukan Uji yang Akan Digunakan
5. Kaidah Pengujian
6. Menghitung nilai t hitung dan t table
7. Membandingkan t hitung dan t table
8. Membuat Keputusan.
BAB 13
STATIKA PENELITIAN
A.Pengertian Statistika
Statistika adalah metode ilmiah untuk mengelola data berdasarkan angka dan
menginterpretasikannya. Dalam sudut pandang penelitian, terdapat beberapa peranan
statistika, yaitu: Untuk memahami keragaman nilai dari sejumlah sasaran pengamatan.
Memudahkan penelitan dengan tabel, grafik, bagan, dan sebagainya. Gambaran umum
terkait angka. Memudahkan dalam melakukan penarikan kesimpulan. Berdasarkan fase
dan tujuan analisis, statistika dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu statistika deskriptif
dan statistika inferensial. Dalam materi "Statistika" oleh Wayan Wangiyana, statistika
deskriptif berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran seperti adanya
terhadap objek yang diteliti menggunakan data sampel, populasi, tanpa melakukan
analisis dan membuat suatu generalisasi. Sedangkan statistika inferensial merupakan satu
di antara bentuk statistika yang prosesnya memungkinkan diambilnya kesimpulan secara
umum terhadap data yang diolah.
98
Statistika adalah ilmu yang berkaitan dengan data, sedangkan statistik adalah
sekumpulan data, informasi, atau hasil penerapan algoritma statistika pada sekumpulan
data. Dari kumpulan data, statistika dapat digunakan untuk menyimpulkan atau
mendeskripsikan data; ini dinamakan statistika deskriptif. Sebagian besar konsep dasar
statistika mengasumsikan teori probabilitas. Beberapa istilah statistika antara lain:
populasi, sampel, unit sampel, dan probabilitas.
Sugiono (2012) memaparkan bahwa salah satu bagian penting dari penelitian adalah pembuatan
kesimpulan dan pembahasan dari kumpulan data mengenai sebuah objek penelitian.
A. Ciri-Ciri Statistika
Di dalam penelitian ilmiah, statistika dapat difungsikan dalam penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif, yakni penelitian yang datanya dikumpulkan dalam bentuk angka-angka.
Menurut Ananda, R., & Fadhil, M., (2018) angka dalam statistik terdiri dari dua arti, yakni
angka yang menunjukkan jumlah serta angka yang menunjukkan nilai atau harga.
2. Bersifat Objektif
Apabila seorang peneliti menggunakan data statistik, itu artinya peneliti telah menutup peluang
terjadinya subjektivitas (Hadi, 2002), hal ini karena sebuah angka-angka bersifat objektif dan
pasti (apa adanya).
Ini mengindikasikan bahwa penelitian yang berbasis statistik akan menghasilkan hasil penelitian
yang sangat objektif dan terlepas dari subjektivitas peneliti.
Kendati demikian, objektif atau tidak sebuah hasil penelitian dengan pendekatan kuantitatif juga
ditentukan oleh relevansi antara teknik yang digunakan dengan jenis data yang dianalisis.
3. Bersifat Universal
Maksudnya bahwa statistik dapat digunakan hampir pada semua bidang penelitian dalam
berbagai bidang disiplin ilmu.
B. Manfaat Statistik
Menghitung besarnya anggota sampel yang diambil dari populasi, sehingga sampel dapat
lebih representatif dan dapat dipertanggung jawabkan.
Dapat digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen.
Bisa mendeskripsikan data sehingga data yang disajikan lebih komunikatif.
Alat analisis data.
Membantu penelitian dalam menggunakan sampel sehingga penelitian dapat bekerja
efisien dengan hasil yang sesuai dengan obyek yang ingin diteliti
99
Membantu penelitian untuk membaca data yang telah terkumpul sehingga peneliti dapat
mengambil keputusan yang tepat
Membantu peneliti untuk melihat ada tidaknya perbedaan antara kelompok yang satu
dengan kelompok yang lainnya atas obyek yang diteliti
Membantu peneliti untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variabel yang satu
dengan variabel yang lainnya
Membantu peneliti dalam menentukan prediksi untuk waktu yang akan datang
Membantu peneliti dalam melakukan interpretasi atas data yang terkumpul
Pemerintah menggunakan statistika untuk menilai hasil pembangunan masa lalu
dan merencanakan masa mendatang
Pimpinan menggunakannya untuk pengangkatan pegawai baru, pembelian peralatan baru,
peningkatan kemampuan karyawan, perubahan sistem kepegawaian, dsb.
Para pendidik sering menggunakannya untuk melihat kedudukan siswa, prestasi belajar,
efektivitas metoda pembelajaran, atau media pembelajaran.
Para psikolog banyak menggunakan statistika untuk membaca hasil pengamatan baik
melalui tes maupun obserbasi lapangan
C. Jenis-Jenis Statistika
Secara umum statistika dapat dibedakan menjadi dua, yakni Statistik Deskriptif dan Statistik
Inferensial. Di sini, statistik inferensial terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu Statistik
Parametrik dan Statistik non-Parametrik.
100
Jenis pengukuran yang biasa diterapkan dalam statistika deskriptif meliputi tiga hal; Distribusi,
Tendensi Sentral, dan Dispersi (ukuran penyebaran data).
Merupakan statistik merupakan teknik analisis yang data yang menghendaki asumsi atau
pengujian karakteristik populasi, seperti normalitas distribusi maupun homogenitas data.
D. Jenis Data
Secara umum data ada dua; Data Kuantitatif (data berbentuk angka) dan Data Kualitatif (data
berbentuk kata, kalimat, dan gambar). Selanjutnya data kuantitatif ini terbagi lagi menjadi dua;
Data Diskret dan Data Kontinum.
1. Data Diskret
101
Data diskret ini merupakan data yang diperoleh dari menghitung, bukan mengukur. Selain itu,
data diskret juga diperoleh melalui cara kategorisasi atau klasifikasi dengan perbedaan kualitatif
sehingga data ini tidak mempunyai angka pecahan.
Contoh kasus
Jenis kelamin yang diberi kategori sebagai berikut; perempuan diberi tanda 1, jenis kelamin
laki-laki diberi tanda 2.
Berdasarkan contoh kasus di atas, kedua data bersifat setara, maksudnya jenis kelamin laki-laki
tidak lebih tinggi dibandingkan jenis kelamin perempuan karena angka 1 dan angka 2 pada
dasarnya hanya sebuah tanda (tidak memiliki makna lain).
2. Data Kontinum
Berbeda dengan data diskret yang datanya hanya bersifat sebagai label, maka data kontinum
merupakan data yang digunakan untuk operasi hitung. Adapun pengertiannya, data kontinum ini
adalah data yang diperoleh dari hasil perhitungan atau pengukuran sehingga data tidak hanya
berupa bilangan bulat, tapi juga bisa berbentuk desimal.
Data kontinum terbagi menjadi tiga jenis tiga data, yakni ordinal, interval, dan rasio.
3. Data Ordinal
Data ordinal adalah data yang diperoleh dengan cara kategorisasi atau klasifikasi yang berjenjang
dan bertingkat.
Beberapa buku mengklasifikasikan data ordinal ke dalam jenis data diskret, karena bentuk
datanya hampir mirip dengan data nominal, bedanya, jika data nominal diklasifikasikan dalam
beberapa kategori yang mutual exclusive dan exchausive, masing-masing kategori memiliki
kedudukan yang setara dan penempatannya berdasarkan penggolongan (lihat contoh kasus 1).
Adapun karakteristik dari data ordinal kedudukan masing-masing kategori memiliki perbedaan
jenjang dan urutan dalam atribut tertentu, serta tidak ada nilai nihil untuk nol mutlak.
Contoh kasus
Income seseorang dapat diklasifikasikan atau dikategorikan menjadi beberapa klasifikasi dan
dapat pula dibuat urutannya, sebagai berikut;
102
Pada contoh di atas jelas tampak adanya tingkatan atau urutan dari kategori, artinya seseorang
sudah dapat menyatakan bahwa A mempunyai pendapatan sangat tinggi, lebih baik dari B dan C
mendapatkan nilai income tinggi dan sedang.
Menurut Anwar (2009), ciri data ordinal adalah bentuk data berjenjang, tidak dapat dilakukan
operasi rumus matematika, dan jarak antara dua titik tidak diketahui.
4. Data Interval
Data interval adalah data yang jaraknya sama tetapi tidak mempunyai nol absolut atau dengan
kata lain bahwa data interval adalah data yang diperoleh dengan cara pengukuran, di mana jarak
antara dua titik diketahui.
Contoh kasus:
Misalnya, Jika Mata Kuliah A bernilai 1 sks diberikan waktu 50 menit, Mata Kuliah B bernilai 2
sks diberikan waktu 100 menit, dan Mata Kuliah C bernilai 3 sks diberikan waktu 150 menit.
Disederhanakan menjadi 50 – 100 – 150. Maka terlihat bahwa masing-masing data mempunyai
rentangan sebesar 50.
5. Data rasio
Merupakan data yang pengukurannya paling kompleks dan tentu dapat dipergunakan dalam
operasi hitung. Angka dalam data rasio merupakan angka yang sesungguhnya, bukan hanya
sebagai simol.
Anwar (2009) menyebut data rasio sebagai data yang jaraknya sama dan mempunya nol absolut
atau dengan ata lain data rasio adalah data yang diperoleh dengan pengukuran dan ada nol
absolut.
Contoh kasus;
Merupakan data yang pengukurannya paling kompleks dan tentu dapat
dipergunakan dalam operasi hitung. Angka dalam data rasio merupakan angka yang
sesungguhnya, bukan hanya sebagai simbol.
Anwar (2009) menyebut data rasio sebagai data yang jaraknya sama dan mempunya nol absolut
atau dengan kata lain data rasio adalah data yang diperoleh dengan pengukuran dan ada nol
absolut.
Contoh kasus;
Data mengenai berat badan adalah data yang sifatnya rasio, sebab dengan skala
ini kita dapat mengatakan bahwa data berat badan 80 kg adalah 10kg lebih berat dari
yang 70 kg, tetapi juga dapat mengatakan bahwa data 80 kg adalah 2x lebih berat dari
data 40 kg.
Berbeda dengan jenis data interval, data rasio mempunyai titik nol yang mutlak, selain itu
bilangan pada data rasio memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut.
103
1. Sebagai lambang untuk membedakan
2. Untuk mengurutkan peringkat, misalnya; makin besar bilangannya, peringkatnya main
tinggi.
3. Bisa memperlihatkan jarak perbedaan antara data objek yang satu dengan data objek yang
lain.
4. Rasio antara satu data dengan data yang lainnya dapat diketahui dan mempunyai arti
(titik nol merupakan titik mutlak
E. Skala Pengukuran
1. Skala Nominal
Merupakan salah satu jenis pengukuran di mana angka dikenakan untuk objek dengan tujuan
identifikasi. Misalnya; nomor punggung pemain sepak bola.
2. Skala Ordinal
Skala ordinal merupakan salah satu jenis pengukuran di mana angka dikenakan terhadap data
berdasarkan urutan dari objek. Misalnya; angka 1 untuk mewakili mahasiswa tahun pertama,
angka 2 untuk mewakili mahasiswa tahun kedua, angka 3 untuk mewakili mahasiswa tahun
ketiga, dan seterusnya.
104
Di sisi lain, kita pun bisa menggantikan angka 1 dengan angka 10 untuk mewakili mahasiswa
tahun pertama, angka 20 untuk mewakili mahasiswa tahun kedua, dan seterusnya.
Kedua ilustrasi di atas, tetap mengindikasikan level kelas masing-masing kelompok mahasiswa
dan relative standing dari dua orang; siapa yang terlebih dahulu kuliah.
3. Skala Interval
Merupakan salah satu jenis pengukuran di mana angka-angka yang dikenakan memungkinkan
kita untuk membandingkan ukuran dari selisih antara angka-angka. Misalnya selisih antara 1 dan
2 yang setara dengan selirih antara 2 dan 3, selisih antara 2 dan 4 dua kali lebih besar dari selisih
antara 1 dan 2.
4. Skala Rasio
Skala rasio merupakan salah satu jenis pengukuran yang memiliki nol alamiah atau
nol absolute, sehingga memungkinkan kita membandingkan magnitude angka-angka absolute.
Contoh kasus;
seseorang yang memiliki berat 100kg boleh dikatakan dua kali lebih berat dibandingkan
seseorang yang memiliki berat 50kg, dan seseorang yang memiliki berat 150kg adalah tiga kali
lipat lebih berat dibandingkan seseorang yang 50 kg.
Metode analisis data adalah teknik atau cara yang diterapkan dalam melakukan analisis data.
Metode analisis diterapkan berdasarkan jenis data serta tujuan penelitian yang ingin dicapai.
Beberapa metode analisis statistik yang sering digunakan dalam penelitian yaitu antara lain:
Analisis kualitatif digunakan untuk data kualitatif dan ketika penelitian membutuhkan
pendekatan secara subyektif.
Analisis kuantitatif digunakan untuk data kuantitatif dan ketika penelitian membutuhkan
pendekatan secara objektif.
Analisis regresi adalah metode yang digunakan untuk melihat pengaruh antara dua atau
lebih variabel.
Analisis inferensial menggunakan data sampel dari seluruh kumpulan data untuk
membuat prediksi terhadap kasus dalam suatu populasi.
Analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menyajikan data secara
deskriptif atau narasi dengan apa adanya.
Contoh Penerapan Analisis Statistik
Analisis statistik dapat diterapkan di berbagai penelitian baik di bidang industri, pendidikan,
pemerintahan, kesehatan, dan masih banyak lainnya. Misalnya
Di bidang industri, analisis yang menggunakan formula atau rumus statistik dapat digunakan
untuk melihat trend pasar, preferensi konsumen, evaluasi teknik promosi produk, dan lainnya.
105
Di bidang kesehatan analisis statistik bisa digunakan untuk melihat perkembangan kasus covid
atau persebaran penyakit tertentu di suatu daerah.
Di bidang pendidikan, analisis statistik dapat diterapkan untuk melihat minat mahasiswa,
evaluasi sistem pembelajaran, tingkat mahasiswa yang lulus tepat waktu dan tidak, dan lainnya.
Di bidang pemerintahan contoh yang paling jelas dan dapat juga kamu pelajari hasil analisisnya
yaitu pada Badan Pusat Statistik. Disana ada banyak data statistik yang diolah mulai dari data
kependudukan, data ekspor impor, data ekonomi, data geografis, dan lain sebagainya.
Contoh Soal Statistika
1. Nilai rata-rata sekelompok siswa yang berjumlah 40 orang adalah 62. Jika salah seorang
siswa dari kelompok itu memeroleh nilai 23 dan tidak dimasukan dalam perhitungan rata-rata
tersebut, maka nilai rata-rata ujian menjadi?
Jawaban:
X = Jumlah nilai/ Banyak siswa
Jumlah nilai = X. banyak siswa
Jumlah nilai = 62. 40 = 2.480
Jumlah nilai setelah dikurang 23 = 2.480-23 = 2.457
X = 2. 457/39 = 63
Jadi nilai rata rata ujian menjadi 63.
2. Diketahui data dari nilai ujian periklanan kelas Selasa pagi ruangan R.506 di Fakultas Ilmu
Komunikasi tahun 2008 yang diikuti oleh 65 mahasiswa adalah sebagai berikut:
Total = 65
Jawaban:
L0 = 50-0,5 = 54,5
106
C = 64-55 = 9
B1 = 14-11 = 3
B2 = 14-12 = 2
= 54,5 + 9 x (3/3 + 2)
= 54,5 + 5,4
= 59,9
BAB 14
107
diartikan sebagai ringkasan mengenai isi karya tulis ilmiah. Abstrak harus ditulis secara
akurat, mudah dibaca, jelas, dan padat.
Abstrak berisi pokok masalah, tujuan, metode, data, dan kesimpulan dalam bentuk
paragraf. Fungsi abstrak adalah memudahkan pembaca untuk memahami karya tulis
secara garis besar. Abstrak merupakan bagian penting dari suatu karya ilmiah karena ini
merupakan bagian yang pertama kali dibaca oleh pembaca atau penguji.
B.Tujuan Abstrak Penelitian
Latar Belakang
Kaidah yang harus dipenuhi saat membuat abstrak adalah dengan memasukkan
latar belakang dari permasalah serta latar belakang yang dihadapi oleh peneliti. Adanya
latar belakang membantu mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan penelitian
yang dilakukan.
Metode
Menjabarkan secara ringkas dan padat jenis metode penelitian apa yang dilakukan
dalam penelitian. Hal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara dan langkah yang
sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.
Hasil Penelitian
Kesimpulan
108
Kesimpulan merupakan bagian yang tidak boleh dilewatkan. Kesimpulan ini
berisi interprestasi penulis mengenai penelitian yang dilakukan. Penulis harus mampu
memberikan kesimpulan dari serangkaian proses penelitian.
Kata kunci pada penelitian berguna untuk memudahkan pencarian secara online,
kata kunci dapat dipilih dari kata-kata yang ada pada judul penelitian.
Cara penulisan abstrak pertama dalam penulisan kata maksimal 150 kata. Jumlah
ini merupakan aturan umum yang perlu dipahami oleh setiap peneliti. 150 bukan jumlah
yang mutlak terpenuhi. Namun, aturan yang berlaku di indonesia saat ini jumlah yang
digunakan dalam penulisan abstrak adalah berkisar antara 100 sampai 150 kata.
Selanjutnya kita harus mengetahui spasi penulisan antar baris dalam cara
membuat abstrak spasi 1 (single spacing). Hal ini bertujuan untuk memadatkan abstrak
bahasa Indonesia dan abstrak bahasa Inggris dalam satu halaman.
Penggunaan bahasa asing dalam abstrak harus dicetak miring dalam penulisannya.
Tidak hanya mencakup bahasa inggris saja tetapi juga bahasa ilmiah yang akan ditulis
dengan penulisan abstrak.
Jumlah Paragraf
Pertama memuat : Juduk penelitian, rumusan masalah, latar belakang, dan tujuan
penelitian. Kedua memuat : Metode penelitian, teknik analisa data, landasan teori. Ketiga
memuat : Hasil atau kesimpulan yang diperoleh dari penelitian.
Bahasa
Dalam penulisan abstrak bahasa yang digunakan adalah bahasa induk dan bahasa
global.
Kata Kunci
109
Abstrak diberikan kata kunci yang terkait dengan penelitian yang dilakukan.
Jumlah kata kunci yang diberikan sekitar 3 sampai 5 kata yang dipisahkan dengan tanda
koma (,).
Penulisan abstrak yang akan dibuat perlu menulis abstrak dengan singkat, padat,
dan jelas. Tujuannya agar jumlah kata yang digunakan tidak boros. Serta, poin yang ingin
dibahas pada setiap paragraf tidak keluar dari penulisan abstrak yang baik dan benar.
Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Energi
Abstrak
Penelitian ini dilakukan pada kelas 4 dengan jumlah siswa sebanyak 44 orang.
Penelitian ini engukur seluruh ranah yang ada pada hasil belajar, yaitu: kognitif, afektif,
dan psikomotor. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan pada setiap ranah di tiap
siklusnya. Dengan metode eksperimen siswa mendapatkan pengalaman belajar langsung
sehingga pembelajaran lebih menarik dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dari
data maka direkomendasikan kepada para guru untuk menggunakan metode eksperimen
dalam pembelajaran IPA di SD untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
110