PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan implementasi kurikulum 2013, diharapkan adanya perubahan
paradigma pada pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Guru sebagai ujung tombak
perubahan dapat mengubah pola pikir dan strategi pembelajaran yang pada
awalnya berpusat pada guru (teacher centered) berubah menjadi berpusat pada
siswa (student centered). Guru diharapkan lebih kreatif dan inovatif dalam
menyajikan materi pelajaran. Terciptanya manusia Indonesia yang produktif, kreatif
dan inovatif dapat terwujud melalui pelaksanaan pembelajaran yang dapat
dilaksanakan di berbagai lingkup dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis
dan kreatif. Pembelajaran yang dapat diterapkan adalah pembelajaran dengan
memberdayakan untuk berfikir tingkat tinggi (high order thinking). Kurikulum 2013
telah mengadobsi taksonomi Bloom yang direvisi oleh Anderson dimulai dari level
mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.
Karena tuntutan Kurikulum 2013 harus sampai pada taraf mencipta, maka siswa
harus terus menerus dilatih untuk menghasilkan sesuatu yang baru.
Dalam soal-soal pembelajaran IPA keterampilan analisis, sintesis,dan
evaluasi dapat dikembangkan misalnya dengan menyajikan stimulus dalam bentuk
data percobaan, grafik, gambar suatu fenomena atau deskripsi singkat suatu
fenomena yang selanjutnya digunakan siswa untuk menjawab soal. Soal-soal untuk
pengujian ini dapat dibuat dalam bentuk soal pilihan ganda maupun uraian. Teknik
penulisan soal HOTS secara umum hampir sama dengan teknik penulisan soal-soal
biasa tetapi karena peserta didik diuji pada proses analisis, sintesis atau evaluasi,
maka pada soal harus ada komponen yang dapat dianalisis, disintesis atau
dievaluasi. Komponen ini di dalam soal dikenal dengan istilah stimulus
Selain itu soal-soal IPA juga harus menguji keterampilan proses IPA, karena
pendekatan pembelajaran yang dianjurkan adalah pendekatan keterampilan proses.
Oleh karena itu kata kerja yang dipilih pada ranah kognitif diutamakan yang sesuai
dengan keterampilan proses. Untuk soal-soal IPA, guru dapat memilih kata kerja
1
yang sesuai dengan konsep IPA yang dipelajari peserta didik dan sesuai dengan
indikator hasil belajar yang diturunkan dari kompetensi dasar yang harus dicapai
peserta didik pada setiap konsep IPA.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan HOTS ?
b. Bagaimana karakteristik pembelajaran HOTS ?
c. Bagaimana pengembangan soal HOTS ?
d. Apa yang dimaksud dengan literasi Sains ?
e. Bagaimana pembelajaran literasi Sains ?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari HOTS.
b. Untuk mengetahui karakteristik pembelajaran HOTS.
c. Untuk mengetahui pengembangan soal HOTS.
d. Untuk mengetahui pengertian dari literasi Sains.
e. Untuk mengetahui pembelajaran literasi Sains.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Dahar
2
Cain & Evans
3
hanya belajar produk saja, tetapi harus belajar aspek proses, sikap dan teknologi
agar siswa dapat benar-benar memahami sains secara utuh. Selain itu,
pembelajaran yang menekankan pada pengembangan keterampilan proses berarti
membimbing siswa untuk memiliki keterampilan memperoleh pengetahuan dan
mengemukakan hasilnya3.
Oleh karena itu para guru hendaknya secara bertahap mulai bergerak
melakukan penilaian hasil belajar dalam aspek keterampilan dan sikap. Proses
pembelajaran sains cenderung menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi dan menumbuhkan kemampuan
berfikir4. Pembentukan sikap ilmiah seperti ditunjukan oleh para ilmuawan sains
dapat dikembangkan melalui keterampilan-keterampilan proses sains. Sehingga
keterampilan proses sains, dapat digunakan sebagai pendekatan dalam
pembelajaran.
2. Setiap keterampilan proses sains merupakan sains tingkah laku ilmuwan yang
dapat dipelajari oleh siswa.
3
Rustaman
4
Blosser
5
Gagne
4
proses sains terjadi sebagai hasil proses tranformasi atau informasi yang diterima
otak. Keterampilan proses meliputi6: 1) keterampilan melakukan pengamatan
(observasi), 2) mengelompokkan (klasifikasi), 3) menafsirkan pengamatan
(interpretasi), 4) meramalkan (prediksi), 5) sains mengajukan pertanyaan, 6)
berhipotesis, 7) merencanakan percobaan atau penyelidikan, 8) menggunakan alat
dan bahan , 9) menerapkan konsep atau prinsip, 10) berkomunikasi
6
Rustaman
5
– Mencatat setiap 6 Berhipotesis – Mengetahui
pengamatan bahwa ada
– Menyimpulkan lebih dari satu
4 Meramalkan – Menggunakan kemungkinan
(prediksi) pola-pola hasil penjelasan
pengamatan dari satu
– Mengemukakan kejadian
apa yang mungkin – Menyadari
terjadi pada bahwa suatu
keadaan yang penjelasan
belum diamati perlu diuji
5 Sains – Bertanya kebenarannya
mengajukan mengapa, apa, 7 Merencanakan – Menentukan
pertanyaan atau bagaimana penelitian/percobaan alat, bahan
– Bertanya untuk dan sumber
meminta yang akan
penjelasan dipakai
– Bertanya yang – Menentukan
berlatar belakang variabel/faktor
hipotesis penentu
– Menentukan
apa yang
diamati,
diukur atau
ditulis
– Menentukan
apa yang
akan
dilaksanakan
berupa
6
langkah-
langkah kerja
Tabel Indikator dan Sub Indikator Keterampilan
8 Menggunakan – Memakai
Proses Sains7
alat/bahan alat dan
bahan
– Mengetahui
bagaimana
menggunakan
alat dan
bahan
9 Menerapkan konsep –
Menggunakan
konsep-
konsep yang
telah dipelajari
dalam suatu
situasi baru
– Menerapkan
konsep pada
pengalaman
baru untuk
menjelaskan
apa yang
sedang terjadi
7
Rustaman
7
Taksonomi Bloom
Penilaian hasil belajar sudah biasa dilakukan oleh guru. Instrumen penilaian
yang dibuat harus memenuhi ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Selama ini kita
sudah mengenal ranah taksonomi Bloom terutama dalam ranah kognitif, biasanya
dalam penulisan ranah ini ditulis dalam singkatan C1 untuk tahap kognitif
pengetahuan sampai dengan C6 untuk tahap kognitif evaluasi. Ranah-ranah pada
taksonomi Bloom mulai tahun 2001 sebenarnya sudah ada perubahan, tetapi pada
penerapannya di lapangan masih menggunakan ranah-ranah kognitif Taksonomi
Bloom yang lama. Perbedaan taksonomi Bloom yang baru ( Anderson, LW. &
Krathwohl, D.R. ) dengan yang lama tertera pada Tabel 2.
8
kognitif paling rendah yaitu pengetahuan atau knowledge diubah menjadi
mengingat yang berasal dari remember. Ada peningkatan dalam proses
kognitif contohnya peserta didik tidak dituntut untuk mengetahui suatu konsep
saja tetapi harus sampai mengingat konsep yang dipelajarinya.
Level berpikir yang sesuai HOTS dilihat dari ranah kognitif taksonomi
Bloom yang lama berada pada level analisis, sintesis dan evaluasi, berarti jika
dilihat pada taksonomi yang baru level ini sampai dengan mengkreasikan
Untuk menguji keterampilan berpikir peserta didik, soal-soal untuk menilai
hasil belajar IPA dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik
menjawab soal melalui proses berpikir yang sesuai dengan kata kerja
operasional dalam taksonomi Bloom, baik pada soal kognitif, afektif maupun
psikomotorik. Di dalam pembelajaran IPA dinyatakan bahwa IPA bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-
konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan (BSNP, 2006), berarti peserta didik harus selalu diajak untuk
belajar IPA menggunakan proses berpikir untuk menemukan konsep-konsep
IPA.
9
- Menganalisis / menilai argumen dan data
- Mendefinisikan konsep
- Menentukan kesimpulan
- Menggunakan analisis logis
- Memproses dan menerapkan informasi
- Menggunakan informasi untuk memecahkan masalah
Soal-soal HOTS (Higher Order of Thinking Skill) bukan berarti soal yang
sulit, redaksinya panjang dan berbelit-belit sehingga banyak membuang
banyak waktu membacanya dan sekaligus memusingkan siswa, tetapi soal
tersebut disusun secara proporsional dan sistematis untuk mengukur
Indikator Ketercapaian Kompetensi (IKK) secara efektif serta memiliki
kedalaman materi sehingga siswa pun terangsang untuk menjawab
pertanyaan dengan baik.
Berikut kata kerja operasional yang dapat digunakan guru untuk membuat
soal LOTS, MOTS dan HOTS (Anderson,2001).
10
menerima, melaporkan
11
Lebih lanjut, soal HOTS dikembangkan dengan berpedoman pada
empat hal, yaitu konteks soal berasal dari peristiwa nyata atau faktual,
menggunakan stimulus visual, mengutamakan adanya alasan dari jawaban
yang diberikan, serta bentuk soal harus tepat dan sesuai dengan KD. Dengan
memenuhi pedoman tersebut, soal HOTS dibuat melalui langkah-langkah
berikut. Pertama, menganalisis KD dengan memperhatikan kedalaman dan
keluasan materi IPA yang sesuai dengan karakteristik siswa. Kedua,
membuat indikator soal yang mengacu pada materi IPA sesuai dengan KD
yang telah ditentukan. Ketiga, menyusun kisi-kisi soal sebagai pedoman
untuk membuat soal. Keempat, menulis butir soal berdasarkan kisi-kisi soal
dengan memperhatikan kaidah penulisan butir soal. Terakhir, membuat
pedoman penskoran atau kunci jawaban sebagai pedoman untuk menilai
jawaban.
12
Contoh Soal HOTS Mata Pelajaran IPA
13
Soal HOTS biasanya selalu dilengkapi dengan pedoman penskoran
atau kunci jawaban. Pada soal pilihan ganda, pilihan jawaban terdiri atas
kunci jawaban dan pengecoh (distractor), sedangkan soal isian dan esai,
kunci jawaban harus terfokus (tidak meluas). Secara umum, petunjuk
jawaban tidak tercantum secara eksplisit dalam soal sehingga siswa
menentukan jawaban menggunakan konsep-konsep pengetahuan yang
dimiliki serta logika atau penalaran. Berdasarkan contoh soal HOTS mata
pelajaran IPA yang telah dibuat, guru dapat menentukan pedoman penskoran
atau kunci jawaban seperti berikut ini.
14
D. LITERASI SAINS
Secara harfiah, literasi sains terdiri dari kata yaitu literatus yang berarti
melek huruf dan scientia yang diartikan memiliki pengetahuan. Literasi sains
merupakan kemampuan menggunakan pengetahuan sains, mengidentifikasi
pertanyaan, dan menarik kesimpulan berdasarkan buktibukti, dalam rangka
memahami serta membuat keputusan berkenaan dengan alam dan
perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia (OECD,
2003).
15
Tujuan pendidikan sains adalah meningkatkan kompetensi peserta didik
untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dalam berbagai situasi termasuk
dalam menghadapi berbagai tantangan hidup di era global. Dengan literasi
sains, peserta didik akan mampu belajar lebih lanjut dan hidup di masyarakat
modern yang saat ini banyak dipengaruhi oleh perkembangan sains dan
teknologi. Selain itu dengan literasi sains, peserta didik diharapkan dapat
memiliki kepekaan dalam menyelesaikan permasalahan global seperti hal nya
permasalahan lingkungan hidup, kesehatan dan ekonomi hal ini dikarenakan
pemahaman sains menawarkan penyelesaian terkait permasalahan tersebut.
16
pesatnya perkembangan sains dan teknologi di era modern, dapat
berdampak pada munculnya berbagai permasalahan global sehingga dalam
pembelajaran peserta didik senantiasa harus dilatih memecahkan berbagai
permasalahan yang bersifat autentik. Pada pembelajaran berbasis masalah,
masalah dijadikan sebagai stimulus dan fokus bagi aktivitas belajar siswa.
Permasalahan yang dimunculkan dalam pembelajaran biasanya berupa
kasus, uraian permasalahan, tantangan hidup nyata yang berkaitan dengan
disiplin ilmu yang dipelajari.
17
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Keterampilan Proses Sains (KPS) adalah kemampuan siswa untuk
menerapkan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan
menemukan ilmu pengetahuan. KPS sangat penting bagi setiap siswa
sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkan
sains serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru/ mengembangkan
pengetahuan yang telah dimilik. Level berpikir yang sesuai HOTS dilihat dari
ranah kognitif taksonomi Bloom yang lama berada pada level analisis, sintesis
dan evaluasi. Dengan literasi sains, peserta didik akan mampu belajar lebih
lanjut dan hidup di masyarakat modern yang saat ini banyak dipengaruhi oleh
perkembangan sains dan teknologi.
18
DAFTAR PUSTAKA
https://pgsd.binus.ac.id/2018/11/23/mengintegrasikan-higher-order-of-
thinking-skill-hots-pada-pembelajaran-sains-di-sd/
https://rumahjuara.com/artikel/view/327/pengembangan-soal-hots-pada-
pembelajaran-ipa-sd
http://wildan-archibald.blogspot.com/2012/06/keterampilan-generik-sains.html
19