Anda di halaman 1dari 17

METODE MEMBACA BERKELANJUTAN

Oleh:
Kelompok 7
1. Feby Febrianti (40400119010)
2. Nurfitriani (40400119011)
3. Indah Mahmud (40400119035)
4. Muh Rijal (40400119025)
5. Lusiana (40400119042)

Dosen Pembimbing:
Eka Yulianti Bur, S.Pd. M.Pd.

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin puji dan syukur senantiasa kita panjatkan atas


kehadirat Allah SWT. Yang senantiasa memberikan kita limphan nikmat dan
rahmat kasih sayangnya kepada kita semua.
Salam beserta shalawat selalu tercurah kepada junjungan kita, Rasullullah
Muhammad SAW. Beliau sebagai contoh suri tauladan terbaik bagi kita umat
Islam.
Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada dosen pembimbing mata
kuliah Pembudayaan Kegemaran Membaca yang telah memberikan arahan dan
bimbingan kepada kami sehingga makalah dengan tema “Metode Membaca
Berkelanjutan” dapat selesai dengan tepat waktu.
Semoga dengan adanya makalah ini, dapat menjadi referensi bagi pembaca
mengenai “Metode Membaca Berkelanjutan”. Kami menyadari bahwa dalam
proses penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan. Olehnya itu kami
menerima saran dan kritik dari pembaca sekalian

Gowa, 29 April 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I: PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A. Latar Belakang.......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2

BAB II: PEMBAHASAN ...................................................................................... 3

A. Definisi Metode Membaca Berkelanjutan ................................................ 3

B. Metode Membaca Berkelanjutan .............................................................. 4

BAB III: PENUTUP ............................................................................................ 12

A. Kesimpulan ............................................................................................. 12

B. Saran ....................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebuah Riset bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan
oleh Central Connecticut State Univesity pada tahun 2016, menyatakan bahwa
Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca, berada
di antara Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). Hal ini sangat memprihatinkan,
dikarenakan menurut penilaian, infrastruktur indonesia untuk mendukung
membaca diatas rata-rata negara Eropa.
Aktivitas membaca seringkali dilupakan bahkan dilewatkan oleh banyak
orang, alasannya karena tidak memiliki waktu luang, padahal saat memiliki waktu
luang kebanyakan orang lebih memilih dan tertarik pada hal lain yang menurutnya
lebih menyenangkan dan menghibur seperti bermain gadget, melihat social media,
bermain game, menonton televisi, dan lain-lain.
Membaca layaknya olahraga untuk pikiran karena dapat melatih daya serap
otak. Untuk itu, budaya membaca sangat dianjurkan. Banyaknya manfaat
membaca secara umum mungkin sudah diketahui masyarakat luas, namun masih
sangat banyak yang abai akan pentingnya budaya membaca, karena bagi segelintir
orang membaca hanyalah kegiatan yang tidak menarik dan membosankan. Hal ini
terjadi karena banyak yang belum merasakan segudang manfaat dari membaca.
Untuk dapat merasakan manfaat dari membaca, perlu ada kemampuan
membaca yang baik. Dengan kemampuan membaca yang baik, tentunya informasi
yang diterima dari hasil membaca dapat diserap dengan efektif. Oleh karena itu
perlu diketahui metode-metode yang dapat digunakan dalam membaca, sehingga
aktivitas membaca dapat efektif dan manfaatnya dapat kita rasakan

1
B. Rumusan Masalah
1. Definisi metode membaca berkelanjutan
2. Metode membaca berkelanjutan

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi metode membaca berkelanjutan
2. Untuk mengetahui apa saja metode membaca berkelanjutan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Metode Membaca Berkelanjutan


Menurut Hebert Bisno (1968) “yang dimaksud metode adalah teknik-teknik
yang digeneralisasikan dengan baik agar dapat diterima atau dapat diterapkan
secara sama dalam sebuah praktek, atau bidang disiplin dan praktek”. Lebih dalam
lagi menurut Hidayat (1990: 60) “kata metode berasal dari bahasa yunani,
methodos yang berarti jalan atau cara. Jalan atau cara yang dimaksud disini adalah
sebuah upaya atau usaha dalam meraih sesuatu yang diinginkan”. Sedangkan
menurut Max Siporin (1975) “yang dimaksud metode adalah sebuah orientasi
aktifitas yang mengarah pada tujuan-tujuan dan tugas-tugas nyata.”
Dari beberapa definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwasanya
Metode adalah sebuah jalan atau cara-cara yang dapat ditempuh sebagai usaha
untuk mencapai suatu tujuan yanng diinginkan.
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui
media kata-kata/bahasa tulis (Henry Guntur Tarigan, 2008: 7). Menurut Sabarti
Akhadiah, dkk (1992/1993: 22), membaca adalah suatu kesatuan kegiatan yang
terpadu yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan kata-kata,
menghubungkannya dengan bunyi serta maknanya, serta menarik kesimpulan
mengenai maksud bacaan.
Menurut Soedarso (2005: 4) membaca adalah aktivitas yang kompleks
dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah, misalnya
pembaca harus menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati, dan
mengingat-ingat untuk memperoleh informasi dalam bacaan. Senada dengan
pendapat tersebut, Anderson, dkk, 1985 (Sabarti Akhadiah, dkk (1992/1993: 22)
menjelaskan membaca adalah suatu proses untuk memahami makna suatu tulisan.
Kemampuan membaca merupakan kemampuan yang kompleks yang menuntut
kerja sama antara sejumlah kemampuan. Untuk dapat membaca suatu bacaan,
seseorang harus dapat menggunakan pengetahuan yang sudah dimilikinya.

3
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah berkelanjutan didefinisikan
dengan kata kerja berlangsung terus-menerus; berkesinambungan. Dari definisi
tersebut dapat dipahami bahwasanya, berkelanjutan adalah sebuah proses yang
dilakukan secara terus menerus dan merupakan kesinambungan dari proses
seblumnya.
Dari beberapa definisi yang telah dipaparkan diatas, dapat diambil
kesimpulan bahwasanya metode membaca berkelanjutan adalah suatu jalan atau
cara-cara yang dapat ditempuh untuk melakukan aktivitas membaca sehingga
proses menerima dan menyerap informasi dari aktivitas membaca dapat efektif.

B. Metode Membaca Berkelanjutan


Terdapat berbagai metode membaca yang bisa membantu seseorang bisa
membaca dengan efektif. Berikut adalah beberapa metoda membaca
berkelanjutan:
1) SQ3R (Survey, Question, Review, Read, Recite)
SQ3R dikemukakan oleh Francis P. Robinson (seorang guru besar Psikologi
dari Ohio State University), tahun 1941. SQ3R merupakan proses membaca yang
terdiri dari lima langkah:
a. Survey,
b. Question,
c. Read,
d. Recite (Recall),
e. Review.
Membaca dengan metode SQSR ini sangat baik untuk kepentingan membaca
secara intensif dan rasional. Berikut ini akan dibahas satu persatu tentang proses
membaca dalam SQ3R tersebut.

4
a. S (Survey)
Survey (menyelidiki) atau prabaca adalah teknik untuk mengenal bahan
sebelum secara lengkap, dilakukan untuk mengenal organisasi dan ikhtisar
umum yang akan dibaca dengan maksud untuk:
1) mempercepat menangkap arti,
2) mendapat abstrak,
3) mengetahui ide-ide yang penting,
4) melihat susunan (organisasi) bahan bacaan tersebut, mendapatkan minat
perhatian yang seksama terhadap bacaan, dan memudahkan mengingat
lebih banyak dan memahami lebih mudah.
Dalam kegiatan survey (prabaca) ini dilakukan dalam beberapa menit
tujuannya untuk mengenal keseluruhan anatomi buku. Caranya dengan
membuka-buka buku secara cepat dan menyeluruh yang langsung tampakoleh
mata. Kegiatan survey tersebut bertujuan untuk memperoleh kesan atau gagasan
umum tentang isinya. Kegiatan survey ini selain dilakukan terhadap sebuah buku
yang akan dibaca, juga dapat dilakukan untuk melihat suatu artikel di koran atau
majalah. Ada beberapa macam survey, yaitu: survey buku, survey bab, survey
artikel, survey kliping,
Kegiatan pertama yang perlu dilakukan pada saat survey buku adalah
memperhatikan judul buku dan mengajukan pertanyaan tentang topik yang
terkandung di dalamnya. Kemudian melihat nama penulis dan atributnya yang
biasanya memberikan petunjuk isi tulisan. Untuk melihat aktualisasinya, lihat
tahun penerbitannya. Kalau ada baca juga sampul buku bagian belakang yang
memuat pesan penerbit mengenai hal penting dari buku. Sesudah itu kegiatan
yang perlu dilakukan adalah: 1) telusuri daftar isi, 2) baca kata pengantar, 3)
lihat tabel, grafik, dan lain-lain, 4) lihat apendiks, 5) telusuri indeks.
Berbagai kegiatan prabaca (survey) perlu dilakukan secara sekilas, minimal
untuk mengenal seberapa tinggi tingkat keterpercayaan buku tersebut.
Survey bab dilakukan lebih teliti dibanding survey pada keseluruhan isi buku.
Pada kegiatan survey bab ini, kita bisa mengamati subjudul-subjudul dan
kaitannya, juga amati alat bantu visual yang ada di bab tersebut, misalnya:

5
grafik, peta, dan lain-lain. Setelah itu kegiatan yang perlu dilakukan pada survey
bab ini adalah: 1) membaca paragraf pertama dan terakhir, membaca ringkasan
(bila ada), dan 3) membaca subjudul yang biasanya memperjelas isi bab tersebut.
Survey artikel perlu kita lakukan sebelum kita membaca artikel tersebut
secara keseluruhan. Hal ini kita lakukan karena ada bermacam artikel. Ada
artikel yang terus saja ditelan, ada yang perlu diuji kembali, ada yang perlu
diringkas, ditimbang-timbang, atau mungkin langsung dibuang begitu saja.
Survey artikel ini dapat dilakukan dengan tahapan: 1) membaca judul, 2)
membaca semua subjudul, 3) mengamati tabel, 4) membaca kata pengantar, 5)
membaca kalimat pertama subbab, dan 6) memilih bagian yang perlu atau tidak
perlu untuk dibaca.

b. Q (Question)
Bersamaan pada saat survey, ajukan pertanyaan-pertanyaan tentang isi
bacaan, misalnya dengan mengubah judul dan subjudul menjadi sebuah
pertanyaan. Kita dapat menggunakan 5W + 1H (What, Who, Where, When,
Why, dan How). Pada waktu survey buku, pertanyaan kita mungkin masih
terlalu umum, tetapi pada waktu survey bab, pertanyaan kita akan lebih khusus.
Tujuan pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah membuat (pembaca lebih aktif
dan lebih mudah menangkap gagasan yang ada. Selain itu, pertanyaan-
pertanyaan tersebut akan membangkitkan keingintahuan kita, sehingga lebih
meningkatkan pemahaman dan mempercepat penguasaan seluruh isi bab.

c. R (Read)
Read (membaca) merupakan langkah ketiga, bukan langkah pertama atau
satu-satunya langkah. Pada langkah ketiga ini membaca mencari jawaban
berdasarkan pertanyaan-pertanyaan. Pada tahap ini konsentrasikan pada
penguasaan ide pokok. Kita dapat sedikit memperlambat cara membaca pada
bagian-bagian yang kita anggap penting dan mempercepatnya pada bagian yang
kurang atau tidak penting. Konsentrasikan diri untuk mendapatkan ide pokoknya
serta mengetahui detail yang penting.

6
d. R (Recite atau Recall)
Pada kegiatan recite atau recall (mendaras) kita berusaha untuk memperkokoh
perolehan kita dari membaca. Pada kegiatan ini apa yang telah diperoleh
dihubungkan dengan informasi yang diperoleh sebelumnya dan kita bersiap diri
untuk pembacaan selanjutnya. Pada kesempatan ini kita juga dapat membuat
catatan seperlunya. Jika masih mengalami kesulitan, ulangi membaca bab itu
sekali lagi. Sekalipun bahan itu mudah dimengerti, tahap mengutarakan kembali
hal-hal penting itu jangan dilewatkan agar tidak mudah dilupakan. Pada tahap ini
disediakan waktu setengah dari waktu untuk membaca. Hal ini bukan berarti
pemborosan waktu, melainkan memang penting untuk tahap ini.

e. R (Review)
Review atau mengulangi merupakan kegiatan untuk melihat kembali
keseluruhan isi buku. Kegiatan ini bertujuan untuk menelusuri kembali judul dan
subjudul-subjudul atau bagian-bagian penting lainnya dengan menemukan
pokok-pokok penting yang perlu untuk diingat kembali. Tahap ini selain
membantu daya ingat dan memperjelas pemahaman juga untuk mendapatkan
hal-hal penting yang barangkali kita terlewati sebelum ini. Pada langkah kelima
ini berusahalah untuk memperoleh penguasaan bulat, menyeluruh, dan kokoh
atas bahan.

2) Speed Reading
Menurut Tampubolon, (1990), Membaca cepat adalah membaca yang
mengutamakan kecepatan dengan tidak mengabaikan pemahamannya.
Membaca cepat pada dasarnya menggunakan skema SQSR, dengan tambahan
di bagian Membaca, membaca cepat mengembangkan metoda untuk memperluas
pandangan dan fiksasi mata dalam membaca.
Membaca cepat menghilangkan subvokalisasi, menghilangkan kebiasaan
membaca kata per kata, menghilangkan suara dalam membaca, maupun gerakan
bibir dalam membaca. Karena membaca ada di otak.
Membaca cepat membantu pembaca untuk bisa membaca beberapa kata
sekaligus dalam satu fksasi mata dalam waktu kira-kira 0.25 detik per fiksasi.

7
Dengan demikian, pembaca bisa menangkap makna dengan lebih cepat tanpa
terpengaruh dengan hambatan membaca.
Teknik membaca cepat adalah sebagai berikut:
a. Skimming adalah upaya untuk mengambil intisari dari suatu bacaan,
berupa ide pokok atau detail penting tersebut yang berada di awal, di
tengah, atau di akhir.
b. Scanning adalah teknik membaca cepat untuk memperoleh suatu
informasi tanpa membaca yang lain, tetapi langsung ke masalah yang
dicari, yang berupa fakta khusus atau informasi tertentu. Dalam kegiatan
sehari-hari scanning biasanya digunakan untuk mencari nomor telepon,
kata pada kamus, entri pada indeks, angka-angka statistik, acara siaran
TV, dan daftar perjalanan.

3) Bacakilat
Bacakilat merupakan pengembangan dari metoda membaca dan potensi
pikiran manusia. Dasar dari bacakilat melihat ada tiga cara memproses informasi.
Conscious processing--memproses secara sadar, subliminal processing-
memproses dengan subliminal, dan preconscious processing- secara prasadar.
Bacakilat adalah sebuah sistem membaca. Sistem artinya tidak hanya ada satu
langkah dalam bacakilat. Ada langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum
dan sesudah langkah bacakilat untuk membuat proses membaca dan belajar
menjadi lengkap. Lengkap artinya melibatkan otak kanan dan kiri serta pikiran
sadar dan bawah sadar.
Membaca biasa yang hanya lebih banyak menggunakan otak kiri seperti
membaca kata-per kata telah membuat proses membaca menjadi sesuatu yang
sangat ingin dilakukan setiap orang, namun tidak pernah menyelesaikannya.
Bacakilat menggunakan kekuatan yang telah dikaruniai Tuhan ke- pada
manusia. Dua sumber daya dalam menguasai bacakilat antara lain: pertama,
pikiran bawah sadar, yang menyimpan sejumlah informasi dari hal yang dilihat,
didengar dan dirasakan.

8
Kedua adalah kemampuan pikiran atau yang disebut sebagai preconscious
processing, yang memetakan informasi berdasarkan tujuan dan familiaritas
terhadap segala hal yang dibaca, didengar maupun dialami.
Sistem Bacakilat terdiri dari 3 (tiga) tahap, sebagai berikut:
a. Tahapan pertama:: Tinjauan awal.
Melakukan tinjauan awal sangat penting sebelum membaca. Banyak
sekali pembaca buku yang tidak melakukan tinjauan awal atau langsung
terjun mendalami buku bab demi bab. Akibatnya, sering kali melupakan bab
yang sudah pernah dibaca pada saat membaca bab yang lain atau selanjutnya.
Hal ini dikarenakan pikiran tidak memiliki gambaran besar apa yang bisa
buku berikan dan apa yang ingin dicapai dari proses membaca. Melakukan
tinjauan awal membuat pembaca mampu membaca buku dengan terarah,
sistematis dan membangun pemahaman yang baik.

b. Tahapan kedua: Bacakilat.


Bacakilat adalah membaca 1 halaman per detik atau dengan kata lain
memotret satu halaman per detik. Saat melakukan bacakilat, pembaca
membuat impresi ke bawah sadar. Sehingga, proses bacakilat merupakan
kebalikan dari proses membaca biasa, di mana pembaca menggunakan
pikiran sadar untuk memproses kata per kata.
Bacakilat mengirimkan informasi langsung ke bawah sadar, dan
membuatnya tersedia untuk diproses oleh pikiran sadar. Proses ini oleh
Sigmund Freud disebut sebagai preconscious processing.

c. Tahap ke tiga:. Aktivasi.


Terdapat dua jenis aktivasi, yaitu: manual dan otomatis. Aktivasi
otomatis adalah mekanisme alami pikiran manusia yang pada saat
mendapatkan pemicu tertentu akan selalu mencari informasi atau databas
untuk melakukan perbandingan dan mencari data referensi. Saat seseorang
mendapatkan pemicu, dan pikirannya mendapatkan referensi dari apa yang ia
bacakilat sebelumnya, ini disebut sebagai aktivasi otomatis.

9
Aktivasi manual menggunakan buku yang dibacakilat sebelumnya
sebagai pemicu supaya bawah sadar mengirimkan referensi database yang
sudah dimasukkan dengan langkah bacakilat. Menggunakan tujuan sebagai
pembimbing untuk mencapai hasil akhir yang diinginkan dengan
pemahaman yang lebih tinggi.

4) KWL (Know-Want to know-Learned)


Metode KWL merupakan kepanjangan dari Know-Want to know-Learned.
Metode KWL adalah salah satu metode pembelajaran membaca yang
menekankan pada pentingnya latar belakang pengetahuan pembaca (Sani,
2013:274).Oleh sebab itu, Metode ini dikembangkan oleh Ogle (Rahim, 2011:
41), “Untuk membantu guru menghidupkan latar belakang pengetahuan dan
minat siswa pada suatu topik”.
Metode KWL melibatkan tiga langkah dasar yang menuntun siswa dalam
memahami sebuah wacana. Tiga langkah dalam KWL ini berisi berbagai
kegiatan yang berguna meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa
diantaranya curah pendapat, menentukan kategori dan organisasi ide, menyusun
pertanyaan secara spesifik, dan mengecek hal-hal yang ingin dipelajari siswa
dari sebuah bacaan. Abidin (2012: 87).
Langkah-langkah metode KWL menurut Abidin (2012: 87). Dibagi menjadi
tiga tahapan yaitu.
I. Tahap Prabaca
a. Tahap K-What I Know (Apa yang saya ketahui)
Langkah pertama ini terdiri dari dua tahap yaitu curah pendapat dan
menghasilkan kategori ide. Curah pendapat dilakukan guna menggali
berbagai informasi pengetahuan yang telah siswa miliki sebelumnya
tentang topik bacaan. Pada langkah pertama ini, guru memulainya dengan
mengajukan pertanyaan seperti apa yang kamu ketahui tentang…?
b. Tahap W- What I Want to Know (Apa yang Saya Ingin Ketahui)
Pada tahap kedua, What I Want to Know (W) guru menuntun siswa
menyususn tujuan khusus membaca. Dari minat, rasa ingin tahu, dan
ketidakjelasan, yang ditimbulkan selama langkah pertama, guru mengajak

10
siswa untuk membuat berbagai pertanyaan yang jawabannya ingin
diketahui siswa, Guru memulainya dengan mengajukan pertanyaan seperti
apa yang ingin kamu ketahui tentang…?

II. Tahap Membaca


a. Tahap L- What I Learned (Apa yang Telah Saya Pelajari)
Tahap ini diawali dengan kegiatan membaca dalam hati sebuah
sebuah wacana yang telah diberikan oleh guru. Sesudah itu siswa
mencatat informasi yang telah mereka pelajari, mengidentifikasi sisa
pertanyaan yang belum terjawab.

III. Tahap Pascabaca


a. Tahap Tindak Lanjut
Pada tahap ini berbagai pertanyaan yang tidak dapat siswa jawab
setelah mereka membaca dibahas guru bersama siswa dalam diskusi kelas.
Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan gairah,
atau semangat dalam belajar, sehingga siswa yang termotivasi kuat
memiliki energi banyak untuk melakukan kegiatan belajar. menurut Mc,
Donald (Sardiman, 2016: 73) “Motivasi adalah perubahan energi dalam
diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului
dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode membaca berkelanjutan adalah suatu jalan atau cara-cara yang dapat
ditempuh untuk melakukan aktivitas membaca sehingga proses menerima dan
menyerap informasi dari aktivitas membaca dapat efektif. Terdapat berbagai
metode membaca yang bisa membantu seseorang bisa membaca dengan efektif.
Berikut adalah beberapa metoda membaca berkelanjutan:
1. SQ3R (Survey, Question, Review, Read, Recite)
SQ3R dikemukakan oleh Francis P. Robinson (seorang guru besar Psikologi
dari Ohio State University), tahun 1941. SQ3R merupakan proses membaca yang
terdiri dari lima langkah:
a. Survey,
b. Question,
c. Read,
d. Recite (Recall),
e. Review.
2. Speed Reading
Menurut Tampubolon, (1990), Membaca cepat adalah membaca yang
mengutamakan kecepatan dengan tidak mengabaikan pemahamannya.
3. Bacakilat
Bacakilat merupakan pengembangan dari metoda membaca dan potensi
pikiran manusia. Dasar dari bacakilat melihat ada tiga cara memproses informasi.
Conscious processing--memproses secara sadar, subliminal processing-
memproses dengan subliminal, dan preconscious processing- secara prasadar.

4. KWL (Know-Want to know-Learned)


Metode KWL merupakan kepanjangan dari Know-Want to know-Learned.
Metode KWL adalah salah satu metode pembelajaran membaca yang
menekankan pada pentingnya latar belakang pengetahuan pembaca

12
B. Saran
Saya berharap makalah ini bermanfaat bagi para pembaca. Saya juga
menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangannya. saya sangat mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca untuk perbaikan makalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Harras, K. A. 2011. Hakekat Membaca. Jakarta: Depdikbud PPGLTP.

Kamalasari, V. 2012. Latihan Membaca Cepat Sebagai Upaya Meningkatkan


Kemampuan Membaca Cepat dan Pemahaman Bacaan. Basastra, 1(1).

keberlanjutan. 2016. Pada KBBI Daring. Diambil 05 Mei 2022

Maulana, P. 2019. Penerapan Metode KWL (Know-Want To Know-Learned)


Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Kemampuan Membaca Pemahaman.
Jurnal Edukasi Sebelas April, 2(2).

Mustappa, W. D. W. 2017. KEBERKESANAN TEKNIK MEMBACA SQ3R


DALAM PENGAJARAN KEFAHAMAN MEMBACA DI SEKOLAH
MENENGAH (The Effectiveness Reading SQR3 Technique in Reading
Comprehension Teaching at Secondary School). Jurnal Pendidikan Bahasa
Melayu, 7(1), 1-10.

Setiawan, A. 2010. Bacakilat. PT Gramedia Pustaka Utama.

Setiawan, Agus. 2014. GRAND DESIGN PEMBUDAYAAN KEGEMARAN


MEMBACA. Jakarta: Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya
Perpustakaan Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Minat Baca.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Angkasa

14

Anda mungkin juga menyukai