PENDIDIKAN IPA SD
OLEH :
NI LUH GEDE KARANG WIDIASTUTI, S.Pd.,M.Pd
NIDN. 08-1809-8602
Puja dan Puji Syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
karena atas Asung Kertha Wara Nugraha-Nya penulis dapat menyelesaikan Modul
mata kuliah Pendidikan IPA SD. Undang-Undang menyatakan bahwa pendidik
adalah tenaga professional yang mampu membangun pembelajaran yang
menyenakngkan dan sesuai dengan karakter peserta didik, melakukan bimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dengan
demikian, salah satu kompetensi yang mesti dimiliki seorang pendidik adalah mampu
merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif.
Modul Pendidikan IPA SD ini disusun sebagai bahan ajar bagi mahasiswa di
lembaga pendidikan tenaga kependidikan. Penguasaan terhadap materi modul ini
diharapkan memberi mereka kemampuan untuk melaksanakan pembelajaran yang
ideal. Penulis menyadari bahwa di dalam modul ini mungkin saja masih terdapat
kekurangan dan ketidaksempurnaan. Untuk itu masukan dari pembaca demi
perbaikan modul ini di masa yang akan datang sangat diharapkan. Kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan modul ini penulis ucapkan terima
kasih. Kiranya karya ini dapat memberi manfaat kepada pembaca, dan menorehkan
secercah manfaat bagi peningkatan kualitas mahasiswa sebagai calon pendidik yang
profesional.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I. HAKIKAT IPA..................................................................................... 1
1. Pengertian pembelajaran IPA di SD...................................................... 1
2. Hakikat IPA.......................................................................................... 4
3. Alasan IPA diajarkan di SD..................................................................... 5
iii
BAB VIII. RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) IPA 67
SD………………………………………………………………….. 67
1. Pengertian rencana pelaksanaan pembelajaran………………………… 67
2. Komponen rencana pelaksanaan pembelajaran………………………… 68
3. Prinsip penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran……………….. 69
4. Merancang rencana pelaksanaan pembelajaran…………………………
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 83
iv
1
BAB I
HAKIKAT IPA
A. TUJUAN
Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan pengertian
pembelajaran IPA, hakikat IPA sebagai proses, produk, dan sikap ilmiah serta alasan
IPA diajarkan di sekolah dasar.
B. POKOK-POKOK MATERI
1. Pengertian pembelajaran IPA di SD
2. Hakikat IPA
3. Alasan IPA diajarkan di SD
C. URAIAN MATERI
C.1 Pengertian Pembelajaran IPA di SD
Istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga dengan istilah sains.
Kata sains ini berasal dari bahasa Latin yaitu scientia yang berarti ”saya tahu”.
Dalam bahasa Inggris, kata sains berasal dari kata science yang berarti pengetahuan.
Science kemudian berkembang menjadi social science yang dalam Bahasa Indonesia
dikenal dengan ilmu pengetahuan sosial (IPS) dan natural science yang dalam
Bahasa Indonesia dikenal dengan ilmu pengetahuan alam (IPA).
Menurut Trianto (2012: 136), IPA adalah suatu kumpulan teori yang
sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan
berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut
sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya. Ilmu Pengetahuan
Alam sebagai disiplin ilmu memiliki ciri-ciri sebagaimana disiplin ilmu lainnya.
Setiap disiplin ilmu selain mempunyai ciri umum, juga mempunyai ciri
khusus/karakteristik. Adapun ciri umum dari suatu ilmu pengetahuan adalah
merupakan himpunan fakta serta aturan yang yang menyatakan hubungan antara satu
dengan lainnya. Fakta-fakta tersebut disusun secara sistematis serta dinyatakan
dengan bahasa yang tepat dan pasti sehingga mudah dicari kembali dan dimengerti
untuk komunikasi (Prawirohartono, 1989).
Sebagai ilmu, IPA memiliki karakteristik yang membedakannya dengan
bidang ilmu lain. Ciri-ciri khusus tersebut dipaparkan berikut ini.
a) IPA mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan lagi
oleh semua orang dengan menggunakan metode ilmiah dan prosedur seperti yang
dilakukan terdahulu oleh penemunya. Contoh: nilai ilmiah” perubahan kimia”
pada lilin yang dibakar. Artinya benda yang mengalami perubahan kimia,
mengakibatkan benda hasil perubahan sudah tidak dapat dikembalikan ke sifat
1
2
2
3
3
4
4
5
usia SD/MI yaitu: sikap ingin tahu, sikap ingin mendapatkan sesuatu yang
baru, sikap kerja sama, sikap tidak putus asa, sikap tidak berprasangka, sikap
mawas diri, sikap bertanggungjawab, sikap berfikir bebas, sikap kedisiplinan
diri. Sikap ilmiah ini dapat dikembangkan ketika siswa melakukan diskusi
atau kegiatan di lapangan.
D. RINGKASAN MATERI
Ilmu Pengetahuan Alam adalah sekumpulan pengetahuan yang tersusun
secara sistematis yang berupa fakta-fakta yang diperoleh dari gejala-gejala alam yang
berkembang melalui metode ilmiah dan sikap ilmiah. Ilmu Pengetahuan Alam
didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan
eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang
sebuah gejala yang dapat dipercaya. Menurut Sujana (2013) hakikat IPA atau sains
jika ditinjau dari sudut ontologi, epistomologi, dan aksiologi ada tiga yaitu IPA atau
sains sebagai produk, IPA atau sains sebagai proses dan IPA atau sains sebagai sikap
ilmiah. Ada beberapa alasan yang menyebabkan IPA dimasukkan ke dalam
kurikulum di SD/MI. Alasan itu dapat digolongkan menjadi empat golongan, yakni:
(a) IPA berfaedah bagi suatu bangsa, (b) IPA merupakan suatu mata pelajaran yang
memberikan kesempatan berfikir kritis, (c) IPA tidaklah merupakan mata pelajaran
5
6
yang bersifat hafalan belaka, dan (d) Mata pelajaran ini mempunyai nilai-nilai
pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara
keseluruhan.
F. Rambu-rambu Jawaban
1. Pembelajaran IPA sebagaimana tujuan pendidikan dalam taksonomi Bloom,
bahwa pembelajaran dapat memberikan pengetahuan (kognitif), sebuah
keterampilan (psikomotorik), kemampuan sikap ilmiah (afektif), pemahaman,
kebiasaan, dan apresiasi.
2. Pembelajaran IPA sangat penting diajarkan di sekolah karena pendidikan IPA
diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri
dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
penerapannya di dalam pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di
dalam kehidupan sehari-hari.
6
7
BAB II
TEORI BELAJAR PIAGET DAN BRUNER SERTA
PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN IPA SD
A. TUJUAN
Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan mampu menjelaskan teori
belajar Piaget dan Bruner serta menerapkanya dalam pembelajaran IPA SD.
B POKOK-POKOK MATERI
1. Teori Belajar Piaget dan penerapannya dalam pembelajaran IPA SD
2. Teori Belajar Bruner dan penerapannya dalam pembelajaran IPA SD
C. URAIAN MATERI
C.1 Teori Belajar Piaget dan Penerapannya dalam Pembelajaran IPA SD
C.1.1 Teori Belajar Piaget
Jean Piaget adalah seorang pakar psikologi perkembangan yang paling
berpengaruh dalam sejarah psikologi. Lahir di Swiss tahun 1896-1980. Setelah
memperoleh gelar doktornya dalam biologi, dia menjadi lebih tertarik pada psikologi,
dengan mendasarkan teori-teorinya yang paling awal pada pengamatan yang seksama
terhadap ketiga anaknya sendiri. Piaget menganggap dirinya menerapkan prinsip dan
metode biologi pada studi perkembangan manusia, dan banyak istilah yang dia
perkenalkan pada psikologi diambil langsung dari biologi.
Teori perkembangan kognitif Piaget adalah salah satu teori yang menjelasakan
bagaimana anak beradaptasi dan menginterpretasikan dengan objek dan kejadian-
kejadian sekitarnya. Bagaimana anak mempelajari ciri-ciri dan fungsi dari objek-
objek seperti mainan, perabot, dan makanan serta objek-objek sosial seperti diri,
orang tua, dan teman. Bagaimana cara anak mengelompokkan objek-objek untuk
mengetahui persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaannya, untuk memahami
penyebab terjadinya perubahan dalam objek-objek dan perisiwa-peristiwa dan untuk
membentuk perkiraan tentang objek-objek dan peristiwa tersebut.
Teori perkembangan Piaget ini digolongkan ke dalam konstruktivisme, yang
berarti, tidak seperti teori nativisme (yang menggambarkan perkembangan kognitif
sebagai pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan), teori ini berpendapat
bahwa kita membangun kemampuan kognitif sebagai proses yang di mana anak
secara aktif membangun sistem pengertian dan pemahaman tentang realitas melalui
pengalaman dan interaksi mereka.
Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikologi
perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan, yang
bagi Piaget berarti kemampuan untuk lebih tepat merepresentasikan dunia dan
7
8
melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan.
Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata yaitu pola mental yang
menuntun perilaku, skemaTeorinya memberikan banyak konsep utama dalam
lapangan psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep
kecerdasan, yang bagi Piaget berarti kemampuan untuk lebih tepat merepresentasikan
dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada
kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata yaitu pola
mental yang menuntun perilaku, skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi
lingkungannya dalam tahapan-tahapan perkembangan saat seseorang memperoleh
cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Skema Piaget percaya
bahwa semua anak dilahirkan dengan kecendrungan bawaaan untuk berinteraksi
dengan lingkungan untuk memahaminya.
Pertumbuhan atau perkembangan kognitif terjadi melalui tiga proses yang
saling berhubungan, yaitu: organisasi, adaptif, dan ekuilibrasi.
a) Organisasi
Merupakan istilah yang digunakan Piaget untuk mengintegrasikan
pengetahuan kedalam sistem-sistem. Dengan kata lain, organisasi adalah sistem
pengetahuan atau cara berfikir yang disertai dengan pencitraan realitas yang semakin
akurat. Contoh: anak laki-laki yang baru berumur 4 bulan mampu untuk menatap dan
menggenggam objek. Setelah itu dia berusaha mengkombunasikan dua kegiatan ini
(menatap dan menggenggam) dengan menggenggam objek-objek yang dilihat. Dalam
sistem kognitif, organisasi memiliki kecenderungan untuk membuat struktur kognitif
menjadi semakin kompleks. Contoh: gerakan reflek menyedot pada bayi yaitu
gerakan otot pada pipi dan bibir yang menimbulkan gerakan menarik.
b) Adaptif/adaptasi
Merupakan cara anak untuk meyesuaikan skema sebagai tanggapan atas
lingkungan. Adaptasi ini dilakukan dengan dua langkah, yaitu asimilasi dan
akomodasi.
1) Asimilasi
Merupakan istilah yang digunakan Piaget untuk merujuk pada memahami
pengalaman baru berdasarkan skema yang sudah ada. Seorang individu
dikatakan melakukan proses adaptasi melalui asimilasi, jika individu tersebut
menggabungkan informasi baru yang dia terima kedalam pengetahuan mereka
yang telah ada. Contoh asimilasi kognitif: ketika anda memberi kepada bayi
sebuah objek kecil yang tidak pernah dia lihat sebelumnya tetapi menyerupai
objek yang sudah tidak asing lagi, dia mungkin akan memegangnya,
menggigitnya, dan membantingnya. Dengan kata lain dia menggunakan
skema yang ada untuk memelajari benda yang belum dikenal ini.
8
9
2) Akomodasi
Merupakan istilah yang digunakan Piaget untuk merujuk pada mengubah
skema yang telah ada agar sesuai dengan situasi baru. Jadi, dikatakan
akomodasi jika individu menyesuaikan diri dengan informasi baru. Melalui
akomodasi ini, struktur kognitif yang sudah ada dalam diri seseorang
mengalami perubahan sesuai dengan rangsangan-rangsangan dari objeknya.
Contoh: jika anda memberikan telur pada bayi yang mempunyai skema
dengan membanting objek kecil, apa yang akan terjadi dengan telur tersebut
sudah nampak jelas, yaitu akan pecah. Karena konsekuensi yang tidak terduga
dari membanting telur tersebut, bayi itu mungkin akan mengubah skema tadi.
Pada masa mendatang, bayi itu mungkin akan membanting objek dengan
keras dan objek lain dengan lembut.
c) Ekuilibrasi
Yaitu proses memulihkan keseimbangan antarapemahaman sekarang dan
pengalaman baru. Ekuilibrasi diartikan sebagai kemampuan yang mengatur
dalam diri individu agar ia mampu mempertahankan keseimbangan dan
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Ketika ekuilibrium terganggu,
anak mempunyai kesempatan untuk tumbu dan berkembang. Pada akhirnya
muncul cara yang baru secara kualitatif untuk berpikir tentang dunia ini, dan
anak melangkah ke tahap perkembangan baru. Piaget percaya bahwa
pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan sangat berperan penting agar
terjadi perubahan perkembangan. Namun, dia juga percaya bahwa interaksi
sosial dengan teman sebaya, khususnya perdebatan dan diskusi, membantu
memperjelas pemikiran dan pada akhirnya menjadikannya lebih logis.
Contoh: bayi yang biasanya mendapat susu dari payudara ibu ataupun botol,
kemudian diberi susu dengan gelas tertutup (untuk latihan minum dari gelas).
Ketika bayi menemukan bahwa menyedot air gelas membutuhkan gerakan
mulut dan lidah yang berbeda dari yang biasa dilakukannya saat menyusu dari
ibunya, maka si bayi akan mengakomodasi hal itu dengan akomodasi skema
lama. Dengan melakukan hal itu, maka si bayi telah melakukan adaptasi
terhadap skema menghisap yang ia miliki dalam situasi baru yaitu gelas.
Dengan demikian asimilasi dan akomodasi bekerjasama untuk menghasilkan
ekuilibrium dan pertumbuhan.
Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya
melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring
pertambahan usia, yaitu: sensorimotor, praoperasi, operasi konkret, dan operasi
formal. Dia percaya bahwa semua anak melewati tahap-tahap tersebut dalam urutan
seperti ini dan bahwa tidak seorang anak pun dapat melompati satu tahap, walaupun
anak-anak yang berbeda melewati tahap-tahap tersebut dengan kecepatan yang agak
berbeda. Adapun tahap-tahap perkembangan kognisi menurut Piaget yaitu:
9
10
10
11
11
12
untuk menilai sumber ide-idenya akan memberikan kesempatan kepada mereka untuk
menilai proses pemecahan masalah.
Adapun contoh pembelajaran ipa di sd berdasarkan teori piaget menurut
Zuriyani, 2019 yaitu:
Cara kerja :
1) Ikatlah kedua bola pingpong dengan benang yang ada.
2) Ikatkan kedua ujung benang secara berdekatan pada kayu yang telah disediakan,
sehingga tampak seperti gambar berikut.
3) Peganglah salah satu ujung kayu dan tiuplah kuat-kuat persis di tengah-tengah
antara kedua bola pingpong yang tergantung.
4) Amati apa yang terjadi.
Kegiatan guru yang penting adalah memperhatikan pada setiap siswa apa
yang mereka lakukan. Apakah mereka sudah melaksanakannya dengan benar.
Apakah mereka tidak mendapatkan kesulitan? Dan guru harus berbuat apa yang
Piaget perbuat yaitu memberikan kesempatan anak untuk menemukan sendiri
jawabannya, sedangkan guru harus selalu siap dengan alternatif jawaban bila
sewaktu-waktu dibutuhkan. Pada akhir pembelajaran tentunya guru mengulas
kembali bagaimana siswa dapat menemukan jawaban yang diinginkan.
Pemikiran lain dari Piaget tentang proses rekonstruksi pengetahuan individu
yaitu asimilasi dan akomodasi. James Atherton (2005) menyebutkan bahwa
asisimilasi adalah “the process by which a person takes material into their mind from
the environment, which may mean changing the evidence of their senses to make it
fit” dan akomodasi adalah “the difference made to one’s mind or concepts by the
process of assimilation”.
Dikemukakannya pula, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan
dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi
kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh
interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru
12
13
13
14
Ada tiga proses kognitif yang terjadi dalam belajar, yaitu (1) proses perolehan
informasi baru, (2) proses mentransformasikan informasi yang diterima dan (3)
menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan. Perolehan informasi baru dapat terjadi
melalui kegiatan membaca, mendengarkan penjelasan guru mengenai materi yang
diajarkan atau mendengarkan audiovisual dan lain-lain. Informasi ini mungkin
bersifat penghalusan dari informasi sebelumnya yang telah dimiliki. Sedangkan
proses transformasi pengetahuan merupakan suatu proses bagaimana kita
memperlakukan pengetahuan yang sudah diterima agar sesuai dengan kebutuhan.
Informasi yang diterima dianalisis, diproses atau diubah menjadi konsep yang lebih
abstrak agar suatu saat dapat dimanfaatkan.
Hakekat belajar menurut teori kognitif dijelaskan sebagai suatu aktivitas
belajar yang berkaitan dengan penataan informasi, reorganisasi perseptual dan proses
internal. Kegiatana pembelajaran yang berpijak pada teori belajar kognitif itu sudah
banyakdigunakan. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, mengembangkan
strategi dan tujuan pembelajaran, tidak lagi mekanistik sebagaimana yang dilakukan
dalam pendekatan behavioristik. Kebebasan dan keterlibatan siswa secara aktif dalam
proses belajar amat diperhitungkan, agar belajar lebih bermakna bagi siswa,
sedangkan kegiatan belajarnya mengikuti pembelajarannya mengikuti prinsip-prinsip
sebagai berikut:
a) Siswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses berpikirnya,
mereka mengalami perkembangan kognitif melalui tahap-tahap tertentu.
b) Anak usia sekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan baik,
terutama jika menggunakan benda-benda kognitif.
c) Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan, karena hanya
dengan mengaktifkan siswa maka proses asimilasi dan akomodasi
pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik.
d) Untuk menarik minat dan meningkatkanretensi belajar perlu mengkaitkan
pengalaman atau informasi baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki
si belajar.
e) Pemahaman dan retensi akan meningkat jika materi pelajaran disusun dengan
menggunakan pola atau logika tertentu, dari sederhana ke kompleks.
f) Belajar memahami akan lebih bermakna dari pada belajar menghafal. Agar
bermakna, informasi baru harus disesuaikan dan dihubungkan dengan
pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Tugas guru adalah menunjukkan
hubungan antara apa yang sedang dipelajari dengan apa yang telah diketahui
siswa.
g) Adanya perbedaan individual pada dirisiswa perlu diperhatikan, karena factor
ini sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Perbedaan tersebut
misalnya, pada motivasi, persepsi, kemampuan berpikir, pengetahuan awal
dan sebagainya. Dengan demikian, Bruner lebih banyak memberikaan
14
15
15
16
16
17
dan kemampuan untuk menerapkan konsep itu ke dalam situasi baru dan
situasi kehidupan nyata sehari-hari pada siswa.
f) Jadi dalam belajar penemuan, guru tidak begitu mengendalikan proses
pembelajara. Guru hendaknya mengarahkan pelajaran pada penemuan dan
pemecahan masalah. Penilaian hasil belajar meliputi tentang dasar dan
penerapannya pada situasi yang baru.
Kesimpulan:
Proses pembelajaran IPA di tingkat SD/MI depat dilaksanakan dengan
menerapkan atau mengimplementasikan teori belajar Bruner. Adapun pelaksanaan
implementasi teori ini dapat diaplikasikan pada metode dan model pembelajaran serta
tingkah laku seorang guru saat dalam kelas maupun luar kelas.
D. RINGKASAN MATERI
Teori perkembangan kognitif Piaget adalah salah satu teori yang menjelasakan
bagaimana anak beradaptasi dan menginterpretasikan dengan objek dan kejadian-
kejadian sekitarnya. Bagaimana anak mempelajari ciri-ciri dan fungsi dari objek-
objek seperti mainan, perabot, dan makanan serta objek-objek sosial seperti diri,
orang tua, dan teman. Bagaimana cara anak mengelompokkan objek-objek untuk
mengetahui persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaannya, untuk memahami
penyebab terjadinya perubahan dalam objek-objek dan perisiwa-peristiwa dan untuk
membentuk perkiraan tentang objek-objek dan peristiwa tersebut. Teori
perkembangan Piaget ini digolongkan ke dalam konstruktivisme teori ini berpendapat
bahwa kita membangun kemampuan kognitif sebagai proses yang di mana anak
secara aktif membangun sistem pengertian dan pemahaman tentang realitas melalui
pengalaman dan interaksi mereka. Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk
memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan
semakin canggih seiring pertambahan usia, yaitu: sensorimotor, praoperasi, operasi
konkret, dan operasi formal.
Teori Piaget ini banyak dipakai dalam penentuan proses pembelajaran di kelas
SD terutama pembelajaran IPA. Berdasarkan teori di atas, hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan pembelajaran di kelas antara lain: bahwa Piaget
beranggapan anak bukan merupakan suatu botol kosong yang siapun untuk diisi,
melainkan anak secara aktif akan membangun pengetahuan dunianya. Suatu hal lagi,
teori Piaget mengajarkan kita pada suatu kenyataan bahwa seluruh anak mengikuti
pola perkembangan yang sama tanpa mempertimbangkan kebudayaan dan
kemampuan anak secara umum. Hanya umur anak di mana konservasi muncul sering
berbeda. Poin yang penting ini menjelaskan kita mengapa pembelajaran IPA di SD
banyak menggunakan percobaan-percobaan nyata dan berhasil pada anak yang lemah
dan anak yang secara kebudayaan terhalangi.
17
18
F. Rambu-Rambu Jawaban
1) Jawaban Anda benar jika menjelaskan 4 tahapan seperti: 1) Periode Sensori
Motor (0-2 tahun), 2) Periode Pra-operasional (2-7 tahun), 3) Periode
Operasional Konkret (7-11 tahun), dan 4) Periode Operasional Formal (11
tahun ke atas).
2) Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a) Menentukan tujuan
Pembelajaran, b) Memilih materi pembelajaran, c) Menentukan topik-topik
yang dapat dipelajari siswa secara aktif, d) Menentukan kegiatan belajar yang
sesuai dengan topik-topik tersebut, misalnya penelitian, memecahkan masalah,
18
19
19
20
BAB III
TEORI BELAJAR GAGNE DAN AUSUBEL SERTA
PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN IPA SD
A. TUJUAN
Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan mampu menjelaskan teori
belajar Gagne dan Ausubel serta menerapkanya dalam pembelajaran IPA SD.
B POKOK-POKOK MATERI
1. Teori Belajar Gagne dan penerapannya dalam pembelajaran IPA SD
2. Teori Belajar Ausubel dan penerapannya dalam pembelajaran IPA SD
B. URAIAN MATERI
C.1 Teori Belajar Gagne dan Penerapannya dalam Pembelajaran IPA SD
C.1.1 Teori Belajar Gagne
Belajar menurut Gagne mencakup tiga unsur yaitu siswa yang belajar, situasi
stimulus, dan respons sebagai akibat dari stimulus. Menurutnya, belajar bukan
merupakan proses tunggal melainkan proses yang luas yang dibentuk oleh
pertumbuhan dan perkembangan tingkah laku. Jadi, tingkah laku itu merupakan hasil
dari efek kumulatif belajar. Artinya, banyak keterampilan yang telah dipelajari
memberikan sumbangan bagi belajar keterampilan yang lebih rumit. Kapasitas itu
diperoleh dari (1) stimulus yang berasal dari lingkungan dan (2) proses kognitif yang
dilakukan siswa.
Belajar menurut Gagne adalah suatu proses di mana suatu organisasi (siswa)
berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Berdasarkan definisi ini,
diketahui bahwa belajar merupakan suatu proses yang akan memerlukan waktu untuk
melihat perubahannya. Perubahan yang dimaksudkan di sini adalah perubahan
perilaku dari kurang baik menjadi lebih baik. Seorang siswa dikatakan telah belajar
jika telah terdapat perubahan dalam perilakunya. Dalam hal ini terdapat beberapa
macam hasil belajar yang dikemukakan oleh Gagne, yaitu informasi verbal,
keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan motorik.
Bagi Gagne, belajar tidak dapat didefinisikan dengan mudah karenabelajar itu
bersifat kompleks. Dalam pernyataan tersebut, dinyatakan bahwa hasil belajar akan
mengakibatkan perubahan pada seseorang yang berupa perubahan kemampuan,
perubahan sikap, perubahan minat atau nilai pada seseorang. Perubahan tersebut
bersifat menetap meskipun hanya sementara.
Menurut Gagne, ada tiga elemen belajar, yaitu individu yang belajar, situasi
stimulus, dan responden yang melaksanakan aksi sebagai akibat daristimulasi.
20
21
21
22
dalam segitiga sama dengan 1800. Setiap dalil atau rumus yang dipelajari harus
dipahami artinya.
h) Belajar Pemecahan masalah (Problem Solving Learning)
Memecahkan masalah adalah biasa dalam kehidupan. Ini merupakan
pemikiran. Upaya pemecahan masalah dilakukan dengan menghubungkan berbagai
urusan yang relevan dengan masalah itu. Dalam pemecahan masalah diperlukan
waktu, adakalanya singkat adakalanya lama. Juga seringkali harus dilalui berbagai
langkah, seperti mengenal tiap unsur dalam masalah itu, mencari hubungannya
dengan aturan (rule) tertentu. Dalam segala langkah diperlukan pemikiran.
Tampaknya pemecahan masalah terjadi dengan tiba-tiba. Dengan ulangan-ulangan
masalah tidak terpecahkan, dan apa yang dipecahkan sendiri-yang penyelesaiannya
ditemukan sendiri lebih mantap dan dapat ditransfer kepada situasi atau problem lain.
Kesanggupan memecahkan masalah memperbesar kemampuan untuk memecahkan
masalah-masalah lain.
Selain sistematika delapan jenis belajar ada juga sistematika lima jenis belajar.
Sistematika ini tidak jauh berbeda dengan sistematika delapan tipe belajar, dimana
isinya merupakan bentuk penyederhanaan dari sistematika delapan tipe belajar.
Uraian tentang sistematika lima jenis belajar ini memperhatikan pada hasil belajar
yang diperoleh siswa. Hasil belajar ini merupakan kemampuan internal yang telah
menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan orang tersebut melakukan
sesuatu yang dapat memberikan ptrestasi tertentu. Sistematika ini mencakup semua
hasil belajar yang dapat diperoleh, namun tidak menunjukkan setiap hasil belajar atau
kemampuan internal satupersatu. Akan tetapi memgelompokkan hasil-hasil belajar
yang memiliki ciriciri sama dalam satu kategori dan berbeda sifatnya dari kategori
lain. Maka dapat dikatakan, bahwa sistematika Gagne meliputi lima kategori hasil
belajar. Kelima kategori hasil belajar tersebut adalah informasi verbal, kemahiran
intelektual, pengaturan kegiatan kognitif, keterampilan motorik, dan sikap.
a) Informasi verbal (Verbal information)
Merupakan pengetahuan yang dimiliki seseorang dan dapat diungkapkan
dalam bentuk bahasa, lisan, dan tertulis. Pengetahuan tersebut diperoleh dari sumber
yang juga menggunakan bahasa, lisan maupun tertulis. Informasi verbal meliputi”cap
verbal” dan”data/fakta”. Cap verbal yaitu kata yang dimiliki seseorang untuk
menunjuk pada obyek-obyek yang dihadapi, misalnya ’kursi’. Data/fakta adalah
kenyataan yang diketahui, misalnya ’Ibukota negara Indonesia adalah Jakarta’.
b) Kemahiran intelektual (Intellectual skill)
Yang dimaksud adalah kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan
hidup dan dirinya sendiri dalam bentuk suatu representasi, khususnya konsep dan
berbagai lambang/simbol (huruf, angka, kata, dan gambar).
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
D. RINGKASAN MATERI
Belajar menurut Gagne mencakup tiga unsur yaitu siswa yang belajar, situasi
stimulus, dan respons sebagai akibat dari stimulus. Menurutnya, belajar bukan
merupakan proses tunggal melainkan proses yang luas yang dibentuk oleh
pertumbuhan dan perkembangan tingkah laku. Jadi, tingkah laku itu merupakan hasil
dari efek kumulatif belajar. Artinya, banyak keterampilan yang telah dipelajari
memberikan sumbangan bagi belajar keterampilan yang lebih rumit. Kapasitas itu
diperoleh dari (1) stimulus yang berasal dari lingkungan dan (2) proses kognitif yang
dilakukan siswa. Menurut Robert M. Gagne, ada 8 tipe belajar atau yang disebut
sistematika delapan tipe belajar, yaitu: a) Belajar Isyarat (Signal Learning), b) Belajar
Stimulus – Respons (Stimulus Respons Learning), c) Belajar Rangkaian (Chaining),
d) Asosiasi Verbal (Verbal Assosiation), e) Belajar Diskriminasi (Discrimination
Learning), Belajar Konsep (Concept Learning), g) Belajar Aturan (Rule Learning),
dan h) Belajar Pemecahan masalah (Problem Solving Learning). Selain sistematika
delapan jenis belajar ada juga sistematika lima jenis belajar meliputi: a) Informasi
verbal (Verbal information), b) Kemahiran intelektual (Intellectual skill), c)
Pengaturan kegiatan kognitif (Cognitive strategy), d) Keterampilan motorik (Motor
skill), dan
f) Sikap (Attitude).
Dalam proses pembelajaran, terutama di sekolah, melibatkan siswa dan guru.
Siswa merupakan subjek yang akan belajar, sedangkan guru bertindak sebagai
pemandu siswa dalam proses belajarnya. Oleh karena itu, sangat perlu dipersiapkan
suatu rancangan pembelajaran yang akan menjadikan siswa belajar seperti yang
seharusnya.Model mengajar menurut Gagne disebut kejadian-kejadian instruksional
yang ditujukan pada guru dalam menyajikan suatu pelajaran pada sekelompok siswa
meliputi: a) Mengaktifkan motivasi, b) Memberitahu pelajar tentang tujuan-tujuan
belajar, c) Mengarahkan perhatian, d) Merangsang ingatan, e) Menyediakan
bimbingan belajar, f) Meningkatkan retensi, g) Membantu transfer belajar, dan h)
Memperlihatkan/perbuatan dan memberikan umpan balik.
Menurut Ausubel (Burhanuddin, 1996: 112) pembelajaran bermakna
merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang
terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Struktur kognitif meliputi fakta-fakta,
konsep-konsep, dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat siswa.
Ada beberapa tipe belajar menurut Ausubel, yaitu: a) Belajar dengan penemuan yang
bermakna, b) Belajar dengan penemuan yang tidak bermakna, dan c) Belajar
menerima (ekspositori) yang bermakna.
Langkah-langkah Belajar Bermakna Menurut Ausubel meliputi: a)
Menentukan tujuan pembelajaran, b) Melakukan identifikasi karakteristik siswa
(kemampuan awal, motivasi, gaya belajar, dan sebagainya), c) Memilih materi
pelajaran sesuai dengan karakteristik siswa dan mengaturnya dalam bentuk konsep-
28
29
F. Rambu-Rambu Jawaban
1) Jawaban Anda benar jika menjelaskan delapan tipe belajar seperti: a) Belajar
Isyarat (Signal Learning), b) Belajar Stimulus – Respons (Stimulus Respons
Learning), c) Belajar Rangkaian (Chaining), d) Asosiasi Verbal (Verbal
Assosiation), e) Belajar Diskriminasi (Discrimination Learning), Belajar
Konsep (Concept Learning), g) Belajar Aturan (Rule Learning), dan h)
Belajar Pemecahan masalah (Problem Solving Learning).
2) Adapun langkah-langkah pebelajaran menurut Gagne meliputi: a)
Mengaktifkan motivasi, b) Memberitahu pelajar tentang tujuan-tujuan belajar,
c) Mengarahkan perhatian, d) Merangsang ingatan, e) Menyediakan
bimbingan belajar, f) Meningkatkan retensi, g) Membantu transfer belajar, dan
h) Memperlihatkan/perbuatan dan memberikan umpan balik.
3) Jawaban Anda benar jika menjelaskan tiga tipe belajar seperti: a) Belajar
dengan penemuan yang bermakna, b) Belajar dengan penemuan yang tidak
bermakna, dan c) Belajar menerima (ekspositori) yang bermakna.
4) Adapun langkah-langkah belajar bermakna menurut Ausubel meliputi: a)
Menentukan tujuan pembelajaran, b) Melakukan identifikasi karakteristik
siswa (kemampuan awal, motivasi, gaya belajar, dan sebagainya), c) Memilih
materi pelajaran sesuai dengan karakteristik siswa dan mengaturnya dalam
bentuk konsep-konsep inti, d) Menentukan topik-topik dan menampilkannya
dalam bentuk advance organizer yang akan dipelajari siswa, e) Mempelajari
konsep-konsep inti tersebut, dan menerapkannya dalam bentuk nyata/konkret,
dan f) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.
29
30
BAB IV
KETERAMPILAN PROSES SAINS DI SEKOLAH
DASAR
A. TUJUAN
Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan mampu:
1. Menjelaskan keterampilan proses sains
2. Menjelaskan penilaian keterampilan proses sains (IPA)
3. Menjelaskan pengertian kerja ilmiah dan penilaiannya
B POKOK-POKOK MATERI
1. Pengertian keterampilan proses sains (IPA)
2. Penilaian keterampilan proses sains (IPA)
3. Pengertian kerja ilmiah dan cara penilaianya
C. URAIAN MATERI
C.1 Pengertian Keterampilan Proses Sains
Keterampilan proses sains (KPS) dibutuhkan untuk menggunakan dan
memahami sains (Gagne, dalam Dahar, 1985). Untuk dapat memahami hakikat IPA
secara utuh, yakni IPA sebagai proses, produk, dan aplikasi, siswa harus memiliki ke-
mampuan keterampilan proses sains. Menurut Semiawan et al., (1990), keterampilan
proses adalah keterampilan fisik dan mental terkait kemampuan-kemampuan
mendasar yang dimiliki, dikuasai, dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah,
sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu yang baru.
Mundilarto dalam Widayanto (2007) mengemukakan keterampilan proses
sains merupakan langkah-langkah yang diturunkan dari langkah kerja saintis ketika
melakukan penelitian ilmiah. Keterampilan proses sains dapat juga diartikan sebagai
kemampuan atau kecakapan untuk melaksanakan suatu tindakan dalam belajar sains
sehingga menghasilkan konsep, teori, prinsip, hukum maupun fakta. Senada dengan
pendapat diatas, Prasetyo (2011) mendefinisikan keterampilan proses sains sebagai
penggunaan beberapa langkah untuk belajar, sebagaimana para saintis berpikir dan
bekerja. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses
merupakan serangkaian peristiwa yang harus dilakukan oleh siswa dalam mencari,
dan memproses hasil perolehannya untuk kemudian dijadikan pengetahuan baru bagi
dirinya sendiri.
Keterampilan proses sains terdiri dari beberapa keterampilan yang satu sama
lain berkaitan dan sebagai prasarat, hal tersebut penting dimiliki guru untuk
digunakan sebagai jembatan dalam menyampaikan pengetahuan atau informasi baru
kepada siswa atau mengembangkan pengetahuan atau informasi yang telah dimiliki
siswa. Keterampilan proses sains ini dapat diaplikasikan pada kegiatan praktikum.
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
pengamatan yang lebih rinci untuk menilai perilaku yang diharapkan. Lembar
pengamatan ini dapat berupa rubrik, daftar chek atau skala bertingkat. Menilai siswa
dengan menggunakan rubrik, dapat mendeterminasikan kemampuan siswa
berdasarkan kriteria-kriteria yang ditetapkan. Rubrik penilaian memuat kriteria
esensial terhadap tugas atau standar keterampilan proses sains serta level unjuk kerja
yang tepat terhadap setiap kriteria.
Sebuah contoh rubrik penilaian untuk mengukur kegiatan percobaan
laboratorium dapat disajikan, sebagai berikut:
Hasil Data direkam, Data direkam, Data direkam Hasil salah atau
diorganisir, dan diorganisir tidak betul
digrafiskan
Simpulan Tampak Tampak Tampak Tidak ada
memahami memahami memahami kesimpulan
konsep dan konsep yang beberapa atau tampak
membuat telah dipelajari konsep miskonsepsi
hipotesis baru
untuk aplikasi
pada situasi lain.
Sebagaimana pada contoh di atas, sebuah rubric memuat dua komponen, yaitu
kriteria dan level unjuk kerja (performance). Pada setiap rubrik terdiri atas minimal
dua criteria dan dua level unjuk kerja. Criteria biasanya ditempatkan pada kolom
paling kiri, sedangkan level unjuk kerja ditempatkan pada baris paling atas dalam
36
37
tabel rubrik. Untuk memudahkan dalam penggunaannya, level unjuk kerja terdiri atas
level kuantitatif berupa angka (1, 2, 3, dan 4) dan level kualitatif.
Dalam rubrik biasanya juga disertai dengan deskriptor. Dekriptor menyatakan
harapan kondisi siswa pada setiap level unjuk kerja untuk setiap criteria. Pada contoh
rubrik, dapat dilihat adanya perbedaan diskriptor antara tujuan kegiatan yang
dirumuskan dengan sangat baik dan tujuan kegiatan yang dirumuskan dengan baik.
Pada descriptor, siswa dapat melihat syarat unjuk kerja untuk mencapai sebuah level
kriteria. Bagi guru, descriptor dapat membantu guru untuk memberikan penilaian
secara konsisten pada hasil kerja siswa.
Dalam implementasinya, penilaian melalui observasi dengan menggunakan
rubrik penilaian memiliki beberapa keunggulan. Ketika rubrik penilaian ini
dikomunikasikan kepada siswa di awal pembelajaran, ekspektasi terhadap pencapaian
level keterampilan proses dapat diidentifikasikan dan dipahami secara baik oleh
siswa. Observasi dapat menghasilkan penilaian yang konsisten dan obyektif. Selain
itu, hasil penilaian dapat menghasilkan umpan balik (feedback) yang lebih baik. Hasil
penilaian dapat menunjukkan level khusus performans siswa selanjutnya yang harus
dicapai oleh siswa. Dalam hal ini, guru dan siswa dapat mengetahui secara pasti, area
kebutuhan siswa yang perlu pengembangan.
Dengan demikian, perihal rencana penilaian yang dilakukan untuk mengukur
keterampilan proses sains dapat dikomunikasikan secara pasti kepada siswa sebelum
pelaksanaan pembelajaran. Siswa sebagai subyek pembelajaran dapat menentukan
target yang harus dicapai selama proses pembelajaran berlangsung. Penilaian pun
dapat mencapai tujuan sebagaimana mestinya.
37
38
proses sains dapat dilakukan dalam bentuk tiga arah yaitu penilaian guru, penilaian
sebaya dan penilaian diri. Keterampilan proses sains umumnya dilakukan
penilaiannya oleh guru pengampuh mata pelajaran. Dalam hal ini, penilaian
merupakan bagian dari proses pembelajaran yang harus dilaksanakan oleh guru.
Namun, untuk tujuan tertentu penilaian keterampilan proses sains dapat melibatkan
siswa sebagai subyek penilaian.
Penilaian yang melibatkan siswa terhadap siswa lain dapat dilakukan dalam
sebuah kelompok. Selama proses belajar berlansung, siswa bekerja dalam kelompok
untuk sebuah percobaan. Keberadaan siswa dalam kelompok, tentu memiliki peran
tersendiri sehingga masing-masing memberikan konstribusi sebagai tim. Aktivitas
siswa selama bekerja dalam kelompok dan kontribusinya dalam mendukung hasil
kerja dapat dirasakan dan diamati secara persis oleh setiap anggota kelompok. Dalam
situasi ini, penilaian teman sebaya dapat digunakan sebagai data pembanding yang
dapat diekuilibrasikan dengan hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru. penilaian
dengan melibatkan teman kelompok, dapat memberikan efek positif dalam
perkembangan sikap ilmiah siswa. Secara korelasional hal ini diharapkan dapat
meningkatkan peran siswa dalam kelompok sehingga berpengaruh kepada
perkembangan keterampilan proses sains siswa.
Sementara itu, penilaian keterampilan proses sains yang melibatkan siswa
dalam menilai dirinya dapat digunakan untuk memberikan bahan refleksi langsung
bagi siswa. Dalam proses ini, siswa akan mengevaluasi kemampuan yang telah
dicapainya, dan secara sportif memberikan pengakuan terhadap diri sendiri. Proses ini
memiliki dampak psikologis yang diharapkan dapat memicu motivasi intrinsik siswa
untuk terus mengembangkan keterampilan proses sains yang telah dicapai. Namun
demikian, penilaian keterampilan proses sains yang melibatkan siswa hanya dapat
dilakukan secara sinergis dan optimal jika instrumen penilaian disiapkan dengan
kriteria yang jelas dan telah ditetapkan guru.
38
39
belajar-mengajar seperti ini akan menciptakan kondisi siswa belajar secara aktif
(Semiawan et al., 1990).
Semiawan et al., (1990) mengungkapkan, keterampilan-ketrampilan pada
kerja ilmiah adalah sebagai berikut:
1) Observasi, menggunakan indra untuk memilah-milahkan mana yang penting
dari yang kurang penting;
2) Klasifikasi, mencari atau menemukan persamaan dan perbedaan, atau
diberikan kriteria tertentu untuk melakukan pengelompokan;
3) Prediksi, mengajukan dugaan atau ramalan berdasarkan hasil observasi atau
penelitian yang memperlihatkan pola atau kecenderungan tertentu;
4) Berkomunikasi, menyampaikan hasil temuan kepada orang lain baik secara
lisan maupun tulisan;
5) Berhipotesis, dapat merumuskan dugaan atau jawaban sementara yang akan
diuji kebenarannya;
6) Merencanakan percobaan atau penyelidikan, harus memberi kesempatan
untuk mengusulkan gagasan berkenaan dengan alat atau bahan yang akan
digunakan, objek yang akan diteliti dan prosedur yang harus ditempuh;
7) Menerapkan konsep atau prinsip, menerapkan konsep yang telah dikuasai
untuk memecahkan masalah tertentu atau menjelaskan suatu peristiwa baru
dengan menggunakan konsep yang telah dimiliki, dan
8) Menyimpulkan, membuat kesimpulan sementara atau inferensi berdasarkan
informasi yang dimilki sampai suatu waktu tertentu.
Di dalam kegiatan pembelajaran selalu diakhiri dengan penilaian hasil belajar.
Devi (2010), menyampaikan karakteristik yang harus diperhatikan dalam menyusun
soal yang mengukur jenis-jens keterampilan proses sebagai berikut:
1) Observasi: dalam butir soal harus ada objek atau peristiwa yang dapat diamati;
2) Klasifikasi: dalam peristiwa harus disajikan objek atau peristiwa yang dapat
ditemukan atau dicari persamaan atau perbedaan dari objek tersebut, atau
diberi kriteria untuk melakukan pengelompokan;
3) Prediksi: dalam butir soal harus jelas pola atau kecenderungan untuk dapat
diajukan suatu dugaan atau ramalan;
4) Interpretasi: dalam butir soal harus disajikan sejumlah data untuk
memperlihatkan pola, dan
5) Komunikasi: dalam soal harus ada satu bentuk penyajian tertentu untuk
diubah kebentuk penyajian lainnya, misalkan bentuk uraian ke bagan, bentuk
tabel ke bentuk grafik.
39
40
B. RINGKASAN MATERI
Keterampilan proses merupakan serangkaian peristiwa yang harus dilakukan
oleh siswa dalam mencari, dan memproses hasil perolehannya untuk kemudian
dijadikan pengetahuan baru bagi dirinya sendiri. Ada berbagai Keterampilan dalam
keterampilan proses, keterampilan – keterampilan tersebut terdiri dari keterampilan-
keterampilan dasar (basic skills) dan keterampilan-keterampilan terintegrasi
(intregated skills). Keterampilan-keterampilan dasar terdiri dari enam keterampilan,
yakni: mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan
mengkomunikasikan. Sedangkan keterampilan-keterampilan terintegrasi terdiri dari:
mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk
grafik, menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data,
menganalisa penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara
operasional, merancang penelitian, dan melaksanakan eksperimen (Funk, 1985 dalam
Dimyati dan Mudjiono, 2002). Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002) bahwa keenam
aspek keterampilan proses sains dasar tersebut adalah: (1) mengamati, (2)
mengklasifikasikan, (3) mengkomunikasikan, (4) mengukur, (5) memprediksi, (6)
menyimpulkan.
Penilaian merupakan tahapan penting dalam proses pembelajaran. Penilaian
dalam pembelajaran sains dapat dimaknai sebagai membawa konten, proses sains dan
sikap ilmiah secara bersama-sama. Penilaian dilakukan terutama untuk menilai
kemajuan siswa dalam pencapaian keterampilan proses sains. Menurut Smith dan
Welliver dalam Mahmuddin, 2010, pelaksanaan penilaian keterampilan proses dapat
dilakukan dalam beberapa bentuk, diantaranya: 1) Pretes dan postes, 2) Diagnostik, 3)
penempatan kelas, 4) Pemilihan kompetisis siswa, 5) Guru melaksanakan penilaian
keterampilan proses sains, dan 6) Bimbingan karir.
Kerja ilmiah merupakan cara memecahkan permasalahan dengan serangkaian
kegiatan yang berurutan atau sistematis (Wasis & Irianto, 2008). Dalam melakukan
kerja ilmiah seseorang dituntut memiliki beberapa keterampilan, keterampilan
tersebut meliputi keterampilan proses dan keterampilan penggunaan alat kerja.
Keterampilan proses merupakan kecakapan dalam setiap tahapan atau langkah kerja
ilmiah, misalnya terampil melakukan observasi, mengolah data, menafsirkan data,
dan melakukan eksperimen. Terampil menggunakan alat misalnya dapat
menggunakan voltmeter, mengencerkan larutan, menggunakan mikroskop, dan
membuat preparat dengan baik dan benar.
40
41
D. Rambu-Rambu Jawaban
1) Jawaban Anda benar jika menjelaskan definisi keterampilan proses sains dan
menjelaskan bagian-bagian keterampilan proses sains dasar dan terintegrasi.
2) Jawaban Anda benar jika menjelaskan bentuk-bentuk penilaian keterampilan
proses sains seperti: 1) Pretes dan postes, 2) Diagnostik, 3) Penempatan kelas,
4) Pemilihan kompetisis siswa, dan 5) Bimbingan karir.
3) Jawaban Anda benar jika menjelaskan keterampilan proses dan keterampilan
penggunaan alat kerja.
41
42
BAB V
PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SD
A. TUJUAN
Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan mampu:
1. Menjelaskan dan memahami pengertian dan prinsip pemilihan pendekatan
pembelajaran IPA
2. Menjelaskan dan memahami jenis-jenis pendekatan dalam pembelajaran IPA di
SD
3. Menerapkan jenis-jenis pendekatan dalam pembelajaran IPA
B POKOK-POKOK MATERI
4. Pengertian dan prinsip pemilihan pendekatan pembelajaran IPA
5. Jenis-jenis pendekatan dalam pembelajaran IPA di SD
6. Penerapan jenis-jenis pendekatan dalam pembelajaran IPA
D. URAIAN MATERI
C.1 Pengertian dan Prinsip Pemilihan Pendekatan Pembelajaran IPA
Pendekatan pembelajaran dapat berarti aturan pembelajaran yang berusaha
meninngkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa
dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar. Selain tu pendekatan
pembelajaran adalah arah suatu kebijaksanaan yang ditempuh guru atau siswa dalam
mencapai tujuan pengajaran dilihat dari bagaimana materi disajikan. Pengertian lain
dari pendekatan pembelajaran adalah jalan atau cara yang digunakan oleh guru atau
pembelajar untuk memungkinkan siswa belajar. Dari pendapat tersebut, dapat
disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran adalahcara yang digunakan oleh guru
dalam menyajikan suatu materi yangmemungkinkan siswa belajar untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Ada delapan komponen utama dalam pendekatan pembelajaran yaitu sebagai berikut:
a) Melakukan hubungan yang bermakna (making meaningful connections)
Siswa dapat mengatur diri sendiri sebagai orang yang belajar secara aktif
dalam mengembangkan minatnya secara individu, orang yang dapat bekerja
sendiri atau bekerja dalam kelompok, dan orang yang dapat belajar sambil
berbuat.
b) Melakukan kegiatan-kegiatan yang signifikan (doing significant work)
Siswa membuat hubungan-hubungan antara sekolah dan berbagai konteks
yang ada dalam kehidupan nyata sebagai pelaku bisnis dan anggota
masyarakat.
42
43
43
44
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
a) Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan
profil perilaku dan pribadi peserta didik.
b) Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang
dipandang paling efektif.
c) Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode
dan teknik pembelajaran.
d) Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau
kriteria dan ukuran baku keberhasilan.
44
45
3) Pendekatan Discovery
Pendekatan discovery merupakan pendekatan mengajar yang memerlukan
proses mental, seperti mengamati, mengukur, menggolongkan, menduga,
45
46
46
47
47
48
48
49
D. RINGKASAN MATERI
Pendekatan pembelajaran dapat berarti aturan pembelajaran yang berusaha
meninngkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa
dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar. Selain tu pendekatan
pembelajaran adalah arah suatu kebijaksanaan yang ditempuh guru atau siswa dalam
mencapai tujuan pengajaran dilihat dari bagaimana materi disajikan. Pengertian lain
dari pendekatan pembelajaran adalah jalan atau cara yang digunakan oleh guru atau
pembelajar untuk memungkinkan siswa belajar.
49
50
B. Rambu-Rambu Jawaban
1) Jawaban Anda benar jika menjelaskan delapan komponen pembelajaran
meliputi: 1) Melakukan hubungan yang bermakna (making meaningful
connections), 2) Melakukan kegiatan-kegiatan yang signifikan (doing
significant work), 3) Belajar yang diatur sendiri (self-regulated learning), 4)
Bekerja sama (collaborating), 5) Berpikir kritis dan kreatif (critical and
creative thinking), 6) Mengasuh atau memelihara pribadi siswa (nurturing the
individual), 7) Mencapai standar yang tinggi (reaching high standards), dan
8) Menggunakan penilaian autentik (using authentic assesment).
2) Jawaban Anda benar jika menjelaskan empat pendekatan pembelajaran yang
dapat digunakan dalam pembelajaran IPA SD meliputi: 1) pendekatan konsep,
2) pendektan lingkungan, 3) pendekatan discovery, dan 4) pendekatan
berbasis kontruktivisme.
50
51
BAB VI
METODE DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SD
A. TUJUAN
Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan mampu:
1. Menjelaskan dan memahami pengertian metode pembelajaran IPA
2. Menjelaskan dan memahami jenis-jenis metode pembelajaran IPA di SD dan
penerapannya.
B POKOK-POKOK MATERI
3. Pengertian metode pembelajaran IPA
4. Jenis-jenis metode pembelajaran IPA di SD dan penerapannya
E. URAIAN MATERI
C.1 Pengertian Metode Pembelajaran IPA
Metode pembelajaran merupakan sebuah perencanaan yang utuh dan
bersistem dalam menyajikan materi pelajaran. Metode pembelajaran dilakukan secara
teratur dan bertahap dengan cara yang berbeda-beda untuk mencapai tujuan tertentu
dibawah kondisi yang berbeda. Penggunaan metode pembelajaran sangat penting
karena dengan metode guru dapat merencanakan proses pembelajaran yang utuh dan
bersistem dalam menyajikan materi pembelajaran.
Adapun ciri-ciri metode yang baik untuk proses belajar mengajar adalah
sebagai berikut:
a) Bersifat luwes, fleksibel dan memiliki daya yang sesuai dengan watak murid
dan materi.
b) Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan praktik dan mengantarkan
murid pada kemampuan praktis.
c) Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya mengembangkan materi.
d) Memberikan keleluasaan pada murid untuk menyatakan pendapat.
e) Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat, terhormat dalam
keseluruhan proses pembelajaran.
Sedangkan dalam penggunaan suatu metode pembelajaran harus
memperhatikan beberapa hal berikut:
a) Metode yang digunakan dapat membangkitkan motif, minat atau gairah
belajar murid.
b) Metode yang digunakan dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian
murid.
c) Metode yang digunakan dapat memberikan kesempatan kepada murid untuk
mewujudkan hasil karya.
51
52
52
53
53
54
2) Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode yang sering digunakan guru IPA
dalam mendemontrasikan sesuatu hal. Metode ini dilakukan dengan memperagakan
barang, kejadian aturan atau suatu tahapan menggunakan media atau alat peraga
yang ada yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
54
55
3) Metode Eksperimen
Metode eksperimen merupakan pengembangan dari metode ilmiah yang
terdapat dalam IPA. Metode ini membantu siswa dalam memahami materi sesuai
dengan fakta yang sebenarnya, karena siswa dapat mengamati secara langsung fakta
yang ada pada sesuatu benda atau suatu proses. Metode eksperimen ini bertujuan
untuk mengembangkan kemampuan berpikir, sikap ilmiah serta keterampilan
proses IPA siswa.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan metode eksperimen)
adalah sebagai berikut:
a) Persiapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang dibutuhkan.
b) Usahakan siswa terlibat langsung sewaktu mengadakan eksperimen.
55
56
56
57
4) Metode Diskusi
Menurut Sudjana (2013) Metode diskusi pada dasarnya merupakan kegiatan
tukar menukar informasi, pendapat dan unsur – unsur pengalaman secara teratur
dengan maksud mendapatkan pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti
tentang seusatu. Metode diskusi merupakan metode dengan mengembangkan
komunikasi untuk saling tukar menukar informasi pada suatu materi tertentu. Pada
metode ini diharapkan semua anggota memberikan sumbangan pemikiran untuk
hasil diskusi bersama. Metode diskusi mensyaratkan adanya beberapa hal
diantaranya, masalah yang akan dibahas, kumpulan siswa atau yang melakukan
diskusi, serta pemandu diskusi. Metode diskusi memiliki keuntungan dan kerugian.
adapun keuntungan dan kerugian yaitu sebagai berikut:
Kelebihan metode diskusi:
a) Menyadarkan siswa bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan
dan bukan satu jalan.
b) Menyadarkan para siswa bahwa dengan berdiskusi, mereka bisa saling
mengemukakan pendapat secara konstruktif, sehingga dapat diperoleh
keputusan yang lebih baik.
c) Membiasakan siswa untuk mendengarkan pendapat oranglain, sekalipun
berbeda dengan pendapatnya sendiri dan membiasakan bersikap toleran.
b. Kelemahan metode diskusi:
a) Tidak dapat dIPAkai pada kelompok yang besar.
b) Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
c) Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
d) Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.
Dalam menerapkan metode diskusi di dalam pembelajaran IPA, adapaun
langkah-langkah metode ini meliputi:
1) Persiapan
Merupakan tahapan perencaanaan sebelum melakukan diskusi, dimana guru
harus mampu menentukan tujuan pembelajaran, peserta diskusi, masalah yang
akan disampaikan kepada siswa serta waktu dan tempat yang dibutuhhkan
untuk diskusi
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan dimulai dari pembentukan kelompok diskusi beserta struktur
kelompoknya (ketua dan sekertaris), membagi tugas dalam diskusi,
merangsang siswa untuk berpartisipasi, mencatat ide yang penting,
menghargai setiap pendapat yang diajukan
3) Tindak lanjut diskusi
Pada tahap tindak lanjut berisi kesimpulan yang dilanjtkan presentasi hasil
diskusi. Sebagai seorang guru juga memberikan penilaian sebagai perbaikan
untuk diskusi yang akan datang,
57
58
5) Metode Simulasi
Metode simulasi merupakan metode yang digunakan dalam pembelajaran IPA
untuk mengabstraksi kenyataan yang ada dengan pemeranan yang hadir dalam
bentuk peran (Wisudawati, 2012). Metode ini merupakan metode yang
menyenangkan yang membuat siswa merasa IPA sebagai pembelajaran yang
menyulitkan, karena siswa merasa memerankan sesuatu hal. Tugas pemeranan ini
membuat siswa merasa percaya diri, kreatif dan senang sehingga dapat memotivasi
siswa dalam belajar. Tujuan Metode simulasi:
a) Melatih keterampilan tertentu yang besifat praktis dalam kehidupan sehari
hari.
b) Mengembangkan sikap percaya diri pada anak.
c) Mengembangkan persuasi dan komunikasi.
d) Melatih siswa memecahkan masalah dengan memanfaatkan sumber-sumber
yang dapat digunakan.
e) Meningkatkan pemahaman tentang konsep dan prinsip yang dipelajari.
f) Meningkatkan keaktifan belajar bagi siswa.
Metode simulasi memiliki keuntungan dan kerugian. adapun keuntungan dan
kerugian yaitu sebagai berikut:
Keuntungan Metode Simulasi:
a) Menciptakan kegairahan siswa untuk belajar.
b) Memupuk daya cipta siswa.
c) Melatih keberanian siswa tampil di depan orang banyak.
d) Siswa mempunyai kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya yang
kemungkinan terpendam dengan pengajaran dengan metode lain.
e) Dapat ditemukan siswa yang bakat berakting (jika ada).
Kekurangan Metode Simulasi:
a) Memerlukan pengelompokkan siswa yang fleksibel dan ruang yang tidak
selalu tersedia.
b) Pengalaman yang disimulasikan tidak selalu tepat dan sempurna dengan
kenyataan di lapangan.
c) Suasana simulasi seringkali berubah menjadi ajang tempat bermain.
d) Memerlukan imajinasi yang tinggi bagi guru dan siswa.
e) Jika ada siswa yang merasa malu, ragu atau tidak percaya diri, maka ini
akan menghambat tercapainya tujuan simulasi.
Dalam menerapkan metode simulasi pada pembelajaran IPA, adapaun tahap-
tahapnya yaitu:
1) Orientasi
Guru dan peserta didik mendiskusikan arti penting simulasi, menjelaskan
tujuan yang ingin dicapai dari simulasi.
58
59
2) Persiapan peserta,
Guru dan siswa mempersiapkan skenario dan persolan yang akan dilakukan
simulasi
3) Perjalanan simulasi
Peserta didik diberikan kebebasan dalam melaksanakan simulasi dan guru
berperan memfasilitasi agar simulasi berjalan lancar
4) Diskusi
Pada akhir proses pembelajaran sebaiknya guru dan peserta didik bersama –
sama mendiskusikan tentang simulasi yang telah dilaksanakan.
Materi Pembelajaran IPA dapat menggunakan metode ini misalnya dengan
melakukan simulasi proses revolusi dan rotasi bumi. Dimana siswa
mensimulasikan proses tersebut dengan cara ada seorang siswa yang menjadi
bulan, bumi dan matahari. Siswa yang menjadi matahari tetap diam dan membawa
senter sedangkan siswa yang menjadi bumi dan bulan terus berputar sesuai proses
revolusi dan rotasi bumi. Sebelum melaksankan kegiatan ini diharapkan siswa
yang melakukan simulasi harus paham dengan materi yang akan disimulasikan
dengan perencanaan yang matang.
6) Metode Karyawisata
Metode karyawisata dalam hal ini bukan hanya karyawisata kunjungan ke
tempat yang jauh atau ke tempat wisata, namun karyawisata disini dapat diartikan
kunjungan atau belajar diluar kelas, misalnya siswa diajak guru untuk melakukan
pendataan ke dinas pendidikan setempat untuk mengetahui jumlah siswa laki-laki
dan perempuan untuk sekolah dasar lain lain.
Kegiatan karyawisata ini biasanya disukai oleh siswa, karena siswa belajar di
luar kelas. Namun saat kegiatan karyawisata ini dilakukan perlu perhatian yang
lebih besar kepada siswa, karena tingkat konsentrasi siswa di dalam kelas dan di
luar kelas berbeda. Saat di luar kelas siswa cenderung kurang kondusif
dibandingkan di dalam kelas,
Dalam menerapkan metode karyawisata pada pembelajaran IPA,
adapaun tahap-tahapnya yaitu:
1) Perencanaan karyawisata
Pada tahap perencanaan ini terdiri dari merumuskan tujuan pembelajaran,
menetapkan obyek karyawisata yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran,
menetapkan waktu pelaksanaan karyawisata, menyusun rencana belajar dan
merencanakan perlengkapan belajar.
2) Pelaksanaan karyawisata
Pelaksanaan disini adalah saat ditempat tujuan dan dibimbing oleh guru.
59
60
3) Tindak lanjut
Pada tahap ini siswa diminta untuk membuat laporan hasil kegiatan
karyawisata yang telah dilakukan sebelumnya. Laporan bagi siswa sekolah
dasar harus diberikan poin-poin atau aspek yang penting yang harus
dituliskan, untuk memudahkan siswa mengerjakan dan menyesuaikan dengan
tujuan pembelajaran yang telah dilakukan
D. RINGKASAN MATERI
Metode pembelajaran merupakan sebuah perencanaan yang utuh dan
bersistem dalam menyajikan materi pelajaran. Metode pembelajaran dilakukan secara
teratur dan bertahap dengan cara yang berbeda-beda untuk mencapai tujuan tertentu
dibawah kondisi yang berbeda. Penggunaan metode pembelajaran sangat penting
karena dengan metode guru dapat merencanakan proses pembelajaran yang utuh dan
bersistem dalam menyajikan materi pembelajaran.
Adapun prinsip-prinsip penentuan metode dalam proses belajar mengajar
adalah sebagai berikut: 1) Prinsip motivasi dan tujuan belajar, 2) Prinsip kematangan
dan perbedaan individual, 3) Prinsip penyediaan peluang dan pengalaman praktis, 4)
Integrasi pemahaman dan pengalaman, 5) Prinsip fungsional, dan 6) Prinsip
penggembiraan.
Jenis – jenis metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA yaitu: 1)
metode ceramah, 2) metode demonstrasi, 3) metode eksperimen, 4) metode diskusi,
5) metode simulasi, dan 6) metode karyawisata.
F. Rambu-Rambu Jawaban
1) Jawaban Anda benar jika menjelaskan delapan komponen pembelajaran
meliputi: 1) Prinsip motivasi dan tujuan belajar, 2) Prinsip kematangan dan
perbedaan individual, 3) Prinsip penyediaan peluang dan pengalaman praktis,
4) Integrasi pemahaman dan pengalaman, 5) Prinsip fungsional, dan 6) Prinsip
penggembiraan.
2) Jawaban Anda benar jika menjelaskan enam metode pembelajaran yang dapat
digunakan dalam pembelajaran IPA SD meliputi: 1) metode ceramah, 2)
metode demonstrasi, 3) metode eksperimen, 4) metode diskusi, 5) metode
simulasi, dan 6) metode karyawisata.
60
61
BAB VII
MEDIA PEMBELAJARAN IPA DI SD
A. TUJUAN
Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan mampu:
1. Menjelaskan dan memahami pengertian media pembelajaran IPA
2. Menjelaskan dan memahami prinsip pemilihan dan pengguanan media
pembelajaran
3. Menjelaskan dan memahami fungsi media pembelajaran dalam pembelajaran
4. Menjelaskan dan memahami jenis-jenis media pembelajaran IPA di SD
B POKOK-POKOK MATERI
5. Pengertian media pembelajaran IPA
6. Prinsip pemilihan dan pengguanan media pembelajaran
7. Fungsi media pembelajaran
8. Jenis-jenis media pembelajaran IPA di SD
C. URAIAN MATERI
C.1 Pengertian Media Pembelajaran IPA
Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran sebagai
berikut:
1) Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi
pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
2) Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk
menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti: buku, film, video dan sebagainya.
Sedangkan, National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media
pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-
dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas
disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta
didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
3) Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran.
Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk
mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad Ke –
20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio,
sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat
ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan
interaktif, seperti adanya komputer dan internet.
61
62
Berdasarkan definisi dari beberapa para ahli maka media pembelajaran adalah
suatu perantara yang digunakan untuk menyampaikan suatu gagasan dari penyampai
kepada penerima pesar dalam hal ini adalah guru agar pembelajaran berjalan lebih
efektif, Media pembelajaran juga merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang
perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai
tujuan pembelajaran tertentu.
62
63
63
64
64
65
pengetahuan IPA melalui keterampilan proses. Contoh media benda kongkrit adalah
benda gas, rangkaian listrik, benda padat, pesawat sederhana, serta lain sebagainya.
2) Lingkungan Alam
Lingkungan alam sangat cocok untuk dijadikan tempat rekreasi maupun
sebagai tempat untuk mengamati objek yang akan dipelajari berada atau hidup dalam
lingkungan alam tersebut. Contohnya adalah siswa mengamati bagian-bagian
tumbuhan air di danau toba.
3) Kit IPA
Kit IPA adalah alat bantu belajar IPA yang sering ditemui di laboraturium
yang terdapat dalam peti, dan dapat digunakan oleh guru untuk didemonstrasikan atau
dikerjakan oleh siswa-siswa. Jika siswa akan melakukan pengujian-pengujian maka
siswa tersebut biasanya menggunakan kit IPA untuk mempermudah pengujian
tersebut. Contohnya adalah gelas labu, tabung reaksi, corong, tetes obat, serta lain
sebagainya.
4) Charta, Slide Film, dan Film
Merupakan alat bantu guru dalam mempelajari pelajaran tentang benda atau
makhluk hidup yang jauh dari lingkungan siswa, sehingga siswa mudah dalam
mempelajari makhluk hidup tersebut. Film dapat membantu siswa untuk mengetahui
ekosistem yang ada didunia yang letaknya jauh dari lingkungan siswa. Contohnya
adalah film-film
5) Film Animasi
Merupakan alat bantu visualisasi tentang konsep-konsep tersebut guna
mempermudah siswa dalam mempelajarinya. Alat bantu ini jika yang dipelajari sulit
diamati dengan penglihatan dan objek yang diteliti sangatlah kecil. Contohnya adalah
film animasi tentang peredaran darah, proses pencernaan makanan, proses pembuatan
enegi, proses pembuatan DNA, serta lain sebagainya.
6) Model
Model adalah gambaran yang berupa bentuk asli yang berupa benda tiga
dimensi yang dapat dioperasikan oleh siswa agar mengetahui cara kerjanya dan
mempermudah dalam memahami pembelajaran. Contohnya adalah model alat
pernafasan manusia.
7) Torso
Torso adalah model yang tidak asli berupa potongan tubuh manusia yang
digunakan untuk mempermudah siswa dalam mempelajari anatomi tubuh manusia.
Torso ini terbuat dari bahan selain logam yang tidakberbahaya bagi siswa dalam
penggunaannya.
8) Globe
Globe adalah bola dunia, globe ini merupakan bentuk bumi yang diperkecil
dan digunakan untuk membantu siswa dalam mempelajari ilmu pengetahuan bumi
dan antariksa (IPBA). Selain itu globe memiliki manfaat yang lain seperti siswa
65
66
mengerti posisi dan kesatuan politik, perbedaan ras dan budaya antar bangsa benua
dan pulau. Selain itu globe untuk merangsang minat siswa untuk mengetahui tentang
penduduk dan pengaruh-pengaruh geografis terhadap manusia.
9) Infokus dan Reflector
Peralatan ini sering digunakan guru untuk membesarkan gambar dari benda
transparant atau buku dan menjadi kamera yang dapat menggambarkan suasana
dalam kelas. Selain itu guru dapat mempertunjukan segala sesuatu yang terdapat
dalam layar komputer atau video disk ke layar lebar.
10) Komputer
Komputer adalah alat elektronik yang saling berhubungan, komputer ini dapat
digunakan untuk membantu siswa mencari informasi dari internet. Selain internet
komputer dapat digunakan siswa untuk mengerjakan tugas termasuk tugas mata
pelajaran IPA.Komputer ini dapat digunakan mencari bahan serta informasi tentang
sains dari seluruh dunia. Komputer juga dapat mempermudah siswa dalam
mempelajari pembelajaran IPA dan lain sebagainnya.
11) Mikroskop dan Kaca Pembesar
Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk mempermudah mengamati
objek-objek yang sulit diamati oleh mata telanjang. Mikroskop biasanya untuk
melihat sel-sel tumbuhan maupun hewan. Sedangkan pada kaca pembesar, kaca
pembesar tersebut untuk melihat benda-benda yang kurang jelas jika dilihat dengan
mata telanjang seperti spora.
D. RINGKASAN MATERI
Media pembelajaran adalah suatu perantara yang digunakan untuk
menyampaikan suatu gagasan dari penyampai kepada penerima pesar dalam hal ini
adalah guru agar pembelajaran berjalan lebih efektif, Media pembelajaran juga
merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan
pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan
siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Media pengajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau
mempertinggi mutu proses kegiatan belajar-mengajar. Oleh karena itu harus
diperhatikan prinsip-prinsip penggunaanya antara lain: 1) Penggunaan media
pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian integral dari suatu sistem pengajaran
dan bukan hanya sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan
bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan sewaktu-waktu, 2) Media pengajaran
hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha
memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar-mengajar, 3) Guru
hendaknya benar-benar menguasai teknik-teknik dari suatu media pengajaran yang
digunakan, 4) Guru seharusnya memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu
media pengajaran, 5) Penggunaan media pengajaran harus diorganisir secara
66
67
F. Rambu-Rambu Jawaban
1) Jawaban Anda benar jika menjelaskan sebelas media pembelajaran yang
dimanfaatkan dalam pembelajaran IPA meliputi: 1) media kongkrit/nyata, 2)
lingkungan alam, 3) kit IPA, 4) charta, slide film, dan film, 5) film animasi, 6)
model, 7) model, 8) globe, 9) infokus dan reflector, 10) computer, dan 11)
mikroskop dan kaca pembesar.
2) Jawaban Anda benar jika menjelaskan empat fungsi media pembelajaran
yaitu: 1) fungsi atensi, 2) fungsi afektif, 3) fungsi kognitif, dan 4) fungsi
kompensatoris.
67
68
BAB VIII
RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) IPA
SD
A. TUJUAN
Setelah mempelajari modul ini, anda diharapkan mampu memahami dan
merancang RPP IPA di SD sesuai dengan permendikbud No. 22 Tahun 2016.
B POKOK-POKOK MATERI
5. Pengertian rencana pelaksanaan pembelajaran
6. Komponen rencana pelaksanaan pembelajaran
7. Prinsip penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran
8. Merancang rencana pelaksanaan pembelajaran
C. URAIAN MATERI
C.1 Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari
silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya
mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD atau
subtema yang dilaksanakan kali pertemuan atau lebih.
68
69
69
70
(RPP)
A. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan kegiatan mengamati gambar iklan, siswa dapat menyebutkan isi teks
paparan iklan media cetak secara lisan dengan percaya diri.
2. Dengan kegiatan membaca materi mengenai iklan, siswa dapat
mengidentifikasikan pengertian, tujuan, ciri-ciri, dan bentuk-bentuk iklan.
3. Dengan kegiatan membaca dan mengamati gambar tentang iklan dalam media
cetak, siswa dapat menyebutkan tujuan iklan, bentuk iklan, dan kesimpulan isi
teks paparan iklan dalam media cetak dengan benar.
4. Dengan kegiatan mengerjakan latihan mengenai zat tunggal, siswa dapat
mengelompokkan benda-benda kedalam unsur atau senyawa dengan tepat.
70
71
C. Materi Pembelajaran
Muatan Pelajaran Materi Pembelajaran
Bahasa Indonesia Isi teks paparan iklan media cetak secara lisan
dengan percaya diri.
Pengertian, tujuan, ciri-ciri, dan bentuk-bentuk
iklan
Tujuan iklan, bentuk iklan, dan kesimpulan isi
teks paparan iklan dalam media cetak
IPA Pengelompokkan unsur dan senyawa pada benda
D. Metode Pembelajaran
1. Metode : Penugasan, ceramah, diskusi, Tanya jawab
2. Pendekatan : saintifik (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan).
E. Media Pembelajaran
1. Alat tulis (misalnya, pensil dan pulpen)
2. Teks bacaan mengenai zat tunggal dan campuran,
3. Iklan dari berbagai media cetak.
F. Sumber Belajar
Buku tematik K-13
G. Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam kepada siswa. 15 Menit
2. Guru menyiapkan siswa untuk belajar dan
mengajak siswa untuk berdoa sebelum memulai
pembelajaran.
3. Guru mengajak siswa bersama-sama menyanyikan
lagu wajib nasional “Dari Sabang Sampai Merauke”
71
72
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
4. Guru melakukan absensi siswa.
5. Guru melaksanakan apersepsi dengan mengajukan
pertanyaan.
a. Apakah kamu pernah melihat iklan dalam koran
atau media cetak lainnya?
b. Iklan apa yang pernah kamu lihat?
6. Guru meminta siswa untuk mengungkapkan
pendapatnya secara percaya diri.
7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
cakupan materi yang akan dipelajari hari ini.
Kegiatan Inti 1. Secara mandiri siswa diminta untuk mengamati 175 Menit
gambar iklan pada buku siswa.
2. Guru menstimulus daya analisis siswa melalui
pertanyaan seperti tercantum pada buku siswa
sebagai berikut.
3. Produk apa yang ditawarkan dalam iklan
tersebut?
4. Apa saja yang terdapat dalam iklan tersebut?
5. Bagaimana kesimpulanmu tentang isi teks
paparan iklan tersebut?
6. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan jawaban pertanyaan di depan
teman-teman.
7. Guru meminta siswa untuk menyampaikan
jawaban pertanyaan dengan percaya diri.
8. Siswa diajak berdiskusi untuk mengambil
kesimpulan mengenai isi iklan.
9. Secara mandiri siswa diminta untuk membaca
teks bacaan mengenai iklan.
10. Guru menjelaskan kepada siswa mengenai
pengertian iklan, tujuan iklan, ciri-ciri iklan,
dan bentuk iklan.
11. Siswa mengamati contoh iklan baris dan iklan
kolom pada buku siswa.
12. Guru menstimulus daya analisis siswa dengan
mengajukan pertanyaan: Apa iklan yang pernah
kamu lihat?
13. Siswa mengemukakan pendapatnya mengenai
iklan yang pernah dilihat dengan percaya diri.
14. Guru meminta siswa untuk mencari satu contoh
iklan dalam media cetak.
15. Siswa mengidentifikasi tujuan iklan, ciri-ciri
iklan, dan bentuk iklan yang diperoleh dari
media cetak.
72
73
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
16. Guru memberi kesempatan kepada beberapa
siswa untuk mengungkapkan jawabannya
mengenai tujuan iklan, ciri-ciri iklan, dan
bentuk iklan yang diperoleh dari media cetak di
depan teman-teman.
17. Guru meminta siswa untuk menyampaikan
pendapatnya dengan percaya diri.
18. Guru mengapresiasi jawaban siswa.
19. Siswa telah mengetahui pengertian, tujuan, ciri-
ciri, dan bentuk iklan.
20. Selanjutnya, secara mandiri siswa diminta
untuk mengamati iklan di media cetak pada
buku siswa. Kemudian, siswa menjawab
pertanyaan berdasarkan iklan pada media cetak.
21. Secara mandiri, siswa mengamati iklan di
media cetak pada buku siswa.
22. Setelah membaca dan mengamati iklan, siswa
menjawab pertanyaan pada buku siswa
berdasarkan iklan.
23. Siswa telah mengetahui pengertian, tujuan, ciri-
ciri, dan bentuk iklan.
24. Selanjutnya, secara mandiri siswa diminta
untuk mengamati iklan di media cetak pada
buku siswa. Kemudian, siswa menjawab
pertanyaan berdasarkan iklan pada media cetak.
25. Secara mandiri, siswa mengamati iklan di
media cetak pada buku siswa.
26. Setelah membaca dan mengamati iklan, siswa
menjawab pertanyaan pada buku siswa
berdasarkan iklan.
27. Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali
materi mengenai zat tunggal dan campuran
yang telah dipelajari di subtema 1 dan subtema
2.
28. Guru menstimulus daya analisis siswa dengan
mengajukan pertanyaan.
a. Masih ingatkah kamu mengenai zat tunggal dan
campuran?
b. Apa yang dimaksud dengan zat tunggal dan
campuran?
29. Guru meminta siswa untuk mengungkapkan
pendapatnya secara percaya diri.
30. Siswa membaca teks materi mengenai zat
tunggal dan campuran.
73
74
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
31. Guru memberi penjelasan mengenai zat tunggal
dan campuran.
32. Guru meminta siswa menyebutkan contoh zat
tunggal dan campuran di lingkungan sekitar.
33. Siswa menyampaikan pendapatnya dengan
percaya diri.
34. Guru mengapresiasi jawaban siswa.
35. Siswa telah memahami tentang zat tunggal.
36. Selanjutnya, siswa diminta melengkapi tabel
penggolongan unsur dan senyawa.
37. Guru mengarahkan siswa untuk mencari
informasi mengenai zat tunggal yang belum
diketahui dari berbagai sumber, misalnya buku
dan internet.
38. Selama proses kegiatan berlangsung, guru
berkeliling memandu siswa yang mengalami
kesulitan.
39. Siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan
jawabannya di depan guru dan teman-teman.
40. Guru meminta siswa untuk mengungkapkan
jawabannya secara percaya diri.
Penutup 1. Siswa diminta untuk mengingat kegiatan 20 Menit
pembelajaran hari ini dan kembali mengaitkan
dengan tema yang sedang mereka pelajari.
2. Siswa diminta untuk merefleksikan penguasaan
mereka tentang pembelajaran untuk kemudian
diberikan catatan dan komentar orang tua.
3. Sebagai tindaklanjut dari kegiatan ini, guru
memberikan Remedial dan Pengayaan sesuai
dengan tingkat pencapaian masing-masing siswa.
H. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap
Penilaian sikap yang dilaksanakan pada pembelajaran ini akan menilai 2
sikap yaitu dari KI-1 dan KI-2.
1) Penilaian sikap KI-1 diukur menggunakan lembar observasi yang
berpedoman pada rubrik penilaian KI-1.
2) Penilaian sikap KI-2 diukur menggunakan lembar observasi yang
berpedoman pada rubrik penilaian KI-2.
74
75
b. Penilaian Pengetahuan
1) Soal evaluasi
2) Penugasan
c. Penilaian Keterampilan
1) Kegiatan penulisan tujuan, bentuk, kesimpulan, isi teks paparan iklan
dalam media cetak dengan tepat dan rinci. (Bahasa Indonesia)
2) Kegiatan menggolongkan semua zat pada tabel ke dalam unsur atau
senyawa dengan tepat. (IPA)
2. Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran
a. Penilaian Sikap
Instrumen yag digunakan dalam penilaian sikap adalah lembar observasi
dengan berpedoman pada rubrik penilaian, baik pada penilaian sikap
spiritual maupun sikap sosial.
1) Penilaian Sikap Spiritual
a) Rubrik penilaian sikap spiritual
Mulai Sudah
Belum Mulai
Berkemba Membuda
Terlihat Terlihat
Kriteria ng ya
(BT) (MT)
(MB) (SM)
1 2 3 4
Perilaku Tidak Kurang Kadang- Selalu
bersyukur pernah menunjukk kadang menunjukk
bersyukur an rasa menunjukk an rasa
syukur an rasa syukur
syukur
Berdoa Tidak Kadang- Hanya Selalu
sebelum berdoa kadang melakukan melakukan
dan sebelum melakukan doa doa
sesudah dan doa sebelum sebelum
melaksanak sesudah sebelum atau dan
an kegiatan melaksanak dan sesudah sesudah
an kegiatan sesudah melaksanak melaksanak
melaksanak an kegiatan an kegiatan
an kegiatan
Toleransi Tidak Kurang Kadang- Selalu
bertoleransi bertoleransi kadang bertoleransi
terhadap terhadap bertoleransi terhadap
berkeragam berkeragam terhadap berkeragam
an an berkeragam an
an
75
76
Kriteria penilaian:
Kriteria Keterangan
Apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-
BT
tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam
(Belum Terlihat)
indicator
Apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan
MT
adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan
(Mulai Terlihat)
dalam indikator tetapi belum konsisten
Apabila peserta didik sudah memperlihatkan
MB
berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam
(Mulai Berkembang)
indikator dan mulai konsisten
Apabila peserta didik terus menerus
SB
memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam
(Sudah Berbudaya)
indikator secara konsisten
76
77
Kriteria penilaian:
Kriteria Keterangan
Apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-
BT
tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam
(Belum Terlihat)
indicator
Apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan
MT
adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan
(Mulai Terlihat)
dalam indikator tetapi belum konsisten
Apabila peserta didik sudah memperlihatkan
MB
berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam
(Mulai Berkembang)
indikator dan mulai konsisten
Apabila peserta didik terus menerus
SB
memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam
(Sudah Berbudaya)
indikator secara konsisten
77
78
b. Penilaian Pengetahuan
Instrumen yang digunakan dalam penilaian pengetahuan adalah dengan
memberikan soal evaluasi dan penugasan untuk dikerjakan di rumah.
1) Soal evaluasi
Teknik Penilaian : Test uraian
Instrumen Penilaian :
a) Butir soal
1. Apa yang dimaksud iklan baris?
2. Bagaimanakah ciri iklan yang baik dan benar?
3. Apa tujuan dari iklan?
4. Apa yang dimaksud zat tunggal?
5. Sebutkan contoh dari senyawa !
b) Kunci jawaban
1. Iklan kecil (singkat) berisi penawaran/informasi tentang
sesuatu yang terdiri atas beberapa baris saja. Iklan baris disebut
juga iklan mini.
78
79
c) Pedoman penskoran
79
80
80
81
81
82
Pedoman penskoran
Mengetahui
Kepala SD Negeri 2 Sesetan Denpasar, 24 April 2018
Wali Kelas V
82
83
D. RINGKASAN MATERI
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari
silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya
mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD atau
subtema yang dilaksanakan kali pertemuan atau lebih.
F. Rambu-Rambu Jawaban
1) Jawaban Anda benar jika merancang RPP sesuai dengan permendikbud No.
22 tahun 2016 dengan format sesuai dengan contoh yang telah diberikan.
83
84
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Susanto, 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group.
Anak Ciremai. 2011. Pengertian Belajar Bermakna. Diakses pada 20 Maret 2017
pada: http://www.anakciremai.com/2011/11/pengertian-belajar-
bermakna.html.
Anshori & Achmad, (2003), IPA MTS Untuk Kelas 2, Penerbit Erlangga, Jakarta
Burhanuddin; Nur Wahyuni, Esa. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta:
Penerbit Ar-Ruzz Media.
Depdiknas (2003). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA MTS
dan MA, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Dina Octaria. Teori Belajar Bermakna dari David P Ausubel. Diakses pada 16 Maret
2017 pada: http://dinaoctaria.wordpress.com/2012/10/15/teori-belajar-
bermakna-dari-david-p-ausubel/.
Dimyati & Mudjiono, (1994), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta,
Jakarta
Kevin Lehmann, 1996. Bad Chemistry. Dept of Chemistry, Princeton University, NJ.
Diakses pada 20 April pada:
2017. http://www.princeton.edu/~lehmann/BadChemistry.html
84
85
Nasution, S., Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bumi
Aksara. 2000.
Suryani, Sri. 2019. Implementasi Pembelajaran Teori Piaget pada Materi IPA.
Diakses pada 6 Juni 2017 pada: https://bdkpalembang.com/implimentasi-
pembelajaran-teori-piaget-pada-materi-ipa/
85