PENDAHULUAN
menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri atas apa yang dibacanya atau
didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan guru dan
2
menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain.”
dan ilmu tersebut merupakan dasar dari segala tindakan seseorang. Jika
halnya jika siswi yang telah diberikan pemahaman mengenai suatu materi
Umar (2015) “seseorang yang berilmu bukanlah sekedar tahu tanpa amal,
Az-zummar:9
1
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi 3, Jakarta: Balai Pustaka, 2007, h. 811
2
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2009, h. 24.
3
Bukhari Umar, Hadis Tarbawi: Pendidikan dalam Perspektif Hadis, Jakarta: Amzah,
2015 cet.3, h. 23.
1
2
menerima pelajaran.”4
dan betapa mulianya beramal berdasarkan ilmu. Jadi, dengan ilmu peserta
menumbuhkan rasa percaya diri. Lebih dari itu, hati pikiran, sikap dan
tingkah laku pemakainya sehari-hari bisa lebih terjaga dan aman dalam
4
Abuddin Nata, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2012, h. 166
5
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, Tafsir Al-Qur’an (6) Surat: Fathir-Qaf,
Jakarta: Darul Haq, 2015, h. 211.
3
“benar dan indah” bagi penampilan mode busana yang “sempurna dan
7
utuh”. Nilai kebaikan dalam busana muslimah tercermin dalam
kehidupan seorang muslim, sebab aurat merupakan bagian tubuh yang tidak
seluruh badan kecuali wajah dan telapak tangan. Jadi, pada dasarnya wanita
6
Alim Khoiri, Fiqh Busana: Telaah Kritis Pemikiran Muhammad Syahrur,
Yogyakarta: Kalimedia, 2016, h. 28.
7
Fadhillah, “Makna Keindahan Mode Busana Muslimah sebagai Citra Budaya
Masyarakat” dalam Jurnal Madani Edisi II/Nopember 2010 h. 57.(http://www.ejournal-
unisma.net/ojs/index.php/madani/article/view/383)
8
Bunyamin, “Perspektif Al-Qur’an tentang Aurat dan Jilbab (Petunjuk Berbusana
Muslimah)”, dalam Jurnal Studi Gender dan Islam PSW STAIN Watampone Volume V,
Nomor 1, Tahun 2012 h. 27.(http://e-jurnal.stainwatampone.ac.id/index.php/an-
nisa/article/view/71)
4
وج ُههَّ َو ََل ٌُ ۡب ِدٌهَ ِسٌىَحَ ُههَّ إِ ََّل َما ظَ َه َز ِم ۡى َها َ ص ِز ِههَّ َوٌَ ۡحفَ ۡظهَ فُ ُز َ َٰ ضهَ ِم ۡه أَ ۡبۡ ضُ ث ٌَ ۡغ ِ ََوقُم نِّ ۡه ُم ۡؤ ِم َٰى
ض ِز ۡبهَ بِ ُخ ُم ِز ِههَّ َعهَ َٰى ُجٍُىبِ ِههَّ َو ََل ٌُ ۡب ِدٌهَ ِسٌىَحَ ُههَّ إِ ََّل نِبُ ُعىنَحِ ِههَّ أَ ۡو َءابَآئِ ِههَّ أَ ۡو َءابَآ ِء بُ ُعىنَحِ ِههَّ أَ ۡو ۡ ٍََو ۡن
سآئِ ِههَّ أَ ۡو َما َمهَ َك ۡث َ ِأَ ۡو أَ ۡبىَا ِٓء بُ ُعىنَحِ ِههَّ أَ ۡو إِ ۡخ َٰ َىوِ ِههَّ أَ ۡو بَىِ ًٓ إِ ۡخ َٰ َىوِ ِههَّ أَ ۡو بَىِ ًٓ أَ َخ َٰ َىجِ ِههَّ أَ ۡو و َّأَ ۡبىَآئِ ِهه
َٰ
سآ ِء َو ََلَ ِّت ٱنى ِ ال أَ ِو ٱنطِّ ۡفِلِنَّ ِذٌهَ نَمۡ ٌَ ۡظ َه ُزو ْا َعهَ َٰى ع َۡى َٰ َر ِ ٱۡل ۡربَ ِة ِمهَ ٱن ِّز َج ِ ۡ ًِأَ ِو ٱنحَّبِ ِعٍهَ َغ ٍۡ ِز أُ ْون َّأَ ٌۡ َٰ َمىُ ُهه
َٱَّللِ َج ِمٍ ًعا أَ ٌُّهَ ۡٱن ُم ۡؤ ِمىُىنَ نَ َعهَّ ُكمۡ ج ُۡفهِ ُحىنَّ بِأ َ ۡر ُجهِ ِههَّ نٍُِ ۡعهَ َم َما ٌُ ۡخفٍِهَ ِمه ِسٌىَحِ ِه َّۚهَّ َوجُىبُ ٓى ْا إِنَى َض ِز ۡبه
ۡ ٌَ
(١٣)
Artinya: “Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah
mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa)
nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain
kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya
kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah
suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera
suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau
putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara
perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak
yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak
mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang
belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka
memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka
sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai
orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”9
ditetapkan adanya etika berbusana, baik bagi laki-laki maupun bagi wanita.
pemerintah, maka tak ada lagi hambatan bagi para muslimah untuk
busana muslimah sesuai ajaran Islam, seperti seragam baju putih berlengan
panjang hingga kepergelangan tangan, rok dalam hingga mata kaki, kepala
mereka juga tertutup kerudung atau jilbab. Seluruh aurat mereka tertutup.
Selain menutup aurat adalah perintah agama, juga menutup aurat akan ter-
yang dipakai pasti tak terlihat dan lainnya. Dengan pakaian muslimah ini,
11
Ibid., h. 28.
12
Ibid.,h. 28-29
6
syarat, yaitu:
2. Tidak transparan
kaidah berbusana yang sesuai dengan syariat Islam, supaya apa yang
13
Jad Syaikh Ahmad, Fikih Sunnah Wanita: Panduan Lengkap Menjadi Muslimah
Shalihah, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2008, h. 366-369.
14
Yusni Amru, Dari Seks pada Rumah Tangga hingga Bohong pada Suami, Jakarta:
Mizania Anggota IKAPI, 2015, h. 49.
7
yang menjadi figur dari beberapa kalangan, baik kota maupun desa dan
Agama Islam bab dua kelas X yang membahas materi tentang Berbusana
berpakaian sesuai dengan syariat Islam, dan menyajikan keutamaan tata cara
pada jam pelajaran saja, di luar jam pelajaran pun seperti kegiatan rohis
15
Fadhillah, Op.Cit., h.57
16
Nelty Khairiyah dan Endi Suhendi Zen, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X, Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016, h.
21-31.
8
sekolah pun telah membuat peraturan bagi siswi dalam berpakaian seragam,
yang mana siswi haruslah berbusana yang sesuai dan mencerminkan sebagai
2. Masih ada siswi memakai jilbab yang tipis atau tembus pandang dan
sebagian rambut
4. Masih ada siswi memakai rok seragam di atas mata kaki dan kaos kaki
17
Wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam, tanggal 04 Januari 2018.
9
B. Penegasan Istilah
1. Pemahaman Materi
2. Busana Muslimah
yang taat atas ajaran agamanya dalam tata cara berbusana. Busana
18
Arman YS Chaniago, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Bandung: Pustaka Setia,
2002, h. 427.
19
Eliyyil Akbar, “Kebijaksanaan Syari’at Islam dalam Berbusana Islami sebagai
Pemenuhan Hak-Hak Anak Perempuan”, dalam Jurnal Musawa Vol. 14, No. 2 Juli
2015.(http://ejournal.uin-suka.ac.id/index.php/musawa/article/view/925)
10
C. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Tampan Pekanbaru?
Pekanbaru?
2. Batasan Masalah
penulis batasi masalah yang akan teliti. Adapun masalah yang akan
11
Pekanbaru.
3. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
Pekanbaru.
2. Kegunaan Penelitian
ini.