Anda di halaman 1dari 4

ADAB MENUNTUT ILMU

Bagi seorang muslim, menuntut ilmu adalah tanggung jawab sehingga harus
dipastikan kebenaran dan manfaatnya. Ilmu yang diperoleh nantinya digunakan
untuk memperbaiki diri sendiri dan lingkungan sekitar.
Rasulullah SAW dalam sebuah hadits telah menjelaskan tugas dan tanggung jawab
muslim untuk menuntut ilmu.

‫ير ْال َج ْوهَ َر‬ ِ َ‫ض ُع ْال ِع ْل ِم ِع ْن َد َغي ِْر َأ ْهلِ ِه َك ُمقَلِّ ِد ْال َخن‬
ِ ‫از‬ َ ‫طلَبُ ْال ِع ْل ِم فَ ِر‬
ِ ‫يضةٌ َعلَى ُكلِّ ُم ْسلِ ٍم َو َوا‬ َ
‫ب‬ َّ ‫َواللُّْؤ لَُؤ َو‬
َ َ‫الذه‬
Artinya: "Mencari ilmu adalah kewajiban setiap Muslim, dan siapa yang
menanamkan ilmu kepada yang tidak layak seperti yang meletakkan kalung
permata, mutiara, dan emas di sekitar leher hewan." (HR Ibnu Majah).

6 syarat menuntut ilmu dalam Islam:


1. Cerdas akal, emosi, dan akhlak
2. Kemauan yang kuat
3. Sabar saat menemui kesulitan dan kemudahan
4. Punya cukup bekal
5. Belajar dari guru yang kompeten
6. Waktu yang tidak kurang untuk belajar.

Adab menuntut ilmu dalam Islam:


1. Diawali dengan niat
Niat yang baik menentukan keberhasilan seorang muslim dalam menuntut ilmu.
Pentingnya niat telah diingatkan Rasulullah SAW kepada para umatnya dalam
hadits

‫ت ِهجْ َرتُهُ إلَى هَّللا ِ َو َرسُولِ ِه‬ ِ ‫إنَّ َما اَأْل ْع َما ُل بِالنِّيَّا‬
ْ َ‫ فَ َم ْن َكان‬،‫ َوِإنَّ َما لِ ُكلِّ ا ْم ِرٍئ َما نَ َوى‬،‫ت‬
ُ‫ُصيبُهَا َأ ْو ا ْم َرَأ ٍة يَ ْن ِك ُحهَا فَ ِهجْ َرتُه‬ ْ َ‫ َو َم ْن َكان‬،‫فَ ِهجْ َرتُهُ إلَى هَّللا ِ َو َرسُولِ ِه‬
ِ ‫ت ِهجْ َرتُهُ لِ ُد ْنيَا ي‬
‫إلَى َما هَا َج َر إلَ ْي ِه‬

Artinya: "Sebuah perbuatan dinilai berdasarkan motivasinya (niyyah), dan tiap


orang mendapatkan apa yang diniatkan. Mereka yang hijrah karena Allah dan
RasulNya maka Allah SWT dan RasulNya akan membalas orang tersebut, namun
mereka yang hijrah karena hal yang bersifat duniawi atau wanita yang akan
dinikahi maka dia akan mendapatkan hal tersebut." (HR Bukhari dan Muslim).
2. Menghormati Ilmu Dan Ulama
Seorang muslim harus menghormati ilmu, orang yang berilmu dan gurunya.
Sebab apabila melukai gurunya, berkah ilmunya bisa tertutup dan hanya sedikit
kemanfaatannya. Sedangkan cara menghormati guru di antaranya adalah tidak
berjalan di depannya, tidak menempati tempat duduknya, tidak memulai mengajak
bicara kecuali atas izinnya, tidak bicara macam-macam di depannya, tidak
menanyakan suatu masalah pada waktu gurunya lelah, dan tidak duduk tertalu
dekat dengannya sewaktu belajar kecuali karena terpaksa.
Pada prinsipnya, sebagai murid harus melakukan hal-hal yang membuat
guru rela, menjauhkan amarahnya dan mentaati perintahnya yang tidak
bertentangan dengan agama Allah SWT. Termasuk menghormati ilmu adalah
menghormati guru dan memuliakan kitab.
Oleh karena itu, murid hendaknya tidak mengambil kitab kecuali dalam
keadaan suci. Demikian pula dalam belajar, hendaknya juga dalam keadaan suci.
Sebab ilmu adalah cahaya, wudlupun cahaya, maka akan semakin bersinarlah
cahaya ilmu itu dengan wudlu. Murid hendaknya juga memperhatikan catatan,
yakni selalu menulis dengan rapi dan jelas, agar tidak terjadi penyesalan di
kemudian hari. Murid juga hendaknya dengan penuh rasa hormat memperhatikan
secara seksama terhadap ilmu yang disampaikan padanya, sekalipun telah diulang
seribu kali penyampaiannya.

3. Pintar Memanfaatkan Waktu Belajar


Masa belajar adalah semenjak dari buaian hingga masuk liang lahat. Adapun
masa yang cemerlang untuk belajar adalah awal masa muda. Belajar dilakukan
pada waktu sahur dan waktu antara maghrib dan isya, namun sebaiknya murid
memanfaatkan seluruh waktunya untuk belajar. Bila telah merasa bosan
mempelajari suatu ilmu hendaknya mempelajari ilmu lain yang bermanfaat.

4. Mengambil pelajaran
Seorang muslim hendaknya memanfaatkan semua kesempatannya untuk
belajar, hingga dapat mencapai keutamaan. Caranya dengan menyediakan alat tulis
disetiap saat untuk mencatat ilmu yang didapat. Al-Zarnuji mengingatkan bahwa
umur itu pendek dan ilmu itu banyak. Oleh karena itu sebagai muslim yang cerdas
jangan sampai menyianyiakan waktunya, hendaklah ia selalu memanfaatkan
waktu-waktu malamnya dan saat saat yang sepi. Di samping itu murid hendaknya
berani menderita dan mampu menundukkan hawa nafsunya.
5. Wara’ (menjaga diri dari yang syubhat dan haram)
pada masa belajar di waktu belajar hendaknya murid berlaku wara’, sebab
dengan begitu ilmunya akan lebih bermanfaat, lebih besar faedahnya dan
belajarpun lebih mudah. Sedangkan yang termasuk perbuatan wara’ antara lain
menjaga diri dari terlalu kenyang, terlalu banyak tidur dan terlalu banyak
membicarakan hal-hal yang tidak bermanfaat. Selain itu, jangan sampai
mengabaikan adab kesopanan dan perbuatan-perbuatan sunah. Murid juga
hendaknya memperbanyak salat dan melaksanakannya secara kusyuk, sebab hal itu
akan membantunya dalam mencapai keberhasilan studinya.

6. Penyebab Hafal dan Lupa


Upaya untuk memperkuat hafalan adalah melalui kesungguhan, kontinu,
mengurangi makan, melaksanakan salat malam, membaca al-Quran, banyak
membaca salawat Nabi dan berdoa sewaktu mengambil buku serta seusai menulis.
Adapun penyebab mudah lupa antara lain perbuatan maksiat, banyak dosa, gelisah
karena urusan urusan duniawi dan terlalu sibuk dengan urusan-urusan duniawi,
juga harus memilliki sifat tawdhu.

7. Tawakal
Setelah melakukan usaha terbaik, tiap muslim menyerahkan hasilnya
sesuai ketentuan Allah SWT sesuai sifat tawakal. Ali Ruqaya menjelaskan, tawakal
adalah sifat penting yang memungkinkan seorang muslim tidak mudah menyerah.
Usaha dan doa hanya kepada Allah SWT menjadi bekal penting bagi muslim
dalam menuntut ilmu.

8. Menghilangkan sikap dan kebiasaan buruk


pentingnya menghilangkan sikap dan kebiasaan buruk, lewat cerita Imam
Syafi'i yang merasa ingatannya lemah. Guru Imam Syafi'i, Waqi, menyarankan
muridnya untuk berhenti melakukan dosa. Menurut Waqi, pengetahuan adalah
cahaya Allah SWT dan Allah SWT tidak mau cahayanya menyinari dosa.

9. Bersyukur pada Allah SWT


Dalam firmanNya surat Ibrahim ayat 7, Allah SWT telah menjelaskan
manfaat bersyukur dalam segala hal termasuk saat menuntut ilmu. Bersyukur akan
membuka nikmat lain dari Allah SWT
‫َوِإ ْذ َتَأ َّذ َن َر ُّب ُك ْم َلِئن َش َكرْ ُت ْم َأَل ِزيدَ َّن ُك ْم ۖ َو َلِئن َك َفرْ ُت ْم ِإنَّ َع َذ ِابى َل َشدِي ٌد‬

Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mengatakan, "Sesungguhnya jika


kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmatKu), maka sesungguhnya azabKu sangat pedih."

10. Selalu dzikir dan mengucapkan istighfar


Dzikir dan istigfar jangan sampai tidak diucapkan muslim saat menuntut
ilmu, ketika menemui kesenangan atau halangan. Selalu ingat Allah SWT akan
menghindarkan muslim dari hal buruk sesuai hadits

‫ال ُّد ْن َيا َم ْلعُو َن ٌة َم ْلعُونٌ َما فِي َها ِإالَّ ذ ِْك َر هَّللا ِ َو َما َواالَهُ َأ ْو َعالِمًا َأ ْو ُم َت َعلِّمًا‬

Artinya: "Dunia dan segala isinya adalah kutukan, kecuali mengingat Allah SWT
(dzikir) dan segala hal yang mendukungnya atau orang yang memiliki atau
memperoleh ilmu." (HR Ibnu Majah).

11. Berdoa supaya terhindar dari malas dan kesulitan


Berikut doa yang bisa dibaca supaya terhindar dari rasa malas saat menuntut ilmu

ِ ‫ْن َو َغلَ َب ِة الرِّ َج‬


‫ال‬ ِ ‫ضلَ ِع ال َّدي‬ ِ ‫ك مِنْ ْال َه ِّم َو ْال َح َز ِن َو ْال َعجْ ِز َو ْال َك َس ِل َو ْالب ُْخ ِل َو ْال ُجب‬
َ ‫ْن َو‬ ُ ‫اللَّ ُه َّم ِإ ِّني َأع‬
َ ‫ُوذ ِب‬

Artinya: "Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari kecemasan dan kesedihan, kelemahan dan
kemalasan, sesat dan pengecut, beban hutang dan dari penguasaan manusia."

Jika menemui kesulitan, doa ini bisa dibaca untuk memohoan bantuan dari Allah SWT

َ ‫الح ْز َن ِإ َذا شِ ْئ‬


ً‫ت َس ْهال‬ َ ‫اللَّ ُه َّم الَ َس ْه َل ِإالَّ َما َج َع ْل َت ُه َس ْهالً َوَأ ْن‬
َ ‫ت َتجْ َع ُل‬

Artinya: "Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali Kau buat mudah. Dan engkau
menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Engkau kehendaki pasti akan menjadi
mudah."

Anda mungkin juga menyukai