Anda di halaman 1dari 6

Konsep Ihsan: Landasan Pembentukan Karakter Tholibul Ilmi

Muhammad Fathur Rahman


0702222145

Abstrack
Tholibul ilmi adalah sebuah karakter yang dibentuk melalui proses belajar dan pengalaman
yang diperoleh seseorang. Karakter ini terbentuk dari kebiasaan dan sikap seseorang dalam
menghadapi berbagai situasi dan permasalahan dalam kehidupan. Untuk membentuk
karakter tholibul ilmi, seseorang harus memiliki beberapa sifat yang penting.

Pendahuluan
Menuntut ilmu adalah suatu hal yang sangat penting untuk mewujudkan kebahagian hidup di dunia
dan akhirat. Tanp adanya ilmu, manusia tidak bida melakukan segala hal. Dalam mencari nafkah perlu
ilmu, beribadah peril ilu dan bahkan makan dan minumpun memerlukan ilmu. Dengan begitu
menuntut ilmu merupakan suatu keharusan yang tidak bisa ditolak apalagi menyangkut dengan
kewajiban seseorang sebagai hamba Allah SWT. jika seseorang tidak memahami kewajibannya
sebagai hamba, maka bagaimana bisa dia memperoleh kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan
akhirat.1

1
Muh. Judrah, Pandangan Islam Tentang Ilmupengetahuan,Vol. 7 No. 2, (AL-QALAM,2015), hlm. 61
Hasil Dan Pembahasan
Ilmu adalah apa yang dibangun atas dalil, dan ilmu yang bermanfaat adalah yang
dibawa oleh Rasulullah saw. Terkadang ada ilmu yang berasal dari Rasulallah saw. Tetapi
dalam urusan duniawi, seperti ilmu kedokteran, ilmu hitung, pertanian dan ilmu
perdagangan5 Amalan yang diterima oleh Allah swt adalahamalan yang ihsan (Ihsanul
‘amal), seperti firman Allah swt,

‫م و َو ٱ ْل َع ِزي ُز ٱ ْل َغُفو ُر‬


َ ‫و َة ل َي ْبلُ َو ُك ْم َأُّي ُك‬² ‫ٱلَّ ِذى خ ْل وٱ‬
ۚ ‫ْم َأ ْحسن اًل‬ ‫ل َم ْو ْل ح‬
‫ع‬ ‫ق ٱ ت َي‬

“ Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa diantara kamu yanglebih
baik amalnya. Dan Dia mahaperkasa, maha pengampun” (QS. Al-Mulk 67:2).

‫ ْر ِض ِزيَنةً َل َها ِلَن ْبل˚ َو ˚ه ْم‬6َ‫۝ ِإنَّا َجَع ْل نَ ا َما َعَلى ا ْْل‬
‫ ْح َس ˚ن َع َم ًل‬6َ‫ُّي ˚ه ْم أ‬6َ‫أ‬
“ Sesungguhnya kami telah menjadikan apa yang ada dibumi sebagai perhiasan baginya,
untuk kami menguji Mereka, siapakah diantaranya yang terbaik perbuatannya” (QS. Al-
Kahf 18:7)

Konsep ihsanul ‘amal adalah ikhlas karena Allah swt. Rasullulah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, menjelaskan bahwa “diterimanya amal sholeh tergantung padaniat dan keikhlasan
dalam tujuan”. Jadi, apabila seorang pelajar muslim selalu ikhlas,ia pasti meraih pahala
yang besar dan selalu diberkahi dalam usahanya. Hal yang perlu diperhatikan lagi adalah
cara menuntut ilmu harus sesuai dengan Al Qur’an dan Sunnah Rasul-Nya. Sehingga
terciptalah suatu ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang
pengaruhnya dapat dilihat oleh orang lain dalam diri si empunya ilmu, sebagai cahaya di
wajahnya dan rasa takut kepada Allah dalam hatinya, istiqomah dalamtingkah lakunya, jujur
kepada Allah dan kepada sesama manusia dan kepada dirinya sendiri. Serta ilmu itu disertai
amal dan itulahilmu yang tak terputus. Maka dari itumenuntut ilmu wajib bagi seorang
muslim.2

A. Keutamaan Ilmu Dalam Prespektif Hadis

1. Dimudahkan jalan ke surga,dimintakan ampun, lebih utama dari ahli ibadah

“Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan
baginya di antarajalan menuju surga. Sesungguhnyamalaikat meletakkan sayapnya
sebagai tanda ridho pada penuntut ilmu. Sesungguhnya orang yang berilmu dimintai
ampun oleh setiap penduduk langit dan bumi, sampaipun ikan yang berada dalam

2
Abdul Kadir, Konsep Ilmu Dan Adab Menuntut Ilmu,Vol.III No. 2, (Jurnal Da’wah,2020) hlm. 25
air. Sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu dibanding ahli ibadah adalah
seperti perbandingan bulan di malam badar dari bintang-bintang lainnya.
Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi. Sesungguhnya Nabi tidaklah
mewariskan dinar dan tidak pula dirham. Barangsiapa yangmewariskan ilmu, maka
sungguh ia telah mendapatkan keberuntunganyang besar.” (HR. Abu Daud no.
3641. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih; HR. Muslim).

Diberikan ketenangan, rahmat dandisebut-sebut Allah didepan malaikat“Barangsiapa


yang menempuh suatu perjalanan dalamrangka untuk menuntut ilmu maka
Allah akan mudahkan baginya jalanke surga. Tidaklah berkumpul suatukaum
disalah satu masjid diantara masjid-masjid Allah,mereka membaca Kitabullah serta
saling mempelajarinya kecuali akan turun kepada mereka ketenangan dan rahmat
serta diliputi oleh para malaikat.Allah menyebut-nyebut mereka dihadapan para
malaikat.”(HR. Muslim).

B. Keutamaan Ilmu Dalam PrespektifAl-Quran

1. Kedudukan orang berilmu disandingkan dengan paramalaikat

“Allah menyatakanbahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan


Dia, Yang menegakkan keadilan. Paramalaikat dan orang-orang yang berilmu (juga
menyatakan yangdemikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan
Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” [ QS Ali Imraan 3: 18].

Ayat ini menunjukkan akankeutamaan ilmu, karena Allah ta’ala telah menggandengan
persaksian para ulama’ dengan persaksian-Nya dan persaksian para malaikat, bahwa
Dia adalah sesembahan yang benar, yang berhak diibadahi, tidak ada Ilahyang benar
melainkan Dia.
Orang yang berilmu lebih mulia Allah swt berfirman : “
Katakanlah, apakah sama antaraorang yang mengetahui denganorang yang tidak
tahu.” [Az Zumar 39 : 9].
Dalam ayat ini Allah ta’ala membedakan antara ahlul ilmi dengan selainnya. Dia
menjelasakan bahwa tidaklah sama antara orang yang tahu kebenaran dengan orang
yang jahil akan kebenaran

Allah mengangkat derajat orang yang berilmu


“Hai orang-orang yang beriman,apabila dikatakan kepadamu:“Berlapang-lapang lah
dalam majelis”, maka lapangkan lah, niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang- orang yang
diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan”. (QS. Al Mujadilah: 11).3

C. Perilaku Dalam Menuntut Ilmu

Allah berfirman pada QS. Ali Imran[3]:7

“Dia-lah yang menurunkan al-Kitab (alQur'an) kepadamu. Di antara (isi)nya ada


ayat-ayat yangmuhkamat, itulah pokokpokok isi al- Qur'an dan yang lain (ayatayat)
mutasyabihat. Adapun orang-orangyang dalam hatinya condong kepadakesesatan,
maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk
menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang
mengetahui ta'wilnya melainkanAllah. Dan orang-orang yangmendalam ilmunya
berkata:"Kami beriman kepadanya, semuanya itu dari sisi Rabb kami". Dan tidak
dapatmengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal”

Ayat ini adalah salah satu ayatyang mengandung tuntunan adab sekaligus
karakter yang harusdimiliki oleh seorang yang berilmu (ahlu al-„ilm). Betapapun
tingginya kadar keilmuan yang dimiliki, tidak menjadikannya takabbur dengan
mengandalkan logika semata dalam memahami hakikat sesuatu.8
Seorang yang berilmu denganbenar maka dengan ilmunya ia akan dapat
bersikap dengan tepat dalammenyikapi segala sesuatu. Termasuk dalam hal ini
adalah adabnya terhadap ayat-ayat Allah , dimana ia akan menerima semua kabar
wahyu dengan sikap al-istislam(penerimaan) yang diiringi al-tashdīq(pembenaran).4

3
https://muslimahactivity.wordpress.com/2015/02/14/keuta maan-tholabul-ilmu-dan-agar-ilmu-berkah/ Diakses Jumat
16 Desember 2022 Puku; 11.45
4
Ali Maulida, Kedudukan Ilmu, Adab Ilmuwan Dan Kompetensi Keilmuan Pendidik (Studi Tafsir Ayat-
AyatPendidikan), Vol 6 No. 11, (Bogor, Jurnal Edukasi Islam,2017), hlm.120
KESIMPULAN
kewajiban menuntut ilmu menjelaskan bahwa menuntut ilmu itu wajib hukumnya bagi setiap
muslim laki-laki maupun muslim perempuan. Ketika Allah telah menurunkan perintah yang
mewajibkan atas suatu hal, maka kita harus menaatinya. Dalam etika menuntut ilmu diketahui
bahwa etika adalah bentuk usaha manusia untuk menggunakan akal budi dan daya pikirnya
untuk memecahkan suatu masalah dan bagaimana ia harus hidup jika ia mau menjadi baik.
Menurut al-Zarnuji etika dalam menuntut ilmu terbagi menjadi beberapa bagian, di antaranya:
niat belajar, memilih ilmu, menghormati guru, bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu,
bertawakal kepada Allah dan memanfaatkan waktu belajar. Sedangkan etika menuntut ilmu
menurut Imam al-Ghazali di antaranya: harus mensucikan diri dari akhlak tercela, tidak
melibatkan diri dengan urusan duniawi, tidak sombong dengan ilmu yang dimiliki, tidak
mendengarkan perselisihan pendapat orang lain, tidak menolak cabang ilmu yang baik,
mendahului ilmu yang terpenting, selalu ingat terhadap tujuan dalam menuntut ilmu dan
memahami hubungan ilmu dengan tujuannya. Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat
untuk menambah khazanah pengetahuan Islam. Penelitian memiliki keterbatasan sehingga
dibutuhankan pembahasan yang lebih spesifik melalui penelitian lebih lanjut. Penelitian ini
merekomendasikan pentingkatan fasilitas Pendidikan bagi kewajiban menuntut ilmu.
DAFTAR PUSTAKA
Judrah, M. (2015). Pandangan Islam Tentang Ilmupengetahuan. AL-QALAM, 61-
79. Kadir, A. (2020). Konsep Ilmu Dan AdabMenuntut Ilmu. Jurnal Da’wah.
Maulida, A. (2017). Kedudukan Ilmu, AdabIlmuwan Dan Kompetensi KeilmuanPendidik
Studi Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan. Jurnal Edukasi Islam.

Anda mungkin juga menyukai