Anda di halaman 1dari 3

NAMA : SUHANTO

NIM : 857696334

1. Budaya akademik adalah merupakan sebuah bentuk dari budaya maupun sebuah bentuk dari
sikap hidup yang dimana akan selalu mencari berbagai macam bentuk kebenaran yang dilakukan
secara ilmiah dengan berbagai macam bentuk kegiatan akademik yang berada didalam
lingkungan dari masyarakat akademik yang mealkukan berbagai macam bentuk pengembangan
dari kebebasan untuk berfikir, keterbukaan, hingga berbagai macam bentuk pikiran kritis hingga
analitis, rasional serta objektif yang dilakukan oleh bagian dari masyarakat yang dimana
memiliki kemampuan akademik.
Pembahasan  
Ciri yang terdapat didalam perkembangan akan budaya akademik adalah :

1. Sikap untuk lebih sering membaca


2. Melakukan penambahan dari ilmu dan juga beragam macam wawasan
3. Melakukan berbagai macam diskusi ilmiah
4. Melakukan sebuah proses belajar dan juga mengajar

2. orang orang yang berilmu akan di tinggikan derajatnya oleh allah swt,sebagaimana firman allah
dalam surat al mujadillah ayat 11
Berikut surat Al Mujadalah ayat 11:
‫وْ ا ِم ْن ُك ۙ ْم‬99ُ‫ع هّٰللا ُ الَّ ِذ ْينَ ٰا َمن‬9 ۚ ‫ ِ هّٰللا‬9‫حُوْ ا يَ ْف َس‬9‫س فَا ْف َس‬
ِ 9َ‫ ُزوْ ا يَرْ ف‬9‫ ُزوْ ا فَا ْن ُش‬9‫ َل ا ْن ُش‬9‫ح ُ لَ ُك ْم َواِ َذا قِ ْي‬ ِ ِ‫حُوْ ا فِى ْال َم ٰجل‬9‫ َل لَ ُك ْم تَفَ َّس‬9‫وا اِ َذا قِ ْي‬9ْٓ 9ُ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمن‬
١١ - ‫ت َوهّٰللا ُ بِ َما تَ ْع َملُوْ نَ خَ بِ ْي ٌر‬ ٍ ۗ ‫َوالَّ ِذ ْينَ اُوْ تُوا ْال ِع ْل َم َد َر ٰج‬
Artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, "Berilah kelapangan di dalam
majelis-majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan
apabila dikatakan, "Berdirilah kamu," maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat)
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan
Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan."
Al Mujadalah ayat 11 juga menyebutkan pentingnya ilmu. Dalam buku 'Islam Disiplin Ilmu' oleh
Amrah Husma, ilmu dalam pandangan Islam adalah suatu kebutuhan yang harus diraih oleh
setiap muslim. Karena dari ilmu manusia dapat mengetahui hakekat kebenaran.
Oleh sebab itu kedudukan ilmu dalam pandangan Islam menurut ulama berdasarkan Al Quran
dan hadits adalah wajib.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA, Rasulullah bersabda:
َ ‫طَلَبُ ْا ِلع ْل ْم فَ ِر ْث‬
‫ضةٌ َعلَى ُكلِّ ُم ْسلِ ٍم‬
"Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap individu muslim."
Keutamaan orang berilmu dan penuntut ilmu:
1. Dimuliakan dan diangkat derajatnya oleh Allah sesuai surat Al Mujadalah ayat 11.
2. Ilmu dapat sebagai sarana untuk mendekatkan diri dan takut kepada Allah. Hal ini sesuai
dengan Surat Al Fatir ayat 28:
‫ۤ ۗ هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬ ٌ ِ‫اس َوال َّد َو ۤابِّ َوااْل َ ْن َع ِام ُم ْختَل‬
َ ۗ ِ‫ف اَ ْل َوانُهٗ َك ٰذل‬
ِ ‫ك اِنَّ َما يَ ْخ َشى َ ِم ْن ِعبَا ِد ِه ْال ُعلَمٰ ؤُا اِ َّن َ ع‬
٢٨ - ‫َز ْي ٌز َغفُوْ ٌر‬ ِ َّ‫َو ِمنَ الن‬
"Dan demikian (pula) di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa dan hewan-
hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Di antara hamba-
hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Mahaperkasa,
Maha Pengampun."
3. Pahalanya sama dengan jihad fisabilillah
4. Dimudahkan baginya jalan menuju surga
5. Lebih mulia dari ahli ibadah.
Orang yang beribadah dengan dasar ilmu yang benar, lebih dimuliakan oleh Allah
daripada ahli ibadah tanpa ilmu. Hal ini sesuai dengan HR Muslim:
"Apabila kalian bergegas berangkat menuntut ilmu (mempelajari ayat-ayat Allah) itu
lebih tinggi nilainya daripada sholat sunnah seratus rakaat,"
6. Dimohon ampunan oleh penduduk langit dan bumi.
3. Agama Islam yang berdasarkan al-Qur’an dan al-Hadits sebagai tuntunan dan pegangan bagi
kaum muslimin mempunyai fungsi tidak hanya mengatur dalam segi ibadah saja melainkan juga
mengatur umat dalam memberikan tuntutan dalam masalah yang berkenaan dengan kerja.
Rasulullah SAW bersabda: “bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya, dan
beribadahlah untuk akhiratmu seakan-akan kamu mati besok.” Dalam ungkapan lain dikatakan
juga, “Tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah, Memikul kayu lebih mulia dari pada
mengemis, Mukmin yang kuat lebih baik dari pada mukslim yang lemah. Allah menyukai
mukmin yang kuat bekerja.” Nyatanya kita kebanyakan bersikap dan bertingkah laku justru
berlawanan dengan ungkapan-ungkapan tadi. Padahal dalam situasi globalisasi saat ini, kita
dituntut untuk menunjukkan etos kerja yang tidak hanya rajin, gigih, setia, akan tetapi senantiasa
menyeimbangkan dengan nilai-nilai Islami yang tentunya tidak boleh melampaui rel-rel yang
telah ditetapkan al-Qur’an dan as-Sunnah. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Amin.
4. Dalam meraih keberhasilan maka etos kerja harus ditingkatkan. Adapun salah satu dari sekian
cara meningkatkan etos kerja ini adalah dengan senantiasa bersikap jujur serta
terbuka. Dengan kejujuran, seseorang akan menjadi pribadi yang amanah sehingga dipercaya
banyak orang dalam bekerja. Dengan sikap terbuka, seseorang mampu meraih keberhasilan
sebab mudah dalam bekerja sama dengan orang lain.
ETOS KERJA atau semangat kerja adalah hal yang penting dimiliki dalam mewujudkan
kesuksesan. Dalam islam sendiri, etos kerja akan selalu terkait dengan perilaku terpuji semacam
jujur dan sikap terbuka. Sikap terbuka ini sebenarnya adalah bagian dari sikap jujur di mana
seseorang berkata atau berlaku sesuai dengan fakta atau kenyataan. Terbuka juga bermakna apa
adanya dan mau menerima keberadaan orang lain. Sikap ini penting dimiliki utamanya dalam
mewujudkan kerja sama yang baik dalam menjalankan suatu usaha atau pekerjaan.
5. Makna sikap adil dalam islam adalah menempatkan segala sesuatu pada tempat yang
semestinya dengan tidak memihak atau berat sebelah. Dalam sudut pandang lain, adil dalam
islam artinya adalah memutus suatu perkara yang disesuaikan dengan amal dan perbuatan.
Adil ini mengakar pada kata dalam bahasa arab yakni ADILUN yang maknanya
adalah SEIMBANG. Seimbang dalam hal ini maksudnya adalah memberikan atau menetap
sesuatu yang menjadi hak seseorang dengan tanpa mengurangi atau melebihkan sebab hal ini
merupakan perbuatan dzalim.
Menurut Imam Al-Ghazali, yang dimaksud adil dalam islam adalah keseimbangan dari sesuatu
hal yang sifatnya lebih atau kurang. Adapun menurut pendapat dari Ibnu Miskawaih bahw ayang
dimaksud dengan keadilan adalah memberi sesuatu hal dengan semestinya atas orang yang
benar-benar berhak terhadap sesuatu hal tersebut.
Adil ini sendiri adalah salah satu asmaul huna Allah SWT yani Al-Adl yang artinya adalah Yang
Maha Adil. Keadilan Allah SWT sifatnya mutlak dan sempurna.

Anda mungkin juga menyukai