TENTANG
“HADITS TENTANG KEWAJIBAN MENUNTUT ILMU”
DISUSUN OLEH :
DOSEN PENGAMPU :
Edriagus Saputra, S.Th.I, M.Ag
ASSALAMUALAIKUM WR.WB.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmatnya sehingga kami dapat merasakan menuntut ilmu di Institut Agama Islam Sumbar
Pariaman dan kami dapat membuat makalah “HADIS TARBAWI” yang membahas " HADIS
TENTANG KEWAJIBAN MENUNTUT ILMU". Sholawat serta salam kami ucapkan
kepada baginda Rasulullah SAW yang selalu membawa kabar gembira untuk kita semua dan
semoga kita mendapatkan syafa'atnya dihariakhir nanti.
Dengan seluruh kerendahan hati kami meminta kritik dan saran yang membangun
untuk kepada para pembaca makalah kami yang masih banyak memiliki kekurangan, semoga
dengan adanya makalah dari kami dapat bermanfaat bagi kami penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya. Aamin . cukup sekian pengantar dari kami, mohon maaf jika ada
salah salah penulisan karena kesempurnaan hanya milik Allah semata. Terima Kasih.
PARIAMAN,FEB 2021
PENULIS
PEMBAHASAN
“HADITS TENTANG KEWAJIBAN MENUNTUT ILMU”
1
http://eprints.stainkudus.ac.id/849/5/BAB%20II.pdf
B. DALIL AL-QUR’AN DAN HADITS TENTANG KEWAJIBAN MENUNTUT
ILMU
Kewajiban menuntut ilmu telah diterangkan dalam Al-Quran dan Hadits. Belajar
merupakan sebuah kewajiban bagi setiap manusia, karena dengan belajar manusia
bisa meningkatkan kemampuan dirinya. Dengan belajar, manusia juga dapat
mengetahui hal-hal yang sebelumnya tidak ia ketahui. Selanjutnya, kita khususnya
sebagai umat muslim haruslah lebih memperhatikan lagi dalam hal belajar, karena di
dalam agama Islam sudah dijelaskan keutamaan bagi para penuntut ilmu.
Allah menerangkan anjuran untuk menuntut ilmu di dalam Al-Quran Q.S. Al-
Mujadalah ayat 11:
۟ وا فَٱن ُش ُز
َوا يَرْ فَ ِع ٱهَّلل ُ ٱلَّ ِذين ۟ ُوا يَ ْف َسح ٱهَّلل ُ لَ ُك ْم ۖ َوإ َذا قِي َل ٱن ُش ُز ۟ ٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامنُ ٓو ۟ا إ َذا قِي َل لَ ُك ْم تَفَ َّسح
۟ ُوا فِى ْٱلم ٰ َجلِس فَٱ ْف َسح
ِ ِ ِ َ ِ َ
ت ۚ َوٱهَّلل ُ بِ َما تَ ْع َملُونَ َخبِي ٌر جٰ ر
ٍ َ َ َ ِد
َ م ْ
ل ع ْ
ٱل ۟
وا ُ توُ أ َينذ َّ ل ٱ
ِ َ ْ ِ و م ُ
ك نم ۟
وا ُ نم ا ء
َ َ
Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-
lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan.”
Kutipan ayat tersebut menerangkan bahwa betapa Allah akan mengangkat derajat
mereka yang menuntut ilmu beberapa kali lebih tinggi daripada yang tidak menuntut
ilmu. Isyarat ini menandakan bahwa dengan ilmu lah manusia bisa menjadi lebih
mulia, tidak dengan hartanya apalagi nasabnya. Dalam sebuah Hadis pun disebutkan
tentang keutamaan mempelajari ilmu pengetahuan dalam Islam, Rasulullah SAW
bersabda:
ط ِريقًا يَ ْلتَ ِمسُ فِي ِه ِع ْل ًما َسه ََّل هَّللا ُ لَهُ بِ ِه طَ ِريقًا ِإلَى ْال َجنَّ ِة
َ ََو َم ْن َسلَك
Artinya: “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan
mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)
Dari kedua dalil di atas menerangkan bahwa umat Islam diwajibkan untuk menuntut
ilmu, karena Allah telah berjanji di dalam Al-Qur’an bahwa barang siapa yang pergi
untuk menuntut ilmu maka Allah akan mengangkat derajatnya, dan Rasulullah juga
menjelaskan bahwa dengan belajar atau berjalan untuk mencari ilmu maka Allah akan
memudahkan jalannya menuju surga.
2
http://repository.uin-suska.ac.id/12158/6/6.%20BAB%20I.pdf
Artinya: “Tuntutlah ilmu dari buaian (bayi) hingga liang lahat.”3
Bahwa kewajiban menuntut ilmu itu sepanjang hidup kita dimulai dari kita dilahirkan
sampai akhir hayat kita. Kewajiban ini akan terus ada dan tidak akan terlepas hingga
akhir hayat kita. Semoga kita dapat menjadi muslim yang dimuliakan Allah dengan
ilmu kita. Amiin. (Dinulcahya / Ed. M. Taufiq Affandi)
kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi
mereka selain Dia.(QS.13:11)’’ Berdasarkan penjelasan surat Ar’Rad ayat 11 dapat
disimpulkan bahwa untuk mendapatkan perubahan dan kemajuan, maka manusia
harus merubah pola berfikirnya dan konsep keilmuannya. Salah satu untuk merubah
pola berfikir dan keilmuan melalui proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran
seharusnya relevan dengan kondisi yang dihadapi oleh siswa dimasa yang akan
datang.5 Dalam banyak ayat, Al qur an menganggap ilmu sebagai kehidupan dan
cahaya, sedangkan kebodohan merupakan kematian dan kegelapa. Seperti diketahui
semua bentuk kejahatan disebabkan oleh ketiadaan kehidupan dan cahaya,dan semua
kebaikan disebabkan oleh cahaya dan kehidupan. Syarat-syarat menuntut ilmu Dalam
kitab Ta lim al-muta allim yang ditulis oleh Imam Al-Zarnuji, beliau menulis bahwa
syarat-syarat mencari ilmu itu ada 6 yaitu:
1. Cerdas (Dzakaun) Kecerdasan merupakan syarat pertama yang harus dipenuhi oleh
thalibul ilmi. Imam Ghazali pernah mengatakan bahwa orang yang pintar adalah
orang yang mengetahui bahwa ia tidak tahu akan sesuatu dan karenanya dia mau
belajar. Maksud cerdas disini bukanlah tingkatan kepintaran, melainkan tidak gila.
Orang tersebut haruslah waras, dapat membedakan mana angka satu dan dua, mana
hitam dan putih, mana baju dan celana.
2. Rakus (hirsun) Rakus adalah (punya kemauan dan semangat untuk berusaha
mencari ilmu) menurut Imam as-syafi i, dalam menuntut ilmu janganlah langsung
merasa puas terhadap apa yang telah didapat dan jangan hanya menuntut ilmu di satu
daerah saja. Tidak cukup teman belajar di dalam negeri atau dalam satu negeri saja,
tapi pergilah belajar di luar negeri, di sana banyak teman-teman baru pengganti teman
4
http://repository.uin-suska.ac.id/12158/6/6.%20BAB%20I.pdf
5
afsirweb.com/3971-quran-surat-ar-rad-ayat-11.html
sejawat lama, jangan takut sengsara, jangan takut menderita, kenikmatan hidup dapat
dirasakan sesudah menderita. (diambil dari kitab Sejarah Hidup dan Silsilah Syekh
Kiyai Muhammad Nawawi Tanara Banten yang ditulis oleh H. Rofiuddin. Hal. 4).
3. Sabar Seorang yang menuntut ilmu sudah barang tentu akan menghadapi macam-
macam gangguan dan rintangan. Selain berusaha maka bersabarlah untuk menghadapi
semua itu, dan perlu diketahui bahwa sabar adalah sebagian dari Iman, As-Shobru
mina al-iman. Dan Sabar disini mengandung arti tabah, tahan menghadapi cobaan
atau menerima pada perkara yang tidak disenangi atau tidak mengenakan dengan
ridha dan menyerahkan diri kepada Allah Swt, akan tetapi kesabaran disini harus
diartikan dalam pengertian yang aktif bukan dalam pengertian yang pasif. Artinya
nrimo (menerima) apa adanya tanpa usaha untuk memperbaiki keadaan.
4. Modal/bekal Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa pendidikan wajib hukumnya
bagi setiap muslim, dan dijelaskan lagi dalam hadis Tuntutlah ilmu mulai dari rahim
ibu sampai liang lahat. Dari hadis tersebut kita bisa mengetahui bahwa, seumur hidup
kita wajib menuntut ilmu. Pendidikan bukan hanya pendidikan formal tetapi non
formal pun ada. Rasul menjanjikan kepada para penuntut ilmu, Sesungguhnya Allah
pasti mencukupkan rezekinya bagi orang yang menuntut ilmu Dan yakinkanlah bagi
para penuntut ilmu walaupun dengan segala kekurangan (biaya) pasti mampu atau
bisa menyelesaikan pendidikan. Karena pasti akan ada jalan lain selama manusia
berusaha dan yakin terhadap kekuasaan dan pertolongan Allah Al-Yaqinu Lâ Yuzâlu
bi as-syak Artinya: keyakinan tidak bisa dihilangkan oleh keragu-raguan Dan
akhirnya maka tidak ada alasan orang tidak bisa menuntut ilmu karena biaya, seperti
keterangan sebelumnya carilah jalan lain, solusi lain untuk bisa menuntut ilmu.
5. Petunjuk guru Banyak orang yang tersesat karena belajar tanpa guru, seoarng
tholibul ilmi hendaklah mempunyai seorang guru sebagai petunjuk, walaupun ada
yang mengatakan bahwa buku adalah guru yang besar, tapi buku tidak bisa mituturi
(memberi nasihat).
6. Karena ilmu sangat luas dan tidak memiliki akhir maka sudah barang tentu
membutuhkan waktu yang sangat lama. Pepatah Arab mengatakan : Tuntutlah ilmu
dari buaian sampai ke liang lahat seorang pelajar harus mengulang-ulang pelajaran
yang telah didapat, jadi dalam mencari ilmu tidaklah cukup dalam waktu yang
singkat.seperti contoh seorang untuk menjadi Doktor harus melalui SD, SMP, SMA,
hingga perguruan tinggi, dan itu bukanlah waktu yang singkat. 6
6
http:// afsirweb.com/3971-quran-surat-ar-rad-ayat-11.html
D. ADAB MENCARI ILMU
1. Niat Niat dalam menuntut ilmu adalah untuk mencari ridho Allah. Hendaknya
diringi dengan hati yang ikhlas benar-benar karena Allah. Bukan untuk
menyombongkan diri, menipu orang lain ataupun pamer kepandaian, tetapi untuk
mengeluarkan diri dari kebodohan dan menjadikan diri kita bermanfaat bagi orang
lain
2. Bersungguh-sungguh Dalam menuntut ilmu haruslah bersungguh-sungguh dan
tidak pernah berhenti. Allah mengisyaratkan dalam firman-nya yang berbunyi : Dan
orang-orang yang berjuang di jalan Kami pastilah akan Kami tunjukkan kepada
mereka jalan Kami.
3. Terus menerus Hendaklah kita jangan mudah puas atas ilmu yang kita dapatkan
sehingga kita enggan untuk mencari lebih banyak lagi. Seperti pepatah yang
disampaikan oleh Sofyan bin Ayyinah : Seseorang akan tetap pandai selama dia
menuntut ilmu. Namun jika ia menganggap dirinya telah berilmu (cepat puas) maka
berarti ia bodoh. Allah lebih menyukai amalan yang sedikit tapi dilakukan secara
terus menerus dibandingkan amalan yang banyak tetapi hanya dilakukan sehari saja.
4. Sabar dalam menuntut ilmu Salah satu kesabaran terpuji yang harus dimiliki oleh
seorang penuntut ilmu adalah sabar terhadap gurunya seperti kisah Nabi Musa as dan
Nabi Khidr as (QS Al Kahfi : 66-70). Kita jangan cepat putus asa dalam menuntut
ilmu jika mendapatkan kesulitan dalam memahami dan mempelajari ilmu.
5. Menghormati dan memuliakan orang yan menyampaikan ilmu Di antara
penghormatan murid terhadap gurunya adalah berdiam diri maupun bertanya pada
saat yang tepat dan tidak memotong pembicaraan guru, mendengarkan dengan penuh
khidmat, dan memperhatikan ketika beliau menerangkan, dan sebagainya.
6. Baik dalam bertanya Bertanya hendaknya untuk menghilangkan keraguan dan
kebodohan diri kita, bukan untuk meremehkan, menjebak, mengetes, mempermalukan
guru kita dan sebagainya.l Aisyah ra tidak pernah mendengar sesuatu yang belum
diketahuinya melainkan sampai beliau mengerti.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI
http://repository.uin-suska.ac.id/12158/6/6.%20BAB%20I.pdf
http://afsirweb.com/3971-quran-surat-ar-rad-ayat-11.html
1. Ilmu adalah pengetahuan manusia mengenai segala hal yang dapat diindera oleh
potensi manusia (penglihatan, pendengaran, perasaan dan keyakinan) melalui akal atau proses
berfikir (logika).
2. Kewajiban menuntut ilmu telah diterangkan dalam Al-Quran dan Hadits. Belajar
merupakan sebuah kewajiban bagi setiap manusia, karena dengan belajar manusia bisa
meningkatkan kemampuan dirinya. Dengan belajar, manusia juga dapat mengetahui hal-hal
yang sebelumnya tidak ia ketahui. Selanjutnya, kita khususnya sebagai umat muslim haruslah
lebih memperhatikan lagi dalam hal belajar, karena di dalam agama Islam sudah dijelaskan
keutamaan bagi para penuntut ilmu. Allah menerangkan anjuran untuk menuntut ilmu di
dalam Al-Quran Q.S. Al-Mujadalah ayat 11
3. ADAB MENCARI ILMU
1. Niat Niat dalam menuntut ilmu adalah untuk mencari ridho Allah. 2. Bersungguh-sungguh
Dalam menuntut ilmu
3. Terus menerus Hendaklah kita jangan mudah puas atas ilmu yang kita dapatkan sehingga
kita enggan untuk mencari lebih banyak lagi. 4. Sabar dalam menuntut ilmu.
5. Menghormati dan memuliakan orang yan menyampaikan ilmu
6. Baik dalam bertanya Bertanya .
B. SARAN
Saran saya tuntutlh ilmu sebnyak mungkin, karna menuntut ilmu itu sangatlh penting.
Semoga dengan pemaparan materi ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan betapa
pentingnya menuntut ilmu.