Anda di halaman 1dari 15

“TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN”

Disusun guna untuk memenuhi tugas:


Mata Kuliah : Tafsir Tarbawi
Dosen Pengampu : Abdul Kholid Ma’rufi, M.Pd.I

Disusun Oleh :

Rifky Yahya (2023216007)

Nasyiatul Aisyiyah (2023216022)

KELAS L
PRODI PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PEKALONGAN
2017
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Tafsir Tarbawi yang
berjudul “Tanggung Jawab Pemerintah Dalam Pendidikan” dengan semaksimal
mungkin, kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai “Tanggung Jawab Pemerintah Dalam
Pendidikan”. Makalah ini kami buat berdasarkan referensi yang kami temukan
dari berbagai sumber-sumber yang ada.

Demikian sedikit pengantar dari kami, semoga makalah ini dapat


bermanfaat bagi yang membacanya. Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak
Abdul Kholid Ma’rufi, M.Pd.I yang telah membimbing kami dalam pembuatan
makalah ini, dan kami beharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan
makalah yang akan kami buat dimasa mendatang.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pekalongan, November 2017


DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Akar Permasalahan PendidikanNasional
a. Permasalahan Eksternal Pendidikan
b. Permasalahan Internal Pendidikan
B. Perspektif Al-Qur’an Tentang Tanggung Jawab Ulil Amri Dalam
Pelayanan Publik
C. Tanggung Jawab Ulil Amri Dalam Pendidikan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Problematika adalah berasal dari akar kata bahasa Inggris “problem”


artinya, soal, masalah atau teka-teki. Juga berarti problematik, yaitu ketidak
tentuan. pendidikan adalah suatu hasil peradaban sebuah bangsa yang
dikembangkan atas dasar suatu pandangan hidup bangsa itu sendiri, sebagai suatu
pengalaman yang memberikan pengertian, pandangan, dan penyesuaian bagi
seseorang yang menyebabkan mereka berkembang. Adapun yang dimaksud
dengan problematika pendidikan adalah, persoalan-persoalan atau permasalahan-
permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan.

Peran serta masyarakat dalam pendidikan sangatlah penting dan dapat


membantu keberlangsungan pendidikan, masyarakat juga menjadi salah satu
sarana belajar bagi peserta didik karena pergaulan, komunikasi dan teman sebaya
mereka berada pada diri masyarakat. Masyarakat dapat mendidik prilaku atau
tingkah laku yang belum didapatkan dibangku sekolah. Jika dibangku sekolah
hanyalah materi dan hanya pesan-pesan yang disampaikan oleh seorang pendidik
tapi didalam masyarakat semua semua materi yang didapatkan peserta didik akan
secara langsung atau tidak langsung dipraktekan dengan cara peserta didik itu
sendiri.

Tanggung jawab pendidikan dalam islam adalah dengan dilaksanakannya


kewajiban mendidik. Pengertian mendidik atau pendidikan dalam pengertian yang
umum adalah menumbuhkan dan mengembangkan potensi jasmaniah dan
rohaniyah anak didik atau seseorang untuk mendapatkan nilai – nilai atau norma –
norma tertentu. Kegiatan pendidikan tersebut dapat berlangsung di dalam
keluarga, sekolah , media massa, pemerintah dan diri sendiri.
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang menjadi permasalahan Pendidikan Nasional


2. Perspektif Al-Qur’an tentang tanggung jawab ulil amri dalam
pelayanan publik
3. Bagaimana tanggung awab ulil amri dalam pendidikan

C. Tujuan

Untuk menggali pengetahuan tentang akar permasalahan dari pendidikan


nasional, tanggung jawab pemerintah terhadap dunia pendidikan serta bagaimana
perspektif Al-Qur’an tentang tanggung jawab ulil amri dalam pelayanan publik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Akar Permasalahan Pendidikan Nasional


Problematika adalah berasal dari akar kata bahasa Inggris “problem”
artinya, soal, masalah atau teka-teki. Juga berarti problematik, yaitu ketidak
tentuan. Tentang pendidikan banyak definisi yang berbagai macam, namun secara
umum ada yang mendefinisikan bahwa pendidikan adalah suatu hasil peradaban
sebuah bangsa yang dikembangkan atas dasar suatu pandangan hidup bangsa itu
sendiri, sebagai suatu pengalaman yang memberikan pengertian, pandangan, dan
penyesuaian bagi seseorang yang menyebabkan mereka berkembang. Definisi
pendidikan secara lebih khusus ialah suatu proses pertumbuhan di dalam mana
seorang individu di bantu mengembangkan daya-daya kemampuannya, bakatnya,
kecakapannya, dan minatnya. Sehingga dapat disimpulkan disini bahwa
pendidikan adalah suatu usaha sadar dalam rangka menanamkan daya-daya
kemampuan, baik yang berhubungan dengan pengalaman kognitif (daya
pengetahuan), afektif (aspek sikap) maupun psikomotorik (aspek ketrampilan)
yang dimiliki oleh seorang individu.

Adapun yang dimaksud dengan problematika pendidikan adalah,


persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia
pendidikan, khususnya Negara Indonesia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa: “Manusia
membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya, pendidikan merupakan usaha
agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran
dan atau cara lain yang diakui dan dikenal oleh masyarakat.1
Dengan demikian, pendidikan pada prinsipnya memikul amanah “etika
masa depan”. Etika itu timbul dan dibentuk atas dasar kesadaran diri sendiri yang
berarti setiap pribadi dituntut untuk bertanggung jawab atas konsekuensi dari
setiap perbuatan yang dilakukannya, sedangkan pihak yang lainnya dituntut untuk

1
Shane Harlod G, Arti Pendidikan Bagi Masa Depan, (Jakarta: Rajawali Pers, 1984)
mampu mengantisipasi, merumuskan nilai-nilai, dan menetapkan prioritas-
prioritas dalam suasana yang tidak pasti agar generasi-generasi mendatang tidak
menjadi mangsa dari proses yang semakin tidak terkendali dikemudian hari.
Pendidikan yang idealnya harus solid yaitu pendidikan yang steril dari berbagai
permasalahan. Namun hal ini suatu kemustahilan, karena dimanapun, kapanpun,
dan dalam berbagai macam bentuk apa saja tentu kita akan menghadapi suatu
permasalahan yang tidak bisa kita hindari kecuali dengan menyelesaikannya. Tak
terkecuali permasalahan dalam dunia pendidikan. Permasalahan-permasalahan
dalam dunia pendidikan dapat dikategorikan dalam permasalahan eksternal dan
permasalahan internal.
a) Permasalahan Eksternal Pendidikan dibagi menjadi:
 Permasalahan globalisasi
Yang berati terintegrasinya kehidupan nasional ke dalam
kehidupan global. Permasalahan globalisasi dalam dunia
pendidikan terutama menyangkut output pendidikan. Seperti yang
telah kita ketahui diera globalisasi ini terjadinya pergeseran
paradigma tentang keungggulan suatu negara,dari keunggulan
komparatif (comperative adventage) kepada keunggulan kompetitif
(competitive advantage). Keunggulan komparatif bertumpu pada
sumber daya alam,, sementara keunggulan kompetitif bertumpu
pada pemilikan sumber daya manusia yang berkualitas
(Kuntowijoyo, 2001: 122)2
Dalam konteks pergeseran paradigma tersebut pendidikan nasional
akan menghadapi situasi kompetitif yang sangat tinggi, karena
harus berhadapan dengan kekuatan pendidikan global. Hal ini erat
kaitannya dengan kenyataan bahwa globalisasi justru melahirkan
cosmopolitantisme dimana anak-anak bangsa boleh jadi lebih
memilih sekolah-sekolah di luar negeri sebagai tempat pendidikan
mereka daripada negaranya sendiri, terutama jika kondisi sekolah-

2
Kuntowijoyo, Esai-Esai Agama, Budaya, dan Politik dalam Bingkai strukturalisme
Transendental, (Bandung: Mizan, 2001)
sekolah didalam negeri secara kompetitif under-quality
(berkualitas rendah).
 Permasalahan Perubahan sosial
Ada sebuah adegium yang menyatakan bahwa dunia ini tidaklah
abadi, semuanya berubah-ubah, yang abadi hanyalah perubahan itu
sendiri artinya perubahan sosial merupakan peristiwa yang
kehadirannya tidak bisa dielakkan lagi meskipun ada perubahan
sosial yang berjalan lambat dan adapula yang berjalan begitu cepat.
Sudjatmoko (1991: 30) menyatakan bahwa negara-negara yang
tidak mampu mengikuti revolusi industri mutakhir akan
ketinggalan dan berangsur-angsur kehilangan kemampuan untuk
mempertahankan kedudukannya sebagai negara merdeka. Dengan
kata lain, ketidakmampuan mengelola dan mengikuti dinamika
perubahan sosial sama artinya dengan meniapkan
keterbelakangan.3
b) Permasalahan Internal Pendidikan dibagi menjadi:
 Permasalahan Sistem Kelembagaan
Daoed Joefoef (2001: 210-225) mencatat permasalahan internal
pendidikan meliputi permasalahan yang berhubungan dengan
strategi pembelajaran, peran guru, dan kurikulum. Selain itu ada
pula permasalahan seperti dalam kelembagaan, sarana dan
prasarana, managemen, anggaran operasional, dan peserta didik.
Permasalahan kelembagaan disini yaitu tentang adanya dualisme
yaitu antara pendidikan umum dan ilmu agama yang agaknya
merupakan warisan dari pemikiran islam klasik yang akan
menjadikan manusia berpandangan sekuler, yang melihat agama
hanya sebagai urusan pribadi dan dalam sistem kelembagaan ini
akan melahirkan sosok manusia yang taat namun miskin wawasan.

3
Soejatmoko, Nasionalisme sebagai Prospek Belajar, Prisma No.2 Th XX
Dengan kendala kelembagaan ini akan sulit untuk melahirkankan
manusia Indonesia “seutuhnya”.4
 Permasalahan Profesionalitas Guru
Salah satu komponen penting dalamkegiatan pendidikan dan
proses pembelajaran adalah adanya sosok pendidik atau guru.
Meskipun telah adanya berbagai macam sarana dan prasarana yang
canggih namun itu semua tidak dapat menjamin kemajuan
efektifitas pembelajaran sehingga sosok guru tetaplah tidak dapat
tergantikan karena fasilitas semua itu hanya dapat menunjang pada
saat proses pembelajaran berlangsung, sedangkan peserta didik
tetap perlu arahan dari seorang guru agar pembelajaran bisa
berjalan sebaik mungkin. Seorang guru juga harus memiliki
profesionalitas yang tinggi sehingga bisa dijadikan contoh atau
panutan bagi peserta didiknya.
 Permasalahan Strategi Pembelajaran
Agar terciptanya pembelajaran yang efektif sebaiknya guru
menggunakan sistem pembelajaranyang berpusat pada peserta
didik, menggunakan banyak media, berlangsung dalam bentuk
kerja sama atau kolaboratif, interaksi guru-nurid berupa pertukaran
informasi dan menekankan pada pemikiran kritis serta pembuatan
keputusan yang didukung dengan informasi yang kaya.
Pembelakaran model baru ini disebut oleh paulo Freire (2000:61)
sebagai strategi pembelajaran “hadap masalah” (problem posing).

B. Perspektif Al Qur’an Tentang Tanggung Jawab Ulil Amri Dalam


Pelayanan Publik
Oemar Mohammad Al-Toumy Al- Syaibany mengemukakan sebagai
berikut: Diantara ulama-ulama mutakhir yang telah menyentuh persoalan
tanggung jawab adalah Abbas Mahmud Al-Akkad yang menganggap rasa
tanggung jawab sebagai salah satu ciri pokok bagi manusia pada pengertian AL-

4
Daoed Joesoef, Pembaharuan Pendidikan dan Pikiran, (Jakarta: Kompas, 2001)
Qur’an dan Islam, sehingga dapat ditafsirkan manusia sebagai : “ Makhluk yang
bertanggung jawab”.5
Allah berfirman:
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara
mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang
fasik.” (Q.S Ali imran (3) : 10).
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka
(adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh
(mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan
diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.” (Q.S At-Taubah (9) :71).
Kedua ayat tersebut mengatakan bahwa peran dan tanggung jawab kita
semua untuk saling memperingatkan satu sama lain tentang kema’rufan dan
kemungkaran, yang perlu diketahui dari sejak kecil hingga dewasa. Maka
pentingnya kepribadian seseorang di mulai dari sejak dini terutama tentang
kepribadian islamiyah. Tentu peran orang tua lah yang utama bagi seorang anak
itu terbentuk akan menjadi baik atau tidaknya, kemudian seorang guru juga turut
andil dalam pembentukan akhlak anak didik terutama dalam lingkungan sekolah,
selain itu faktor masyarakat juga memiliki peran untuk melatih dan mencontohkan
hal-hal yang positif terhadap para siswa/anggota masyarakat yang masih perlu
didikan dan masih membutuhkan pengarahan terhadap hal-hal yang positif yang
semua mereka kerjakan setiap harinya (akhlakul karimah). Bukan hanya
menyuruh kema’rufan dan melarang kemungkaran, tetapi memberi pelajaran yang
belum anak didik tau dan belum mereka peroleh dibangku sekolah. Masyarakat
mempunyai pengaruh atas keberhasilan peserta didik dalam berbagai kegiatan

5
M. Surya, dkk. Kapita Selekta Kependidikan SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2006 ),
hlm.1. 23-1.25
yang diluar sekolah yang bersangkutan langsung dengan masyarakat dan
pergaulan dilingkungan masyarakat. Seperti dalam bidang keorganisasian atau
perkumpulan yang diadakan setiap pekan atau rutinan yang mengarah hal positif
yang biasa lingkungan kerjakan.

C. Tanggung Jawab Ulil Amri Dalam Pendidikan


Pendidikan menjadi tolak ukur maju mundurnya suatu bangsa dan negara,
karena pendidikan merupakan suatu kekuatan yang mempunyai kewenangan yang
besar bagi bangsa dan negara. Di dalam ajaran islam di kenal adanya sistem
pemerintahan mulai dari cara memilih pemimpin, memimpin masyarakat,
membangun bangsa dan negara hingga mencapai negara yang adil dan makmur.
Yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah
Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri ( pemegang kekuasaan) di antara kamu.
Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah
kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (As sunnah) dan hari kemudian. Yang
demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”.
(Q.S An nisa: 59)
Menurut isyarat al – qur’an dalam surat an-nisa’ ayat 59 maka orang –
orang yang beriman diperintahkan untuk mengikuti perintah yang mengurusi
orang – orang yang beriman. Tanggung jawab utama dari pemerintah terhadap
pendidikan adalah menangani pendidikan yang islami dan disinilah sebenarnya
letak kunci keberhasilan untuk mencapai hidup makmur dan bahagia bagi seluruh
masyarakat.6
Tanggung jawab pemerintah ini datang dari dua jurusan yaitu:
 Karena mereka disiplin untuk mengurus urusan rakyat sedangkan urusan
rakyat yang paling pokok ialah pendidikan mereka
 Karena masing-masing pribadi pejabat pemerintah itu mempunyai
kewajiban pula untuk menyampaikan ajaran islam walaupun satu ayat.
Hal ini sesuai dengan Sabda Nabi Muhammad Saw :

6
Djumransyah dan Abdul Malik Karim Amrullah, Pendidikan Islam, (Malang: UIN-
Malang Pers, 2007), hlm. 85 - 88
)‫بلغواعنى ولواية (رواه البخاري‬
Artinya : Sampaikanlah olehmu apa yang dari kamu walaupun hanya satu ayat
saja. (H.R Bukhari)
Di dalam Islam dikenal adanya sistem pemerintahan mulai dari cara
memilih pemimpin. Sebagaimana Firman Allah swt :
‫اليتخذالمؤمنين الكافرين اولياء من دون المؤمنين‬
Artinya : Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi
wali.
Sesudah itu Allah memerintahkan kepada orang – orang beriman untuk
mentaati pemerintahan. Sebagaimana difirmankanNya dalam Surat An Nisa’ ayat
59 berbunyi :
‫ياايهاالذين امنوااطيعوهللاا واطيعواالرسول واولى االمرمنكم‬

Artinya : Hai oran-orang yang beriman, taatilah Allah dan Rasul (Nya)dan ulil
amri diantara kamu.

Kadar manusia beriman diperoleh melalui pendidikan dan karena beriman


mereka taat kepada pemerintahan maka hal ini berarti tanggung jawab yang paling
utama yang harus ditangani oleh pemerintah ialah pendidikan Islam, sebab
disinilah letak kunci hidup makmur dan bahagia bagi seluruh rakyat.7

7
Munarji, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bina Ilmu, 2004), hal 131
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Problematika adalah berasal dari akar kata bahasa Inggris “problem”
artinya, soal, masalah atau teka-teki. Juga berarti problematik, yaitu ketidak
tentuan. pendidikan adalah suatu hasil peradaban sebuah bangsa yang
dikembangkan atas dasar suatu pandangan hidup bangsa itu sendiri, sebagai suatu
pengalaman yang memberikan pengertian, pandangan, dan penyesuaian bagi
seseorang yang menyebabkan mereka berkembang. Adapun yang dimaksud
dengan problematika pendidikan adalah, persoalan-persoalan atau permasalahan-
permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan.
Macam Permasalahan pendidikan Nasional terbagi menjadi:
 Permasalahan Eksternal Pendidikan
 Permasalahan Internal Pendidikan
Oemar Mohammad Al-Toumy Al- Syaibany mengemukakan sebagai
berikut: Diantara ulama-ulama mutakhir yang telah menyentuh persoalan
tanggung jawab adalah Abbas Mahmud Al-Akkad yang menganggap rasa
tanggung jawab sebagai salah satu ciri pokok bagi manusia pada pengertian AL-
Qur’an dan Islam, sehingga dapat ditafsirkan manusia sebagai : “ Makhluk yang
bertanggung jawab”.
Tanggung jawab pemerintah ini datang dari dua jurusan yaitu:
 Karena mereka disiplin untuk mengurus urusan rakyat sedangkan urusan
rakyat yang paling pokok ialah pendidikan mereka
 Karena masing-masing pribadi pejabat pemerintah itu mempunyai
kewajiban pula untuk menyampaikan ajaran islam walaupun satu ayat.
B. Kritik Dan Saran
Alhamdulillah dalam penyusunan makalah ini telah selesai dan kami
berharap pembaca dapat mengambil manfaat yang baik dalam isi makalah, dan
penulis juga mohon maaf apabila ada tulisan atau kata yang kurang benar.

Mohon pembaca dapat memberikan masukan atau kritik yang dapat


memperbaiki makalah penulis dalam penulisan di masa yang akan datang.
Daftar Pustaka

Harlod G. Shane. 1984. Arti Pendidikan Bagi Masa Depan. Jakarta: Rajawali Pers
Kuntowijoyo. 2001. Esai-Esai Agama, Budaya, dan Politik dalam Bingkai
strukturalisme Transendental. Bandung: Mizan

Soejatmoko. Nasionalisme sebagai Prospek Belajar. Prisma No.2 Th XX

Joesoef. Daoed. 2001. Pembaharuan Pendidikan dan Pikiran. Jakarta: Kompas

M. Surya, dkk. 2006. Kapita Selekta Kependidikan SD. Jakarta: Universitas


Terbuka

Djumransyah dan Abdul Malik Karim Amrullah. 2007. Pendidikan Islam.


Malang: UIN-Malang Pers

Munarji. 2004. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bina Ilmu

Buchori, Mochtar. 1994. Spektrum Problematika Pendidikan di Indonesia.


Yogyakarka: Tiara Wacana Yogya

Anda mungkin juga menyukai