PROPOSAL TESIS
OLEH :
khususnya bagi generasi saat ini. Arus Globalisasi yang sangat cepat di masyarakat
membuat masyarakat semakin resah dengan kondisi akhlak dan nilai-nilai karakter
keislaman anak-anak terutama usia sekolah. Berbagai cara dilakukan oleh para
orang tua demi menjaga agar anak-anak memiliki dasar agama yang cukup
formal Full Day School satu minggu penuh kecuali Sabtu dan Minggu dengan
sistem pembelajaran yang memiliki muatan agama yang cukup padat. Konsep
pondok pesantren tersebut, santri akan diajari tentang ilmu-ilmu Al-Qur‟an dan
ilmu-ilmu agama Islam dari kajian kitab fiqh, aqidah, akhlak, tasawuf, sehingga
akan mencetak santri yang bisa memahami ajaran-ajaran agama Islam dan bisa
mengamalkan apa yang diperoleh pada kehidupannya. Sehingga para santri akan
Allah SWT.
Choliq” Jember, karakter santri dimulai dari suatu pembiasaan seperti yang
semua santri. Dengan pembiasaan melalui menghafal Al-Qur‟an dan kegiatan lain
dalam pondok pesantren akan membentuk karakter yang baik bagi santri,
contohnya mereka dilatih untuk disiplin, pembiasaan puasa sunnah dan sholat
sunnah, dan ibadah sunnah lainnya, serta belajar menghargai orang lain. Karakter
akan melekat dalam pribadi santri yang mengikuti program Tahfidzul Qur‟an pada
manusia bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir. Lebih dari itu, karakter
merupakan bentukan atau pun tempaan lingkungan dan juga orang-orang yang ada
Pesantren ini adalah agar santri dapat membaca dan menghafal Al-Qur‟an dengan
baik secara tartil dan berakhlakul karimah, serta meningkatkan wawasan keilmuan
lainya melalui sekolah umum. Oleh karena itu, dengan menghafal dan mempelajari
pondok pesantren, mulai dari SMP dan SMA. Dalam proses pembelajaran
Tahfidzul Qur‟an ini, pondok pesantren menargetkan santri bisa menghafal Al-
Skripsi yang ditulis oleh Neyli Deva Rizkiya pada tahun 2021, Program
Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan
yayasan, ormas Islam atau komunitas yang menanamkan rasa keimanan dan
ketakwaan kepada Allah SWT, menumbuhkan akhlak terpuji, dan menganut ajaran
Islam yang rahmatan lil'alamin, hal tersebut tercermin dalam kesatuan kerangka
1
Panut, Giyoto, dan Yusuf Rohmadi, “Implementasi Undang-Undang No. 18 tahun 2001
Tentang Pesantrean Terhadap Pengelolaan Pondok Pesantren”, Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, No. 7
(Februari 2021): 824.
pembelajaran yang memberikan ruang bagi setiap orang untuk berpikir, sehingga
setiap orang dapat memahami tentang realitas atau fenomena menurut sudut
pandang Al-Qur'an. Makna dasar seperti ini penting sekali, agar ilmu yang
diajarkan oleh lembaga pendidikan Islam dapat membentuk sikap dan perilaku
peserta didik berdasarkan visi, tujuan, cita-cita, dan pandangan hidup Al-Qur'an.2
Al-Qur'an adalah kitab suci umat Islam yang berisi petunjuk dan pedoman
bagi manusia untuk menjalani kehidupan ini dan mentaati ketentuan dan ketetapan
Allah SWT. Dan satu-satunya cara untuk memahami aturan hidup dan menjadi
orang yang paling baik yang dijelaskan dalam Al-Qur'an dan Hadits adalah dengan
Bukhari meriwayatkan sebuah hadits shahih dari Hajjaj bin Minhal dari Syu‟bah
dari Alqamah bin Martsad dari Sa‟ad bin Ubaidah dari Abu Abdirrahman As-
Sulami dari Utsman bin Affan Radhiyallahu „Anhu, bahwa Rasulullah SAW
bersabda :
2
Suryadharma Ali, Paradigma Al-Quran Reformasi Epistemologi Keilmuan Islam, (Malang:
Uin-Maliki-Press, 2013), 22-23.
3
Khoirun Nidhom, “Manajemen Pembelajaran Tahfidz Qur‟an dalam Mencetak Generasi
Qur‟ani”, Jurnal Tahdzibi, Vol. 3, no. 2, (Oktober 2020), 84.
َُخي ُْر ُك ْم َم ْه ت َ َعل َم ْالقُ ْرآنَ َو َعل َمه
memiliki suatu nilai ibadah yang menjadi pedoman hidup umat Islam, bahkan
ingin menjadi orang terbaik di muka bumi ini mudah sekali dengan cara belajar
mengamalkan isi Al-Qur‟an, maka kita disitu memiliki teman-teman yang terbaik
dan para asatidz yang terbaik berkat adanya Al-Qur‟an. Dalam mempelajari Al-
Qur'an minimal kita bisa belajar membaca Al-Qur'an secara tartil yang berarti
tajwid dan makhorijul hurufnya harus benar serta membaca secara perlahan-lahan.
Al-Qur'an adalah hak dan kewajiban terpenting anak yang harus dipenuhi oleh
dengan hal-hal yang negatif. Pondok pesantren merupakan ladang pahala dalam
mencetak generasi Qur‟ani oleh karena itu perlu dimanajemen dengan baik seiring
4
Imam Bukhari, Maktabah Syamilah: Shahih Bukhari, No. 5027, Juz 6 Bab Khoirukum Man
Ta‟allamal Qur‟ana Wa „Allamahu, h. 192.
perkembanagan zaman. Dengan adanya manajemen, tujuan proses pembelajaran
tidak, bagaimana guru mengatur dan membelajarkan siswa mulai dari perencanaan
maupun manajemen pembelajaran dalam arti sempit. Dalam arti luas, manajemen
manajemen pembelajaran dalam arti sempit diartikan sebagai kegiatan yang perlu
program tersebut dikelola. Dengan manajemen yang dikelola dengan baik, tujuan
5
Heri Khoiruddin dan Adjeng Widya Kustiani, “Manajemen Pembelajaran Tahsin Al-Quran
Berbasis Metode Tilawati,” Jurnal Islamic Education Manajemen 5, No. 1 (2020): 56.
dalam pembelajaran yang telah direncanakan pada dasarnya akan dicapai dengan
baik. Begitu pula dalam kegiatan pembelajaran Tahfidzul Qur'an harus dikelola
Qur‟an dan evaluasi. Ini berkaitan satu sama lain lain, antara komponen satu
dengan yang lainnya saling mendukung. Sukses dalam proses tahfidzul Qur‟an dan
Mengevaluasi. Ketiga fase ini berurutan dan saling terkait. Dengan kata lain,
akan membawa hasil yang berbeda untuk pembelajaran yang berkualitas. Pada
dasarnya kegiatan belajar mengajar merupakan inti dan ruh proses pendidikan
secara keseluruhan, yang dipegang oleh guru sebagai faktor penting keberhasilan
6
David A. Jacobsen, Paul Eggen and Donald Kauchak, Methods for Teaching: Promoting
Student Learning in K–12 Classrooms, (New York: Pearson Education, 2009), 23.
Qur‟an harus dikelola dengan baik agar menghasilkan dampak positif pada
pembelajaran Islam.
berhubungan dan berkaitan dengan Tuhan yang Maha Esa, diri sendiri, sesama
manusia, lingkungan, dan negara yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,
budaya, dan adat istiadat. Sedangkan pembentukan karakter adalah suatu sistem
nilai tersebut, baik terhadap Tuhan, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun
negara sehingga menjadi manusia insan kamil dan berbudi pekerti yang luhur.7
swasta yang didirikan oleh perseorangan/individu, yayasan, atau ormas, serta kiai
dan terkadang mempunyai tujuan tidak tertulis yang berbeda-beda.8 Jadi, pondok
pesantren ini merupakan lembaga pendidikan Islam yang swasta di Indonesia yang
7
Novan Ardy Wiyani, Pendidikan Karakter Berbasis Iman Dan Taqwa, (Yogyakarta: Teras,
2012), 2-3.
8
M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), 247.
dengan menekankan pentingnya moral dan akhlak dalam kehidupan
pada bidang hafalan Al-Qur‟an. Beratnya program tahfidz yang harus dihadapi
oleh para santri, mewajibkan mereka harus mampu untuk menjaga kefokusan dan
ribuan santrinya. Jumlah itu merupakan sebuah potensi untuk menjadi teladan bagi
Tahfidzul Qur'an dan Adab Islam yang memadukan antara kurikulum Tahfidzul
Qur‟an dengan sekolah umum, yakni SMP dan SMA negeri maupun swasta.
Pondok pesantren ini memiliki dan menggunakan metode integrated dan modern
9
Achmad Syaifuddin, “Santri menjadi Teladan bagi Masyarakat”, Berita Fakta Jember Raya,
22 Oktober 2021, https://www.faktajember.com/santri-menjadi-teladan-bagi-masyarakat/ (Diakses
pada 7 Februari 2022)
Pondok pesantren ini memiliki tujuan sebagai wahana dalam membentuk generasi
muslim yang berkepribadian Qurani. Tentunya tidak hanya mampu menghafal Al-
inspirasi keilmuannya (pikir, rasa dan sikap yang Qur‟ani). Sehingga harapannya
adalah para santri menjadi generasi yang memiliki kepribadian yang baik dan
Peranan asatidz, teman sebaya dan orang tua berpengaruh sekali terhadap karakter
anak sehingga program utama yang telah ditawarkan dan diberikan di Pondok
menghafal Al-Qur‟an dan dapat berkarakter yang baik dan Qur‟ani. Dan
Al-Choliq Jember melalui program Tahfidzul Qur'an dan Adab Islami yang telah
fenomena degradasi moral dan akhlak tercela anak bangsa dan mampu
10
___, “Al-Choliq Tahfidz Qur‟an Jember”, https://tahfidzquranjember-
alcholiq.com/index.html, terakhir dilihat 15 Desember 2021
meminimalisir permasalahan-permasalahan pada santri di Pondok Pesantren Al-
Qur‟an Al-Choliq Jember serta bisa membentuk karakter baik pada santri.
Dari latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti dengan judul
C. Fokus Penelitian
berdasarkan teori dari Jacobsen, Eggen & Kauchak tentang teori manajemen
ajaran 2022-2023?
ajaran 2022-2023?
11
David A. Jacobsen, Paul Eggen and Donald Kauchak, Methods for Teaching: Promoting
Student Learning in K–12 Classrooms, (New York: Pearson Education, 2009), 23.
3. Bagaimana Evaluasi Pembelajaran Tahfidzul Qur'an dalam Pembentukan
ajaran 2022-2023?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah gambaran tentang arah yang hendak dituju dalam
E. Manfaat Penelitian
kegunaan bersifat teoritis dan kegunaan praktis, seperti kegunaan bagi penulis,
12
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jember: UIN KHAS Jember, 2021), 92.
instansi serta masyarakat pada umumnya secara keseluruhan dan harus sesuai
kenyataan.13 Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
b. Bagi Lembaga
selanjutnya.
c. Bagi Pembaca
F. Definisi Istilah
1. Manajemen Pembelajaran
peserta didik dengan berbagai komponen dan sumber daya yang ada dalam
menunjang proses belajar peserta didik secara efektif dan efisien guna
2. Tahfidzul Qur’an
mengamalkannya.
3. Pembentukan Karakter
sikap, perilaku, dan jiwa yang baik, baik itu dengan Tuhan, diri sendiri, orang
lain, dan negara untuk melakukan semua tugas dan berusaha keras untuk
mencapai prestasi yang baik, mampu mengontrol diri dan mengatasai stress,
dan memperlakukan orang lain dengan akhlak yang baik. Peneliti di sini
G. Penelitian Terdahulu
1. Skripsi yang ditulis oleh Nahla Diani Pramono, Program Studi Manajemen
Pendidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga
hafalan dan prestasi hafalan bagi santri yang berasrama dan bagi santri non
asrama.14
“Al-Choliq” Jember di Jalan Melati III No. 1 Lingk. Pattimura, Kel. Jember
2. Skripsi yang ditulis oleh Ulfa Qomariyah, Program Studi Pendidikan Agama
14
Diani Pramono, “Manajemen Pembelajaran Tahfidzul Qur‟an di Asrama Putri Rumah
Tahfidzqu Deresan Yogyakarta”, Skripsi, Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016. https://digilib.uin-
suka.ac.id/id/eprint/20779/1/12490097_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf
Yogyakarta, yang berjudul “Pembentukan Karakter Relegius Siswa Melalui
tajwid, serta ada pelaksanaan tasmi‟ setiap Ahad Pon; (2) Tidak seluruh nilai
pada 5 dimensi relegius bias ditanamkan melalui acara tahfiz, terdapat empat
taktik dipakai pengajar, yaitu taktik tradisional, taktik bebas, taktik reflektif,
“Al-Choliq” Jember di Jalan Melati III No. 1, Lingk. Pattimura, Kel. Jember
15
Ulfa Qomariyah, “Pembentukan Karakter Relegius Siswa Melalui Internalisasi Nilai
Program Tahfiz di Boarding School MAN Godean Yogyakarta”, Skripsi, Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2017.
https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/26921/1/13410080_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-
PUSTAKA.pdf
Kidul, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember. Dan juga perbedaan dengan
3. Skripsi yang ditulis oleh Neyli Deva Rizkiya, Program Studi Pendidikan
Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Ampel
kualitatif deskriptif. Maksudnya yaitu sumber data yang diperoleh berasal dari
data primer atau utama yaitu dari pihak pesantren langsung, dan sumber data
sekunder atau pendukung yang berasal dari luar sekolah atau bisa masyarakat
Qur‟an maka karakter santri berubah signifikan pada beberapa santri terlebih
dan lokasi penelitian. Penelitian ini akan dilakukan di Pondok Pesantren Al-
Qur‟an “Al-Choliq” Jember di Jalan Melati III No. 1 Lingk. Pattimura, Kel.
4. Skripsi yang ditulis oleh Khaliza Marwah, Program Studi Pendidikan Agama
yaitu dengan menggali data dari informan dalam bentuk deskriptif kualitatif
yang terkait dengan judul. Dan juga menggunakan teknik pengumpulan data
16
Neyli Deva Rizkiya, “Pembentukan Karakter melalui Program Tahfidzul Qur‟an pada santri
Ma‟had Bahrul Fawaid Lamongan”, Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya. 2021.
http://digilib.uinsby.ac.id/49024/2/Neyli%20Deva%20Rizkiya_D91217060.pdf
yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Subyek penelitian adalah kepala
Choliq” Jember di Jalan Melati III No. 1, Lingk, Pattimura, Kel. Jember
17
Khaliza Marwah, “ Manajemen Pembelajaran Tahfidzul Qur‟an Di SMP Rahmat Islamiyah
Medan”, Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Sumatra Utara. 2021.
http://repository.umsu.ac.id/bitstream/123456789/16427/1/SKRIPSI%20KHALIZA%20MARWA
H.pdf
karakter. Persamaannya yaitu membahas manajemen pembelajaran Tahfidzul
Qur‟an.
menilai output hafalan santri baik harian, mingguan juga bulanan, baik itu
18
Khoirun Ni‟am, “Manajemen Pembelajaran Tahfidzul Qur‟an di Pondok Pesantren Tahfidz
Zhilalul Qur‟an Raguklampitan Batealit Jepara”, Skripsi, Jurusan Manajemen Pendidikan Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang. 2019.
Perbedaan dengan penelitian tersebut yaitu subyek, obyek dan lokasi
Choliq” Jember di Jalan Melati III No. 1 Lingk. Pattimura, Kel. Jember Kidul,
Tabel 1.1
Persamaan dan Perbedaan Kajian Peneliti
Nama, tahun
No Hasil penelitian Persamaan Perbedaan
dan Judul
1. Nahla Diani Implementasi Persamaann Hal yang
Pramono, manajemen ya sama- membedaka
2016, pembelajaran Tahfidz sama n adalah
“Manajemen Al-Qur‟an di asrama membahas subyek,
Pembelajaran putri rumah TahfidzQu, manajemen obyek dan
Tahfidzul serta hasil dari pembelajara lokasi
Qur’an di pelaksanaan n Tahfidzul penelitian.
Asrama Putri manajemen Qur‟an. Dan Dalam
Rumah pembelajaran Tahfidz sama penelitian
Tahfidzqu Al-Qur‟an adalah menggunak ini hanya
Deresan jumlah hafalan dan an meneliti
Yogyakarta.” prestasi hafalan bagi penelitian manajemen
santri yang berasrama kualitatif, saja,
dan bagi santri non teknik sedangkan
asrama. pengambila penelitian
n data yang
dilakukan dilakukan
dengan cara oleh peneliti
observasi, adalah
wawancara manajemen
mendalam, dan
dan kegiatan
Nama, tahun
No Hasil penelitian Persamaan Perbedaan
dan Judul
dokumentas dalam
i. pembelajara
n Tahfidzul
Qur‟an di
pondok
pesantren
dalam
pembentuka
n karakter
santri.
2. Ulfa (1) Ada beberapa Persamaann Hal
Qomariyah, aktivitas program ya sama- membedaka
2017, tahfidznya, yaitu sama n adalah
“Pembentukan menyetorkan membahas subyek,
Karakter hafalannya secara pembentuka obyek dan
Relegius Siswa mandiri, mengulang n karakter lokasi
Melalui hafalannya/muroja‟ah, melalui penelitian.
Internalisasi setoran bacaan sebelum Tahfidzul Perbedaan
Nilai Program dihafalkan, Qur‟an. Dan dengan
Tahfidz di pembelajaran ilmu sama penelitian
Boarding tajwid, serta ada menggunak ini adalah
School MAN pelaksanaan tasmi‟ an dalam
Godean setiap Ahad Pon; (2) penelitian penelitianya
Yogyakarta”. Tidak seluruh nilai pada kualitatif, tersebut
5 dimensi relegius bias teknik hanya
ditanamkan melalui pengambila meneliti
acara tahfiz, terdapat n data internalisasi
empat taktik dipakai dilakukan nilai dalam
pengajar, yaitu taktik dengan cara program
tradisional, taktik observasi, tahfiz dalam
bebas, taktik reflektif, wawancara membentuk
serta taktik mendalam, karakter
transinternal; (3) dan relegius
Internalisasi nilai-nilai dokumentas siswa saja,
Al-Qur‟an pada i. sedangkan
program tahfiz bisa penelitian
membangun karakter yang
religius anak didik. dilakukan
oleh peneliti
adalah
Nama, tahun
No Hasil penelitian Persamaan Perbedaan
dan Judul
manajemen
dan
kegiatan
dalam
pembelajara
n Tahfidzul
Qur‟an di
pondok
pesantren
dalam
pembentuka
n karakter
santri.
3. Neyli Deva 1) Masa transisi dari Persamaann Hal yang
Rizkiya, 2021, SMP menuju ke jenjang ya sama- membedaka
“Pembentukan selanjutnya, banyaknya sama n adalah
Karakter santri baru. Maka membahas subyek,
melalui karakter santri masih pembentuka obyek dan
Program perlu diperbaiki dengan n karakter lokasi
Tahfidzul program Tahfidzul santri penelitian.
Qur’an pada Qur‟an. 2) Metode melalui Perbedaan
santri Ma’had dalam program program dengan
Bahrul Fawaid Tahfidzul Qur‟an Tahfidzul penelitian
Lamongan”. menggunakan metode Qur‟an. Dan ini adalah
talaqqi binnadhor, sama dalam
metode muroja‟ah, dan menggunak penelitianya
metode ceramah. 3) an tersebut
Setelah mengikuti penelitian hanya
program Tahfidzul kualitatif, meneliti
Qur‟an maka karakter teknik pembentuka
santri berubah pengambila n karakter
signifikan pada n data santri
beberapa santri terlebih dilakukan melalui
pada karakter nilai-nilai dengan cara program
religius, disiplin, serta observasi, Tahfidzul
tanggung jawab. wawancara Qur‟an saja,
mendalam, sedangkan
dan penelitian
dokumentas yang
i. dilakukan
Nama, tahun
No Hasil penelitian Persamaan Perbedaan
dan Judul
oleh peneliti
adalah
manajemen
dan
kegiatan
dalam
pembelajara
n Tahfidzul
Qur‟an di
pondok
pesantren
dalam
pembentuka
n karakter
santri.
4. Khaliza 1) Manajemen Persamaann Hal yang
Marwah, 2021, pembelajaran Tahfidzul ya sama- membedaka
“Manajemen Qur‟an pada Sekolah sama n adalah
Pembelajaran Menengah Pertama membahas subyek,
Tahfidzul Rahmat Islamiyah manajemen obyek dan
Qur’an Di Medan. Perencanaan pembelajara lokasi
SMP Rahmat melalui menentukan n Tahfidzul penelitian.
Islamiyah tujuan, metode yang Qur‟an. Dan Perbedaan
Medan.” akan digunakan dalam sama dengan
pembelajaran Tahfidzul menggunak penelitian
Qur‟an, memilih materi an ini adalah
pembelajaran, dan penelitian dalam
memilih sistem evaluasi kualitatif, penelitianya
pembelajaran. teknik tersebut
Pengorganisasian pengambila hanya
pembelajaran n data meneliti
berdasarkan dilakukan manajemen
pengelolaan pendidik dengan cara saja,
dan siswa saat observasi, sedangkan
pembelajaran. wawancara penelitian
Pelaksanaan mendalam, yang
pembelajaran memakai dan dilakukan
metode takrir dan dokumentas oleh peneliti
sima‟i. Evaluasi yg i. adalah
dilakukan dalam manajemen
Nama, tahun
No Hasil penelitian Persamaan Perbedaan
dan Judul
pembelajaran Tahfidzul dan
Qur‟an secara formal, kegiatan
namun lebih ditekankan dalam
secara langsung. 2) pembelajara
Problematikanya, yaitu n Tahfidzul
kurangnya pengajar, Qur‟an di
kurangnya motivasi dan pondok
masih sering mengakses pesantren
gadget sehingga lalai dalam
terhadap hafalannya. pembentuka
n karakter
santri.
5. Khoirun Menggunakan Persamaann Hal yang
Ni‟am, 2019, perencanaan ya sama- membedaka
“Manajemen pembelajaran yang sama n adalah
Pembelajaran mencakup penentuan membahas subyek,
Tahfidzul tujuan pembelajaran, manajemen obyek dan
Qur’an Di baku kompetensi pembelajara lokasi
Pondok tahfidz, merekrut santri, n Tahfidzul penelitian.
Pesantren kurikulum tahfidz, Qur‟an. Dan Perbedaan
Tahfidz materi pembelajaran, sama dengan
Zhilalul metode pembelajaran, menggunak penelitian
Qur’an media pembelajaran an ini adalah
Raguklampitan dan evaluasi penelitian dalam
Batealit pembelajaran Tahfidzul kualitatif, penelitianya
Jepara.” Qur‟an. teknik tersebut
Pengorganisasian pengambila hanya
dengan menciptakan n data meneliti
job discribtion dalam dilakukan manajemen
mengelola dengan cara saja,
pembelajaran. observasi, sedangkan
Pelaksanaan wawancara penelitian
pembelajaran, yaitu mendalam, yang
tugas harian dan dilakukan
pembelajaran Tahfidzul dokumentas oleh peneliti
Qur‟an. Terakhir i. adalah
melakukan supervisi manajemen
menggunakan menilai dan
output hafalan santri kegiatan
baik harian, mingguan dalam
Nama, tahun
No Hasil penelitian Persamaan Perbedaan
dan Judul
juga bulanan, baik itu pembelajara
santri maupun kinerja n Tahfidzul
asatidz. Qur‟an di
pondok
pesantren
dalam
pembentuka
n karakter
santri.
Sumber : Oleh Peneliti
H. Kajian Teori
1. Manajemen Pembelajaran
a. Defenisi Manajemen
manus yang artinya tangan dan agree yang artinya melakukan. Kata-
19
Husaini Usman, Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), 4.
planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating
adalah suatu proses yang terdiri dari beberapa orang dalam mengelola
b. Tujuan Manajemen
20
H. M. Daryanto, Administrasi dan Manajemen Sekolah. (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), 41.
21
Syafaruddin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran, ke-1, (Jakarta: Quantum
Teaching, 2005), 41.
tujuan yang telah ditentukan. Efisiensi yaitu menghemat biaya dan
dilakukan
kinerja pegawai.
sasaran organisasi.
22
Irham Fahmi, Manajemen: Teori, Kasus, dan Solusi, (Bandung: Alfabeta, 2012), 2-3.
23
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2004), 15.
efektivitas, efisiensi, produktivitas, kepuasan serta melakukan inovasi
c. Pengertian Pembelajaran
proses pembelajaran.25
dicapai.26
24
Hartini Nara, dkk, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), 9.
25
Ibid, 10.
26
H. M. Daryanto, Administrasi Dan Manajemen Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), 82.
didefinisikan pembelajaran sebagai upaya membelajarkan siswa ke
didik.
pembelajaran, yaitu:
27
Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), 74.
3) Membantu memudahkan guru merancang kegiatan pembelajaran
28
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum: Teori Dan Praktek, (Bandung: PT:
Remaja Rosdakarya, 2002), 25.
29
Aan Hasanah, Pengembangan Profesi Guru, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), 70.
pembelajaran siswa dan guru dengan mengikutsertakan berbagai faktor
30
Syaiful Sagala, Konsep Dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2009), 43.
31
Manan, Manajemen Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), 26.
32
Ibid, 26.
efektif dan efisien. Manajemen pembelajaran juga sering disebut
dan inovatif
1) Perencanaan Pembelajaran
seorang guru bertanya, Apa yang saya ingin siswa saya lakukan?
33
Bafadhal, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistim (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2004), 11.
tujuan. Ini tujuan mungkin sama biasa dengan mengajar sejarah
pengajaran.34
masa yang akan datang, yaitu dalam jangka waktu tertentu. Dalam
mendapat perhatian khusus. Agar bahan materi dan cara belajar ini
34
David A. Jacobsen, Paul Eggen and Donald Kauchak, Methods for Teaching: Promoting
Student Learning in K–12 Classrooms, (New York: Pearson Education, 2009), 23.
35
Thabrany Rusyan, Manajemen Pendidikan,(Jakarta: Wjaya, 1992), 90.
sesuai dengan kondisi siswa, maka penyusunan skenario program
36
Iwan Puswanto, Manajemen Strategik, (Bandung: Yrama Widya, 2007), 15.
merencanakan dengan hati-hati, teliti, dan perasaan, pasti Anda
a) Identifikasi tugas-tugas.
b) Analisis tugas.
c) Penetapan kemampuan.
37
David A. Jacobsen, Paul Eggen and Donald Kauchak, Methods for Teaching: Promoting
Student Learning in K–12 Classrooms, (New York: Pearson Education, 2009), 23.
38
Siswanto, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 16.
k) Pengukuran reliabiliats program.
m) Pelaksanaan program.
2) Pelaksanaan Pembelajaran
39
Siswanto, 56-59.
40
David A. Jacobsen, Paul Eggen and Donald Kauchak, Methods for Teaching: Promoting
Student Learning in K–12 Classrooms, (New York: Pearson Education, 2009), 24.
pelaksanaannya sangat tergantung pada bagaimana perencanaan
langkah berikutnya.43
41
Ricky Griffin, Manajemen, (Jakarta: Erlangga, 2004), 64.
42
Griffin, 64.
43
Griffin, 65.
(a) Mengecek kehadiran siswa.
sebelumnya.
pertemuan berikutnya.44
3) Evaluasi Pembelajaran
evaluasi yaitu:
44
Rianto, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), 132.
45
A Rukaat, Manajemen Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish,2008), 21.
46
Rukaat, 21.
a) Evaluasi adalah alat penting sebagai umpan balik bagi siswa.
depan47
tercapai.48
47
Sanjaya, Manajemen Pembelajaran, (Jakarta: Quantum Teaching, 2011), 39.
48
David A. Jacobsen, Paul Eggen and Donald Kauchak, Methods for Teaching: Promoting
Student Learning in K–12 Classrooms, (New York: Pearson Education, 2009), 25.
Evaluasi pencapaian belajar siswa adalah kegiatan yang
dasar yang butuh perhatian dalam menyusun tes hasil belajar, agar
49
Sanjaya, 39.
50
Omar Hamalik, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Mandar Madju, 1993), 39.
b) Untuk pengelompokan siswa sesuai dengan kemampuan,
dan guru.51
51
Hamalik, 40.
partisipasi dan semangat kegiatan sekolah yang berhubungan
dengan lingkungan.52
dalam pembelajarannya.
2. Tahfidzul Qur’an
Tahfidz yang artinya menghafal. Menghafal dari kata hafal yang dari
52
Rofiq Hidayat, “Evaluation on Instructional Management of Islamic Religious Education
(PAI) in Adiwiyata School”, Alhikam Journal of Multidisciplinary Islamic Education, Vol 2, No. 2,
2021. Hal. 51.
53
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1990), 105.
54
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), 291.
Kata Tahfidz adalah bentuk masdar dari haffaza, asal dari kata
55
Said Agil, Aktualisasi Nilai-nilai Qur’an dalam Sistem Pendidikan Islam, (Ciputat: Ciputat
Press, 2005), 16.
56
Abdul Aziz Abdul Ra‟uf, Kiat Sukses Menjadi Hafidz Qur’an Da’iyah, (Bandung: PT
Syamil Cipta Media, 2004),49.
57
Ibid, 305.
58
Ibid, 36.
Sedangkan juga pengertian Al-Qur‟an segi istilah, yaitu kitab
ibadah dan sumber utama ajaran Islam. Menurut Imam Jalaluddin Asy-
59
Ridhoul Wahidi dan Rofiul Wahyudi, Metode Cepat Hafal Al Qur’an Saat Sibuk Kuliah,
(Yogyakarta: Semesta Hikmah, 2017), 2.
Menurut pendapat Sa‟dullah, bagi seorang penghafal
1) Ikhlas
Allah SWT. Firman Allah SWT dalam surat Al-Bayyinah ayat ke-
5:
lurus.”
Jadi ikhlas dalam hati adalah hal yang harus dimiliki oleh
5) Berakhlak baik.
untuk memiliki akhlak baik. Hal tersebut sesuai dengan apa yang
bahwasanya:
maksiat.”
1) Berakhlak Terpuji
5) Ikhlas.
60
Sa‟dullah, 9 Cara Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Gema Insani, 2008), 26-34.
dapat terpelihara dengan baik.61 Berikut ini mtode-metode Tahfidzul
1) Metode Juz‟i
3) Metode Setor
4) Metode Tes
benar.
61
Yusron Masduki, Implikasi Psikologis Bagi Penghafal Al-Qur‟an, Jurnal Studi Islam, Vol.
14 No. . 1 (Juni 2018): 22-23, http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/medinate/article/view/2362.
62
Umar, “Implementasi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an Di SMP Lukman Hakim”, Jurnal
Pendidikan Islam, (Vol. 6, No. 1, tahun 2017), 8.
63
Ibid, 9.
64
Ibid, 9.
Metode menghafal Al-Qur‟an yang dilakukan oleh bimbingan
1) Talaqi
2) Taqrir
3) Sima‟an
berjama‟ah.65
1) Juz‟I (berangsur-angsur)
2) Takrir (mengulang)
3) Setor
7) Sima’an.
65
Sa‟dullah, 9 Cara Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Gema Insani, 2008), 54.
3. Pembentukan Karakter
a. Pengertian Karakter
keterampilan yang melekat pada diri manusia dengan sangat kuat dan
perilaku, atau budi pekerti yang membedakan seseorang satu dari yang
lain. Karakter juga bisa dimengerti sebagai tabiat atau watak. Jadi,
pekerti yang menjadi ciri khas seseorang. Dan juga karakter adalah
66
E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), 3.
67
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, Cet. 2, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
2012), 12.
68
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi
Keempat, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), 623.
Tuhan yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan
hari, serta aturan yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah dan
kepribadian yang melekata pada diri siswa, baik itu nilai karakter atau
69
Agus Zaenal Fitri, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai & Etika di Sekolah, Cet. 1,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), 20-21.
70
E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, Cet 3, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), 9.
sebagai manusia benar-benar menyadari fitrahnya maupun fungsinya
b. Nilai-nilai Karakter
1) Religius
2) Jujur
3) Toleransi
4) Disiplin
5) Kerja Keras
6) Kreatif
7) Mandiri
8) Demokratis
2) Belas kasih
3) Keberanian
5) Pengontrolan diri.
71
Tim Penyusunan Pusat Kurikulum Balitbang Diknas RI, Pedoman Pelaksanaan Pendidikan
Karakter, (Jakarta : Pusat Kurikulum Balitbang Diknas RI, 2011), 3.
72
Akhmad Muhaimin Azzet, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia: Revitalisasi
Pendidikan Karakter terhadap Keberhasilan belajar dan Kemajuan Bangsa, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2011), 17.
7) Pemimpin yang adail.
8) Rendah hati.
ke diri anak tersebut, dan akan merasa tidak nyaman apabila melakukan
73
Jamal Ma‟mur Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah,
(Yogyakarta: Diva Press, 2011), 51.
74
Agus Wibowo, Pendidikan Karakter Usia Dini, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), 86.
baik kepada anak. Dengan cara selalu menasehati dan
kehidupan sehari-hari.
Jum‟at.
75
Muhammad Anis Matta, Membentuk Karakter Cara Islami (Jakarta: Al-I‟tishom Cahaya
Umat, 2003), 67-70.
karakter anak ke yang lebih baik lagi. Seperti yang dapat kita ketahui
dengan nilai-nilai karakter yang diatur dan dibuat oleh para ahli dan
terhadap waktu yang juga sangat relevan dengan nilai-nilai karakter. Sesuai
76
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), 49.
77
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah , (Bandung: PPPA Daarul Qur‟an, 2009),
601
proses menghafal Al-Qur‟an tersebut adanya tanggung jawab, kerja keras,
kemauan yang kuat agar hafalannya mudah untuk masuk ke otak dan
mampu menjaga hafalannya agar tidak mudah lupa maupun sampai hilang.
nilai-nilai karakter disiplin, religius dan toleransi akan tertanam dalam diri
penghafal Al-Qur‟an.
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Yaitu suatu
untuk digunakan dalam menganalisis dan memahami rumusan masalah yang akan
diteliti yang akan menghasilkan konsep atau teori. Penelitian kualitatif ini
mengembangkan konsep yang didasarkan atas data yang bersifat induktif dan lebih
masalah yang terjadi dan menghasilkan konsep. Akan tetapi, meskipun tidak ada
J. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi yang dijadikan objek penelitian oleh peneliti adalah Pondok
K. Subyek Penelitian
Sumber data yang utama dalam penelitian kualitatif ini, menurut lofland
peneliti dalam penelitian ini yaitu teknik purposive. Menurut Sugiyono, “teknik
1. Sumber Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari
b. Tiga Asatidz, yaitu Ustadz Ahmad Farid, Ustadz Zufar Ahnavy, dan
Ustadz Farhan.
2. Sumber Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh sebagai pendukung dan
pelengkap dari data primer yang berupa hasil observasi serta berbagai
Tahfidzul Qur‟an.
78
Nur Aini, “Manajemen Kesiswaan dalam Mengembangkan Minat dan Bakat Siswa Melalui
Ekstrakurikuler di Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jember”, (Skripsi, IAIN Jember, Jember, 2019),
20.
79
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2010), 300.
L. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah suatu hal yang penting sekali dalam
dan dibutuhkan.80
1. Metode Observasi
terlihat dalam satu gejala atau beberapa gejala dalam objek penelitian.
aktivitas peneliti. Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang
atau tersamar dalam konservasi hal ini untuk menjauhkan jika suatu data
kalau dilakukan dengan terus terang, maka peneliti tidak akan diizinkan
80
Aini, 20.
81
Sarwono Jonathan, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2009), 76.
ikut dalam kegiatan-kegiatan orang yang diobservasi dan secara terpisah
diteliti. Dalam hal ini jenis observasi yang peneliti gunakan ialah
“Al-Choliq” Jember.
82
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), 310
2. Metode Wawancara (Interview)
pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri peneliti
3. Metode Dokumentasi
83
Siagian Sondang, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 65.
Metode dokumentasi merupakan mencari dan mengumpulkan data
Jadi, metode dokumentasi ini adalah metode yang digunakan oleh peneliti
c. Struktur organisasi.
e. Jumlah Santri.
Qur‟an.
M. Analisis Data
mengurutkan data ke dalam tahapan, pola, kategori dan satuan uraian dasar
84
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2010), 273.
sehingga bisa ditemukan tema dan bisa dirancang hipotesis kerja seperti yang
data, untuk dapat memecahkan masalah yang akan akan diteliti berdasarkan data
sesuai dengan teori Miles, Huberman dan Saldana, yakni menganalisis dan
mengkaji data dengan tiga langkah: kondensasi data, menyajikan data, dan
1. Kondensasi Data
transkip.87
Adapun data yang ada, peneliti akan mencari data, tema dan pola
berikut:
85
Lexy J Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2010), 25.
86
Matius B. Miles, A. Michael Huberman, dan Johny Saldana, Qualitative Data Analysisi A
Methods Sourcebook, (Amerika Serikat: SAGE Publication Inc, 2014), 31
87
Ibid, 13.
a. Menyeleksi
yang tidak penting. Yang mana dalam hal ini peneliti membatasi data
2022-2023.
b. Memfokuskan
c. Mengabstraksikan
perlu dijaga sehingga tetap berada didalamnya. Dalam tahap ini, data
melalui seleksi yang ketat, menggolongkan data dalam satu pola yang
2. Penyajian Data
sebuah matrik, serta menemukan dan menentukan jenis serta bentuk data
penelitian di lapangan.
3. Penarikan Kesimpulan
yang sebenarnya belum ada temuan yang lain, yang berupa hasil deskripsi
atau gambaran awal suatu objek yang sebelumnya masih belum jelas
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang hal lainnya di luar data itu
triangulasi sumber dan teknik. Teknik triangulasi sumber adalah teknik yang
dilakukan oleh peneliti dengan melalui cara mengecek data yang telah
banyak sumber atau informan dengan cara dibandingkan dengan data dari
hasil observasi dan hasil dokumentasi yang disebut dengan triangulasi teknik.
O. Tahap-tahap Penelitian
atau skripsi.
lapangan adalah:
para audien.
c. Mengurus Perizinan
tidak dizinkan.
P. Sistematika Pembahasan
yang diawali dari bab pendahuluan hingga diakhiri bab penutup, format penulisan
sistematika pembahasan ini dalam bentuk deskriptif naratif, bukan seperti daftar
isi.89
Bab Dua, Kajian Kepustakaan. Dalam bab ini membahas tentang kajian
terdahulu yang memiliki relevansi dengan penelitian peneliti serta memuat kajian
teori.
Bab Tiga, Metode Penelitian. Dalam bab ini memuat tentang metode
yang digunakan peneliti meliputi pendekatan dan jenis penelitian, lokasi peneliti,
sumber data, metode pengumpulan data, keabsahan data yang terakhir tahap-tahap
penelitian.
Bab Empat, Penyajian Data dan Analisis. Pada bagian ini berisi tentang
data atau hasil penelitian, yang meliputi gambaran objek penelitian, penyajian data
89
Prim Masrokan Mutohar, Manajemen Mutu Sekolah: Strategi Peningkatan Mutu dan Daya
Saing Lembaga Pendidikan Islam, (Jogjakarta: Arruz Media, 2013), 48.
Bab Lima, Penutup. Adalah bab terakhir yang meliputi kesimpulan, dan
diringkas, untuk saran berisi beberapa saran yang diajukan peneliti untuk pihak