1
Lihat Pasal 20 ayat (2) UUD Negara RI Tahun 1945
2
Lihat Pasal 20 ayat (4) UUD Negara RI Tahun 1945
3
Jimly Asshiddiqie, Perihal Undang-Undang (Jakarta : Konstitusi Press , 2006), hlm. 297.
menentukan bahwa jika dalam waktu 30 hari tidak mendapat pengesahan dari presiden,
rancangan undang-undang itu sah menjadi undang-undang, Dengan demikian, dapat
dipastikan bahwa apabila suatu rancangan undang-undang telah mendapat persetujuan
bersama antara presiden dan DPR, pasti akan menjadi undang-undang.
Di samping kekuasaan presiden di bidang pembentukan undang-undang, presiden
juga mempunyai kekuasaan membentuk Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
(Perpu). Kewenangan presiden untuk menetapkan Perpu ini didasarkan atas ketentuan Pasal
22 ayat (1) UUD Negara RI Tahun 1945 yang menegaskan, “Dalam hal ihwal kegentingan
yang memaksa, presiden berhak menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti
undang-undang”. Menurut Bagir Manan, kewenangan presiden menetapkan Perpu adalah
kewenangan luar biasa di bidang perundang-undangan.4 Disebut kewenangan luar biasa
karena Perpu dibuat dalam keadaan kegentingan yang memaksa. Di samping itu, derajat
Perpu sama dengan undang-undang sehingga keberlakuan dan daya ikatnya sama dengan
undang-undang.
Selain kewenangan di atas, presiden juga diberi kewenangan oleh UUD untuk
membentuk Peraturan Pemerintah. Pasal 5 ayat (2) UUD Negara RI Tahun 1945
menyatakan, “Presiden menetapkan Peraturan Pemerintah untuk menjalankan undang-
undang sebagaimana mestinya”. Ketentuan ini menunjukkan bahwa presiden sebagai
penyelenggara pemerintahan dalam rangka menjalankan undang-undang diberi
kewenangan untuk membuat peraturan perundang-undangan, berupa Peraturan Pemerintah.
Presiden adalah penyelenggara pemerintahan tertinggi di bidang eksekutif,
sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 4 ayat (1) yang menyatakan, “Presiden Republik
Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar”. Sebagai
kepala pemerintahan, presiden mempunyai kekuasaan mengatur (verordnungsgewalt) yang
mengandung unsur memerintah (das element der regierung) dan kekuasaan memutus
(entscheidungsgewalt). Dengan demikian, kekuasaan pemerintahan itu mengandung arti
juga kekuasaan pengaturan dalam arti kekuasaan membentuk peraturan. Hal inilah yang
4
Abdul Ghoffar, Perbandingan Kekuasaan Presiden Indonesia Setelah Perubahan UUD 1945 dengan
Delapan Negara Maju (Jakarta: Kencana , 2009), hlm. 101.
menjadi dasar lahirnya Peraturan Presiden. Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2011, Peraturan Presiden adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh
presiden untuk menjalankan perintah peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi atau
dalam menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan.5
Selanjutnya, dijelaskan materi muatan Peraturan Presiden adalah materi yang
diperintahkan oleh undang-undang, materi untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah, atau
materi untuk melaksanakan penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan.6
Tabel 4.2 Kekuasaan Legislasi Presiden Berdasarkan UUD Negara RI Tahun 1945 dan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
Kekuasaan Legislasi UUD Negara RI Tahun Undang-Undang Nomor 12
Presiden 1945 Tahun 2011
Berhak mengajukan Pasal 5 ayat (1) : Presiden Pasal 43 ayat (1): Rancangan
Rancangan Undang Undang berhak mengajukan Undang-Undang dapat
kepada DPR Rancangan Undang-Undang berasal dari DPR atau
kepada DPR Presiden.
Pasal 47 ayat (1): Rancangan
Undang-Undang yang
diajukan oleh Presiden
disiapkan oleh menteri atau
pimpinan lembaga
pemerintah nonkementerian
sesuai dengan lingkup tugas
dan tanggung jawabnya.
Pasal 50 ayat (1): Rancangan
Undang-Undang dari
Presiden diajukan dengan
surat Presiden kepada
pimpinan DPR.
Pasal 50 ayat (3): DPR
5
Lihat Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan.
6
Lihat Pasal 13 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan.
Kekuasaan Legislasi UUD Negara RI Tahun Undang-Undang Nomor 12
Presiden 1945 Tahun 2011
mulal membahas Rancangan
Undang-Undang
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dalam jangka waktu
paling lama 60 (enam puluh)
hari terhitung sejak surat
Presiden diterima.
Ikut serta membahas Pasal 20 ayat (2): Setiap Pasal 65 ayat (1)
Rancangan Undang undang Rancangan Undang-Undang Pembahasan Rancangan
dengan DPR untuk dibahas oleh Dewan Undang-Undang dilakukan
mendapat persetujuan Perwakilan Rakyat dan oleh DPR bersama Presiden
bersama . Presiden untuk mendapat atau menteri yang ditugasi.
persetujuan bersama.
Pasal 69 ayat (3): Dalam hal
Pasal 20 ayat (3): Jika Rancangan Undang-Undang
Rancangan Undang Undang tidak mendapat persetujuan
itu tidak mendapat bersama antara DPR dan
persetujuan bersama, Presiden, Rancangan
Rancangan Undang-Undang Undang-Undang tersebut
itu tidak boleh diajukan lagi tidak boleh diajukan lagi
dalam persidangan Dewan dalam persidangan DPR
Perwakilan Rakyat masa itu. masa itu.
Mengesahkan Undang- Pasal 20 ayat (4): Presiden Pasal 72 ayat (1): Rancangan
Undang mengesahkan Rancangan Undang-Undang yang telah
Undang - Undang yang telah disetujul bersama oleh DPR
disetujui bersama untuk dan Presiden disampaikan
menjadi undang-undang. oleh Pimpinan DPR kepada
Presiden untuk disahkan
Pasal 20 ayat (5): Dalam hal menjadi undang-undang.
Rancangan Undang-Undang Pasal 73 ayat (1): Rancangan
yang telah disetujui bersama Undang-Undang
tersebut tidak disahkan oleh sebagaimana dimaksud
presiden dalam waktu tiga dalam Pasal 72 disahkan
puluh hari semenjak oleh presiden dengan
rancangan undang-undang membubuhkan tanda tangan
Kekuasaan Legislasi UUD Negara RI Tahun Undang-Undang Nomor 12
Presiden 1945 Tahun 2011
tersebut disetujui, dalam jangka waktu paling
Rancangan Undang-Undang lama. 30 (tiga puluh) hari
tersebut sah menjadi terhitung sejak Rancangan
undang-undang dan wajib Undang-Undang tersebut
diundangkan. disetujui bersama oleh DPR
dan Presiden.
Pasal 73 ayat (2): Dalam hal
Rancangan Undang-Undang
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak ditandatangani
oleh presiden dalam waktu
paling lama 30 (tiga puluh)
hari terhitung sejak
Rancangan Undang-Undang
tersebut disetujui bersama,
Rancangan Undang-Undang
tersebut sah menjadi
undang-undang dan wajib
diundangkan.
Menetapkan Peraturan Pasal 22 ayat (1) Dalam hal Pasal 1 angka 4: Peraturan
Pemerintah Pengganti ihwal kegentingan yang Pemerintah Pengganti
Undang-Undang (Perpu) memaksa, Presiden berhak Undang Undang adalah
menetapkan peraturan Peraturan Perundang-
pemerintah sebagai undangan yang ditetapkan
pengganti undang-undang. oleh Presiden dalam hal
ihwal kegentingan yang
Pasal 22 ayat (2) Peraturan memaksa.
pemerintah itu harus
mendapat persetujuan Pasal 11: Materi muatan
Dewan Perwakilan Rakyat Peraturan Pemerintah
dalam persidangan yang Pengganti Undang-Undang
berikut. sama dengan materi muatan
undang-undang.
Pasal 22 ayat (3) : Jika tidak
mendapat persetujuan, maka Pasal 52 ayat (1): Peraturan
Kekuasaan Legislasi UUD Negara RI Tahun Undang-Undang Nomor 12
Presiden 1945 Tahun 2011
peraturan pemerintah itu Pemerintah Pengganti
harus dicabut. Undang-Undang harus
diajukan ke DPR dalam
persidangan yang berikut.