Pertanyaan
1. Berikan analisis anda mengapa dalam membuat rancangan undang-undang DPR harus bersama
dengan presiden.
2. Berikan analisis anda apakah DPR dan presiden memiliki kekuasaan legislatif yang sama
JAWABAN
1. Sistem perundang-undangan di Indonesia hanya dikenal dengan satu nama jenis undang- undang, yakni
keputusan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat (“DPR”), dengan persetujuan Presiden, dan
disahkan Presiden. Selain itu, tidak terdapat undang-undang yang dibentuk oleh lembaga lain. Dalam
pengertian lain, undang-undang dibuat oleh DPR.
Hal tersebut tercantum dalam Pasal 20 UUD 1945 yang berbunyi:
Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang-undang.
Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden untuk
mendapat persetujuan bersama.
Jika rancangan undang-undang itu tidak mendapat persetujuan bersama, rancangan undang-
undang itu tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan Rakyat masa itu.
Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama untuk menjadi
undang-undang.
Dalam hal rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama tersebut tidak disahkan oleh
Presiden dalam waktu tiga puluh hari semenjak rancangan undang- undang tersebut disetujui,
rancangan undang-undang tersebut sah menjadi undang-undang dan wajib diundangkan.
Pada dasarnya, fungsi pembentuk undang undang disebut juga fungsi legislasi. Artinya, DPR
sebagai lembaga legislatif memiliki tugas pembuatan undang-undang,
merencanakan dan menyusun program serta urutan prioritas pembahasan RUU, baik untuk satu
masa keanggotaan DPR maupun untuk setiap tahun, membantu dan memfasilitasi penyusunan RUU
usul inisiatif DPR.
Pembahasan rancangan undang-undang dilaksanakan paling lambat dalam jangka waktu 60 hari
sejak disetujui oleh Presiden. Presiden juga memiliki hak veto, yaitu hak untuk
membatalakan keputusan, ketetapan, dan rancangan undang- undang. Jika dalam suatu sidang
perumusan rancangan undang-undang presiden menolak rancangan undang-undang tersebut,
maka diperlukan dua per tiga suara dari seluruh anggota majelis.