Anda di halaman 1dari 3

RESUME

LEGISLATIF INDONESIA / IPEM 4323

MODUL 7 KB 2

DISUSUN OLEH :

NAMA : ICA AYU SAPITRI (040123374)


ARLIN CRISMONITA (042377967)

KELAS : ILMU PEMERINTAHAN

SEMESTER : 05
RANCANGAN UNDANG UNDANG YANG BERASAL DARI DPR

Kewenangan DPR membuat Undang-undang diatur dalam UUD 1945 pasal 20 ayat (1) yang menyatakan
bahwa Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk Undang-undang. Apabila rancangan
undang – undang bersal dari DPR sesua UU No. 10 tahun 2004 pasal 21, rancangan undang undang yang
telah disiapkan oleh DPR akan disampaikan kepada Presiden dengan surat pimpinan DPR. Selanjutnya
Presidenn akan menugaskan menteri yang mewakili Presiden dalam pembahasan rancangan undang –
undang bersama DPR, yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 60 hari sejak surat
pimpinan DPR diterima oleh Presiden. Selanjutnya, menteri yang mewakili presiden perlu
mengkoordinasikan persiapan pembahasan rancangan undang – undang tersebut kepada menteri yang
tugas dan tanggung jawabnya dibidang peraturan perundang-undangan.

Pengajuan rancangan Undang – undang yang berasal dari DPR diatur berdasarkan keputusan DPR RI No.
08/DPRRI/I/2005-2006 tentang peraturan tata tertib dewan perwakilan rakyat republic Indonesia pasal 130
– 133. Dijelaskan dalam pasal 130 sekurang kurangnya 13 orang anggota dapat mengajukan usul inisiatif
rancangan undang – undang. Usul rancangan unadang-undang tersebut, dapat juga diajukan oleh komisi,
gabungan komisi, dan badan legislatif.

Apabila keputusan berupa persetujuan dengan perubahan, DPR menugaskan kepada komisi, badan
legislatif atau panitia khusus untuk menyempurnakan rancangan undang-undang tersebut, dan apabila
rancangan undang-undang yang telah disetujui tanpa perubahan atau yang telah disempurnakan,
disampaikan kepada presiden oleh pimpinan DPR dengan permintaan agar Presiden menunjuk menteri
yang akan mewakili presiden dalam melakukan pembahasan rancangan undang – undang bersama sama
dengan DPR. Dalam waktu 60 hari kerja sejak diterimanya surat tentang penyampaian rancangan undang-
undang dari DPR, Presiden menunjuk menteri yang ditugasi mewakili presiden dalam pembahasan
rancangan undang-undang bersama DPR.

Dalam pasal 131 keputusan DPR RI No. 08 /DPR/RI/I2005-2006 tentang peraturan tata tertib dewan
perwakilan rakyat Republik Indonesia di jelaskan bahwa pengusul berhak mengajukan perubahan selama
usul rancangan undang – undang belum dibicarakan dalam badan musyawarah yang membahas
penentuan waktu pembicaraan dalam rapat paripurna usul rancangan undang undang tersebut. Pengsusul
berhak menarik usulnya kembali, selama usul rancangan undang undang tersebut belum diputusukan
menjadi rancangan undang-undang oleh rapat paripurna. Sementara pemberitahuan tentang perubahan
atau penarikan kembali usul rancangan undang undang harus ditandatangani oleh semua pengsusul dan
disampaikan secara tertulis kepada pimpinan DPR, kemudian dibagikan kepada seluruh anggota.

Pasal 132 menetapka apabila sebelum pengambilan keputusan dalam rapat paripurna jumlah
penandatanganan usul rancangan undang undang kurang dari 13 orang, harus diadakan penambahan
penanda tanganan sehingga jumlahnya menjadi sekurang-kurangnya 13 orang. Apabila sampai duakali
masa persidangan jumlah penanada tanganan tidak terpenuhi usul tersebut menjadi gugur dan
diberitahukan dalam rapat paripurna. Terhadap rancangan undang – undang yang berasal dari DPR yang
telah dikirim kepada presiden, namun belum mendapatkan surat pengantar presiden, dapat diraki kembali
berdasarkan keputusan rapat paripurna, dan bila rancangan undang-undang yang telah dibicarakan pada
pembicaraan tingkat I hanya dapat ditarik kembali berdasarkan persetujuan bersama DPR dan Presiden.

Suatu rancangan undang undang yang disusun dan disampaikan oleh DPR, Presiden menugaskan
menteri yang tugfas pokoknya membidangi substansi rancangan undang undang tersebut untuk
mengkoordinasikan pembahasannya dengan menteri dan menteri/lembaga pemerintah non departemen
terkait.

Pengesahan Rancangan Undang-undang, pengundangan dan penyebarluasan

Rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama oleh DPR dan Presiden disampaikan oleh
pimpinan DPR kepada Presiden untuk disahkan dalam jangka waktu paling lambat 7 hari terhitung sejak
tanggal persetujuan bersama.

Setelah menerima rancangan undang – undang yang telah disetujui oleh DPR dan presiden, secretariat
Negara akan menuangkannya dalam kertas kepresidenan dan akhirnya dikirimkan kepada presiden untuk
disahkan menjadi undang undang.

Pengesahan rancangan undang – undang yang telah disetujui bersama tersebut dilakukan dengan
membubuhkan tanda tangan dalam jangka waktu paling lambat 30 hari sejak rancangan undang –undang
tersebut disetujui oleh DPR dan Presiden.

Anda mungkin juga menyukai