Anda di halaman 1dari 4

PERBUATAN-PERBUATAN PEMERINTAH

YANG TIDAK PATUT DILAKUKAN

BAB I
PENDAHULUAN
Perbuatan Pemerintah adalah merupakan tindakan hukum yang dilakukan oleh
penguasa dalam menjalankan fungsi pemerintahan. Menurut Romijen, perbuatan
pemerintah yang merupakan “ bestuur handling “ yaitu tiap-tiap dari alat perlengkapan
pemerintah. Menurut Van Vallen Hoven, perbuatan pemerintah merupakan tindakan
secara spontan atas inisiatif sendiri dalam menghadapi keadaan dan keperluan yang
timbul tanpa menunggu perintah atasan, dan atas tanggung jawab sendiri demi
kepentingan umum.
Perbuatan Pemerintah dilakukan oleh pejabat pemerintah. Pejabatlah yang
mempertimbangkan, merencanakan, mengambil keputusan, melaksanakan, dan menilai
apa yang telah dilaksanakan. Apakah perbuatan itu baik atau tidak? Menyimpang atau
lurus? Apakah tepat pada jalan yang telah ditentukan? Apakah perbuatan tersebut
bersifat etik atau merupakan perbuatan yang seharusnya dilakukan? Orang berkata
bahwa pelaksanaan Pemerintahan atau Perbuatan Pemerintah itu tergantung dari the
man behind the gun.
Berdasarkan hal tersebut, setiap pejabat pemerintah selalu berada dalam tiga
macam kedudukan, yaitu : sebagai individu dengan segala sifatnya, sebagai Pegawai
Negeri yang perbuatannya dibatasi oleh etika jabatan, serta sebagai Perangkat
Pemerintah Yang perbuatannya harus sesuai dengan etika pemerintahan.
Setiap pejabat harus memahami, menghayati dan mengamalkan keiga macam etika
tersebut sekaligus, bersama-sama, dan konsekuen melakukannya. Ketiga jenis etika
tersebut tidak saling berlawanan, tetapi saling berkaitan, saling mempengaruhi,
melengkapi dan saling menunjang.

BAB II
PEMBAHASAN
a. Perbuatan Pemerintah
Adanya norma, aturan, kebiasaan, atau etika dalam masyarakat merupakan hal yang
logis karena manusia hidup bermasyarakat dan membentuk masyarakat justru untuk
menciptakan ketertiban agar dapat memenuhi kebutuhannya dengan sebaik-baiknya
melalui saling membantu dan bekerja sama dengan manusia lain. Untuk menciptakan
ketertiban, harus ada tata tertib, aturan, kaidah, norma, atau etika hidup bermasyarakat.
Tanpa etika atau tata tertib, masyarakat berada dalam keadaan alami. Banyak perkiraan
mengenai keadaan alami manusia ini bervariasi dari tidak ada aturan (Hobbes
berpendapat seperti itu, tetapi dengan maksud tertentu) dan ada aturan yang berlaku
mutlak (John Locke).
Perbuatan dan perilaku yang dilakukan berulang-ulang tanpa perubahan disebut
kebiasaan. Kebiasaan yang berlaku dari tahun ke tahun, bahkan dari abad ke abad dan
turun temurun dari generasi ke generasi disebut adat. Aturan yang dibuat oleh perangkat
atau pejabat yang berwenang disebut hukum. Oleh karena dibuat oleh Pemerintah,
hukum dapat dipaksakan agar dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat. Perbuatan yang
baik, perbuatan yang etis, perbuatan yang wajib, dan yang seharusnya dilakukan adalah
perbuatan yang sesuai dengan kebiasaan, adat, aturan, atau hukum yang berlaku dalam
masyarakat yang bersangkutan.
b. Jenis-jenis Perbuatan Pemerintah
Dalam menjalankan tugasnya untuk mewujudkan tujuan mensejahterakan rakyat,
pemerintah melakukan berbagai macam perbuatan. Perbuatan-perbuatan pemerintah
tersebut dpt digolongkan menjadi dua, yaitu:
 Perbuatan nyata/perbuatan nonyuridis (Feitelijke handeling)
 Perbuatan menurut hukum/perbuatan yuridis (Recht handeling)
Perbuatan nyata/perbuatan nonyuridis berdasarkan fakta atau tidak berdasarkan
hukum adalah tindakan penguasa yang tidak mempunyai akibat hukum, misalnya
Walikota mengundang masyarakat untuk menghadiri 17 agustus, Presiden menghimbau
masyarakat untuk hidup sederhana dan lain-lain.
Perbuatan pemerintah berdasarkan hukum ( Recht Handilugen ) adalah tindakan
penguasa yang mempunyai akibat hukum. dapat digolongkan dalam dua golongan,
yaitu :
1. Perbuatan pemerintah dalam lapangaan hukum privat, dimana penguasa
mengadakan hubungan hukum berdasarkan hukum privat.
Menurut Prof. Krobbe Kranenburg, Vegtig, Donner dan Hassh, bahwa pejabat
administrasi Negara dalam menjalankan tugasnya dalam hal-hal tertentu dapat
menggunakan hukum privat, umpanya perbuatan sewa-menyewa, jual-beli
tanah dan perjanjian-perjanjian lainnya.
2. Perbuatan pemerintah dalam lapangan Hukum Publik, terdiri dari dua macam
yaitu : Perbuatan Hukum Publik bersegi dua dan Perbuatan Hukum Publik
bersegi satu.
c. Perbuatan Pemerintah yang Tidak Patut dilakukan
Pemerintah Republik Indonesia berpendirian bahwa seorang pejabat dipandang
tidak cakap untuk memegang jabatannya jika tingkah laku dan perbuatannya
bertentangan dengan kehormatan yang patut diharapkan dari seorang pejabat
pemerintah atau berlawanan dengan kehormatan Korps Pegawai Negeri biarpun tingkah
laku dimaksud dilakukannya diluar kantor dan diluar jam kerja. Bahkan, Pemerintah
bersikap lebih jauh lagi: jika ada alasan yang cukup untuk pemecatan, misalnya terkenal
sebagai penjudi, suka memerkosa, sering nikah cerai, serta melakukan perbuatan keji,
memalukan, dan tercela; pejabat tersebut dapat dipecat dari jabatannya.
Perbuatan seperti diatas menjadi dorongan bagi atasan bersangkutan untuk
memecat Pegawai Negeri dari Jabatannya atau diajukan ke Pengadilan Negeri atas
tuduhan pidana. Hukuman atas pelanggaran kode etik atau lebih tepat lagi atas disiplin
Pegawai Negeri tercantum dalam Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980
dan Pasal 15 PP Nomor 42 Tahun 2004.
Beberapa syarat pokok terkandung dan tercakup dalam pancasila yang harus
menguasai, menjiwai, dan menjadi dasar setiap Perbuatan Pemerintahan yang dilakukan
oleh perangkat atau pejabat pemerintahan. Syarat dimaksud misalnya : Jujur,
Konsekuen, Bersih dan Terbuka, serta tidak mungkin disogok atau disuap. Syarat
tersebut harus pula terdapat pada pribadi pejabat sendiri. Jika ada keluhan masyarakat
yang terpokok pada pernyataan bahwa Pemerintah kurang atau tidak etis dalam
melaksanakan tugasnya, bisa diperkirakan bahwa syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi.
Jika misalnya praktik-praktik licik dalam melakukan perbuatan Pemerintahan dipandang
sebagai Perbuatan tidak baik dan terlarang, hal dimaksud sebenarnya karena perbuatan
licik tersebut membahayakan dan merusak syarat kejujuraan, kebersihan, dan
keterbukaan. Praktik licik sering timbul dalam pelaksanaan peraturan formal yang
sangat terperinci dan yang mengatur sampai mendetail.
Ada beberapa ragam perbuatan tidak patut yang dilakukan oleh Pemerintah,
perangkat, atau pejabat pemerintah sebagai berikut :
1. Chicane, yaitu perbuatan mencari-cari alasan untuk memperlmbat melakukan
kewajiban yang tidak menyenangkan, perbuatan curang, mengandung tipuan, atau
dalam satu kata perbuatan licik.
2. Red tape, yang pada umumnya berarti patuh secara berlebihan, kepatuhan yang
mekanis pada ketentuan perundang-undangan yang tentu saja merugikan mereka
yang harus diberi pelayanan.
3. Misbruik van recht, yaitu penyalahgunaan hak, seperti mempergunakan hak hanya
untuk membuat pihak lain merasa dongkol atau agar pihak lain mendapat
kerugian. Misbruik van recht bisa terjadi apabila perangkat pemerimtah bertindak
dalam bidang hukum privat.
4. Misbruik van macht, yaitu penyalahgunaan kekukasaan. Misalnya,
mempergunakan kekuasaan yang diberikan kepada pemerintah untuk tujuan X,
tetapi justru dipergunakan untuk tujuan Y.
5. Detournement de pouvoir yang menurut peradilan tata usaha negara Prancis
merupakan perbuatan tidak sah pemerintah merupakan suatu penyalahgunaan
kekuasaan. Para ahli hukum Belanda berpendapat lain bahwa Detournement de
pouvoir belum tentu merupakan perbuatan yang bertentangan dengan etika
pemerintahan dan belum tentu merupakan onwettige overheidsdaad, yaitu
perbuatan tidak sah pemerintah.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Perbuatan Pemerintah adalah merupakan tindakan hukum yang dilakukan oleh
penguasa dalam menjalankan fungsi pemerintahan. Menurut Romijen, perbuatan
pemerintah yang merupakan “ bestuur handling “ yaitu tiap-tiap dari alat perlengkapan
pemerintah. Menurut Van Vallen Hoven, perbuatan pemerintah merupakan tindakan
secara spontan atas inisiatif sendiri dalam menghadapi keadaan dan keperluan yang
timbul tanpa menunggu perintah atasan, dan atas tanggung jawab sendiri demi
kepentingan umum.
Ada dua macam Perbuatan Pemerintah yaitu : Perbuatan nyata/perbuatan
nonyuridis (Feitelijke handeling) dan Perbuatan menurut hukum/perbuatan yuridis
(Recht handeling). Perbuatan pemerintah berdasarkan hukum ( Recht Handilugen )
dibedakan menjadi dua yaitu : Perbuatan Hukum Privat dan Perbuatan Hukum Publik.
Perbuatan pemerintah dalam lapangan Hukum Publik, terdiri dari dua macam yaitu :
Perbuatan Hukum Publik bersegi dua dan Perbuatan Hukum Publik bersegi satu.
Ada beberapa ragam perbuatan tidak patut yang dilakukan oleh Pemerintah,
perangkat, atau pejabat pemerintah yaitu : Chicane, Red Tape, Misbruik van recht,
Misbruik van macht, dan Detournement de pouvoir.
Referensi :
 Djohermansyah Djohan, Milwan, 2020, Etika Pemerintahan,IPEM 4430,
Penerbit Universitas Terbuka, Tangerang Selatan.
 Perbuatan Pemerintah/Tindakan Pemerintah.akhsoname.blogspot.com
 http://makalahdanskripsi.blogspot.com/perbuatan pemerintah-tindakan
pemerintah.
KRISTINA AVENTIANA,031068503, T II IPEM 4430

Anda mungkin juga menyukai