Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Ayu Noviyanti

NIM : 043555815
TUGAS 2 IPEM4437
Dinamika perkembangan relasi antara gerakan buruh dan kondisi politik Indonesia dari masa
ke masa mengalami pasang surut. Tulislah argumentasi Anda tentang gerakan buruh dan
kaitkan dengan rencana penyusunan Omnibus Law tentang RUU Cipta Lapangan Kerja.

Mahasiswa diminta untuk melakukan analisis perkembangan relasi gerakan buruh/pekerja,


pemerintah dan pengusaha di Indonesia dengan memperhatikan hal-hal sbb.

1. Peran buruh dalam sistem demokrasi di Indonesia!


2. Terkaitan masalah buruh/pekerja dengan Omnibus Law tentang RUU Cipta Lapangan
Kerja
3. Apa kekurangan dan keuntungan RUU Cipta Lapangan Kerja bagi kepentingan
masing-masing kelompok: Pemerintah, Pekerja/Buruh dan Pengusaha.
4. Apakah hanya 3 (tiga) kelompok kepentingan ini saat yang berperan. Jelaskan
jawabannya

Jawab :

1. Harus diakui bahwa buruh adalah bagian yang turut memainkan peranan penting
sepanjang sejarah Republik. Perkumpulan dalam jumlah besar, gerakan yang bersifat
masif dan reaktif, hingga organisasi yang tersebar hingga unit terkecil di perusahaan,
melahirkan posisi tersendiri bagi buruh dalam jagat politik dalam negeri.
Hingga saat ini, buruh masih memainkan peranan penting dalam konstelasi politik
bangsa. Seperti saat adanya UU yang tidak sesuai dan merugikan banyak masyarakat.
Tak segan para buruh akan turun ke jalan untuk demo besar-besaran menolak kebijakan
yang dibuat pemerintah, karena tidak sesuai atau sangat merugikan bagi masyarakat
banyak.

2. Keterkaitan masalah buruh terhadap RUU Cipta Kejra, sebenarnya Isi RUU Cipta
Lapangan Kerja tak jauh berbeda dengan usul revisi UU 13/2003 yang diupayakan
sejak tahun 2006 lalu, yang juga ditolak oleh buruh. Dalam revisi tersebut, ada banyak
hak buruh yang dihapus.
Seperti soal Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Para karyawan tetap yang sudah
puluhan tahun bekerja tidak lepas dari ancaman. Turunnya jumlah pesangon secara
drastis atau bahkan dihapus, sangat merugikan bagi buruh tapi menguntungkan bagi
pemilik perusahaan.
RUU Cipta Lapangan Kerja juga membuat kebijakan kontrak dan alih daya
(outsourcing) diperluas baik dari segi waktu atau jenis pekerjaan, Belum lagi soal
diubahnya sanksi jika pengusaha menghalangi buruh cuti haid, melahirkan, tidak
membayar upah minimum, upah lembur, atau menghalangi buruh berserikat dan
mogok, seperti yang diatur dalam UU 13/2003. "Semua pelanggaran aturan-aturan itu
nantinya cuma dihukum sanksi administrative. Dan kebijakan rencana mengubah upah
per bulan jadi dihitung per jam.
Buruh memang tidak dilibatkan dalam proses penyusunan peraturan yang sebetulnya
sangat terkait erat dengan hidup mereka. Satuan Tugas Bersama Omnibus Law yang
dibentuk Airlangga Hartarto, misalnya, lebih didominasi pengusaha. Mengenai ini,
Kadiv Advokasi YLBHI M Isnur pernah mengatakan: "Pendekatannya (omnibus law)
pendekatan ekonomi, pendekatan para pemodal, pendekatan asosiasi pengusaha.
Sedangkan asosiasi warga, asosiasi orang-orang korban, enggak didengarkan sama
sekali.
Banyak sekali kebijakan-kebijakan yang sangat merugikan buruh, maka dari itu para
buruh melakukan demo besar-besaran untuk penolakan RUU Cipta Kerja tersebut,
tetapi sama sekali tidak didengar oleh pemerintah.
3.

ASPEK PEMERINTAH BURUH PENGUSAHA


 Menghilangkan  Membayar
upah minimum sweetener
 Pesangon kepada buruh
dihapus
 Memudahkan
PHK
KEKURANGAN TIDAK ADA  Adanya
karyawan
kontrak seumur
hidup
melanggengkan
praltik
outsourcing
 Jam kerja
eksploitatif
 Tenaga kerja
asing bebas
masuk
 Hilangnya
jaminan nasional
 Sanksi pidana
bagi pengusaha
yang melanggar
dihilangkan

 Mendorong  Pekerja dengan  Mempermudah


investasi asing status Perjanjian akses
 Menggerakan Kerja Waktu pembiayaan
ekonomi Tertentu  Akses pasar
nasional (PKWT)  Akses
 Membuka mendapat uang pengembangan
lapangan kerja kompensasi usaha
yang luas setelah kontrak  Akses perizinan
KEUNTUNGAN  Memudahkan kerja berakhir.  Akses rantai
izin baru usaha  Mendapatkan pasok
 Membanu perlindungan
UMKM hak-haknya
mengembangkan seperti BPJS
usaha  Jaminan
 Menyejahterakan kehilangan
kaum pekerja pekerjaan
 Menciptakan  UMKM dapat
iklim investasi kemudahan izin
yang baik dan bantuan
 Meyederhanakan hukum
regulasi yang  urus izin kapal
selama ini sangat dipermudah
berbelit  rumah MBR
Diperbanyak

4. Tidak hanya Pemerintah, buruh dan pengusaha saja yang ikut berperaran. Tetapi
kelompok mahasiswa, seluruh kelompok kepentingan baik itu organisasi
kemasyarakatan, LSM, lembaga pengamat kebijakan publik, maupun organisasi Civil
Society lainnya, yang memiliki kepentingan atau bidang kajiannya berkaitan dengan
klaster-klaster Undang-Undang dalam RUU Cipta Kerja memiliki tugas untuk
menghadirkan ruang aspirasi publik. Ruang yang dimaksud bisa sekedar sebagai
mediator dengan pemerintah, atau dengan partai politik dan media massa, atau
membangun diskusi publik untuk menemukan sisi negatif dan sisi positif yang mungkin
terjadi dengan implementasinya pasal-pasal dalam Undang-Undang Cipta Kerja
tersebut..

Sumber referensi :

Modul IPEM4437

https://money.kompas.com/read/2020/10/06/171943226/menaker-penyusunan-uu-cipta-kerja-
libatkan-partisipasi-organisasi-buruh

https://timesindonesia.co.id/pemerintahan/301484/menakar-peran-kelompok-kepentingan-
pasca-pengesahan-uu-cipta-kerja

Anda mungkin juga menyukai