Anda di halaman 1dari 4

Tugas 2 ADPU4334

Nama : Febrian Dwinanda

Nim : 041544111

1. Jelaskan juga bagaimana kiat manajemen bagi pemimpin yang sedang menaglami krisis
2. Coba jelaskan secara teoritis dengan konsep kepemimpinan transformasional dan conoth
disekitar anda dalam prakteknya.
3. Jelaskan  dua kecenderuangan gaya atau karakter pemimpin dalam melakukan perannya
sebagai pemimpin.

Jawab :
1. Krisis adalah keadaan yang mutlak terjadi karena hal-hal disruptif seperti perubahan
cepat di dalam organisasi, perubahan kondisi perekonomian, permasalahan anggota
organisasi, perubahan teknologi yang tidak terduga, serta dampak keputusan politik yang
menyebabkan guncangan stabilitas pada organisasi. Di luar itu ternyata saat ini kita
menemukan bahwa sebuah pandemi seperti COVID-19 memberikan pengaruh krisis yang
luar biasa kepada banyak organisasi di berbagai bidang.

Organisasi manapun baik institusi pendidikan, kesehatan, maupun bisnis pasti


menghadapi masa-masa krisis, karena krisis lekat dengan tuntutan perubahan sepanjang
waktu. Krisis di satu sisi dapat diprediksi, namun di sisi lain bisa juga datang secara tidak
terduga. Krisis memberikan efek menyeluruh tidak hanya kepada organisasi, melainkan
juga kepada individu-individu, baik yang terlibat di internal organisasi maupun di
eksternal organisasi.

Pada situasi krisis dibutuhkan peran pemimpin dalam melakukan manajemen


krisis. Manajemen krisis bagi seorang pemimpin ibarat sebuah seni dalam mengubah
kurva yang menurun menjadi kembali menanjak

Langkah dalam mengahadapi krisis :

- Langkah pertama yang diambil oleh pemimpin adalah membangun komunikasi


yang penuh empati dan motivasi kepada anggotanya tanpa ada satupun yang
terlewati. Penting untuk pemimpin memberikan pesan-pesan yang menenangkan
demi menjaga stabilitas mental setiap anggotanya. Ketegaran yang ditunjukan
oleh pemimpin adalah representasi tangguhnya organisasi, sekaligus menjadi
pemicu semangat bagi setiap anggota.
- Langkah kedua, pemimpin dalam manajemen krisis butuh membangun nuansa
yang menjadikan setiap anggotanya terus berkembang. Situasi krisis merupakan
waktu yang tepat untuk seluruh anggota organisasi belajar secara holistik melihat
fenomena yang dialami oleh organisasi dan penerima manfaatnya. Langkah
ketiga, menjalin kemitraan dengan mitra terkait. Tujuannya adalah untuk
menyelesaikan krisis bersama-sama.
- Pemimpin harus memaksimalkan koneksi kemitraan yang dimiliki selama ini
untuk meringankan resiko yang ditanggung organisasi.
- Setiap kerugian yang dialami organisasi harus dihitung dengan teliti. Sangat
penting untuk organisasi memikirkan batas kerugian yang dapat diterima.
Pemimpin juga butuh merencanakan strategi menyambut pasca-krisis dengan
penuh semangat.

2. Model kepemimpinan transformasional merupakan model yang relatif baru dalam studi-
studi kepemimpinan. Model ini dianggap sebagai model yang terbaik dalam menjelaskan
karakteristik pemimpin. Konsep kepemimpinan transformasional mengintegrasikan ide-
ide yang dikembangkan dalam pendekatan watak, gaya dan kontingensi. Burns (1978)
merupakan salah satu penggagas yang secara eksplisit mendefinisikan kepemimpinan
transformasional. Menurutnya, untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang
model kepemimpinan transformasional, model ini perlu dipertentangkan dengan model
kepemimpinan transaksional.

Kepemimpinan transformasional berusaha untuk menginspirasi kinerja yang luar


biasa. Gaya kepemimpinan transformasional memiliki berbagain cara untuk memberikan
motivasi kepada pengikutnya agar dapat meningkatkan kinerja pengikutnya dengan cara
memberikan dorongan yang lebih kepada pengikut, memberikan contoh untuk lebih
mementingkan kelompok dari pada individu untuk kebaikan bersama, dan memberikan
fasilitas kepada pengikut untuk lebih semangat dalam bekerja.

Dengan demikian, pemimpin transformasional merupakan pemimpin yang


karismatik dan mempunyai peran sentral dan strategis dalam membawa organisasi
mencapai tujuannya. Pemimpin transformasional juga harus mempunyai kemampuan
untuk menyamakan visi masa depan dengan bawahannya, serta mempertinggi kebutuhan
bawahan pada tingkat yang lebih tinggi dari pada apa yang mereka butuhkan.
Contoh :

Muhammad Sani merupakan mantan gubernur Kepulauan Riau.Selama delapan


tahun (1985-1993), Muhammad Sani kemudian dipercaya untuk memimpin Kota
Administratif Tanjungpinang. Saat dia memimpin di sana, Kota Tanjungpinang tumbuh
menjadi kota perdagangan dan jasa serta tujuan wisata yang banyak diminati. Selanjutnya
dari tahun 1993-1995, dia ditarik oleh Gubernur Riau sebagai Kepala Biro Binsos
Setwilda Tk.I Riau. Kemudian Muhammad Sani ditugaskan sebagai Sekretaris Wilayah
Kodya Batam yang dijabatnya selama lebih kurang empat tahun yaitu dari tahun 1995-
1999. Dua tahun berikutnya (1999-2001), dia ditunjuk sebagai Inspektur Wilayah
Provinsi Riau yang sekaligus menjabat sebagai Pejabat Bupati Karimun (1999-2000).
Pada tahun 2001, dia mengundurkan diri sebagai Inspektur Wilayah Provinsi Riau
karena akan bertarung dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bupati Karimun. Berkat
pengalamannya yang luas di bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan,
Muhammad Sani mendapat kepercayaan dari masyarakat Karimun sebagai Bupati
Karimun defintif yang pertama.
Tokoh yang terkenal dengan gerakan empat Azamnya dalam membangun Karimun ini
telah membawa daerah yang dulunya terbatas dari segi infrastruktur menjadi daerah yang
maju. Sektor infrastruktur, pertanian, perikanan, perdagangan dan jasa, serta pariwisata
terus mengalami pertumbuhan. Sehingga tidak heran dalam dua tahun kepemimpinannya
secara berturut-turut pada tahun 2003 dan 2004, dia dianugerahi Satya Lencana Bintang
Melati dan Satya Lencana Pembangunan dari Presiden Republik Indonesia.
pria yang memiliki falsafah hidup bekerja, belajar dan berhubungan baik dengan sesama
dan melakukannya sepenuh hati ini telah menulis buku autobiografi berjudul “Untung
sabut” yang diambil dari pepatah Melayu untung sabut timbul, untung batu tenggelam”
yang menggambarkan perjalanan hidupnya seperti sabut yang terus mengapung dan
timbul. Di mana dalam kamus istimewa peribahasa Melayu, untung sabut timbul, untung
batu tenggelam memiliki arti bahwa tidak ada orang yang dapat menghindari takdirnya,
dan manusia mau tidak mau harus akur dengan takdirnya. Oleh karena itu, peraih gelar
Setia Amanah oleh LAM Kepri Datok ini selalu meyakini bahwa dalam perjalanan
hidupnya ada kasih sayang Tuhan yang selalu menopang dan memperhatikan hidupnya.

3. Kepemimpinan itu adalah tentang bagaimana mempengaruhi orang lain, bawahan atau
pengikut agar mau mencapai tujuan yang diinginkan sang pemimpin.
Dalam ilmu manajemen pada umumnya, dikenal 3 (tiga) model kepemimpinan. Pada
umumnya ketiga model kepemimpinan ini sering kita lihat  pada diri para leader dalam
praktek sehari-hari dalam memanage kantor atau perusahaan. Masing-masing model
mempunyai warna tersendiri, ada yang timbulnya karena anugerah Tuhan YME, ada juga
timbulnya sangat erat hubungannya dengan sifat atau karakter dari seseorang itu sendiri,
bahkan ada yang timbul karena hasil dari proses pembelajaran.
Ketiga model kepemimpinan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
-  Kepemimpinan Karismatik adalah :
Kepemimpinan yang berasal dari anugerah Tuhan, yang mana pemimpin tersebut
mempunyai kemampuan luar biasa, magnit yang kuat dan adanya ketertarikan emosional
yang kuat dari yang dipimpin kepada pemimpinnya.
Contohnya : Bung Karno, Anwar Sadat, Mahatma Gandhi
- Kepemimpinan Transaksional adalah
a.   Kepemimpinan untuk mengendalikan bawahan dengan cara menggunakan kekuasaan
untuk mencapai hasil.
b.   Mengelola bawahan dengan memberi reward dan punishment.
c.   Biasa menerapkan transaksi yang saling menguntungkan dengan bawahan.

Sumber :
- BMP ADPU 4334
- https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-jateng/baca-artikel/12708/Mengenal-
Kepemimpinan-dan-Model-Kepemimpinan.html
- https://indopolitika.com/perkembangan-kepri-di-bawah-kepemimpinan-hm-sani-
dirasakan-manfaatnya-oleh-masyarakat/
- https://binus.ac.id/malang/2017/09/tahapan-pengelolaan-krisis-manajemen/

Anda mungkin juga menyukai