Anda di halaman 1dari 5

Tugas 2

1. Ada beberapa macam strategi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan


konflik kelompok, berikan contoh strategi yang digunakan dalam penyelesaian
konflik kelompok yang terjadi dalam organisasi baik formal maupun informal di
Negara Republik Indonesia!
Jawaban :
Konflik Dalam Organisasi
            Adapun yang dimaksud konflik menurut Kamus Bahasa Indonesia Lengkap,
karangan Daryanto, bahwa konflik adalah suatu pertentangan, percekcokan,
perselesihan, ketidaksamaan pendapat / pandangan.
            Sedangkan pengertian yang senada, bahwa konflik adalah oposisi, interaksi
yang antagonistic atau bertentangan, benturan antara macam-macam paham,
perselisihan, kurang mufakat, pergesekan, perkelahian, perlawanan dengan senjata dan
perang.
            Adapula jenis-jenis konflik dalam kehidupan organisasi adalah ;
1. Konflik dalam diri sendiri individu, yang terjadi bila seorang individu menghadapi
ketidak pastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya, bila
berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan atau bila individu diharapkan untuk
melakukan lebih dari kemampuannya.
2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama dimana hal ini sering
diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan kepribadian.
3. Konflik antara individu dan kelompok yang berhubungan dengan cara individu
menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kipk kerja mereka.
4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, karena terhadi
pertentangan kepentingan antar kelompok.
5. Konflik antar organisasi, yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi
dalam system perokonomian suatu Negara.[14]

Suatu konflik dapat terjadi karena masing-masing pihak atau salah satu pihak
merasa dirugikan. Dan adapun sebab-sebab yang dapat menimbulkan konflik antara lain
:
1.      Perbedaan pendapat
Suatu konflik dapat terjadi karena perbedaan pendapat dimana masing-
masing pihak merasa dirinyalah yang paling benar.
2.      Salah paham
3.      Salah satu atau kedua belah pihak merasa dirugikan.
4.      Perasaan yang terlalu sensitive mungkin tindakan seseorang adalah wajar,
tetapi oleh pihak lain hal ini dianggap merugikan.
Jadi, sebab-sebab konflik yang dikemukakan di atas adalah konflik yang terjadi
oleh sebab intern. Namun konflik dapat juga terjadi oleh sebab ekstern, yaitu bilamana
terjadinya konflik itu karena dipanasi oleh pihak lain secara sengaja maupun tidak. Hal
ini dapat dilakukan dengan jalan mengadu domba antara pihak-pihak yang konflik
tersebut.

D. Cara Mengatasi Konflik Dalam Organisasi


            Dalam suatu organisasi sulit untuk mengetahui batas secara tegas antara
persaingan sehat dan konflik. Sebab persaingan meskipun disebut sehat, pada
hakekatnya adalah suatu konflik juga. Hanya saja dalam persaingan sehat justru harus
menimbulkan efek yang positif, dimana antara pihak-pihak yang bersaing diharap
berlaku sportif.
Jadi, apabila terjadi konflik maka akan timbul pertanyaan bagaimana
penyelesaiannya.
Pertama-tama yang harus diperhatikan adalah tingkat dari konflik tersebut dan
akibatnya terhadap tujuan yang hendak dicapai.
Konflik bisa berlangsung dalam organisasi dan ditengah masyarakat, dan adapun
upaya-upaya untuk mengatasi konflik yang terjadi dalam organisasi / masyrakat luas,
antara lain :
1. Memecahkan masalah melalui sikap kooperatif
2. Mempersatukan tujuan
3. Menghindari konflik
4. Ekspansi dari sumber energi
5. Memperhalus / memperlunak konflik
6. Kompromi
7. Tindakan otoriter
8. Mengubah struktur organisasi dari struktur individual.
Dan menurut Louis R. Pondy yang dikutip dalam buku Komaruddin, bahwa cara
mengatasi konflik dalam organisasi adalah :
1. Pendekatan tawar-menawar. Model konflik ini berkenaan dengan kelompok-
kelompok kepentingan yang bersaingan untuk memperoleh sumber-sumber yang
terbatas. Strategi untuk memecahkan konflik diantara mereka adalah dengan
berupaya untuk menambah sumber-sumber yang tersedia atau mengurangi
permintaan dari pihak-pihak yang bersaing tersebut.
2. Pendekatan birokratis. Model konflik ini berkenaan dengan hubungan-hubungan
otoriter vertical dalam suatu struktur hirarki. Konflik terjadi bila atasan berusaha
untuk mengawasi bawahan sedangkan bawahan menolaknya. Strategi untuk
memecahkan konflik tersebut adalah dengan mengganti peraturan-peraturan
birokratis yang impersonal dengan pengawasan personal.
3. Pendekatan system, yaitu berkaitan dengan masalah koordinasi. Cara mengatasi
konflik tersebut adalah dengan mengurangi diferensi tujuan dengan mengubah
insentif atau dengan prosedur seleksi latihan atau penugasan yang tepat.

Kemudian cara lain yang dapat digunakan untuk mengurangi konflik dalam
organisasi adalah dengan menggantu tujuan yang menimbulkan persaingan dengan
tujuan yang lebih bisa diterima kedua kelompok, serta mempersatukan kedua kelompok
yang bertentangan untuk menghadapoi “ancaman atau musuh” yang sama.
Metoda-metoda penyelesaian konflik lainnya yang sering digunakan yaitu
dominasi atau penekanan, kompromi, dan pemecahan masalah integrative
-        Dominasi dan penekanan dapat dilakukan dengan cara-cara seperti kekerasan,
penenangan, penghindaran.
-        dan metoda penyelesaian konflik integratif ada 3 jenis metoda yaitu :
 Konsensus, dimana pihak-pihak yang sedang bertentangan bertemu bersama
untuk mencari penyelesaian terbaik masalah mereka, dan bukan mencari
kemenangan sesuatu pihak.
 Konfrontasi dimana pihak-pihak yang saling berhadapan menyatakan
pendapatnya secara langsung satu sama lain.
 Penggunaan tujuan-tujuan yang lebih tinggi, dapat juga menjadi metoda
penyelesaian konflik bila tujuan tersebut disetujui bersama.

2. (a) Ada 6 (enam) prinsip model T-Form, menurut pandangan Anda kondisi di Pemerintah
Republik Indonesia sudah sesuai atau tidak dengan prinsip model T-Form? Jelaskan!
 Pengawasan yang dapat dipercaya
 Pendelegasian wewenang
 Struktur organisasi yang transparan dan efisien
 Desentralisasi pembuatan keputusan
 Penggunaan teknologi
 Manajemen adaptif dan terus berkembang

Pada beberapa bagian, pemerintah RI masih harus menyesuaikan diri dengan prinsip T-
Form. Maraknya kasus korupsi dan penyalahgunaan wewenang, merupakan bukti masih
lemahnya penerapan prinsip T-Form di Indonesia.

Akan tetapi banyaknya kasus korupsi yang terkuak membuktikan bahwa pemerintah
bersunggu-sungguh dalam melakukan reformasi birokrasi dan manejemen publik.
Penggunaan teknologi pada proses rekruitmen dan tata kelola data juga menunjukkan
bahwa ada usaha-usaha pemerintah untuk menciptakan kondisi organisasi kepemerintahan
semakin lebih baik.

(b). Ada beberapakarakteristikteori modern yang dapatmembedakandengan model-model


lain.Jelaskankarakteristikteori modern tersebut, sertajelaskan pula
organisasiPemerintahRepublik Indonesia sesuaiatautidakdengankarakteristikteori
modern?
Karakteristik teori modern antara lain :
 Sering disebut analisis system organisasi
Dimaksudkan agar organisasi fokus diarahkan kepada masalah- masalah
operasional dengan pandangan untuk mencapai tujuan- tujuan yang telah
ditetapkan.
 Mempertimbangkan semua elemen pada organisasi
Bahwa semua elemen yang terdapat pada organisasi dilibatkan&diatur
sedemikian rupa satu persatu agar tidak ada elemen lain yang bekerja melebihi
kapasitasnya.
 Memandang organisasi sebagai suatu satu kesatuan system
 Adaptif dengan tuntutan lingkungan
 Organisasi dan lingkungannya harus dilihat sebagai sesuatu yang saling
ketergantungan.
3. (a). Ada 8 (delapan) cirri manajemen Jepang, sebutkan ke-8 ciri tersebut, serta
jelaskan pula menurut pandangan Anda kondisi pada Pemerintah Republik Indonesia
menggunakan atau tidak dari ke-8 ciri manajemen Jepang

 "Shusin koyo" yang berarti mempekerjakan karyawan seumur hidup (lifetime


employment), dimana kesuksesan sistem ini tergantung dari sifat pribadi yang
bersangkutan (seperti loyalitas).
 "Nenko" yang berarti promosi dan gaji berdasarkan tingkat senioritas. Di
Jepang, karyawan dengan tingkat pendidikan; masa kerja; dan prestasi berbeda
akan mendapat gaji yang sama. Mungkin dipandang tidak adil, namun bagi
mereka yang berbakat pasti disediakan tugas dan posisi khusus.
 Pelatihan dan pengembangan, yang dilakukan terus-menerus sepanjang
perjalanan karier. Melalui hal ini, diharapkan tiap karyawan mampu
mengerjakan semua pekerjaan perusahaan. Jepang menerapkan sistem
pelatihan in house (mengundang ahli-ahli universitas dan lembaga pendidikan
sebagai pembicara), sistem ini membuat program pengembangannya semakin
terkenal seperti Pengendalian Mutu Terpadu (Total Quality Control); Gugus
Kendali Mutu (Quality Control Circle); dan Just In Time (JIT).
 Kerja sama kelompok, mampu merubah mind-set masyarakatnya menganggap
lingkungan sebagai tempat bermasyarakat bukan hanya tempat mencari
nafkah. Sikap ini mencerminkan rasa kebanggaan dan keberhasilan terhadap
perusahaan.
 Konsensus dalam pengambilan keputusan atau disebut "Ringi" (pengambilan
keputusan di perusahaaan berdasarkan persetujuan yang berwenang).
 "Bottom up approach", dengan menempatkan manajer senior
sebagai fasilitator dan manajer menengah sebagai pendorong.
 Penilaian karya yang rumit dilakukan berdasarkan sifat kepribadian masing-
masing karyawan.
 Jaminan sosial, berupa perumahan; tunjangan transportasi; asrama untuk yang
belum berkeluarga; beasiswa untuk anak karyawan dan pinjaman bunga
rendah untuk perumahan. Hal ini sesuai dengan istilah "Keluarga besar" bagi
perusahaan di Jepang.
(b). Ada 6 (enam) kerugian dari organiasi yang bertipe Z, sebutkan ke-6 kerugian
tersebut, serta jelaskan pula menurut pandangan Anda kondisi organisasi pada
Pemerintah Republik Indonesia!
 Tidak mendukung segala bentuk dari partisipasi dalam proses manajemen
 Struktur organisasi yang bias dan kabur
 Organisasi tipe z sulit di kembangkan dinegara yang memiliki beranekaragam
budaya.
 Tidak ada penyelesaian secara tuntas
 Menurunkan performa anggota organisasi
Menurut pandangan saya, organisasi tipe z tidak cocok dan tidak diterapkan di
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai