Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1

USAHA – USAHA MILIK NEGARA DAN DAERAH


NAMA : MUHAMMAD ZULAFRIZAL
NIM : 031330899
JURUSAN : ILMU ADMINISTRASI NEGARA

SEBUTKAN DAN JELASKAN:

1. Bagaimanakah  periodisasi perkembangan usaha-usaha milik negara dan daerah

2. Bagaimanakah Bentuk dan karakteristik Badan usaha milik negara dan daerah

BERIKAN ANALISIS:

1. Mengapa terjadi perubahan atas nama/status BUMN? (dapat saudara analisis


melalui analisis SWOT)

2.  Berikan contoh praktis; mengapa dapat terjadi kegagalan (kinerja rendah) dan
keberhasilan BUMN atau BUMD dalam mendukung pembangunan ekonomi atau
kesejahteraan rakyat (misalnya terkait dengan kinerja PLN, PT KAI, PDAM, dll)

JAWABAN :

1. Badan usaha milik negara (disingkat BUMN) dahulu dikenal sebagai


perusahaan negara (disingkat PN) adalah perusahaan yang dimiliki baik
sepenuhnya, sebagian besar, maupun sebagian kecil oleh pemerintah dan
pemerintah memberi kontrol terhadapnya.Yang membedakan BUMN dengan
badan lain milik pemerintah adalah status badan hukum dan sifat operasionalnya
(seperti aktivitas dan tujuan komersialnya). Meski BUMN berperan dalam
melaksanakan kebijakan publik (misalnya perusahaan perkeretaapian milik negara
bertujuan untuk mempermudah akses dan mobilitas masyarakat), BUMN harus
dibedakan dari kementerian, lembaga pemerintah nonkementerian, nonstruktural,
dan badan layanan umum.

2. 1. Badan Usaha berbentuk Badan Hukum


Karakteristik suatu badan hukum yaitu terdapat pemisahan kekayaan pemilik
dengan kekayaan badan usaha, sehingga pemilik hanya bertanggung jawab
sebatas harta yang dimilikinya . 

Badan Usaha yang berbentuk Badan Hukum terdiri dari :

(1)     Perseroan Terbatas (“PT”)

 Memiliki ketentuan minimal modal dasar, dalam UU 40/2007 minimum


modal dasar PT yaitu Rp50.000.000 (lima puluh juta rupiah). Minimal
25% dari modal dasar telah disetorkan ke dalam PT;
 Pemegang Saham hanya bertanggung jawab sebatas saham yang
dimilikinya;
 Berdasarkan peraturan perundang-undangan tertentu diwajibkan agar
suatu badan usaha berbentuk PT.

(2)     Yayasan

 Bergerak di bidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan yang tidak


mempunyai anggota;
 Kekayaan Yayasan dipisahkan dengan kekayaan pendiri yayasan.

(3)     Koperasi

 Beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan


melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat berdasar atas asas kekeluargaan .
 Sifat keanggotaan koperasi yaitu sukarela bahwa tidak ada paksaan
untuk menjadi anggota koperasi dan terbuka bahwa tidak ada
pengecualian untuk menjadi anggota koperasi.

2. Badan Usaha bukan berbentuk Badan Hukum

Lain halnya dengan badan usaha yang bukan berbentuk badan hukum, pada
bentuk badan usaha ini, tidak terdapat pemisahan antara kekayaan badan
usaha dengan kekayaan pemiliknya.
Badan usaha bukan berbentuk badan hukum terdiri dari:

(1)     Persekutuan Perdata

 Suatu perjanjian di mana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk
memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan dengan maksud untuk
membagi keuntungan yang terjadi karenanya;
 Para sekutu bertanggung jawab secara pribadi atas Persekutuan
Perdata.

(2)     Firma

 Suatu Perseroan yang didirikan untuk melakukan suatu usaha di bawah


nama bersama;
 Para anggota memiliki tanggung jawab renteng terhadap Firma.

(3)     Persekutuan Komanditer (“CV”)

 Terdiri dari Pesero Aktif dan Pesero Pasif/komanditer.


 Pesero Aktif bertanggung jawab sampai dengan harta pribadi,
sedangkan pesero pasif hanya bertanggung jawab sebesar modal yang
telah disetorkan ke dalam CV. 

1. Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang pada dasarnya


adalah badan usaha sekaligus sebagai badan hukum, Perum Pegadaian
menjadi salah satu pelaku ekonomi nasional selain Swasta dan Koperasi.
Juga menjadi pelopor usaha yang belum dilakukan oleh perusahaan
swasta ataupun koperasi. Sebagai entity bisnis pegadaian dalam
perjalanan usahanya telah mengalami pertumbuhan serta perkembangan
yang terus meningkat. Perum Pegadaian sebelumnya diatur dalam
Indonesische Bedrijven wet (IBW) atau Undang-Undang Perusahaan
Indonesia. Karena itu terhadap Perum Pegadaian diberlakukan Undang-
Undang Perusahaan. IBW yang diundangkan dalam Staatsblad Tahun
1927 No. 419 serta telah mengalami beberapa kali perubahan (Kansil
dkk., 2005). Peningkatan asset perusahaan Pegadaian seperti yang
tercantum dalam annual report tahun 2011-2012. Perum Pegadaian
memiliki kedudukan yang strategis dalam pembangunan ekonomi
masyarakat kecil dan menengah melalaui penyaluran kredit atas dasar
hukum gadai, serta dibebani tugas ganda yakni Public Service
Obligation (PSO) dan Profit Oriented (Kusdedi,2006).
Maka berdasarkan Pasal 92 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang
BUMN, dikeluarkanlah Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2011 tentang
Perubahan Bentuk Badan Hukum Perum Menjadi PT. Pegadaian (Persero).
Perubahan Perum menjadi PT. Pegadaian (Persero) sebagaimana terdapat dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2011 adalah dalam rangka lebih
meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan penyaluran pinjaman
khususnya kepada masyarakat menengah ke bawah, usaha mikro, usaha kecil dan
menengah. Perubahan bentuk badan hukum BUMN ditetapkan dengan peraturan
pemerintah, sebagaimana dalam Pasal 29 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun
2005 Tentang Penggabungan, Pengambilalihan Dan Perubahan Bentuk Badan
Hukum Badan Usaha Milik Negara. Perubahan dimaksud terdapat dalam akta
pendirian Perseroan No 01 Tanggal 1 April 2012 serta telah memperoleh
pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-1725.
AH.01.01 Tahun 2012 Tanggal 4 April 2012, (Kompas,2012).

2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN


PRIVATISASI BUMN : KOMPARASI INDONESIA-MALAYSIA DR TOTO
PRANOTO* 1. Latar Belakang Privatisasi BUMN merupakan fenomena yang
terjadi di negara maju dan berkembang, dilakukan secara intensif terutama pada
awal dekade 1980 an dengan Inggris di bawah Thatcher sebagai motornya.
Privatisasi BUMN yang banyak dijalankan terutama di negara berkembang sering
menimbulkan kontroversi terkait dengan tujuan, motivasi, serta implementasi yang
sering disertai dengan banyak distorsi. Beberapa pemikiran yang muncul
mendukung privatisasi sebagai suatu konsep untuk menciptakan perbaikan kinerja
BUMN, sementara pemikiran lain melihat langkah restrukturisasi BUMN lebih
tepat dilakukan untuk menghindarkan efek buruk privatisasi. Privatisasi BUMN di
Indonesia dan Malaysia telah intensif dilakukan sejak 2 dekade terakhir.dengan
latar belakang, tujuan, serta motif yang tidak persis sama maka privatisasi yang
dijalanlan di ke dua negara telah menghasilkan transaksi privatisasi yang
signifikan dalam jumlah dan nilai transaksi. Apakah privatisasi yang dijalankan
mampu merubah kinerja BUMN dan bagaimana pengaruh aspek politik, organisasi
dan kebijakan (policy) terhadap keberhasilan privatisasi merupakan hal yang akan
dianalisis dalam penelitian ini. * DR Toto Pranoto, saat ini bertugas di Lembaga
Management FEUI. Paper ini dipresentasikan pada FEUI Research Day, 13
Desember

Anda mungkin juga menyukai