Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ANALISIS TERKAIT BUMN (BADAN USAHA MILIK NEGARA)

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Hukum Perusahaan Kelas B

Oleh:
Mirza Cyntia Pramesti
(200710101040)

Dosen Pengampu:
Ayu Citra Santyaningtyas, S.H.,M.H.,M.Kn.,PhD.
Dr. Fendi Setyawan, S.H.,M.H.

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI JEMBER
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
BUMN (Badan Usaha Milik Negara) adalah perusahaan yang didirikan dan dikelola
oleh negara untuk menjalankan kegiatan operasional di sektor industri dan bisnis
strategis. Pemerintah Indonesia mendirikan BUMN dengan dua tujuan utama, yaitu
tujuan yang bersifat ekonomi dan tujuan yang bersifat sosial. Dalam tujuan yang bersifat
ekonomi, BUMN dimaksudkan untuk mengelola sektor-sektor bisnis strategis agar tidak
dikuasai pihak-pihak tertentu. Bidang-bidang usaha yang menyangkut hajat hidup orang
banyak, seperti perusahaan listrik, minyak dan gas bumi, sebagaimana diamanatkan
dalam pasal 33 UUD 1945, seyogyanya dikuasai oleh BUMN. Tujuan BUMN yang
bersifat sosial antara lain dapat dicapai melalui penciptaan lapangan kerja yang dicapai
dengan perekruitan tenaga kerja serta upaya untuk membangkitkan perekonomian lokal.
Perusahaan Badan Usaha Milik Negara, secara umum (BUMN) adalah badan usaha
yang seluruhnya atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan
secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan (Berdasarkan UU
Republik Indonesia No.19 Tahun 2003). BUMN merupakan salah satu pelaku ekonomi
dalam sistem perekonomian nasional, disamping Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
dan koperasi. BUMN berasal dari kontribusi dalam perekonomian indonesia yang
berperan menghasilkan berbagai barang dan jasa guna mewujudkan kesejahteraan
rakyat. BUMN terdapat dalam berbagai sektor seperti sektor pertanian, perkebunan,
kehutanan, keuangan, manufaktur, transportasi, pertambangan, listrik, telekomunikasi
dan perdagangan serta kontruksi. Sebagai tonggak perekonomian di Indonesia BUMN
berperan penting dalam menjaga kestabilan kondisi perekonomian Indonesia yaitu
dengan memperoleh pendapatan yang cukup untuk menompang perekonomian
Indonesia.
BUMN telah memberikan kontribusi besar terhadap pembangunan nasional
terutama pada masa awal kemerdekaan. Pemerintah saat itu memperoleh beberapa
perusahaan melalui nasionalisasi dan juga mendirikan banyak perseroan baru yang
berstatus BUMN. Diharapkan bahwa perseroan-perseroan tersebut akan menjadi inti
dari sebuah sektor korporasi yang kuat, didukung oleh manajemen profesional dan
lembaga-lembaga keuangan. Meskipun demikian, BUMN yang telah mencapai
sasaran awal yang ditetapkan dan mendapatkan laba, memperolehnya dengan biaya
besar dan sangat berlebihan. Sebelum terjadinya krisis moneter pada tahun 1997, lebih
dari separuh BUMN jumlah kinerjanya kurang memuaskan. Sebagai akibatnya banyak
BUMN tidak dapat lagi membayar hutangnya atau menghasilkan laba yang cukup
untuk membiayai perluasan usahanya. Selain alasan resesi, penggunaan sumber-
sumber daya yang kurang efektif dan kurang efisien juga menjadi sumber kurang
maksimalnya kinerja BUMN.
Dengan adanya BUMN diharapkan dapat terjadi peningkatan kesejahteraan
masyarakat, terutama masyarakat yang berada di sekitar lokasi BUMN. Tujuan
BUMN yang bersifat sosial antara lain dapat dicapai melalui penciptaan lapangan
kerja serta upaya untuk membangkitkan perekonomian lokal. Penciptaan lapangan
kerja dicapai melalui perekrutan tenaga kerja oleh BUMN. Upaya untuk
membangkitkan perekonomian lokal dapat dicapai dengan jalan mengikut-sertakan
masyarakat sebagai mitra kerja dalam mendukung kelancaran proses kegiatan usaha.
Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk memberdayakan usaha kecil,
menengah dan koperasi yang berada di sekitar lokasi BUMN.
BUMN juga semakin berperan dalam hal sebagai pelopor dalam sektor-sektor
usaha yang belum diminati oleh swasta, pelaksana pelayanan publik, penyeimbang
kekuatan-kekuatan swasta besar dan turut membantu pengembangan usaha kecil dan
koperasi, serta sebagai salah stau sumber penerimaan Negara yang signifikan dalam
bentuk berbagai jenis pajak, dividen, dan hasil privatisasi. Semakin besarnya peranan
BUMN sebagai bagian dari sistem perekonomian nasional menunjukkan betapa
pentingnya kedudukan BUMN sekarang ini. Untuk itu, maka perlulah kita untuk
memahami bagaimana proses pendirian, pengurusan, pengawasan, dan pembubaran
BUMN.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana tentang pengertian dan pendirian dari BUMN?
2. Bagaimana kepengurusan dalam BUMN?
3. Apa saja tujuan dan fungsi dari BUMN?
4. Bagaimana merger dari perusahaan BUMN?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dan cara pendirian dari BUMN.
2. Untuk mengetahui kepengurusan dalam BUMN.
3. Untuk mengetahui dan memahami dari tujuan dan fungsi BUMN.
4. Untuk mengetahui merger dari perusahaan BUMN.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Cara Pendirian dari BUMN


Berdasarkan PP No. 45 tahun 2005, BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau
sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang
berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.
Bentuk BUMN antara lain:
1. Persero
Persero adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam
saham yang seluruh atau paling sedikit 51 % (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh
Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan. Organ persero
terdiri dari RUPS, Direksi, dan Komisaris.
2. Perum
Perum adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham,
yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang
bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan
perusahaan. Organ Perum terdiri dari Menteri, Direksi, dan Dewan Pengawas.
 Pendirian BUMN:
Sesuai dengan UU No. 19 tahun 2003 , BUMN didirikan dengan maksud :
1. Memberikan sumbangan bagi perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan
Negara pada khususnya;
2. Mengejar keuntungan;
3. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang
bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak;
4. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang dapat dilaksanakan oleh sektor swasta
dan koperasi;
5. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi
lemah, koperasi dan masyarakat
Pendirian BUMN ditetapkan dengan peraturan pemerintah, dimana dalam peraturan
pemrintah tersebut setidaknya memuat :
a. Penetapan pendirian BUMN
b. Maksud dan tujuan didirikan BUMN
c. Penetapan besarnya penyertaan besarnya kekayaan Negara yang dipisahkan dalam
rangka pendirian BUMN
 Yang dimaksud pendirian BUMN meliputi :
1. Pembentukan Perum atau Persero baru
Dalam hal pendirian persero ini haruslah dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang perseroan terbatas. Khusus untuk pendirian Perum,
Peraturan Pemerintah tersebut memuat pula anggaran dasar Perum bersangkutan dan
penunjukan Menteri selaku wakil pemerintah sebagai pemilik modal.
2. Perubahan bentuk unit instansi pemerintah menjadi BUMN
Dalam hal pendirian BUMN dilakukan dengan mengalihkan unit instansi pemerintah
menjadi BUMN, maka dalam peraturan pemerintah tentang pendirian BUMN yang
dimaksud, dimuat ketentuan bahwa seluruh atau sebagian kekayaan, hak dan
kewajiban unit instansi pemerintah tersebut beralih menjadi kekayaan, hak dan
kewajiban BUMN yang didirikan.
3. Perubahan bentuk badan hukum BUMN
4. Pembentukan BUMN sebagai akibat dari peleburan Persero dan Perum.
Dari hal diatas, maka dapat dilihat bahwa pendirian BUMN tidak hanya dilakukan
dengan membentuk Persero atau Perum yang baru, tetapi juga dapat dilakukan dengan ketiga
cara lain di atas. Pendirian BUMN dilakukan dengan memperhatikan ketentuan mengenai tata
cara penyertaan modal dalam rangka pendirian BUMN.
Di dalam pendiriannya BUMN haruslah memiliki anggaran dasar. BUMN memiliki
tempat kedudukan di dalam wilayah Indonesia, dimana ketentuan mengenai tempat
kedudukan BUMN tersebut diungkapkan didalam anggaran dasar. Begitu juga dengan jangka
waktu berdirinya BUMN juga tercantum di dalam anggaran dasarnya. Berikut rincian apa
saja yang termuat dalam anggaran dasar baik untuk Persero maupun Perum.

2.2 Kepengurusan dalam BUMN


Sekalipun BUMN adalah milik Negara, akan tetapi pembinaan dan pengelolaan
BUMN tetepa didasarkan pada prinsip-prinsip perusahaan yang sehat. Selain tunduk pada
peraturan yang berlaku terhadap BUMN, para Direksi BUMN juga berpegang teguh pada
penerapan prinsip good corporate governance, yaitu :
1. Transparansi
Keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan
dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan.
2. Kemandirian
Keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan
dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
3. Akuntabilitas
Kejelasan fungsi, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan
perusahaan dapat dilaksanakan secara efektif.
4. Pertanggungjawaban
Suatu keadaan dimana stiap apa keputusan atau tindakan yang diambil atau dilakukan
dapat dipertanggungjawabkan, ada kejelasannya.
5. Kewajaran
Kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-
undangan dan prinsip-rinsip korporasi yang sehat.

Kepengurusan BUMN dilaksanakan oleh Direksi. Pengangkatan dan pemberhentian


Direksi dilakukan oleh RUPS untuk Persero dan Menteri untuk Perum. Orang atau
perseorangan yang dapat diangkat untuk menjadi direksi adalah seseorang yang memiliki
keahlian, integritas, kepemimpinan, kejujuran, pengalaman, perilaku yang baik serta memiliki
dedikasi yang tinggi untuk memajukan dan mengembangkan perusahaan. Selain itu, calon
direksi BUMN haruslah orang yang mampu melakukan perbuatan hukum (cakap hukum) dan
tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota direksi atau komisari atau dewan
pengawas yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan atau perum dinyatakan
pailit atau orang yang tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yag merugikaan
Negara.
Untuk dapat diangkat sebagai direksi BUMN, maka orang tersebut haruslah lulus uji
kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) yang dilaksanakan oleh sebuah tim atau
lembaga professional yang ditunjuk oleh Menteri. Untuk BUMN yang tidak seluruh
sahamnya dimiliki oleh negara, ketentuan uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test)
hanya berlaku bagi calon anggota Direksi yang mewakili pemerintah.
Jika dinyatakan lulus uji maka direksi harus menandatangani kontrak manajemen.
Kontrak manajemen berisikan janji-janji atau pernyataan calon anggota Direksi, yaitu apabila
diangkat/diangkat kembali menjadi anggota Direksi antara lain akan memenuhi segala target
yang ditetapkan oleh RUPS/Menteri dan menerapkan prinsip-prinsip good corporat
governance. Dalam hal direksi terdiri lebih dari satu orang maka salah satunya diangkat
sebagai Direktur Utama.

2.3 Tujuan dan Fungsi BUMN


Tujuan didirikannya BUMN dapat dilihat dari Pasal 2 ayat (1) UU BUMN
menentukan bahwa maksud dan tujuan didirikannya BUMN adalah:
a. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya
dan penerimaan negara pada khususnya. Disini BUMN diharapkan dapat
meningkatkan mutu pelayanan pada masyarakat sekaligus memberikan kontribusi
dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dan membantu penerimaan
keuangan negara.
b. Mengejar keuntungan. Menurut Penjelasan Pasal 1 ayat (1) huruf a, meskipun maksud
dan tujuan Persero adalah untuk mengejar keuntungan, namun dalam hal- hal tertentu
untuk melakukan pelayanan umum, Persero dapat diberikan tugas khusus dengan
memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang sehat. Dengan demikian,
penugasan pemerintah harus disertai dengan pembiayaannya (kompensasi)
berdasarkan perhitungan bisnis atau komersial, sedangkan untuk Perusahaan Umum
(Perum) yang tujuannya menyediakan barang dan jasa untuk kepentingan umum,
dalam pelaksanaannya harus memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan
yang baik.
c. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/ atau jasa yang
bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak. Dengan
maksud dan tujuan seperti ini, setiap usaha BUMN, baik barang maupun jasa, dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat.
d. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta,
koperasi, dan turut aktif memberikan bimbingan.
Sedangkan fungsi BUMN adalah sebagai berikut:
1. Sebagai badan usaha yang menyediakan produk, baik dalam bentuk barang maupun
jasa untuk masyarakat Indonesia.
2. Berfungsi sebagai media bagi pemerintah Indonesia dalam membuat kebijakan
perekonomian yang berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat.
3. Sebagai alat untuk menciptakan lapangan pekerjaan.
4. Sebagai salah satu sumber pendapatan atau devisa negara terbesar.
5. Tempat pengembangan berbagai usaha kecil, contohnya koperasi dan UMKM.
6. Badan Usaha Milik Negara bisa menjadi media untuk mengatur pengelolaan sumber
daya alam milik negara dengan benar dan tepat.
7. Badan Usaha Milik Negara berfungsi sebagai pelopor pembangunan dari berbagai
sektor yang tidak terjamah oleh sektor swasta.
8. Sebagai salah satu pendorong untuk memunculkan peluang usaha baru sehingga dapat
menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak.
9. Sebagai penyedia layanan yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat.
10. Menjadi wadah untuk mendorong aktivitas masyarakat di berbagai bidang usaha.

2.4 Merger dari Perusahaan BUMN


BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
BUMN sebagai salah satu badan hukum publik yang bergerak di sektor privat
merupakan entitas mandiri yang berhak melakukan pengelolaan aset kekayaannya sendiri
sebagai entitas mandiri badan hukum. Modal BUMN yang disetorkan Negara berasal dari
kekayaan negara yang dipisahkan. Pemisahan kekayaan Negara berasal dari Anggaran dan
Pendapatan dan Belanja Negara untuk dijadikan penyertaan modal Negara pada BUMN.
BUMN yang berbentuk Persero modalnya terbagi atas saham dan paling sedikit 51% (lima
puluh satu persen) sahamnya merupakan milik Negara. Sesuai Pasal 11 UU BUMN,
pembinaan dan pengelolaan BUMN yang berbentuk Persero didasarkan pada prinsip-prinsip
yang berlaku bagi perseroan terbatas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas yang telah diganti dengan Undang-Undang Nomor
40 Tahun 2007. Setelah Perseroan BUMN didirikan, maka modal yang disetorkan kepada
BUMN berubah bentuk menjadi saham BUMN. Karena itu, tanggung jawab Negara sebagai
pemegang saham hanyalah terbatas pada modal yang disetorkan kepada Persero BUMN.
Tanggung jawab terbatas ini juga mengakibatkan pemisahan kekayaan yang jelas antara
kekayaan persero BUMN dengan kekayaan negara. Organ Perseroan terdiri dari Direksi,
Komisaris, dan Rapat Umum Pemegang Saham. Dalam pengelolaan aset, organ Perseroan
memiliki tanggung jawab dan kewajiban namun tanggung jawab dan kewajiban tersebut
dibatasi oleh anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan.
Dari uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa Persero dan Perum sebagai
bentuk dari BUMN yang merupakan badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara
yang dipisahkan, memiliki tujuan umum yaitu untuk memajukan kesejahteraan rakyat. Dan
karena tujuan dan sumber pendanaan BUMN ini maka pengelolaan BUMN tidak bisa
dilakukan secara sembarangan. Dan karena itu ditetapkanlah Peraturan Pemerintah Nomor 45
tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan, dan Pembubaran BUMN. Dengan
adanya Peraturan Pemerintah ini maka dalam rrangka pengelolaan BUMN tidak boleh
menyalahi aturan yang sudah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai