NIM : 200710101112
LEMBAR JAWABAN
1. Sebut dan Jelaskan jawaban saudara mengenai ruang lingkup Hukum Kemaritiman!
JAWAB :
1. Yurisdiksi Maritim
Transportasi Laut sangat penting dalam menunjang poros maritim Indonesia yakni
selain menjadi simpul konektivitas antar pulau, juga merupakan penghubung serta
menjadi urat nadi yang mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di seluruh
pelosok Indonesia.2 Oleh karena itu, Pemerintah mengeluarkan Kebijakan
1
Pasal 1 BAB I, PP Nomor 13 Tahun 2022 Tentang Penyelenggaraan Keamanan, Keselamatan, Dan Penegakan
Hukum di Wilayah Perairan Indonesia dan Wilayah Yuridiksi Indonesia
2
Direktorat Jenderal Penghubungan Laut, Transportasi Laut Pegang Peranan Strategis untuk Merajut
Keberagaman Indonesia dan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi, Diakses pada tanggal 24 Agustus 2020,
https://dephub.go.id/post/read/transportasi-laut-pegang-peranan-strategis-untuk-merajut-keberagaman-
indonesia-dan-mendorong-pertumbuhan-
ekonomi#:~:text=Transportasi%20laut%20selain%20menjadi%20simpul,Transportasi%20Untuk%20Merajut%2
0Keberagaman%20Episode
strategis antara lain membangun transportasi multimoda melalui optimalisasi
sistem logistik nasional, percepatan pengembangan sistem transportasi multimoda,
sinkronisasi transportasi lokal, teritorial dan nasional, pengembangan jaringan
sistem transportasi laut terpadu, peningkatan keamanan transportasi laut,
pemanfaatan alat transportasi laut hijau.
3. Keamanan Maritim
3
Abdurrahman Masdiana, Penguatan Keamanan Marim Indonesia : Memahami Ancaman Keamanan Marim
dan Rekonstruksi Kemariman Indonesia Menuju Poros Marim Dunia, file:///C:/Users/test/Downloads/3655-
10945-2-PB.pdf
4
Fakultas Hukum Universitas Hukum, Penegakan Hukum di Wilayah Laut Indonesia,
https://law.ui.ac.id/penegakan-hukum-di-wilayah-laut-indonesia/
(Arbitration or Special Arbitration Procedure), dan memalui Konsiliasi
(Consiliation).5
Indonesia!
JAWAB :
Hukum laut adalah rangkaian peraturan dan kebiasaan hukum mengenai laut yang
bersifat Keperdataan, menyangkut kepentingan perorangan, dan Publik menyangkut
kepentingan umum.
5
LINDA LIDIA IMON, PENYELESAIAN SENGKETA KELAUTAN MENURUT KONVENSI HUKUM LAUT TAHUN 1982,
file:///C:/Users/test/Downloads/Linda+Imon+V6N3T2018.pdf
o Ordonansi kapal - kapal 1935 tentang persyaratan kapal untuk alat - alat
perlengkapan dan pengawakan, sebagian besar dari peraturan - peraturan
disesuaikan dengan ketentuan yang ditetapkan SOLAS 1974.
o Peraturan perijazahan pelaut 1939 disesuaikan dengan struktur
Departemen perhubungan serta silabi STCW 1978, OK 1935 PPP 1939
adalah produk hukum keselamatan pelayaran, yang tidak termasuk Hukum
laut publik maupun Hukum laut perdata ( lahir dari perjanjian
Internasional )
o Undang – undang nomor 4 tahun 1960 tentang wilayah laut Teritorial dan
lingkungan maritime 1939, diamendir dengan undang - undang No.17
tahun 1985 tentang konvensi Hukum Laut International.6
JAWAB :
• Eksekutif, yaitu kekuasaan untuk memaksakan agar orang (benda atau peristiwa)
menaati peraturan (hukum) yang berlaku
Yuridiksi Kemaritiman berlaku dalam hal penerapan yurisdiksi ekslusif kapal di laut
lepas ditinjau dari aspek hukum Internasional bahwa laut lepas merupakan wilayah
perairan yang lepas dari kedaulatan negara manapun, sehingga setiap kejahatan yang
berada di Laut Lepas berada sepenuhnya di bawah yurisdiksi negara bendera.7
6
Nautika, Hukum Maritim, diakses pada tanggal 9 Maret 2013,
http://lautmaritim.blogspot.com/2013/03/hukum-maritim.html
7
Repositori Institusi Universitas Sumatera Utara, Kewenangan Suatu Negara Terhadap Jurisdiksi Ekslusif Atas
Kapal Laut di Laut Lepas,
https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/18582#:~:text=kapal%20tanpa%20kebangsaan.-
,Penerapan%20yurisdiksi%20ekslusif%20kapal%20di%20laut%20lepas%20ditinjau%20dari%20aspek,di%20baw
ah%20yurisdiksi%20negara%20bendera.
4. Terdapat beberapa macam yurisdiksi dalam hukum kemaritiman. Sebut dan jelaskan
JAWAB :
a. Yurisdiksi territorial
Prinsip territorial subyektif Prinsip ini memperkenankan suatu negara untuk
mengklaim dan menyatakan yurisdiksinya terhadap suatu tindak pidana yang
mulai dilakukan atau terjadi di dalam wilayah negaranya walaupun berakhir
atau diselesaikan di negara lain. Prinsip territorial obyektif Prinsip ini
memperkenankan suatu negara untuk mengklaim dan menyatakan
yurisdiksinya terhadap suatu tindak pidana yang terjadi di luar negeri (negara
lain), tetapi berakhir atau diselesaikan dan membahayakan negaranya sendiri.
Menurut prinsip yurisdiksi teritorial, negara mempunyai yurisdiksi terhadap
semua persoalan dan kejadian di dalam wilayahnya. Prinsip ini adalah prinsip
yang paling mapan dan penting dalam hukum internasional.
b. Yurisdiksi Personal
Yurisdiksi personal adalah yurisdiksi terhadap seseorang, apakah dia adalah
warga negara atau orang asing. Suatu negara dapat mengklaim yurisdiksinya
berdasarkan azas personalitas (jurisdiction according to personality principle).
Yurisdiksi terhadap individu dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip berikut:
Prinsip nasionalitas aktif. Menurut prinsip ini negara dapat
melaksanakan yurisdiksi terhadap warga negaranya. Semua prinsip lain
yang berkaitan dengan hal ini adalah negara tidak wajib menyerahkan
warga negaranya yang telah melakukan suatu tindak pidana ke luar
negeri.
Prinsip nasionalitas pasif. Prinsip ini membenarkan negara untuk
menjalankan yurisdiksi apabila seorang warga negaranya menderita
kerugian. Dasar pembenaran prinsip nasionalitas ini adalah bahwa
setiap negara berhak melindungi warga negaranya di luar negeri , dan
apabila negara teritorial di mana tindak pidana itu terjadi tidak
menghukum orang yang menyebabkan kerugian tersebut, maka negara
asal korban berwenang menghukum tindak pidana itu, apabila orang
itu berada di wilayahnya.
c. Yurisdiksi Prinsip Perlindungan
Yurisdiksi perlindungan, suatu negara dapat melaksanakan yurisdiksinya
terhadap warga-warga asing yang melakukan kejahatan di luar negeri yang
diduga dapat mengancam kepentingan keamanan, integritas, dan kemerdekaan
negara. Penerapan prinsip ini dibenarkan sebagai dasar untuk penerapan
yurisdiksi suatu negara. Latar belakang pembenaran ini adalah perundang-
undangan nasional pada umumnya tidak mengatur atau tidak menghukum
perbuatan yang dilakukan di dalam suatu negara yang dapat mengancam atau
mengganggu keamanan, integritas, dan kemerdekaan orang lain. Misalnya,
berkomplot untuk menggulingkan pemerintahannya, menyelundupkan mata
uang asing, kegiatan spionase, atau perbuatan yang melanggar perundang-
undangan imigrasinya.
d. Yurisdiksi Universal
Menurut prinsip ini, setiap negara mempunyai yurisdiksi terhadap tindak
kejahatan yang mengancam masyarakat internasional. Yurisdiksi ini lahir
tanpa melihat dimana kejahatan dilakukan atau warga negara yang melakukan
kejahatan. Lahirnya prinsip yurisdiksi universal terhadap jenis kejahatan yang
merusak terhadap masyarakat internasional sebenarnya juga disebabkan
karena tidak adanya badan peradilan internasional yang khusus mengadili
kejahatan yang dilakukan orang-perorang (individu). Hukum internasional
mengakui adanya yurisdiksi berdasarkan azas universal (universal
jurisdiction). Semua negara tanpa terkecuali dapat mengklaim dan
menyatakan yurisdiksinya berdasarkan azas universal.
5. Terdapat beberapa organisasi nasional dalam bidang kemaritiman. Sebut dan jelaskan
mengenai tugas organisasi tersebut dan jelaskan perbedaannya antara organisasi satu
dengan lainnya!
JAWAB :