Anda di halaman 1dari 8

PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

NAMA : Ratno Timur Jayadilaga


NIM : 191152
MATA KULIAH : HUKUM KEMARITIMAN
SEMESTER/KELAS : VII/C2
DOSEN PENGAMPU : HANNY AMELIA, S.H., M.Kn.

Petunjuk Pengerjaan :
a. Gunakan pengantar kata dan kalimat anda sendiri
b. Jawaban wajib dilengkapi sumber dari mana jawaban itu di copy paste/dicontek.
c. Tulis secara utuh dan lengkap sumber yang di copy paste/dicontek (nama, judul buku dan
halaman, website dan waktu akses)
d. Sumber rekomendasi adalah buku yg sudah direferensikan di awal perkuliahan
e. Jawaban yang tidak menghiraukan pertunjuk pengerjaan ini dianggap sebagai jawaban yang
tidak lengkap

SOAL:
1. Jelaskan definisi maritim, hukum maritim, laut, hukum laut, beserta perbedaan dan
batasannya, dengan menyebutkan Lengkap sumber jawaban sodara

jawab.
Kata maritim berasal dari bahasa Inggeris yaitu maritime, yang berarti navigasi, maritime atau
bahari. Dari kata ini kemudian lahir istilah maritime power yaitu negara maritim atau negara
samudera. Maritim, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai berkenaan dengan
laut berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan di laut. Dalam bahasa Inggeris, kata
maritime untuk menunjukkan sifat atau kualitas yang menyatakan penguasaan terhadap laut.
JURNAL KEAMANAN NASIONAL Vol. I, No. 3, 2015

Hukum Maritim adalah hukum yang mengatur Pelayaran dalam arti pengangkutan barang dan
atau orang melalui laut, kegiatan kenavigasian dan perkapalan sebagai sarana / modal transportasi
laut termasuk aspek keselamatan maupun kegiatankegiatan yang terkait langsung dengan
perdagangan melalui laut yang di atur dalam hukum Perdata / Dagang maupun Publik.

Buku hukum maritim

Hukum laut adalah rangkaian peraturan dan kebiasaan hukum mengenai laut yang bersifat :
Keperdataan, menyangkut kepentingan perorangan dan publik menyangkut kepentingan umum
Buku hukum maritim

Hukum maritim (Maritime Law) adalah hukum yang mengatur tentang pelayaran dalam arti
transportasi laut dan kegiatan yang terkait dengan pelayaran atau kenavigasian, baik yang
termasuk hukum perdata maupun hukum publik.

2021
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

https://bantuanhukum-sbm.com/artikel-pengertian-hukum-maritim

Laut adalah ruang perairan di muka bumi yang menghubungkan daratan dengan daratan dan
bentuk-bentuk alamiah lainnya, yang merupakan kesatuan geografis dan ekologis beserta segenap
unsur terkait, dan yang batas dan sistemnya ditentukan oleh peraturan perundang-undangan dan
hukum internasional.

2. Jelaskan dasar alasan klasifikasi hukum maritim dan hukum laut dengan contoh konkrit
lengkap dengan sumber jawaban sodara

Jawab.
Hukum maritim adalah hukum yang mengatur pelayaran dalam arti pengangkutan barang dan
orang melalui laut, kegiatan kenavigasian, dan perkapalan sebagai sarana/ moda transportasi laut
termasuk aspek keselamatan maupun kegiatan yang terkait langsung dengan perdagangan melalui
laut yang diatur dalam hukum perdata/ dagang maupun yang diatur dalam hukum publik .
Yang bersangkut paut dalam ranah hukum kemaritiman itu antara lain dapat dibedakan menjadi
2 batasan antara lain :
 Subyek hukum maritim
Contoh a; Manusia (Natuurlijke persoon)
1. Nakhoda kapal (Ship’s Master).
2. Awak kapal (Crew’s).
3. Pengusaha kapal (Ship’s operator).
4. Pemilik kapal (Ship’s owner).
5. Pemilik muatan (Cargo owner).
6. Pengirim muatan (Cargo shipper).
7. Penumpang kapal (Ship’s passangers).
Contoh b; Badan hukum (Recht persoon)
1. Perusahaan Pelayaran (Shipping company).
2. Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL).
3. International Maritime Organization (IMO).
4. Ditjen Peruhubungan Laut.
5. Administrator Pelabuhan.
6. Kesyahbandaran.
7. Biro Klasifikasi.
 
 Obyek hukum maritim
Contoh a; Benda berwujud
1. Kapal (dalam arti luas).
2. Perlengkapan kapal.
3. Muatan kapal.
4. Tumpahan minyak dilaut.
5. Sampah dilaut.
Contoh b; Benda tak berwujud
1. Perjanjian-perjanjian.

2021
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

2. Kesepakatan-kesepakatan.
3. Surat kuasa.
4. Perintah lisan.
Contoh c; Benda bergerak
1. Perlengkapan kapal.
2. Muatan kapal.
3. Tumpahan minyak dilaut.
4. Gelangan kapal.
Dengan demikian menjadi jelas bahwa penggunaan kata maritim adalah hal-hal yang menyangkut
dengan transportasi laut atau pengangkutan laut untuk meningkatkan perekonomian nasional.

Hukum Laut dalam arti the Law of the Sea sebagaimana tercantum dalam The United Nation
Convention On The Law Of The Sea 1982 , bahwa laut beserta potensi yang terkandung didalamnya
sebagai milik bersama umat manusia (common heritage of mankind) dimana laut sebagai obyek
yang ditaur oleh negara-nagara termasuk negara tidak berpantai (landlock countries).

Hukum Laut dalam arti luas adalah hukum yang mengatur mengenai dunia pelayaran dan
ketentuan ketentuan yang mengatur laut dalam berbagai aspek dan fungsi baik ketentuan-
ketentuan yang terdapat dalam Buku II KUHD maupun ketentuan-ketentuan hukum yang terkait
dengan beberapa konvensi Hukum Laut International. Seperti yang tercantum didalam UNCLOS
yang ditanda tangani di Montego Bay tahun 1982.
Hukum Laut Dalam arti sempit yaitu yang terbatas pada ketentuan ketentuan yang tercantum
dalam Buku II KUHD dengan judul Hak-hak dan Kewajiban-kewajiban yang terbit dari pelayaran
, dengan penekanan dalam hukum yang mengatur mengenai pengangkutan barang dan orang
melalui laut. Jadi hukum laut ini adalah hukum laut yang termasuk bidang hukum dagang sebagai
lex spesialist yang merupakan bagian dari hukum perdata sebagai lex generalist.

https://bantuanhukum-sbm.com/artikel-pengertian-hukum-maritim

3. Sebutkan tokoh yg berjasa dengan hasil karya untuk maritim dan laut Indonesia

Jawab.
Penggagas konsep NKRI adalah seorang tokoh Muhammadiyah yaitu Djuanda Kartawidjaja.
Tanpa Djuanda Kartawidjaja, konsep Mosi Integral ala Mohammad Natsir pada 16 Agustus 1950
tidak akan terwujud.

Deklarasi konsep NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) oleh Djuanda Kartawidjaja
disebut-sebut sebagai pernyataan kemerdekaan yang kedua. Djuanda Kartawidjaja adalah tokoh
sentral di balik konsep kesatuan bangsa. Djuanda Kartawidjaja juga memperkenalkan konsep
kemaritiman.

Mosi Integral Mohammad Natsir


Melalui Mosi Integral, Mohammad Natsir memiliki jasa besar dalam menyatukan Indonesia
sebagai sebuah negara kesatuan yang utuh. Karena setelah merdeka, Indonesia merupakan negara
federal yang terpisah menjadi tujuh negara bagian dengan sembilan wilayah otonom.

2021
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

Dalam Capita Selecta 2 (1957), M. Natsir menyatakan bahwa Mosi Integral ialah kesadaran
bersama seluruh rakyat Indonesia di wilayah federasi untuk bersama-sama bersatu dan kompak
menanggung segala akibatnya sebagai satu kesatuan utuh. Natsir menyelesaikan dua per tiga
Konsep Indonesia yang kemudian disempurnakan oleh Djuanda.

https://muhammadiyah.or.id/djuanda-kartawidjaja-tokoh-muhammadiyah-penggagas-nkri-dan-
indonesia-maritim-dunia/

4. Jelaskan pendapat sodara disertai dasar hukum maritim/laut mengenai :


a. Runtuhnya dinding tebing yg menimpa kapal angkut wisatawan di thailand

jawab
Terpenuhinya persyaratan keselamatan dan keamanan pelayaran menyangkut keadaan angkutan
di perairan, terpenuhinya ramburambu pelayaran dari dan ke pelabuhan, dan kondisi lingkungan
maritim. Dalam rangka meningkatkan keselamatan kerja dan keselamatan pelayaran, PBB dalam
konferensinya pada tahun 1948 telah menyetujui untuk membentuk suatu badan Internasional
yang khusus menangani masalah-masalah kemaritiman. Badan tersebut dibentuk pertama kali
dengan nama International Govermental Maritime Consuktative Organization (IMCO).
Selanjutnya organisasi ini berubah nama menjadi International Maritime Organization (IMO)
sejak tanggal 22 Mei 1982 yang melahirkan Safety Of Life At Sea (SOLAS) yaitu peraturan yang
mengatur keselamatan maritim yang dilatar belakangi oleh semakin bertambah banyaknya
kecelakaan kapal yang menelan banyak korban jiwa.2 Yang menjadi fokus peraturan ini adalah
hal-hal yang berkaitan dengan peraturan kelengkapan navigasi, kekedapan dinding penyekat
kapal serta peralatan berkomunikasi, kemudian berkembang pada konstruksi dan peralatan
keselamatan lainnya diantaranya:

1. Keselamatan kapal Keselamatan pelayaran dapat juga terkait dengan keselamatan kapal itu
sendiri pada saat berlayar dan sampai atau tiba dengan selamat di pelabuhan tujuan, selamat
dalam arti baik itu kondisi kapal sendiri, awak kapal yang bekerja diatas kapal dan beserta
muatan kapal itu sendiri sedangkan keamanan pelayaran dapat diartikan kapal berlayar di lalu
lintas pelayaran berlayar dengan aman. Kondisi pelaksanaan selamatnya kapal sebagaimana yang
diharapkan tidak terlepas atau berkaitan dengan penerapan kebijakan Negara bendera, terkait
dengan pengendalian dibidang administrasi kapal sesuai dengan persyaratan administrasi kapal.
Namun faktanya masih adanya pengendalian bidang administrasi kapal yang tidak dilaksanakan
sepenunya aturan yang mengatur keselamatan kapal, diakibatkan masih banyaknya kelemahan
SDM petugas pemeriksa dalam pemenuhan dan pengendalian administrasi kapal.

2. Standar Internasional keselamatan kapal Kapal yang kondisinya laik laut, akan lebih aman
menyeberangkan orang dan barang, namun sebaliknya kapal yang diragukan kondisinya
cenderung menemui hambatan saat dalam pelayaran. Tentunya tidak mudah untuk
mempertahankan kondisi kapal yang memenuhi persyaratan dan keselamatan, pencegahan
pencemaran laut, pengawasan pemuatan, kesehatan, dan kesejahteraan ABK, karena ini semua
memerlukan modal yang cukup besar. Dalam standard Internasional terdapat tiga organisasi
dunia yang mengatur tentang keselamatan kapal yaitu IMO (International Maritime
Organization), ILO (International Labour Organization) dan ITU ( International
Telecomunication Union). Indonesia sebagai salah satu anggota dari ketiga organisasi tersebut
telah meratifikasi konvensi-konvensi dimaksud. Sehingga sebagai konsekwensinya Indonesia harus

2021
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

melaksanakan aturan tersebut dengan baik dan dibuktikan secara kongkrit dalam suatu sertifikasi
yang independent dan selalu dievaluasi setiap 5 tahun. Konvensi-konvensi Internasional yang
mengatur tentang keselamatan kapal

3. Kelaikan Kapal Standar kelaikan/kelayakan merupakan aspek, yang pasti karena bahaya laut
dapat saja terjadi secara tidak diduga, oleh karena itu sangatlah penting mengedepankan
kelayakan kapal tersebut sebelum berlayar. Yang dimaksudkan dengan kelengkapan kapal adalah
segala benda yang “bukan suatu bagian daripada kapal” itu sendiri, namun diperuntukkan untuk
selamanya dipakai tetap dengan kapal itu. Kata “bukan suatu bagian daripada kapal” di atas
menunjukkan bahwa perlengkapan ini merupakan jenis prasarana pengangkutan melalui laut.
Karena yang dimaksud dengan bagian kapal adalah bagian-bagian dari kapal yang apabila bagian
itu dipisah maka akan menyebabkan kapal itu menjadi rusak. Contoh perlengkapan kapal yaitu
bendera, jangkar, kompas, sekoci dan pelampung. Sedangkan yang termasuk bagian kapal yaitu
lambung kapal, halua kapal, anjungan kapal, buritan kapal, dek kapal dan lain-lain. Setiap kapal
harus memenuhi persyaratan kelaiklautan kapal yang dibuktikan dengan adanya sertifikat. Secara
internasional kelaiklautan kapal diatur pada Code International Safety Management (ISM Code).
ISM Code dimaksudkan untuk memastikan keselamatan di laut, mencegah cedera manusia atau
hilangnya nyawa, dan menghindari kerusakan lingkungan, khususnya lingkungan laut, dan
property

 Pihak-Pihak yang Harus Bertanggung Jawab dalam Kecelakaan Kapal

Keselamatan pelayaran tidak terlepas dari peran Syahbandar karena persoalan terbesar
terjadinya kecelakaan pelayaran diawali dari diabaikannya prosedur atau dengan kata lain
Syahbandar tidak melaksanakan tugas sebagaimana mestinya

 Nakhoda
Setiap kapal yang berlayar selalu diawaki oleh Tim yang terdiri dari beberapa orang (tergantung
dari besar kecilnya kapal), yang didalam undangundang pelayaran tim tersebut dinamakan awak
kapal. Awak kapal adalah orang yang bekerja atau dipekerjakan di atas kapal oleh pemilik atau
operator kapal untuk melakukan tugas di atas kapal sesuai dengan jabatannya yang tercantum
dalam buku sijil. Yang termasuk Awak Kapal yaitu Nakhoda Kapal, Anak Buah Kapal (ABK),
Perwira dan Kelasi. Nakhoda Kapal adalah salah seorang dari Awak Kapal yang menjadi
pemimpin tertinggi di kapal dan mempunyai wewenang dan tanggung jawab tertentu sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Nakhoda wajib bertindak dengan kepandaian,
ketelitian dan dengan kebijaksanaan yang cukup untuk melaksanakan tugasnya dengan baik.
Nakhoda pada dasarnya merupakan orang yang paling bertanggung jawab terhadap semua hal
yang terjadi di kapal. Dia dituntut untuk mengetahui dan memahami semua karakteristik tiap-tiap
unit di kapal yang bersangkutan, baik yang secara langsung berkaitan dengan pengoperasian kapal
maupun yang hanya bersifat membantu pelayaran. Disamping itu Nakhoda harus paham benar
mengenai jumlah penumpang maupun muatan kapal serta barang-barang lain sebagai
kelengkapan kapal.

 Tanggung Jawab Perusahaan Pelayaran


Dalam hubungan kerja di bidang transportasi laut, kita mengenal adanya 3 kelompok orang, yaitu
pengusaha kapal atau perusahaan pelayaran, nakhoda dan anak buah kapal, baik sebagai perwira

2021
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

kapal ataupun klasi. Tiap-tiap orang yang terlibat bekerja dalam kapal harus bekerja sama
dengan baik agar tujuan dari pelayaran itu terpenuhi. Ketiga pihak yang terlibat tersebut,
umumnya terikat oleh suatu perjanjian tertentu, dan harus memiliki izin tertentu untuk dapat
bekerja sama dalam sebuah usaha pelayaran. Ini tentu saja dimaksudkan agar tiaptiap pihak
dapat bekerja dengan penuh tanggung jawab, sesuai dengan apa yang telah tertuang dalam surat
izin ataupun perjanjian tersebut. Sehingga apabila terjadi suatu masalah dalam pelayaran yang
disebabkan oleh human error, maka akan dengan langsung dapat diketahui dan diantisipasi.

 Penegakan Hukum dalam Perkara Kecelakaan Kapal Peristiwa terjadinya kecelakaan


kapal di laut dapat mengakibatkan kerugian baik secara materil maupun hilangnya nyawa
orang. Atas peristiwa tersebut haruslah ada orang yang harus memikul tanggungjawab,
terkecuali karena sesuatu yang bersifat faktor alam yang tidak dapat di cegah oleh
manusia, misalnya terjadinya badai besar saat pelayaran. Peristiwa kecelakaan pelayaran
secara umum disebabkan oleh faktor kesalahan manusia diantaranya Pemilik/Pengusaha
Kapal; Syahbandar, nakhoda maupun pihak-pihak lain yang dapat mengakibatkan
kecelakaan kapal.

 . Penentuan Pelaku menurut UU Pelayaran


Suatu peristiwa dikatakan sebagai tindak pidana dan dapat dipertanggung jawabkan kepada
pelakunya apabila perbuatan tersebut telah dirumuskan dalam suatu peraturan perundangan yang
berlaku. Atau dengan kata lain “Tindak Pidana adalah suatu perbuatan yang dilakukan dalam
keadaan dan situasi yang tertentu oleh undang undang dinyatakan terlarang, yang karenanya telah
terjadi dapat mengakibatkan penghukuman badan dan atau denda kepada pelakunya”.

https://e-jurnal.peraturan.go.id/index.php/jli/article/view/75/pdf

b. Penenggelaman kapal pencuri ikan

jawab.
. Pelanggaran di Perairan Indonesia dan Penegakan Hukumnya
Pelanggaran yang dilakukan kapal-kapal asing dalam rangka pelaksanaan Hak Lintas Damai
melalui laut teritorial dan perairan kepulauan Indonesia. Sebagaimana telah diuraikan di atas,
bahwa laut teritorial dan perairan kepulauan Indonesia berada di bawah kedaulatan Negara
Indonesia. Namun demikian di kedua bagian wilayah laut ini berlaku hak lintas damai dan hak
lintas alur kepulauan bagi kapal-kapal asing. Mengenai hak lintas damai dapat dilihat pada UU
No. 6 Tahun 1996 Pasal 11 ayat (1) yang menentukan bahwa kapal semua negara, baik negara
pantai maupun negara tak berpantai, menikmati hak lintas damai melalui laut teritorial dan
perairan kepulauan Indonesia.

Ketentuan lain yang berkaitan dengan eksploitasi sumber daya hayati di ZEEI diatur dalam UU
No. 31 Tahun 2004 jo UU No. 45 Tahun 2009 tentang Perikanan. Menurut UU Perikanan ini
wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia untuk penangkapan ikan dan/atau
pembudidayaan ikan meliputi : 59
a. Perairan Indonesia;
b. Zona ekonomi eksklusif Indonesia; dan
c. Sungai, danau, waduk, rawa, dan genangan air lainnya yang dapat diusahakan, serta lahan
pembudidayaan ikan yang potensial di wilayah Republik Indonesia.

2021
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

Adapun yang dimaksud Perairan Indonesia menurut UU No. 6 Tahun 1996 meliputi laut teritorial
Indonesia, perairan kepulauan, dan perairan pedalaman Indonesia.

Perlu diketahui bahwa UU Perikanan ini berlaku bagi setiap orang, baik warga negara Indonesia
maupun warga negara asing; badan hukum Indonesia maupun badan hukum asing, kapal
perikanan berbendera Indonesia dan kapal perikanan berbendera asing, serta kapal perikanan
berbendera Indonesia yang bekerjasama dengan pihak asing yang melakukan kegiatan perikanan
di wilayah pengelolaan perikanan RI maupun di luar wilayah pengelolaan perikanan RI.60

Dalam UU Perikanan terdapat larangan bagi kapal-kapal penangkap ikan asing yang ditentukan
sebagai berikut :

(1) Setiap kapal penangkap ikan berbendera asing yang tidak


memiliki izin penangkapan ikan selama berada di wilayah
pengelolaan perikanan Republik Indonesia wajib menyimpan
alat penangkap ikan di kapal;
(2) Setiap kapal penangkap ikan berbendera asing yang telah
memiliki izin penangkapan ikan dengan satu jenis alat penangkap
ikan tertentu pada bagian tertentu di ZEEI dilarang membawa
alat penangkap ikan lainnya;
(3) Setiap kapal penangkap ikan berbendera asing yang telah
memiliki izin penangkapan ikan wajib menyimpan alat
penangkapan ikan di dalam kapal selama berada di luar daerah
penangkapan ikan yang diizinkan di wilayah pengelolaan
perikanan Republik Indonesia.61

Jika terjadi pelanggaran terhadap UU Perikanan ini siapa yang berwenang melaksanakan
pengawasan dan penegakkan hukum di wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik
Indonesia? Dalam hal ini UU Perikanan Tahun 2009 menentukan bahwa pengawasan perikanan
dilakukan oleh pengawas perikanan, yaitu pegawai negeri sipil yang bekerja di bidang perikanan
yang diangkat oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk, dan mereka dapat di didik menjadi
Penyidik Pegawai Negeri Sipil Perikanan, serta dapat ditetapkan sebagai pejabat fungsional
pengawas perikanan.62 Adapun tugasnya adalah mengawasi tertib pelaksanaan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang perikanan, yang mencakup, antara lain kegiatan
penangkapan ikan, konservasi, pencemaran akibat perbuatan manusia, dan penelitian dan
pengembangan perikanan.63

HUKUM LAUT INTERNASIONAL DALAM PERKEMBANGAN

c. Pengiriman cargo laut antar negara yg hilang diperjalanan

jawab.
Pelayaran sangat terkait dengan kepentingan kegiatan Internasional. Sebuah kapal yang
beroperasi membawa barang dari suatu negara ke negara lain dan sebaliknya, sudah pasti
bersinggungan dengan kepentingan pemilik barang yang diangkut antara lain dalam bentuk

2021
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

perjanjian pengangkutan (Charter Party), ketentuan–ketentuan dalam Bill of Lading, dan


yurisdiksi suatu negara yang dimasuki oleh kapal tersebut. Tiap negara mempunyai hukum yang
berbeda dengan hukum negara dari mana kapal tersebut berasal. Oleh sebab itu adalah sangat
penting untuk sebanyak mungkin mengikuti hukum International baik yang bersifat privat
maupun publik.

Dibidang privat terdapat beberapa hukum Internasional dalam bentuk konvensi maupun dalam
bentuk kesepakatan yang akhirnya menjadi konvensi yang diikuti oleh banyak negara

Pada dasarnya pengangkut bertanggung jawab atas musnah, hilang atau rusaknya barang yang
diangkut sejak barang tersebut diterima oleh pengangkut dari pihak pengirim/pemilik barang,
merupakan suatu konsekuensi perjanjian pengangkutan yang telah diadakan antara pengangkut
dengan penumpang atau pemilik barang

kejadian dan/atau peristiwa yang disebabkan oleh faktor eksternal dan/atau internal dari kapal,
yang dapat mengancam dan/atau membahayakan keselamatan kapal, jiwa manusia, kerugian
harta benda, dan kerusakan lingkungan

Nakhoda pada dasarnya merupakan orang yang paling bertanggung jawab terhadap semua hal
yang terjadi di kapal.

Bab V A: tentang pengangkutan barang-barang.


Mengatur mengenai hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang timbul dari perjanjian pengangkutan
barang termasuk tanggung jawab ganti rugi dalam arti liability dan batas-batas tanggung jawab
dari pengangkut; Proses penuntutan ganti rugi; dokumen pengangkutan dan ketentuan yang harus
tercantum dalam konosemen, dan pencharteran kapal .
https://bantuanhukum-sbm.com/artikel-hukum-maritim-internasional-dalam-bentuk-konvensi

pengerjaan di hari Kamis tanggal 20 Januari 2022

2021

Anda mungkin juga menyukai