Hukum laut menurut wirjono Prodjodikoro SH. Yang meliputi segala peraturan hukum yang ada hubungannya dengan laut.
Hukum laut menurut Mr. W.L.P.A. Mollengraf,
Mr.H.F.A Vollmar dan Mr. F.G Scheltema adalah peraturan-peraturan hukum yang ada hubungannya dengan pelayaran kapal dilaut dan keistimewaannya mengenai pengangkutan orang atau barang dengan kapal laut. Tujuan pembelajaran hukum laut
Meningkatkan wawasan nusantara tentang kelautan
diindonesia membantu memamfaatkan sumber daya laut di indonesia menjelaskan hak dan kewajiban negara-negara dalam menggunakan laut Membantu untuk mengetahui batas-batas wilayah laut Hukum laut dikenal sejak
a. Dimanfaatkan untuk kepentingan
pelayaran b. Perdangangan c. Dan sebagai sumber kehidupan seperti penangkapan ikan dll Istilah-istilah dalam hukum laut
Laut lepas (convention on the high seas)
Landas kontinen (convention continental shelf) Perairan dalam internal water Laut wilyah (teritorial sea) Zona tambahan (the contiguous zone) Zona ekonomi ekslusif (the ekslusif ekonomi zone) Dasar laut (the deep seabed and ocean floor) (PBB menyetujui untuk mengadakan konfrensi internasional tentang hukum laut pada tahun 1958) Konfrensi international tentang hukum laut 1958
Konferensi 1 diadakan pada tanggal 24
feb-27 April 1958 yang dihari oleh 700 delegasi dari 86 negara, yang dikenal dengan UNCLOS I (united nation convention on the law of sea) atau konvensi perserikatan bangsa-bangsa tentang hukum laut. 4 (empat) buah konvensi dari UNCLOS
1. konvensi tentang laut teritorial dan jalur tambahan
(convention on the teritorial sea dan contiguous zone belum ada kesepakatan dan diusulkan dengan UNCLOS II.
2. konvensi tentang laut lepas (convention on the high seas)
a. kebebasan pelayaran b. kebebasan menangkap ikan c. kebebasan meletakkan kabel dibawah laut dan pipa-pipa. d. kebebasan terbang diatas laut lepas Konvensi ini telah disetujui. 3. Konvensi tentang perikanan dan sumber daya hayati dilaut lepas (convention on fishing and conservation of living resources of the high seas).
4. Konvensi tentang landas kontinen (convention and continental
shelf). Pengertian landas kontinen menurut konvensi 1958 adalah : dasar laut dan tanah yang berhadapan dengan pantai tapi diluar laut teritorial sampai kedalaman 200 m atau diluar batas itu sampai dimungkinkan ekploitasi sumber daya alamnya.
UNCLOS II pada 17 maret- 26 april 1960
Membicarakan tentang lebar laut dan teritorial dan zona tambahan perikanan namun masih mengalami kegagalan untuk mencapai kesepakatan hingga perlu diadakan konverensi lagi. Konvensi PBB tentang hukum laut 1982
Konvensi hukum laut mendefinisikan hak dan
tanggung jawab negara dalam penggunaan laut didunia serta menetapkan pedoman untuk bisnis, lingkungan, dan pengelolaan sumber daya laut.
Konvensi kesimpulan pada tahun 1982, yaitu
menggantikan perjanjian international mengenai laut tahun1958 Latar Belakang Timbulnya Dasar Hukum NKRI
Menilik sejarah, negara Indonesia yang cukup dikenal
wilayahnya merupakan kumpulan dari pulau-pulau besar dan kecil, dalam praktek ketatanegaraannya telah memperlakukan ketentuan selebar 12 mil laut, dimana pada tanggal 13 Desember 1957 pemerintah RI mengeluarkan pernyataan yang dikenal “Deklarasi H. Djuanda”.
Dikeluarkannya deklarasi ini dimaksudkan untuk
menyatukan wilayah daratan yang terpecah-pecah sehingga deklarasi akan menutup adanya lautan bebas yang berada di antara pulau-pulau wilayah daratan. Adapun pertimbangan-pertimbangan yang mendorong pemerintah RI sebagai suatu negara kepulauan sehingga mengeluarkan pernyataan mengenai wilayah perairan Indonesia adalah :
bentuk Geografi Indonesia yang berwujud negara kepulauan, yang terdiri
atas 13.000 lebih pulau-pulau besar dan kecil yang tersebar di lautan. Demi untuk kesatuan wilayah negara RI, agar semua kepulauan dan perairan ( selat ) yang diantaranya merupakan kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan antara pulau yang satu dengan pulau yang lainnya, atau antara pulau dengan perairannya. Bahwa penetapan batas perairan wilayah sebagai menurut “Teritoriale Zee en Mariteme Kringen Ordonampie 1939” yang dimuat dalam Staatsblad 1939 no 442 pasal 1 ayat (1 ) sudah tidak cocok lagi dengan kepentingan Indonesia setelah merdeka Bahwa Indonesia setelah berdaulat sebagai suatu negara yang merdeka, mempunyai hak sepenuhnya dan berkewajiban untuk mengatur segala sesuatunya, demi untuk keamanan dan keselamatan negara serta bangsanya. DEKLARASI DJUANDA
Maka dari Perkuliahan pengantar awal dari Hukum
Laut yang secara luas dan khususnya juga mengenai hukum laut indonesia menjadi penting agar teman- teman memahami tentang :
Latar belakang deklarasi Djuanda
Tokoh dan waktu
Isi deklarasi Implementasi Deklarasi Djuanda saat ini
Bagaimana relevansi deklarasi Djuanda dengan indonesia saat
ini? menjadi pemersatu bangsa Memperluas lahan dan sumber ekonomi
• Masalah apa yang dihadapi?
batas wilayah Penegakan hukum Pemeliharaan lingkungan Note: coba fahami dan lakukan ekplorasi berpikir agar dapat menciptakan kontruksi berpikir yang kritis guna mengenal tentang hukum laut secara luas. SEKIAN DAN TERIMA KASIH TAHUN 2021