PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan kawasan kepulauan terbesar di dunia yang terdiri atas sekitar
18.000 pulau besar dan kecil. Pulau-pulau itu terbentang dari timur ke barat sejauh 6.400 km atau
sepadan dengan jarak London dan Siberia dan sekitar 2.500 km jarak antara utara dan selatan.
Garis terluar yang mengelilingi wilayah Indonesia adalah sepanjang kurang lebih 81.000
kilometer dan sekitar 80% dari wilayah ini adalah laut. Republik Indonesia merupakan negara
kepulauan dengan beragam suku, bahasa, dan budayanya. Secara fisik antar satu budaya dan
budaya lain dipisahkan oleh laut, namun dari sisi kemaritiman pemisahan itu tidak pernah ada
karena seluruh perairan yang ada di Nusantara adalah pemersatu yang mengintegrasikan ribuan
pulau yang terpisah-pisah. Dalam proses perkembangannya tingkat integrasi dapat berbeda-beda
baik secara geografis maupun secara politis, ekonomis, sosial dan kultural. Sehingga muncul lah
deklarasi juanda, dalam peraturan, yang akhirnya dikenal dengan sebutan Deklarasi Djuanda,
disebutkan juga bahwa batas laut teritorial Indonesia yang sebelumnya tiga mil diperlebar
menjadi 12 mil diukur dari garis yang menghubungkan titik-titik ujung terluar pada pulau-pulau
dari wilayah Negara Indonesia pada saat air laut surut. Dengan keluarnya pengumuman tersebut,
secara otomatis Ordonantie 1939 tidak berlaku lagi dan wilayah Indonesia menjadi suatu
kesatuan antara pulau-pulau serta laut yang menghubungkan antara pulau-pulau tersebut. Dalam
Deklarasi Djuanda terkandung suatu konsepsi negara maritim Nusantara, yang melahirkan
konsekuensi bagi pemerintah dan bangsa Indonesia untuk memperjuangkan serta
mempertahankannya hingga mendapat pengakuan internasional.
RUMUSAN MASALAH
BAB II
1
PEMBAHASAN
Deklarasi juanda dicetuskan pada tanggal 13 desember 1957 oleh perdana menteri
Indonesia pada saat itu, Djuanda Kartawidjaja adalah deklarasi yang menyatakan kepada dunia
bahwa laut Indonesia adalah termasuk laut sekitar,diantara dan didalam kepulauan Indonesia
menjadi satu kesatuan wilayah NKRI.
Sebelum deklarasi juanda wilayah Negara republic Indonesia mengacu pada ordonansi
hindia belanda 1939, yaitu Teritoriale Zeen en Maritieme Kringen Ordonantie 1939 (TZMKO
1939).
1 http://id.m.wikipedia.org/wiki/deklarasidjuanda
2
Isi deklarasi juanda yang ditulis pada tanggal 13 desember 1957 menyatakan :
Perantara garis pangkal untuk menentukan wilayah laut,dengan cara menarik garis lurus
yang menghubungkan titik-titik terluar dari pulau pulau terluar hingga 200 titik pangkal yang
dihubungkan oleh 196 garis pangkal lurus. Semua perairan yang berada didalam garis pangkal
lurus merupakan perairan nusantara yang memiliki kedaulatan hukum. Rumusan deklarasi
juanda akhirnya mendapat pengakuan dunia internasional pada konvensi hukum laut
internasional di Jamaika, Amerika Tengah.
a. Perairan Nusantara
Perairan nusantara adalah semua laut dan selat yang menghubungkan pulau-pulau
wilayah Indonesia. Luas perairan Indonesia mencapai 2,7 juta km2.
3
b. Laut Wilayah
Laut wilayah atau disebut laut territorial ditetapkan sejauh 12 mil yang diukur dari garis
pangkal lurus. wilayah laut meliputi dasar laut dan tanah dibawahnya maupun ruang
diatas laut, serta seluruh kekayaan yang dikandungnya.
c. Batas Landas Kontinental
Landas continental dapat diartikan sebagai lanjutan daratan suatu benua yang terendam
hingga kedalaman 200 meter dibawah permukaan laut. Sumber-sumber daya alam yang
berada di landas kontinen adalah milik pemerintah republic Indonesia.
d. Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia
Zona ekonomi ekslusif ditetapkan pada 21 maret 1980 yang isinya adalah sebagai
berikut :
1. Jalur laut wilayah Indonesia selebar 200 mil yang diukur dari garis pangkal laut
wilayah Indonesia.
2. Pemerinta Indonesia berhak melakukan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya
hayati dan sumber daya alam non hayati, yang berada didasar laut dan tanah
dibawahnya, serta memanfaatkan air lautnya.
3. Pemerintah memiliki kebebasan melakukan pelayaran dan penerbangan sesuai
dengan prinsip-prinsip hukum laut internasional.
4
luar daratan dan pemerintah juga tidak begitu cara melakukan pembangunan yang
berorientasi ke laut, tetapi masih terfokus pada paradigma pembangunan di darat.
Padahal pembangunan yang dicanangkan oleh para pendahulu itu sudah termasuk
dalam Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor IV/MPR/1978 tentang Garis-
Garis Besar Haluan Negara dalam Bab II mengenai Pola Dasar Pembangunan Nasional
menegaskan bahwa wawasan dalam mencapai tujuan pembangunan nasional adalah
Wawasan Nusantara yang mencakup satu kesatuan politik, satu kesatuan sosial budaya, satu
kesatuan ekonomi, dan satu kesatuan pertahanan dan keamanan. 6 Dengan di tetapkannya
Wawasan Nusantara sebagai konsepsi kesatuan wilayah, bangsa, dan Negara yang
memandang Indonesia sebagai suatu kesatuan yang meliputi tanah (darat) dan air (laut)
secara tidak terpisahkan merupakan tahapan akhir dari perjuangan konsepsi Wawasan
Nusantara yang dimulai sejak Deklarasi Djuanda pada tanggal 13 Desember 1957.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
2 Mochtar Kusumaatmadja, Bunga Rampai Hukum Laut, Binacipta, Bandung, 1978, hlm. 29.
Ibid., hlm. 34.
5
Bagi bangsa dan Negara Republik Indonesia,konvensi ini mempunyai arti yang penting karena
untuk pertama kalinya asas Negara kepulauan yang selama 25 tahun secara terus menerus
diperjuangkan oleh Indonesia, telah berhasil memperoleh pengakuan resmi masyarakat
internasional. Pengakuan resmi asas negra kepulauan ini merupakan hal yang penting dalam
rangka mewujudkan satu kesatuan wilayah sesuai dengan Deklarasi Djuanda 13 desember 1957,
dan wawasan nusantara yang menjadi dasar perwujudan bagi kepulauan Indonesia sebagai satu
kesatuan politik, ekonomi,sosial budaya dan pertahanan keamanan. Kemudian setelah Indonesia
meratifikasi konvensi PBB tentang Hukum laut III (UNCLOS III) tahun 1982 melalui UU No
17 Tahun 1985 PBB resmi mengakui Indonesia sebagai Negara kepulauan.
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Kusumaatmadja Mochtar , Bunga Rampai Hukum Laut, Binacipta, Bandung, 1978, hlm. 29.
http://id.m.wikipedia.org/wiki/deklarasidjuanda