Anda di halaman 1dari 29

Peran Indonesia dalam

Perdamaian Dunia
Nama Anggota:

1. Andra Wijaya
2. Aqila Layyina Farsya
3. Gheiska Seviyolla
4. Muhammad Luthfi
5. Nailah Ika Putri Atmaja
6. Priskila Putri Simamora
7. Susana Fitrianti
Peran Indonesia dalam
Menciptakan Perdamaian
Dunia melalui
Hubungan Internasional
1. Makna Hubungan Internasional

Secara sederhana hubungan internasional berarti


sebuah hubungan antarbangsa, baik antara warga
negara suatu negara dan warga negara lain, negara
dan individu/badan hukum, serta negara dan
negara
2. Pentingnya Hubungan Internasional
bagi Indonesia
Hubungan internasional merupakan salah satu
hubungan kerja sama yang mutlak diperlukan.Karena
tidak ada negara yang bisa bertahan hidup sendiri
tanpa adanya hubungan dengan nergara lain.
 Kerja sama antarnegara diperlukan antara lain
karena dua faktor sebagai :
1. Faktor internal, yaitu kekhawatiran terancam
kelangsungan sebuah negara.
2. Faktor eksternal, yaitu suatu negara tidak dapat
berdiri sendiri tanpa bantuan dan kerja sama
dengan negara lain
3. Politik Luar Negeri Indonesia dalam
Menjalin Hubungan Internasional

a. Politik luar negeri bebas dan aktif


Bebas dapat diartikan Indonesia bebas bergaul
dengan negara mana pun tanpa mengikat diri pada
salah satu blok, yaitu blok Barat atau Timur. Aktif
dapat diartikan Indonesia aktif bekerja sama
dengan negara lain dalam membentuk perdamaian
dunia.
Garis besar politik Indonesia tentang ketidakberpihakan
berdasarkan sejumlah dokumen adalah sebagai berikut
1. Tanpa mengikatkan diri pada pakta-pakta militer yang
ada
2. Menjauhkan diri dan meninggalkan pola penyelesaian
sengketa dengan cara kekerasan dan tekanan
3. Menghapuskan penjajahan.

Peran Indonesia tersebut dapat kita lihat dalam berbagai


kontribusi antara lain sebagai berikut.
1. Indonesia memprakarsai konferensi Asia-Afrika
2. Indonesia memprakarsai Gerakan Non-Blok
3. Indonesia mengirim pasukan untuk misi perdamaian PBB
4. Indonesia aktif dalam berbagai organisasi regional
maupun internasional
5. Indonesia menjadi anggota Dewan Hak Asasi Manusia
PBB
b. Pola hubungan internal
1. Kerja sama bilateral. Sejumlah kerja sama bilateral yang
dilakukan Indonesia yaitu kerja sama RI-Vietnam, kerja
sama RI-India, kerja sama RI-Jepang, kerja sama Ri-
Argentina, kerja sama RI-Afrika Selatan, dan kerja sama
RI-Amerika Selatan

2. Kerja sama regional yang dilakukan Indonesia yaitu kerja


sama RI-East Asia Summit (EAS) dan Southwest Pacific
Dialogue (SwDP)

3. Kerja sama multilateral yang dilakukan Indonesia yaitu


Konferensi Asia-Afrika dan Peacebuilding Commission
(PBC)
sional Indonesia
4. Sarana Hubungan Internasional

Menurut J. Frangkel, sarana-sarana yang dapat


digunakan oleh negara-negara dalam hubungan
internasional adalah sebagai berikut.
 Diplomasi
 Negosiasi
 Lobi (Lobby)
 Propaganda
 Ekonomi
 Kekuatan Militer
Peran Indonesia Menciptakan
Perdamaian Dunia
melalui
Organisasi Internasional
Peran Indonesia di perserikatan bangsa-
bangsa(PBB)
A.pembentukan PBB
B.Menyelenggarakan konferensi asia afrika
C.Pelopor pencetusan ZOFTAN dan
SEANWFZ
D.Mngirimkan kontingen dalam rangka visi
perdamaian dunia
Peran Indonesia di ASEAN
a. Pembentukan ASEAN
Indonesia termasuk salah satu negara pendiri ASEAN
b. Peran Indonesia di ASEAN
1) Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN
Pertama di Bali pada tahun 1976.
2) Sekretariat ASEAN terletak di Jakarta dan berfungsi sejak tanggal 7
Juni 1976
3) Indonesia telah menggagas ASEAN Framework for Regional
Comprehensive Economic Partnership (RCEP) untuk mempertahankan
sentralitas ASEAN dalam regional architecture economy di kawasan Asia
Pasifik
4) Berdirinya ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on
Disaster Management (AHA Centre)
5) Indonesia mengambil peran penting dalam negosiasi antara ASEAN dan
Amerika Serikat dalam menyusun ASEAN-US Joint Statement on
Climate Change
6) Dibentuknya ASEAN Framework on Equitable Economic Development
(AFEED)
Peran Indonesia di
Gerakan Non-Blok
a. Pembentukan Gerakan Non-Blok
Dari Konferensi Asia-Afrika (KAA) yang diselanggarakan di
Bandung pada tahun 1955, lahirlah Non-Alignment Movement
atau Gerakan Non-Blok (GNB) yang KTT pertamanya
diselenggarakan di Beopard, Yugoslavia, tahun 1961. GNB
merupakan alternatif untuk negara-negara yang tidak ingin
terlibat dalam perang dingin, umumnya merupakan negara-negara
berkembang.

b. Peran Indonesia di Gerakan Non-Blok


Indonesia berhasil mengedepankan kebijakan politik luar
negerinya yang bebas aktif dengan menjadi perintis dan
pemrakarsa Gerakan Non-Blok. Suharto pernah menjabat
sebagai ketua GNB pada periode 1992-1995. Indonesia turut
membantu menyelesaikan masalah konflik perbatasan dari
Kamerun dan Nigeria.
Perjanjian Internasional
yang
Dilakukan Indonesia
1. Definisi Perjanjian Internasional

a. Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, SH.L.L.M.


Perjanjian Internasional adalah perjanjian yang
diadakan antarnegara yang bertujuan menciptakan
akibat-akibat hukum tertentu.

b. G. Schwarzenberger
Perjanjian Internasional adalah suatu persetujuan
antara subjek-subjek hukum Internasional yang
menimbulkan kewajiban-kewajiban yang mengikat
dalam hukum Internasional.
c. Oppersheimer-Lauterpacht
Perjanjian Internasional adalah suatu persetujuan
antarnegara yang menimbulkan hak dan kewajiban
diantara pihak-pihak yang mengadakannya.

d. Michel Virally
Sebuah perjanjian merupakan perjanjian
Internasional bila melibatkan dua atau lebih
negara atau subjek Internasional dan diatur oleh
hukum Internasional.
2. Istilah-istilah dalam Perjanjian
Internasional

1. Traktat, adalah perjanjian paling formal yang


merupakan persetujuan dari dua negara atau
lebih, mencakup bidang politik dan ekonomi.
2. Konvensi, adalah persetujuan formal yang
bersifat multilateral dan tidak berurusan dengan
kebijaksanaan tingkat tinggi.
3. Protokol, adalah persetujuan tidak resmi yang
pada umumnya tidak dibuat oleh kepala negara.
4. Persetujuan, adalah sebuah perjanjian yang
bersifat teknis atau administratif.
3. Tahapan Perjanjian Internasional
Perjanjian internasional dibuat melalui tahap-tahap berdasarkan
pendapat para ahli dan berdasarkan hukum positif Indonesia.
a. Pendapat para ahli
1) Mochtar Kusumaatmadja
Kusumaatmadja memberikan tahapan-tahapan :
* Perundingan (negotiation)
* Penandatanganan (signature), dan
* Pengesahan (ratification).
2) Pierre Fraymond
Ia menjabarkan 2 prosedur pembuatan perjanjian internasional
:
* Prosedur normal (mensyaratkan persetujuan parlemen)
* Prosedur yang disederhanakan (tidak mensyaratkan
persetujuan parlemen dan ratifikasi
b. Menurut hukum positif Indonesia
1) Dalam Pasal 11 ayat (1) UUD 1945
Suatu perjanjian menimbulkan akibat yang luas
dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait
dengan beban keuangan negara, dan/atau
mengharuskan perubahan atau pembentukan undang-
undang, maka pembuatan perjanjian internasional
tersebut harus dengan persetujuan DPR.
2) Undang-Undang No. 24 Tahun 2000
Dalam Pasal 4 Undang-Undang No. 24 Tahun 24
tahun 2000, dijelaskan bahwa pembuatan perjanjian
internasional antara Pemerintah RI dengan negara lain
dan organisasi internasional dilaksanakan berdasarkan
kesepakatan dan itikad baik.
4. Manfaat Perjanjian Internasional
a. Perjuangan Konsep Wawasan Nusantara
Untuk menjelaskan perjanjian internasional bagi Indonesia adalah dengar
menjabarkan usaha indonesia memperjuangkan wawasan nusantara yang
dilandasi konsep “negara kepulauan”. Konsep tersebut pertama kali diutarakan
secara resmi dalam Sidang Hukum Laut di Geneva 1958 yang menghasilkan
beberapa konvensi :
1) Konvensi tentang laut teritorial dan zona tambahan
2) Kovensi di laut lepas
3) Konvensi penyelesaian dan konservasi sumber daya hayati laut yang tinggi
Dalam perkembangan selanjutnya, perjuangan pengakuan atas prinsip negara
kepulauan dilakukan lagi dalam Konvensi Hukum Laut 1982 yang menghasilkan
ketentuan-ketentuan :
1) Pengakuan atas batas 12 mil laut sebagai laut teritorial negara pantai dan
negara kepulauan.
2) Pengakuan batas 200 mil laut sebagai Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).
3) Pengakuan hak negara tak berpantai untuk ikut memanfaatkan sumber daya
alam dan kekayaan lautan.
b. Pengakuan dari Negara Tetangga
Pada tahun 1982, secara regional, pengakuan
sebagai negara kepulauan telah dilakukan oleh negara-
negara tetangga. Hal ini terlihat dari beberapa
perjanjian berikut :
1) Indonesia dan Thailand
Adanya perjanjian mengenai landas kontinen Selat
Malaka bagian Utara dan Laut Andaman, di Bangkok
tanggal 17 Desember 1971 dan berlaku mulai tanggal 7
April 1972.
2) Indonesia dan India
Adanya perjanjian mengenai penetapan garis batas
dan landas kontinen Laut Andaman, Jakarta 8 Agustus
1974.
c. Perkembangan Luas Wilayah Indonesia
Berdasarkan pengakuan prinsip negara kepulauan
dan berbagai perjanjian bilateral serta multiteral
dengan negara tetangga, luas wilayah Indonesia
berkembang menjadi ±8.400.000 km2 yang terdiri
dari :
1) Daratan/kepulauan: 2.027.087 km2
2) Laut teritorial : 3.166.163 km2
3) Landas kontinen : 800.000 km2
4) ZEE : 2.500.000 km2
Kedudukan Perwakilan
Diplomatik indonesia
Terdapat empat unsur hubungan diplomatik, yaitu
sebagai berikut.
a. Hubungan antarbangsa
b. Pertukaran misi diplomatik
c. Status pejabat diplomatik
d. Kekebalan hukum/hak ekstrateritorial
Kepentingan suatu negara meliputi banyak bidang, yaitu
sebagai berikut.
a. Politik
b. Ekonomi
c. Sosial budaya
d. Pertahanan keamanan
1. Korps Perwakilan Diplomatik Indonesia
Korps Perwakilan Dipolmatik
Duta Besar (ambassador dan pronutius)
Duta (envoy dan internuntius)
Kuasa Usaha (charge d’affaires)

a. Korps Perwakilan Konsuler

1. Berdasarkan Konvensi Wina mengenai Hubungan


Konsuler dan Optimal Protokol tahun 1963, fungsi
perwakilan konsuler adalah sebagai berikut.
Di dalam negara penerima, melindungi kepentingan-
kepentingan negara pengirim dan warga negaranya,
individu-individu, dan badan-badan hukum, di dalam
batas-batas yang diizinkan oleh hukum internasional.

2. Memajukan pembangunan hubungan dagang, ekonomi,


kebudayaan, dan ilmiah di antara kedua negara.
3. Mengeluarkan paspor dan dokumen perjalanan kepada warga
negara-negara pengirim, dan visa atau dokumen-dokuemen yang
pantas untuk orang yang ingin pergi ke negara pengirim.

4. Bertindak sebagai notaris dan panitera sipil serta melakukan


fungsi-fungsi tertentu yang bersifat administratif dengan syarat
yang tidak bertentangan dengan hukum dan peraturan dari negara
penerima.

2. Fungsi Perwakilan Diplomatik dan Hak Imunitet


a. Fungsi Perwakilan Diplomatik
Menurut Kongres Wina 1961, fungsi perwakilan diplomatik adalah
sebagai berikut.
1. Mewakili negara pengirim di dalam negara penerima.
2. Melindungi kepentingan negara pengirim dan warga negaranya di
negara penerima di dalam batas-batas yang diijinkan oleh hukum
internasional.
3. Mengadakan persetujuan dengan pemerintah negara penerima.
4. Membersihkan keterangan tentang kondisi dan
perkembangan negara penerima, sesuai dengan undang-
undang dan melaporkan pada pemerintah negara
pengirim.

5. Memelihara hubungan persahabatan antara kedua


negara.

b. Hak Imunitet
1. Hak eksteritorial
2. Hak Kebebasan/kekebalan
Apa ada pertanyaan?
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai