Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH

UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUNDA

DISUSUN OLEH :

1. Amanda Nurdiana Puspitasari (20410733)

2. Tyas Putri Salsabilla (20410753)

3.

4.

5.

6.

7.

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2022
I. PENDAHULUAN

Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang penduduknya memiliki beragam


adat budaya dan hukum adatnya. Diantaranya adalah perbedaan upacara perkawinan yang
berlaku di lingkungan masyarakat adat. Antara upacara pernikahan adat Jawa, pernikahan adat
Bali, pernikahan adat Melayu, pernikahan adat Batak, dan pernikahan adat lainnya memiliki tata
cara yang berbeda dan memiliki keunikan tersendiri.

Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 pengertian pernikahan adalah ikatan


lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk
keluarga (rumah tangga) yang Bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Sementara pernikahan atau perkawinan menurut hukum adat tidak semata-mata ikatan seorang
pria dan seorang wanita sebagai suami isteri untuk mendapatkan keturunan dan membagun
keluarga (rumah tangga), tetapi juga menyangkut para anggota kerabat dari pihak istri dan pihak
suami. Oleh karena itu, dari pernikahan diharapkan dapat menjadi penerus silsilah orang tua dan
kerabat berdasarkan sistem kekerabatan yang ada yakni sistem kekerabatan Patrilineal,
Matrilineal, dan Parental.

Upacara pernikahan adat yang ada ini haruslah dijaga dan dilestarikan sebagai bentuk
cerminan jati diri. Upacara pernikahan adat yang akan penulis angkat untuk dibahas lebih lanjut
dalam makalah ini adalah upacara pernikahan adat Sunda. Upacara pernikahan adat Sunda ini
biasanya dilakukan oleh masyarakat adat Sunda di Jawa Barat yang dalam prosesinya terbagi
dalam tiga rangkaian upacara yakni upacara pra atau sebelum pernikahan, upacara pada saat
pernikahan, dan upacara yang dilakukan setelah pernikahan.

Pada setiap prosesi upacara pernikahan adat Sunda ini tentunya memiliki makna dan
filosofi yang harus dipahami bersama karena pernikahan merupakan hal sakral. Bahkan, menurut
masyarakat adat Sunda dengan melangsungkan pernikahan maka laki-laki dan perempuan
dipersatukan oleh Sang Pencipta menjadi satu roh, satu jiwa. Oleh karena itu, masyarakat adat
Sunda beranggapan perceraian tidak boleh dilakukan atau hara hukumnya, kecuali kehendak
Tuhan atau salah satunya meninggal (Harsojo, 2003,45)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwasannya dari paparan diatas kebudayaan Indonesia sangatlah


beragam seperti halnya yang dianut oleh masyarakat Sunda tentang perkawinan. Hal
tersebut bagi masyarakat Sunda adalah suatu hal yang sakral dan menyadari bahwa
perkawinan merupakan suatu proses kehidupan sesduah kelahiran dan sebelum kematian
yang diharapkan terjadi cukup sekali dalam seumur hidup. Masyarakat Sunda juga
berpengangan bahwa tujuan dari dianutnya perkawinan ini untuk melaksanakan ibadah
yang diperintahkan oleh Rosul serta membentuk keluarga yang sakinah, mawadah, dan
warahmah sesuai syariat yang telah ditetapkan. Tata cara pernikahan adat Sunda yang
dianut merupakan salah satu warisan kebudayaan yang diturunkan dari leluhur kepada
kita untuk diteruskan secara turun temurun. Setiap etnik terntentu termasuk masyarakat
Sunda memiliki prosesi upacara pernikahan yang berbeda dilihat dari segi pakaian, tata
rias, aksesoris, dan tata cara pelaksanaan pernikahan dari setiap daerah. Adat-istiadat
yang masih dipertahankan dalam masyarakat adalah tata cara dan aturan dalam
perkawinan yang mempunyai makna akan kehidupan sebagai representasi dari acara
tersebut.

B. Saran

Upacara pernikahan adat Sunda di Jawa Barat, ada hal-hal yang masih tetap
dipertahankan, namun ada pula yang sudah mulai tidak dipergunakan atau dikurangi
intensitasnya. Banyak dari kita kurang memahami akan makna dan arti dari setiap tata
cara adat dalam pernikahan adat Sunda. Dan seiring dengan berjalannya waktu, tidak
dipungkiri bahwa warisan tersebut akan punah. Oleh karena itu agar tetap bisa
mempertahankan nilai adat-istiadatnya, masyarakat harus memahami seberapa penting
adat dan budaya kehidupan masyarakat, guna tercapai hidup yang lebih baik dan harus
saling bergotong-royong untuk saling menjaganya. Apalagi didalam perkawinan adat ini
terdapat kepercayaan dan keyakinan terhadap ritual perkawinan yang diwariskan para
leluhur, jika secara esensial diwarnai dengan ajaran – ajaran Islam. Perkawinan
merupakan perpaduan antara nilai adat istiadat masyarakat, ajaran agama dan undang –
undang yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia. Tata cara pelaksanaannya pun yang
ada didalamnya tentu banyak mengandung maksud dan doa yang bermanfaat untuk kedua
calon pengantin yang akan menjalani kehidupan berumahtangga.

Anda mungkin juga menyukai