Karya seni rupa tiga dimensi merupakan karya seni rupa yang memiliki dimensi
panjang, lebar dan tinggi, atau karya yang memiliki volume dan menempati ruang.
Contoh karya seni tiga dimensi diantaranya adalah : seni patung, seni kriya, seni
keramik, seni arsitektur dan berbagai desain produk. Selain sebagai benda hias
karya senirupa tiga dimensi juga dapat berupa benda pakai yang memiliki nilai
praktis sekaligus juga nilai keindahan. Misalnya pada sebuah kursi yang berfungsi
sebagai tempat duduk sekaligus juga sebagai keindahan dengan ukiran yang ada
pada kursi tersebut.
Teknik cor : yaitu membuat karya seni dengan membuat alat cetakan
kemudian dituangkan adonan berupa semen, gips, dan sebagainya sehingga
menghasilkan bentuk yang diinginkan. Misalnya, membuat patung.
Teknik las : ,yaitu membuat karya seni dengan cara menggabungkan bahan
satu ke bahan lain untuk mendapatkan bentuk tertentu. Misalnya, membuat
patung kontemporer dengan bahan dasar logam.
Teknik cetak : yaitu membuat karya seni dengan cara membuat cetakan
terlebih dahulu. Misalnya, membuat keramik dan patung dengan bahan dasar
tanah liat dan semen.
Ciri-ciri :
Fungsi :
Fungsi Religi atau Keagamaan, sama saja di dalam dunia seni muaik yang
mana mempunyai manfaat untuk menyebarkan nilai-nilai keagamaan.
Fungsi Komunikasi, yaitu menggunakan musik untuk mengkomunikasikan
gagasannya kepada masyarakat. Baik itu berbentuk ide, kritik sosial dan lain
sebagainya.
Fungsi Pendidikan, setiap cabang seni mempunyai manfaat pendidikannya
sendiri. Dalam musik group atau sebut saja ansambel, diperlukan kerjasama
tim agar musik yang tercipta harmonis.
Fungsi Artistik adalah manfaat yang bertujuan sebagai tempat ekspresi
seniman di dalam menyajikan karyanya.
Fungsi Rekreasi/Hiburan merupakan manfaat yang tidak lepas dari sebuah
karya seni pertunjukan.
Unsur :
Harmoni
Nada
Melodi
Ritme
karakteristik karyanya mampu dipetakan jadi 3 kategori, yaitu:
Karya musik yang berbentuk “musik iringan”. Konsep komposisi di dalam
karya layaknya ini berdasar pada penciptaan suatu melodi, kemudian elemen-
elemen lainnya berfaedah mengiringi melodi tersebut.
Karya musik yang berbentuk “ilustratif”. Konsep komposisinya
mengusahakan menggambarkan sesuatu dari naskah cerita, puisi dll. Dengan
demikian, orientasi musiknya lebih tertuju pada penciptaan suasana-suasana
yang berdasar pada interpretasi komponisnya.
Karya musik yang berbentuk “otonom”. Karya musik layaknya ini biasanya
terlampau susah dimengerti oleh orang awam. Selain bentuknya yang tidak
baku, faktor gramatika musiknya terlampau tidak sama jikalau dibandingkan
dengan karya-karya tradisi.
Contoh :
Tatabuhan sungut
Badingkut
AOEO
Philosophy gang
Body tjak