Anda di halaman 1dari 24

KONSEP BUDAYA

a. Pengertian Budaya
budaya merupakan cipta, rasa, karsa, dan karya yang terbentuk dari banyak unsur yang terbentuk
dalam masyarakat. Menurut Edward Burnett Tylor kebudayaan adalah keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terdapat pengetahuan, kepercayaan, moral, hukum, adat istiadat,
dan kemampuan-kemampuan lain yang didapatkan seseorang sebagai anggota masyarakat.

b. Cara Pandang terhadap Kebudayaan


1. Kebudayaan sebagai peradaban
Kebudayaan satu dengan kebudayaan yang lain dapat diperbandingkan, artinya suatu
kebudayaan dapat lebih tinggi dari kebudayaan lainnya. Contoh: kebudayaan minum teh
para bangsawan dianggap lebih terhormat dari pada kebudayaan bancakan (makan
bersama) yang dilakukan oleh rakyat biasa.
2. Kebudayaan sebagai Sudut Pandang Umum
Suatu kebudayaan dengan kebudayaan yang lainnya memiliki kekhasan dan karakter
tersendiri, sehingga budaya tidak dapat diperbandingkan. Contoh: kebudayaan pernikahan
adat Jawa dengan pernikahan adat Sunda memiliki kekhasan ritual dan prosesi masing-
masing.
3. Kebudayaan sebagai Mekanisme Stabilisasi
Suatu budaya adalah produk dari stabilisasi yang melekat dalam tekanan evolusi melaju
dalam kebersamaan dan kesadaran dalam suatu masyarakat (Tribalisme). Contoh:
Kebudayaan bersih desa dalam rangka menyambut hari kemerdekaan Indonesia.

c. Penetrasi Kebudayaan
1. Penetrasi damai (penetration pasifique): masuknya kebudayaan dengan jalan damai.
Contoh: pengaruh kebudayaan Hindu di Indonesia. Penyebaran kebudayaan secara damai
menghasilkan:
a) Akulturasi: bersatunya dua kebudayaan hingga membentuk kebudayaan baru tanpa
menghilangkan unsur kebudayaan aslinya. Contoh: bentuk candi borobudur (candi
Borobudur yang berasal dari kebudayaan agama Budha tetap memiliki ciri khas bangunan
dari Jawa).
b) Asimilasi: bercampurnya kebudayaan hingga membentuk kebudayaan yang benar-benar
baru. Contoh: musik dangdut (hasil percampuran musik India dan Melayu).
c) Sintesis: bercampurnya 2 kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya kebudayaan
baru yang sangat berbeda dengan budaya aslinya. Contoh: agama Hindu Dharma di Bali
yang berasal dari pengaruh kepercayaan animisme dan dinamisme dari pulau Jawa sangat
berbeda dengan agama Hindu yang berasal dari India.
2. Penetrasi kekerasan (penetration violante): masuknya kebudayaan dengan cara memaksa
dan merusak. Contoh: masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan
dengan kekerasan sehingga menimbulkan guncangan yang merusak keseimbangan
masyarakat seperti kebudayaan Belanda yang suka menjajah.
KONSEP SENI

a. Cabang-Cabang Seni

Murni Seni Rupa 2D


Seni Musik 3D
Seni Pertunjukan
Seni Tari
Seni

Terapan Seni Rupa 2D


Seni Musik 3D
Seni Pertunjukan
Seni Tari

b. Sifat-Sifat Seni
1) Bernilai ekspresi: suatu nilai kreatif yang berasal dari ungkapan ekspresi jiwa seniman ketika
berkarya.
2) Individualitas: suatu nilai yang merupakan karakter asli suatu karya dan penciptanya.
3) Keabadian: timbul karena kebesaran suatu karya sehingga dikenang sepanjang masa meski
sang pencipta telah tiada.
4) Semesta: timbul karena karya seni tidak pernah lepas dari unsur alam semesta baik media,
tema, atau alat dan bahan.

c. Macam-Macam Seni Rupa


1. Seni Lukis
Seni lukis adalah cabang dari seni rupa yang merupakan pengembangan lebih utuh dari
kegiatan menggambar. Di antara macam-macam seni rupa yang lain, seni lukis dianggap sebagai
cabang seni yang paling dapat menggambarkan suasana hati para pembuatnya. Adapun ditinjau
secara lebih dalam, seni lukis ternyata memiliki beberapa aliran seperti halnya seni-seni yang
lain. Di antara aliran seni lukis tersebut misalnya aliran naturalisme, impresionisme, surealisme,
romantisme, abstraksionisme, dan kubisme. Beberapa teknik melukis yaitu: impasto, plakat,
pointilis, aquarell, dll.
Berikut adalah beberapa aliran dalam seni lukis:
- Surealisme: aliran seni lukis yang menunjukkan kebebasan kreativitas sampai
melampaui batas logika. Aliran yang menggambarkan ketidaklaziman dan sering
disebut sebagai aliran seni lkis yang menggabungkan antara dunia nyata dan alam
mimpi. Tokoh surealisme: Salvador Dali, Joan Miro, Sudiarjo.
- Naturalisme: aliran seni lukis yang teknik pelukisannya berpedoman pada peniruan
alam. Karya lukisnya sering berobyek pemandangan alam atau wanita cantik. Karakter
utama aliran ini adalah menunjukkan keindahan semata. Tokoh naturalisme: Basuki
Abdullah, Abdullan Surio Subroto.
- Realisme: aliran seni lukis yang menampilkan karya lukis apa adanya sebagaimana
tampil dalam kehidupan sehari-hari dan berusaha agar lukisan seperti keadaan nyatanya.
Tokoh realisme: Gustave Corbert dan Fransisco de Goya.
- Ekspresionisme: aliran seni lukis yang memberikan kebebasan distorsi (perusakan)
bentuk dan warna untuk melahirkan emosi. Tokoh ekspresionisme: Affandi

2. Seni Grafis
Seni grafis adalah salah satu cabang seni rupa yang proses pembuatannya dengan cara
pencetakan. Contoh: Sablon dan Stempel.
3. Seni Patung
Merupakan cabang karya seni rupa dengan bentuk visual 3 dimensi dan figuratif.
4. Seni Kriya
Merupakan karya seni yang dibuat dengan menggunakan keterampilan tangan (hand skill)
dan memperhatikan segi fungsional dan keindahan. Berikut adalah jenis-jenis karya seni kriya
berdasarkan medianya yaitu:
a. seni kriya kayu: patung, wayang golek, furnitur, dan hiasan ukir-ukiran.
b. seni kriya tekstil (kain): batik, rajutan, sulaman, bordir, dan tenun.
c. seni kriya keramik (tanah liat yang dibakar): tembikar, porselen, dll. pembuatan seni kriya
keramik melalui teknik-teknik: slab (lempeng), throwing (putar), pinching (pilin), dan cetak
tuang.
d. seni kriya logam: segala benda dan ornamen yang terbuat dari logam.
e. seni kriya kulit: sepatu, tas, dll.
f. seni kriya batu: segala benda dan ornamen yang terbuat dari batu.
KONSEP KEINDAHAN

A. Unsur-Unsur Seni Rupa


► Titik : unsur seni rupa yang paling dasar
► Garis : gabungan dari beberapa titik
► Bidang : unsur seni rupa yang terdiri dari pertautan garis-garis dan bersifat datar.

Bidang

► Bentuk : unsur seni rupa yang memiliki ukuran panjang, lebar, dan tinggi (bersifat
3 dimensi)

Bentuk

► Warna : kesan yang ditimbulkan karena pantulan cahaya pada mata. Macam-
macam warna:
a. warna primer: Merah, Kuning, Biru
b. warna sekunder: hasil pencampuran warna primer/dasar (orange, hijau, ungu)
c. warna tersier: hasil pencampuran warna sekunder
d. warna komplementer: warna-warna yang saling berhadapan dalam lingkaran
warna
e. warna analog: warna-warna yang saling berdekatan dalam lingkaran warna
(warna primer dan sekunder)

► Tekstur : nilai raba suatu permukaan benda/karya


► Gelap-terang : perbedaan intensitas cahaya pada bidang obyek karya

B. Prinsip-Prinsip Keindahan Seni Rupa


1. Kesatuan (Unity): keterpaduan unsur-unsur seni rupa menjadi suatu bentuk dan menghasilkan
ungkapan kebulatan dan gagasan. Kesatuan terjadi karena adanya pertautan bagian-bagian dalam
sebuah karya seni rupa yang ditandai dengan jarak/interval.

2. Keseimbangan (balance): kualitas bobot suatu karya atau kesan berat-ringan. Ada 2 macam
keseimbangan yaitu simetris dan asimetris.

(keseimbangan simetris) (keseimbangan asimetris)


3. Irama (rythm): perulangan unsur-unsur seni rupa secara teratur dengan takaran tertentu
sehingga menimbulkan kesan gerak.

4. Proporsi (proportion): ukuran perbandingan antara bagian-bagian unsur/obyek pada suatu


karya, atau perbandingan antara obyek karya dengan bidangnya.

5. Keselarasan (harmony): prinsip yang digunakan untuk menyatukan unsur-unsur yang terdapat
dalam seni rupa dari berbagai bentuk berbeda. Prinsip yang saling menunjang unsur-unsur seni
rupa yang lain.

6. Penekanan (domination): unsur-unsur seni rupa yang jumlah atau ukurannya lebih besar dan
lebih banyak dari unsur-unsur seni rupa yang lain dalam suatu karya.
7. Emphasis (centre of interest): pusat perhatian.
APRESIASI SENI RUPA

A. Pengertian Apresiasi
Apresiasi seni rupa merupakan kegiatan menghayati dan menghargai suatu karya seni.
karya seni yang telah diciptakan oleh seorang seniman akan dipamerkan pada kegiatan pameran
dan akan dikunjungi oleh para penikmat seni. Dalam kegiatan pameran akan berkumpul para
kolektor, kritikus, dan apresiator.
Apresiasi berasal dari kata “Apretiatus” (Bahasa Latin) yang artinya penghargaan atau
penilaian terhadap sesuatu. Dikenal juga “Appreciate” dalam Bahasa Inggris yang berarti
melihat, menentukan nilai, menikmati, menyadari keindahan, serta menghayati sesuatu.
Dalam mengapresiasi karya seni rupa perlu memperhatikan unsur-unsur sbb: tema, gaya,
teknik, dan komposisi.
Penilaian dan apresiasi setiap orang terhadap suatu karya berbeda-beda, hal ini
dikarenakan setiap individu memiliki karakter yang berbeda pula. Hal ini menyebabkan
apresiasi bersifat subjektif. Tingkat kemahiran seseorang dalam mengapresiasi dapat
dipengaruhi oleh:
1. status sosial
2. tingkat intelektual
3. tingkat pemahaman dan penilaian

B. Jenis-Jenis Apresiasi
a) Apresiasi empatik: menilai dan menghargai suatu karya seni yang dapat ditangkap dengan
sebatas indrawi saja.
b) Apresiasi estetis: menilai dan menghargai suatu karya seni dengan melibatkan pengamatan
dan penghayatan yang mendalam.
c) Apresiasi kritik: menilai dan menghargai suatu karya seni dengan melibatkan klasifikasi.
Deskripsi, analisis, tafsiran, dan evaluasi serta menyimpulkan hasil penilaian atau
penghargaan. Apresiasi ini dapat dilakukan dengan mengamati secara langsung.

Menurut Brent G. Wilson dalam bukunya Evaluation of Learning in Art, apresiasi


memiliki 3 konteks utama, yaitu:
1. feeling (perasaan) : berkaitan dengan perasaan mengenai suatu keindahan
2. valuing (penilaian) : erat kaitannya dengan penilaian suatu karya seni
3. emphatizing (empati) : berkaitan dengan penghormatan atau penghargaan
terhadap dunia seni dan profesi seperti: pelukis,
pematung, pemahat, pendesain, dll.
C. Jenis-Jenis Apresiator (Pelaku Apresiasi)
Orang yang mengapresiasi karya karya seni dapat bersifat sebagai:
a. Apresiasi pasif: orang yang masih awam terhadap seni, namun memiliki minat
terhadap suatu karya seni
b. Apresiasi aktif: orang yang mengapresiasi setelat dapat menilai suatu karya seni
(orang yang ahli di bidang seni)

D. Tahapan Pengalaman Pengindraan/Apresiasi


Secara psikologis ketika mengapresiasi akan terjadi secara berurutan tahap-tahap
pengalaman pengindraan sebagai berikut:
a. Sensasi : reaksi panca indra ketika mengamati seni
b. Emosi : reaksi keindahan
c. Impresi : kesan pencerapan
d. Interpretasi : penafsiran makna seni
e. Apresiasi : menerima dan menghargai makna seni
f. Evaluasi : menyimpulkan nilai seni
Hasil apresiasi karya seni yang baik akan memberikan kepuasan spiritual dan intelektual.
BATIK

1. Pengertian Batik
Batik adalah gambar pola ragam hias atau lukisan ekspresif pada kain yang dibuat dari
bahan lilin (malam) dan pewarna (naphtol), menggunakan canting, dengan teknik rekalatar.
Jadi, membatik adalah kegiatan mewarnai kain dengan membuat motif tertentu dan diproses
melalui pelilinan dengan alat yang disebut canting.

2. Jenis-jenis Batik
Ada beberapa jenis batik berdasarkan teknik pembuatannya, yaitu :
a. Batik tulis
Batik tulis dibuat dengan cara manual artinya seseorang menuliskan atau melukiskan
cairan malam pada kain sesuai dengan motif yang diinginkan dengan tangan satu persatu.
b. Batik cetak
Batik cetak dibuat dengan teknik cetak. Alat cetak/ stempel ini digunakan sebagai
pengganti canting. Batik stempel juga dikenal dengan batik cap.
c. Batik Jumputan
Batik jumputan dibuat dengan teknik celup ikat. Batik celup ikat perintangnya adalah tali,
karet gelang atau rafia sebagai pengikat. Setelah mengikat kain dengan pengikat tertentu
misal karet gelang kemudian dicelupkan ke pewarna.
d. Batik Prada
Batik prada adalah jenis kain batik yang dilapisi dengan warna emas. Batik prada sangat
berkembang di Palembang, Jawa Tengah, dan Bali. Kain prada biasanya dipakai untuk bahan
kostum tari dan pakaian adat tradisional.
e. Batik Ikat Celup
Batik adalah proses membuat motif dan warna pada kain putih polos dengan teknik
mengikat dan menutup sebagian kain dengan karet gelang, tali rapia dan platik gula pasir
selanjutnya dicelup pada pewarna kain misalnya yang mudah didapat yaitu wantex.

3. Motif Batik
Ragam hias/motif batik adalah susunan pola hias yang menggunakan motif hias dengan
kaidah-kaidah tertentu pada suatu bidang atau ruang, sehingga menghasilkan suatu bentuk
yang indah..
Ragam hias batik dapat dibedakan menjadi tiga motif, yakni :
a. Motif geometris berupa tumpal, gandi, meander, swastika, dan kawung.
b. Motif nongeometris berupa manusia, binatang, dan tumbuhan.
c. Motif benda mati berupa awan, air, angin, api, gunung, matahari, dan batu.

Berikut adalah beberapa motif batik tradisional beserta makna/filosofinya:

Kawung Udan Liris Parang Rusak

Batik kawung: bermakna sebagai hati yang bersih, berguna bagi banyak orang, persatuan
masyarakat, dan lambang dari kebijaksanaan, kearifan, dan pengendalian diri.
Batik udan liris: bermakna ketabahan dan harus tahan dalam menjalani hidup, tetap prihatin
walau dilanda hujan dan panas, tidak boleh mudah mengeluh karena segala halangan dan
rintangan harus dihadapi dan diselesaikan bersama.

Batik parang rusak: bermakna usaha manusia guna melawan kejahatan, bagaimana menahan
serta mengendalikan hawa nafsu sehingga dapat menjadi manusia yang bijaksana.

4. Klasifikasi canting membantik


a. Canting Batik Menurut Banyaknya Cucuk atau Carat
b. Canting Batik Cecekan, Canting batik ini tergolong canting isen yang mempunyai carat
tunggal. Fungsinya sebagai pembuat titik-titik isen atau isen lainnya seperti isen ukel, pada
motif batik.
c. Canting Batik Loron, Diambil dari kata loro (dua dalam bahasa jawa), yang berarti canting
batik ini mempunyai cucuk dua atas dan bawah. Fungsinya untuk membuat garis rangkap
pada pola batik seperti batasan pada bogem.
d. Canting Batik Telon, Canting batik telon mempunyai cucuk tiga berbentuk segitiga sama
sisi. Fungsinya untuk membuat pola isen yang berbentuk segitiga.
e. Canting Batik Prapatan. Bentuk canting batik prapatan cucuknya mempunyai empat buah
dengan titik pola segi empat. Fungsinya sama seperti canting batik isen lainnya sebagai
pembuat pola isen sehingga menghasilkan pola segi empat.
f. Canting Batik Liman. Mempunayai cucuk lima dengan titik berbentuk lingkaran. Satu
sebagai pusatnya dan keempatnya mengelilingi pusat.
g. Canting Batik Byok. Canting batik ini cucuknya berjumlah tujuh atau lebih biasanya
jumlahnya ganjil. Fungsinya untuk membuat lingkaran
h. Canting Batik Galaran. Canting batik galaran atau renteng mempunyai mata cucuk yang
berbaris dari atas kebawah, jumlahnya empat atau lebih, biasanya berjumlah genap.

5. Teknik membatik
a. Teknik Canting Tulis

Gb. Batik tulis (goggle)


Teknik canting tulis adalah teknik membatik dengan menggunakan alat yang disebut
canting (Jawa). Canting terbuat dari tembaga ringan dan berbentuk seperti teko kecil dengan
corong di ujungnya. Canting berfungsi untuk menorehkan cairan malam pada sebagian pola.
Saat kain dimasukkan ke dalam larutan pewarna, bagian yang tertutup malam tidak terkena
warna. Membatik dengan canting tulis disebut teknik membatik tradisional.Sebagai alat untuk
melukis batik, canting batik dibedakan menjadi beberapa macam, canting batik menurut
fungsinya, canting menurut besar kecilnya cucuk, dan canting batik menurut banyaknya cucuk
atau carat.

b. Teknik Celup Ikat

Gb. Teknik Celup Ikat (goggle)


Teknik celup ikat merupakan pembuatan motif pada kain dengan cara mengikat sebagian
kain, kemudian dicelupkan ke dalam larutan pewarna. Setelah diangkat dari larutan pewarna dan
ikatan dibuka bagian yang diikat tidak terkena warna. Namun kini celup ikat tidak hanya dapat
dilakukan dengan cara dicelup, tapi dapat juga dilakukan dengan cara disiram, disuntik, spray,
dan lain-lain. Celup ikat menggunakan tali, benang, dan karet sebagai bahan penghambat atau
perintang warna. Celup ikat dikenal dibeberapa daerah di Indonesia dengan nama jumputan,
tritik (Jawa Tengah dan Yogyakarta, Sasirangan (Banjarmasin), dan Pelangi (Palembang).

c. Teknik Printing

Gb. Teknik Printing (goggle)


Teknik printing atau cap merupakan cara pembuatan motif batik menggunakan canting
cap. Canting cap merupakan ke pingan logam atau pelat berisi gambar yang agak menonjol. Per
mukaan canting cap yang menonjol dicelupkan dalam cairan malam (lilin batik). Selanjutnya,
canting cap dicapkan pada kain. Canting cap akan meninggalkan motif. Motif inilah yang
disebut klise. Canting cap membuat proses pemalaman lebih cepat. Oleh karena itu, teknik
printing dapat menghasilkan kain batik yang lebih banyak dalam waktu yang lebih singkat.
Berbeda dengan batik cap, batik sablon printing ini hanya satu sisi kain mori saja yang
mengalami proses pewarnaan. Sehingga warna dari batik sablon printing ini relatif lebih mudah
pudar. Kelebihan dari batik sablon printing adalah kecepatan dalam produksinya, karena sekali
cetak satu warna hanya membutuhkan waktu 5 menit dengan hasil sesuai dengan ukuran
plangkan yang digunakan. Selain itu motif batiknya juga bisa lebih detail. Teknik batik sablon
printing umumnya digunakan oleh produsen batik untuk memenuhi seragam dalam jumlah yang
cukup besar, sehingga biaya produksinya bisa lebih hemat.

d. Teknik Colet
Batik Tulis Warna. Motif batik juga dapat dibuat dengan teknik colet. Motif yang
dihasilkan dengan teknik ini tidak berupa klise. Teknik colet biasa disebut juga dengan teknik
lukis, merupakan cara mewarnai pola batik dengan cara mengoleskan cat atau pewarna kain
jenis tertentu pada pola batik dengan alat khusus atau kuas. Hasil karya dari batik colet sangat
di pengaruhi oleh cita rasa, kreatifitas dan ketelatenan (skill) maupun kombinasi warna dari
pelukis batik ini. Ketika semakin kecil, rumit dan detil gambar(warna) yang di hasilkan oleh
pelukis batik, dengan sendirinya akan semakin tinggi nilai seni dan nilai jual dari batik colet
ini(jangan heran kalau anda melihat harga sebuah karya batik dengan harga yang begitu
mencengangkan).

6. Bahan dan Alat Batik

a. Bahan Batik

Bahan-bahan yang diperlukan untuk membatik yaitu:


1) Mori

2) Malam

3) Napthol dan wantex yaitu pewarna yang digunakan untuk membatik. Warna yang sering
digunakan dalam membatik adalah biru, cokelat, merah, kuning, dan hitam.
b. Alat Batik

Alat-alat untuk membatik terdiri dari :

1) Gawangan

2) Canting

3) Wajan dan kompor minyak


7. Tahap Pembatikan

Sebelum pola batik diterapkan, kain yang akan dibatik dicuci terlebih dahulu dengan
sabun. Tujuannya untuk melepaskan zat kimia yang menempel pada kain, sehingga kain dapat
menyerap warna dengan baik. Kemudian disiapkan kompor dan wajan yang berisi malam. Kain
yang akan dibatik harus kering dan permukannya licin. Untuk mempermudah membatik, kain
tersebut digantung pada gawangan.

1. Membuat pola pada bahan dan desain.


2. Menggambar / melukis pola dengan menggunakan malam/lilin dan canting -
3. "Nyolet" adalah lukisan dengan kuas kanvas atau untuk kebutuhan tertentu warna di area
pola gambar. Hal ini dilakukan dengan mengikuti pola yang diambil oleh pensil.
4. Menutup bagian motif gambar dengan malam. Hal tersebut untuk menghindari
pencampuran warna untuk mewarnai berikutnya / ngerek.
5. Memberi warna pada bahan yang tidak tercakup oleh malam / lilin.
6. "Nglorod" yaitu menghilangkan malam /lilin dari bahan pada wadah dengan air panas,
perebusan dalam suhu yang tinggi.

Kain Batik tidaklah sama dengan kain untuk membuat kaos oblong. Dalam membuat batik,
tidak semua kain bisa digunakan dalam membuat batik. Hanya kain-kain tertentu yang
cocok digunakan untuk membuat batik.

1. Kain Mori (Cambrics)

Kain mori adalah kain tenun berwarna putih yang terbuat dari kapas. Ada dua jenis kain
mori yang sering dijadikan kain batik yaitu : kain mori yang telah mengalami proses
pemutihan (bleaching) dan kain mori yang belum diputihkan yang biasa disebut kain blacu.

Batik sebagian menggunakan bahan mori sebagai bahan utama yang mudah diproses.
Kualitas kain mori sangat tampak pada kehalusan tekstur kain, sehingga kain mori tersebut
selain dari cara membatik dari proses pembatikan juga akan mempengaruhi kualitas batik
yang dihasilkan.

Jenis-jenis kain mori ada 3 macam, yaitu:

Kain Mori Primissima


Kain mori primissima merupakan kain mori yang paling halus dan biasanya digunakan
untuk membuat batik tulis yang sangat halus.
Kain Mori Prima
Merupakan kain mori yang mempunyai kualitas kedua setelah mori primissima. Kain
mori ini biasanya juga digunakan untuk membuat batik tulis maupun batik cap.
Mori Biru
Kain mori ini merupakan golongan ketiga, yang biasa digunakan untuk membatik yang
bukan batik halus.

2. Kain Katun
Kain batik yang satu ini adalah kain yang umum digunakan untuk membuat batik.
Kain katun primisima lebih bagus dari katun prima, dan kain polisima paling bagus diantara
keduanya. Masing-masing katun tersebut ada beberapa tingkatan pula. Ada yang kasar dan tipis,
lebih halus dan tebal dan paling tebal serta halus. Semua tergantung dari campuran serat kapas
yang digunakan dalam pembuatan kain tersebut

3. Kain Sutera
Kain batik sutera terbuat dari serat kepompong ulat sutera. Sutera merupakan salah satu
bahan pakaian terindah di dunia. Sejak jaman dahulu, kain sutra telah digunakan untuk pakaian
yang istimewa. Saat mengenakan pakaian yang terbuat dari sutra, kita akan merasakan
kenyamanan dan kelembutan dari bahan sutra tersebut. Karena itu pakaian yang terbuat dari
sutra memiliki banyak keunggulan

PEWARNA KIMIA BATIK

1. Zat warna indigosol


Zat warna indigosol adalah jenis zat warna Bejana yang larut dalam air. Dalam pembatikan
zat warna indigosol dipakai secara celupan maupun coletan.
2. Zat warna napthol
Dalam pewarnaan batik zat warna ini digunakan untuk mendapatkan warna-warna tua/dop dan
hanya dipakai secara pencelupan.
3. Zat warna rapid
Zat warna ini adalah naphtol yang telah dicampur dengan garam diazodium

PEWARNA ALAMI

 Akar Harendong digunakan campuran dalam warna merah, daunnya sebagai


campuran dalam pemberian warna lembayung; dan buahnya memberi warna hitam
pada kain.
 Biji jelawe memberi warna hitam
 Buah Jambu mete digunakan untuk membuat tinta penandaan (marking ink) dan
untuk menghitamkan rambut.
 Buah manggis menghasilkan warna ungu
 Buah Pinang digunakan memberi warna katun dan wol menjadi coklat-merah atau
hitam.
 Buah rambutan yang masih muda menghasilkan warna kuning
 Bunga Kembangsepatu menjadikan makanan berwarna merah, dan dapat
menghitamkan sepatu dan alis.
 Bunga Kembangtelang memberi warna pada makanan, tikar dan kain menjadi hijau-
biru.
 Bunga Safflower memberi warna pada sutra, katun atau linen menjadi merah-kuning.
 Bunga srigading memberi warna kuning keemasan
 Bungatembelekan memberi warna kuning pada sutra dan daging ayam.
 Daging Buah Kelapa memberi warna hijau pada sutra.
 Daun gambir menghasilkan warna merah
 Daun indigo menghasilkan Warna biru
 Daun Jambubiji digunakan sebagai campuran dalam pemberian warna hitam pada
sutra, katun dan tikar.
 daun jambu mede menghasilkan warna kuning
 Daun jati memberi warna merah kecoklatan
 Daun Mangga memberikan warna kuning pada kain dan tikar.
 Daun pulutan memberi warna abu2
 Daun putri malu memberi warna kuning kehijauan
 Daun Suji digunakan mewarna makanan menjadi hijau.
 Daun tarum dapat menghasilkan warna biru
 Daun, kulit buah alpukat memberi warna hijau kecoklatan
 Kayu Angsana digunakan memberi warna merah pada katun, wol, kulit samak,
bambu dan kayu lain.
 Kayu mahoni memberi warna coklat
 Kayu Nangka memberi warna kuning pada katun dan sutra.
 Kulit akar dan daun Jati digunakan untuk mewarnai tikar menjadi coklat-kuning.
 Kulit buah kenari menghasilkan warna cokelat
 Kulit Buah Manggis memberi warna kain menjadi hitam-coklat, dan warna kuning
pada kain.
 Kulit jengkol menghasilkan warna cokelat
 kulit kayu secang menghasilkan warna merah
 Menteng memberi warna pada katun, kain linen, dan kotak cerutu menjadi merah-
kuning atau ungu.
 Mundu: memberi warna coklat pada kain dan tikar.
 Ranting pinus bisa didapatkan warna abu-abu
 Rimpang Kunyit memberi warna pada makanan, katun, dan kain sutra, tikar, dan
bagian-bagian kulit menjadi coklat-kuning.
 Sedar merah memberi warna merah atau hitam pada tikar.

TUMBUH-TUMBUHAN PENGHASIL WARNA ALAM

NO Nama Lokal Tanaman Bagian yang digunakan warna


1 Alpukat/avocado Daun, kulit buah Hijau kecoklatan
2 Andong Daun Hijau
3 Angsana Kayu Merah
4 Bawang merah/union Kulit buah Coklat
5 Belimbing sayur Bunga Merah
6 Bougenvile Bunga Merah muda
7 Bunga sepatu Bunga Ungu
8 Matoa Buah Merah
9 Combrang hias Bunga Hijau
10 Combrang sayur Bunga Merah muda
11 Gambir Getah coklat
Daun Merah
12 Harendong Akar Merah
Buah Hitam
Daun Lembayung
13 Indigo Daun Biru
14 Jalawe Benih/biji Hitam
15 Jambal Kulit batang Krem
16 Jambu biji Daun Hijau tua, hitam
17 Jambu mete Buah Hitam
Daun Kuning
22 Jati Daun muda Merah kecoklatan
Daun tua Kuning
Kulit Akar Cokelat
23 Jengkol Kulit Cokelat
24 Kakao Buah Cokelat
25 Katuk Daun Hijau
26 Kelapa Daging Buah Hijau
27 Kembang palu Serbuk sari Kuning /orange
28 Kembangsepatu Bunga Merah, Hitam
29 Kembangtelang Bunga Hijau, Biru
Daun Ungu
30 Kenari Kulit buah cokelat
31 Kenikir sayur Daun Kuning tua
32 Kepel Daun Coklat
33 Ketepang kebo Bunga, Daun Hijau kekuningan
34 Kibedali Bunga, daun Merah muda, abu-
abu, hijau
35 Kluwak Daging Buah hitam
36 Kunyit Akar/ rimpang Kuning
37 Kusumba Bibit benih Orange
38 Mahoni Batang, daun Coklat
39 Mangga Kulit batang, daun Hijau
Daun kuning
40 Manggis Buah Ungu
41 Mengkudu Kulit akar Merah
42 Nangka Kayu kuning
Batang Kuning
43 Pacar air Bunga, daun Kuning kehijauan
44 Pacarkuku/inai/henna Daun Orange
45 Pandan Daun hijau
46 Pinang Buah coklat-merah atau
hitam
47 Potromenggala Bunga, daun Hijau
48 Pulutan Daun Abu-abu
49 Puring Daun Ungu
50 Putri malu Bunga, daun Kuning kehijauan
51 Rambutan Buah kuning
52 Randu Daun Abu-abu
53 Rosella Kulit Bunga Merah
54 Sacang Batang Merah
55 Safflower Bunga merah-kuning
56 Sapu angin Bunga Merah muda/
ungu
57 Sari kuning Bunga kuning
58 Senggani Buah, daun Ungu
59 Srigading Bunga kuning keemasan
60 Suji Daun hijau
61 Tarum Daun biru
62 Tegeran Batang kuning
63 Teh-teh an merah Daun Ungu
64 Telang Bunga Biru keunguan
65 Tembelekan Bunga kuning
66 Tingi Kulit batang coklat
67 Tom, nila Daun biru
68 Trengguli Buah Krem
69 Ubi ungu untuk warna Buah ungu
70 Ulin/bulian Kayu Krem
daun abu-abu
Pameran Karya Seni Rupa
A. Pameran
Kegiatan pameran umumnya mempertemukan antara penjual dan pembeli yang
dimaksudkan untuk mempromosikan barang atau jasa yang dijual. Maksud dari
pameran dapat bertujuan uuntuk mempromosikan produk yang dijual oleh produsen
sebagai penjual kepada masyarakat sebagai konsumen. Bentuk-bentuk pameran dapat
dikategorikan sebagai berikut.
1. Berdasarkan tempat dan waktu pameran
a. Pameran permanen (tetap)
Bentuk pameran yang tidak terikat oleh lamanya waktu dan tidak pernah tutup seperti pada
art gallery dan museum.
b. Pameran rutin
Pameran yang selalu diadakan dalam waktu-waktu tertentu seperti pameran seni rupa
tahunan dan pameran di Taman Budaya Surakarta yang memuat budaya, sejarah, sosial,
dan agama.
c. Pameran insidental
Pameran yang diadakan dengan maksud dan tujuan tertentu yang tidak terikat oleh rutinitas
pelaksanaannya. Misal pameran menyambut kunjungan tamu, pameran akhir studi, dan
pameran peserta seminar.
2. Berdasarkan ragam karya yang dipamerkan
a. Pameran homogen
Penyelenggaraan pameran dengan menampilkan karya seni dari salah satu cabang seni
saja. Karya seni yang dipamerkan tersebut tidak tergantung dari jumlah peserta pameran
atau pemilik karya
b. Paemran heterogen
Penyelenggaraan pameran yang menampilkan bebrapa cabang seni rupa pada waktu dan
tempat, serta peristiwa yang sama.
3. Berdasarkan jumlah peserta pameran
a. Pameran tunggal
Pelaksanaan pameran yang menampilkan beberapa karya seorang seniman saja.
b. Pameran kelompok
Pelaksanaan pameran dengan menampilkan karya-karya dari beberapa orang (seniman)
dalam satu tempat.

B. Tujuan dan Fungsi Pameran


Pameran digunakan untuk menampilkan karya seni rupa. Adapun tujuan pameran adalah
sebagai berikut.
1. Sebagai sarana hiburan atau rekreasi bagi kelompok pecinta seni dan masyarakat
2. Wujud dari hasil praktik seni rupa. Hasil praktik berkarya seni rupa jika tidak ditunjukkan pada
masyarakat, maka akan menjadi pengisi ruang saja
3. Menuinjukkan dan mengembangkan bakat pelajar kepada masyarakat dan kemungkinan
mendapatkan penghasilan dari bidang seni.
4. Memotivasi pengunjung untuk mengambil langkah konkret yang bermanfaat dalam berkesenian.
5. Meningkatkan apresiasi seni pada generasi muda.
6. Memupuk rasa cinta terhadap kebudayaan daerah dan mengembangkan budaya nasional.

Adapun fungsi dari pameran adalah sebagai berikut.


1. Sarana apresiasi
Dengan melihat pameran semi maka akan muncul berbagai tanggapan berupa kritik, penilaian,
penghargaan, dan rangsangan seseorang untuk berbuat kreatif dalam berkarya seni dan berolah
seni.
2. Sarana pembelajaran
Pameran untuk menanamkan kesadaran akan nilai-nilai keindahan pada karya seni.
3. Sarana pencapaian prestasi
Pameran karya seni rupa meruakn ajang kompetisi dan prestasi, sehingga menimbulkan
pemikiran untuk menghasilkan karya yang lebih baik.
4. Sarana rekreasi dan hiburan
Melihat pameran akan menimbulkan rasa senang, sehingga dapat menimbulkan rasa jenuh dan
ketegangan, baik fisik maupun batin.

C. Merencanakan Pameran
Merancang sebuah pameran yang sistematis diperlukan dalam pelaksanaan pameran supaya
berjalan dengan lancar. Tahapan-tahapan yang digunakan untuk menyelenggarakan pameran seni rupa
adalah sebagai berikut.

1. Menentukan Tujuan Pameran


Langkah awal yang harus diperhatikan dalam menyusun program pameran adalah menetapkan terlebih
dahulu tujuan pameran tersebut. Penyelenggaraan pameran dapat saja bertujuan untuk menggalang
dana yang bersifat komersial, sosial atau kemanusiaan. Cobalah diskusikan dengan teman-teman kalian
tujuan penyelenggaraan yang paling tepat untuk kegiatan pameran dalam pekan seni akhir semester
atau tahun ajaran yang akan datang.

2. Menentukan Tema Pameran


Tema pameran kita tentukan setelah tujuan pameran dirumuskan. Penentuan tema berfungsi untuk
memperjelas tujuan yang akan dicapai, dengan adanya tema dapat memperjelas misi pameran yang
akan dilaksanakan. Setelah rumusan tujuan dan tema telah kita tetapkan, langkah berikutnya adalah
menyusun kepanitiaan pameran.

3. Menyusun Kepanitiaan Kegiatan Pameran


Untuk mendukung kelancaran penyelenggaraan pameran agar berjalan dengan lancar perlu dibuat
kepanitiaan dalam sebuah organisasi kepanitiaan pameran. Penyusunan struktur organisasi kepanitiaan
pameran disesuaikan dengan tingkat kebutuhan, situasi, dan kondisi. Umumnya struktur kepanitiaan
sebuah pameran terdiri dari panitian inti dan dibantu dengan seksi-seksi. Penyelenggaraan pameran
seni rupa akan berjalan lancar bila ada pembagian tugas kepanitian yang jelas. Hal ini dilakukan agar
masing-masing orang yang terlibat dalam kepanitiaan pameran memiliki rasa tanggung jawab dan
kebersamaan. Secara singkat, berikut ini pembagian tugas kepanitiaan dalam pameran seni rupa.
a. Ketua
Ketua panitia adalah pimpinan penyelenggaraan pameran yang bertanggungjawab terhadap
kelancaran pelaksanaan pameran. Ketua diharapkan dapat mencari jalan keluar untuk
menyelesaikan berbagai masalah yang timbul sejak perencanaan hingga pelaksanaan pameran.
Dalam menjalankan tugasnya, seorang ketua harus mampu berkomunikasi dan bekerja sama
dengan semua pihak, yang mendukung kegiatan pameran.
b. Wakil Ketua
Secara umum tugas sebagai wakil ketua adalah pendamping ketua, bertanggung jawab atas
kepengurusan berbagai hal dan memperlancar kegiatan seksi-seksi, juga mengganti ketua atau
melaksanakan tugas ketua, apabila ketua berhalangan. Seorang wakil ketua harus memiliki sikap
tegas, jujur, sabar, serta memiliki rasa tanggung jawab atas pekerjaan.

c. Sekretaris
Tugas pokok sekretaris dalam suatu kegiatan pameran atau suatu organisasi diantaranya adalah
menulis seluruh kegiatan panitia selama penyelenggaraan pameran. Pembuatan surat-surat
pemberitahuan kepada kepala sekolah, orang tua, kepada dinas terkait, apabila pergelaran tersebut
akan dilangsungkan di sekolah. Sedangkan apabila pameran tersebut akan diselenggarakan di luar
sekolah, perlu ada surat izin dan dan pemberitahuan kepada instansi pemerintah yang
berwewenang.
Tugas sekretaris lainnya adalah mengarsipkan surat-surat penting tersebut dan menyusunnya
sesuai tanggal, waktu pengeluaran surat-surat tersebut secara cermat dan teratur. Selain itu,
bersama ketua, membuat laporan kegiatan sebelum, sedang dan sesudah pergelaran berlangsung.

d. Bendahara
Seorang bendahara bertanggung jawab secara penuh tentang penggunaan, penyimpanan, dan
penerimaan uang dana yang masuk sebagai biaya penyelenggaraan pameran. Bendahara harus
juga dapat menyusun laporan pertanggungjawaban atas penggunaan dan pengelolaan keuangan
selama pameran berlangsung. Untuk itu bendahara memang harus betul-betul mereka yang
memiliki sikap yang jujur, teliti, cermat, sabar, tidak boros, dan tidak lepas rasa tanggung jawab
terhadap seluruh tugas yang dilaksanakannya.

e. Seksi Kesekretariatan
Seksi ini bertugas membantu sekretaris dalam pembuatan dokumen tertulis seperti surat-menyurat,
penyusunan proposal kegiatan, dan mencatat segala sesuatu yang terjadi hingga pameran selesai.

Selain susunan panitia inti di atas, seksi-seksi pun dibentuk sebagai penunjang pelaksanaan
pameran, di antaranya:

f. Seksi Usaha
Seksi ini berkewajiban membantu Ketua dalam pencarian dana atau sumbangan dari berbagai
pihak, untuk menutupi biaya pameran. Beberapa usaha untuk memperoleh dana, misalnya dari
iuran peserta pameran, sumbangan dari siswa secara kolektif, sumbangan dari donatur atau para
simpatisan terhadap diselenggarakannya pameran, baik berupa uang atau barang yang sangat
diperlukan dalam penyelenggraan kegiatan tersebut.

g. Seksi Publikasi dan Dokumentasi


Seksi publikasi bertugas sebagai juru penerang kepada umum melalui berbagai media, seperti
dengan surat-surat pemberitahuan, spanduk kegiatan, pembuatan poster pameran, katalog,
undangan, dan sebagainya. Apabila dalam masalah pemberitahun tersebut ternyata memerlukan
surat-surat izin dapat berhubungan dengan sekertaris penyelenggaraan pameran.

Seksi publikasi juga bertugas untuk membuat laporan dokumentasi pameran, dengan jalan
mengumpulkan hasil pemotretan tentang kegiatan dari awal sampai selesai (berakhir), dokumentasi
pameran ini sangat penting sebagai tolok ukur dan wawasan di masa mendatang.

h. Seksi Dekorasi dan Penataan Ruang


Seksi Dekorasi dan Penataan Ruang pameran bertugas mengatur tata ruang pameran. Seksi ini
selain bertugas untuk menghias ruang pameran juga bertugas mengatur denah dan penempatan
karya yang dipamerkan. Dalam penataan ruang pameran Seksi Dekorasi dan Penataan Ruang
pameran perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Pengaturan benda-benda yang dipajang tergantung di dinding ruangan berupa lukisan, jangan
sampai dicampur atau satu tempat dengan benda-benda seni kerajinan lainnya yang dipajang di
atas meja pameran, bila mungkin disediakan ruangan gelar yang terpisah.
- Penataan benda-benda untuk mengarahkan pengunjung agar dapat berkonsentrasi waktu
menonton dan melihat berbagai barang (karya) yang dipamerkan.
- Pemberian hiasan dekorasi ruangan diharapkan tidak berlebihan sehingga mengganggu
penikmatan karya yang dipamerkan.
- Pengaturan jalan masuk dalam ruang pameran sesuai dengan keinginan karya mana yang
diharapkan dilihat pertama kali dan karya mana yang diharapkan dilihat terakhir kali.
- Penyertaan musik dan lagu sebagai pengantar dan pengisi suasana pameran bertujuan untuk
membantu pengunjung pameran menikmati karya yang dipamerkan.
- Penyertaan musik pengiring yang berlebihan dapat mengganggu pengunjung pameran
sehingga tujuan apresiasi karya dapat tidak tercapai.

i. Seksi Stand
Seksi stand atau petugas stand adalah penjaga pameran yang bertugas menjaga kelancaran
pameran, mengatur (mengarahkan) pengunjung mulai dari masuk sampai ke luar dari ruang
pameran. Petugas penjaga stand diharapkan melayani para pengunjung secara ramah dan sopan
membantu memberikan informasi tentang karya-karya yang dipamerkan.

j.Seksi Pengumpulan dan Seleksi Karya


Karya yang akan dipamerkan dikumpulkan dan dipilih, dikategorikan sesuai dengan tema pameran
yang ditentukan. Seksi pengumpulan dan seleksi karya bertugas melakukan pencataan dan
pendataan karya (nama seniman, judul, tahun pembuatan, kelas, harga, dll) serta melakukan
pemilihan karya yang akan dipamerkan.

k. Seksi Perlengkapan
Seksi Perlengkapan memiliki tugas untuk mengatur berbagai perlengkapan (alat dan fasilitas lain)
yang digunakan dalam penyelenggaraan pameran. Seksi ini bekerjasama dengan seksi dekorasi
dan penataan ruang mempersiapkan tempat penyelenggaraan pameran serta berkordinasi secara
khusus dengan seksi pengumpulan dan seleksi karya dalam pengumpulan dan pemilihan karya.

l. Seksi Keamanan
Tugas seksi keamanan dinataranya menjaga ketertiban dan keamanan lokasi pameran khususnya
kemanan karya-karya yang dipamerkan.

m. Seksi Konsumsi
Saat pembukaan pameran umumnya disediakan kudapan atau hidangan bagi tamu undangan.
Seksi Konsumsi bertugas menyediakan dan mengatur konsumsi ketika pembukaan pameran
tersebut. Seksi konsumsi juga bertanggung jawab menyediakan dan mengatur konsumsi dalam
kegiatan kepanitian pameran.

4. Menentukan Waktu dan Tempat Kegiatan Pameran


Penentuan waktu pameran yang diselenggarakan bersamaan dengan pekan seni di sekolah
biasanya dilakukan saat tidak ada kegiatan pembelajaran di kelas seperti pada akhir semester atau
tahun ajaran menjelang hingga saat pembagian raport. Hal ini dimaksudkan agar penyelenggaraan
pameran tidak mengganggu kegiatan belajar dan dapat diikuti serta disaksikan oleh segenap warga
sekolah. Penentuan tempat pameran disesuaikan dengan kondisi sekolah dan ukuran, jumlah serta
karakteristik karya yang akan dipamerkan, apakah akan dilakukan di kelas, di aula, gedung serba guna,
di halaman sekolah atau tempat lain di luar sekolah.

5. Menyusun Agenda Kegiatan Kegiatan Pameran


Penyusuan agenda kegiatan dimaksudkan untuk memberikan kejelasan waktu pelaksanaan
kepada semua fihak yang berkaitan dengan proses penyelenggaraan pameran. Agenda kegiatan
disusun dalam sebuah tabel dengan mencantumkan komponen jenis kegiatan dan waktu (biasanya
dalam bulan, minggu dan tanggal).

6. Menyusun Proposal Kegiatan Kegiatan Pameran


Penyusunan proposal kegiatan sangat bermanfaat dalam kegiatan persiapan pameran. Proposal
kegiatan dapat digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pameran. Selain itu, proposal ini
juga dapat digunakan untuk mencari dana dari berbagai pihak (sponsorship) untuk membantu
kelancaran penyelenggaraan pameran. Secara umum sistematika isi proposal biasanya mencakup: latar
belakang, tema, nama kegiatan, landasan/dasar penyelenggaraan, tujuan kegiatan, susunan panitia,
anggaran biaya, jadwal kegiatan, ketentuan sponsorship, dan lain-lain.
Setelah mempelajari tentang perencanaan pameran, cobalah untuk menyusun
kepanitian pameran seni rupa yang akan diselenggarakan bersamaan dengan pementasan
karya seni lainnya dalam kegiatan pekan seni sekolah di akhir semster atau akhir tahun
ajaran sebelum libur sekolah.

Contoh Denah Ruang Pameran

Anda mungkin juga menyukai