Anda di halaman 1dari 15

SENI RUPA

A. Definisi
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa
ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah
konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan
estetika.
B. Tujuan dan Fungsi Seni Rupa
Seni Rupa suatu keindahan visualisasi baik secara garis, bidang, volume, warna serta
tekstur, tujuan dari seni rupa ini sendiri merupakan pengungkapan gagasan, ide,
keindahan dengan suatu tujuan yang tersirat pada sebuah media tertentu. Baik dari jaman
ke jaman maka tujuan dari seni rupa pun mempunyai perubahan.
Seni rupa prasejarah memiliki tujuan primer yaitu mengacu pada religi pemubuatan
arca-arca untuk sesembahan animisme dan dinamisme. Seni rupa modern memiliki
tujuan pengaplikasian atau penunjukan eksistesi si pencipta karya seni untuk
menampilkan seninya untuk sebuah penilaian. Seni rupa kontemporer tidak jauh dari seni
rupa yang menunjukan karya yang secara tematik yaitu seni yang melawan tradisi barat.
1. Fungsi Individu
a. Fungsi pemenuhan kebutuhan fisik
Pada dasarnya, manusia adalah makhluk homofaber yang memiliki kecakapan
untuk apresiasi pada keindahan dan pemakaian benda-benda. Seni terapan
memang mengacu kepada pemuasan kebutuhan fisik sehingga dari segi
kenyamanan menjadi hal yang penting. Sebagai contoh seni bangunan, seni
furniture, seni pakaian/textile, seni kerajinan, dan lain sebagainya.
b. Fungsi pemenuhan kebutuhan emosional
Setiap orang memiliki sifat yang berbeda-beda dengan manusia lain.
Pengalaman dari setiap orang sangatlahberbedauntuk mempengaruhisisi
emosional atau perasaannya. Contohnya perasaan sedih, gembira, letif-lelah,
kasihan, cinta, benci, dll. Manusia mampu merasakan semua itu karena di dirinya
terdapat dorongan emosional karena merupakan situasi kejiwaan pada setiap
manusia normal. Untuk memenuhi kebutuhan emosional manusia memerlukan
dorongan dari luar dirinya yang sifatnya menyenangkan, memuaskan kebutuhan
batinnya. Contohnya mengalami keletihan sehingga membutuhkan rekreasi
seperti teater, menonton biskop, konsert, pameran seni dan lain sebagainya.
2. Fungsi Sosial
a. Fungsi sosial seni di bidang rekreasi
Banyak aktivitas seseorang membuat mereka merasakan kejenuhan sehingga
orang tersebut memerlukan penyebaran seperti berlipur ke tempat rekreasi objek
wisata (rekreasi alam). dan Seni rupa juga sebagai benda rekreasi seperti seni
teater, pameran lukisan, pagelaran musik, dan pameran bonsai. Arti seni benda

rekreasi adalah seni yang menciptakan kondisi bersifat penyebaran dan


pembaharuan kondisi yang telah ada.
b. Fungsi sosial seni di bidang komunikasi
Setiap manusia pasti berkomunikasi dengan bahasa karena merupakan sarana
komunikasi paling efektif dapat dengan mudah dimengerti. Namun bahasa
memiliki keterbatasan karena tidak semua bahasa dapat dimengerti seluruh orang
didunia ini karena bahasa setiap negara berbeda-beda, maka dari itu dibutuhkan
bahasa universal yang digunakan untuk berkomunikasi di seluruh dunia ini.
Berdasarkan pernyataan tersebut, seni diyakini dapat berperan sebagai bahasa
universal. seperti affandi yang berkomunikasi ke seluruh dunia dengan
lukisannya, Shakespare berkomunikasi dengan puisi-puisinya. Berdasarkan dari
contoh nyata tersebut, seni dapat menembus batasan-batasan verbal, maupun
perbedaan lahiriah setiap orang.
c. Fungsi sosial seni di bidang pendidikan
Dalam arti luas, pendidikan adalah suatu kondisi yang bertransformasi yang
mengakitkan kondisi tertentu menjadi lebih maju. Seni dapat memberikan
pendidikan karena dari setiap pertunjukan seni terdapat makna yang
disampaikan. Seni bermanfaat untuk membimbing dan mendidik mental dan
tingkahlaku seseorang berubah menjadi kondisi yang lebih maju dari sebelumnya.
Dari ha ini, bahwa seni menumbuhkan pengalaman estetika dan etika.
d. Fungsi sosial seni di bidang rohani
Menurut Kar Barth bahwa keindahan bersumber dari Tuhan. Agama
merupakan salah satu sumber insiperasi seni yang berfungsi untuk kepentingan
keagamaan. Pengalaman-pengalaman religi menggambarkan bentuk nilai
estetika.
C. Jenis-jenis Seni Rupa
1. Seni Rupa Berdasarkan Wujudnya
a. Karya seni rupa dua dimensi (dwimatra)
Karya seni rupa dua dimensi, yaitu karya seni rupa yang mempunyai ukuran
panjang dan lebar dan hanya bisa dilihat dari satu arah. Misalnya, wayang kulit,
tenun, dan batik. gambar, lukisan, ilustrasi, mural(lukisan dinding), grafis,
mozaik, batik, fotografi, desain.
b. Karya seni rupa tiga dimensi (trimatra)
Karya seni rupa tiga dimensi, yaitu karya seni rupa yang dapat dilihat dari
segala arah dan memiliki volume (ruang). Misalnya, rumah adat, senjata
tradisional seperti rencong dan pedang, serta patung.

2. Seni Rupa berdasarkan Massanya


a. Seni rupa tradisional

Seni rupa tradisional adalah seni rupa yang dibuat dengan pola, aturan, atau
pakem tertentu sebagai pedoman dalam berkarya seni dan dibuat berulang-ulang
tanpa merubah bentuk aslinya. Aturan-aturan umum terkait dengan penciptaan
bentuk, ola, corak, penggunaan warna, bahan dan ukuran, Aspek-aspek berkarya
seni seni rupa tradisional misalnya masih dipertahankan secara turun-temurun,
dari generasi ke generasi sampai sekarang. Sehingga seni rupa bersifat statis,
sejak dulu hingga sekarang bentuk dan coraknya tidak mengalami perubahan.
b. Seni rupa moedrn
Seni rupa modern adalah karya seni yang ditandai dengan munculnya
kreativitas untuk mencitakan hal yang baru yang belum pernah ada sebelumnya.
Unsur kebaharuan menjadi sangat penting dan harus ada untuk memberikan karya
seni rupa modern yang mengutamakan aspek kreativitas dalam berkarya sehingga
tercipta suatu karya yang baru. Sehingga seni rupa modern bersifat lebih
individualis. Contoh seni rupa modern berupa lukisan, grafis, patung dan kriya.
c. Seni rupa kontemporer
Seni rupa kontemporer adalah karya seni yang pemunculannya dipengaruhi
oleh waktu dimana karya seni tersebut diciptakan. Seni rupa kontemporer bersifat
kekinian dan temporer yang diangkat dari seni rupa kontemporer mengenai
situasi dan kondisi saat karya tersebut diciptakan yang biasa untuk ekspresi
pribadi seniman dan mengungkapkan daya fantasi, imajinasi, maupun dengan
cita-cita harapan yang dikaitkan mengenai situasi dan kondisi kapan karya
tersebut diciptakan.
3. Seni Rupa Berdasarkan Fungsinya
a. Seni rupa murni (fine art)
Seni rupa murni yaitu karya seni yang hanya untuk dinikmati nilai
keindahannya saja. Karya seni ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan batiniah.
Seni rupa murni banyak ditemukan pada cabang seni grafika, seni lukis, dan seni
patung.
b. Seni rupa terapan (applied art)
Seni rupa terapan yaitu seni rupa yang memiliki nilai kegunaan (fungsional)
sekaligus memiliki nilai seni. Karya seni ini bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan praktis atau memenuhi kebutuhan seharihari secara materi, misalnya
furnitur, tekstil, dan keramik.
D. Unsur-unsur Pembentuk Seni Rupa
Seni rupa dibangun dari beberapa unsur yang saling membentuk suatu kesatuan padu
sehingga dapat dinikmati secara utuh. Unsur-unsur seni rupa merupakan unsur yang
digunakan untukmewujudkan sebuah karya seni rupa. Unsur-unsur seni rupa yaitu
sebagai berikut.
1. Titik, adalah unsur seni rupa yang paling dasar yang melahirkan suatu wujud dari
ide-ide atau gagasan yang melahirkan garis, bentuk, atau bidang. Teknik lukisan yang

menggunakan kombinasi dari berbagai variasi ukuran dan warna titik dikenal dengan
sebutan Pointilisme.
2. Garis, adalah unsur seni rupa sebagai hasil dari penggambungan unsur titik.
Berdasarkan jenisnya, garis dibedakan dari garis lurus, panjang, lengkung, pendek,
vertikal, horizontal, diagonal, berombak, patah-patah, siral, putus-putus dan lain-lain.
Macam-macam garis tersebut akan menimbulkan kesan-kesan tertentu seperti garis
lurus berkesan tegak dan keras, garis patah-patah terkesan kaku, garis lengkung
berkesan lembut dan lentur, dan garis spiral berkesan lentur.
Selain itu, garis juga memberikan kesan watak sehingga dapat digunakan sebagai
perlambaan misalnya:
a. Garis tegak melambangkan keagungan, kestabilan.
b. Garis halus, melengkung-melengkung berirama mengesankan kelembutan
kewanitaan.
c. Garis miring, melambangkan akan kegoncangan, gerak, tidak stabil.
d. Garis tegas, kuat, terpatah-patah mengesankan atau melangmbangkan kekuasaan

Sedangkan, berdasarkan wujud garisnya yaitu sebagai berikut:


Garis nyata, ialah garis yang dihasilkan dari coretan atau goresan lengkung
Garis semu, yaitu garis yang muncul karena terdapat kesan balance pada bidang,
warna atau ruang.

3. Bidang, adalah pengembangan garis yang membatasi suatu bentuk sehingga dapat
membentuk bidang yang melingkupi dari beberapa sisi. Bidang memiliki sisi
panjang, dan lebar dengan memiliki ukuran.
4. Bentuk, adalah unsur seni rupa dari gabungan berbagai bidang. Bentuk
dikelompokkan dalam 2 macam yaitu sebagai berikut:
a. Bentuk Geografis, ialah bentuk yang terdapat ilmu ukur seperti.
Bentuk kubistis, contohnya kubus dan balok.
Bentuk silindris, contohnya tabung, bola, dan kerucut.
b. Bentuk Nongeometris, adalah bentuk yang meniru bentuk alam, seperti hewan,
manusia dan tumbuhan.
5. Ruang, adalah unsur seni rupa dengan dua sifat. Dalam seni rupa dua dimensi, ruang
besifat semu sedangkan dalam seni rupa tiga dimensi, ruang bersifat nyata. Ruang
juga digolongkan menjadi dua yaitu Ruang dalam bentuk nyata, seperti ruangan
kamar, ruangan patung. Ruangan dalam bentuk khayalan (ilusi) seperti ruangan yang
terkesan dari lukisan.

6. Warna, adalah unsur seni rupa yang menimbulkan kesan dari pantulan cahaya pada
mata.
a. Teori Warna
1. Teori Warna Newton

Sir Isaac Newton mengemukakan teorinya berdasarkan percobaannya


tentang warna. Warna-warna itu menurut Newton berasal dari cahaya
matahari yang diuraikan melaui prisma kaca. Hasilnya yaitu warna merah,
jignga, kuning, hijau, biru, dan ungu. Dari keenam cahaya warna tersebut,
yang disebut cahaya pratama/primer adalah warna merah, kuning, dan biru.
Dari campuran cahaya warna pratama akan dihasilkan warna dwitia atau
sekunder. Misalnya, cahaya merah ditambah cahaya kuning menghasilkan
cahaya warna hijau. Sedangkan warna merah, kuning, dan biru apabila disorot
pada satu tempat akan menghasilkan cahaya putih. Teori warna dari Newton
ini cocok digunakan untuk perfilman, televisi, maupun fotografi.
2. Teori Warna Brewster

Teori ini lebih cocok untuk berkarya seni rupa, karena warnanya tidak
berasal dari cahaya, tetapi dari pigmen warna yang dicampur dengan bahan
pengikat.
Brewster membagi warna menjadi tiga kelompok:
a. Warna pratama/ warna primer, yang meliputi:
Merah, kuning, dan biru
Warna pratama tidak berasal dari warna apapun
b. Warna dwitia atau warna sekunder merupakan hasil campuran dari dua
warna pratama dengan perbandingan 1:1
Merah + kuning
= jingga
Merah + biru
= ungu
Biru + kuning
= hijau
c. Warna tritia atau warna tertier; merupakan pencampuran warna pratama
dengan warna dwitia atau warna dwitia dengan warna dwitia dengan
perbandingan 1:1
Kuning + hijau
= kuning kehijauan
Biru + hijau
= biru kehijauan
Biru + ungu
= ungu kebiruan
Ungu + merah
= ungu kemerahan
Jingga + merah
= jingga kemerahan
Jingga + kuning
= jingga kekuningan
3. Teori Warna Munsell
Munsell menemukan beraneka warna bukan saja dari campuran antara
warna dasar, tetapi juga antara warna dasar dengan warna putih dan hitam.

Dengan teori warna yang ditemukan oleh Munsell ini, variasi warna dalam
karya seni menjadi lebih banyak lagi.
Berikut pembagian warna berdasarkan teori Munsell:
a. Hues
Hues utama adalah semacam warna dasar dalam teori Munsell, yaitu:
merah, kuning, hijau, biru, dan ungu.
Hues antara adalah warna di antara warna-warna dasar:
- Antara kuning dan hijau
- Antara merah dan kuning
- Antara hijau dan biru
- Antara biru dan ungu
- Antara ungu dan merah
b. Value
Value menurut Munsell adalah gejala cahaya warna yang menunjukkan
tingkat pancaran warna ke arah putih atau hitam.
c. Chroma
Merupakan gejala kekuatan pancaran intensitas yang menunjukkan tingkat
kecerahan warna.
b. Komposisi Warna
Warna Analogus, adalah deretan warna yang letaknya berdampingan dalam
satu lingkaran warna atau berdekatan, seperti deretan warna hijau ke warna
kuning.
Warna Komplementer, adalah warna yang kontras dan letaknya bersebrangan
yang dibentuk dalam satu lingkaran warna, misalnya warna merah dengan
hijau, warna kuning dengan warna ungu.
Warna Heraldic, ialah kombinasi/penjajaran warna sesuai dengan yang ada di
alam.
Warna Triadic, adalah kombinasi dari tiga warna yang letaknya membentuk
sudut segitiga sama sisi pada lingkaran warna Oswald/Ives.
7. Tekstur, adalah sifat dan keadaan suatu permukaan bidang atau permukaan benda
pada sebuah karya seni rupa. Setiap benda memiliki sifat permukaan yang berbeda.
Tekstur dapat dibedakan menjadi tekstur nyata dan tekstur semu. Tekstur nyata
adalah nilai raba yang sama antara penglihatan dan rabaan. Sedangkan teksur semu
adalah kesan yang tidak sama antara penglihatan dan perabaan.
8. Gelap Terang, adalah unsur yang bergantung dari intensitas cahaya. Semakin besar
intensitassuatu cahaya maka semakin terang, sedangkan semakin kecil intensitas
cahaya, maka akan semakin gelap. Dalam karya seni rupa dua dimensi, unsur gelap
terang dibuat menurut gradiensi dan pemilihan warna yang ada.
E. Teknik Pembuatan Karya Seni Rupa
1. Seni Rupa Dua Dimensi
a. Teknik pointillis

Teknik pointilis adalah cara atau teknik menggambar atau melukis dengan
menggunakan titik-titik hingga membentuk suatu objek.

b. Teknik dussel
Teknik dussel adalah teknik menggambar dengan caa menggosok sehingga
menimbulkan kesan gelap-terang atau tebal-tipis. Alat yang bisa digunakan,
antara lain pensil, krayon, dan konte.

c. Teknik siluet
Teknik siluet adalah teknik menutup objek gambar dengan menggunakan satu
warna sehingga menimbulkan kesan balok.

d. Teknik arsir
Teknik asir dibuat dengan cara menggoreskan pensil, spidol, tinta, atau alat lain
berupa garis-garis berulang yang membuat kesan gelap-terang, gradasi, atau
kesan dimensi.

e. Teknik aquarel

Teknik aquarel dapat menggunakan bahan dengan campuran air di kertas, kain,
atau bidang lain. Bila menggunakan bidang gambar berupa kertas maka dapat
menggunakan cat air, cat poster, atau tinta bak.

2. Seni Rupa Tiga Dimensi


a. Teknik pahat
Yaitu Mengurangi bahan menggunakan alat pahat. misalnya membuat patung dan
telief dengan bahan dasar kayu dan batu.

b. Teknik butsir
Yaitu membentuk benda dengan mengurangi dan
misalnya,mebuat keramik dengan bahan dasar tanah liat.

menambah

bahan.

c. Teknik cor
Yaitu membuat karya seni dengan membuat alat cetakan kemudian dituangkan
adinan berupa semen, gips, dan sebagainya sehingga menghasilkan bentu yang
diinginkan. misalnya, membuat patung.

d. Teknik las
Yaitu membuat karya seni dengan cara mengunakan bahan satu ke bahan lain
untuk mendapatkan bentuk tertentu. misalnya, membuat patung kontemporer
dengan bahan dasar logam.

e. Teknik cetak
Yaitu membuat karya seni dengan cara membuat cetakan terlebih dahulu.
misalnya, membuat keramik dan patung dengan bahan dasar tanah liat dan
semen.

F. Aliran dalam Seni Rupa


1. Aliran Naturalisme
Naturalisme adalah aliran seni rupa yang berusaha melukiskan sebuah objek
yang sama persis dengan keadaan alam. Ciri aliran seni yang satu ini adalah
wujudnya yang sama persis dengan sesuatu yang dilihat oleh mata kita. Proporsi,
perspektif, keseimbangan, pewarnaan, dan prinsip-prinsip seni rupa lainnya
tergambar dengan tepat sesuai pemandangan sebenarnya. Beberapa tokoh seni rupa
yang mengikuti aliran ini antara lain Basuki Abdullah, Gambir Anom, Raden Saleh,
Abdullah Sudrio Subroto, William Hogart, dan Frans Hall.

2. Aliran Realisme
Realisme adalah aliran seni rupa yang menggambarkan keadaan nyata yang
benar-benar ada. Ciri aliran seni yang satu ini adalah lebih ditekankannya suasana
dibanding objek dari kenyataan tersebut. Beberapa seniman atau tokoh yang memilih
aliran seni ini antara lain Fransisco de Goya, Gustove Corbert, dan Honore Daumier.

3. Aliran Romantisme
Romantisme adalah aliran seni rupa yang lebih menampilkan nilai-nilai
fantastis, indah, irasional, dan absurd. Umumnya menceritakan kisah-kisah romantis
atau dramatis. Beberapa ciri karya seni yang menganut aliran romantisme antara lain
permainan warna yang lebih meriah, objek lebih sedikit, adanya objek pria gagah
atau wanita yang lembut. Tokoh atau seniman yang menganut aliran ini antara lain
Raden Saleh, Theobore, dan Gerriwult.

4. Aliran Ekspresionisme
Ekspresionisme adalah aliran seni rupa yang lebih mengutamakan curahan
batin pembuatnya secara bebas, baik dari dalam batin, imajinasi maupun
perasaannya. Objek-objek yang dilukiskan dalam aliran ini biasanya memiliki nuansa
kekerasan, kengerian, kemiskinan, kesedihan, dan tingkah manusia. Adapun beberapa
tokoh yang menganut aliran ini antara lain Popo Iskandar, Paul Gaugiuin, Vincent
Van Gogh, Ernast Ludwig, Emile Nolde, Karl Schmidt, JJ. Kandinsky, Affandi, Zaini
dan Paul Klee.

5. Aliran Impresionisme
Impresionisme adalah aliran seni rupa yang lebih mengutamakan kesan
selintas pada suatu obyek yang ditunjukan atau dilukiskan. Ciri aliran seni rupa ini
yang paling menonjol adalah objek yang digambarkan tidak mendetik atau agak
kabur. Beberapa seniman yang menganut aliran impreionisme antara lain Casmile

Pissaro, Claude Monet, Aguste Renoir, SIsley, Kusnadi, Solichin, Edward Degas,
Mary Cassat, dan Afandi.

6. Aliran Kubisme
Kubisme adalah aliran seni rupa yang cenderung menunjukan usaha abstraksi
objek ke dalam bentuk geometri tertentu untuk mendapatkan sensasi dan nilai seni.
Corak yang menjadi ciri utama aliran ini adalah adanya gambaran yang bentuknya
menyerupai bidang-bidang seperti segiempat, segitiga, silinder, lingkaran, bola,
kubus, kerucut, dan kotak-kotak. Tokoh-tokoh yang memilih aliran musik ini
misalnya Pablo Picasso, Gezanne, Metzinger, Albert Glazes, Braque, Fernand Leger,
Francis Picabia, Robert Delaunay, dan Juan Gris.

7. Aliran Fauvisme
Fauvisme adalah sebuah aliran seni rupa yang muncul sekitar abad XX
Masehi. Pelukis-pelukis muda yang lahir di masa itu menghasilkan karya dengan ciri
warna yang liar, beberapa tokoh dalam aliran ini antara lain Andre Dirrain, Henry
Matisse, Rauol Dufi, Maurice de Vlamink, dan Kess Van Dongen.

8. Aliran Dadaisme
Dadaisme adalah aliran seni rupa yang justru dianggap antiseni dan
antiperasaan karena lebih merefleksi kekerasan dan kekasaran. Prinsip seni rupa dan

ciri-ciri karya yang menggunakan aliran ini antara lain tergambarnya sifat dan
karakter aneh dari suatu objek misalnya lukisan Ratu Monalisa yang diberi kumis,
WC aneh diberi judul dan dipamerkan. Adapun beberapa tokoh yang menggunakan
aliran seni rupa satu ini diantaranya Max Ernst, Juan Gross, Marcel Duchamp, Hans
Arp, dan Picabia.

9. Aliran Futurisme
Futurisme adalah aliran seni rupa yang menggambarkan keindahan dan
menjadi aliran pendobrak Kubisme yang dibilang statis. Objek dalam aliran ini
memiliki ciri yang cenderung lebih mengabadikan gerak, misalnya lukisan kucing
yang berkaki > 4. Adapun beberapa tokoh seni dunia yang menggunakan aliran ini
misalnya Severini, Boccioni, Umberto, Carlo Cara, Gioccomo Ballad, dan Ruigi
Russalo.

10. Aliran Surealisme


Surealisme adalah aliran seni rupa yang ditujukan untuk menggambarkan
objek yang sering dijumpai dalam mimpi. Ciri objek dalam aliran ini adalah
keanehan dan kontrol di bawah sadar dari bentuk objek tersebut. Beberapa tokoh
dalam aliran ini antara lain Salvador Dali darl Andre Masson. Joan Miro, Sudiardjo,
dan Amang Rahman.

11. Aliran Konstruksivisme


Aliran konstruktivisme lahir pertama kali di Rusia tahun 1915. Beberapa
tokoh yang berperan dalam aliran seni rupa satu ini adalah Laszlo Moholy-nagy,
Victor Pasmore, Liubov Popova, Oskar Schlemmer, dan Naum Gabo.

12. Aliran Post-Modern atau Kontemporer


Post modern adalah aliran seni rupa yang tidak terikat oleh pakem dan
berkembang sesuai zaman. Aliran ini merefleksikan situasi dan waktu secara tematik.
Adapun beberapa ciri objek yang ditunjukan dalam aliran ini antara lain dinamis,
mengutamakan kebebasan ekspresi, dan mencolok. Beberapa tokoh seni rupa
Indonesia yang menggunakan aliran ini antara lain Sprinka, Jim Nyoman Nuarta,
Supankat, dan Angelina P.

13. Aliran Popular Art atau Pop Art


Popular art adalah aliran seni yang muncul akibat kejenuhan pada seni tanpa
objek. Aliran ini mengingatkan kita pada keadaan lingkungan sekitar yang telah lama
dilupakan. Objek dalam lukisan yang menampilkan aliran ini umumnya
menampilkan sindiran, karikatur, atau humor. Beberapa tokoh yang dalam aliran pop
art antara lain George Segal, Tom Wasselman, Claes Oldenburg, Yoseph Benys, dan
Cristo.

14. Aliran Abstraksionisme


Abstraksionime adalah aliran seni rupa yang berkembang untuk melepaskan
diri dari asosiasis atau sensasi-sensasi figuratif suatu obyek. Ada 2 jenis aliran

abstaksionisme, yaitu aliran abstrak kubistis yang mengungkapkan bentuk geometri


murni, dan aliran abstrak nonfiguratif yang mengungkapkan perasaan melalui garis
dan warna. Tokoh aliran ini antara lain Wassily kadinsky dan Naum Goba.

15. Aliran Neo-Klasik


Neo klasik adalah aliran seni rupa yang muncul setelah pecahnya revolusi
Perancis. Objek dalam aliran ini bersifat rasional, obyektif, dan klasik. Adapun
beberapa ciri-ciri lainnya antara lain objek lukisan terikat pada norma intelektual
akademis, bentuknya selalu seimbang, Batasan-batasan warna bersih dan statis,
hiperbolis, raut wajah tenang dan terkesan agung, serta mengandung cerita
lingkungan istana. Adapun tokoh dalam aliran Neo-Klasik ini adalah Jean August
Dominique Ingres.

G. Denah
Denah adalah tampak atas bangunan yang terpotong secara horizontal setinggi 1m
dari ketinggian 0.00 sebuah bangunan dengan bagian atas bangunan
dibuang/dihilangkan.
Fungsi denah antara lain untuk menunjukkan:
- fungsi ruang
- susunan ruang
- sirkulasi ruang
- dimensi ruang
- letak pintu dan bukaan
- isi ruang

fungsi utilitas ruang (air, listrik, AC, dll.) pada denah-denah tertentu

Anda mungkin juga menyukai